Anda di halaman 1dari 3

KERAJAAN PAJAJARAN

1.Sejarah Kerajaan Pajajaran


Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu di Jawa Barat. Kerajaan yang berpusat
di Pakuan (Bogor sekarang) ini juga sering disebut dengan Negeri Sunda, Pasundan, atau Pakuan
Pajajaran.Zaman Pajajaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang
bergelar Sri Baduga Maharaja yang memerintah selama 39 tahun. Menurut Prasasti
Sanghyang Tapak, Kerajaan Pajajaran didirikan oleh Sri Jayabhupati. Kerajaan Pajajaran berdiri
pada tahun 923 M dan runtuh pada 1597 M setelah diserang oleh Kesultanan Banten.

Sejak pemerintahan Ratu Nilakendra, Kerajaan Pajajaran mulai mengalami


kemunduran. Raga Mulya kemudian menjadi raja terakhir yang berkedudukan di
Pandeglang
Pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1482-1521 M), kerajaan ini
berhasil mencapai puncak keemasannya. Jejak Kerajaan Pajajaran dapat diketahui dari berbagai
sumber sejarah, seperti naskah kuno (Babad Padjajaran, Carita Parahyangan, dan Carita Waruga
Guru) dan prasasti (Prasasti Batu Tulis, Prasasti Sanghyang Tapak, dan Prasasti Kawali).

2. Berdirinya kerajaan Pajajaran


Menurut Prasasti Sanghyang Tapak, Raja Sri Jayabhupati mendirikan sebuah kerajaan pada 923
M di Pakuan Pajajaran. Setelah Sri Jayabhupati, takhta kemudian jatuh ke tangan Rahyang
Niskala Wastu Kancana dengan pusat kerajaan berada di Kawali. Pada 1428, Sri Baduga
Maharaja atau Prabu Siliwangi dinobatkan dua kali untuk menerima takhta Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh. Periode terakhir Kerajaan Sunda dan Galuh ini kemudian dikenal sebagai periode
Kerajaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan kembali ke Pakuan Pajajaran.

3. Raja Raja Yang Pernah Memerintah Di Kerajaan Pajajaran


Mengenai raja-raja Kerajaan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad
Pajajaran, Carita Parahyangan, dan Carita Waruga Guru. Selain Sri Jayabhupati sebagai pendiri,
berikut ini beberapa raja yang tercatat pernah memimpin Kerajaan Pajajaran
★ Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521 M), bertahta di Pakuan
★ Surawisesa (1521 – 1535 M), bertahta di Pakuan
★ Ratu Dewata (1535 – 1543 M), bertahta di Pakuan
★ Ratu Sakti (1543 – 1551 M), bertahta di Pakuan
★ Ratu Nilakendra (1551-1567 M), meninggalkan Pakuan karena serangan Hasanudin dan
Maulana Yusuf
★ Raga Mulya (1567 – 1579 M), memerintah dari Pandeglang.

4. Masa Keemasan Kerajaan Pajajaran


Masa Keemasan Kerajaan Pajajaran dapat dicapai pada masa pemerintahan Sri Baduga
Maharaja atau Prabu Siliwangi yang memerintah antara 1482-1521 M. Pada masa
pemerintahannya, kerajaan dalam keadaan teratur dan tenteram. Tindakan pertama yang diambil
setelah resmi menjadi raja adalah membebaskan penduduknya dari empat macam pajak. Ketika
memerintah, Prabu Siliwangi dikenal sebagai pemimpin yang memegang teguh asas kesetaraan
dalam kehidupan sosial. Prabu Siliwangi sempat tidak senang dengan hubungan Cirebon-Demak
yang terlalu akrab, tetapi perselisihan mereka tidak berkembang ke arah ketegangan. Menurut
sumber Portugis, Kerajaan Pajajaran diperkirakan memiliki 100.000 prajurit dan 40 ekor pasukan
gajah. Prabu Siliwangi begitu mencurahkan perhatian pada pembinaan agama, pembuatan parit
pertahanan, memperkuat angkatan perang, membuat jalan,dan menyusun formasi tempur di
darat, tetapi angkatan lautnya terbilang lemah.

