Oleh :
M.Rizal Kurniawan
Nim : 18.21.201.003
i
LEMBAR PENGESAHAN INSTITUSI TEMPAT KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
M. Rizal Kurniawan
NIM : 18.21.201.024
ii
PROSES INSPEKSI ENGINE PT6A
PADA PESAWAT BEECHRAFT KING AIR B200GT DI
BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN
(BBKFP)
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KERJA PRAKTEK
1. Karya tulis saya,Laporan kerja praktek ini adalah asli dan belum pernah
diajukan di prodi
teknik mesin fakultas teknik universitas muhammadiyah tangerang.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis
atau di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini
maka saya bersedia menerima sangsi akademik sesuai dengan ketentuan
program studi di fakultas teknik universitas muhammadiyah tanggerang.
Tanggerang 2021
Yang Membuat Pernyataan
M. Rizal Kurniawan
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI v
KATA PENGANTAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.7 Manfaat 5
2.1.2 Persiapan 8
v
2.3 Mesin Turboprop 18
2.5 Engine PT6A Propeller pada Pesawat Beechcraft King Air B200GT 21
2.10Rudder Boost 28
4.1.1 4
vi
Kegiatan Rutin
Faktor Yang Menjadi Penghambat Proses Perawatan Komponen Pesawat King Air
B200 GT PK-CAC
vii
viii
MT Ali Rosyidin, ST.,MT
NIDN. 0411098302 NIDN.
0412087508
ix
KATA PENGANTAR
i
10. Seluruh rekan- rekan mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
11. Ibu dan bapak saya serta seluruh keluarga saya yang telah membantu dan
mendoakan saya.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, atas bantuan, doa serta
dukungannya yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek ini.
Saya menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna menyempurnakan laporan di masa
yang akan dating, akhir kata semoga laporan kerja praktek ini dapat
memberikan masukan bagi perusahaan dan memperluas pengetahuan kita
semua tentang keindahan sebuah kerja praktek.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.
Tangerang, 2021
M. Rizal Kurniawan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kalibrasi udara baik untuk sipil maupun militer. Cakupan layanan meliputi
transportasi udara seperti alat navigasi, alat bantu pendaratan, Radar dan
pada saat melakukan scheduled inspection pada pesawat King Air B200
menunjukkan bahwa pada saat functional rudder boost system terjadi pada
saat engine 1 atau engine posisi kiri dari cockpit beroperasi pada titik rpm
1
(revolutions per minutes) tertentu kick pedals atau rudder pedals tersebut
tidak berfungsi atau malfunction. Pada kondisi yang terjadi pada pesawat
air) dan tiba-tiba menjadi kondisi cair ringan (seperti H₂O atau air),
yang lebih padat seperti gas menjadi cairan (H₂O atau air). Kondisi ini
adalah rudder. Dan rudder sendiri salah satu primary flight control yang
arah pesawat (kanan dan kiri). Sehingga dapat dikatakan bahwa rudder
merupakan bagian dengan tingkat resiko tinggi (high risk part) dan
2
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis
berikut :
1. Pada Ground run test pesawat King Air B200 GT PK-CAC functional
rudder boost system posisi kiri dari cockpit beroperasi pada titik rpm
sebagai berikut:
kerusakan.
3
1.4. Batasan Masalah
membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas sehingga bisa lebih
sebagai berikut:
dicegah.
dengan pokok permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan dari laporan
4
sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan data yang akurat, sesuai dengan
berikut :
1. Sumber data primer : yaitu data yang secara langsung diperoleh dari hasil
2. Sumber data sekunder : yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
referensi.
1.7. Manfaat
bangku kuliah.
5
b. Memacu dunia pendidikan untuk mendapatkan ide-ide atau penemuan-
mahasiswanya.
Sistematika dalam penulisan laporan tugas akhir ini terbagi atas lima bab
yang dilengkapi dengan lampiran dan gambar. Uraian pembahasan dalam tugas
diambil. Berarti landasannya bisa diruntun dari teori analisa, teori sistem
teori PHP.
GT PK-CAC.
6
Bab V Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan yang
didalamnya hasil akhir dari penelitian dan saran yang berisi tentang
Berikut ini adalah rencana kegiatan kerja praktek pada bulan Juli
Tabel 1.1 Rencana kegiatan kerja praktek bulan Juli sampai dengan bulan
September 2021
7
BAB II
LANDASAN TEORI
lain sebagainya.
