Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

NOMOR 30 TAHUN 2005


TENTANG
PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
KELURAHAN DALAM DAERAH KOTA MAKASSAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR,

Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah, maka susunan organisasi Kelurahan
perlu disesuaikan dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan dalam
Daerah Kota Makassar.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang Perubahan
Batas-batas Daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten-
kabupaten Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2970);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan
Nama Kota Ujung Pandang Menjadi Kota Makassar Dalam Wilayah
Propinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik Indonsesia
Nomor 193);
2
8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2002;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4022);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4262);
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 – 67 Tahun 2002
tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota, dan Daftar
Kewenangan Kabupaten dan Kota Perbidang dari
Departemen/LPND.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MAKASSAR
dan
WALIKOTA MAKASSAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DALAM DAERAH
KOTA MAKASSAR

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


a. Walikota adalah Walikota Makassar
b. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Makassar;
c. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah yang ada dalam Kota Makassar yang ditetapkan
sebagai perangkat Kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah ini yang dipimpin oleh
Kepala Kelurahan;
d. Lurah adalah Kepala Kelurahan dalam Daerah Kota Makassar;
e. Sekretaris Lurah adalah Sekretaris Lurah dalam Daerah Kota Makassar;
f. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada Kelurahan dalam Daerah Kota Makassar;
g. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran dan
tugas pokok dan fungsi organisasi kelurahan.

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kelurahan di dalam Daerah Kota;
(2) Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :
a. Kecamatan Biringkanaya :
1. Kelurahan Bulurokeng;
2. Kelurahan Daya;
3. Kelurahan Pai;
3
4. Kelurahan Paccerakkang;
5. Kelurahan Sudiang;
6. Kelurahan Sudiang Raya;
7. Kelurahan Untia.
b. Kecamatan Bontoala :
1. Kelurahan Bontoala;
2. Kelurahan Bontoala Tua;
3. Kelurahan Bontoala Parang;
4. Kelurahan Baraya;
5. Kelurahan Bunga Ejaya;
6. Kelurahan Gaddong;
7. Kelurahan Layang;
8. Kelurahan Malimongan Baru;
9. Kelurahan Parang Layang
10. Kelurahan Timongan Lompoa;
11. Kelurahan Tompo Balang
12. Kelurahan Wajo Baru.
c. Kecamatan Mariso :
1. Kelurahan Bontorannu;
2. Kelurahan Kunjung Mae;
3. Kelurahan Kampng Bayang;
4. Kelurahan Lette;
5. Kelurahan Mariso;
6. Kelurahan Mario;
7. Kelurahan Mattoanging;
8. Kelurahan Panambungan;
9. Kelurahan Tamarunang.
d. Kecamatan Mamajang :
1. Kelurahan Bonto Biraeng;
2. Kelurahan Baji Maji Mappakasunggu;
3. Kelurahan Bonto Lebang;
4. Kelurahan Karang Anyer;
5. Kelurahan Labuang Baji;
6. Kelurahan Mamajang Dalam;
7. Kelurahan Mamajang Luar;
8. Kelurahan Maricaya Selatan;
9. Kelurahan Mandala;
10. Kelurahan Parang;
11. Kelurahan Pa’Batang;
12. Kelurahan Sambung Jawa;
13. Kelurahan Tamparang Keke.
e. Kecamatan Makassar :
1. Kelurahan Bara-Baraya;
2. Kelurahan Barana;
3. Kelurahan Bara-Baraya Utara;
4. Kelurahan Bara-Baraya Selatan;
5. Kelurahan Bara-Baraya Timur;
6. Kelurahan Lariang Bangi;
7. Kelurahan Maccini;
8. Kelurahan Maccini Gusung;
9. Kelurahan Maccini Parang;
10. Kelurahan Maricaya;
11. Kelurahan Maricaya Baru;
12. Kelurahan Maadekaya;
13. Kelurahan Maradekaya Utara;
14. Kelurahan Maradekaya Selatan.
4
f. Kecamatan Manggala :
1. Kelurahan Antang;
2. Kelurahan Batua;
3. Kelurahan Borong;
4. Kelurahan Bangkala;
5. Kelurahan Manggala;
6. Kelurahan Tamangapa.
g. Kecamatan Rappocini :
1. Kelurahan Bua Kana;
2. Kelurahan Banta-Bantaeng;
3. Kelurahan Balla Parang;
4. Kelurahan Bonto Makkio;
5. Kelurahan Gunung sari;
6. Kelurahan Karunrung;
7. Kelurahan Kassi-Kassi;
8. Kelurahan Mapala;
9. Kelurahan Rappocini;
10. Kelurahan Tidung.
h. Kecamatan Tamalate :
1. Kelurahan Bongaya;
2. Kelurahan Balang Baru;
3. Kelurahan Baronang;
4. Kelurahan Jongaya;
5. Kelurahan Mangasa;
6. Kelurahan Manuruki;
7. Kelurahan Macini Sombala;
8. Kelurahan Parang Tambung;
9. Kelurahan Pa’Baeng-Baeng;
10. Kelurahan Tanjung Merdeka.
i. Kecamatan Tallo :
1. Kelurahan Buloa;
2. Kelurahan Bunga Ejaya Beru;
3. Kelurahan Kaluku Bodoa;
4. Kelurahan Kalukuang;
5. Kelurahan Lembo;
6. Kelurahan Lakkang;
7. Kelurahan La’Latang;
8. Kelurahan Pannampu;
9. Kelurahan Rappojawa;
10. Kelurahan Rappo Kalling;
11. Kelurahan Suangga;
12. Kelurahan Tallo;
13. Kelurahan Tammua;
14. Kelurahan Ujung Pandang Baru;
15. Kelurahan Wala-Walaya.
j. Kecamatan Tamalanrea :
1. Kelurahan Bira;
2. Kelurahan Kapasa;
3. Kelurahan Parang Loe;
4. Kelurahan Tamalanrea;
5. Kelurahan Tamalanrea Indah;
6. Kelurahan Tamalanrea Jaya.
k. Kecamatan Ujung Pandang :
1. Kelurahan Baru;
2. Kelurahan Bulo Gading;
3. Kelurahan Lajagiru;
5
4. Kelurahan Lae-Lae;
5. Kelurahan Losari;
6. Kelurahan Mangkura;
7. Kelurahan Maloku;
8. Kelurahan Pisang Utara;
9. Kelurahan Pisang selatan;
10. Kelurahan Saweri Gading.
l. Kecamatan Ujung Tanah :
1. Kelurahan Barang Caddi;
2. Kelurahan Barang Lompo;
3. Kelurahan Cambaya;
4. Kelurahan Camba Berua;
5. Kelurahan Gusung;
6. Kelurahan Kodingareng;
7. Kelurahan Tabaringan;
8. Kelurahan Tamalabba;
9. Kelurahan Totaka;
10. Kelurahan Ujung Tanah;
11. Kelurahan Patingalloang;
12. Kelurahan Patingalloang Baru.
m. Kecamatan Panakkukang :
1. Kelurahan Karampuang;
2. Kelurahan Karuwisi;
3. Kelurahan Karuwisi Utara;
4. Kelurahan Masale;
5. Kelurahan Pampang;
6. Kelurahan Panaikang;
7. Kelurahan Pandang;
8. Kelurahan Paropo;
9. Kelurahan Sinrijala;
10. Kelurahan Tamamaung;
11. Kelurahan Tello Baru.
n. Kecamatan Wajo :
1. Kelurahan Butung;
2. Kelurahan Ende;
3. Kelurahan Malimongan;
4. Kelurahan Malimongan Tua;
5. Kelurahan Mampu;
6. Kelurahan Melayu;
7. Kelurahan Melayu Baru;
8. Kelurahan Pattunuang.