5. Runtuhnya Kerajaan Pajajaran


Kerajaan Pajajaran runtuh pada 1579 akibat serangan dari kerajaan Sunda lainnya, yaitu
Kesultanan Banten. Berakhirnya Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman
Sriwacana (singgasana raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.
Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu diboyong karena tradisi politik agar di Pakuan tidak
mungkin lagi dinobatkan raja baru. Hal ini juga menandai bahwa Maulana Yusuf adalah penerus
kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut perempuannya adalah putri Sri Baduga Maharaja.
Setelah Pajajaran runtuh, diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan
keraton lalu menetap di daerah Lebak. Mereka menetapkan tata cara kehidupan lama yang ketat
dan sekarang dikenal sebagai orang Baduy.

6. Peninggalan Kerajaan Pajajaran


❖ Babad Pajajaran
❖ Carita Parahyangan
❖ Carita Waruga Guru Prasati Batu Tulis (Bogor)
❖ Prasasti Sanghyang Tapak (Sukabumi)
❖ Prasasti Kawali (Ciamis)
❖ Tugu Perjanjian Portugis
❖ Taman Perburuan (sekarang menjadi Kebun Raya Bogor)

7. Masa Akhir
Ajaran agama Islam mulai masuk dan memiliki pengaruh yang kuat. Pajajaran akhirnya
memutuskan untuk berkoalisi dengan Portugis agar bisa mengimbangi Kesultanan Demak dan
juga Cirebon. Pajajaran lalu memberikan kesempatan untuk perdagangan bebas di pelabuhan
Kerajaan Pajajaran dengan imbalan berupa bantuan militer jika Kesultanan Demak dan Cirebon
menyerang Pajajaran. Kekuasaan dari Pajajaran akhirnya jatuh ke Kesultanan Banten di tahun
1524 M dan pasukan Demak yang bergabung dengan Cirebon mendarat di Banten dan ajaran
Islam yang dibawa para pendatang pun menarik perhatian dari masyarakat sampai ke
pedalaman Wahenten Girang.

8. Prasasti - Prasasti Kerajaan Pajajaran


➢ Prasasti Batu Tulis
Prasasti Batu Tulis ditemukan di Kelurahan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan.
Peninggalan Kerajaan Pajajaran ini diperkirakan berasal dari abad ke-11 hingga abad
ke-16. Prasasti Batu Tulis dibuat pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa, setelah
kematian ayahnya, Prabu Siliwangi.
➢ Prasasti Sanghyang Tapak
Prasasti Sanghyang Tapak atau Prasasti Citasih adalah sebuah tanda terima kasih raja
kepada pasukan Kerajaan Pajajaran yang telah memenangkan perang melawan pasukan
Swarna-bhumi. Prasasti ini dibuat pada 1030 Masehi, atas perintah Maharaja
Jayabhupati.

➢ Prasasti Kawali
Prasasti Kawali atau Prasasti Astanagede ditemukan di daerah Ciamis, Jawa Barat.
Isinya tentang dipindahkannya pusat kerajaan dari Pakuan Pajajaran ke Kawali. Prasasti
yang diperkirakan dibuat pada abad ke-14 ini dijadikan tugu peringatan untuk mengenang
kejayaan Prabu Niskala Wastu Kancana.

➢ Prasasti Rakryan
Prasasti Rakryan Juru Pangambat berangka 923 M dan ditemukan di Bogor. Prasasti
yang ditulis menggunakan Bahasa Jawa Kuno dan Melayu ini menceritakan tentang
pengembalian kekuasaan raja Kerajaan Pajajaran

➢ Prasasti Perjanjian Sunda-portugis


Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis adalah peninggalan Kerajaan Pajajaran yang
berbentuk monumen batu. Prasasti yang ditemukan pada 1918 ini menggambarkan
perjanjian antara Kerajaan Sunda dengan Kerajaan Portugal.

Peninggalan Kerajaan Lainnya


➢ Babad Padjajaran
Babad Padjajaran adalah naskah kuno yang bercerita tentang cikal bakal Kerajaan
Pajajaran. Isi di dalamnya juga memuat cerita keseharian masyarakat dan kearifan
budaya Sunda pada zamannya.

➢ Carita Parahyangan
Carita Parahyangan Dalam Carita Parahyangan, diceritakan tentang Hyang Wuni Sora,
yaitu pengganti Raja Sri Baduga setelah gugur dalam Perang Bubat.

➢ Kidung Sundayana
Kitab ini menceritakan tentang kekalahan pasukan Pajajaran dalam pertempuran Bubat
melawan Majapahit. Selain itu, diceritakan pula tentang tewasnya Raja Sri Baduga dan
putrinya.

Anda mungkin juga menyukai