8
Sebelum memulai pemeriksaan, pastikan semua plates, pintu akses,
fairings, dan cowling telah dibuka atau diganti dan struktur dibersihkan. Ketika
membuka untuk memeriksa plates dan cowling dan sebelum membersihkan area
2.1.2. Persiapan
dokumen dan / atau referensi informasinya harus diakses dan dipelajari sebelum
yang ada di pesawat harus ditinjau untuk dijadikan sebagai latar belakang
checklist yang sesuai harus digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada item
yang dilupakan atau diabaikan selama pemeriksaan. Selain itu, banyak publikasi
tambahan yang tersedia, baik dalam bentuk hard copy atau dalam format
mencakup informasi yang disediakan oleh produsen pesawat dan mesin, produsen
"Log pesawat," seperti yang digunakan dalam buku ini, adalah termasuk
istilah yang berlaku untuk logbook pesawat dan semua catatan tambahan berkaitan
dengan pesawat. Log book pesawat tersebut dibuat dalam berbagai format. Untuk
pesawat kecil, log book berupa buku catatan berukuran kecil 5 "× 8". Untuk
pesawat yang lebih besar, logbooks berukuran lebih besar. Untuk pesawat udara
9
yang telah dirawat dan diservis sejak lama cenderung memiliki beberapa
logbooks. Logbook pesawat adalah catatan di mana semua data mengenai pesawat
kondisi pesawat, tanggal inspeksi, waktu ,di badan pesawat, mesin dan baling-
baling. Hal ini mencerminkan sejarah semua peristiwa penting yang terjadi pada
checklist bisa didesain oleh Anda sendiri, biasanya item-item yang harus diperiksa
sudah dibuat oleh pembuat pesawat , atau model dan format checklist dapat
diperoleh dari beberapa sumber lain. Checklist harus mencakup sebagai berikut:
10
2. Kelompok Cabin dan kokpit .
keamanannya
pemasangan.
tersebut.
b. Baut tanam dan mur (Studs and nuts), berkaitan dengan ketepatan torsi
logam atau benda asing pada saringan (filter) dan tutup wadah
bagian dalam.
11
d. Gantungan mesin, berkaitan dengan : retakan, longgarnya tempat
kelonggaran.
pemasangannya.
penunjukannnya benar.
pemasangannya.
12
3) Rangkaian sambungan (Linkage), penopang, dan bagian-bagian
distorsi.
bantalan.
diperiksa antara lain : kerusakan atau cacat pada kain atau kulit
13
f. Kabel pengontrol , berkaitan dengan : ketegangan yang tepat, alur
minyak (hydraulic).
yang benar.
c. Perangkat Anti-icing, hal harus diperhatikan antara lain cara kerja yang
14
b. Jaringan pengawatan, hal yang harus diperhatikan : alur yang tepat,
e. Miscellaneous.
masing tidak persis sama dan tergantung pada kiblat aturan mana
15
Berdasarkan peraturan dari Otoritas Penerbangan, ada beberapa macam
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam
diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini
untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan
16
maintenance yang meliputi A-Check, B-Check, C-Check, dan D-Check.
berkisar antara 9 hingga 28 jam ground time dan biasanya dilakukan kira-
kira setiap lima bulan. Perawatan pesawat dalam skala kecil ini hanya
4. D-check. Inspeksi ini biasa disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah
17
Pada revisi dari prosedur pemeriksaan dilakukan untuk memenuhi
persyaratan dari Otoritas Penerbangan yang terdapat jadwal inspeksi phase pada
a. Inspeksi phase 1 = proses ini dilakukan pada saat waktu mencapai 200 jam
b. Inspeksi phase 2 = proses ini dilakukan pada saat waktu mencapai 400 jam
c. Inspeksi phase 3 = proses ini dilakukan pada saat waktu mencapai 600 jam
d. Inspeksi phase 4 = proses ini dilakukan pada saat waktu mencapai 800 jam
18
ini adalah efisiensi tenaga yang dihasilkan cukup tinggi dan pesawat yang
propellernya dan 15 % dari gas panas yang dibuang ke exhaust. Pesawat yang
Antonov An-140, Beechcraft B200 dan lain-lain. Pabrik pembuat mesin turboprop
Mesin turboprop dibagi menjadi dua yaitu turboprop free turbine dan
19
Mesin turboprop free turbine adalah mesin turboprop yang menggunakan
dua buah turbine yang memiliki fungsi yang berbeda. Fungsi pertama
untuk memutar kompresor dan fungsi kedua untuk memutar propeller atau
pesawat yang memakai turboprop free turbine dapat dilihat dari letak
exhaust atau knalpotnya. Pada pesawat terbang fix wing atau bersayap
Mesin turboprop direct drive ini memiliki persamaan dengan mesin jet
pada umumnya, yaitu baik antara kompresor dan turbin semua terhubung
dengan satu shaft atau sumbu. Cara membedakan mesin ini berbanding
Jika exhaust mesin turboprop free turbine terletak pada bagian kanan atau
kiri mesin, maka exhaust mesin turboprop direct drive terletak pada
bagian belakang atau bawah mesin. Untuk inlet atau lubang masuk udara
20
dari mesin turboprop direct drive ini terletak di belakang propeller pada
memiliki kompresor yang terdiri dari tiga stage axial dan satu stage centrifugal,
menggerakkan propeller.
