Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Konservatif Pelvic Fracture Urethral Injury (PFIU) pada Anak

Perempuan : Sebuah Laporan Kasus

Rachma Fitri Sulistyanti, Paksi Satyagraha, Pradana Nurhadi

Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, RSUD dr. Saiful Anwar,

Malang, Jawa Timur, Indonesia

Abstrak

Pendahuluan
Pelvic fractures urethral injuries (PFUI) terjadi pada 1.6%-25% dari total fraktur pelvis.
Cedera urethra pada perempuan lebih jarang terjadi dibandingkan pada laki-laki, dengan
insidensi cedera yang jarang ditemukan pada anak, khususnya anak perempuan. Akibat
terbatasnya jumlah kasus, manajemen cedera urethra pada anak perempuan lebih menantang.
Meski standar baku tata laksana kasus ini adalah urethroplasti, kami melaporkan kasus pada
pasien dengan manajemen konservatif dan mendapati hasil yang baik.

Presentasi Kasus
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang dengan PFUI on sistostomi dengan
fistula urethrovagina setelah jatuh dari transportasi umum pada tanggal 8 Desember, 2019.
Pasien menjalani tiga prosedur bedah, termasuk sistostomi perkutan, debridemen perineal, dan
repair yang dikerjakan oleh dokter bedah umum untuk pembedahan awal. Pasien kemudian
dirujuk di Rumah Sakit kami, dan didapatkan adanya striktur urethra distal komplet, 1 cm dari
meatus, sinekia vagina, dan batu kandung kemih. Kami melakukan insisi sinekia dan
vesikolitotripsi perkutan. Urethroplasti anastomosis trans-abdominal direncanakan sebagai
terapi definitif, namun akibat pandemi, orang tua pasien menunda pembedahan definitif.
Setelah enam bulan, pasien mengalami fistula urethrovagina dan pasien berkemih spontan
melalui vagina. Kami melakukan pan-endoskopi antegrade dan retrograde serta kolposkopi dan
menemukan fistula 5 mm pada urethra distal, hanya berjarak 1 cm proksimal dari meatus
urethra eksternal. Kami menangani dengan memasukkan kateter dari meatus hingga kandung
kemih dan melewati fistula. Kateter kemudian ditempatkan selama enam minggu dan kondisi
pasien dievaluasi ulang. Saat evaluasi, fistula membaik dan alignment urethra intak dan paten
dari meatus hingga leher kandung kemih. Aliran maksimum pasien adalah 18 ml/detik, volume
berkemih : 90 ml, dengan PVR : 5.35 cc. Pasien dalam kondisi kontinen dan dapat berkemih
secara spontan setelah observasi 5 bulan.

Kesimpulan
Pada wanita usia muda dengan striktur urethra distal karena cedera urethra fraktur
pelvis yang mengalami fistula urethrovaginal distal, kami dapat menangani pasien dengan
tatalaksana non-urethroplasti, meskipun standar baku tatalaksananya adalah urethroplasti.
Observasi lebih lanjut termasuk berkemih, fungsi seksual, dan angka re-striktur perlu dilakukan.

Kata kunci : PFUI, perempuan, anak-anak, cedera urethra fraktur pelvis pediatri

Anda mungkin juga menyukai