Anda di halaman 1dari 6

SCF atau Layanan Urun Dana adalah 

Penyelenggaraan layanan penawaran Efek yang dilakukan oleh


Penerbit untuk menjual Efek secara langsung kepada pemodal melalui platform digital yang bersifat
terbuka. SCF atau supply chain financing adalah istilah yang menggambarkan serangkaian solusi
berbasis teknologi digunakan untuk mengurangi biaya pendanaan. Selain itu, SCF meningkatkan
efisiensi bisnis bagi pembeli dan penjual yang terlibat dalam transaksi penjualan. SCF bisa Anda
sebut juga dengan pembiayaan rantai pasokan.

Modal kerja atau biasa disebut working capital, secara umum dapat didefinisikan sebagai investasi
perusahaan jangka pendek seperti sekuritas yang dapat dijual, kas, piutang, dan persediaan. Modal
ini nantinya akan digunakan perusahaan untuk kebutuhan dan pembiayaan kegiatan rencana usaha
yang telah dibuat.

jenis-jenis modal kerja penting untuk diketahui, terutama bagi kamu yang sedang menjalankan bisnis
atau usaha. Tanpa adanya modal kerja, usaha kamu akan mengalami kesulitan, khususnya untuk
mengadakan biaya operasional.

Sebuah usaha wajib memiliki modal untuk memastikan kelancaran kegiatan operasional di
dalamnya. Nah, supaya kamu dapat mengoptimalkan modal kerja dengan baik, perlu sekali
mengetahui konsepnya secara tepat. 

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai modal dalam perusahaan, simak pembahasan di bawah ini
dengan seksama. 

Apa yang Dimaksud Modal Kerja?

Modal kerja atau biasa disebut working capital, secara umum dapat didefinisikan sebagai investasi
perusahaan jangka pendek seperti sekuritas yang dapat dijual, kas, piutang, dan persediaan. Modal
ini nantinya akan digunakan perusahaan untuk kebutuhan dan pembiayaan kegiatan rencana usaha
yang telah dibuat. 

Adapun menurut Jumingan, seorang ahli, modal kerja adalah jumlah harta atau aktiva lancar pada
neraca perusahaan. Sedangkan konsep modal bersih merupakan pengurangan harta lancar atau aset
dengan pasiva lancar atau hutang lancar.

Melalui modal kerja, kamu dapat mengetahui adanya modal bersih dan modal kotor yang terdapat
dalam sebuah perusahaan. Untuk waktu tersedianya jenis-jenis modal kerja tergantung pada jenis
dan tingkat likuiditas dari aktiva lancar. 

Apa Saja Jenis-Jenis Modal Kerja?

Modal bersifat sangat vital bagi perusahaan. Dalam hal ini, modal kerja akan menggerakan
perusahaan kamu agar berjalan sesuai harapan yang telah disusun. Tanpa adanya modal kerja,
perusahaan atau bisnis akan mengalami kesulitan untuk beroperasi. Modal kerja sendiri terbagi
menjadi dua jenis, yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel.

Modal kerja permanen ini harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya.
Sedangkan modal kerja variabel biasanya berubah-ubah dari segi nilainya sesuai dengan perubahan
keadaan. Adapun penjelasan secara lebih dalam mengenai jenis-jenis modal kerja tersebut akan
dibahas pada artikel di bawah ini.

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)


Sumber: Pxfuel

Modal kerja permanen ini sifatnya terus menerus atau berkelanjutan. Jenis-jenis modal kerja ini
diperlukan perusahaan demi kelancaran usaha atau bisnisnya. Bisa dikatakan juga modal kerja
permanen ini sebagai modal yang harus tetap dimiliki perusahaan agar tetap bisa menjalankan
fungsi yang semestinya.

Modal kerja permanen dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut:

Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
keberlanjutan usahanya.

Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk perluasan produksi
perusahaan.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Salah satu dari sekian banyak jenis-jenis modal kerja ini jumlahnya selalu berubah-ubah seiring
dengan perubahan kegiatan produksi dalam suatu perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari
beberapa jenis, yang mana memiliki pengaruh yang berbeda-beda untuk perusahaan.

