Disusun Oleh :
Nama : Ramadhan Dwi Prasetyo
No. Mahasiswa : 14525032
NIRM : 2014010596
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga diberikan kesempatan
dalam melaksanakan kerja praktik dan dapat menyelesaikan laporan kerja praktik
ini hingga selesai.
Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan apa yang telah dilakukan
pada saat di lapangan yakni pada PT. Garuda Maintenance Facility (GMF)
AeroAsia yang beralamat di Soekarno Hatta International Airport Cengkareng,
Tangerang, Indonesia, dimulai dari tanggal 27 November 2017 s/d 29 Desember
2017. Kerja praktik ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh
dalam Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia.
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dalam pengambilan data informasi, petunjuk, dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang mendalam penulis
haturkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan segala nikmat dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moril maupun materil.
3. Ketua Program Studi Teknik Mesin UII, Bapak Dr. Eng. Risdiyono, S.T.,
M.Eng.
4. Dosen pembimbing kerja praktik Bapak Purtojo, S.T.,M.Sc yang telah
memberikan banyak saran serta masukan selama penyelesaian laporan
kerja praktik ini berlangsung.
5. Bapak Dinar Mustika Juhara Koordinator kerja praktik eksternal dari PT.
Garuda Maintenance Facility AeroAsia yang telah membimbing serta
memberikan arahan dan juga banyak informasi selama pelaksanaan kerja
praktik.
v
6. Bapak Muhamad Soleh selaku Manager Gas Turbine Component Repair
Aircraft Support and Power Services beserta crew atas kesempatan dan
bekerja sama membantu penulis selama melaksanakan kerja praktik di
sub-unit Turbine Part Repair.
7. Bapak Abdurrahman Prasetya selaku Pembimbing Kerja Praktik di sub-
unit Turbine Part Repair Aircraft Support and Power Services PT.
Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia yang telah berbagi ilmu,
pengalaman, arahan serta bimbingannya selama penulis melaksanakan
kerja praktik di sub-unit tersebut.
8. Ibu Atri dan Ibu Laila Prakasita yang telah membantu penulis dalam
melengkapi kebutuhan dokumen serta dalam mengurus keperluan
administrasi untuk laporan kerja praktik ini.
9. Rekan kerja praktik di PT. GMF yaitu Rahadian Naufal Hadinugroho
yang telah menemani dan membantu dalam pembuatan laporan kerja
praktik.
Penulis berharap laporan kerja praktik ini sesuai dengan yang diharapkan
serta bermanfaat baik untuk pihak perusahaan maupun pihak kampus. Namun
penulis sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan laporan kerja praktik ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
dan berharap adanya kritik serta saran dari semua pihak yang dapat membangun
demi terciptanya laporan kerja praktik yang lebih baik.
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
4.1 Latar Belakang ....................................................................................... 13
4.2 Penentuan Permasalahan ........................................................................ 14
4.3 Identifikasi Akar Masalah ...................................................................... 15
4.4 Batasan Masalah .................................................................................... 17
4.5 Kajian Pustaka ....................................................................................... 18
4.6 Pengembangan Alternatif Penyelesaian Masalah .................................. 19
4.7 Pemilihan Prioritas Solusi Masalah ....................................................... 21
4.8 Pembahasan ........................................................................................... 25
4.9 Refleksi Kerja Praktik ............................................................................ 26
Bab 5 Penutup ....................................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 27
5.2 Saran ...................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 28
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan pada :
Waktu : 27 November 2017 – 29 Desember 2017
Tempat : Gedung Ground Support Equipment GMF AeroAsia
1
1.3 Tujuan
Tujuan Kerja Praktik yaitu untuk memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang teknik mesin dalam penerapannya dan memberikan gambaran umum bagi
mahasiswa tentang kondisi lapangan dunia kerja, sedangkan secara khusus yaitu:
1. Sebagai pelaksana mata kuliah wajib Kerja Praktik dan untuk
memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh gelar Sarjana di
Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia.
2. Mendapatkan pengalaman nyata dan pengetahuan tentang penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di PT. Garuda Maintenance
Facility (GMF) AeroAsia.
3. Menambah wawasan aplikasi keteknik mesinan dalam bidang industri.
1.4 Manfaat
2
3. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum
dimasa depan dan agar dapat meningkatkan komunikasi
khususnya Bahasa Inggris.
3
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
4
2.2 Visi dan Misi PT. GMF AeroAsia
Adapun Visi yang junjung oleh PT. GMF AeroAsia ialah :
“ Top 10 MROs In The World 2020.”
Visi diatas dapat diartikan kedalam bahasa indonesia yaitu PT. GMF
AeroAsia menjadi perusahan top 10 besar MRO berkelas dunia pada tahun 2020.
Misi : “To provide integrated and reliable aircraft maintenance solution for
a safer sky and secured quality of life of mankind.”
Misi tersebut dapat diartikan bahwa PT. GMF AeroAsia menyediakan
solusi perawatan pesawat yang terintegrasi dan andal untuk keamanan udara dan
menjamin kualitas hidup manusia.
2.3 Fasilitas
Fasilitas produksi PT. GMF AeroAsia berada dikawasan Bandar Udara
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Menempati lahan seluas 92,54 ha di
dalam kawasan berikat dan non-kawasan berikat, (http://www.gmf-
aeroasia.co.id).
Fasilitas yang tersedia di PT. GMF AeroAsia diantaranya adalah :
1. Line Maintenance.
2. Outstation Line Maintenance.
3. Base Maintenance.
4. Component Services.
5. Engine Maintenance.
6. Cabin Maintenance.
7. Material Services.
8. Engineering Services.
9. Furnishing & Upholstery Services
10. Logistics & Bonded Services.
11. Learning Services.
12. GMF Aircraft Support Services.
13. GMF Power Services.
5
2.4 Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia
PT. GMF AeroAsia dipimpin oleh seorang President and CEO (Chief
Executive Officer) yang saat ini dijabat oleh Bapak Iwan Joeniarto. Seorang
President and CEO membawahi secara langsung divisi Finance, Line Operation,
Base Operation, Corporate Strategy & Development dan Human Capital &
Corporate Affairs. Selain itu, President and CEO dibantu oleh tiga orang Vice
President diantaranya VP Sales & Marketing, VP Quality Assurance & Safety,
VP Internal Audit & Control. Berdasarkan gambar 2-1 Struktur Organisasi PT.
GMF AeroAsia, (http://www.gmf-aeroasia.co.id).
6
2.5 Jadwal Jam Kerja PT. GMF AeroAsia
Waktu kerja di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia :
7
4. Air Asia, Malaysia.
5. Air Atlanta, Islandic.
6. Phuket Airlines, Thailand.
7. Pulmantur Air, Spanyol.
8. Sahara Airlines, India.
9. Korea Airlines, Korea.
8
BAB 3
DESKRIPSI PROSES/KEGIATAN PRODUKSI
Gambar 3-1 Alur Kegiatan Produksi GMF AeroAsia Turbine Part Repair
Aircraft Support and Power Services
Output produksi yang dihasilkan oleh sub-unit GMF Turbine Part Repair
Aircraft Support and Power Services adalah Repaired Component Turbine. Sub-
unit ini, merupakan sub-unit bisnis yang melayani dalam sector non aviation
sebagai anggota Flag Carrier Garuda Indonesia Holding Company. GMF Aircraft
Support and Power Services menyediakan berbagai layanan yang terdiri dari
pemeliharaan dan jasa perbaikan, modifikasi dan perbaikan mesin turbin gas
industri dan turunannya aero, yang perbaikan dan renovasi komponen turbin gas
serta memberikan perbaikan dan overhaul layanan pembangkit listrik bagian
generator, trafo & bermotor rewinding dasar. Selain itu, juga menyediakan
kontrol dan layanan perlindungan pada mesin, generator dan motor, serta layanan
kinerja menganalisis dan jasa rekayasa mesin rotary listrik dan pembangkit
listrik.
9
3.1 Deskripsi Proses Produksi Gas Turbine Component Repair
Deskripsi alur proses produksi pada sub-unit Turbine Part Repair Aircraft
Support and Power Services di PT. Garuda Maintenence Facility (GMF)
AeroAsia yaitu :
1. Preliminary Inspection : pengecekan/inspeksi awal pada crack secara kasat
mata untuk part/bagian pada produk yang rusak serta pengambilan data.
