Anda di halaman 1dari 5

I

Pupuk
Jadam Microorganism Solution
JMS
I. Alat:
1. Tong / wadah (misalnya: toples)
2. Kain pakaian bekas
3. Tali
4. Timbangan (sebaiknya timbangan digital agar perbandingan bahannya tepat)

II. Bahan-bahannya:
1. Seresah Daun (daun yang sudah lapuk) (sebaiknya diambil dari hutan sekitar
lokasi kita atau dari rumpun bambu sekitar lokasi kita). Karena daun lapuk
dari hutan dan dari rumpun bambu mengandung jutaan mikroba yang sudah
beradaptasi dengan lingkungan kita.
2. Garam dapur / grosok (garam kasar)
3. Kentang yang sudah direbus
4. Air sumur (air yang yang tidak mengandung kaporit)

III. Formula Bahan:

A. Sumber pertama dari Buku Jadam


Garam Kentang rebus Seresah Daun Air
20 gram 100 ≤ gram 250 ≤ gram 20 liter

B. Sumber ke dua dari Naturalfarming74.blogspot.com/2020/07/jadam-


microorganism-solution-jms.html
Garam Kentang rebus Seresah Daun Air
10 gram 200 ≤ gram 1 kg ≤ gram 20 liter

Kalau hendak membuat dalam jumlah lebih besar, anda menghitung kelipatan
dari formula di atas.

IV. Cara Pembuatan dengan formula di atas:


1. Masukkan 20 liter air ke dalam wadah / tong (toples, ember, drum, dsb).
2. Masukkan 10 gram garam dapur lalu diaduk agar larut dalam air.
3. Masukkan 250 (1 kg) gram seresah daun (daun lapuk) dari hutan atau dari
rumpun bambu ke dalam kain bekas lalu dibungkus (diikat) lalu diperas agar
sarinya keluar dan larut dalam air. Isi juga dengan dengan bongkahan batu
agar bungkusan kain itu tenggelam.
4. Masukkan 100 (200) ≤ gram kentang rebus ke dalam kain tersendiri lalu
dibungkus (diikat) dan diperas supaya sari kentang larut dalam air. Isi juga
dengan bongkahan batu agar bungkusan kain itu tenggelam.
5. Sesudah itu wadah kita tutup tetapi bukan dikancing rapat agar udara masih
bisa masuk.

Catatan:
Petunjuk bahwa mikro organisma sudah bekerja dan berkembang, ditandai dengan
munculnya buih (Manggarai: sawot) pada permukaan air.

Setelah 8 jam anda boleh periksa (fakultatif) dan akan kelihatan buih-buih pada
permukaan larutan. Anda juga boleh periksa dalam waktu 24 jam (1 hari, juga
1
fakultatif), maka akan kelihatan buihnya akan semakin banyak. Dalam waktu 48
jam ( 2 hari) anda juga boleh periksa, buihnya akan semakin banyak dan warna air
dalam wadah akan semakin kecoklatan. Dalam waktu 72 jam (3 hari) buihnya akan
mencapai jumlah maksimal.

Di hari yang ke-tiga (saat mikroba mencapai perkembangan maksimal) anda bisa
memanfaatkannya sebagai produk yang kaya akan mikro organisma yang menjadi
pekerja yang meringankan pekerjaan anda.

Jadi, penggunaan / aplikasinya pada lahan sangat bagus dilakukan ketika jumlah
buihnya sangat banyak (ketika prosesnya memasuki hari ketiga).

Pupuk JMS ini, tidak boleh digunakan lewat dari 3 hari. Bukan karena buruk
untuk tanaman, tetapi karena jumlah mikrobanya semakin berkurang, sehingga
tidak akan maksimal untuk menggemburkan tanah. Karena tujuan utama JMS
adalah untuk mendapatkan mikro organisma dalam jumlah banyak yang sangat
berperan sebagai “pekerja” untuk menggemburkan tanah dan menguraikan bahan
organik yang belum hancur.

