Anda di halaman 1dari 13

Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

STRATEGI DAN TUGAS PUBLIC RELATIONS LION AIR DALAM MENGHADAPI


KRISIS JATUHNYA PESAWAT LION AIR JT-610

Progam Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Terbuka

Nama: Nefal Febíian

NIM : 042717648

nefalfebíian@gmail.com

Abstrak

Artikel ini mengeksplorasi strategi PR untuk menangani kecelakaan Lion Air JT-610, salah satu
krisis yang dihadapi perusahaan atau organisasi mana pun. Tentu saja, merupakan tugas berat
bagi spesialis hubungan masyarakat Lion Air untuk menyelamatkan reputasi perusahaan di
tengah krisis. Krisis PR adalah peristiwa yang dapat merusak citra, reputasi, dan stabilitas
keuangan perusahaan. Krisis dikenal sebagai krisis PR ketika diketahui publik dan mengarah
pada persepsi negatif terhadap perusahaan, organisasi atau individu. Ketika praktisi PR baru
mampu memposisikan diri mereka sebagai tokoh sentral dalam upaya profesional untuk
mengatasi krisis potensial dan aktual, hal itu menjadi kecanduan. Investigasi ini berfokus pada
strategi kehumasan Lion Air dalam menangani krisis pascabencana JT-610. Tujuan artikel ini
adalah untuk memahami taktik apa yang digunakan PR Lion Air untuk memulihkan reputasi
perusahaan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data mengacu pada analisis dokumen. Temuan
menunjukkan bahwa tindakan PR Lion Air dapat membantu perusahaan mengatasi semua
konsekuensi dari krisis. Departemen Komunikasi Lion Air secara rutin menginformasikan
kepada publik melalui situs webnya (www.lionair.co.id) tentang tindakan yang diambil dan
rencana Lion Air untuk menyelesaikan setiap masalah yang muncul.
Kata kunci: strategi, hubungan masyarakat, krisis, Lion Air

Abstract

This article explores the PR strategy for handling the Lion Air JT-610 crash, one of the crises
any company or organization faces. Of course, it was a tall order for Lion Air's public relations
specialists to salvage the company's reputation amid the crisis. A PR crisis is an event that can
damage a company's image, reputation and financial stability. A crisis is known as a PR crisis
when it becomes known to the public and leads to a negative perception of a company,
organization or individual. When new public relations practitioners are able to position
themselves as central figures in professional endeavors to address potential and actual crises, it

1
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

becomes addictive. This investigation focuses on Lion Air's public relations strategy in handling
the crisis following the JT-610 disaster. The purpose of this article is to understand what tactics
Lion Air PR used to restore the company's reputation. In this study, data collection refers to
document analysis. The findings suggest that PR Lion Air's actions can help companies cope
with all the consequences of the crisis. Lion Air's Communications Department regularly
informs the public through its website (www.lionair.co.id) of the actions it is taking and of Lion
Air's plans to resolve any issues that arise.
Keywords: strategy, public relations, crisis, Lion Air

