Beberapa cara yang dapat dilakukan di antaranya melalui proses pengamatan (observasi),
anecdotal, record, checklist, analisis gambar anak, dan analisis foto, VCD dan audiotape. Berikut
ini penjelasannya.
A. OBSERVASI
Observasi atau pengamatan adalah proses memperhatikan seorang anak dalam melakukan
suatu kegiatan atau melakukan permainan, tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut.
Pengamatan seorang guru haruslah peka, terperinci, dan deskriptif. Terutama dalam
mengungkap perkembangan sosial emosional anak. Sebagian besar anak-anak belum memiliki
kemampuan untuk menjelaskan dan memahami perasaan dan pikirannya sendiri. Anak-anak
seringkali mengungkapkan perasaannya melalui perbuatan. Berkenaan dengan hal imi Cohen
dan Stern (dalam CRI, 2000) mengungkapkan sebagai berikut.
Anak-anak berkomunikasi dengan kita melalui mata mereka, kualitas suara mereka,
sikap tubuh mereka, gerak isyarat mereka, kelakuan mereka, senyum mereka, lompat-
lompatan mereka, kelesuan mereka. Mereka menunjukkan kepada kita, melalui
perbuatan mereka, dan juga melalui apa yang mereka buat, apa yang terjadi dalam diri
mereka. Ketika kita dapat menyelami arti dari perilaku anak-anak secara menyeluruh,
kita berada di jalur yang benar dalam proses memahami mereka. Catatan guru tentang
cara-cara mereka berkomunikasi akan membantu dalam melihat mereka sebagaimana
mereka adanya.
Lebih lanjut Beaty (1994) mengemukakan bahwa observasi harus didasarkan pada
kebaikan, kekuatan atau keunggulan yang diperlihatkan anak untuk membantu
perkembangannya, bukan ditekankan pada kesalahan yang dilakukan anak. Observasi harus
dilakukan dalam situasi natural (alamiah) atau tidak dibuat-buat (artificial)
Gambar 12.1
Contoh Pedoman Observasi
C. DAFTAR CEK (CHECKLIST)
Daftar cek atau checklist merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mengukur
keberadaan tingkah laku khusus anak. Daftar cek juga dapat dipergunakan sebagai suatu cara
untuk mendokumentasikan kejadian penting tertentu yang sehubungan dengan perkembangan
anak atau sebuah tujuan atau sasaran instruktusional. Daftar cek sangat berguna bagi guru yang
ingin mengetahui berapa kali dalam seminggu Ujang memukul temannya, berapa kali Dewi
menangis atau berapa kali Ratna meminta pertolongan guru.
Adapun contoh daftar cek yang dapat digunakan guru untuk memantau perkembangan
sosial emosional anak, sebagai berikut.
Table 12.1
Contoh Daftar Cek Perkembangan Sosial Emosional
Untuk Usia 3-6 Tahun
Tidak
Perkembangan Sosial Emosional Tampak Komentar
Tampak
A. Pengenalan Diri dan Harga Diri
1. Mendeskripsikan diri, keluarga dan kelompok budaya
a. Mendeskripsikan diri
b.Menceritakan keluarga
c. Menggabungkan diri dan anggota keluarga dalam kegiatan
(menggambar, bermain dan bercerita)
d. Menerangkan budaya keluarga dan tradisi (makanan, hari libur
dan musik)
2. Menunjukkan sifat positif terhadap diri sendiri
a. Berpisan dengan orangtua tanpa kesulitan
b.Melakukan kontak mata langsung
c. Meminta bantuan jika benar-benar diperlukan
3. Menunjukkan rasa percaya diri
a. Menikmati berlatih keahlian-keahlian baru
b.Berbagi hasil-hasil yang telah dicapai dengan yang lain
c. Menunjukkan ketekunan untuk menguasai sebuah keahlian
4. Menunjukkan kemandirian
a. Tidak tergantung pada guru bantu kelas
b.Melakukan hal-hal sendiri
c. Membuat pilihan-pilihan di kelas
