Anorektal
NS. EKA WIDIATI,
M.KEP, SP.KEP.AN, ETN
Anatomi
Malformasi Anorektal
• Penegakkan diagnosa
umumnya saat neonatus
• Pemeriksaan fisik
dengan inspeksi
perineum dapat
menentukan 90% kasus
• Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksa Lanjutan
• Bila tidak ada laparatomi pasien bisa minum dalam beberapa jam cegah
aspirasi dengan mengawasi pemberian minum
• Pada bayi laki-laki dengan fistel ke uretra, kateter dipertahankan sampai
dengan 1 minggu
• Pada Kloaka kateter dipertahankan selama 2-3 minggu.
• Program dilatasi (Bouginasi) mulai 2 minggu setelah operasi,
• Dilator dimasukkan ke dalam anus dibiarkan selama 30 detik kemudian
dikeluarkan dan masukkan kembali.
• Dilator dilakukan 2xsehari dan tiap minggu ukuran dinaikkan
• Latih orang tua untuk melakukan dilatasi anus di rumah
Alat
Dilator
Anus
• Penutupan kolostomi dilakukan setelah
lubang anus sesuai dengan ukuran
Penutupan semestinya
Infeksi
Retraksi
Striktur
Prolaps mukosa rektum
Cedera traktus urinarius
Konstipasi
References
Bowden, V. R. & Greenberg, C. S. (2010). Children and their families (2nded.). Philadelphia:
Lipincott William &Wilkims
George, W.H., & J. Patrick. M ( 2010). Ascraft’s pediatric surgery. Philadelphia: Saunders
Giuliani, S., Midrio, P., Filippo, R. E. De, Vidal, E., Castagnetti, M., Franco, G., & Giorgio,
P. (2013). Anorectal malformation and associated end-stage renal disease : Management from
newborn to adult life. Journal of Pediatric Surgery, 48(3), 635–641.
https://doi.org/10.1016/j.jpedsurg.2012.10.073
Hockenberry, M.J. & Wilson, D.(2013). Wong’s essential of pediatric nursing. (9th ed).
St.Louis: Elsevier Mosby
Sutcliffe, J. (2013). Anorectal anomalies and Hirschsprung disease ( including stomas ).
Surgery, 31(12), 631–638. https://doi.org/10.1016/j.mpsur.2013.10.003
Wetherill, C., & Sutcliffe, J. (2014). Early Human Development Hirschsprung disease and
anorectal malformation. Early Human Development, 90(12), 927–932.
https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2014.09.016
Terima Kasih