2.5. Engine PT6A Propeller pada Pesawat Beechcraft King Air B200GT
Engine yang digunakan pesawat ini sama dengan pesawat TBM 700 tetapi
pesawat ini memiliki dua buah mesin yang terletak dibagian sayap yang
dinamakan double engine, pesawat ini memiliki daya jelejah yang lebih baik dari
21
TBM 700. Karena memiliki dua mesin maka konsumsi bahan bakar pun menjadi
Gambar 2.5 Mesin PT6A pada Pesawat Beechcraft King Air B200GT
22
(Maintenance Program) yang berisi informasi detail tentang apa, kapan
yang dimaksud.
tasks). Agar program perawatan dapat dijalankan dengan baik dan efektif,
pesawat udara.
23
Perawatan Preventif adalah perawatan yang mencegah terjadinya
mengalami kerusakan.
yang rusak agar kembali ke kondisi awal. Perawatan Korektif dikenal pula
komponen tersebut. Hal ini dilakukan agar tugas perawatan lebih mudah,
24
1) Flight hours, merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah
lepas landas dan pendaratan yang dilakukan pesawat udara. Satu kali lepas
jadwal tertentu.
pesawat udara). Secara garis besar, dokumen perawatan pesawat udara dari
untuk pesawat B.
Biasanya pesawat dalam satu tipe, akan mempunyai dokumen yang sama.
25
Flight Control System adalah merupakan salah satu sistem pada
longitudinal, dan vertical, pada sistem ini juga pesawat dapat dikendalikan
oleh pilot. Pada awal mula perkembangan pesawat, flight control system
ini input pergerakan flight control sampai ke output flight control yang
pada sistem ini banyak industri pesawat dunia yang mengadopsi sistem ini
1. Pada flight control system ini dibagi menjadi 2 klaster (major group), yaitu :
26
2) Secondary flight control meliputi : spoilers, trailing edge flaps, tab,
2. Adapun kegunaan dari pada tiap tiap flight control berbeda-beda, yaitu :
( rolling ) aileron adalah salah satu flight control yang sangat sering
sebagai berikut.
riskan terjadi seperti pada saat landing dan takeoff ditentukan oleh
elevator. Elevator sendiri bekerja pada sumbu lateral (lateral axis) dan
pesawat (kanan dan kiri) pergerakan rudder ini bekerja pada sumbu
vertikal, dan pada umumnya rudder digerakkan pada kondisi pesawat on-
dan direspon oleh komponen yang bernama yaw damper. Komponen itu
27
sendiri bekerja untuk membatasi pergerakan rudder pada saat mengudara
tentu saja akan ada aliran udara yang menghempas ke bagian rudder, dan
dapat dikatakan jika tidak ada yaw damper makan rudder akan bergerak
cepat dan besar, besaran coefisien gaya angkat pada pesawat pada
leading edge flap, trailing edge flap, dan slat sangat memungkinkan
28
pesawat akan mendapatkan coefisien gaya angkat yang lebih cepat
Two pneumatic boost servos are incorporated into the rudder cable system
to provide force for rudder boosting, when required. Dalam pengertian ini
(engine failure) atau variasi tenaga yang besar dihasilkan oleh antar mesin
29
Gambar 2.7 Rudder Boost and Yaw Damp Switches
2. Operational Check
30
Dengan static air source switch pada posisi “NORMAL” dan rudder
jika tenaga mesin kiri dalam posisi (retarded). Rudder pedals kanan harus
bergerak maju dan jika tenaga mesin kanan dalam posisi (retarded), L/H
3. Functional Test
pemeriksaan ini.
beberapa alat uji (test aparatus) atau yang setara dengan peralatan yang
digunakan.
3. Periksa apakah slack-eliminator spring kendur pada kabel servo saat sistem
rudder boost system dalam keadaan “OFF” dan kabel primary rudder
bergerak penuh.