d. Menggunakan alat-alat di kelas untuk menerapkan ide-ide orisinal
e. Berfungsi secara mandiri dan juga menerima bantuan dari guru
bantu
5. Menghormati hak-hak sendiri dan orang lain
a. Menunjukkan rasa hormat pada diri sendiri dan anak lain
b.Menuntut keadilan dari anak lain
c. Menjaga pekerjaannya
d. Menyadari bahwa anak-anak lain adalah manusia dan bukan
benda mati
B. Pengendalian Diri dan Interaksi
1. Mengikuti hamper semua peraturan dan kegiatan rutin
a. Mengetahui dan menjalankan rencana-rencana harian
b.Menerangkan peraturan kelas
c. Melakukan perpindahan kegiatan tanpa keributan
d. Mematuhi peraturan
2. Mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai
a. Berpindah dari satu kondisi emosional (marah ke tenang)
b.Mengekspresikan rasa marah atau perasaan lain dengan kata-kata
c. Mengalihkan perilaku (dengan bantuan)
d. Mengenali dan menyebutkan berbagai macam emosi
e. Menerangkan alasana bagi pengekspresian emosinya
3. Bermain sesuai umur
a. Bermain sendiri
b.Bermain dengan anak lain tanpa atau sedikit interaksi (permainan
pararel)
c. Menerima anjuran guru untuk melakukan permainan yang rumit
dengan teman
d. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kerja sama
4. Bekerja sama dalam permainan dan interaksi dengan teman
a. Memulai percakapan
b.Melakukan ajakan bermain tidak secara lisan dengan efektif
c. Ikut bermain ketika diajak atau bertanya “bolehkah saya ikut
bermain?”
d. Bergantian
e. Mendorong anak lain untuk ikut bermain
f. Memberikan kontribusi dan menerima ide-ide dalam bermain
g. Mempunyai seorang teman/sahabat
C. Perkembangan Sosial
1. Menunjukkan Empati
a. Menunjukkan kesadaran akan perasaan anak lain (kesedihan dan
kegembiraan)
b.Menolong anak yang membutuhkan bantuan
2. Memahami dan Menghargai Perbedaan
a. Bermain dengan seorang anak dari latar belakang yang berbeda
b.Menunjukkan ketertarikan akan perbedaan yang ada pada anak
lain
c. Menggunakan istilah-istilah yang tepat ketika mendiskusikan
perbedaan
3. Berbagi
a. Menerima alternative-alternatif
b.Memberikan mainan pada anak lain
c. Membiarkan anak lain menyelesaikan sesuatu
d. Mengambil mainan dari anak lain setelah bertanya terlebih dahulu
4. Menerima tanggung jawab
a. Menggunakan bahan-bahan dengan cara yang benar
b.Membantu menyelesaikan dan merapihkan
c. Menyelesaikan tugas
5. Berkompromi dan Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah
a. Memakai kata-kata yang tepat dalam mendiskusikan konflik
dengan anak lain
b.Menyelesaikan konflik dengan baik tanpa bantuan orang dewasa
c. Tukar-menukar mainan dengan anak lain
Sumber: diadaptasi dari Children Resources International (2000)
Wawancara dengan anak dapat berjalan dengan baik selama anak merasa nyaman untuk
bercerita, dilakukan dengan santai dan terdapat banyak waktu dan ruang bagi anak untuk bebas
berekspresi. Seorang guru dapat memulai percakapan, misalnya dengan pertanyaan “Ceritakan
tentang keluargamu” atau “apa yang paling kamu suka di sekolah hari ini?” dengan pertanyaan
terbuka seperti ini maka guru harus siap menerima dan mendengarkan jawaban anak apa
adanya. Ia harus bersedia untuk mendengarkan cerita anak dengan berbagai kemungkinan, bisa
jadi ada anak yang suka berbicara sehingga ia akan menjawabnya dengan panjang lebar atau
mungkin pula ada anak yang pendiam sehingga dibutuhkan ketrampilan guru untuk
menstimulasi anak sehingga mau dan suka untuk bercerita.