Istilah
Istilah ialah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat khas
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pembentukan istilah perlu
memperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia.
Istilah yang dipilih adalah (1) kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna, (2)
kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang
mempunyai rujukan sama, (3) kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.,
(4) kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik), dan (5) kata atau frasa yang
bentuknya menurut kaidah bahasa Indonesia.
36
1.1. Penerjemahan
a. Penerjemahan langsung, berdasarkan:
- Kesesuaian makna, contoh: supermarket (pasar swalayan).
- Kesesuaian bentuk dan makna, contoh: bounded zone (kawasan
berikat).
b. Penerjemahan dengan perekaan melalui penciptaan istilah baru, contoh:
factoring diterjemahkan menjadi “anjak piutang” sebagai padanan
istilahnya dan catering menjadi “jasa boga”, dan invention menjadi
“rekacipta”.
1.2. Penyerapan
Proses penyerapan istilah asing, dengan mengutamakan bentuk
visualnya, dilakukan dengan empat cara seperti berikut.
a. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal
Misalnya: microphone [ma Ikrofon] menjadi mikrofon [m ikrofon]
b. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal
Misalnya: science [say ns] sains [sa ins]
c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dengan penyesuaian lafal
Misalnya: bias [baie s] bias [bias]
d. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
- Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
(penyerapan secara utuh) dilakukan jika istilah itu bertahan ejaan dan
lafalnya dalam banyak bahasa modern. Istilah tersebut dicetak dengan
huruf miring. Misalnya: allegro, moderato, dan divide et impera.
- Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, yang juga
dipakai secara luas dalam kosakata umum. Istilah tersebut tidak ditulis
dengan huruf miring (dicetak dengan huruf tegak).
Misalnya: internet -- internet
e. Penyesuaian ejaan afiks dan bentuk terikat istilah asing
- Penyesuaian ejaan prefiks dan bentuk terikat
Prefiks asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat
dipertimbangkan pemakaiannya dalam peristilahan Indonesia setelah
disesuaikan ejaannya. Prefiks asing itu ialah sebagai berikut.
37
ad-, ac-‘ke’ ‘berdekatan dengan’, menjadi ad-, ak- acculturation a
‘melekat pada’ kulturasi
38
Verba : keluar, uji, tekan
Adjektiva : kenyal, acak, cemas
Numeralia : gaya empat, (pukulan) satu-dua, (bus) dua tingkat
b. Istilah Bentuk Berafiks
Istilah bentuk berafiks dijabarkan dari bentuk dasar dengan
penambahan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks seturut kaidah pembentukan
kata bahasa Indonesia, misalnya, dari bentuk pirsa dijabarkan menjadi
pemirsa, bukan pirsawan; hantar dijabarkan menjadi keterhantaran, bukan
kehantaran. Istilah bentuk berafiks menunjukkan pertalian teratur antara
bentuk dan maknanya.
c. Istilah Bentuk Ulang
Istilah bentuk ulang dapat berupa ulangan bentuk dasar seutuhnya
atau sebagian, dengan atau tanpa pengimbuhan dan pengubahan bunyi.
- Bentuk Ulang Utuh
Istilah ini mengacu pada kemiripan. Contoh: bola-bola, orang-orang.
- Bentuk Ulang Suku Awal (dwipurwa)
Istilah tersebut dibentuk melalui pengulangan konsonan awal. Contoh:
laki----lelaki, rata-----rerata, tangga----tetangga.
- Bentuk Ulang Berafiks
Istilah bentuk ulang dengan afiksasi. Contoh: pohon----pepohonan.
- Bentuk Ulang Salin Suara
Istilah tersebut dibentuk melalui perubahan bunyi. Contoh: balik----
bolak-balik, warna-------warna-warni, teka------teka-teki. Dari segi
makna, perulangan tersebut mengandung makna ‘bermacam-macam’.
d. Istilah bentuk majemuk
- Gabungan bentuk bebas
Gabungan bentuk dasar
Misalnya: garis lintang, tampak depan, rawat jalan.
Gabungan bentuk dasar dengan bentuk berafiks
Misalnya: tertangkap tangan, proses berdaur, sistem pencernaan.
Gabungan bentuk berafiks dengan bentuk berafiks
Misalnya: perawatan kesehatan, kesehatan lingkungan.
- Majemuk Bentuk Bebas dengan Bentuk Terikat
Ada sejumlah bentuk terikat yang berasal dari bahasa Jawa Kuno dan
Melayu.
Misalnya:
o purba----- purbawisesa absolute power
o su------- susila goodmorals
39
Sementara itu, bentuk terikat dari bahasa asing barat, dengan
beberapa perkecualian, langsung diserap bersama-sama dengan kata
lain yang mengikutinya. Contoh gabungan bentuk asing barat dengan
kata Melayu-Indonesia adalah inframerah, subbagian, mulitijutawan.
