Anda di halaman 1dari 3

Tokoh dan peran:

1. Nabi Ibrahim diperankan oleh Ayah


2. Narator dibacakan oleh Ibu
3. Ismail diperankan oleh anak
4. Domba diperagakan Ibu

Contoh Dialog Peristiwa Qurban


Narator : Pernikahan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang sudah bartahun-tahun, tidak
kunjungmendapat keturunan. Hingga akhirnya Nabi Ibrahim berdo’a,

Ayah : َ‫ص ِّل ِّحيْن‬


ّٰ ‫َب ِّل ْي ِّمنَ ال‬
ْ ‫به‬
ِّ ‫ َر‬.
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”

Narator : Dengan kesabaran Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, akhirnya Allah SWT
mengijabah do’a keduanya. Setelah Siti Hajar mengandung selama 9 bulan, ia
melahirkan Ismail yang saat itu belum diangkat menjadi Nabi.
Beberapa tahun kemudian..
Ayah : (posisi wayang Nabi Ibrahim tidur)

Narator : Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih anak


sulungnya, Ismail. Lalu, ia berkata padanya.

Ayah : (posisi wayang Nabi Ibrahim bangun dan menghampiri Ismail).


"Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.”

Ismail : "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu;


insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

Ayah : Baiklah, mari kita keatas bukit.

Narator : Ibrahim mengurbankan anak tercintanya, dan Ismail mengurbankan hidupnya.


Lalu, ia menelantanglah Ismail untuk disembelih. Pedang Ibrahim pun mengayun
tepat ke arah leher sang putra tercinta. Seketika itu pula tubuh Ismail digantikan
oleh seekor domba jantan dan sebagai tanda bahwa pengorbanan Ibrahim dan
Ismail telah diterima Allah SWT.
Pesan dari peristiwa tersebut termaktub dalam QS As-Shaffaat ayat 104-107. Dengan bunyi
Berikut:
َ‫الرؤْ يَا ۚاِوَّا َك ٰذ ِل َك و َْج ِزي ْال ُم ْح ِسىِيْه‬
ُّ ‫ت‬ َ ‫صدَّ ْق‬ َ ‫ َووَادَ ْي ٰىهُ ا َ ْن يّٰٓ ِاب ْٰر ِه ْي ُم ۙ قَ ْد‬.
ٰ ْ ٰٰۤ ْ َ َ ٰ
‫ع ِظي ٍْم‬
َ ٍ ِ ‫ْح‬ ‫ب‬ ‫ذ‬
ِ ‫ب‬ ُ ‫ه‬ ‫ى‬ ‫ي‬
ْ َ ‫د‬َ ‫ف‬‫و‬ ُ
‫ْه‬‫ي‬
َ ُِ ‫ب‬‫م‬ ‫ال‬ ‫ؤُا‬‫ل‬ َ‫اِ َّن هذا ل ُه َى الب‬.
Artinya:
(104) Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
(105) Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami
memberibalasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(106) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
(107) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Peristiwa itulah awal mula terjadinya Qurban atau biasa kita sebut Idul Adha. Semoga kita
semua dapat mengambil makna besar dari pengorbanan dan keikhlasan. Amiin

Anda mungkin juga menyukai