Anda di halaman 1dari 15

Analisis Kasus dan Press Release

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Media Relation

OLEH

I.Nabila H.Ismail

(2003050098)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2023

1
1. Kasus Pertama (Lion Air Gagal Mengudara di Bandara Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru)

PT Lion Mentari Airlines, adalah salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar di
Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pasar domestik.
Berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, Lion Air terbang ke kota-kota di Indonesia,
Singapura, Vietnam, Malaysia dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan
ini adalah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Di Pekanbaru Lion Air juga mengalami berbagai permasalahan. Dua tahun pertama
mengudara, Lion Air gagal mengudara di Bandar Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru. Dan
pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Senin
(14/2/2011) malam. Insiden yang menimpa pesawat nomor penerbangan 0392 dari
Jakarta itu terjadi sekitar pukul 21.15 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan
pesawat yang dipiloti Hambauran Andriansyah tersebut. Dugaan sementara, insiden
tergelincirnya Lion Air akibat cuaca buruk. Hujan deras disertai angin kencang melanda
Pekanbaru pada saat insiden terjadi. Otoritas Bandara Pekanbaru juga enggan untuk
memberi informasi pada jurnalis. Pada tahun 2006, tiga kali pesawat Lion Air mengalami
pendaratan tidak sempurna dan sekali pesawat rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas
karena gangguan roda kiri. Dan Maskapai penerbangan Lion Air juga mendapatkan
teguran keras dari Kementerian Perhubungan terkait seringnya delay pesawat. Kebiasaan
ini sudah tak bisa ditolerir dan merugikan waktu penumpang.

 Analisis Kasus
1) Strategi yang saya gunakan sebagai seorang Public Relation dari pihak
Lion Air untuk menangani krisis citra pada maskapai penerbangan
Lion Air di Pekanbaru adalah :
a. Mengidentifikasikan isu-isu yang menyebabkan krisis
Isu adalah suatu pristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang karena isu
merupakan kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin
kebenarannya.
Isu-isu yang terjadi di Lion Air cabang Pekanbaru yakni Lion Air
sering kali mendapati isu tentang penggunaan ban bekas dan

2
armada pesawat yang tidak baru atau tidak layak terbang, gagal
mengudara, dan tergelincir dengan adanya isu tersebut maka public
relations harus cepat tanggap dalam menghadapi isu tersebut, cepat
mencari sumber masalah dan cepat mencari solusi yang tepat untuk
menangani krisis yang terjadi.

b. Memetakan kebutuhan wartawan saat krisis


Dalam memetakan kebutuhan wartawan saat krisis, public relations
Lion Air tidak menentukannya sendiri akan tetapi kebutuhan yang
dibuat untuk pemetaan jawaban atas pertanyaan wartawan dibuat
melalui rapat serta meminta pendapat dari para staf-staf agar
jawaban yang akan diberikan kepada wartawan dapat senada
sehingga pada saat wartawan mencari informasi tidak terjadinya
kesimpang siuran jawaban atas pertanyaan tersebut. Pada kasus
atau krisis yang terjadi di kota Pekanbaru public relations tidak
turun secara langsung, melainkan public relations hanya mengirim
hasil pemetaan kebutuhan wartawan saat krisis kepada pihak
manajemen Pekanbaru, dan manajemen di Pekanbaru menjelaskan
jawaban atas krisis yang terjadi kepada wartawan sesuai dengan
hasil yang telah dibentuk pada saat pemetaan kebutuhan saat krisis.

c. Menyiapkan informasi untuk manajemen


Menyiapkan informasi untuk manajemen , tujuan dari strategi
menyiapkan informasi untuk manajemen ini pada saat manajemen
berhadapan dengan dengan wartawan atau media manajemen telah
yakin bahwa mereka telah membarikan informasi dengan benar.
Sesuai dengan kasus yang terjadi di Pekanbaru persiapan informasi
dilakukan untuk persiapan memberikan jawaban kepada media atau
wartawan yang akan mencari informasi. Pada saat dilkukannya
konferensi pers, konferensi pers dilakukan bertujuan untuk
menjelaskan krisis atau isu-isu kepada publik melalui media atau
wartawan agar publik mengetahui kebenaran krisis yang terjadi.
Setelah melakukan konferensi pers, dan menemukan solusi yang
diakibatkan oleh isu armada yang tidak layak terbang, gagal

3
mengudara dan tergelincirnya armada maka pihak manajemen
pekanbaru harus memberikan informasi kepada public relations
tentang hasil konferensi pers yang telah dilakukan.

