Anda di halaman 1dari 7

Teori Persia

TEORI
PERSIA
Teori Persia mengatakan bawa masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad pertama Hijriah, atau
abad ketujuh Masehi. Dalam teori ini juga memiliki anggapan bahwa pembawa Islam ke
Indonesia adalah para pedagang Persia yang bercorak Syi'ah . Adanya teori ini mendapat
dukungan dari berbagai perpustakaan Iran. Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga
Kolonialisme yang disusun oleh Ahmad
Fakhri Hutauruk turut dijelaskan, pendukung teori ini meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia
dari Persia yang singgah di Gujarat pada abad ke-13. Pendapat lain menyebutnya pada abad ke- 12.
Teori persia berlandaskan pada maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke
Indonesia. Kesamaan tradisi yang berkembang di masyarakat turut menjadi dasar teori ini
Salah satu bukti sejarah yang memperkuat teori Persia adalah adanya peringatan 10 Muharram
atau Asyura sebagai peringatan Syiah atas syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein bin
Ali bin Abi Thalib. Masyarakat saat itu membuat bubur Syura dalam memperingati peristiwa
tersebut.
Menurut buku Sumatera Utara dalam
Periodisasi karya Lister Eva Simangunsong,
kesamaan
budaya masyarakat juga terlihat dari upacara
Tabuik atau Tabut di Sumatera Barat dan
Jambi. Selain itu, penggunaan istilah bahasa
Iran dalam mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi
harakat dalam Al-Qur'an turut memperkuat
teori Persia. Sejumlah buku juga menyebut
bahwasannya pemakaian gelar Syah yang
biasa digunakan di
Persia juga pernah digunakan oleh raja-raja di
"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-
Aceh. Menurut Miftakhuddin dalam buku
number. Diakses pada 10 Okt 2021 Sejarah
Peradaban Dunia Lengkap, hal ini
mengasumsikan adanya kesamaan budaya
masyarakat
Indonesia dengan Persia pada masa itu. Bukti
sejarah lain yang memperkuat teori Persia adalah
pengakuan umat Islam Indonesia yang
mayoritas bermazhab Syafi'i sama dengan
mazhab muslim Malabar. Demikian seperti dikutip
dari buku Sejarah Peradaban Islam karya Suyuthi
Pulungan. Dasar teori tersebut adalah adanya
kesamaan budaya Persia dengan budaya
masyarakat Islam
Indonesia antara lain sebagai berikut: a.
Peringatan 10 Muharram atas meninggalnya
Hasan dan
Husein cucu Nabi Muhammad,yang sangat
dijunjung oleh orang Syiah/Islam diiran.
Kelebihan Teori
Persia
1
Salah satu bukti Teori Persia yang menjadi kelebihannya adalah
adanya perayaan 10 Muharam di Bengkulu dan Sumatera Barat
yang dikenal sebagai Tradisi 19
Tabot. Pasalnya, tradisi untuk mengenang cucu Nabi Muhammad
SAW, Husain bin Ali, ini juga
dikenal di Persia. Selain itu, adanya penyerapan dan penambahan
kosa kata bahasa Persia ke
dalam bahasa Melayu. Hal itu dibuktikan dalam beberapa buku
yang memuat kosa kata Persia, yang diserap ke dalam bahasa
Melayu. Bukti lain adalah adanya persamaan nisan pada makam
Malik al-Shalih dan makam Maulana Malik Ibrahim, yang memiliki
203
kemiripan dengan nisan yang
ada di Persia.
Kekurangan Teori
Persia
1
19
Meski memiliki beberapa kelebihan, namun ada sebagian
ahli yang
masih meragukan bukti-bukti terkait masuknya Islam dari
Persia. Hal ini karena bukti-bukti yang
ada masih diragukan dan dirasa kurang kuat. Terlebih lagi,
Persia bukanlah wilayah pusat
agama Islam. Ditambah lagi, pedagang yang berasal dari
Persia jumlahnya tidak seberapa. Pedagang Persia yang
bertransaksi di Indonesia saat itu masih kalah jumlahnya 203
dengan
pedagang Arab, China, dan India.
MATUR
SUWUN

Anda mungkin juga menyukai