PENDAHULUAN
mandiri.
Salah satu upaya untuk mencapai visi dan misi SMK Analis Kimia
YKPI secara khusus dan tujuan pendidikan SMK secara umum, maka
kemitraan antara SMK Analis Kimia YKPI dengan dunia industri dan
institusi lain yang terkait dan ada hubungannya dengan pekerjaan seorang
analis kimia.
institusi terkait melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau praktik kerja
industri (Prakerin) yang mewajibkan para siswa kelas IV, tepatnya pada
1
2
dan penggunaan instrumen yang modern untuk analis kimia, juga dapat
termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain organisasi dan disiplin
kerja, sehingga dengan PKL seorang siswa menjadi lebih siap utnuk
Keselamatan Kerja.
berkualitas tinggi.
10. Dapat menyiapkan para siswa sebagai calon tenaga kerja yang
bertujuan untuk :
6
7
A. Hangar
1. Hangar 1
Hangar 1 berdiri di atas lahan seluas 22.000 m2 atau
merupakan hangar terkecil dari keempat hangar. Hangar ini
dipakai untuk perawatan Boeing 747. Hangar ini mampu
menampung dua buah pesawat Boeing 747 side by side.
2. Hangar 2
3. Hanggar 3
4. Hangar 4
B. Apron
C. Workshop
1. Workshop I
2. Workshop II
Workshop ini melayani perbaikan peralatan komunikasi,
navigasi dan elektronik yang dimilki pesawat. Workshop ini
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Instrument
Electronic Radio and Avionic (IERA) shop yang melayani
reparasi dan pengetesan instrumen penerbang, gyros, navigasi,
komunikasi, radar cuaca, autopilot, bahkan untuk peralatan
semacam modern digital avionic. Bagian kedua adalah Electical
Mechanical and Oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan
pneumatica dan hydraulic, fuel flow, pompa tekanan bahan
bakar dan oli. Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand,
engine fuel component, mesin pengetesan hidrolik, overhaul
komponen elektrik, peralatan oksigen, life rats dan emergency
slide and rats. Workshop II memiliki luas area dengan total
11.814 m2.
14
D. Engine Maintenance
Fasilitas Engine Maintenance melayani perbaikan tingkat
tinggi dan pembongkaran besar/overhaul mesin utama pesawat dan
APU, seperti engine CFM56-3, CFM56-7, GTCP-85, dan GTCP-
131 9A/9B. Fasilitas ini pun sedang melakukan 11 pengembangan
untuk perbaikan dan overhaul CFM56-5.
G. Fasilitas Penunjang
Fasilitas-fasilitas penunjang semua kegiatan GMF diantaranya
adalah:
1. General Storage yang menyimpan suku cadang seluas 11.644 m2
2. Utility Building seluas 3.240 m2 Sebagai sumber listrik PT GMF
AeroAsia
3. Special Storage seluas 2.593 m2 untuk menyimpan bahan-bahan
kimia.
4. Industrial Waste Treatment seluas 573 m2 yang digunakan
untuk mengolah limbah yang ada di PT GMF AeroAsia.
5. Management Building seluas 17.000 m2 sebagai pusat
administrasi PT GMF AeroAsia.
Struktur Organisasi Perusahaan
B. Production (TVP).
C. Business Support
2.6 Laboratorium
Fuel Test
Oil Test
Metallographic Test
Shear Test
BAB III
TINJAUAN PUSAKA
kutup positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda
(-) .
19
20
- Larutan elektrolit
- Anoda
- Katoda ( benda kerja)
- Sirkuit luar
Secara garis besar proses plating dapat dibagi menjadi tiga tahap sebagai
berikut :
Tahap 1. : Proses persiapan
Tahap 2. : Proses plating
Tahap 3. : Proses pengerjaan akhir
Degreasing
Blasting (optional)
Sulfuric Etching
Rinsing
Nikel Strike
Cadmium Plating
Rinsing
Keterangan:
1) Degreasing
Dilakukan secara manual dengan melakukan proses perendaman
menggunakan pelarut organik
2) Blasting
Dapat dilakukan kering/basah pada masing masing plating.
