Anda di halaman 1dari 40

1

LAPORAN ON THE JOB TRAINING


DAMAGE TO THE AIRLAND DOOR
EMERGENCY LIGHTS
PT. BATAM AERO TECHNIC
Tanggal 14 FEBRUARI – 25 MARET2022

Disusun Oleh

REKSHA MANTULAMETEN
NIT. C1031902118

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI PEMELIHARAAN


PESAWAT UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
2022
2

LAPORAN ON THE JOB TRAINING


DAMAGE TO THE AIRLAND DOOR
EMERGENCY LIGHTS
PT. BATAM AERO TECHNIC
Tanggal 14 FEBRUARI – 25 MARET2022

Disusun Oleh:

REKSHA MANTULAMETEN
NIT. C1031902118

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI PEMELIHARAAN


3

PESAWAT UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR


2022

i
4

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

DAMAGE TO THE AIRLAND DOOR

EMERGENCY LIGHTS

Oleh:
REKSHA MANTULA METE
NIT.C1031902118

Program Studi DIII Teknologi


pemeliharaan Pesawat Udara Politeknik
Penerbangan makassar

Laporan On The Job Training (OJT) ini telah diterima dan disetujui untuk
menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah On The Job Training (OJT).

Disetujui Oleh:

Supervisor Pembimbing OJT

KIAN KRIS HARYANTO MUHAMMAD HAPIDIN


ID.83103380

MANAGER
HANGAR D PT.BATAM AERO TECHNIC

ARYADI SASMITA
ID 63041846
5

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)


BATAM AERO TECHNIC

Laporan On the Job Training telah dilakukan pengujian didepan Tim Penguji
pada tanggal 25 maret tahun 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai
salah satu komponen penilaian On the Job Training

Tim Penguji:

Supervisor Pembimbing ojt

KIAN KRIS HARYANTO MUHAMMAD HAPIDIN


ID.83118331 ID.83103380

Mengetahui
Plt. Ketua Program Studi
D3 Teknologi Pemeliharaan
Pesawat Udara

HENDRI LOUIS LATIF, S.S.T


NIP. 19780626 200912 1 001

iii
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
limpahan rahmat dan hidayah – Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan On
The Job Training (OJT) Batam Aero Technic yang dilaksanakan pada tanggal 25
Februari 2022 sampai dengan 25 Maret 2022. Penyusuanan laporan On The Job
Training (OJT) ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat lulus, dan sebagai
penilaian semester akhir Program Studi Teknologi Pemeliharaan pesawat Udara
Politeknik Penerbangan Makassar

Maksud dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah salah satu cara
penulis untuk lebih mendalami dan mempraktekkan ilmu yang telah di dapatkan
dalam pelaksaan On the Job Training (OJT). Selain itu juga bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya bagi penulis
sendiri

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada segenap pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan laporan On The Job Training (OJT) ini,
terutama kepada :

1. Bapak Ahmad Bahrawi, S.E., M.T selaku Direktur Politeknik Penerbangan


Makassar
2. Bapak Hendri Lois Latif, S.S.T. selaku Kaprodi Teknik Pesawat Udara
Politeknik Penerbangan Makassar
3. Bapak Aryadi Sasmita selaku Manager Hangar D PT. Batam Aero
Technic, atas kesempatan praktik kerja lapangan yang diberikan.
4. Bapak kian Kris Hayanto selaku supervisor group c line 18.
5. Bapak Muhammad Hapidin selaku Group Leader sewaktu On the Job Training (OJT)

iv
7

6. Seluruh Engineer dan Mechanic PT. Batam Aero Technic yang sudah
banyak membantu dalam pelaksanaan On the Job Training (OJT).
Rasa terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada kedua orang
tua, keluarga serta rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
doanya sehingga semua proses On the Job Training (OJT) dapat berjalan dengan
lancar dan terwujudnya laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tentunya laporan ini masih jauh dari
sempurna. Atas segala kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, penulis
memohon maaf. Saran dan kritik membangun penulis harapkan demi karya yang
lebih baik di masa mendatang.

Batam , 25 Maret 2022

Penulis

v
8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..............................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN.........................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan Laporan.................................................................2

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................3

1.5 Metode Penyusunan Laporan............................................................3

BAB II PROFIL LOKASI OJT...............................................................4

2.1 Sejarah Singkat..................................................................................4

2.2 Organisasi Perusahaan.......................................................................9

2.3 Budaya Perusahaan...........................................................................10

BAB III TINJAUAN TEORI..................................................................12

3.1 Auxiliary Power Unit........................................................................12

3.2 Emergenci Dor..................................................................................14


vi
9

BAB IV PELAKSANAAN OJT.............................................................18

4.1 Lingkup Pelaksanaan OJT.................................................................18

4.2 Jadwal................................................................................................18

4.3 Permasalahan.....................................................................................18

4.4 Penyelesaian......................................................................................28

BAB V PENUTUP..................................................................................35

5.1 Kesimpulan........................................................................................35

5.2 Saran..................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................38

LAMPIRAN............................................................................................39

vii
10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Logo Perusahaan.................................................................6

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BAT.....................................................10

Gambar 3.1 Komponen Bleed Air Valve................................................12