PENDAHULUAN

4 tahun yang lalu, tepatnya 29 Oktober 2018 terjadi kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor
penerbangan JT-610, rute Jakarta-Pangkal Pinang. Sebanyak 179 penumpaang dewasa, 1
penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru dinyatakan meninggal dunia. Terjatuhnya pesawat terbang
Lion Air JT-610 yang ditumpangi 189 jiwa pada senin 29 oktober 2018 adalah kecelakaan yang
terparah kedua dalam sejarah penerbangan di Indonesia yang terjadi di tengah telah membaiknya
keselamatan, menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Pesawat Lion Air JT-610 Jakarta – Pangkalpinang route jatuh di laut dekat dengan Karawang,
Central Java. Pesawat yang dioperasikan Lion Air dengan 189 orang didalamnya jauh di lepas
pantai Indonesia pada 29 Oktober 2018, menewaskan semua penumpang. Kejadian ini tentu menjadi
pukulan berat bagi Lion Air. Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta nasional Indonesia,
didirikan secara legal pada tanggal 15 November 1999, dan beropeasi pertama kali pada tanggal 30
Juni 2000, menyediakan rute dari Jakarta ke Pontianak dengan menggunakan Boeing 737 - 200,
yang saat itu berjumlah 2 unit pesawat. Lion Air adalah baagian dari Lion Air Group, yang berbasis
di Malaysia dan Thai Lion Air yang berbasis di Negara Thailand. Empat tahun lalu, pada 29
Oktober 2018, pesawat Lion Air bernomor JT-610 jatuh di rute Jakarta-Bangka Pinang. Sebanyak
179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 5 awak pesawat dinyatakan
meninggal dunia.
Senin, 29 Oktober 2018, kecelakaan Lion Air JT-610 dengan 189 orang di dalamnya adalah
kecelakaan paling mematikan kedua dalam sejarah penerbangan Indonesia dan terjadi di tengah
peningkatan keselamatan, menurut Dewan Keselamatan Transportasi Nasional. Pesawat Lion Air
JT-610 Jakarta - Pangkalpinang jatuh ke laut dekat Karawang, Jawa Tengah. Seluruh 189 orang
penumpang pesawat yang dioperasikan Lion Air itu tewas di lepas pantai Indonesia pada 29
Oktober 2018. Kejadian ini tentu menjadi pukulan telak bagi Lion Air. Lion Air adalah maskapai
penerbangan swasta nasional Indonesia. Perusahaan ini didirikan secara resmi pada tanggal 15
November 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Perusahaan ini menyediakan
layanan dari Jakarta ke Kunming. Rute Dian, jenis pesawatnya adalah Boeing 737-200. Saat itu
terdiri dari 2 unit pesawat. Lion Air adalah bagian dari Lion Air Group di Malaysia dan Thai Lion
Air di Thailand. Kasus Lion Air JT-610 merupakan salah satu krisis yang dihadapi perusahaan atau
organisasi manapun.
Tentu saja, memulihkan reputasi perusahaan dalam krisis merupakan tugas berat bagi para
profesional PR Lion Air, yang reputasi, citra, dan stabilitas keuangannya dapat dirusak oleh
peristiwa krisis. Ketika sebuah krisis diketahui publik dan menghasilkan persepsi negatif terhadap
citra perusahaan, organisasi atau individu, krisis tersebut dikenal sebagai krisis PR. Kejatuhan Lion
Air JT610 menyebabkan hilangnya kepercayaan, mengakibatkan penurunan stabilitas pengguna
pesawat, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan pengguna jasa penerbangan dan penurunan
pendapatan maskapai. Ini adalah krisis yang dihadapi industri penerbangan. Krisis adalah bagian
2
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

integral dari kehidupan organisasi, Tidak ada organisasi, besar atau kecil, nirlaba atau nirlaba, dapat
bertahan tanpa apa yang disebut krisis. Yang membedakan organisasi-organisasi ini adalah skala
krisis yang mereka hadapi dan cara organisasi menanganinya. Tidak ada yang bisa memprediksi
kapan krisis akan melanda, sehingga penting untuk menyiapkan format infrastruktur seperti B. teks
siap pakai atau pesan kunci yang menyatakan simpati atau belasungkawa, format pernyataan atau
salinan iklan. Menurut Davis Young dalam bukunya Membangun Nama Baik Perusahaan Muda,
krisis adalah segala sesuatu yang mengancam integritas dan reputasi organisasi dan pemimpinnya
(Suparmo, 2011). Lebih lanjut, Heywood cenderung mereduksi konsep krisis menjadi “darurat”,
yang cukup berbahaya jika tidak ditanggapi dengan serius (Chatra dan Nasrullah, 2008). Suatu
organisasi atau bisnis yang mengalami krisis perlu mengambil tindakan untuk menunjukkan
kepedulian atau belas kasihan kepada masyarakat. Tujuan perusahaan dalam mengelola krisis adalah
untuk mengakhirinya secepat mungkin, sebaiknya mencegahnya terjadi. Oleh karena itu, perusahaan
atau organisasi harus siap menghadapi bencana atau masalah yang tidak terduga yang dapat memicu
terjadinya krisis. PR: Di mana ia lahir dan berkembang. Dengan tidak adanya krisis potensial
(ancaman) atau aktual (sudah terjadi), PR memiliki sedikit atau tidak ada tempat dalam kehidupan
organisasi. Kredibilitas seorang praktisi PR hanya dapat dilihat ketika ia mampu memposisikan
dirinya sebagai figur sentral dalam kerja profesionalnya untuk mengelola krisis potensial dan aktual
(Chatra dan Nasrullah, 2008). Menilik latar belakang di atas, maka penulis akan membahas
beberapa isu terkait krisis ini, yaitu: Bagaimana strategi kehumasan Lion Air? Tanggapan terhadap
krisis? Tindakan komunikasi apa yang diambil Lion Air di saat krisis? Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi kehumasan Lion Air dalam mengatasi krisis pasca kecelakaan pesawat
Lion Ait JT-610. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindakan yang dilakukan
Lion Air dalam menghadapi krisis.

