Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL

ON THE JOB TRAINING (OJT)

BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

CENGKARENG, JAKARTA

PT. SRIWIJAYA AIR

Di SUSUN

OLEH :

RATI MEILANY

LINTAS ANGKASA TRAINING CENTER

BATCH:32A
KATA PENGANTAR

Puji syukur Atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung.Sehingga saya dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini baik bentuk dan isinya yang sederhana tepat pada waktunya.
Makalah dengan judul “ Laporan OJT ( ON THE JOB TRAINING ) SRIWIJAYA AIR
Makalah ini berisi tentang informasi Pengertian bandara, cara pelayanan bandara.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada siapapun yang
membacanya, terlebih untuk pengetahuan lebih mengenai bandara dan pelayanan di bandara.
Tiada gading yang tak retak, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnan makalah ini.

Jakarta, 12 Desember 2018

Penulis

RATI MEILANY
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Praktik Kerja atau Magang merupakan salah satu kegiatan yang
direkomendasikan oleh kampus saya setiap setelah selesai pendidikan kampus selama 9
bulan. Kegiatan magang ini di rekomendasikan oleh kampus agar mahasiswa menjadi
lebih paham lagi mengenai materi penerbangan. Sehinga ketika nanti mahasiswa telah
lulus sudah terbiasa kerja di lapangan. Kegiatan ini juga akan melatih ingatan mengenai
materi apa saja yang sudah dipelajari di kampus. Selain itu kegiatan ini juga dapat
memberikan perbandingan mengenai materi di kelas dengan kerja sesungguhnya di
lapangan.
Kegiatan magang ini sangat baik karna akan menambah banyak sekali
pengetahuan dan memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa yang mengikuti
magang. Kegiatan magang ini adalah suatu bentuk penyelenggaraan praktik yang
memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan
program perusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional, dimana keahlian profesional itu hanya
dapat dibentuk melalui tiga unsur utama, yaitu: ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat.

TUJUAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

Tujuan dari adanya praktik kerja ini adalah a. meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses pendidikan dan pelatihan kerja yng berkualitas b. menghasilkan mahasiswa yang terampil,
relevan dengan pembangunan dan mampu memecahkan permasalahan yang kompleks dalam
masyarakat secara sistematik. c. Menghasilkan mahasiswa dengan lulusan yang terampil serta
berpengalaman dan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi , keterampilan dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

Tujuan pembuatan laporan magang ini adalah agar mahasiswa dapat melatih jiwa berani,
disiplin, mandiri , serta bertanggung jawab. Selain itu dapat mengkaji ilmu terapan di lapangan
dengan di kampus. Tujuan dari pembuatan laporan tersebut antara lain: a. Sebagai bentuk
tanggung jawab yang telah di berikan pihak kampus dan pihak PT. Sriwijaya Group. b. Sebagai
bukti bahwa kami sebagai mahasiswa telah melakukan kegiatan magang
SEJARAH SINGKAT PT. SRIWIJAYA AIR / NAM AIR

PT. Sriwijaya Air merupakan perusahaan yang lahir sebagai perusahaan swasta di
Indonesia yang didirikan oleh keluarga Lie (Candra Lie dan Hendry Lie) dengan Johanes
Bundjamin dan Andy Halim. Awal pertama sriwijaya air memulai usahanya dengan bermodal
satu armada Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang ikut dalam berdirinya sriwijaya air di
antaranya adalah supardi, Capt Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suswarsono
dan Joko Widodo.

Pada tahun 2003 tepatnya pada hari pahlawan 10 November, maskapai ini memulai
penerbangan perdananya dengan rute Jakarta – Pangjalpinangn pp, Jakarta – Palembang pp,
Jakart padaa – Jambi pp, dan Jakarta – Pontianak pp. Pada mulanya Sriwijaya Air hanya
mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang kemudian seiring waktu terus ditambah hingga
memiliki 15 armada Boeing 737-200. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik, Sriwijaya Air kemudian menambah dan
memperluas jangkauan penerbangannya dari Barat ke Timur sekaligus menambah pesawat
dengan seri yang lebih baru,yaitu Boeing 737-300,Boeing 737-400, Boeing 737-500W,dan
Boeing 737-800NG.