Di bawah ini adalah modal kerja variabel yang berlaku di perusahaan:

Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan oleh
fluktuasi musim.

Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang setiap perubahannya dipengaruhi oleh fluktuasi
konjungtur.

Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarannya dapat berubah-ubah dikarenakan keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Misalnya adanya pemogokan buruh, bencana alam, hingga

perubahan ekonomi yang mendadak.

Apa Saja Konsep Modal Kerja?

Terdapat tiga konsep dalam jenis-jenis modal kerja yang perlu dipahami secara lebih mendalam.
Tujuannya supaya visi dan misi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Berikut konsep model kerja tersebut.

1. Konsep Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja dalam konsep kuantitatif merujuk pada seluruh jumlah dari aktiva lancar milik
perusahaan. Jenis-jenis modal kerja pada konsep ini dikenal juga dengan sebutan modal kerja bruto.
Berdasarkan konsep tersebut, modal kerja ini diberlakukan guna mencukupi kebutuhan dana
operasional perusahaan yang bersifat rutin atau jangka pendek.

2. Konsep Modal Kerja Kualitatif

Jika pada konsep kuantitatif hanya berkaitan dengan jumlah aktiva lancar saja, maka dalam konsep
kualitatif ini jenis-jenis modal kerja akan sangat berkaitan dengan jumlah utang lancar ataupun
utang yang pembayarannya harus segera dibayarkan.
Untuk itu, sebagian aktiva lancar wajib tersedia agar bisa membiayai kewajiban finansial perusahaan
yang harus segera dilakukan. Modal kerja kualitatif ini sering disebut juga sebagai modal kerja neto.
Jumlah aktiva lancarnya sendiri bersumber dari pemilik perusahaan maupun pinjaman jangka
panjang.

3. Konsep Fungsional

Konsep pada jenis-jenis modal kerja ini menekankan pada fungsi dana perusahaan untuk meraih laba
atau pendapatan usaha pokok perusahaan. Dalam hal ini, sebagian dana perusahaan digunakan
untuk peningkatan laba perusahaan. Semakin banyak penggunaan dana seharusnya akan semakin
tinggi laba yang diperoleh perusahaan.

Sebagaimana namanya, sebagian dana lainnya pada konsep fungsional ini digunakan untuk bisa
menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi selanjutnya, atau disebut juga dengan future
income.

Apa Saja Komponen Modal Kerja?

Setelah memahami konsep dan jenis-jenis modal kerja, selanjutnya kamu perlu memahami
komponen modal kerja, terutama yang ada pada konsep kerja kualitatif. Pada konsep model kerja
kualitatif terdapat modal kerja neto, yaitu kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar.

Untuk komponen modal kerja yang mencakup aktiva lancar dan utang lancar akan dijelaskan lebih
dalam lagi di bawah ini. 

1. Aktiva Lancar

Aktiva lancar merujuk pada uang kas yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai. Bisa juga
dijual dan dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan
perusahaan dengan kondisi normal.

Adapun yang termasuk ke dalam aktiva lancar, diantaranya uang tunai, investasi jangka pendek,
piutang dagang, wesel tagih, penghasilan yang masih akan diterima perusahaan, persediaan barang,
dan pengeluaran biaya yang dibayar di muka.

2. Utang Lancar

Komponen pada jenis-jenis modal kerja selanjutnya yaitu utang lancar atau utang jangka pendek.
Utang lancar atau utang jangka pendek dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka waktu pendek. Biasanya satu
tahun sejak tanggal neraca. Proses pembayaran ini akan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan.

Berikut yang termasuk ke dalam utang lancar, di antaranya utang dagang, wesel bayar, penghasilan
perusahaan yang ditangguhkan, utang dividen, utang pajak, kewajiban pembayaran yang harus
dipenuhi, dan utang jangka panjang yang telah jatuh tempo.