TINJAUAN TEORITIS

A. Kritik sastra
Morrisan (2014) mengemukakan beberapa definisi PR, antara lain:
1. Edward L. Berney dalam bukunya The Engineering of Consent (1995) mendefinisikan
public
relations sebagai melibatkan orang-orang yang memiliki pemahaman dan niat baik
(meyakinkan orang untuk memahami dukungan dan memiliki niat baik).
2. New International Dictionary edisi ketiga Webster mendefinisikan hubungan masyarakat
sebagai seni dan ilmu untuk mengembangkan saling pengertian dan niat baik.
3. The British Institute of Public Relation mendefinisikan PR sebagai: upaya membangun dan
memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya (a effort to build and maintain
mutual understanding antara organisasi dan publiknya).
4. Cutlip-Center-Broom mendefinisikan PR sebagai upaya terencana untuk mempengaruhi
pandangan melalui karakter yang baik dan tindakan yang bertanggung jawab, berdasarkan
komunikasi dua arah yang saling memuaskan.

3
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

5. The World Assembly of Public Relations mengemukakan definisi PR sebagai berikut:


Public
Relations adalah seni dan ilmu sosial menganalisis tren, memprediksi konsekuensi, menasihati
pemimpin perusahaan dan melaksanakan tindakan terencana yang melayani kepentingan
organisasi dan audiensnya.
6. Menurut Frank Jefkins, ada banyak definisi PR, tetapi dia sendiri menunjukkan batasannya
sebagai “yang merangkum semua komunikasi internal dan eksternal yang direncanakan antara
organisasi dan semua audiensnya untuk mencapai tujuan tertentu” Tujuannya adalah untuk
mencapai saling pengertian. “Pada hakekatnya Humas selalu dikaitkan dengan kegiatan yang
menimbulkan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan tersebut diharapkan akan
dihasilkan efek yaitu perubahan yang positif.

B. Fungsi Humas
Mengenai konsep fungsional PR, Scott M. Cutlip dan Allen Center memberikan penjelasan
berikut dalam bukunya “Effective Public Relations”:
1. Memfasilitasi dan memastikan aliran opini yang mewakili publik melalui organisasi sehingga
kebijakan dan operasional organisasi dapat selaras dengan kebutuhan dan pandangan publik yang
beragam.
2. Menyarankan manajemen tentang bagaimana dan bagaimana kebijakan dan operasi organisasi
harus dikembangkan untuk penerimaan terbaik oleh publik.
3. Merencanakan dan mengimplementasikan rencana yang menjelaskan kebijakan dan prosedur
organisasi dengan baik.

C. Jenis dan Anatomi krisis


Ada tiga tipe krisis dikemukakan Claudia Reinhardr, ( Morissan, 2006: 154), berdasarkan
kategori waktu, yaitu :
1. Krisis bersifat segera ( immediate crises )
2. Krisis baru muncul ( emerging crises )
3. Krisis bertahan ( sustained crises )

D. Strategi Komunikasi
Tubbs dan Moss (Mulyana, 2008) mendefinisikan komunikasi sebagai “proses penciptaan makna
antara dua orang atau lebih (Komunikator 1 dan Komunikator 2), sedangkan Gudykunst dan Kim
mendefinisikan komunikasi (lintas budaya) sebagai “Proses transaksional, simbolis tentang
memberi arti. Antara orang (berbeda budaya). Menurut Littlejohn dan Foss (2016), komunikasi
adalah pertukaran ide atau gagasan. Selanjutnya, komunikasi juga didefinisikan sebagai
Transmisi informasi. Effendy (2002) mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki tujuh
sendi atau pilar, sebagai berikut:
1) Adaptasi proses komunikasi
Seorang komunikator dengan tujuan dan peristiwa mengungkapkan ide dan menyebarkan ide
tersebut kepada komunikator, dari siapa dia menerima tanggapan.
2) Pikiran (pikiran)
Komunikasi yang baik didasarkan pada pemikiran yang baik. Komunikator pertama-tama harus
berpikir dalam kata-kata dan kemudian membentuk pemikiran mereka sendiri sebelum
mengungkapkannya
3) Kemahiran bahasa
4
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