2. Incoming Dimensional Inspection : proses pengecekan crack dan
pengukuran pada part yang rusak menggunakan alat ukur bantu untuk
mendapatkan hasil dimensi yang sesuai.
3. Design Jig and Fixture : proses mendesain jig or fixture dalam bentuk 3D
menggunakan software solidworks untuk mencekam dan menahan dengan
kuat sebuah part karena memiliki contour yg sesuai dengan part tersebut.
4. Remove Existing Coating : proses pembersihan (cleaning) atau
penghilangan lapisan tipis pada permukaan part/bagian dan juga kotoran
seperti oksidasi korosi dan kotoran lainnya sehingga kerusakan pada part
dapat terlihat secara visual inspection
5. Solution Heat Treatment : Heat treatment dari part segment dilakukan
dalam vacuum furnace pada kondisi sebelum welding (pengelasan). Tujuan
dari heat treatment sebelum pengelasan adalah untuk memudahkan
pengelasan. Proses ini dilakukan di PT. DIRGANTARA INDONESIA
(PERSERO).
6. Incoming Penetrant Inspection : suatu metode pengujian untuk mengetahui
retak, kebocoran maupun lubang pada lapisan permukaan dengan metode
fluorescent inspection atau NDT (Non Destructive Test). NDT yang
digunakan yaitu Liquid Penetrant Inspection (LPT). Kemudian hasil
inspeksi dengan cara visual dan LPT menunjukan bahwa part segment
mengalami korosi/erosi dan cracks yang cukup banyak.
7. Prepare for Welding : proses pemotongan (grinding) menggunakan mesin
gerinda untuk memotong bagian pada crack yang sudah ditandai letak
crack dengan metode sebelumnya untuk memudahkan proses welding.
10
8. Repair Process : proses perbaikan pada part/bagian yang mengalami crack
yang sudah dipotong (greasing) dengan metode machining, build up
welding dan patching welding.
9. Checking Part with Jig or Fixture : proses pengecekan part yang crack nya
sudah diperbaiki dan part sudah dilakukan proses machining dan welding
maupun assembly kemudian part diletakkan pada jig atau fixture untuk
mengecek apakah part sudah sesuai.
10. Final Penetrant Inspection : proses pengujian untuk mengetahui apakah
masih ada retak/crack, lubang maupun kebocoran pada part.
11. Post Heat Treatment : Heat treatment dari part segment dilakukan dalam
vacuum furnace pada kondisi setelah welding (pengelasan). Tujuan dari
heat treatment sesudah pengelasan untuk stress relieve dan mengembalikan
ketahanan material. Proses ini dilakukan di PT. DIRGANTARA
INDONESIA (PERSERO).
12. Surface Activating for Coating : proses untuk membuat permukaan
part/benda menjadi kasar untuk memudahkan dalam proses pengecatan
dengan metode blasting.
13. Coating : proses pelapisan bagian permukaan part menggunakan metode
Thermal Barrier Coating (TBC). Lapisan TBC menghasilkan hasil coating
yang tebal. Lapisan TBC terdiri atas dua lapisan, lapisan pertama disebut
bond coat dengan material campuran Nickel-Chromium-Aluminium-
Itterium (Ni-Cr-Al-Y) atau dikenal dengan paduan MCrAlY dengan
ketebalan 0.003–0.005 inch, lapisan kedua disebut top coat dengan material
campuran Zirconium Oxide-Itterium Oxide (ZrO2-Y2O3) dengan ketebalan
lapisan 0.010–0.014 inch. Selain metode TBC, proses pelapisan juga
menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Coating
menggunakan ABB IRB 2600 Robotic System. Lapisan HVOF
menghasilkan hasil coating yang tipis dibandingkan metode TBC.
14. Final Visual Inspection : proses pengecekan pada part pada produk yang
sudah di perbaiki apakah masih ada crack, lapisan lepas (peel off),
kotor/korosi, dan cacat lainnya. Setelah repair dan coating, part dipasang
11
kembali pada Retaining Ring dan digabungkan menjadi satu lingkaran, lalu
dilakukan pengukuran dimensional.