31
5. Tempatkan alat dongkrak dibawah titik hidung pada pesawat (Ref. 07-10-
tekanan dalam kisaran 0 hingga 20 psi ke konektor tee di antara setiap katup
9. Lepaskan saluran udara (bleed air) ke depan firewall dari kiri bleed air
10. Tempatkan sakelar rudder boost system pada alas (pedestal) dalam posisi
“ON” Tempatkan sakelar bleed air kiri di sebelah kanan subpanel dalam
posisi “ON”.
11. Terapkan tekanan uji 90 psi ke kedua sisi differential pressure switch.
Kurangi tekanan di sisi kiri sakelar hingga sakelar bergerak. Sakelar harus
bergerak pada tekanan diferensial 60 ± 4 psi (54 ± 4 psi) untuk seri pesawat
(BY-63 dan On). Aktuasi sakelar dapat diverifikasi dengan defleksi rudder.
32
12. Kurangi tekanan uji di sisi kanan differential pressure switch hingga sakelar
psi) untuk seri pesawat (BY-63 dan On). Differential pressure switch tidak
harus di ganti.
13. Lepaskan tekanan uji, lepaskan peralatan uji dan sambungkan setiap saluran
33
Gambar 2.10 Simplified Diagram of Rudder Boost and Yaw Damper Systems
BAB III
SEJARAH PERUSAHAAN
34
udara kalibrasi, hingga saat ini Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan selalu
berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada akhir Januari 2016 instansi kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas
Penerbangan pada Kementerian Perhubungan ditetapkan sebagai instansi kerja
yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 13/KMK.05/2016 tanggal 26 Januari 2016.
35
Gambar 3.2 Tampak dalam Hanggar C BBKFP
36
Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerbangan kalibrasi,
pengujian dan peneraan alat bantu navigasi udara, alat bantu pendaratan,
komunikasi penerbangan dan laboratorium kalibrasi dan validasi SIAP
serta perawatan pesawat udara. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah
operasional penerbangan yang aman dan memenuhi standard keselamatan.
BBKFP mengemban tanggung jawab sebagai salah satu komponen
pemerintah dalam rangka menjamin terciptanya kualitas keselamatan
penerbangan di ruang udara Indonesia. BBKFP memastikan keselamatan
penerbangan di seluruh wilayah Indonesia melalui Flight Inspection
dengan standar kualitas internasional tertinggi (ICAO). BBKFP juga
menjalankan transportasi udara VIP, Flight Simulator Training Center dan
pengembangan bisnis lainnya. Dalam menunjang tugasnya, BBKFP
secara berkesinambungan terus melakukan peningkatan kemampuan baik
dari fasilitas maupun sumber daya manusianya. Berbagai langkah
ditempuh seperti modernisasi peralatan, peningkatan kapasitas dan
pelatihan agar menghasilkan kualitas SDM yang mumpuni.
37
Telepon : (021) 5472943
Email : info@flightcalibration.co.id
bbkfp-hubud@dephub.go.id
38
d) Menjamin kualitas “ penjaminan kualitas (quality assurance )
keselamatan dan keamanan (safety and security) penerbangan kelibrasi.
1. General Manager
General Manager sebagai Accountacbe Manager bertanggung jawab langsung
atas fungsi pemeliharaan dari Approved Maintenance Organization dan
Quality Assurance Manual (AMO & QCM) ini. Selain administrasi AMO &
QCM yang lengkap, General Manager akan memastikan bahwa AMO &
QCM terus menerus mematuhi otoritas yang berlaku. General Manager harus
memastikan bahwa AMO & QCM secara terus menerus memenuhi
persyaratan untuk menyediakan hangar, fasilitas, peralatan, dan personel yang
memadai yang sesuai dengan peringkat AMO & QCM. General Manager
harus memastikan sumber daya keuangan tersedia untuk menyesuaikan
dengan setiap perubahan dalam beban kerja atau untuk menyesuaikan beban
kerja dengan sumber daya yang tersedia. General Manager memiliki tanggung
jawab khusus berikut:
39
f) Untuk menetapkan kriteria untuk mempekerjakan personel untuk
posisi yang bertanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan
memeriksa pemeliharaan atau perubahan artikel penerbangan sipil.
g) Untuk memastikan kompetensi semua personel termasuk personel
manajemen telah dinilai.
h) Untuk bertanggung jawab atas program tindakan korektif dan
menentukan tindakan yang tepat untuk diambil ketika inefisiensi
ditemukan atau dilaporkan.
i) Untuk bertindak sebagai penghubung dengan semua pelanggan
j) Bertindak sebagai penghubung dengan semua pejabat Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
k) Memastikan bahwa setiap biaya telah dibayar, sebagaimana ditentukan
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara sehubungan dengan
persetujuan CASR 145.