- Majemuk bentuk terikat
Gabungan yang unsur-unsurnya merupakan bentuk terikat, dilakukan
dengan merangkai unsur-unsur tersebut. Penulisan setiap unsur tidak
dipisahkan dan tidak diberi tanda hubung. Contoh: dasawarsa decade.
e. Istilah bentuk analogi
Istilah bentuk analogi bertolak dari pola bentuk istilah yang sudah
ada. Berdasarkan pola bentuk pegulat, tata bahasa, juru tulis, pramugari
dan beranalogi pada istilah tersebut dibentuk berbagai istilah lain.
Misalnya: pegolf (golfer) dan peselancar (surfer), tata busana, juru kunci,
dan pramugara.
40
Misalnya:
Istilah Istilah yang Diutamakan Sinonim
Absorb Serap absorb
Acceleration Percepatan akselerasi
Diameter garis tengah diameter
b. Homonim
Istilah homonim berupa dua istilah atau lebih, yang sama ejaan dan lafalnya,
tetapi maknanya berbeda. Misalnya ‘bulan’ yang berarti nama satelit dan
nama kalender masehi. Kata ‘bisa’ yang berarti racun ular dan ‘dapat.’
c. Homograf
Adalah istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafal.
Misalnya:
- pedologi paedo ilmu tentang hidup dan perkembangan anak
- pedologi pedenon ilmu tentang tanah
d. Homofon
Adalah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaan. Misalnya:
bank dengan bang, massa dengan masa.
e. Hiponim
Istilah hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum dalam
hiperonim, atau superordinatnya, yang mempunyai makna yang lebih luas.
Kata mawar, melati, cempaka, misalnya, masing-masing disebut hiponim
terhadap kata bunga yang menjadi hipernim atau superordinatnya. Dalam
terjemahan, hipernim atau superordinat pada umumnya tidak disalin
dengan salah satu hiponimnya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak
terdapat istilah superordinatnya. Kata poultry, misalnya, diterjemahkan
dengan unggas, dan tidak dengan ayam atau bebek. Jika tidak ada pasangan
istilahnya hipernimnya dalam bahasa Indonesia, konteks situasi atau ikatan
kalimat suatu superordinat asing akan menentukan hiponim Indonesia mana
yang harus dipilih.
41
Pelatihan 1
Carilah padanan kata dari istilah asing baru di bawah ini!
Kesatuan Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran,
pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan ejaan van Ophuijsen.
Ejaan van Ophuijsen ditetapkan sebagai ejaan bahasa melayu pada 1901. Ciri
khas yang menonjol adalah penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-kata jang
dan sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe,
serta digunakannya tanda diakritik dan trema pada kata ma’moer dan do’a.
Setelah mengalami perkembangan kedudukan Ejaan van Ophuijsen
tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada
19 Maret 1947 menggantikan ejaan van ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah
penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k
menggatikan tanda diakritik , dan penulisan kata depan di dan awalan di yang
sama , yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
42
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa
Indonesia yang diberlakukan sejak 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia
sampai saat ini.
1. Ejaan yang Disempurnakan
Untuk lebih memahami kesantunaan ejaan, penulis kutipkan aturan
berbahasa yang terangkum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada 2005 oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional melalui penerbit Balai pustaka. Isinya meliputi:
1.1. Pemakaian huruf
Pemakaian huruf meliputi huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan,
huruf diftong, gabungan hururf konsonan dan pemenggalan kata.
43
Pelatihan 2
Perbaikilah penulisan kata atau gabungan kata yang tidak baku di bawah ini!
44
1. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.
- aa (Belanda) menjadi a
octaaf oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe aerob
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin hemoglobin
- ai tetap ai
trailer trailer
- au tetap au
audiogram audiogram
- c di muka a, u ,o dan konsonan menjadi k
constraction konstuksi
- c di muka e, i, oe dan y menjadi s
central sentral
- cc di muka o, u dan konsonan menjadi k
accomodation akomodasi
- cc di muka e dan i menjasi ks
accent aksen
- cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin
- ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
Machine mesin
- ch yang lafalnya c menjadi c
Check cek
- c (Sansekerta) menjadi s
Cabda sabda
- e tetap e
effect efek
- ea tetap ea
idealist idealis
- ee (Belanda )menjadi e
statosfeer statosfer
- ei tetap ei
einsteinimum einsteinium
- eo tetap eo
stereo stereo
- eu tetap eu
neutron neutron
45
- f tetap f
fanatic fanatik
- gh menjadi g
sorghum sorgum
- i pada awal suku kata dimuka vokal tetap i
ion ion
- ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
polities politik
- ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Variety varietas
- kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
- ng tetap ng
contingent kontingen
- oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen estrogen
- oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
- oo (vokal ganda) tetap oo
coordination koordinasi
- ou menjadi u jika lafalnya u
coupon kupon
- ph menjadi f
phase fase
- ps tetap ps
pseudo pseudo
- pt tetap pt
pterosaur pterosaur
- q menjadi k :
frequency frekuensi
- rh menjadi r
rhythm ritme
- sc dimuka a,o,u, dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
- sc dimuka e,i, dan y menjadi s
scenography senografi
- sch dimuka vokal menjadi sk
schema skema
46
ratio rasio
- th menjadi t
theocracy teokrasi
- u tetap u
unit unit
- ua tetap ua
aquarium akuarium
- ue tetap ue
duet duet
- ui tetap ui
equinox ekuinoks
- uo tetap uo
fluorescein fluoresein
- uu menjadi u
prematuur prematur
- v tetap v
vitamin vitamin
- x pada awal kata tetap x
xenon xenon
- x pada posisi lain menjadi ks
executive ekskutif
- xc dimuka e dan i menjadi ks
exception eksepsi
- xc dimuka a,o,u, dan konsonan menjadi ksk
excavation ekskavasi
- y tetap y jika lafalnya y
yen yen
- y menjadi i jika lafalnya i
dynamo dinamo
- z tetap z
zenith zenith
Catatan :
1. Unsur pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya : kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, dan hadir.
2. Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai bagian abjad
bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut
kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu dipergunakan dalam penggunaan tertentu
saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
47
2. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
- Patokan Umum
- Isi Karangan
- Ilustrasi
- Gambar Tangan
- Tabel
- Grafik
Catatan :
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan
atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam
deretan angka atau huruf.
48
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim. “Berdiri lurus-
lurus!” perintahnya.
e. Tanda Hubung ( - )
- Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Misalnya:
o p-a-n-i-t-i-a
o 8-4-1973
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka
dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata,
dan (v) nama jabatan rangkap. Misalnya: se-Indonesia, se-Jawa Barat,
hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-
Sekretaris Negara.
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash, pen-tackle-an.
49
f. Tanda Pisah (-)
- Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan
bangsa itu – saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
- Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya:
Rangkaian temuan ini–evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
- Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’. Misalnya: 1910 – 1945
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung
tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
50
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
o Alangkah seramnya peristiwa itu!
51
- Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
o Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
- Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
o Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
- Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang
mengahkiri petikan langsung.
Misalnya:
o Kata Tono,”Saya juga minta satu.”
- Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
o Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”. Bang Komar
sering disebut “pahalawan“; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
52
Pelatihan 3
Bagilah kelas ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok akan membakukan
penulisan kata dalam kolom di bawah ini! Kerjakan dengan cepat dan tepat
karena waktu yang disediakan terbatas, 3 menit!
53
23. ekstrim
24. nakoda
25. nasehat 23. kwalifikasi
25. quota
25. propinsi 26. nara 24. sub unit
26. legalisir
26. projek pidana 25. subyek
27. ma’af
27. psikotes 27. nomer 26. seteril
28. loka karya
28. putera 28. non fiksi 27. sutra
29. madya
29. ramadlon 29. nopembe 28. standard
30. maghrib
30. ransel r 29. sahadat
31. makluk
31. rante 30. obyek 30. sahdu
32. mesjid
32. raport 31. on 31. sarat
33. maximum
33. rosul 32. operasion 32. sukur
34. malaekat
34. revolosi il 33. tahta
35. manageme
35. rizki 33. terorganis 34. tatabahasa
nt
36. risih ir 35. tauladan
36. manager
37. resiko 34. ortodok 36. tentram
37. mantera
38. syahih 35. faham 37. trampil
38. materai
39. seksama 36. paradok 38. trap
39. metoda
40. syaraf 37. paragrap 39. taufan
40. milyar
41. sastera 38. patner 40. transport
41. mubaligh
42. sentausa 39. pasip 41. rubah
42. mubadir
43. sintesa 40. passport 42. onta
43. musium
44. sistimatis 41. prosen 43. udzur
44. mutakir
45. ujud 42. fihak 44. varitas
45. wassalam
43. fikir 45. jaman
44. perangko
45. permak
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim. 1996. Tanya Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta: Gramedia.
Sugono, Dendy (ed.). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesi: Jilid I. Jakarta: Pusat
Bahasa DEPDIKNAS.
54
Sugono, Dendy (ed.). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesi: Jilid II. Jakarta: Pusat
Bahasa DEPDIKNAS
55