Bahasa sangat penting dalam proses komunikasi, baik itu bahasa lisan maupun bahasa nonverbal.
4) Kejelasan
Agar pesan komunikasi menjadi jelas bagi komunikator, pesan itu harus didefinisikan,
ditekankan, koheren, dianalogikan, dan diilustrasikan.
5) Persuasi (persuasi)
Publik sebagai objek komunikasi melakukannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
6) Integritas
Komunikator harus dapat memilih kata yang tepat, menghindari kata-kata yang berlebihan,
menghilangkan detail yang tidak relevan, dan menyusun kalimat yang sederhana namun logis.
7) Niat baik (itikad baik)
Hubungan pribadi, hubungan masyarakat, keramahtamahan, dan sopan santun membutuhkan
integritas sebagai elemen penting dalam komunikasi apa pun.
8) Kelengkapan
Komunikator harus dapat memilih kata yang tepat, menghindari kata-kata yang berlebihan,
menghilangkan detail yang tidak perlu, dan menyusun kalimat yang sederhana namun logis.
9) Niat baik (niat baik)
Hubungan pribadi, hubungan masyarakat, keramahtamahan dan sikap santun membutuhkan
integritas sebagai elemen penting dalam setiap interaksi

5
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

E. Strategi Hubungan Masyarakat Manajemen Krisis


Praktisi PR yang tertarik dengan manajemen krisis dapat menggunakan strategi 3P sebagai
berikut (Ruslan, 2014):
1) Strategi pencegahan adalah tindakan pencegahan yang dilakukan dengan mengantisipasi
situasi krisis. Dalam hal ini, humas harus peka terhadap gejala sebelum krisis terjadi, dan
memiliki kemampuan berpikir strategis, menganalisis dan menemukan masalah krisis, agar
tidak muncul setelah fakta. lebih awal.
2) Persiapan strategi. Jika krisis tidak dapat dicegah sejak dini, langkah-langkah yang harus
diambil adalah: a) Membentuk tim krisis yang harus selalu berkomunikasi untuk memantau
situasi krisis; b) Bidang krisis harus memiliki informasi yang jelas dan akurat mengenai proses
krisis sehingga media dapat memberikan informasi yang tidak menyimpang dari keadaan yang
sebenarnya.
3) Strategi Mitigasi, yaitu apabila strategi pencegahan dan kesiapsiagaan tidak dilaksanakan
maka langkah terakhir dalam strategi koping adalah fase penyembuhan. Strategi koping
membutuhkan beberapa langkah yang harus diambil tergantung pada situasi dan kondisi.
Penanganan krisis perlu segera dibenahi karena hal ini dilakukan untuk mencegah spillover dan
spillover ke sektor lain. Mereka juga memastikan bahwa operasi organisasi berjalan tanpa
gangguan dan efisien. Dengan menilai krisis yang terjadi, tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauh mana krisis di kota tersebut dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam
implementasi rencana manajemen krisis. Soemirat dan Ardianto menawarkan strategi
manajemen krisis sebagai langkah terapi. Lakukan tindakan ini jika krisis benar-benar terjadi
dan tidak ada waktu atau cara untuk menghentikannya.