Gambar 3.2 Lampu Instrument Dan Lampu Panel.................................13

Gambar 4.1 Manual Skema Sistme (SSM) &Manual (WDM)...............16

Gambar 4.2 lights instrument and panel lights introductions..................17

Gambar 4.3 Lokasi lights emergency lighs exit sign..............................18

Gambar 4.4 Emergency lights exit sign..................................................22

Gambar 4.5 Exit sign lamp replacement.................................................23

Gambar 4.6 Light ssembly Replacement................................................23


11

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Nama

APU Auxiliary Power Unit

AMM Aircraft Maintenance

Manual

ECU Electronic Control Unit

FIM Fault Isolation Manual

OJT On the Job Training


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemenuhan materi yang selama ini dilaksanakan di kampus Politeknik
Penerbangan Makassar hendaklah ditunjang oleh suatu kegiatan yang dapat
membuka wawasan para taruna/i yang dituntut untuk segera dapat menerapkan
ilmunya di lapangan kerja. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya ilmu dan
praktik yang langsung terkait ruang lingkup pekerjaannya. Maka On the Job
Training dianggap perlu untuk menambah wawasan dalam menerapkan ilmu
yang telah diajarkan di kampus.
On the Job Training (OJT) merupakan salah satu bentuk nyata dari
penerapan ilmu yang didapat dari kegiatan belajar mengajar di
POLTEKBANG Makassar. Kegiatan OJT bagi Taruna/i Teknik Penerbangan
khususnya Diploma III Teknologi Pemelirahan Pesawat Udara yang
dilaksanakan berdasarkan kurikulum dan silabus yang dibuat sesuai dengan
kalender akademik yang ditetapkan oleh POLTEKBANG Makassar.
Para taruna/i yang mengikuti kegiatan ini juga diberikan kesempatan
secara langsung untuk menerapkan pengetahuan dan pelatihan di lingkungan
pekerjaan yang sesungguhnya yang didapat selama mengikuti pendidikan teori
maupun praktik di Politeknik Penerbangan Makassar.

Pada saat melakukan pengecekan pada cabin pesawat didapati lampu pada
emergency exit mengalami kerusakan sehingga tidak menyala.Yang dimana Sistem
pencahayaan darurat yang seharusnya menyalah di saat pesawat mengalami
kehilangan daya DC dan saklar lampu P5 maju dan lampu darurat panel atas dalam
posisi armed.Lampu pada emergency exit malah tidaklah menyala. Berdasarkan
permasalahan di atas, penulis ingin mengambil judul “DAMAGE TO THE AIRLAND
DOOR EMERGENCY LIGHTS”
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari OJT (On the Job Training) pada akhir pendidikan Diploma III
dilaksanakan oleh Teknik Pesawat Udara sebagai berikut :

1. Terwujudnya lulusan yang mempunyai sertifikat kompetensi sesuai


standar nasional dan internasional.
2. Terciptanya lulusan transportasi udara yang memiliki daya saing tinggi
di lingkup nasional dan internasional.
3. Memahami budaya kerja dalam industri penyelenggaraan pemberian
jasa dan membangun pengalaman nyata memasuki dunia industri
penerbangan.
4. Membentuk kemampuan taruna/i dalam berkomunikasi pada
materi/subtansi keilmuan secara lisan dan tulisan (laporan OJT dan
tugas akhir).
Adapun maksud dalam pelaksanaan OJT di Politeknik Penerbangan
Makassar adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari langsung aktifitas di lapangan pekerjaan sesuai dengan
disiplin ilmu yang didapat selama pembelajaran.
2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja
setelah menyelesaikan studinya.
3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan
teknologi terapan di tempat OJT.
4. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Politeknik
Penerbangan Makassar dengan perusahaan atau lembaga instansi
lainnya.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan dari pembuatan laporan antara lain:
1. Untuk memenuhi syarat kelulusan sesuai dengan kurikulum OJT (On the Job
Training) Kompetensi Airframe and Powerplant di Politeknik Penerbangan
(POLTEKBANG) Makassar
2. Untuk mengetahui perkembangan taruna/i selama mengikuti kegiatan OJT
(On the Job Training).
3. Agar taruna/i mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari
kampus yang berhubungan dengan OJT (On the Job Training).
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
OJT (On the Job Training) ini dilaksanakan dengan data sebagai berikut.
Waktu Pelaksanaan : 14 Februari – 25 Maret 2022
Tempat Pelaksanaan : Hangar D PT. Batam Aero Technic

1.5 Metode Penyusunan Laporan


Metode untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan, penulis mengambil beberapa metode yaitu :
1. Metode Deskriptif, yaitu mengargumentasikan dan memaparkan
permasalahan secara terperinci sesuai dengan data dan fakta yang ada.
2. Metode Observasi, yaitu melaksanakan secara langsung di perusahaan
melalui teori yang kemudian diterapkan dalam bentuk kegiatan praktik kerja
industri.
3. Metode Interview, yaitu mengumpulkan data secara tanya jawab secara
langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang tepat dan
jelas yang dibutuhkan didalam penyusunan laporan.
4. Metode Dokumentasi, adalah mencari kelengkapan data dengan pengambilan
gambar kegiatan ataupun komponen yang dikerjakan sebagai kelengkapan
untuk memperoleh data.
BAB II