40
General Manager dapat mendelegasikan semua tugas yang ditugaskan
kepada Manajer AMO jika diperlukan, namun pendelegasian tersebut tidak
membebaskan General Manager dari tanggung jawab keseluruhan.
41
revisi terbaru oleh inspector pada departemen masing-masing. Data ini
akan mencakup spesifikasi proses pada BBKFP untuk layanan limited
rating specialized services, manufacturer’s overhaul manuals, service
bulletins, parts specifications.
e) Memastikan dilakukan pengecekan berkala dan mengkalibrasi semua
alat yang digunakan oleh BBKFP. Selanjutnya memastikan bahwa
catatan terkini dari inspeksi dan pengujian alat tersebut tetap
dijalankan.
f) Memastikan bahwa tidak ada suku cadang yang rusak, tidak dapat
diperbaiki, atau tidak layak terbang yang dipasang di setiap komponen
atau barang yang dirilis oleh BBKFP.
g) Menyelesaikan penerimaan akhir dari semua material yang masuk,
termasuk suku cadang baru, perlengkapan dan barang kelaikan udara
yang pekerjaannya telah dilakukan di luar BBKFP berdasarkan
kontrak.
h) Melakukan pemeriksaan awal, kerusakan tersembunyi, yang sedang
berlangsung, dan pemeriksaan akhir semua barang yang diproses oleh
BBKFP dan rekam hasil seperti yang diuraikan dalam manual ini.
i) Mengawasi penandaan dan identifikasi yang benar dari semua bagian
dan komponen seperti yang diuraikan dalam manual ini.
j) Menyediakan tanggung jawab untuk inspeksi yang berkelanjutan,
memastikan penyelesaian inspeksi yang diperlukan saat shift atau
perubahan penugasan terjadi.
k) Memastikan bahwa suku cadang yang ditolak dan tidak dapat
diperbaiki ditangani sedemikian rupa untuk mencegah penggunaan
kembali.
l) Memastikan bahwa semua inspeksi dilakukan dengan benar pada
semua pekerjaan yang telah diselesaikan sebelum disetujui untuk
kembali beroperasi, dan bahwa catatan inspeksi dan pemeliharaan,
laporan dan formulir yang diperlukan untuk rilis tersebut dilaksanakan
dengan benar.
m) Menjaga file perintah kerja yang telah selesai dan formulir inspeksi
42
sedemikian rupa sehingga file yang berkaitan dengan item tertentu
yang diperbaiki dapat dengan mudah ditemukan untuk ditinjau.
n) Periksa semua pekerjaan yang membutuhkan kualifikasi AME, seperti
structures, airframe electrical wiring, and weight & balance.
43
j) Memastikan penerapan Airworthiness Directive, Service Bulletin and
Engineering Authorization saat diperlukan.
k) Memberikan jadwal kerja dan koordinasi dengan pelanggan untuk
menyelesaikan masalah untuk pencapaian target kerja.
l) Memberikan laporan kemajuan pekerjaan dan menginformasikan
kepada pelanggan dan departemen terkait.
m) Menjaga Perpustakaan Teknis Perusahaan dan manufaktur dalam
keadaan aman dan terklorinasi serta mengontrol penerapan manual
pemeliharaan.
4. Maintenance Department
Maintenance Manager Departement bertanggung jawab kepada General
Manager untuk keseluruhan kegiatan operasional BBKFP, termasuk hangar
dan fasilitas yang memadai serta pemeliharaan yang berkelanjutan. Selain itu,
Manajer Pemeliharaan juga bertanggung jawab untuk:
a) Melatih dan membantu bawahan dalam prosedur kerja yang benar dan
praktik yang harus diikuti.
b) Menjaga semua peralatan dan perkakas hangar dan bengkel dalam
kondisi kerja yang mampu melayani, memastikan bahwa pemeriksaan
dan kalibrasi berkala dilakukan pada perkakas khusus dan peralatan uji
dan catatan terkini serta pemeliharaan pengujian dan kalibrasi tersebut.
c) Memastikan bahwa semua entri perawatan yang diperlukan pada
formulir perawatan dan perintah kerja yang digunakan oleh AMO
dijalankan dengan benar oleh mekanik / engineer yang bertanggung
jawab.
d) Menjaga tempat AMO dengan cara yang bersih dan teratur.
e) Memulai daftar permintaan pembelian dan tertib.
f) Memastikan bahwa personel di departemen pemeliharaan melakukan
pekerjaan yang berkualitas.
g) Melakukan latihan berkala untuk tujuan mengindoktrinasi personel
dalam penggunaan dan lokasi peralatan pemadam kebakaran yang
44
benar dan memeriksa peralatan secara berkala untuk kemudahan servis
dan kecukupan.
h) Mengindoktrinasi personel dalam mengamati tindakan pencegahan
keselamatan yang relevan dengan fungsi yang dapat mereka
manfaatkan.
i) Menyediakan data teknis yang diperlukan pada semua pesawat, engine,
suku cadang / peralatan untuk pemeliharaan yang sedang diselesaikan
dan menjaga data terkini dengan revisi terakhir. Data tersebut akan
mencakup Manufacturer’s Maintenance and Overhaul Manuals,
Service Bulletin, Parts Specifications, data yang disetujui Ditjen
Hubud dan mungkin data teknis lain yang digunakan oleh BBKFP.
j) Menjamin penanganan yang tepat dari semua bagian saat dalam proses
perbaikan dan saat pekerjaan selesai.
k) Menjaga keawetan semua unit atau bagian selama proses kerja,
pemasangan dan penyimpanan.
l) Menjaga koordinasi yang erat dengan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara mengenai setiap perubahan regulasi dan semua aspek organisasi
pemeliharaan yang disetujui.
m) Menjaga koordinasi yang erat dengan Quality Assurance & Safety
Manager dan semua personel BBKFP, mengenai semua aktivitas yang
harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan.
n) Konsultasi dengan General Manager mengenai kontrak dengan pihak
ketiga untuk kinerja pesawat, engine, propeller, aksesori, peralatan dan
suku cadang / komponen atau layanan khusus.
5. Logistic Department
Logistic Manager bertanggung jawab kepada General Manager untuk
pembelian, penanganan material dan mengontrol material untuk mendukung
semua aktivitas MRO hingga produk dikirim ke pelanggan.
Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a) Koordinasikan kontrak jangka panjang dengan pembeli.
45
b) Mengkoordinasikan pengaturan Order Request, Purchase Order (PO),
dalam rangka pengadaan bahan atau peralatan.
c) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi harga material yang ditawarkan
vendor atau pemasok dan menegosiasikan harga material dengan
vendor atau pemasok.
d) Identifikasi pengendalian, pemisahan, dan pemeliharaan semua stok ke
kategori dapat diservis atau tidak.
e) Mengawetkan semua barang atau suku cadang, selama disimpan dalam
inventaris, termasuk suku cadang yang mengalami kerusakan dan
spesifikasi yang tahan lama.
f) Menerima material dari supplier dan merawatnya selama
penyimpanan.
g) Memproses bagian / produk untuk diperbaiki dari fungsi perawatan ke
sumber yang disetujui atau sesuai kebutuhan.
46
7. Ground support equipment (GSE) lainnya
3. Special tools and equipment
1. Aircraft weight and balance equipment
2. Pitot static system tester
3. Oxygen system servicing equipment
4. Nitrogen servicing unit
5. Aircraft portable electricity supply
6. Pneumatic system servicing unit
7. Hydraulic system servicing unit
8. Fuel servicing unit
9. Various work platform
10. Fuel nozzle tester
11. Engine unternal wash equipment
12. Battery servicing unit
13. Propeller puller
14. Various cleaning equipment
15. Various crane units
16. Tire inflation equipment
17. Non Destructive Test (NDT) shop
18. Rotor Track and Balance equipment
19. Battery shop
20. Other special tools and servicing eqipment
47
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BBKFP
48
BAB IV
ANALISA PEMBAHASAN
langkah-langkah berikut :
c. Refuelling pesawat
mototok
4.1.2. Proses dan Prosedur Inspeksi Pesawat Beechcraft King Air B200GT
kelayakan udara yang berlaku yang diatur dalam CASR part 135. Pemilik
49
kelistrikan, memeriksa pesawat dalam kondisi laik terbang serta memiliki
buku panduan inspeksi yang sah dan telah disetujui. Dalam melakukan
dengan persyaratan yang diatur dalam CASR part 135 bagian SUBPART
dapat diubah setiap saat dengan persetujuan dari otoritas kelaikan udara
setempat.
50
avionik dan peralatan lainnya) disediakan secara terpisah. Persyaratan
a. Special Condition
51
di daerah iklim tropis dan iklim lainnya perlu dilakukan pemeriksaan
secara rutin pada tingkat korosi, pelumasan, dll. Pada kondisi yang
b. Caution
telah ditentukan.