15. Packaging : proses pengemasan part atau barang yang sudah selesai
diperbaiki.
16. Delivery : proses pengiriman part yang sudah di packaging.
12
BAB 4
DESAIN FIXTURE UNTUK CHECKING INSPECTION PADA
STATOR BLADE STAGE 1ST GAS TURBINE SIEMENS V94.2
13
4.2 Penentuan Permasalahan
Permasalahan umum selain kerusakan seperti crack sebelum proses repair
yang mengakibatkan keterlambatan proses produksi di sub-unit Turbine Part
Repair di GMF AeroAsia Aircraft Support and Power Services yaitu :
Untuk welding :
1. Munculnya crack pada part/segment setelah proses welding.
2. Munculnya deformasi pada part/segment saat proses welding.
Untuk coating :
1. Sering rusaknya mesin akumulator untuk painting combustion.
2. Tidak adanya meja khusus untuk membantu pergerakan axis saat proses
coating menggunakan robot coating.
3. Sulitnya mengoperasikan program dari mesin CMM (Coordinate
Measuring Machine) ke robot coating untuk memudahkan proses coating.
Untuk inspection :
1. Kurangnya fasilitas alat bantu fixture untuk check inspection.
14
4.3 Identifikasi Akar Masalah
Permasalahan umum dapat dilihat pada gambar 4-1 Fishbone Akar Masalah :
15
didapatkan karena hanya bergerak vertikal dan memutar yang dapat dilihat pada
gambar 4-3 Meja Untuk Alat Bantu Robot Coating. Alat untuk coating juga
mengalami masalah yang dapat dilihat pada gambar 4-4 Mesin Manipulator untuk
Painting Combustion. Kemudian juga sulitnya dalam memprogram dari mesin
CMM (Coordinate Measuring Machine) ke robot coating untuk memudahkan
proses coating yang dapat dilihat pada gambar 4-5 Mesin CMM untuk
Inspection.
Selanjutnya inspection untuk checking inspection terutama pada segment
Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens V94.2 yang sudah di repair namun
belum memiliki fixture yang dapat menampung banyak part/segment.
16
Gambar 4-4 Mesin Manipulator untuk
Painting Combustion
17
4.5 Kajian Pustaka
Penulisan laporan kerja praktik oleh penulis selama melaksanakan kerja
praktik di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Unit Aircraft
Support and Power Services yaitu mengenai Desain Fixture pada Stator Blade
Stage 1st Gas Turbine Siemens V94.2. Desain alat bantu ini sebagai referensi
untuk alat checking inspection agar meminimalkan waktu produksi.
Dalam proses produksi, dilakukan pendataan untuk setiap part yang
diperbaiki untuk menghemat waktu produksi. Pendataan dilakukan dengan
Preliminary Inspection Report (PIR). PIR akan menjadi dasar untuk pembuatan
Planning Data Sheet (PD Sheet). PD Sheet digunakan untuk melakukan kontrol
terhadap setiap aktivitas pengerjaan part beserta perencanaan penyelesaian
proyek (Effelin Puteri, Sutuopo, & Al Ghabid, 2014).
Sebelum melakukan pendataan terhadap setiap part yang sudah di repair,
dilakukan proses inspection terlebih dahulu. Inspection atau keakuratan pada
proses manufaktur agar mendapatkan efisiensi waktu dengan metode fixturing.
Secara umum produk/part memiliki kesalahan geometrik/ukuran pada bentuk
maupun posisinya terhadap benda kerja (Corrado, Polini, & Moroni, 2016).
Hasil dari inspection kemudian dibuat desain alat bantu Jig and Fixture. Jig
and Fixture adalah alat pemegang benda kerja saat proses pemesinan dan
menghasilkan produk yang seragam. Jig adalah alat khusus yang berfungsi
memegang, menahan, atau diletakkan pada benda kerja yang berfungsi untuk
mempertahankan posisi benda kerja dan membantu pergerakan pahat. Sedangkan
fixture adalah alat khusus yang berfungsi mengarahkan, memegang, menahan
benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama proses
pemesinan (Ramawinta & Mendani, n.d.).