PROFIL LOKASI OJT

2.1 Sejarah Singkat


PT. Batam Aero Technic merupakan salah satu Badan Usaha Milik Swasta
yang bergerak di bidang jasa transportasi udara, termasuk perawatan pesawat terbang.
Di bisnis maskapai penerbangan nasional, siapa yang tidak kenal Rusdi Kirana.
Lewat bendera Lion Air, dia mempelopori penerbangan low cost carrier yang
membuat semua orang bisa menikmati transportasi udara dengan biaya murah. Tak
banyak yang tahu, ternyata itulah mimpi Rusdi saat masih menjadi calo tiket pesawat
puluhan tahun lalu.
Selama beberapa dekade, industri penerbangan tidak pernah disentuh oleh
pengusaha. Bukan karena tidak punya biaya, tetapi mendirikan maskapai adalah
bisnis terlarang waktu itu. Hanya maskapai milik pemerintah atau instansi militer
yang sanggup bertahan seperti Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines,
Mandala, dan Sempati. Kalaupun hidup, maskapai-maskapai itu mengalami kesulitan
keuangan parah.
Namun, asumsi itu dibalik oleh dua bersaudara, Rusdi Kirana dan kakaknya,
Kusnan Kirana. Berbekal pengalaman menjadi agen perjalanan wisata (biro travel) 13
tahun dan modal USD 10 juta (sekitar Rp 90 miliar), keduanya nekat mendirikan
maskapai Lion Air. "Kami yakin dengan penangananan profesional, maskapai swasta
bisa berkibar", kata Presiden Direktur PT. Lion Mentari Airlines Rusdi Kirana
menceritakan motivasi awalnya membuka usaha maskapai penerbangan.
Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia
yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi
pertama kali pada tanggal 30 Juni 2000, dengan melayani rute penerbangan dari
Jakarta

4
5

menuju Pontianak menggunakan pesawat dengan tipe Boeing 737-200 yang pada saat
itu berjumlah 2 unit.
Berkantor pusat di Lion Air Tower, Jl. Gajah Mada No. 7 yang berada di
kawasan Jakarta Pusat, PT. Lion Mentari Airlines atau yang biasa dikenal dengan
Lion Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost 4 Carrier)
dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba
mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama
Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas
penerbangan.
Lima belas tahun lebih mengudara dan melayani masyarakat, hingga saat ini
Lion Air telah terbang ke 183 rute penerbangan yang terbagi dalam rute domestik
yang tersebar ke seluruh penjuru Indonesia dari sabang sampai merauke, dan rute
Internasional menuju sejumlah negara seperti, Singapore, Malaysia, Saudi Arabia dan
China. Jumlah rute tentunya akan terus bertambah karena melihat pasar penerbangan
di Indonesia yang terus berkembang begitu pesat. Dengan kepemilikan pesawat
sebanyak 112 armada yang terbagi dalam beberapa tipe seperti Boeing 747-400,
Boeing 737-800, Boeing 737-900 ER, dan Airbus A330-300. Jumlah armada pun
juga akan bertambah sesuai dengan pengiriman pemesanan pesawat yang dilakukan
oleh Lion Air.

2.1.1. Perjalanan Lion Air


Dalam perjalanannya, Lion Air telah banyak memiliki rangkaian prestasi
dan penghargaan, serta sertifikasi internasional yang tentunya diraih untuk terus
meningkatkan kualitas dalam pelayanannya kepada masyarakat dan pelanggan
setianya. Beberapa diantaranya adalah sertifikasi ISSA yaitu sebuah standar
keselamatan dan keamanan berskala internasional yang diberikan oleh IATA dan
diraih pada Januari 2016, Lalu sertifikasi ISO 9001:2015 mengenai delay
management yang tentunya standar tersebut akan terus diaudit secara berkala.
6

2.1.2. Tentang Lion Air Group


Lion Air merupakan salah satu bagian dari Lion Air Group yang juga
menaungi maskapai lainnya seperti Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo
Air yang berbasis di Malaysia, dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.
Ekspansi bisnis yang agresif dan inovatif membuat Lion Air Group kini telah
memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap guna menunjang bisnis
penerbangannya seperti adanya pusat pelatihan, pendidikan, perkantoran, dan
tempat tinggal bagi ground crew maupun flight crew, serta pusat perawatan dan
pemeliharaan armada pesawat yaitu Batam Aero Technic.
Untuk terus memperluas jaringan usahanya, Lion Air Group pun
membuka bisnis dalam pengiriman paket maupun dokumen yaitu Lion Parcel
dan perhotelan yaitu Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

2.1.3. Armada
Lion Air saat ini mengoperasikan pesawat Boeing 737-900ER, Boeing
737-800NG, Boeing 747-400, dan pesawat Airbus A330-300. Untuk
mengakomodasi tingginya permintaan transportasi udara, Lion Air memilih
pesawat komersial dengan lorong tunggal yang sangat efisien untuk penerbangan
domestik dan juga pesawat komersial dengan lorong ganda untuk penerbangan
internasional yang mampu menampung banyak penumpang.
7