2) Strategi Perbaikan Citra


Setelah melakukan strategi-strategi penanganan krisis maka Lion Air
ditutut harus mampu memulihkan citranya yang sempat terpuruk
dimata publik, dalam melakukan kegiatan perbaikan citra, pihak Lion
Air melakukan berbagai macam strategi, adapun strategi tersebut
antara lain:
a. Pengaturan jadwal Penerbangan
Salah satu strategi public relations yang dilakukan oleh maskapai
penerbangan Lion Air adalah dengan mengatur jadwal
penerbangan sedemikian rupa sehingga memudahkan konsumen
dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan maskapai
penerbangan Lion Air.

b. Penambahan armada Baru


Selain strategi mengatur jadwal penerbangan, maskapai
penerbangan Lion Air cabang Pekanbaru juga memiliki strategi
Armada baru yang akan diluncurkan pada tahun 2013 ini dengan
jumlah 11 pesawat baru. Strategi ini dilakukan lebih kearah
bagaimana cara Lion Air cabang Pekanbaru mengkomunikasikan
tentang pemakaian armada-armada baru di Lion Air.

c. Strategi Harga tiket


Lion Air sebagai pelopor penerbangan murah berhasil meraih
kesuksesan karna menggunakan strategi harga. Karena dengan
menggunakan stategi harga Lion Air dapat membantu siapa saja
menembus langit biru dari sabang hingga Marauke dengan harga
yang terjangkau dari pegawai, pebisnis, mahasiswa, hingga ibu-ibu
dapat menggunakan jasa penerbangan Lion Air. Disamping itu,
Lion Air menunjukkan citranya sebagai pemimpin maskapai
penerbangan berbiaya murah atau low cost carriers. Pada saat ini

4
Lion Air membuktikan dirinya sebagai pemimpin pasar dalam
basis penerbangan di Indonesia Lion Air yang selama ini telah
menguasai pasar low cost carriers (LCC), hendak bersaing dengan
maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan mendirikan
maskapai baru Batik Air di pasar Full Service Carriers (FSC) yang
selama ini dikuasai oleh garuda Indonesia.

3) Media yang digunakan pada saat krisis


Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan, media secara pasti mempengaruhi pemikiran pemikiran dan
tindakan khalayak, budaya, social, dan politik dipengaruhi oleh media
(Agee dalam Ardianto, 2007:58).

a. Konferensi pers
Dengan menggunakan metode konferensi pers public relations
maskapai penerbangan Lion Air bertujan untuk kembali mengubah
atau mempengaruhi kepercayaan, sikap dan prilaku masyarakat
melalui media masa sehingga dapat dicapai sesuai dengan apa yang
diharapkan.

b. Publisitas
Pada dasarnya, publisitas merupakan informasi yang dikemas
dalam bentuk berita yang menadakan iklan. Informasi dimaksud
diberikan untuk menumbuhkan popularitas sesorang, organisasi,
atau badan tertentu, agar masyarakat memperoleh pengertian
sehingga terpengaruh dan tergerak untuk bersikap dan berprilaku
ke arah yang diharapkan orang,organisasi, atau instansi yang
dipublikasikannya itu.

c. Periklanan (Advertising)
Iklan sangat berguna bagi perusahaan/konsumen, karna iklan
merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh pihak
perusahaan untuk memperkenalkan produk dan jasa yang

5
ditawarkan dan diharapkan dari iklan tersebut konsumen dapat
merubah sikap dan nantinya akan menggunakan produk dan jasa
yang ditawarkan perusahaan, sehingga menguntungkan bagi
perusahaan.

PRESS RELEASE KASUS : Lion Air Gagal Mengudara di Bandara Sultan Syarif
Kasim Pekanbaru

Pesawat Lion Air tujuan Jakarta gagal mengudara dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim,
Pekanbaru, Riau, Jumat (7/4), karena satu rodanya rusak. Pesawat yang sudah melaju di
landasan pacu ditarik kembali ke areal parkir bandara. Kerusakan baru diketahui setelah
pesawat siap berangkat pada pukul 15.00 WIB.