F. Rencana Manajemen Krisis yang Sistematis


Manajemen risiko dalam kerangka manajemen krisis komunikasi bisnis/lembaga harus disiapkan
dalam semua rencana, sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Kesiapan Sistem. Beberapa
pandangan tokoh terkemuka tentang manajemen krisis PR antara lain (Suparmo, 2011):
a. Dalam babnya tentang prinsip manajemen krisis, Shirley Harrison mengatakan: 1)
Bersiaplah; 2) Memberikan informasi latar belakang; 3) Mengelola arus informasi; 4) Setuju
dengan aturan dasar; 5) Tetap terinformasi; 6) Perhatikan komunikasi; 7) Mengungkapkan
keprihatinan; 8) Akurat; 9) Sensitif; 10) Belajar dari pengalaman.
b. Menurut Edelman, prinsip komunikasi krisis lebih sederhana: 1) bersiaplah; 2) bertindak
cepat; 3) jujur; 4) keterbukaan/transparansi; 5) pengembangan kemitraan; 6) hubungan media; 7)
penyebaran informasi yang tepat.
c. Steven Fink menekankan bahwa memberdayakan tim krisis untuk berkomunikasi dalam
situasi krisis dapat menjawab apa yang disebutnya pertanyaan mendasar dari perencanaan
manajemen krisis: 1) Siapa yang bertanggung jawab atas pengumuman formal (karyawan, media,
lembaga pemerintah?); 2) Siapa pendukungnya? 3) Apakah perusahaan/organisasi memiliki
manual hotline pengendalian rumor? 4) Apakah Anda memiliki rencana manajemen krisis?
d. Jim Osborne merekomendasikan langkah-langkah berikut: 1) Merakit tim operasi eksekutif;
2) Menyusun prosedur untuk membangun sistem pemantauan komunikasi yang terdiri dari
pembuat kebijakan, juru bicara, perintah kerja, konten strategis, dan implementasi taktis; 3)
Menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan; 4) merumuskan strategi dan tindakan yang
6
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

diharapkan; 5) merumuskan krisis; 6) mengidentifikasi prioritas tindakan; 7) melakukan latihan


dan simulasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.

METODE PENELITIAN
Studi kasus digunakan sebagai metode penelitian. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan informasi yang komprehensif dan rinci tentang kasus tertentu atau sejumlah kecil
kasus dari dimensi yang berbeda. Kasus dapat terjadi di dalam organisasi, sekelompok orang, atau
komunitas, peristiwa, proses, atau aktivitas. Studi kasus untuk penelitian ini adalah krisis
kehumasan Lion Air pasca kecelakaan Lion Air JT 616. Data untuk studi kasus dapat diperoleh
melalui wawancara, observasi dan/atau analisis literatur. Dalam penelitian ini, pengumpulan data
mengacu pada analisis dokumen.

HASIL DAN DISKUSI


Upaya PR Pasca-Krisis Lion Air
Pada fase pasca krisis, krisis menumpuk dan organisasi berusaha mempertahankan atau kehilangan
reputasinya. Dengan kata lain, organisasi berusaha memperbaiki segala akibat dari krisis
(pemulihan) (Kriyantono, 2012). Melihat krisis jatuhnya JT 610 pada 29 Oktober 2018, Lion Air
merespon dengan cepat dengan berbagi informasi tentang penerbangan Lion Air JT-610 dari
penumpang seri JT-610 dari pelabuhan Bangka Bangka Penang. Keluarga sebanyak 90
penumpang dibawa ke Jakarta dari berbagai daerah, dan akomodasi dan pusat informasi didirikan
di Hotel Ibis di kawasan Cawang Jakarta Timur untuk memudahkan akses ke Bandara
Internasional Halim Perdanakusuma.
Lion Air menyatakan sangat prihatin dengan kejadian ini dan akan terus berkoordinasi dengan
semua pihak untuk mempercepat penetapan informasi status penumpang dan awak pesawat. Lion
Air akan terus memberikan update seiring perkembangan situasi.
Pada 30 Oktober 2018, Lion Air kembali menyatakan telah mendapat konfirmasi dari Badan
Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) bahwa pada bulan Oktober terdapat 24
kantong jenazah. Desember 2018. Uang tersebut ditarik dan disimpan di RS Polri Kramat Jati,
Jakarta Timur. Keluarga dari beberapa penumpang dan awak pesawat teridentifikasi di Rumah
Sakit POLRI (Disaster Victim Identification).
Selain itu, pada 31 Oktober 2018, Lion Air kembali mengeluarkan update yang memberikan
informasi terkini penanganan Lion Air dengan nomor JT-610. Lion Air mendapat konfirmasi dari
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) pada pukul 18:00 WIB terdapat 5
kantong jenazah dan total 53 kantong. Tanggal 30 Oktober 2018 sebanyak 24 karung dan 29
Oktober 2018 sebanyak 24 karung. Kelima karung tersebut dibawa dan diserahkan ke RS Polri
Kramat Jati Jakarta Timur untuk dilakukan identifikasi. RS POLRI melanjutkan proses identifikasi
keluarga penumpang dan ABK. Hingga saat ini, Lion Air terus memberikan dukungan kepada
tanggungan (asisten keluarga) di setiap posko JT-610. Sementara itu, sejumlah pejabat Lion Air
memberikan dukungan moril kepada keluarga penumpang, kru, dan tim evakuasi di Pos Kawang,
Jakarta Timur, Pos RS Polri dan Tanjung Prat Jakarta Utara. Pencarian terus dilakukan terhadap
seluruh penumpang, awak dan pesawat JT-610 yang terlibat dalam insiden (29/10) di perairan
Karawang, Jawa Barat.