V. Dosis penyiraman pada lahan / pokok tanaman: 1 JMS : 10 air

Artinya, 1 liter JMS dicampur dengan 10 liter air. Kalau kita menghendaki
jumlah yang lebih besar, kita mengikuti kelipatan 1 : 10. Lalu disiramkan pada
lahan tanaman. Lalu anda menutup tanah dengan mulsa organik kering
(rumput-rumput kering). Karena mikro organisma akan bekerja secara
maksimal dalam kelembaban atau di bawah naungan.
Lakukan penyiraman 1 – 2 kali seminggu.

VI. Perhitungan harga:

A. Alat:
1. Toples. 50.000

B. Bahan:

1. 2 buah kentang rebus (100 gram): Rp. 4.000


2. 1 sendok garam dapur (10 atau 20 gram): Rp. 500
3. 250 gram seresah daun (tak ada biaya, tinggal anda ambil di hutan sekitar
lingkungan anda)
4. Air sumur (tanpa biaya)

Ingat:
Wadah yang sama dapat dipakai lagi. Jadi tidak harus dibeli lagi.

Jadi Biaya Pembuatan Pupuk ini selanjutnya hanya Rp. 4.100


Murah bukan?

Catatan:
Walaupun JMS mengandung unsur hara, namum tujuan utama pembuatan JMS
adalah menambahkan jumlah mikroba ke dalam tanah yang berfungsi untuk
menggemburkan tanah, sehingga akar tanaman lebih mudah menembusi tanah

2
dan mengisap unsur hara dalam tanah. Karena itu kita perlu juga membuat
produk lain sebagai makanan / nutrisi untuk tanaman kita.

II

Jadam Liquid Fertilizer (JLF)


Pupuk Cair Ala Jadam

I. Alat
1. Wadah / tong (misalnya: toples, ember, drum atau wadah yang memiliki
tutupan dengan volume sesuai dengan jumlah bahan yang kita olah menjadi
pupuk cair
2. Sabit / parang
3. Lembaran plastik (untuk tutup wadah, kecuali kalau anda yakin tutupan
wadahnya bisa dikancing rapat sehingga kedap udara)
4. Karet binen bekas (untuk mengeratkan platik tutupan wadah)
5. Timbangan (demi ketepatan ukuran bahan)

II. Bahan:
1. Rumput (tanaman gulma), dedaunan hijau / mentah, juga batang dan buah-
buahan sisa / rusak. Sebaiknya rumput atau tanaman gulma disesuaikan
dengan jenis tanaman yang akan kita tanam. Misalnya kalau kita hendak
budidaya tomat, maka sebaiknya daun, batang, buah tomat rusak kita pakai
dalam proses untuk dijadikan JLF : 2 – 4 kg.
2. Garam dapur : 10 gram
3. Seresah daun (dedaunan yang sudah lapuk): 250 gram – 1 kg. Sebaiknya
diambil dari hutan terdekat dengan lahan kita atau dari rumpun bambu yang
dekat dengan lahan kita, yang akan berperan sebagai bio activator. Bisa juga
kompos yang kita buat sendiri. Akan tetapi tanah humus dari hutan atau
dari rumpun bambu lebih dianjurkan karena bio aktivatornya jauh lebih
kaya dari bio aktivator kompos kita. Alasan mengapa diambil dari hutan
atau rumpun bambu yang terdekat dengan lahan kita, karena
mikrobanya sudah beradaptasi dengan lahan kita.
4. Cangkang telur (kalau ada - fakultatif).
5. Pasir batu yang rapuh (watu tewuk - fakultatif)
6. Pasir kali yang halus (fakultatif)
7. Air

III. Formula Bahan:

Garam Seresah Daun Tanaman Gulma Air


10 gram ¼ - 1 kilo gram 2 - 4 kilo gram 20 liter

IV. Caranya:
1. Masukkan 20 liter air ke dalam wadah.
2. Larutkan 10 gram garam dapur dalam 20 liter air tadi.
3. Masukkan ¼ - 1 kilo gram seresah daun (lebih banyak juga boleh). Lalu aduk
supaya larut dalam air.
4. Berbagai rumput / gulma, dedaunan hijau dipotong-potong, dengan ukuran
10 - 20 cm (Yang penting bisa dimasukkan dalam wadah. Jadi tidak harus