Penumpang Lion Air bernomor penerbangan JT-391 sebanyak 90 orang dievakuasi dulu ke
ruang tunggu. Mereka kemudian diberangkatkan dengan pesawat lain. Kegagalan Lion Air
mengudara juga mengakibatkan jadwal penerbangan terganggu selama dua jam. Tiga pesawat
yang seharusnya mendarat di Bandara Syarif Kasim dialihkan ke Bandara Hang Nadim,
Batam. Aktivitas Bandara Syarif Kasim kembali normal setelah pesawat Lion Air ditarik ke
areal apron.(KEN/Yusril Ardanis dan Pris Simon)

Link Video : https://youtu.be/9cvZGL2TpBg

6
No : 158/UN/15.13/PP/2023 Kupang, 13 Mei 2023
Hal : Undangan Peliputan
Lampiran :-

Kepada Yang Terhormat,


Pimpinan Redaksi Pos Kupang
Serta Rekan-rekan Wartawan
Di tempat

PT Lion Mentari Airlines, adalah salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar di
Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pasar domestik. Di
Pekanbaru Lion Air juga mengalami berbagai permasalahan. Dua tahun pertama mengudara,
Lion Air gagal mengudara di Bandar Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru. Dan pesawat Lion Air
tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Terkait dengan krisis diatas kami pihak PT Lion Mentari Airlines ingin mengundang rekan-
rekan media untuk hadir dalam acara Konferensi Pers :

Hari/tanggal : Minggu, 14 Mei 2023

Waktu : 10.00 WITA

Tempat : Ballroom Swiss Berlin Kristal Hotel Pekanbaru.

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Hormat kami,

Pimpinan Lion Air

7
2. Kasus Kedua (PT Angkasa Pura Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
dalam Menghadapi Dampak Erupsi Gunung Agung pada tahun 2017)

Krisis yang dialami akibat dari erupsi Gunung Agung berpengaruh pada operasional
bandara. Adanya letuasan freaktik ketiga yang menimbulkan abu vulkanik tebal dengan
ketinggian 30.000 kaki dengan 10-15 notes kea rah selatan mengganggu ruang lalu lintas
penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, sehingga pada tanggal 27
November 2018 pihak pengelola bandara mengubah status pemantuan menjadi tim krisi
yang disebut Emergency Operational Center (EOC) yang terdiri dari instansi eksternal
yang memiliki kewenangan dalam hal lalu lintas dan kondisi bahaya di sekitar bandara.
Berdasarkan atas pertemuan dalam EOC, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara
Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) menerbitkan notice to airmen
(NOTAM) nomor A4242/17 mengenai informasi waktu dan alasan penutupan, maka
Kepala Otoritas Wilayah IV Bandara bersepakat dengan General Manager menyatakan,
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan “close” sementara waktu mulai 27
November 2017 pada pukul 07.00 WITA.
Dampak dari penutupan operasional bandara mengakibatkan penumpukan jumlah
penumpang sebanyak 59.000 dan 443 penerbangan pada hari tersebut, mengenai
keberlangsungan aktifnya kembali operasional bandara didasarkan dari hasil evaluasi
EOC setiap 6 jam, hingga pada akhirnya membaiknya situasi lalu lintas penerbangan
setelah dinyatakan aman dan operasional bandara kembali dibuka pada 29 November
2017 pada pukul 14.28 WITA.

 Analisis Kasus
Strategi saya sebagai seorang humas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
untuk menghadapi krisis tersebut adalah :
1) Identifikasi Krisis
humas Ngurah Rai ketika awal mengetahui suatu permasalahan langsung
melakukan identifikasi yang merupakan suatu langkah yang terdapat pada
tahapan pre alert. Menurut Steven Fink tahap peringatan disebut sebagai
tahap prodromal yang mengindikasi krisis mungkin terjadi dalam suatu
perusahaan dan menimbulkan kehancuran apabila tidak dilakukan
penanganan dengan cepat dan tepat.

8
Humas pada langkah ini mulai melakukan pembacaan situasi atas
penyebab terjadinya krisis, dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi
terkait penyebab krisis dengan meminta kepastian berupa data dan fakta
yang terjadi di lapangan. Hal tersebut merupakan salah satu proses kerja
humas dalam membantu manajemen untuk menanggapi pendapat
publiknya, bertindak sebagai suatu sistem untuk membantu perusahaan
dalam berjaga-jaga dalam menghadapi kemungkinan terburuk.
Early warning system (sistem tanda bahaya) dalam langkah pertama
manajemen krisis dianggap sebagai hal yang penting bagi kegagalan atau
keberhasilan bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan membaca situasi
dengan mengetahui secara cepat sumber dan datangnya bahaya atau yang
disebut sebagai sinyal krisis.
Melalui tahapan identifikasi memungkinkan humas melakukan persiapan,
dengan bersikap waspada terhadap situasi yang terjadi. Humas dalam hal
ini merupakan penggerak dari signal yang ditangkap atas hasil identifikasi
yang dilakukan humas itu sendiri dan instansi terkait.

2) Analisis Krisis
Analisis terhadap hasil identifikasi yang dilakukan pada tahapan
sebelumnya diharapkan dapat memberikan pengembangan informasi
melalui formula yang dijelaskan oleh Rhenald Kasali bahwa penggunaan
formula 5W+1H merupakan suatu cara agar dapat mengungkapkan dan
mengembangkan secara mendalam sistematis, informatif dan deskriptif
mengenai krisis yang terjadi. Formula tersebut direalisasikan dalam salah
satu strategi manajemen krisis yang dihadapi PT. Angkasa Pura I Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada tahap prodromal atau pre- alert
analisis terhadap hasil temuan dapat direalisasikan.
Kegiatan analisa krisis pada perusahaan dalam menghadapi krisis akibat
erupsi Gunung Agung disatukan dalam kegiatan identifikasi krisis, karena
humas beranggapan bahwa analisa krisis merupakan satu kesatuan dari
identifikasi, sehingga ketika mendapatkan informasi atau data di lapangan
pada kegiatan identifikasi maka akan langsung dilakukan analisis. PT.
Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai menggabungkan kegiatan analisa

9
krisis dengan identifikasi krisis dalam satu rangkaian pada manajemen
krisis Gunung Agung.

3) Isolasi Krisis
Rangkaian dari sebuah manajemen krisis memungkinkan perusahaan
melakukan isolasi yang berarti upaya dari pencegahan krisis yang dapat
menyebar ke berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga krisis perlu
dikelola sebaik mungkin dengan melakukan karantina sembari
menentukan kebijakan yang tepat dalam situasi tersebut.
Isolasi atau karantina sebuah krisis dilakukan pada tahapan akut, menurut
Steven Fink mengkonsepkan sebagai tahapan akut dalam sebuah situasi
krisis ditandai dengan gambaran nyata krisis yang akan semakin dekat
terjadi pada sebuah organisasi atau perusahaan. Tahapan ini krisis telah
tercium oleh publik dan media sudah mulai memberitakan peristiwa yang
sedang terjadi, untuk itu perusahaan pada tahapan ini sudah melakukan
pergerakan dengan mengeluarkan dokumen atau modul sebagai panduan
perusahaan menangani krisis ini.
Berdasarkan hasil temuan penelitian humas PT. Angkasa Pura I Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai, tidak melakukan isolasi krisis pada
situasi yang terjadi akibat erupsi Gunung Agung yang berdampak pada
bandara. Bagi perusahaan penyedia jasa Bandar udara belum mengetahui
tujuan dari adanya karantina dari situasi krisis.
Kegiatan isolasi diartikan sebagai hal yang penting seperti pendapat
Renald Kasali bahwa isolasi krisis merupakan upaya pencegahan krisis
agar tidak menyebar luas, dari pendapat tersebut maka perusahaan
berkewajiban untuk melakukan karantina terhadap krisis yang terjadi saat
dampak erupsi Gunung Agung. Kelumpuhan operasional akibat erupsi
yang terjadi memungkinkan krisis yang menyebar, karena bagi perusahaan
yang bergerak dalam hal transportasi udara, keberlangsungan dan
kelancaran operasional adalah penggerak perusahaan ini dapat beroperasi,
namun ada hal-hal krusial yang harus dilindungi agar tidak terkena
dampak dari krisis tersebut, sehingga sektor-sektor yang lain akan tetap
berjalan normal.

10
4) Strategi Pemulihan
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Rhenald Khasali mengenai
strategi pemulihan krisis bahwa hal ini merupakan strategi lanjutan dalam
daur hidup krisis berdasarkan analisa situasi. Humas Ngurah Rai
melakukan eksekusi program setelah melakukan analisa terhadap situasi
yang terjadi. Eksekusi yang dilakukan pada tahap gangguan sejak tanggal
21 November 2017 kemudian setelah dinyatakan penutupan operasional
pada tanggal 27 November sampai dengan tanggal 29 November 2017
yang dinyatakan pada tahap krisis bagi perusahaan, hingga dibukanya
kembali operasional bandara pada tanggal 29 November 2017 merupakan
sebuah fase yang dianggap rawan apabila tidak dilaksanakan dengan baik,
karena eksekusi program yang telah direncanakan pada awal
mengidentifikasi dan menganalisa merupakan penentu keberhasilan atau
kegagalan perusahaan dalam menghadapi krisis.
Pasca terjadinya krisis akibat erupsi Gunung Agung yang berdampak pada
penumpukan jumlah penumpang di Bandara Ngurah Rai, pada tanggal 29
November 2017 pukul 14.28 WITA operasional mulai normal kembali,
pengelolaan krisis bagi humas Ngurah Rai bersama tim krisis tidak
dinyatakan selesai begitu saja. Diperlukan strategi pemulihan yakni upaya
lanjutan dari penanganan situasi krisis untuk memulihkan kembali situasi
yang terjadi untuk beroperasi normal kembali.
Merujuk pada pernyataan Ahmad S. Adnanputra bahwa strategi adalah
bagian terpadu dari suatu rencana (plan), yang merupakan produk dari
suatu perencanaan (planning) yang akhirnya perencanaan menjadi bagian
dari berjalannya manajemen. Maksud dari strategi tersebut diharapkan
perusahaan untuk mencapai win-win solution (menguntungkan kedua
belah pihak) antara perusahaan untuk tetap mendapatkan kepercayaan
publik, penumpang untuk tetap berkunjung dengan aman, nyaman dan
damai di Bali, serta dunia pariwisata Bali yang tetap berkembang demi
perekonomian masyarakatnya.
PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
menggunakan strategi adaptif untuk memulihkan situasi krisis yang terjadi.
Seperti pendapat Rhenald Kasali mengenai pilihan strategi pemulihan yang
dibagi dalam tiga hal, salah satu dari strategi pilihan tersebut adalah

11
strategi adaptif yang merupakan cara untuk memulihkan kembali keadaan
dengan mengubah kebijakan, memodifikasi operasional, kompromi dan
meluruskan citra.
Humas Ngurah Rai bersama dengan tim krisis ADMP memilih strategi
adaptif sebagai strategi terbaik karena melakukan kompromi, menciptakan
program melalui kebijakan atas pertimbangan General Manager dan
meluruskan keadaan dengan melakukan update Informasi. Menjadi suatu
yang dianggap gagah berani untuk memberikan Informasi secara
transparan kepada publik. Segala sesuatu yang sedang dihadapi
perusahaan, baik perusahaan dalam keadaan berhasil bahkan perusahaan
sedang dalam kondisi terpuruk sekalipun harus berani menghadapi dengan
memberikan informasi yang sebenar- benarnya atas apa yang sedang
dialami perusahaan. Berusaha menghadapi dengan menerapkan strategi
atas hasil analisis merupakan bagian dari bentuk pengelolaan informasi,
dengan tujuan pemberitaan yang beredar di media cetak, elektronik
maupun media online tidak “liar” dalam hal ini terarah pada kasus yang
sebenarnya, sehingga perusahaan lebih mudah mengambil langkah
selanjutnya untuk melakukan apa yang terbaik bagi perusahaannya.

5) Program Pengendali
Program yang dikatakan sebagai langkah penerapan pasca terjadinya krisis
merupakan suatu upaya pengendalian, dengan harapan daur hidup krisis
tidak terjadi lagi. Walaupun krisis yang disebebkan oleh bencana alam
yang dalam hal ini ada erupsi yang terjadi dari Gunung Agung tidak dapat
dihindari, namun PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai dapat lebih tanggap dan melakukan sesuatu. Humas Ngurah
Rai bersama dengan tim krisis memaknai program pengendali tidak jauh
berbeda dengan strategi pemulihan, kedua program yang dilakukan pada
situasi krisis merupakan program yang dilakukan pada saat krisis
menghadapi tahap pemulihan.
Bagi perusahaan, keduanya memiliki tingkat kepentingan yang sama pasca
terjadinya krisis, hanya saja strategi pemulihan lebih bertujuan untuk
memulihkan kembali keadaan untuk beroperasi normal kembali dengan
sasaran dari program ini adalah publik eksternal yang berarti pengguna

12
jasa Bandar udara Ngurah Rai (penumpang), dengan adanya berbagai
event yang digalakan serta berbagai interior pendukung di dalam bandara
dapat membantu mengalihkan ingatan penumpang atas terjadinya situasi
krisis pada November 2017, sehingga publik tetap merasa nyaman ketika
mendarat maupun lepas landas melalui Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai.
Program pengendali pada tahap pemulihan bertujuan untuk menerapkan
kebijakan pasca krisis bersama dengan instansi terkait berupaya
untukpencapaian keamanan dan keselamatan penumpang. Berbeda halnya
dengan strategi pemulihan, program pengendali ini merupakan kegiatan
pengendalian dengan melakukan pemantauan dan koordinasi yang
dilakukan secara berkelanjutan.
Rhenald Kasali mengungkapkan bahwa program ini adalah langkah
penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang sudah dirumuskan
untuk menjadi pedoman untuk mengambil langkah pasti. Pada
kenyataannya, perusahaan menggunakan program pengendali sebagai
upaya menuju strategi generik yang melibatkan publik internal maupun
publik eksternal.

PRESS RELEASE KASUS : PT Angkasa Pura Bandara Internasional I Gusti Ngurah


Rai Bali dalam Menghadapi Dampak Erupsi Gunung Agung pada tahun 2017

PT Angkasa Pura I menyatakan sebanyak 445 penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai,
Bali terdampak karena penutupan sementara untuk mengantisipasi gangguan penerbangan
yang disebabkan abu vulkanik Gunung Agung. penerbangan yang berangkat dari Bali
dibatalkan atau ditunda. Sedangkan penerbangan menuju Bali yang sudah berangkat sebelum
07.15 WITA akan dialihkan pendaratannya ke beberapa bandara sekitar Bali.
Ada lima bandara yang sudah di siagakan.Kelima bandara itu aadalah Bandara Juanda
Surabaya, Bandara Lombok Praya, Bandara Sultan Hasanussin Makassar, Bandara Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Ahmad
Yani Semarang dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

13
Sementara, sebanyak 12 penerbangan dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju ke
Bandara Ngurah Rai gagal berangkat menyusul penutupan Bandara Ngurah Rai sebagai
dampak dari erupsi Gunung Agung, Bali.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan penutupan sementara bandara dilakukan mulai
Senin pukul 07.15 WITA hingga pukul 07.00 WITA pada Selasa (28/11) karena debu
vulkanik telah menutup kawasan udara di bandara.

Link Video : https://youtu.be/qhbDIQoDess

14
No : 158/UN/15.13/PP/2023 Kupang, 13 Mei 2023
Hal : Undangan Peliputan
Lampiran :-

Kepada Yang Terhormat,


Pimpinan Redaksi Pos Bali
Serta Rekan-rekan Wartawan
Di tempat

Krisis yang dialami akibat dari erupsi Gunung Agung berpengaruh pada operasional bandara.
Maka Kepala Otoritas Wilayah IV Bandara bersepakat dengan General Manager menyatakan,
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan “close” sementara waktu mulai 27
November 2017 pada pukul 07.00 WITA.

Terkait dengan krisis diatas kami pihak Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ingin
mengundang rekan-rekan media untuk hadir dalam acara Konferensi Pers :

Hari/tanggal : Minggu, 14 Mei 2023

Waktu : 10.00 WITA

Tempat : Ballroom Swiss Berlin Kristal Hotel Bali.

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Hormat kami,

Pimpinan Angkasa Pura

15

Anda mungkin juga menyukai