Maskapi ini sempat memesan 20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada paris Airshow
2011, namun kemudian pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional, dan kemudian
digantikan oleh Boeing 737-500W. namun tidak menutup kemungkinan Sriwijaya Air akan
memesanEmbraer kembali, yang akan dialokasikan ke anak perusahaannya yaitu NAM Air

Dalam urusan perawatan serta pemeliharaan armada, Sriwijaya Air bekerjasama dengan
PT. Aero Nusantara Indonesia (ANI) dan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebagai
maintenance provide terpercaya di Indonesia yang bertarif Internasional. Kerjasama ini
dimaksud agar para pelanggan Sriwijaya Air akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan
yang optimal. Selain itu tenaga kerja yang dimiliki Sriwijaya Air merupakan sumber daya
manusia (SDM) pilihan yang terampil, ramah dan terpercaya.

NAM Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan pada tahun 2013.
Maskapai ini adalah anak perusahaan dari maskapai Sriwijaya Air. Maskapai ini merupakan
pengumpan di kelas medium dengan mengoperasikan pesawat Boeing 737-500 Winglet dengan
konfigurasi 120 kursi (8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi) dan pesawat ATR 72-600 dengan
72 kursi kelas ekonomi. Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan kepublik dan
direncanakan penerbangan perdananya di lakukan pada bulan oktober 2013. Penerbangan
perdananya ini terus tertunda dikarenakan belum kunjung mendapat AOC dari kementerian
perhubungan. Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC,
kemudian melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11
Desember 2013. Penerbangan perdananya ini kemudian disusul oleh penerbangan komersial
berjadwal pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta-Pontianak dan Pontianak-
Yogyakarta.

Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra Lie
adalah berasal dari Nama Ayahanda Candra Lie, dan penggunaan nama tersebut didedikasikan
sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahnya yang bernama Lo Kui Nam.

VISI DAN MISI SRIWIJAYA AIR

Motto dari Sriwijaya Air adalah “menjadikan semua pihak sebagai rekan kamisaat
terbang” atau yang biasa disingkat menjadi “your flying partner ”. Adapula visi dan misi dari
Sriwijaya Air, yakni:

A. VISI

1. Mengedepankan layanan berkualitas

2. Menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupunregional

3. Siap berekspansi bisnis pada level dunia

4. Mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif danefisien

5. Mengundang turis domestik dan internasional ke berbagai destinasi

6. Untung secara bisnis.

B. MISI

Membawa terbang pelanggan-pelanggan kami dengan kebanggaan serta reputasi tinggi


yang terimplementasi dalam layanan berkualitas dalam proses pra- penerbangan, di dalam
pesawat maupun paska-penerbangan
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

GREATING SERVICE

Greating service yaitu dimana petugas memberikan arahan kepada penumpang ke counter
untuk melakukan check-in. petugas greating service lebih menguasai di check-in area, atau lebih
kepada Ambasador.

CHECK-IN COUNTER

Check In Counter adalah suatu tempat dimana penumpang melaporkan kembali tiket
yang telah dipesan dengan menunjukan kode pemesanan tiket dan Kartu Tanda Pengenal untuk
dapat mencetak Boarding Pass. Check in Counter biasanya digunakan oleh orang yang
membawa bagasi, jika penumpang tidak membawa bagasi maka dapat mencetak sendiri di self
check in. Saat melakukan check-in, petugas harus melakukan beberapa hal yang sesuai dengan
standar operasional prosedur Sriwijaya Air, yaitu :