3
mencacahnya sampai halus) , sebanyak 2 - 4 kg. Lalu masukkan ke dalam
ember / drum. Lalu diaduk.
5. Masukkan pasir tanah merah 1 genggam (fakultatif)
6. Masukkan pasir kali yang halus 1 genggam (fakultatif)
7. Masukkan cangkang telur seberapa banyak (kalau ada)
8. Letakkan di tempat terbuka pada lahan yang akan kita olah supaya mikroba
yang berkembang di dalam pupuk cair tersebut bisa menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan
9. Tutup wadah (sebaiknya ditutup rapat)
10. Diamkan selama 7 - 10 hari dan bisa digunakan. Diamkan lebih lama juga
boleh. Rentang waktu 7 – 10 hari bergantung pada suhu pada suatu tempat.
Di dataran rendah yang suhu udaranya lebih panas, proses dekomposit /
penguraian bahan organik jauh lebih cepat, sehingga rentang waktu proses
produk cukup 7 hari. Sedangkan di daerah dingin (900 dpl) proses
penguraian bahan organik lebih lambat. Jadi butuh waktu 10 hari.

V. Cara Penggunaannya:
1. Saring airnya agar bahan yang belum hancur tidak ikut terpakai.
2. Untuk penyiraman / penyemprotan ke tanah / akar tanaman,
perbandingannya: 1 : 30 - 50
Berarti, 1 liter pupuk cair JLF dicampur dengan 30 - 50 liter air biasa.
3. Untuk penyemprotan daun, pembandingannya 1 : 100. Berarti 1 liter pupuk
JLF dicampur dengan 100 liter air biasa.
4. Lakukan 2 kali dalam seminggu.Tanaman anda pasti bertumbuh subur.

VI. Perhitungan Harga

A. Alat:
1. Toples 24 liter: Rp. 50.000
2. Sabit: Rp. 50.000

B. Bahan (yang dibeli)


1. Garam grosok (garam dapur): 20 gram : Rp. 500

Ingat:
Tong dan sabit yang sama dapat dipakai lagi. Jadi tidak harus dibeli lagi.

Jadi Biaya Pembuatan Pupuk ini selanjutnya hanya Rp. 500


Murah bukan?

CATATAN PENTING:
Kedua jenis pupuk ini (JMS dan JLF) adalah dua sejoli, pasangan yang
tak terpisahkan. Karena itu harus digunakan bergantian. Sebaiknya
penyiramannya dilakukan selang satu hari. Misalnya, hari Senin
penyiraman pupuk JLF, hari Selasa penyiraman JMS atau sebaliknya.

Alasannya:

4
Karena JMS merupakan produk yang menghasilkan jutaan /
miliaran mikroorganisma, yang berperan untuk menguraikan unsur
hara dan penggembur tanah. Youngsang Cho menyebutnya sebagai
pupuk yang menyiapkan tenaga kerja (pekerja/karyawan). Sedangkan,
JLF merupakan pupuk yang menyediakan / memberikan unsur hara
/ nutrisi untuk tanaman dan mikroorganisma yang telah kita
masukkan melalui JMS.

Semakin banyak (tetapi yang penting teratur dan ikut takaran) JMS
yang dimasukkan ke dalam tanah, maka semakin banyak jumlah
pekerja yang bertugas menguraikan unsur hara dan menggemburkan
tanah.

Semakin banyak (juga tetap dilakukan secara teratur) JLF yang


dimasukkan ke dalam tanah, maka semakin kaya nutrisi / unsur hara
yang menjadi makanan mikroba dan sekaligus menjadi makanan
untuk tanaman kita.

Selama mencoba.

JMS DARI BUAH PISANG MASAK

Bahan:
1. Pisang masak 2 buah
2. Garam grosok 10 gram
3. Air cucian beras 1 liter
4. Leaf MOL 0.5 kg.
5. Air 5 liter

Cara pembuatan seperti JMS kentang.

Anda mungkin juga menyukai