Oleh:
22008050
TINGKAT: XI
i
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PESAWAT UDARA SMK PUSAT KEUNGGULAN
PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA PROVINSI BALI
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA TBK
Pembina Prakerin:
Mengetahui:
Kepala SMK PENERBANGAN CAKRA NUSANTARA
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama tak lupa penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaikan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di PT GMF AeroAsia dengan lancar
sehingga laporan akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan harapan
tanpa ada kekurangan sedikitpun.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi membantu penulis dalam pembuatan laporan ini,
diantaranya pembimbing lapangan, mekanik, engineer PT GMF AeroAsia dengan
membagikan ilmu, materi, maupun pikirannya kepada kami, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan penyusunan laporan akhir ini.
Laporan akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) tujuannya sebagai salah
satu cara mendalami dan mempraktikan ilmu yang telah kami dapatkan, menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan untuk para pembaca sehingga ilmu yang kami
dapatkan bisa bermanfaat bagi sesama. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya kepada-Nya lah
kami memuji dan bersyukur, meminta ampun dan pertolongan.
2. Orang tua yang telah memberikan support kepada penulis untuk dapat
melaksanakan Praktek Kerja Industri dengan lancar di PT GMF AeroAsia.
3. Ibu Ida Ayu Agung Ekastuti, SE.Ak, selaku Kepala SMK Penerbangan Cakra
Nusantara yang telah mengijinkan kami untuk melaksanakan PRAKERIN serta
staf pengajar SMK Penerbangan Cakra Nusantara yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada kami semua.
4. Seluruh instruktur yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu
kami dalam proses Praktek Kerja Industri di PT GMF AeroAsia.
5. Seluruh rekan-rekan yang telah bekerja sama dalam melaksanakan PRAKERIN
iv
serta membantu dan menyusun laporan ini.
Namun, tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan baik dari penyusunan kata atau
ejaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis
sehingga dapat menyempurnakan laporan ini.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Atas dasar tersebutlah penulis melaksanakan program Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) yang diselenggarakan oleh sekolah dengan lokasi
PRAKERIN di PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk dan menyusun
laporan ini dengan sebaik mungkin sebagai salah satu bukti atas kegiatan
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Keahlian profesi dalam merupakan andalan utama untuk menentukan
keunggulan dalam dunia kerja. Dalam proses kinerja di Indonesia memerlukan
tenaga kerja yang ahli dan profesional untuk menghadapi
perkembangan ekonomi gloabal masa kini. Dalam Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) program ini sebagai media utama siswa/siswi mengenai
dunia kerja sesuai kejuruan yang di pilih
TujuanKhusus:
1) Memberikan pengalaman bekerja pada taruna/i sebelum benar-benar
terjun dalam dunia kerja yang nyata.
2) Mengetahui sejauh mana ilmu yang di dapat di sekolah yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupanmaupun dunia kerja.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterapilan taruna/i dalam
memecahkan masalah.
4) Berpikir secara kritis guna menambah ilmu yang belum didapat di
sekolah dan juga memperdalam ilmu pengetahuan yang sudah didapat.
5) Memberikan taruna/i gambaran pekerjaan yang bisa dipilih dan
berhubungan dengan jurusan/program keahliannya.
2
6) Sebagai bukti melaksanakan Praktik Kerja Industri.
7) Sebagai salah satu syarat kelulusan sekolah.
8) Membina hubungan kerjasama yang baik antara siswa dengan
instansi/perusahaan selaku institusi pasangan (DU/DI).
C. MANFAAT
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk adalah anak usaha Garuda
Indonesia yang menyediakan jasa perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan
pesawat terbang. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun
2020, perusahaan ini memiliki 61 kantor perwakilan di Indonesia dan 5 kantor
perwakilan di luar Indonesia.
A. SEJARAH GMF
4
sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang ketika itu bernama Indonesian
Airways, maskapai penerbangan komersial pertama yang mengudara
membawa bendera Republik Indonesia.
5
B. VISI MISI GMF
b) Misi Perusahaan
Misi yang diemban perusahaan ini meliputi tiga buah hal, yaitu:
1. Bisnis, yaitu dengan meningkatkan profit dan pendapatan
usaha serta dapat tumbuh berkembang.
2. Servis, yaitu dapat memberikan solusi dengan lengkap kepada
customer melalui one stop service.
3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sebagai wahana
aktualisasi Profesionalisasi.
6
Saat ini Dewan Direksi GMF beranggotakan empat orang, yang terdiri dari
satu orang direktur utama dan tiga orang direktur yang membidangi masing-
masing fungsi. Tugas pokok direksi adalah:
1) Melaksanakan manajemen perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan dan bertindak selaku pimpinan dalam perusahaan.
2) Memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan. Board of
Management 20.