7
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

Gambar 1. Puing-puing pesawat Lion Air JT610.

Lion Air memberikan update harian tentang penanganan pesawat Lion Air setelah
kecelakaan fatal 12 November 2018. Informasi yang diberikan antara lain proses pencarian
dan evakuasi penumpang dan awak JT-610 masih berlangsung, serta keluarga penumpang
dan awak dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, di mana mereka diberi gaji
menunggu. Kompensasi dan Kompensasi. Uang penghiburan untuk keluarga korban.

Gambar 2. Sanak saudara korban jatuhnya Lion Air JT610 menunggu kabar lebih lanjut.

Langkah-langkah komunikasi selama krisis Beberapa langkah komunikasi terpenting yang harus
dilakukan Lion Air PR selama krisis adalah:
1. Segera membentuk tim manajemen krisis untuk mengumpulkan informasi sesegera mungkin.
Berdasarkan penelitian darurat kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan fakta dan opini tentang
apa yang sebenarnya terjadi. Tim krisis dipimpin oleh seorang manajer PR yang memahami krisis baik
secara konseptual maupun teknis. Jumlah anggota disesuaikan dengan tingkat keparahan krisis. Setiap
anggota inti bertanggung jawab atas tugas tertentu, yaitu penelitian dan analisis krisis, penyusunan
konsep operasi dan persiapan pelaksanaan kegiatan. Tim manajemen krisis Lion Air akan efektif
ketika setiap anggota menyadari bahwa setiap anggota saling bergantung dan tidak ada yang lebih
penting dari yang lain. Selain anggota yang solid, tim manajemen krisis juga harus memiliki rencana
kerja yang jelas, jadwal yang lengkap, ruang rapat kerja yang lengkap, serta fasilitas komunikasi dan
8
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

transportasi yang nyaman.


2. Segera menganalisis ekspektasi audiens, menghubungi pakar (ahli) untuk menganalisis dan
menjelaskan krisis yang muncul. Menyusun rencana langkah-langkah atau kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan komunikasi dalam situasi krisis. Lion Air mengungkapkan keprihatinan atas krisis
bagi keluarga dan awak korban kecelakaan JT610. Segera setelah kecelakaan itu, Lion Air
Posting pemberitahuan di World Wide Web (www.lionair.co.id) tentang tindakan dan rencana Lion
Air untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
3. Mengembangkan pesan kunci yang kuat dan kredibel berdasarkan transparansi dan etika bisnis.
Lion Air harus menunjuk seorang juru bicara dan mengarahkan pertanyaan kepada juru bicara
tersebut, yaitu. H. kepada seseorang yang telah dilatih sebelumnya. Menanggapi krisis ini, tim
manajemen krisis Lion Air membentuk pusat krisis (021-80820001) untuk menangani dampak
bencana. Pusat krisis digunakan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan publik tentang
kecelakaan pesawat.
4. Terapkan untuk "5W+1H" sesegera mungkin
a. Apa – hal terpenting apa yang perlu disampaikan dalam pesan utama?
b. Siapa – Siapa yang perlu menjadi komunikator dan siapa yang paling penting untuk berkomunikasi?
c. Why - Alasan mengapa pesan kritis perlu segera disampaikan.
d. When - kapan? Sekarang, secepatnya!
e. Where - dimana? Tidak langsung di TKP, tapi diatur Tempat yang lebih nyaman, sedekat mungkin
dengan pemandangan.
f. How – Bagaimana jalannya? Konferensi pers diundang ke semua media atau disiarkan langsung di
radio dan televisi. Jangan lupa untuk memperbarui situs web atau segera membuka yang baru. Semua
berita harus diupdate sesuai perkembangan zaman.
4. Pantau media, dan ketika memilih teknik dan saluran penyebaran, fokuskan terlebih dahulu
pada
publik yang akan menerima informasi atau pesan terlebih dahulu. Publik harus menjadi garda
terdepan, agar komunikasi bisa lebih berorientasi pada audiens. Buka dan katakan yang
sebenarnya, tidak ada yang disembunyikan, dan tidak ada yang akan memberi tahu. Wartawan akan
mencari sumber lain, termasuk pengamat, untuk jawaban yang tidak mereka miliki. Jika itu terjadi,
PR Lion Air akan kehilangan kendali atas media. Lion Air mungkin tidak memberikan informasi
grup. Memberikan informasi yang lengkap dan detail.
5. Untuk memperlakukan semua insan berita/media secara profesional, Lion Air harus mendirikan
pusat pers (media service center) jauh dari tempat terjadinya krisis. Jika ada berita baru, harap
menginformasikan kepada reporter sesegera mungkin. Jangan pilih media atau jurnalis. semua
media harus Perlakukan itu sama. Jangan mengambil keuntungan dari liputan media massa tentang
perusahaan Anda dengan mempromosikan perusahaan, produk, dan layanan Anda selama masa
krisis. Ketika sebuah perusahaan disorot sebagai relevan dengan krisis, jangan gunakan kehadiran
media Anda untuk melakukan apa yang dapat dianggap sebagai iklan gratis

SIMPULAN DAN SARAN

Jika bencana atau peristiwa yang tidak biasa terjadi, kemungkinan akan memicu krisis dan orang ingin tahu apa
9
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

yang terjadi. Perusahaan harus segera melapor, masyarakat banyak menuntut, dan penilaian etis masyarakat
terhadap tindakan perusahaan akan memberikan tanggapan. Pada saat kritis seperti itu, tim manajemen krisis
harus segera bertindak. Kepala humas atau humas harus ada di sana, sebenarnya sudah siap, jadi presiden atau
CEO harus ada di layar TV, di radio, dan di konferensi pers. Pasti butuh pelatihan Merangsang

10
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

program pelatihan manajemen krisis. Sebuah perusahaan yang siap dan terlatih untuk
menghadapi apapun Peluang untuk terkena masalah atau krisis adalah bertahan, keluar dari
bencana dengan baik, dan seringkali lebih baik dari sebelumnya. Program pelatihan manajemen
krisis sangat penting bagi kita semua. Krisis pasti terjadi, hanya tidak tahu kapan itu akan terjadi.
PR pada dasarnya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang menciptakan pemahaman melalui
pengetahuan, yang diharapkan akan membawa dampak, yaitu perubahan positif. Fungsi inti humas
adalah mendukung manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, dan komunikasi merupakan
kegiatan utamanya. Kampanye kehumasan ditujukan untuk publik internal dan eksternal, dengan
tujuan membina hubungan baik antara organisasi, khususnya Lion Air, dan publik. Salah satu
fungsi PR adalah membenahi fungsi.Fungsi ini menggambarkan peran PR. Ketika sebuah
organisasi atau lembaga mengalami masalah (krisis) dengan publik, maka PR harus berperan.
Menyelesaikan masalah. Setelah PR berhasil menyelesaikan masalah, yang tak kalah penting
adalah peran PR dalam menggiring opini publik ke arah yang lebih baik. surat

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah ini. Peneliti berharap penelitian lebih lanjut akan
membahas karya ilmiah ini lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Chatra, E., Nasrullah, R., 2008. PR: Strategi Kehumasan dalam Menghadapi Krisis. Maximalis,
Bandung.

Effendy, O.U., 2002. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.

Kriyantono, R., 2012. PR & Crisis Management: Pendekatan Critical PR, Etnografi Kritis &
Kualitatif. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Littlejohn, S.W., Foss, K.A., 2016. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, 9th
ed. Salemba Humanika, Jakarta.

Morissan, 2014. Manajemen PR: Strategi Menjadi Humas Profesional. K encana Prenadamedia
Group, Jakarta.

Mulyana, D., 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

11
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

Ruslan, R., 2014. Manajemen PR dan Media Komunikasi. Rajawali Press, Jakarta. Suparmo, L.,
2011. Crisis Management & PR. PT Indeks, Jakarta.

Situs

http://www. lionair.co.id/

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46019180

https://www.antaranews.com/berita/762820/lion-air-prihatin-dengan-jatuhnya-pesawat-jt610

12
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_5/12/22

13

Anda mungkin juga menyukai