Lion Air pertama kali menerima Boeing 737-900ER pada April 2007,
pesawat tiba dengan skema cat ganda khusus yang dikombinasikan lambang Lion
Air pada vertical stabilizer dan design warna Boeing pada badan pesawat.
Pesawat dengan penggunaan bahan bakar efisien ini mampu mengurangi
emisi karbon hingga 4% sehingga kemungkinan membawa jejak karbon lebih
kecil setiap kali Anda bepergian dengan B737-900ER tersebut. Pesawat perkasa
ini bisa terbang sekitar 500 mil diatas laut, sampai dengan 3.200 nm (5,925km)
dengan tank AUX. Lion Air merupakan pengguna pertama armada Boeing
hybrid di Asia.
Lion Air lalu mengambil 15 pengiriman B737-900ER lainnya pada Desember
2008 yang keseluruhan pesawat tersebut dikonfigurasikan pada kelas ekonomi
dengan total 215 kursi masing-masing pesawatnya. Dan hingga saat ini Lion Air
memiliki 71 unit pesawat Boeing 737-900ER.
Setelah merasakan efisiensi penggunaan bahan bakar pada jenis pesawat
Boeing 737-900ER, Lion Air juga mencoba jenis pesawat Boeing 737-800NG
yang mulai digunakan sejak tahun 2012. Pesawat Boeing 737- 800NG milik Lion
Air ini memiliki konfigurasi kelas tunggal dan mampu membawa penumpang
sebanyak 189 orang.
Hingga saat ini Lion Air memiliki 32 unit pesawat Boeing 737-800NG.
Dengan penambahan terbaru dari Boeing 737-800NG pada armada Lion Air, hal
tersebut Lion Air saat ini mengoperasikan pesawat Boeing 737-900ER, Boeing
737-800NG, Boeing 747-400, dan pesawat Airbus A330-300. Untuk
mengakomodasi tingginya permintaan transportasi udara, Lion Air memilih
pesawat komersial dengan lorong tunggal yang sangat efisien untuk penerbangan
domestik dan juga pesawat komersial dengan lorong ganda untuk penerbangan
internasional yang mampu menampung banyak penumpang.
Lion Air pertama kali menerima Boeing 737-900ER pada April 2007,
pesawat tiba dengan skema cat ganda khusus yang dikombinasikan lambang Lion
Air pada vertical stabilizer dan design warna Boeing pada badan pesawat.
Pesawat dengan penggunaan bahan bakar efisien ini mampu mengurangi emisi
karbon
8

hingga 4% sehingga kemungkinan membawa jejak karbon lebih kecil setiap kali
Anda bepergian dengan B737-900ER tersebut.
Pesawat perkasa ini bisa terbang sekitar 500 mil diatas laut, sampai dengan
3.200 nm (5,925km) dengan tank AUX. Lion Air merupakan pengguna pertama
armada Boeing hybrid di Asia. Lion Air lalu mengambil 15 pengiriman B737-
900ER lainnya pada Desember 2008 yang keseluruhan pesawat tersebut
dikonfigurasikan pada kelas ekonomi dengan total 215 kursi masing-masing
pesawatnya. Dan hingga saat ini Lion Air memiliki 71 unit pesawat Boeing 737-
900ER.
Setelah merasakan efisiensi penggunaan bahan bakar pada jenis pesawat
Boeing 737-900ER, Lion Air juga mencoba jenis pesawat Boeing 737-800NG
yang mulai digunakan sejak tahun 2012. Pesawat Boeing 737- 800NG milik Lion
Air ini memiliki konfigurasi kelas tunggal dan mampu membawa penumpang
sebanyak 189 orang. Hingga saat ini Lion Air memiliki 32 unit pesawat Boeing
737-800NG. Dengan penambahan terbaru dari Boeing 737-800NG pada armada
Lion Air, hal tersebut memungkinkan maskapai menawarkan lebih banyak
penerbangan nonstop dengan tarif terjangkau ke banyak tujuan.
Selain pesawat berbadan kecil, Lion Air juga memiliki pesawat Boeing
747-400 yang merupakan armada terbesar pertama yang dimiliki oleh Lion Air.
Didatangkan pada tahun 2009, pesawat yang juga dikenal sebagai Jumbo Jet ini
memiliki empat mesin dan dapat terbang pada kecepatan 0.85 mach atau 909
kilometer per jam dan mampu terbang dengan jarak maksimum 13.570 km
sampai
15.000 km.
Saat ini Lion Air memiliki 2 unit pesawat Boeing 747-400, dan pesawat
ini dapat membawa 506 penumpang. Armada pesawat berbadan besar terbaru
milik Lion Air adalah pesawat Airbus A330-300. Pesawat berbadan besar ini
menggunakan mesin RollsRoyce Trent 700 dan dikonfigurasikan pada kelas
tunggal yang dapat membawa penumpang sebanyak 440 orang. Didatangkan
pada bulan November 2015, Lion Air memiliki 3 unit pesawat Airbus A330-300.
9

2.1.4. Fasilitas
Dengan terusnya bertambah jumlah armada Lion Air, faktor keselamatan
tetap menjadi prioritas utama kami. Untuk mendukung hal ini dan juga untuk
mendukung kegiatan operasional, Lion Air Group telah mendirikan Batam Aero
Technic yaitu sebuah fasilitas perawatan dan pemeliharaan pesawat yang
berlokasi Bandara Hang Nadim Batam. Selain fasilitas perawatan dan
pemeliharaan pesawat, Lion Air Group juga memiliki fasilitas pelatihan bagi para
pilot untuk melatih dan meningkatkan keterampilan mereka yang terletak di Lion
Village, Komplek Pergudangan Bandara Mas.
Untuk menunjang fasilitas pelatihan ini maka telah ditempatkan simulator
pesawat Boeing 737-900ER, simulator pesawat Boeing Airbus A320-200,
simulator pesawat ATR 72- 500, dan simulator pesawat ATR 72-600. Seluruh
fasilitas simulator tersebut disesuaikan dengan tipe-tipe pesawat yang dimiliki
oleh Lion Air Group. Untuk pelatihan awak kabin difokuskan di Lion City yang
berada di Balaraja, Tangerang. Fasilitas Training Center yang dioperasikan oleh
Angkasa Training Center terdapat fasilitas pelatihan bagi para awak kabin seperti
mockup pesawat Boeing 737-900ER, mockup pesawat Boeing 747- 400, dan
mockup pesawat Airbus A320-200. Pelatihan yang diadakan untuk awak kabin
terdiri dari beberapa macam pelatihan, antara lain pelatihan emergency
evacuation drill dan wet drill.

2.2 Organisasi Perusahaan


Seperti halnya suatu organisasi pada umumnya, maka PT. Batam Aero
Technic juga memiliki suatu pembagian tugas dan tanggung jawab, dimana masing-
masing bagian memiliki kewajiban dalam mengelola dan mengerjakan kegiatan
masing- masing untuk memperoleh suatu daya guna yang tinggi, kesemuanya itu
tidak dapat terlepas dari sitem manajemen.
10

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Batam Aero Technic

2.3 Budaya Perusahaan


Kegiatan On the Job Training yang dilaksanakan PT. Batam Aero Technic
pada Base Maintenance dikelompokkan menjadi unit-unit kerja, dan pada tiap-tiap
unit dipecah lagi menjadi dua kelompok shift kerja yaitu shift pagi dan shift siang.
Shift pagi bekerja mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. Shift siang bekerja
mulai pukul
15.0 WIB sampai 24.00 WIB. Tapi kelompok shift pagi tidak selamanya bekerja pada
shift pagi dan shift siang tidak selamanya bekerja pada shift siang, karena tiap satu
11

minggu yang shift pagi bergantian dengan shift siang. Untuk sistem kerja shift di
perusahaan yaitu 6 hari kerja dan 3 hari libur. 6 hari kerja tersebut terbagi atas 3 hari
shift pagi dan 3 hari berikutnya shift siang. Pada perusahaan ini hubungan antar
karyawan selalu harmonis dan menciptakan iklim kerja yang komunikatif, kontributif,
kooperatif, dan koordinatif. Hubungan tersebut dapat terwujud karena berawal dari
sikap yang saling menghormati pada profesi masing-masing tanpa memandang tinggi
rendahnya status pekerjaan tersebut. Karayawan wajib Mentaati tata tertib setiap
masuk kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Mengisi absensi (sidik jari/ kartu hadir) pada waktu masuk dan pulang
bekerja.
b. Memakai tanda pengenal (ID Card) yang dipasang dibagian dada
sebelah kanan atau digantung dan terlihat jelas.
c. Memakai pakaian seragam dinas sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Mentaati waktu masuk kerja, waktu istirahat dan waktu pulang bekerja
sesuai yang diberlakukan.
e. Memberitahu atau meminta ijin kepada Atasan bila akan
meninggalkan tempat bekerja selama jam kerja masih berlaku.
BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 Auxiliary Power Unit

3.1.1 General

APU ada sebuah gas turbine engine yang memiliki single shaft dan
beroperasi dengan kecepatan konstan. APU menggerakkan electric
generator, pneumatic load compressor, dan reduction gearbox. Dibawah
ini merupakan komponen primary dari engine APU :

1. Power section
2. Load compressor
3. Accessory gearbox

Power section memiliki single stage centrifugal compressor. dan


memiliki reverse flow annular combustor dengan two-stage axial
turbine.

Load compressor memutar shaft yang sama dengan power


section compressor. Load compressor juga menggunakan air inlet yang
sama dengan power section compressor.

Gearbox menyediakan gear reduction untuk high speed torque


dari power section untuk accessories pada gearbox.

3.1.2 Operation

APU Electronic control unit mengontrol komponen berikut selama


start:

 APU inlet door


 APU fuel shutoff valve
 APU fuel
 Ignition system
12
13

 APU start system

Gambar 3.1 letak posisi APU Cowl Door

Prestart APU, battery switch harus ON sebelum menyalakan dan


mengoperasikan APU. Jika AC power tersedia, putar aft number 1 fuel
boost pump on. Ini akan memberikan pressurized fuel ke APU.
Pressurized fuel membuat APU menyala lebih baik.

Starting APU, ketika menggeser switch ke posisi START dan


release switch kembali ke posisi ON. Ini akan mengirim signal ke
Electronic Control Unit (ECU). ECU kemudian membuka APU fuel shut-
off valve dan APU air inlet door. ECU juga menyebabkan low oil pressure
light untuk menyala. Ketika air inlet door terbuka penuh, door switch akan
close. Door switch mengirim signal air inlet telah terbuka penuh ke ECU.

APU start sequence, ECU mengontrol APU start sequence.


Berikut start sequence APU :

1. Pada kecepatan 0 persen dan sebelum start system menyala,


ECU memberikan energi pada ignition unit
2. Pada kecepatan 0 persen untuk start atau pada kecepatan 7
persen untuk restart, ECU menyalakan starter-generator
14

3. Pada kecepatan 7 persen, fuel solenoid valve terbuka


4. Di sekitar kecepatan 30 persen , low oil pressure light (P5)
mati
5. Pada kecepatan 60 persen, ignition unit deenergized
6. Pada kecepatan 70 persen, starter-generator deenergized
7. Pada kecepatan 95 persen, APU bisa menyuplai
electriccal power hingga 41,000 feet (12,500meter). APU
juga bisa menyuplai udara hingga 17,000 feet (5183
meter)
8. Pada kecepatan 100 persen governed speed

APU shutdown menyebabkan cool down cycle. Waktu cool


down cycle adalah 60 seconds. Dimulai ketika APU switch diarahkan ke
posisi OFF. ECU melakukan langkah berikut untuk cool down:

- Menghilangkan signal ready-to-load


- Menutup bleed air valve
- Menutup inlet guide vanes (15 degrees)
- Membuka surge control valve
- Deenergized starter-generator
- Dimulai diwaktu 60 second

Ketika shutdown terjadi protective, ECU menghilangkan electrical


power dari komponen berikut :

- Fuel solenoid
- Ignitor
- SCU start digital
- Bleed air valve (BAV)
- Fuel control unit signal (FCU)
- Surge control valve (SCV)

3.2Emergency Door
emergency door merupakan fitur utama yang akan digunakan
dalam evakuasi. Emergency door memiliki beragam tipe dan jumlah
Tergantung jenis pesawat itu sendiri .Sistem pencahayaan darurat yang
terletak pada emergency dor menempatkan lampu di area di dalam dan di
luar pesawat terbang. Lampu darurat juga menunjukkan jalur keluar atau
evakuasi.

Lampu darurat beroperasi pada waktu-waktu tertentu sebagai berikut:


• Saat sistem lampu darurat menyala
• Ketika ada kehilangan poewer daya DC pesawat dan P5 maju
saklar lampu darurat panel atas dalam posisi ARMED.

Gambar 3.2 Lampu instrument dan lampu panel

Lokasi Sakelar kontrol berada pada:


• Panel overhead depan P5 di kompartemen penerbangan
• P14 panel petugas belakang.
Gambaran umum Sistem penerangan darurat memiliki komponen-
komponen berikut ini:
• Tanda keluar
• Lampu lorong
• Lampu kedekatan lantai
• Lampu geser
BAB IV
PELAKSANAAN
OJT

4.1 Lingkup Pelaksanaan OJT

Pelaksanaan On the Job Training (OJT) ini dilaksanakan sebagai berikut:


Waktu Pelaksanaan :14 Februari– 25 Maret 2022
Tempat pelaksanaan : Hangar D PT.Batam Aero Technic Batam
4.2 Jadwal
Pelaksanaan On the Job Training (OJT) ini dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah di tetapkan oleh PT Batam Aero Technic Base Maintenance
Batams . Yaitu sebagai berikut :
 Shift Pagi : 07:00 – 16:00 WIB
 Shift Siang : 15:00 – 24:00 WIB
4.3 Permasalahan

Pada laporan OJT (On the Job Training) ini penulis mengangkat topik
permasalahan Damage To The Airland Door Emergency Lights pada pesawat
Boeing 737 – 900ER PK-LQT dengan mengacu pada Referensi FIM (Fault
Isolation Manual)

Permasalahan ini disebabkan karena lampu pada emergency exit


mengalami kerusakan sehingga tidak menyala.Yang dimana Sistem
pencahayaan darurat yang seharusnya menyalah di saat pesawat
mengalami kehilangan daya DC dan saklar lampu P5 maju dan lampu
darurat panel atas dalam posisi armed.Lampu pada emergency exit malah
tidaklah menyala.

4.3.1 Evaluasi Awal

Task ini untuk melakukan pengamatan pada :


19

a) LAMPU EMERGENCY EXIT YANK TIDAK MENYALAH


SAAT LAMPU PESAWAT KEHILANGAN DAYA DC.

4.3.2 Possible Causes


 Gunakan manual skema sistem (SSM) atau manual diagram
pengkabelan (WDM) yang berlaku pada tabel di bawah ini untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah pencahayaan.

EMERGENCY LIGHTS/SIGNS SSM/WDM


Area Light 33-51-12 hingga 33-51-14
Exit Sign/Indicator 33-51-12 thru 33-51-14, 33-51-21
Floor Proximity Light 33-51-21
Handle Light in the Overwing Exit 33-51-13
Sign
Slide/Overwing Light 33-51-12 thru 33-51-14
Power Supply 33-51-11

Gambar 4.1 Manual skema sistme (SSM) & manual (WDM)

4.3.3 Circuit Breakers


Gunakan SSM atau WDM untuk mengidentifikasi pemutus
sirkuit yang terkait ke kesalahan.

SSM/WDM
33-51-12 hingga 33-51-14
33-51-12 hingga 33-51-14, 33-51-21
33-51-21
33-51-13
33-51-12 hingga 33-51-14
33-51-11
20

 Instrument system panel

Gambar 4.2 Lights instrument and panel lights introduction

4.3.4 Related Data

a) Component Location

Gambar 4.3 Lokasi Lights emergency lighs exit sign


21

4.3.5 Fault Isolation


1. Lakukan visual inspection secara menyeluruh untuk
mengidentifikasi kesalahan :
a. Lakukan task berikut : light on the emergency exit
inspection AMM 33-50 TASK 801
b. Jika ditemukan masalah pada light on the emergency
exit kemudian lakukan Langkah – Langkah berikut :
NOTE: Kamu dapat memperbaiki atau mengganti
light on the emergency exit
1. Untuk memperbaiki light on the emergency exit.
Untuk memperbaikinya jika terjadi kerusakan pada
wire harness in aircraft, periksa kabel antara sakelar
lampu darurat pilot, S7, dan satu daya yang berlaku
pada : WDM 33-51-11
2. Mengganti light on the emergency exit.
Untuk menggnti jika terjadi kerusakan pada lampu
yang putus maka lakukan task berikut : AMM 33-
51-01
22

4.4 Penyelesaian

Apabila diperlukan part yang baru karena lifetime maupun ditemukan


part yang mengalami broken dan tidak dapat digunakan kembali maka teknisi
akan merequest kepada PPC (Production Planning Control) dengan
menyertakan MDRR (Maintenance Deffact Rectification Report) untuk
selanjutnya direquest ke bagian store yang mengurusi kebutuhan part pada
pesawat.

Selanjutnya apabila part yang dibutuhkan sudah tersedia, teknisi akan


mengerjakan penggatian atau replacement part sesuai dengan prosedur
removal installation pada Aircraft Maintenance Manual (AMM).

4.4.1 EMERGENCY LIGHTS - EXIT SIGNS REMOVAL


1. General
A. Prosedur ini memiliki langkah – langkah sebagai berikut :
1. Removal emergency lights exit signs
2. Install emergency lights exit signs
B. Lampu tanda keluar menyala untuk menunjukkan lokasi pintu
keluar.Tanda keluar berada pada pintu penumpang,pintu
service,Lorong dekat langit langit,lubang palka di atas.

SECTION 33-51-00

Gambar 4.4 Emergency lights – exit sign

2. EMERGENCY LIGHTS - EXIT SIGNS REMOVAL


23

A. Location zone
Zone Area
100-200 Access Doors and Panels

B. Access Panels
Number Name/Location
117AW Equipment Access Door Cover

Gambar 4.5 Exit sign lamp replacement


24

JANGAN SENTUH SOKET ATAU AKHIR LOGAM LAMPU. KAPAN


DAYA LISTRIK DIBERIKAN KE LAMPU, KEJUTAN LISTRIK
DAPAT TERJADI. INI DAPAT MENYEBABKAN CEDERA PADAPERSONIL
WARNING

C. Prepare for the Removal


1. Buka pemutus sirkuit yang berlaku dan pasang tag pengaman:
Panel Sistem Listrik CAPT, P18-3
2. Pastikan bahwa di panel atas, P5,
sakelar lampu darurat pilot dalam
posisi OFF

3. Pastikan pada panel petugas yang berlaku, sakelar lampu darurat dalam
NORMAL
4. Buka pemutus sirkuit yang berlaku dan pasang tag pengaman:
Panel Distribusi Daya Nomor 2, P92
Row Col Number Name
E 11 C00594 WINDOW LIGHT RIGHT E
E 12 C00776 WINDOW LIGHT LEFT

D. EXIT SIGN LAMP REPLACEMENT


1. Lakukan langkah – langkah ini untuk Penggantian Lampu
Tanda Keluar:
 Lepas lens [1], lens [8], atau lens [10].
CATATAN: Jika tanda keluar memiliki lens di dua sisi, lepaskan hanya
satu lens.
1. Jika memungkinkan, tarik lens [1].
2. Ketika tanda EXIT dipasang di atas pintu keluar darurat, gunakan
tongkat untuk mendorong masuk
pada lubang pelepas, lalu tarik lens [8] atau lens [10].
3. Ketika dudukan lampu [5] perlu diganti dari tanda EXIT di atas
pintu darurat, kendurkan sekrup [3] dan mesin cuci [4], lalu lepaskan
penutup [7].
4. Saat tanda EXIT dipasang di dekat pintu atau di dekat lantai, gunakan
No. 4
kunci pas allen untuk mengendurkan sekrup [11] dan melepas lensa
[10].
25