3. Persediaan

Persediaan ini merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab jika dilihat dari jumlahnya paling
besar dari dua komponen di atas. Tetapi ini merupakan hal yang wajar, karena persediaan
merupakan faktor penting dalam menentukan operasi perusahaan.
Tanpa ada persediaan yang memadai, bisa jadi perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan
sesuai dengan yang diharapkan. Proses produksi pun akan terganggu dengan ketiadaannya
persediaan ini.

Apa yang dimaksud dengan Days Inventory Outstanding (DIO)?

Ini mengacu pada hari-hari yang dibutuhkan organisasi secara rata-rata untuk mengubah
inventarisnya menjadi penjualan. Secara keseluruhan, DIO mengacu pada jumlah rata-rata hari di
mana perusahaan menahan persediaannya sebelum menjualnya. Rumus DIO adalah-

DIO = (Rata-rata Persediaan / Harga Pokok Penjualan) x 365

Apa itu Days Sales Outstanding (DSO)

Ini mengacu pada jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan dalam mengumpulkan
piutangnya. Dengan cara ini, DSO digunakan untuk memperkirakan jumlah hari rata-rata perusahaan
untuk mengumpulkan pembayaran setelah penjualan. Rumusnya adalah –

DSO = (Rata-rata Piutang Usaha/Total Penjualan Kredit) x 365

Apa yang dimaksud dengan Days Payable Outstanding (DPO)?

DPO mengacu pada jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan organisasi untuk membayar kembali
utangnya. Ini akan memperkirakan jumlah hari rata-rata bagi organisasi untuk membayar fakturnya
dari kreditor perdagangan yaitu pemasok. Rumus DPO adalah-

DPO = (Rata-rata Hutang Usaha / Harga Pokok Penjualan) x 365

Seperti yang sudah jelas sekarang bahwa cash conversion cycle dapat dipecah menjadi tiga bagian-
DIO, DSO, dan (DPO.

 Modal kerja = aset lancar – kewajiban lancar . Modal kerja bersih = aset lancar (dikurangi
kas) - kewajiban lancar (dikurangi hutang). Modal kerja operasi = aset lancar – aset lancar
non-operasional.
 Working capital adalah ukuran likuiditas perusahaan, efisiensi operasional, serta
mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Working capital
merupakan ukuran keuangan perusahaan untuk menghitung apakah perusahaan bisa
membayar tagihannya dalam jangka 1 tahun.
1. Apabila sebuah perusahaan mempunyai nilai working capital positif, maka perusahaan
tersebut memiliki potensi untuk tumbuh dan bisa menjadi pilihan investasi yang cukup
potensial.
2. Jika nilai working capital negatif, maka nilai aset lancar perusahaan lebih kecil dari kewajiban
lancarnya, dan bisa menjadi indikasi kesulitan perusahaan untuk membayar kreditur dan
tumbuh.

Working Capital atau Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar.

Contoh Cara Menghitung Working Capital

Untuk bisa memahami tentang cara menghitung working capital, simak beberapa contoh berikut ini.

Contoh Cara Menghitung Working Capital #1

Perusahaan A yang bergerak di bidang teknologi mempunyai aset lancar sebesar Rp70.000.000
dengan kewajiban senilai Rp30.000.000. Berapa nilai working capital dari perusahaan A?
Dengan menggunakan rumus sebelumnya,

Working capital = Aktiva – Kewajiban

Working capital = Rp70.000.000 – Rp30.000.000

Working capital = Rp40.000.000

Contoh Cara Menghitung Working Capital #2

Perusahaan B mempunyai uang tunai senilai Rp10.000.000, piutang usaha sebesar Rp50.000.000,


jumlah persediaan sebesar Rp100.000.000, dan utang usaha sebesar Rp20.000.000. Berdasarkan
data keuangan tersebut, berapakah working capital dari perusahaan B?

Dengan menggunakan rumus sebelumnya,

Working Capital = Aktiva – Kewajiban

Working capital = (uang tunai + piutang usaha + persediaan) – utang usaha

Working capital = Rp10.000.000 + Rp50.000.000 + Rp100.000.000 – Rp20.000.000

Working capital = Rp160.000.000 – Rp20.000.000

Working capital = Rp140.000.000

Kredit perdagangan adalah pemberian kredit dari penjual kepada pembeli sehingga dapat
membayar produk di kemudian hari . Kredit perdagangan biasanya ditawarkan dengan
jangka waktu tertentu, mulai dari 7 sampai 120 hari. Namun, beberapa bisnis dapat
memberikan kurun peminjaman yang lebih lama.

ERP (Enterprise Resource Planning) adalah suatu model sistem informasi yang memungkinkan
organisasi untuk meng-otomasi dan meng-integrasikan proses-proses bisnis utamanya. ERP
memecah kebuntuan berbagai hambatan fungsional tradisional dalam organisasi dengan cara mem-
fasilitasi sharing/berbagai data, berbagai aliran informasi, dan mengenalkan/menyalurkan praktik-
praktik bisnis yang umum diantara semua pengguna dalam organisasi. Implementasi sistem ERP bisa
menjadi suatu upaya yang masif yang dapat memakan waktu hingga beberapa tahun. Karena
kompleksitas dan ukuran sistem ERP, hanya sebagian kecil organisasi bersedia atau mampu
menerapkan berbagai resource fisik dan finansial dan mengambil risiko untu mengembangkan suatu
sistem ERP sendiri (in-house). Karena itu, pada dasarnya semua sistem ERP adalah produk komersial.
Produk yang dianggap dan diakui sebagai pemimpin di pasar adalah SAP, Oracle, Baan, J.D. Edwards
& Co., dan PeopleSoft Inc.

Upaya-upaya tersebut disebut dengan mitigasi risiko. Mitigasi risiko adalah tindakan yang
bertujuan untuk menurunkan dan/atau menjaga besaran dan/atau level risiko utama hingga
mencapai risiko residual harapan.

Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko adalah tindakan yang bertujuan untuk menurunkan dan/atau menjaga besaran
dan/atau level risiko utama hingga mencapai risiko residual harapan. Risiko residual harapan
adalah besaran risiko paling kecil yang dapat dicapai dari menurunkan besaran risiko utama.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa untuk mencapai residual harapan diperlukan tindakan-
tindakan mitigasi atau penanganan risiko. Penanganan atau mitigasi risiko tersebut dibagi
menjadi 5 jenis yaitu: 

1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

Mitigasi terhadap penyebab risiko agar kemungkinan terjadinya risiko semakin kecil. 

2. Mengurangi dampak risiko

Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan dampak dengan mengendalikan bagian


internal perusahaan. 

3. Membagi (sharing) risiko

Mengambil tindakan mentransfer seluruh atau sebagain risiko kepada instansi/entitas lain
misalnya melalui asuransi, outsourcing atau hedging. 

4. Menghindari risiko

Mengambil kebijakan untuk menghentikan kegiatan yang berpotensi menyebabkan risiko. 

5. Menerima risiko 

Tidak mengambil tindakan apapun untuk mengatasi risiko, atau dengan kata lain menerima
risiko tersebut terjadi. Tindakan ini dilakukan terhadap risiko yang dapat diterima atau
dampaknya kecil. 

Cara Kerja Supply Chain Financing


Saat mereka menggunakan SCF, maka pemasok bisa menjual faktur atau invoice
yang mereka miliki kepada pihak bank atau penyedia keuangan lainnya. Dengan
demikian, pemasok bisa memiliki akses terhadap uang tersebut secara lebih
mudah dan cepat. Dari akses yang relatif lebih cepat ini tentu akan
mempermudah para pemasok untuk tetap menjaga kelancaran serta
keseimbangan cash flow yang dimilikinya. Sehingga kegiatan bisnis yang
dilakukannya juga tetap berjalan lancar.

Cara kerja pemasok bisa menjual faktur atau invoice yang mereka miliki kepada
pihak bank atau penyedia keuangan lainya. Dengan demikian pemasok bisa
memiliki akses terhadap uang tersebut secara lebih mudah dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai