Di TANAH AIR
Di TANAH AIR
Periode kolonial
Upaya kolonisasi oleh Portugal
Artikel utama: Imperium Portugal di Nusantara
Tanaman pala menjadi salah satu komoditas yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan
dunia, hingga sampai di Nusantara.
Sejak terputusnya jalur perdagangan Laut Tengah karena jatuhnya Konstantinopel ke tangan
bangsa Turki Utsmani pada tahun 1453, bangsa-bangsa Eropa sejak saat itu berusaha mencari jalur
alternatif lain untuk memperoleh komoditas rempah-rempah yang dibutuhkan. Berkembangnya
teknologi pelayaran pada abad ke-16 membuat bangsa-bangsa Eropa melakukan ekspedisi jalur
laut besar-besaran untuk mencari dan menguasai wilayah-wilayah yang kaya akan rempah-rempah.
[73]
Sebagai salah satu bangsa yang merintis gelombang ekspedisi dan kolonialisme di Dunia Timur,
armada Portugis di bawah kepemimpinan Afonso de Albuquerque, yang telah menguasai Goa pada
saat itu, melanjutkan ekspedisinya ke timur hingga sampai di Kepulauan Nusantara.[74] Pada tahun
1511, armada Portugis yang sampai di Melaka kemudian menyerang dan menduduki negara
tersebut. Penyerangan ini menjadi titik awal dimulainya kolonialisme di Nusantara.[75]Negara-negara
sekitar yang merasa terancam kemudian mengecam penyerangan tersebut. Setahun setelah
peristiwa tersebut, Demak mengirimkan armada laut ke Melaka untuk menyerang balik armada
Portugis, tetapi usaha tersebut gagal.[74]
Pada tahun 1512, Albuquerque mengirimkan armada yang dipimpin oleh António de
Abreu dan Francisco Serrão menuju Kepulauan Maluku demi memonopoli
perdagangan cengkih dan pala.[76] Pasukan tersebut disambut baik oleh Sultan Ternate saat itu,
yakni Bayanullah. Ia mengizinkan armada Portugis untuk membangun benteng dan mendapat hak
monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate, dengan imbalan bantuan kekuatan militer untuk
Ternate, karena pada saat itu Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore.[74] Benteng tersebut kini
menjadi situs reruntuhan bernama Benteng Kastela.