BAB III
KEDUDUKAN,TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 3
Kelurahan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Lurah yang dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Camat.

Bagian Kedua
Tugas Pokok dan fungsi
Pasal 4
(1) Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan yang
dilimpahkan oleh Walikota dibidang pemerintahan, pembangunan, perekonomian dan
6
ketentraman dan ketertiban serta koordinasi dengan instansi otonom di wilayah
kerjanya;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kelurahan
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan/penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan,
perekonomian serta ketentraman dan ketertiban yang menjadi tanggung
jawabnya;
b. pelaksanaan pelayanan administrasi publik yang menjadi tanggung jawab
kelurahan;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Sekretaris Lurah dan Seksi
akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walilkota.

BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Kelurahan terdiri dari :


a. Lurah;
b. Sekretarias Lurah;
c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Pembangunan;
e. Seksi Perekonomian dan Kesra;
f. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Keluarahan sebagaimana tercantum pada Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6

(1) Pada Kelurahan dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional.


(2) Kelompok Jabatan Fungsional pada Kelurahan terdiri atas sejumlah tenaga dalam
jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
bidang keahliannya.
(3) Pembentukan, jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Walikota
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

BAB VI
TATA KERJA
Pasal 7

Sekretaris Lurah dan Seksi masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah.

Pasal 8

(1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan
masing-masing maupun antar satuan organisasi.
7
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan tugas.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan
secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan diolah
dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan lebih
lanjut.

Pasal 9

Dalam hal Lurah berhalangan, Sekretaris Lurah sebagai pejabat yang mewakili Lurah dan
apabila kedua pejabat tersebut berhalangan, maka diwakili oleh salah seorang Kepala
Seksi dengan memperhatikan senioritas sesuai Daftar Urut Kepangkatan.

BAB VII
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM JABATAN
Pasal 10
(1) Lurah diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Sekretaris Lurah dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Pemangku jabatan di lingkungan Kelurahan tetap memangku jabatannya sampai
dilakukannya pelantikan terhadap pejabat baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Walikota.

Pasal 13

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota
Makassar Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kelurahan dalam Wilayah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Nomor 9
Tahun 2001 Seri D Nomor 9) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
8
Pasal 14
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Makassar.

Ditetapkan di Makassar
pada tanggal 21 Juni 2005

WALIKOTA MAKASSAR,

Cap / ttd

H. ILHAM ARIEF SIRAJUDDIN


Diundangkan di Makassar
pada tanggal 22 Juni 2005

SEKRETARIS DAERAH KOTA MAKASSAR,

Cap / ttd

Drs. H. SUPOMO GUNTUR


Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP : 010 103 877

LEMBARAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 31 TAHUN 2005


SERI D NOMOR 27
9

Anda mungkin juga menyukai