Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Farhan Yassar

1815051039
Tugas 1 Manajemen Proyek Geofisika

Pendeteksian potensi permasalahan yang kemungkinan dapat timbul dalam suatu survey
seismik. Mulai dari perencanaan, akuisisi dan pengolahan data

Jawab:
Seismik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan perbedaan kecepatan perambatan
gelombang dibawah permukaan untuk mengidentifikasi suatu target baik hidroarbon, struktur
geologi, bentuk lantai bawah laut dan lain sebagainya. Hingga saat ini metode seismik masih
menjadi salah satu metode utama dalam suatu proses eksplorasi hal ini dikarenakan resolusi
dan determinasi kedalaman yang dapat dilakukan oleh metode ini cukup baik. secara garis
besar seismik dibagi menjadi 2 bagian yakni seismik refleksi dan refraksi serta seismik pasif
dan aktif. Metode seismik refraksi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai struktur
geologi bawah permukaan. Metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang
mengalami refraksi dengan sudut kritis yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut
melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya, yang
mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik
waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Sedangkan metode seismik refleksi
sendiri pada umumnya akan digunakan dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon hal ini
dikarenakan biaya yang diperlukan cukup tinggi.

1. Perencanaan
Proses perencanaan merupakan tahapan awal dalam kegiatan eksplorasi, dimana pada
tahap ini dilakukan beberapa hal diantaranya studi literature, penentuan desain survey,
penggunaan alat dan metode atau konfigurasi yang paling cocok, memperhitungkan
biaya, mempertimbangkan kondisi medan di lapangan dan lain sebagainya.
Permasalahan yang dapat timbul dalam proses ini salah satunya yakni terkait dengan
penentuan desain survey, metode yang paling optimum dan pemaksimalan biaya yang
digunakan. hal ini dikarenakan ketiga parameter tersebut akan sangat bergantung pada
luasan area survey, target kedalaman, kondisi geologi, kondisi lapangan dan
sebagainya. Adapun beberapa parameter yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan survey adalah sebagai berikut:
• Kedalaman target
• Kualitas refleksi batuan
• Resolusi vertikal yang diperlukan
• Besar kemiringan target tercuram
• Ciri-ciri jebakan hidrokarbon sebagai target
• Permasalahan noise yang khusus
• Permasalahan logistik tim

Sebagai contoh pada suatu wilayah dengan lingkungan vulkanik memiliki beberapa
permasalahan yakni kontras perlapisan yang tinggi dan struktur geologi yang kompleks
(Fajrina dan Ghazali, 2015). Gelombang seismik akan susah dalam menembus lapisan
vulkanik yang menutupi lapisan sedimen karena banyak gelombang yang terdifraksikan
serta terefleksikan karena efek kontras kecepatan yang tinggi (Dancer dkk,, 2016).
diperlukan analisa parameter desain akuisisi seismik 2D Common Dept Point Interval,
Fold Coverage, dan Far Offset untuk mengetahui parameter ideal yang dapat
mengurangi efek atenuasi pada lingkungan vulkanik karena kontras kecepatan antar
lapisan (Klamer, 2013). Selain itu contoh lain yakni dalam survey 2D metode seismik
maka desain survey dianjurkan memotong sturktur geologi ataupun target yang telah di
tentukan, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran target dengan lebih jelas. Dalam
penentuan desain survey ini garis atau penempatan titik titik acuan tidak dapat diletakan
secara sembaragan dimana diperlukan beberapa pertimbangan seperti metode atau jenis
akuisisi seismik apa yang akan digunakan, hal ini kemudian akan berkaitan kembali
dengan kemungkinan kondisi stuktur atau batuan dibawah permukaan, kemiringan
objek pantul, dsb. Sedangkan dalam biaya biasanya hal ini akan berkaitan kepada
keseluruhan aspek namun pada kesempatan kali ini akan diambil beberapa contoh yakni
meliputi luasan wilayah akuisisi dan kedalaman target, dimana semakin luas wilayah
akusisi maka kemungkinan line yang akan digunakan semakin banyak sedangkan
semakin dalam objek yang ditargetkan maka receiver yang digunakan akan semakin
banyak.
2. Pengambilan atau akuisisi data
Pada tahapan ini terdapat beberapa permasalah yang dapat timbul diantanya yakni
Kualitas data, manajemen nama station pengukuran, menajemen data mentah dan
tereduksi, komunikasi, logistik dan kesulitan medan. kualitas data pada proses akuisisi
pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi di lapangan dan juga geologi pada wilayah
tersebut, sebagai contoh apabila akuisisi dilakukan di laut maka data salah satunya akan
dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan ombak sedangkan pada daratan maka hal hal yang
dapat mengurangi tingkat atau kualitas data yakni intensitas getaran yang berada di
lingkungan sekitar wilayah akuisisi, kemudian manajemen nama station di tujukan
untuk meminalkan kesalahan pencatatan data dan memudahkan dalam melakukan
kontroling atau pengecekan terhadap data jika diperlukan, selain itu terdapat
komunikasi dan logistik, permasalah ini dapat timbul karena akusisi geofisika pada
umumnya dilaksanakan pada wilayah yang cukup jauh dari lingkungan penduduk
seperti hutan, laut, padang pasir dan sebagainya sehingga untuk mendapatan logistik
cukup sulit selain itu komunikasi dapat terhambat dan pada umumnya hanya
menggunakan media berupa alat dengan frekuensi radio. Pada kesulitan medan pada
umumnya dipengaruhi oleh kondisi lapangan dan juga kondisi alam yang dapat berubah
secara signifikan setiap saat.

3. Penggunaan data
Penggunaan data merupakan salah satu tahapan akhir dalam kegiatan eksploasi dimana
pada tahap ini umumnya data yang didapatkan akan digunakan untuk melakukan
pemodelan dan interpretasi dari target yang diperkirakan. Pada pemrosesan atau
pemodelan sendiri dilakukan beberapa tahapan sehingga model yang dihasilkan
memiliki gambaran yang baik hal tersebut meliputi kompilasi data, pemilihan filter,
pemilihan metode pengolahan data lanjut dan evaluasi terpadu dengan kondisi geologi.
Pada pengambilan data geofisika dengan menggunakan metode apapun maka terdapat
kemungkinan besar keterdapatan noise yang berasal dari alam itu sendiri sehingga untuk
meminimalisirkan hal ini maka dapat dilakukan dengan penerapan beberapa filter dimana
dalam metode seismik filter yang umum digunakan meliputi low pass, band pass, fk filter
dan lainnya. filter ini sendiri ditujukan untuk memilih frekuensi yang di anggap sebagai
noise untuk kemudian dihilangkan. Dimana Low-pass filter ini berfungsi untuk
menghilangkan high frequency nosie, seperti thermal noisedan shot noise. Sedangkan high
pass filter juga menghilangkan low frequency noise, seperti flicker noise (1/f). dan f-k
digunakan untuk mengurangi noise linear. Jika pada suatu data hasil akusisi mengandung
terlalu banyak noise atau noise dapat dikatakan sebagai komponen dominan maka data
tersebut tidak dapat digunakan meskipun bisa dengan melalui beberapa tahapan atau
treatment khsus maka peninderaan atau model yang dihasilkan akan kurang baik dan tidak
cukup mendukung untuk melakukan interpretasi. Selain noise permasalahan lain yang
dapat timbul yakni dalam melakukan kompilasi dimana data seismik tidak dapat digunakan
secara mandiri sebagai data utama maka untuk memperkuat interpretasi dan analisis
dibutuhkan bantuan data lain yang dalam hal ini umumnya menggunakan data well logging
yang berfungsi sebagai data untuk mengetahui kondisi secara vertikal hal ini dikarenakan
seismik pada umumnya mengidentifikasi kondisi bawah permukaan secara horizontal.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan pertimbangan dan perhitungan serta
dilakukan pemilihan metode paling optimum berdasarkan beberapa parameter.

Anda mungkin juga menyukai