Proses pemesinan suatu perusahaan terutama yang berkaitan dengan
produksi ataupun manufaktur sangat membutuhkan alat bantu berupa jig and
fixture. Namun alat bantu selalu berkembang karena tidak ada satu alat yang
mampu memenuhi seluruh proses manufaktur. Tujuan digunakannya alat bantu
yakni menurunkan biaya manufaktur, menjaga kualitas dan meningkatkan
produksi (Hendro Prassetiyo, Rispianda, 2016).
18
4.6 Pengembangan Alternatif Penyelesaian Masalah
Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan penulis dengan metode
observasi dan wawancara, didapatkan alternatif penyelesaian masalah yang dapat
digunakan mengenai alat fixture untuk checking inspection pada Stator Blade
Stage 1st siemens V94.2 yaitu :
1. Perlunya buku panduan dalam membuat desain berupa jig and fixture
menggunakan software SolidWorks.
2. Perlunya desain fixture yang dapat memastikan bahwa part sudah presisi
yang mengikuti contour pada part, mudah untuk bongkar pasang, dan dapat
menampung banyak part/segment.
19
Gambar 4-7 Segment Stator Blade Stage 1st
Gas Turbine Siemens V94.2
Dari alat bantu Fixture untuk Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens
V94.2 yang sudah ada hanya mampu menampung segment stator blade
berjumlah 4 segment dalam 1 alat fixture check. Total segment pada Hot Part Gas
Turbine yang akan di repair berjumlah 46 segment. Sehingga dibutuhkan inovasi
alat bantu fixture untuk check inspection agar dapat menampung banyak segment
dan tidak mudah terjadi perubahan contour pada segment stator blade.
20
4.7 Pemilihan Prioritas Solusi Masalah
Dari hasil wawancara maupun observasi yang dilakukan penulis kepada
engineer dan mekanik di sub-unit Turbine Part Repair Aircraft Support and
Power Services dalam pemilihan prioritas solusi permasalahan mengenai desain
untuk Check Inspection pada Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens V94.2
agar dapat menampung jumlah segment menjadi 12. Desain awal check fixture
yang sudah dibuat oleh engineer seperti tampak pada gambar 4-9 Desain Awal
Fixture Check Stator Blade (Putra, 2016).
21
1, gambar 4-14 Fixture Check Dudukan Atas, dan gambar 4-15 Fixture Check
Dudukan Belakang.
22
Gambar 4-13 Fixture Check Dudukan Bawah 1
23
Dalam inovasi desain yang dibuat oleh penulis, ditambahkan untuk
penyangga pada fixture check sebagai penopang agar bagian pada dudukan atas
seimbang. Desain penyangga fixture dibuat untuk menyambungkan antar
dudukan bawah dan dudukan atas agar mudah untuk dibongkar pasang dengan
metode sambungan male to female. Pada desain penyangga 1 dibuat bentuk
feature extrude cut agar memudahkan dalam mengecek dan hemat dalam
penggunaan material. Desain penyangga fixture dapat dilihat pada gambar 4-16
Penyangga 1 , 4-17 Penyangga 2 , dan 4-18 Penyangga 3.
24
Gambar 4-18 Penyangga 3
4.8 Pembahasan
Fixture adalah sebuah alat khusus yang dapat digunakan untuk mencekam
dan menahan dengan kuat sebuah part karena memiliki contour yg sesuai dengan
part/segment tersebut. Alat bantu ini dapat memudahkan pekerja dan bertujuan
untuk menurunkan biaya manufaktur, menjaga kualitas dan meningkatkan
produksi. Sub-unit GMF AeroAsia Turbine Part Repair Aircraft Support and
Power Services menggunakan alat bantu fixture untuk checking inspection pada
part/segment industrial gas turbine non-aviation. Segment yang mengalami crack
yaitu Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens V94.2. Setelah di repair,
segment ditempatkan pada alat bantu fixture untuk mengecek kepresisian dengan
metode checking inspection. Untuk meminimalkan waktu produksi, dibuat desain
3D alat bantu fixture untuk checking inspection yang dapat menampung banyak
segment dan tidak mudah terjadi perubahan contour pada part.