7
7. Internal Audit & Control (TI), bertugas dalam pengendalian program
kerja, masalah angaran dan internal audit.
8. Quality Assurance (TQ), bertanggung jawab atas standard dan kualitas
produk pekerjaan perawatan pesawat serta pengembangannya.
9. Corporate Strategic & Development (TS), bertugas untuk menangani
masalah fasilitas perusahaan, sumber daya manusia,
mengembangkan & memelihara sistem informasi manajemen, dan
menjaga hubungan komunikasi antar karyawan, manajemen dan
pemegang saham di perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.
10. Corporate Finance (TA), meliputi tanggung jawab atas aktivitas
keuangan, administrasi dan control arus kas.
11. Business Coorporate & Development (TP), mempunyai tugas dan
wewenang mencari pelanggan dan memasarkan produk-produk PT.
GMF Aero Asia ke pasar domestic maupun internasional dan juga
menangani masalah pengembangan bisnis. Unsur pelaksanaan
operasi di perusahaan ditangani oleh General Manager (GM) yang
teridir dari bidang-bidang ibawah 11 unit yang ada. Sebagai contoh
Unit Corporate Finance (TA) membawahi 3 bidang pelaksana operasi
yaitu, bidang Treasury, bidang Revenue & Risk Management dan
bidang Accounting & Financial Report lalu unit Corporate Strategic &
Development (TS) yang membawahi 4 pelaksana operasi, salah
satunya adalah Information Technology & Bussiness Process
Engineering.
8
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. KESELAMATAN KERJA
10
Pekerja yang bekerja dengan penuh risiko tanpa peralatan keselamatan
yang memadai
Tempat kerja yang sempit yang memiliki ventilasi dan pintu masuk/keluar
terbatas, seperti tank militer, saluran air, dan sebagainya juga
membahayakan. Kebisingan juga memberikan bahaya tersendiri yang mampu
mengakibatkan hilangnya pendengaran. Temperatur ekstrem panas mampu
memberikan stress panas, kelelahan, kram, ruam, mengabutkan kacamata
keselamatan, dehidrasi, menyebabkan tangan berkeringat, pusing, dan lainnya
yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Pada temperatur ekstrem
dingin, risiko yang dihadapi adalah hipotermia, frostbite, dan sebagainya.
Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar,
dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.
a) Bahaya kimiawi dan biologis
Bahaya biologis
Bakteri
Virus
11
Fungi
Patogen bawaan darah
Tuberculosis
b) Bahaya kimiawi
Asam
Basa
Logam berat
Pelarut
Petroleum
Partikulat
Asbestos\Silika
Asap
Bahan kimia reaktif
Api, bahan yang mudah terbakar
Ledakan
C. K3 BERDASARKAN INDUSTRY
12
D. KONSTRUKSI
E. KESELAMATAN PENERBANGAN
13
Suku cadang yang diproduksi tanpa persetujuan dari otoritas
penerbangan disebut sebagai suku cadang yang “tidak disetujui”
("unapproved"). Suku cadang yang tidak disetujui meliputi barang palsu
bermutu rendah, atau yang digunakan melebihi batas waktu, barang yang
sebelumnya disetujui tetapi dipergunakan kembali (returned to service)
secara tidak benar, barang berlabel yang palsu, kelebihan produksi yang
dijual tanpa izin dari yang berwenang, dan barang yang tidak dapat
ditelusuri.[26] Suku cadang rusak yang tidak disetujui telah menyebabkan
ratusan insiden dan kecelakaan pesawat, beberapa di antaranya fatal,
termasuk sekitar 24 kecelakaan pesawat antara tahun 2010 dan 2016
c) Petir
Kajian Boeing menunjukkan bahwa pesawat penumpang
tersambar petir rata-rata dua kali per tahun, pesawat dapat menahan
sambaran petir biasa tanpa mengalami kerusakan.
Bahaya dari petir positif (positive lightning) yang lebih kuat belum
dipahami hingga hancurnya sebuah pesawat terbang layang tahun 1999.
Sejak itulah mulai dibahas kemungkinan petir positif sebagai penyebab
jatuhnya pesawat Pan Am Penerbangan 214 di tahun 1963. Pada masa itu,
pesawat udara tidak didesain untuk menahan sambaran petir seperti itu
karena keberadaannya belum diketahui. Standar yang diberlakukan di AS
tahun 1985 saat terjadi kecelakaan pesawat terbang layang,
yaitu Advisory Circular AC 20-53A, digantikan dengan Advisory Circular AC
20-53B di tahun 2006. Namun, tidak jelas apakah proteksi yang memadai
14
terhadap petir positif sudah tercantum di dalamnya. Efek dari sambaran
petir biasa terhadap pesawat berselubung logam dipahami dengan baik
dan kerusakan serius akibat sambaran petir pada pesawat udara jarang
terjadi. Pesawat Boeing 787 Dreamline yang bagian luarnya
adalah polimer yang diperkuat serat karbon tidak mengalami kerusakan
saat pengujian sambaran petir.
d) Es dan salju
15
Bahkan jumlah kecil icing atau embun kasar dapat sangat mengganggu
kemampuan sayap untuk menghasilkan gaya angkat, itulah sebabnya
regulasi melarang adanya es, salju, atau bahkan bekuan embun di sayap
atau bagian ekor sebelum tinggal landas. Pesawat Air Florida
Penerbangan 90 jatuh saat tinggal landas di tahun 1982, akibat adanya
es/salju di sayapnya.
e) Kegagalan mesin
Suatu mesin pesawat dapat gagal berfungsi karena kekurangan bahan
bakar di mesin (contohnya pesawat British Airways Penerbangan
38), kehabisan bahan bakar (contohnya pesawat Air Canada Penerbangan
143), kerusakan akibat benda asing, (contohnya pesawat US Airways
Penerbangan 1549), kegagalan mekanikal akibat mkelelahan
logam (contohnya musibah udara Kegworth, pesawat El Al Penerbangan
1862, dan China Airlines Penerbangan 358), kegagalan mekanikal akibat
perawatan yang tidak tepat (contohnya pesawat American Airlines
Penerbangan 191), kegagalan mekanikal pada mesin yang berasal dari
kerusakan saat produksi (contohnya pesawat Qantas Penerbangan
32, United Airlines Penerbangan 232, dan Delta Air Lines Penerbangan
1288), dan kesalahan pilot contohnya Pinnacle Airlines Penerbangan
3701).
Pada pesawat udara bermesin lebih dari satu, kegagalan salah satu
mesin pesawat biasanya berujung dilakukannya pendaratan, sebagai
contoh mendarat di bandara pengalihan daripada meneruskan
penerbangan ke tujuan. Kegagalan pada mesin kedua (contohnya pada
pesawat US Airways Penerbangan 1549, atau kerusakan pada sistim lain
di pesawat yang disebabkan karena kegagalan mesin yang tidak teratasi
( contohnya pada pesawat United Airlines Penerebangan 232), bila suatu
pendaratan darurat tidak dimungkinkan, dapat berakibat terjatuhnya
pesawat.
f) Kebakaran
17
Eksperimen keselamatan penerbangan oleh NASA (proyek CID)
18
duduk dilakukan di Cranfield Institute untuk mencoba mengukur apa saja
baiknya jalur evakuasi yang mengarah pada tata letak kursi di Jendela
darurat atas sayap diubah melalui mandat dan pemeriksaan atas
persyaratan yang terkait dengan desain area dapur (galley area).
Penggunaan tudung asap atau sistem gerimis (misting systems) juga
dijajaki walaupun keduanya kemudian ditolak.
20
udara luar dan bagian dalam pesawat. Terjadi dekompresi secara
eksplosif yang menyebabkan dilakukannya penurunan ketinggian dengan
cepat menuju ketinggian yang memudahkan orang bernapas dan
pendaratan darurat Pemeriksaan setelah pendaratan pada badan pesawat
mengungkap sebuah lubang selebar 12 inci (30 cm) pada sisi kanan
pesawat
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan dibuatnya laporan ini minimal diharapkan juga ada kesamaan visi
antara pihak sekolah dengan dunia usaha berbagai industri pasangan. Penulis
mengharapkan agar semua penjelasan didalam laporan yang telah tersusun
dengan rapi sesuai dengan tujuan taruna/i ini. Penulis telah berusaha dapat
mudah dimengerti serta dipahami bagi para pembacanya.
Saran serta kritik membangun demi perbaikan penulisan laporan ini dan
penulis nantikan agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat tersajikan
dengan lebih baik dan lebih sempurna lagi.
21
semua pihak, Amin.
B. SARAN
Pihak Sekolah
1) Sekolah perlu menjalin lebih banyak hubungan dengan perusahaan-
perusahaan penerbangan agar mempermudah Taruna/i untuk
melakukan prakerin.
Pihak Perusahaan
Harapan kedepannya hendaknya dapat lebih membimbing para
siswa PKL dengan lebih baik tanpa ada rasa sungkan. Tujuannya agar
anak-anak PKL dapat bekerja dengan lebih maksimal serta efektif dan
efisien.
22
DOKUMENTASI
23
Lampiran Costumer
Work Order(CWO)
24
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_penerbangan#Bahaya_keselamatan_pe
nerbangan
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_penerbangan#:~:text=Keselamatan%20
penerbangan%20adalah%20studi%20dan,pesawat%20udara%20dan%20prasarana
%20penerbangan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja
25