Contoh :
Inspeksi phase 1 : pada saat inspeksi 200 jam, dapat dicapai antara
waktu 180 dan 220 jam. Inspeksi phase 2 : pada saat inspeksi 400 jam,
dapat dicapai kapan saja antara waktu 380 dan 420 jam hingga
seterusnya.
52
Sebagai catatan : toleransi yang ditentukan oleh pemasok dan
Beechcraft Corporation.
yang disediakan untuk merawat King Air Beechcraft seri 200 yang digunakan
a. Definisi
ditetapkan.
pembersihan, dan penggantian suku cadang yang aus, bahan, dan sistem.
53
meninggalkan landasan sampai menyentuh landasan kembali pada akhir
penerbangan.
terjadwal.
sambaran petir, hard landing, kondisi atmosfer yang buruk, dan lain
sebagainya.
Setiap memulai perawatan harus disertakan tabel dibawah ini karena tabel
tersebut sebagai standart acuan bagi operator pesawat untuk melakukan inspeksi
dan ketentuan dari pabrikan. Dan diwajibkan terdapat buku manual inspeksi untuk
kesalahan yang diperbuat maka dapat menimbulkan kerugian yang besar. Pada
komponen pada tabel, sedangkan inspektor hanya mengecek pekerjaan yang telah
dilakukan mekanik tersebut, dan terdapat pengecualian pada kode RII, dan kode
ini harus diperhatikan oleh mekanik dan inspektor untuk setiap proses
54
perbaikannya. Pengecekan berlangsung 2 kali karena komponen – komponen ini
ATA/GAMA
TASK DESCRIPTION REFERENCE
RII
1. PROPELLER DEICER – Inspect propeller deice 30-60-00
system (spinner removal required). CMM
2. P3 AIR FILTER - Inspect the filter for cleanliness P&W
3. FUEL FILTERS and SCREENS - Inspect the
firewall filter for evidence of foreign matter, 28-00-00
corrosion, or microbiological growth in the fuel 12-10-00
system. If any microbiological growth is found, use
BIOBOR JF additive. (recommended to replace)
4. PROPELLERS
RII
a. Inspect for damage and attachment (spinner 61-00-00**
removal required).
b. Inspect the carbon block pin for freedom of 61-00-00
movement
c. Check for no metal-to-metal contact between 76-00-00
the brass ring and the reversing level 61-00-00
d. Inspect the reversing linkage for correct
adjustment,evidence of binding and security of
attachment.
e. Inspect mechanical feedback ring, stop rods and
springs for damage.
5. HIGH PRESSURE FUEL PUMP FILTERS - P&W
Inspect the engine-driven high pressure fuel pump
55
filters.
6. ENGINE OIL FILTER - Inspect for metal particles. P&W
7. ENGINE-DRIVEN FUEL PUMP COUPLING
SHAFT (Sunstrand pumps only) - Inspect for P&W 73-10-02
fretting and/or corrosion when replacing outlet
filter.
8. DRAIN PLUGS - Inspect all drain plugs for 79-00-00
leakage, security and safetying.
9. COWLING - Remove entire cowling and inspect
skin, structure and attaching hardware for wear, 71-10-00
damage and corrosion.
10. OIL COOLER - Inspect oil cooler and plumbing for 79-00-00
leakage, damage and attachment.
11. OIL PRESSURE SNUBBER (P/N 3R1) with porous 12-10-00
type element – Clean element.
12. AFT COWLING ACCESS DOOR LATCHES – 71-10-00
Check adjustment of latches.
13. FIRESEALS – Inspect for condition. 71-00-00
14. ENGINE EXHAUST SYSTEM
a. Inspect attaching hardware for wear, damage 78-00-00
and corrosion.
b. Inspect the exhaust system and visible portions P&W
of the power turbine for burning, distortion,
damage and cracks.
15. ENGINE and PROPELLER CONTROLS
RII
a. Check controls and associated equipment for
binding, stiff operation, full travel and friction
lock.
b. Inspect controls, bolts, nuts, cotter pins and
safeties for corrosion, damage and attachment.
NOTEl: Special attention should be made to the
56
cam box. 12-20-00
c. Inspect control cables for damage such as
crimps, cuts, abrasions or tight bends. If exterior
covering is ruptured, perform leak test.
16. CONTROL CABLE BOOTS - Inspect the control
cable boots for excessive compression, twist, wear
or aging which could cause binding.
17. STARTER-GENERATOR - Inspect one set of
brushes for indications of excessive wear or
24-30-00
damage (determine wear by observing diagonal
groove on brush).
18. COMPRESSOR INLET - Remove the air inlet
screen and inspect the compressor inlet area,
P&W
struts, first stage blades and vanes for dirt deposits,
corrosi on, erosion, cracks and damage by foreign
objects. Refer to the engine maintenance manual
for corrective action.
19. MAGNETIC CHIP DETECTOR
a. Remove and visually inspect plug for metal 12-10-00
particles and damage.
12-10-00
b. Check light in annunciator panel for proper
operation.
20. ENGINE
a. Inspect fuel nozzles per manufacturer's manual. P&W
(advised to carry out fuel nozzle check)
b. Inspect engine in accordance with the
P&W
instructions found in the engine manufacturer's
manual.
21. IGNITION EXCITER
a. Inspect exciter and electrical harness for 74-00-00
damage and security of attachment.
74-00-00
b. Inspect that supply cable and ignition cable
57
connectors are installed and safetied.
22. SPARK IGNITER PLUGS - Inspect the igniter P&W
plugs as described in the engine maintenance
manual.
23. FUEL PURGE SYSTEM
FUEL PURGE (BB-666 and After; BT-17 and
After; BL-10 and After; BN-1 and After; BY-1 and
After; BZ-1 and After)
a. Remove fuel purge system air tank and inspect. 71-70-00
Clean as required.
b. Remove fuel purge tank filter and inspect for
71-70-00
corrosion. Clean as required.
c. Remove the fuel purge system check valves. 71-70-00
Inspect, pressure flush and perform internal
leakage test. Replace asrequired.
71-70-00
d. Perform the fuel purge system flow
divider/purge valve leakage test.
58
e. Inspect the integrity and security of the clutch
assembly. Remove the belt from the compressor.
21-50-00
Inspect for freedom of rotation, bearing
roughness and free play (wobble). Check for
corrosion or evidence of inappropriate wear
(belt dust, metal shavings).
26. REFRIGERANT LINES and SERVICE VALVES -
Inspect lines and valves for leakage, damage and
21-50-00
attachment.
pada kondisi terkendali dan dilakukan berbagai pengukur selama proses tersebut
engine dalam test engine, yaitu suatu urutan kegiatan paling akhir yang harus
besaran yang diukur, faktor koreksi untuk besaran yang diukur, dan toleransi nilai
59
besaran uji yang diperbolehkan. Untuk menentukan kelayakan sebuah engine,
oleh produsen engine. Apabila seluruh data hasil pengujian sesuai dengan data
berbagai kerusakan dan kesalahan yang terdapat pada engine. Beberapa jenis
kerusakan seperti rubbing (sudut yang membentur casing) atau kebocoran (fuel.
Oil, atau air) hanya dapat diidentifikasi dengan pengujian. Selain itu ada beberapa
prosedur penyesuaian yang hanya dapat dilakukan ketika proses pengujian seperti
prosedur pengaturan waktu akselerasi dan pengaturan kecepatan rotasi poros pada
kondisi idle.
prosedur pengujian untuk menguji kelayakan engine pada setiap kondisi kerja
tersebut. Untuk setiap kondisi kerja terdapat besaran tertentu yang harus diukur
kondisi kerja yang dilakukan ketika pengetesan engine. Kondisi tersebuit adalah :
1) Start Up
2) Acceleration
60
nilai maksimum. Kondisi ini terjadi ketika pesawat melakukan akselerasi
menjelang take off di landasan pacu. Waktu akselerasi yang terlalu lama
engine belum menghasilkan gaya dorong yang cukup ketika pesawat telah
3) Take Off
Merupakan kondisi ketika power lever berada pada posisi maksimum dan
4) Maximum continous
yang diperbolehkan saat engine bekerja secara terus menerus tanpa batasan
durasi. Posisi power lever dan gaya dorong yang dihasilkan pesawat
berada sedikit dibawah nilai maksimum. Kondisi ini terjadi ketika pesawat
5) Approach idle
6) Minimum idle
61
Merupakan kondisi ketika power lever berada pada posisi minimum dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan
sangat penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam menangani sebuah pesawat
prosedur yang harus dilakukan, dan juga prosedur pelepasan dan pemasangan
62
2. Faktor Yang Menjadi Penghambat Proses Perawatan Komponen Pesawat
King Air B200 GT PK-CAC diantaranya saat pengujian engine dan kerja
5.2. Saran
bisa dikembangkan lagi untuk menjadi hal yang lebih bermanfaat di dunia
63
DAFTAR PUSTAKA
Mora, Minda dan Yusmar, T. 2014. Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan
Pada Saat Taxi Out Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pesawat Udara (Studi
Kasus: Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta). Jurnal Perhubungan
Udara Warta Ardhia, 40(4), pp. 215–222.
64