25
4.9 Refleksi Kerja Praktik
Refleksi penulis selama melaksanakan Kerja Praktik di Garuda
Maintenance Facility (GMF) AeroAsia sub-unit Turbine Part Repair Aircraft
Support and Power Services dari tanggal 27 November 2017 – 29 Desember
2017 yaitu :
• Setelah merasakan suasana kerja saat Kerja Praktik, kemampuan dan
karakter diri dari penulis yang dirasa masih perlu dikembangkan yaitu
sikap cekatan dan kreatif dalam melakukan Kerja Praktik di instansi
terkait.
• Kesulitan yang dihadapi penulis selama melaksanakan Kerja Praktik di
sub-unit GMF AeroAsia Aircraft Support and Power Services yaitu
semua kegiatan produksi, serta dokumen yang ada menggunakan
terjemahan Bahasa Inggris dan kurangnya pengetahuan penulis
terhadap Maintenance Turbine Part Repair.
• Masukan bagi Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam
Indonesia dan rekan-rekan mahasiswa yang akan melaksanakan Kerja
Praktik di institusi terkait yaitu untuk mahasiswa perlu belajar lebih
giat lagi mengenai kata-kata tentang keteknikan yang masih asing dan
memiliki terjemahan Bahasa Inggris. Kemudian untuk Program Studi
Teknik Mesin perlu adanya jam tambahan terutama Bahasa Inggris
untuk pembelajaran kepada mahasiswa.
• Kemampuan yang dikembangkan selama Kerja Praktik yaitu mengenai
softskill dan hardskill. Softskill disini dituntut untuk selalu bertanya
kepada pekerja yang ada di instansi untuk mendapatkan ilmu dan
informasi. Untuk hardskill yaitu kemampuan dalam penggunaan
perangkat lunak pada software SolidWorks dalam mendesain suatu alat
bantu jig and fixture.
26
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan kerja praktik mengenai desain
Fixture untuk check inspection pada Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens
V94.2 di Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia unit Aircraft Support
and Power Services, Cengkareng 27 November 2017 - 29 Desember 2017 dapat
disimpulkan bahwa :
1. Fixture adalah sebuah alat khusus yang dapat digunakan untuk mencekam
dan menahan dengan kuat sebuah part karena memiliki contour yg sesuai
dengan part tersebut.
2. Desain alat bantu fixture untuk checking inspection harus mudah di bongkar
pasang, dan dapat menampung banyak segment.
5.2 Saran
Saran penulis terhadap institusi tempat Kerja Praktik di PT. Garuda
Maintenence Facility (GMF) AeroAsia terutama sub-unit Turbine Part Repair
Aircraft Support and Power Services yaitu :
1. Sebaiknya sub-unit Turbine Part Repair membuat buku panduan untuk
desain jig and fixture menggunakan software SolidWorks.
2. Pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika memasuki area
workshop.
27
DAFTAR PUSTAKA
Corrado, A., Polini, W., & Moroni, G. (2016). Robust Design of a Fixture
Configuration in the Presence of form Deviations. Procedia CIRP, 43, 35–
40. https://doi.org/10.1016/j.procir.2016.02.041
Effelin Puteri, V., Sutuopo, W., & Al Ghabid, A. H. (2014). Analisis Faktor
Penyebab Keterlambatan Proyek Pesanggaran di SBU GMF Power Services,
1–8.
Hendro Prassetiyo, Rispianda, H. A. (2016). Rancangan Jig Dan Fixture
Pembuatan Produk Cover on-Off, 350–360.
Putra, E. N. (2010). Stator Blade Stage 1st Gas Turbine Siemens V94.2.
Cengkareng.
Putra, E. N. (2016). Desain Fixture Check Stator Blade Siemens V94.2.
Indonesia.
Ramawinta, F., & Mendani, R. (n.d.). PERANCANGAN FIXTURE PROSES
FREIS UNTUK KARBURATOR, 45–52.
28
LAMPIRAN 1
29
LAMPIRAN 2
30
LAMPIRAN 3
31
LAMPIRAN 4
32
LAMPIRAN 5
33
LAMPIRAN 6
34
LAMPIRAN 7
35
LAMPIRAN 8
36
LAMPIRAN 9
37