Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam eksplorasi hidrokarbon, para ahli geofisika sering menggunakan


metode seismik untuk mendapatkan informasi bawah permukaan. Informasi
tersebut digunakan untuk memprediksi kondisi geologi bawah permukaan
terutama yang berkaitan dengan sistem petroleum. Metode seismik memanfaatkan
perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang yang menjalar di bawah
permukaan bumi. Dalam penggunaan metode seismik untuk eksplorasi, ada
beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu akuisisi data (data acqusition),
pengolahan data (data processing) dan interpretasi data (data interpretation).
Pengolahan data memegang peranan penting untuk memperoleh hasil kondisi
bawah permukaan yang mendekati keadaan sebenarnya. Pengolahan data ini
meliputi tahap formatting sampai tahap migrasi.

Dalam pengambilan data seismik laut, terkadang bukan hanya sinyal informasi
struktur bawah permukaan yang terekam tetapi juga gangguan atau noise yang
bisa merusak kualitas data sehingga data tidak bisa diinterpretasi dengan baik.
Salah satu jenis gangguan yang sering dijumpai dalam perekaman data seismik
laut adalah multiple. Multiple adalah pengulangan refleksi
akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik dalam air laut atau terperangkap
dalam lapisan batuan lunak. Terdapat beberapa macam multiple: (a) water-bottom
multiple, (b) peg-leg multiple dan (c) intra-bed multiple. Pemisahan antara sinyal
dan noise, incoherent maupun coherent, merupakan hal yang penting dalam suatu
processing data seismik. Walaupun setelah dilakukan processing data seismik,
noise coherent terkadang masih menyatu dengan sinyal, salah satu noise coherent
adalah Water Bottom Multiple (WBM). Gelombang multiple masih menjadi
permasalahan serius dalam pengolahan data seismik karenakan gelombang
multiple sulit dihilangkan. Beberapa teknik pengolahan data seismik yang bisa
menghilangkan multiple antara lain: predictive deconvolution dan radon
transform, akan tetapi metode tersebut masih memiliki keterbatasan terutama pada

1
multiple tipe water bottom multiple dan dalam hal keterbatasan offset. Salah satu
teknik untuk menghilangkan water bottom multiple adalah teknik SRME.
Metode SMRE sudah diperkenalkan oleh Verschuur dan Berkhout sejak
tahun 1997, namun metode ini baru populer di industri migas sejak tahun 2003-an.
Surface Related Multiple Elimination (SRME) adalah metode untuk
menghilangkan energi multiple yang dihasilkan oleh batas air-udara (surface-
related multiples). Multiple yang dihasilkan oleh batas air-udara (surface-related
multiples) ini kadang-kadang sangat sulit dihilangkan dengan menggunakan
metode demultiple konvensional seperti Radon ataupun Tau-P (Geotrace).
Kelebihan SRME dibandingkan teknik-teknik demultiple lain, yaitu tidak
memerlukan informasi subsurface.
SRME akan lebih optimal apabila diaplikasikan untuk data seismik
marine, terlebih dengan spatial sampling yang cukup rapat, terutama di arah
crossline. SRME memerlukan adanya shot di tiap posisi receiver, yang hampir
tidak mungkin dilakukan di lapangan dengan alasan ekonomis, sehingga data
interpolation dan regularization merupakan salah satu pre-requisite untuk SRME.
SRME dapat pula dilakukan untuk data land seismic apabila terdapat surface-
related multiples. SRME bertujuan menghilangkan surface-related multiples yang
mungkin tidak efektif dihilangkan dengan moveout-based demultiple. Contoh
kasus dimana moveout-based demultiple menjadi tidak efektif: shallow water
multiples, diffracted dan non-zero offset apex multiples, multiples di near offset.
Diharapkan dengan metode SRME ini dapat melemahkan surface-related
multiples dengan efektif.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan tesis dengan


menggunakan teknik SRME pada data seismik marine (yang terdapat banyak
multiple) yaitu untuk mendapatkan penampang seismik yang bersih dari multiple
permukaan.

2
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan penelitian dalam tesis ini adalah:
1. Data seismik yang digunakan adalah data seismik marine perairan Banggai
Sulawesi dengan offset maksimum 610 m dan jumlah channel 36.
2. Teknik penekanan multiple yang digunakan adalah SRME.

1.4 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini diawali dengan memahami teori dari multiple. Pembuatan


model sintetik seismik marine (terdapat multiple) dengan menggunakan software
Tesseral2D. Model sintetik ini kemudian diolah dengan menggunakan teknik
SRME untuk menekan multiple. Selanjutnya pengolahan teknik SRME ini
diterapkan pada data lapangan perairan Banggai, Sulawesi. Penggunaan teknik
SRME yang sepenuhnya menggunakan software ProMAX. Penulis menggunakan
SRME untuk memisahkan multiple dari refleksi gelombang utama (primary)
sekaligus menganalisa kemampuan metode tersebut terhadap penekanan multiple.
Tahapan SRME yaitu menghilangkan noise non fisis, regulasisasi data sehingga
diperoleh grid sumber-penerima yang konstan, interpolasi near dan intermediate
offset yang hilang, menghilangkan gelombang langsung dan gelombang
permukaan. Kemudian prediksi multiple, prediksi ini didasarkan pada observasi
bahwa multiple yang terkait dengan permukaan dapat diprediksi melalui konvolusi
temporal dan spasial dari data itu sendiri. Terakhir data input dikurangi dengan
multiple yang terprediksi pada tahap sebelumnya.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Pembahasan dalam tesis ini dibagi ke dalam lima bagian yaitu:
Ø BAB 1, berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Ø BAB 2, berisi tentang teori dasar multiple, teknik SRME.
Ø BAB 3, berisi tentang langkah-langkah pengolahan data seismik marine
dengan menggunakan teknik SRME.
Ø BAB 4, berisi tentang hasil pengolahan data seismik marine.
Ø BAB 5, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai