Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA

PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI


NO. 85/PUU-XI/2013, TGL 18 FEBRUARI 2015.
Definisi Sumber Daya Air
dalam Legislasi SDA
Air Hujan

Air Permukaan
Air Air Tanah
Air laut yg
Sumber Daya Air Sumber Air berada di darat

Daya Air

1
1
PENGELOLAAN AIR DAN RUANG DLM SIKLUS HIDROLOGI

Manaj. DTA Manaj. JSA

Keterangan: DTA= Daerah Tangkapan Air, PA= Penggunaan Air, JSA= Jaringan Sumber Air
2
1
Lingkup PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Upaya
Merencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

Penyelenggaraan
KONSERVASI SDA PENDAYAGUNAAN SDA DAL DAYA RUSAK AIR

1. Perlindungan dan 1. Penatagunaan 1. Pencegahan


pelestarian SA 2. Penyediaan 2. Penanggulangan
2. Pengawetan air 3. Penggunaan 3. Pemulihan
3. Pengelolaan kualitas
4. Pengembangan
air dan pengendalian
pencemaran air 5. Pengusahaan

Menjaga kelangsungan Memanfaatkan SDA secara Mencegah, menanggulangi,


TUJUAN:

keberadaan daya dukung, berkelanjutan dg dan memulihkan akibat


daya tampung, dan fungsi mengutamakan pemenuhan kerusakan kualitas lingk. yg
SDA kebutuhan pokok kehidupan diakibatkan oleh daya rusak
masy secara adil air
3
1
Wilayah Pengelolaan SDA yg menyeluruh dan terpadu

Added challenge of
climate change.

Prinsip yg hrs - Aquaculture

ditegakkan:
• Keadilan
• Efisiensi
• Keberlanjutan

4
1
Sejarah Legislasi Pengelolaan Sumber Daya Air

1936-1974 1974-2004 2004 - 2015 2015 2015 - 2016


●PP. No. 121 th
UU No.7 2015 ttg
UU No.11 Tahun Pengusahaan SDA
UU No. 11
Algemeen Waterregle-ment Tahun 1974 2004 Tahun 1974 ●PP. No. 122 th 2015
Tahun 1936 tentang ttg Sistim
tentang tentang Penyediaan Air
Pengairan Sumber Pengairan Minum
Daya Air ●15 Peraturan
Menteri PUPR

Disentralisasi sentralisasi Disentralisasi sentralisasi Disentralisasi

Putusan MK No.058-059-060-063/PUU- Putusan MK No.85/PUU-XI/2013


II/2004 dan 008/PUU-III/2005 (tgl 18 Februari 2015)
1. permohonan pengujian UU No.7/2004 1. UU No.7 Th 2004 tentang Sumber Daya
tentang SDA baik formil maupun Air bertentangan dengan UUD Negara
materiil harus ditolak; dan Republik Indonesia Tahun 1945.
2. mengingat Pasal 56 ayat (5) UU No. 2. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber
24/2003, MK telah mengadili dg putusan: Daya Air tidak memiliki kekuatan
Menolak permohonan Para Pemohon. hukum mengikat.
3. UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan
berlaku kembali.
5
1
POSTUR UU YG MENGATUR AIR PASCA KEMERDEKAAN RI

UU NO. 11/ 1974


BAB I PENGERTIAN
BAB II FUNGSI
BAB III HAK PENGUASAAN DAN
WEWENANG
BAB IV PERENCANAAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
BAB V PEMBINAAN
BAB VI PENGUSAHAAN
BAB VII EKSPLOITASI DAN
PEMELIHARAAN
BAB VIII PERLINDUNGAN
BAB IX PEMBIAYAAN
BAB X KETENTUAN PIDANA
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Total = 17 Pasal

6
1
POSTUR UU YG MENGATUR AIR PASCA KEMERDEKAAN RI

UU NO. 7/ 2004 ttg SDA


BAB I. KETENTUAN UMUM
BAB II. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
BAB III. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
BAB IV. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
BAB V. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
BAB VI. PERENCANAAN
BAB VII. PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN O&P
BAB VIII. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
BAB IX. PEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN
BAB X. PEMBIAYAAN
BAB XI. HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
BAB XII. KOORDINASI
BAB XIII. PENYELESAIAN SENGKETA
BAB XIV. GUGATAN MASYARAKAT DAN ORGANISASI
BAB XV. PENYIDIKAN
BAB XVI. KETENTUAN PIDANA
BAB XVII. KETENTUAN PERALIHAN
BAB XVIII. KETENTUAN PENUTUP

Total = 100 Pasal


7
1
Gugatan PP Muhammadiyah dan Putusan Mahkamah Konstitusi.
Materi Gugatan PP Muhammadiyah :

1. UU SDA mengandung muatan penguasaan dan monopoli SDA yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dikuasai
negara
2. UU SDA mengandung muatan bahwa penggunaan air adalah condong untuk kepentingan komersial dan dapat
menimbulkan konflik horizontal
3. UU SDA menghilangkan tanggung jawab negara dalam pemenuhan kebutuhan air
4. UU SDA bersifat diskriminatif
5. UU SDA dalam pelaksanaannya belum memenuhi Putusan Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor
008/PUU-III/2005

Pasal – Pasal, Undang – Undang SDA yang di Uji

Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,


Pasal 9, Pasal 10, Pasal 26,
Pasal 29 ayat (2) dan ayat (5),
Pasal 45, Pasal 46, Pasal 48 ayat (1),
Pasal 49 ayat (1), Pasal 80, Pasal 91, dan
Pasal 92.
total (14 Pasal).

8
1
Batu Uji Gugatan

Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 melalui pengujian Peraturan Pelaksana UU SDA, terutama PP 16 tahun 2005
tentang Pengembangan SPAM. “Penyelenggara pengembangan SPAM adalah BUMN/BUMD, koperasi,
badan usaha swasta, atau kelompok masyarakat” (Pasal 1 angka 9).

Terhadap UU 7 tahun 2004 :


Pengembangan SPAM tanggung jawab Pemerintah Pusat / daerah (Pasal 40 ayat (2))
Penyelenggara SPAM adalah BUMN dan/atau BUMD (Pasal 40 ayat (3))

Pendapat Penggugat :

1. Penguasaan SDA diserahkan kepada swasta


2. Akses masyarakat terhadap sumber air terbatas
3. Pengelolaan SDA dilakukan secara komersial
contoh: berkembangnya Air Minum Dalam Kemasan,
Pengembangan SPAM oleh asing

9
1
Pertimbangan Putusan MK

1. Pelaksanaan UU SDA telah ditafsirkan berbeda dari


pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam Putusan MK
Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-
III/2005
2. UU SDA dalam pelaksanaannya harus menjamin
terwujudnya amanat konstitusi tentang Penguasaan Negara
Atas Air
3. Peraturan Pemerintah pelaksanaan UU SDA tidak memenuhi
6 prinsip dasar pembatasan pengelolaan sumber daya air oleh
negara.

10
1
6 Prinsip Dasar Pembatasan Pengelolaan SDA

1. Pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, apalagi


meniadakan hak rakyat atas air.;
2. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air, akses terhadap air adalah salah
satu hak asasi tersendiri ;
3. Kelestarian lingkungan hidup merupakan salah satu hak asasi manusia,
4. Cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak
harus dikuasai Negara, sehingga pengawasan dan pengendalian oleh negara
atas air sifatnya mutlak;
5. Prioritas utama dalam pengusahaan atas air diberikan kepada Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; dan
6. Apabila semua batasan tersebut telah terpenuhi dan masih ada ketersediaan
air, Pemerintah dapat memberikan izin kepada usaha swasta untuk
melakukan pengusahaan atas air dengan syarat-syarat tertentu dan ketat.
11
1
Putusan Mahkamah Konstitusi

● Undang – Undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA


bertentangan dengan UUD 1945,
● Undang – Undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dinyatakan
tidak berlaku,
● Undang – Undang No. 11 tahun 1974 diberlakukan kembali.

12
1
Legislasi Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PUU- XI/2013
tahun 2015

●PP. No. 121 th 2015 ttg Pengusahaan SDA


●PP. No. 122 th 2015 ttg Sistim Penyediaan Air Minum
●15 Peraturan Menteri PUPR

13
1
Sumber daya air terkelola secara adil, menyeluruh,
terpadu, dan berwawasan LH untuk kesejahteraan
masyarakat
Lembaga Pengelola SDA
Wadah Koordinasi Pengelolaan SDA
Kondisi Ideal Stuktur

Pengelolaan SDA

Konservasi SDA

Pendayagunaan

Pengend Daya
Bangunan

Rusak Air
SDA
Peran Masyarakat
Jaringan Terpadu Sistem Informasi Sumber Daya Air
Tujuh Asas: Kelestarian, Keseimbangan, Kemanfaatan umum, Keterpaduan &
keserasian , Keadilan, Kemandirian, Transparansi & akuntabel
14
1
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR harus dilaksanakan
MENYELURUH, TERPADU, BERWAWASAN LH

PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN


LAHAN di DAERAH JARINGAN SUMBER PENGGUNAAN AIR
TANGKAPAN AIR AIR (Water Use Management )
(Watershed Management ) (Water Conveyance Manag)

1. Perenc tata Ruang Wil 1. Pengelolaan Air Rendah 1. Pengelolaan Sistem


2. Pengendalian (KERING) IRIGASI
Pemanfaatan Ruang 2. Pengelolaan Air Tinggi 2. Pengelolaan Sistem AIR
2. Pengelolaan Kawasan (BANJIR) MINUM DAN SANITASI
Hutan 3. Pengelolaan Kualitas Air 3. Penghematan
3. Rehab Lahan dan pada Sumber Air Pengunaan Air
Konservasi Tanah 4. Pengelolaan Prasarana 4. Pengelolaan Limbah
5. Pelestarian dan Sumber Daya Air CAIR dan Padat
Pengelolaan Daerah 5. Pengelolaan Sumber Air (sampah)
Resapan Air dan Lingk di sekitar
Sumber Air

15
1
Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air

Undang-Undang Sumber Daya Air yang mempunyai ruang lingkup


dan karakteristik sebagaimana di ilustrasikan
dalam halaman 14 dan 15 tengah dalam persiapan perancangan
di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

16
1

Anda mungkin juga menyukai