4) Cadmium Platting
Transfer bagian untuk larutan standar kadmium plating
KEGIATAN DI LABORATORIUM
Etching.
Air Suling
Natrium Hidroksida 1N
Buret 50 mL
Erlenmeyer
Pipet volum 2 mL
C. Cara Kerja
26
27
D. Reaksi
E. Perhitungan
4.2 Penetapan kadar Nikel dan Asam Klorida dalam larutan Nikel Strike
A. Tujuan
Pipet tetes
Pipet ukur 25 mL
Pipet volume 5 mL
Aquades
potasium iodide.
menjadi bening.
D. Reaksi
A. Tujuan
Pipet volum 10 mL
Pipet Ukur 10 mL
Air Suling
beker gelas.
D. Reaksi
E. Perhitungan
A. Tujuan
Plating.
Amperemeter
Air Suling
Elektroda platina
Timbangan analitik
Desikator
Oven
Pipet volum 50 ml
Magnetik stirrer
Beker gelas
C. Cara kerja
(A gram) .
500 mL
33
terendam.
sterer.
30 menit
dengan Aseton.
F. Reaksi
G. Perhitungan
...Cadmium Plating.
A. Tujuan
Cadmium Plating
Air suling
Pipet Volum 2 mL
Pipet Ukur 5 mL
Pipet Ukur 10 mL
Erlenmeyer 250 mL
Buret 50 mL
35
C. Cara Kerja
Hidroksida 40%.
dengan aquades.
D. Reaksi
E. Perhitungan
TINJAUAN UMUM
5.1 Hasil
Berikut ini adalah data hasil analisis Larutan pada proses Cadmium
Penetapan
Kadar Asam
Satuan Juli Agustus September
Sulfat
N NaOH N 1,03013 1,0577 1,0198
V Rata-rata mL 17,70 17,90 17,90
Kadar asam
ml/L 253,99 251,81 254,28
sufat
36
37
Kadar Nikel
150
130
110 Max 100
90
Kadar nikel
70
50 Min 50
30
Juli Agustus September
38
Kadar HCL
125
Max 120
115
105
95 Kadar HCL
85
MIn 80 ml/L
75
65
Juli Agustus September
39
Penetapan kadar
Satuan Juli Agustus September
Cadmium
Berat katoda sebelum
gr 15,5655 15,5226 15,5220
analisa
Berat katoda sesudah
gr 16,6286 16,63665 16,6435
analisa
1,0831
Berat Cadmium gr 1,1139 1,1215
gr/L
Kadar Cadmium 21,66 22,28 22,43
Kadar Cadmium
29
27
25 Max 25
23
Kadar Cadmium
21
19 Min 20 gr/L
17
15
Juli Agustus September
40
Penetapan Kadar
Satuan Juli Agustus September
KCN
Normalitas AgNO3 N 0,1027 0,1070 0,10942
Volume rata-rata mL 15,60 15,15 16,00
KCN total gr/L 103,34 105,59 112,92
5.2 Pembahasan
Bisa dilihat pada tabel dan grafik diatas bahwa semua parameter
pengujian untuk ketiga larutan yang digunakan untuk proses Cadmium Plating
Pada bulan Agustus, hasil analisa larutan Cadmium Plating dapat dilihat
penambahan serbuk Potasium Sianida untuk menjaga agar kadar KCN bebas
analisa bulan September terlihat kadar KCN mengalami kenaikan dan masih
6.1 Kesimpulan
untuk memelihara larutan plating agar selalu berada dalam kondisi yang
6.2 Saran
dijadikan pertimbangan :
43
LAMPIRAN
44
45
Lampiran 5. Oven
49
Lampiran 6. Ampermeter
50
Imron Ahyari
Yunia Harsih
Menerjemahkan prosedur
2016 16.00
51
52
185 P/S
633
188
2302
4181
PRF / 6085
Strike /S1058
(Microbial Test)
185 L TI
185 FA
(Microbial Test)
Membuat larutan