I. EXIT SIGN LAMP INSTALLATION

 Ganti lampu [2], lampu [5], lampu [6], atau lampu [9].
 Lakukan pengujian pada lampu baru.
CATATAN: Satu daya mengoperasikan lampu darurat. Gunakan lampu
dalam waktu minimum untuk
melakukan tes.
 Pada panel petugas yang berlaku, setel sakelar
lampu darurat ke mode
ON.
a.Pastikan lampu baru menyala.
b.Setel sakelar ke mode NORMAL.
1.Pastikan semua lampu darurat padam.
2.Jika penutup pada rambu keluar di atas sayap telah dilepas, pasanglah.
3.Pasang lensa [1], lensa [8], atau lensa [10]

Gambar 4.6 Light Assembly Replacement


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Terhadap BAB IV

Jadi kesimpulan yang saya dapatkan dari troubleshoot ini yaitu :

1. Berdasarkan uraian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa lampu


pada emergency exit ditemukan putus pada pesawat Boeing 737 –
900ER PK-LQT. Jadi yang perlu dilakukan adalah melakukan
pengerjaan removal/installation pada Emergency Lights Exit Signs
agar lampu pada emergency exit dapat bekerja dengan maksimal.
2. Untuk menyelesaikan troubleshooting diatas dapat diselesaikan
melalui Fault Isolation Manual.
3. Lakukan konfirmasi perbaikan setelah melakukan langkah-langkah
perbaikan sesuai Maintenance Manual.

5.1.2 Kesimpulan Pelaksanaan OJT

Berdasarkan kegiatan On The Job Training (OJT) yang telah


dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa On The Job Training
(OJT) bermanfaat bagi taruna/taruni yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan sangat bermanfaat dilihat dari:

1. Kemampuan Kerja
Taruna dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari pendidikan
dengan praktek sebenarnya yang ada di lapangan. Jadi, dengan
mengikuti kegiatan tersebut, taruna/taruni dapat mengukur kemampuan
kerjanya masing – masing.

35
36

2. Pengembangan Wawasan dan Kreatifitas

Taruna/taruni dapat mengembangkan wawasan dan kreatifitas


sehingga dapat menumbuhkan profesionalisme. Oleh karena itu,
kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan oleh taruna/taruni untuk
menambah gambaran dalam dunia kerja.
3. Inisiatif Dari pemaparan
Dapat disimpulkan bahwa, ketika kita mengalami pengalaman
pekerjaan disuatu perusahaan dibidang apa saja, sangat menunjang kita
dalam berkarir terutama keberanian berspekulasi dengan kesempatan
yang ada untuk menuju kesuksesan.
4. Disiplin dan Tanggung Jawab
Selain itu, kegiatan ini dapat menambah kedisiplinan untuk
mematuhi aturan yang berlaku serta belajar bertanggung jawab dari
setiap tindakan maupun keputusan yang kita ambil.
5.2. Saran

5.2.1 Saran Terhadap BAB IV

Beberapa saran untuk mencegah atau menangani masalah yang


terjadi seperti pada laporan penulis:

1. Tidak perlu panik ketika mendapat troubleshooting di lapangan.


2. Cari dan temukan sumber masalah dari sebuah troubleshooting.
3. Selalu melihat referensi dari Maintenance Manual maupun
Troubleshooting Manual untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan dan dihadapi di lapangan.
4. Selalu berkomunikasi dengan Engineer maupun Inspector untuk
menyelesaikan troubleshooting yang ditemukan dilapangan.
5. Jangan mengambil tindakan inisiatif tanpa diketahui engineer
maupun Supervisor.
37

5.2.2 Saran Terhadap Pelaksanaan OJT


1. Selalu perhatikan masalah safety dalam melaksanakan prosedur
kerja sebaik – baiknya untuk menciptakan pesawat agar Safe for
Flight
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan, baik
itu waktu pengerjaan, istirahat, maupun penyelesaian.
3. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan, gunakan tools seperlunya
4. Menjunjung tinggi semangat, dan mindset pikiran bahwa costumers
adalah prioritas utama.
5. Ikuti setiap arahan dari atasan sebelum memulai sebuah pekerjaan.
6. Bersikap disiplin dan selalu sigap serta tanggap dalam melakukan
pekerjaan.
7. Mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dan menerapkan setiap apa
yang dicatat.
8. Peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar work area.
9. Selalu check list tools yang akan dipakai dalam bekerja.
10. Berkonsentrasi penuh dan hindari kecerobohan dalam setiap
pekerjaan. Menjalin hubungan baik antar crew/anggota
maintenance
DAFTAR PUSTAKA

Boeing Company. B737-600/700/800/900ER Fault Isolation Manual, Chapter 49.


Auxiliary Power Unit.

Boeing Company. B737-600/700/800/900ER Aircraft Maintenance Manual, Chapter


49. Auxiliary Power Unit.

Boeing Company. B737-600/700/800/900 Aircraft Maintenance Manual, Chapter


33-11-00. Insturmen And Panel Light

Boeing Company. B737-600/700/800/900 Faul Isolaltion Manual (FIM),Chapter


33-50 TASK 801. mer

Boeing Company. B737-600/700/800/900 System Schematic Manual, Chapter 49


Airborne Auxiliary Power. Rev. 61

38
39

Anda mungkin juga menyukai