1. Senyum Sapa & Salam kepada penumpang (3S)

2. Meminta penumpang menunjukkan kode booking tiket.

3. Meminta penumpang menunjukkan kartu identisan atau tanda pengenal.

4. Menanyakan kepada penumpang bahwa apakah dalam keadaan sakit, hamil (wanita),
membutuhkan kursiroda (wchr)

5. Menanyakan apakah ada bagasi. Jika ada segera ditimbang, tidak lupa untuk
menanyakan apa isi barang tersebut, apakah ada barang berbahaya, barang berharga,
barang mudah pecah, dan cairan.

a.Fragile Label untuk barang bagasi yang didalamnya mengandung barang yang mudah pecah
belah

6. Memberi label Cabin Baggage (jika ada barang yang dibawa ke kabin)

b. Non Valuabel Goods Label yang digunakan untuk bagasi yang tidak mengandung barang
barang berharga

c Transit Tag Label yang digunakan untuk pumpang yang melakukan transit.
d. Up Tag label yang ditempelkan dibagasi penumpang jika bagasi penumpang berisi barang
tidak boleh di bolak-balik, artinya harus sesuai arah tanda anak panah 2 sprti pada gambar di
label tersebut.

e. Cabin Baggage Transit digunakan untuk bagasi kabin milik penumpang yang melakukan
transit.

7. Memberikan boarding pas yang disertai dengan label bagasi dengan menunjukkan
boarding time serta ruang tunggu keberangkatan.

8. Tidak lupa mengucapkan terimakasih dengan tersenyum.

SERVICES

Services merupakan counter dimana tugas dari petugas yang ada dicounter tersebut
melayani dan menangani penumpang yang memerlukan pelayanan khusus (special handling)
demi lancarnya sistem operasional dan kenyamanan penumpang. Diantaranya pelayanan :

1.Wheelchair

Wheel chair passengers adalah penumpang yang karena kondisi kesehatannya / keadaan
fisiknya memerlukan kursi roda untuk menuju pesawat atau sebaliknya.

Tugas petugas services :

1. Memastikan Penumpang yang memakai kursi roda dalam keadaan hanya sakit kaki atau ada
riwayat penyakit dalam dengan terlebih dahulu bertanya kepada penumpang / pendampingnya.

2. Apabila penumpang memiliki riwayat penyakit dalam / menular, maka penumpang harus
memiliki surat layak terbang dari dokter dengan keterangan jelas. Dan apabila belum memiliki
surat layak terbang, maka petugas services mengantar penumpang tersebut ke Kantor Kesehatan
Pelabuhan ( KKP ) untuk mendapatkan surat layak terbang.

3. Membuat Surat pernyataan pembebasan tanggung jawab dengan penumpang / pendamping


yang berisi data diri penumpang, kondisi dan riwayat penyakit penumpang.

4. Memberikan lembar kopian berwarna merah ke penumpang dan warna biru serta kuning ke
cabin crew.
5. Mengantar penumpang sampai pesawat dengan saling koordinasi dengan petugas boarding
gate dan air crew.

2.PREGNANT WOMAN

Pregnant woman adalah penumpang dalam kondisi hamil dengan usia kandungan 0
sampai 32 minggu dan apabila ingin melakukan penerbangan harus mendapat izin dari dokter
dengan bukti ( surat layak terbang ).

• Tugas petugas services :

1. Memastikan Penumpang memiliki surat layak terbang dan cek pembuatan surat layak terbang
dengan terlebih dahulu bertanya kepada penumpang / pendampingnya.

2. Apabila penumpang belum memiliki surat layak terbang atau punya surat layak terbang namun
sudah tidak berlaku, maka petugas services mengantar penumpang tersebut ke kantor kesehatan
pelabuhan ( KKP ) untuk mendapatkan surat layak terbang.

3. Membuat Surat pernyataan pembebasan tanggung jawab dengan penumpang / pendamping


yang berisi data diri penumpang, kondisi dan usia kandungan.

4. Memberikan lembar kopian berwarna merah ke penumpang dan warna biru serta kuning ke
cabin crew.

5. Mengantar penumpang sampai ruang tunggu dengan saling koordinasi dengan petugas
boarding gate Untuk maskapai Sriwijaya Air masa berlaku surat layak terbang untuk ibu hamil
adalah 0-7 hari terhitung tanggal pembuatan surat sedangkan untuk NAM Air Surat layak
terbang hanya berlaku selama 3 Hari saja. Makximum usia kehamilan 32 minggu, lebih dari itu
penumpang tetap boleh terbang, tetapi dengan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Harus ada pendamping yang ikut terbang.

2. Kehamilan ke-2 atau seterusnya, bukan kehamilan yang pertama.

3. Jam terbang dari rute yang akan dituju hanya 1 jam, tidak boleh lebih.

4. Membuat surat pernyataan yang sah.

3. UNACOMPAINED MINOR(UM)
Unaccompanied Minor adalah penumpang usia 0-12 tahun yang ingin melakukan
penerbangan tanpa pendamping.

• Tugas petugas services :

1. Memastikan Penumpang UM dalam keadaan sehat dengan terlebih dahulu bertanya kepada
penumpang / pendampingnya.

2. Apabila penumpang UM memiliki riwayat penyakit dalam / menular, maka penumpang harus
memiliki surat layak terbang dari dokter dengan keterangan jelas. Dan apabila belum memiliki
surat layak terbang, maka petugas services mengantar penumpang tersebut ke kantor kesehatan
pelabuhan ( KKP ) untuk mendapatkan surat layak terbang.

3. Membuat Surat pernyataan pembebasan tanggung jawab dengan pendamping yang berisi data
diri penumpang, kondisi, data diri pengantar dan data diri penjemput

4. Mengantar penumpang UM sampai pesawat dengan saling koordinasi dengan petugas


boarding gate dan air crew.

5. Memberikan tanda kepada penumpang UM berupa kalung khusus agar penumpang UM lebih
mudah dikenali oleh petugas services yang lain, petugas boarding gate dan air crew.

4.INFANT

Infant adalah suatu penanganan khusus terhadap penumpang yang membawa bayi masuk
ke dalam pesawat dengan usia bayi 0-3 bulan. Penanganan khusus ini di karenakan bayi dibawah
usia 3 bulan belum memiliki telinga yang kuat untuk mendengar engine pesawat. Bagi
penumpang yang tidak mendapatkan kelayakan terbang, namun tetap memaksa untuk terbang
bersama bayi dibawah 03 bulan makan penumpang tersebut harus bertanda tangan di surat diatas
disertai dengan matrai 6000.

5. STRETCHER PASSENGERS

Stretcher passengers adalah penumpang yang kondisi fisik / mentalnya memerlukan


tandu untuk memudahkan penumpang naik pesawat / turun pesawat.
BOARDING GATE

Boarding adalah proses penaikan penumpang ke pesawat. Sebelum boarding, para


penumpang menunggu di ruang tunggu yang disebut gate. Sriwijaya Air/ NAM Air di bandara
SOETTA memiliki 5 gate,yaitu : F3,F4,F5,F6, dan F7.

Petugas gate harus melayani penumpang dengan ramah, terutama apabila terjadi delay.
Apabila penumpang mengeluh atas terjadinya delay, maka petugas harus meminta maaf dan
menjelaskan sebaik mungkin penyebab terjadinya delay tersebut. Jika terjadi delay maka
penumpang akan mendapat kompensasi sesuai dengan kategori delay.

Kategori pertama, keterlambatan 30 sampai 60 menit, kategori kedua 61 sampai 120


menit, ketiga 121 sampai 180 menit, keempat 181 sampai 240 menit, kelima lebih dari 240
menit, lalu keenam pembatalan penerbangan.

Pada kategori pertama, kompensasi untuk penumpang berupa minuman ringan. Kategori
kedua berupa minuman dan makanan ringan, ketiga minuman ringan dan makanan berat,
keempat minuman dan makanan ringan serta makanan berat. Kategori kelima, kompensasinya
biaya ganti rugi untuk calon penumpang sebesar Rp 300.000, dan keenam adalah pengembalian
biaya tiket (refund) atau dialihkan ke jadwal penerbangan berikutnya .

Hal yang dilakukan oleh petugas gate adalah:

• Filterisasi dari check-in counter untuk memastikan kesesuaiannya.

• Editoring (seat map)

• Manifest passanger

• Menginformasikan jadwal delay apabila terjadi keterlambatan

• Sweeping bagasi

• Menginformasikan kepada FA/ cabin crew apabila terdapat special handling (WCHR,
UM, Bumil.)

Proses boarding penumpang terdapat dua cara:

1. Melalui Garbarata langsung,


2. Boarding di remot dengan menggunakan Bus dari gate untuk menuju ke apron, lalu
menggunakan tangga manual untuk naik ke pesawat. Untuk boarding di remot, petugas wajib
menggunakan rompi safety.

TRANSIT AND TRANSFER DESK

Transfer Desk adalah tempat pelaporan penumpang yang ingin transit/ pindah pesawat.
Sebagian besar penumpang Sriwijaya Air/NAM Air merupakan penumpang transit. Tugas dari
petugas TD adalah :

• Menghitung jumlah penumpang yang akan melakukan transit.

• Mengarahkan penumpang ke gate dengan menunjukkan boarding time.

• Memberi tahu bahwa bagasi sudah akan tiba ditujuan akhir.

• Melaporkan kepada staf pesawat dengan kode berapa yang sudah landing.

• Mengarahkan penumpang ke counter CRO (counter 98) apabila terjadi connecting flight
dsb.

LOST AND FOUND

Lost and Found (LL) adalah tempat pengambilan bagasi para penumpang. Pengambilan
bagasi penumpang bisa diambil di conveyer berjalan. Jika penumpang merasa kehilangan koper,
atau koper rusak, koper ketuker dan sebagainya, maka penumpang wajib melaporkan hal tersebut
ke staf yang terdapat di Lost and Found.

Proses jika ada bagasi yang hilang, selama 14 hari barang tersebut belum ketemu, maka
terhitung uang tunggu Rp.200,000/Hari. Dan apabila terdapat barang-barang mudah busuk yang
tertinggal di Lost and Found, maka seharusnya 3 Hari barang tersebut harus sudah di musnahkan.
19 Tugas dari petugas LL adalah:

• Melakukan 3S kepada penumpang

• Meminta penumpang menunjukan tag bagasi yang biasanya tertempel di boarding pass

• Mengcek kembali bagasi yang sudah diambil penumpang untuk memastikan apakah itu
benar bagasinya atau tidak. Dengan cara memeriksa 4 digit kode terakhir bagasi penumpang.
• Menyamakan kode 4 digit terakhir antara tag bagasi di boarding pass dan di tag bagasi
penumpang.

• Mengganti apabila ada bagasi yang rusak/pecah.

• Mencari tahu letak bagasi yang hilang, apakah masih ada di kota keberangkatan atau
tidak.

• Tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah mengikuti kegatan On The Job Training selama 2 bulan ini, dapat disimpulkan
bahwa saya sebagai penulis dapat memahami apa saja tugas CSA (Customer Service Asistent)
Sriwijaya Air dan bagaimana cara bekerja untuk melayani ratusan bahkan ribuan penumpang
dalam setiap harinya. Memecahkan masalah apabila terdapat permasalahan pada saat penumpang
akan melakukan penerbangan. Mulai dari Check-in counter, services, boarding gate, transit &
transfer desk bahkan sampai ke lost and found.

SARAN

Agar memberikan bimbingan lebih kepada siswa OJT untuk setiap divisinya. Dan lebih
sering memberikan tugas/kerjaan kepada siswa tersebut agar cepat terlatih dan cepat menguasai
dalam bekerja, dengan cara menuntun atau mengajak siswa untuk menghandle penumpang
langsung

Anda mungkin juga menyukai