Anda di halaman 1dari 17

Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Produk Mie

Kering
Pada PT. Subur Pangan Sejahtera

Analysis of Marketing Strategy in an Effort to Increase Sales of Mie Kering Products


At PT. Subur Pangan Sejahtera

Sugeng Prasadja1, Ambar Wariati 2


1
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dharma AUB,
NPM 2021515063
2
Program Studi Manajemen, , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dharma AUB,
NIDN 0604016701

Abstrak
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada kesempatan kali ini adalah menganalisa stategi pemasaran
di perusahaan mie kering pada PT. Subur Pangan Sejahtera. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi strategi pemasaran yang digunakan perusahaan, karena dalam persaingan
usaha suatu perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat
bertahan dan terus berkembang di tengah gencarnya persaingan usaha, oleh sebab itu perusahaan
perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan dapat mempertahankan
eksistensinya dan dapat memperbaiki kinerja perusahaan Jenis penelitian menggunakan
penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan wawancara dari beberapa narasumber, observasi,
dan menggunakan analisis bauran pemasaran yang meliputi price, product, promotion, place and
distribution. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai indikator yang menunjukkan
bahwa strategi yang digunakan pada PT. Subur Pangan Sejahtera sudah tepat untuk menghadapi
persaingan pasar dan lebih berkembang untuk meraih segmen pasar.

Kata Kunci : Strategi pemasaran, Bauran pemasaran (Produk, Harga, tempat dan Promosi)

Abstract
The research activities carried out on this occasion are to analyze the marketing strategy in the dry
noodle company at PT Subur Pangan Sejahtera. The purpose of this study is to identify the
marketing strategy used by the company, because in business competition a company is required to
always develop company strategies in order to survive and continue to grow in the midst of intense
business competition, therefore the company needs to develop an appropriate strategy so that the
company can maintain its existence and can improve company performance. This type of research
uses qualitative research. The research was conducted by interviewing several sources,
observation, and using a marketing mix analysis which includes price, product, promotion, place
and distribution. The expected results in this study are indicators showing that the strategies used
at PT Subur Pangan Sejahtera are appropriate to face market competition and are more developed
to reach market segments.
Keywords: Marketing strategy, Marketing mix (product, price, place , promotion)

1
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang menyebabkan
perusahan akan mengalami berbagai masalah dalam perkembangan bisnisnya. Kondisi yang cukup
tinggi pada pertumbuhan bisnis, dimana bisa dilihat dari segi pertumbuhan perusahaan-perusahaan
yang sejenis atau memiliki produksi yang sama. Persaingan akan terjadi dalam merebutkan pangsa
pasar dan konsumen. Adanya perubahan pasar yaitu permintaan dan penawaran dari suatu produk
bersifat dinamis maka produksi yang dihasilkan dapat mengikuti perkembangan pasar, salah satu
strategi yang harus dipikirkan adalah strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan hal yang
sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Strategi pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai dibidang pemasaran. Untuk
memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas dibidang
pemasaran, diantaranya adalah strategi dalam menghadapi persaingan, strategi harga, strategi
produk, strategi pelayanan dan sebagainya. (Rahmat, 2012 : 1).
Menurut Kurtz (2008:42), strategi pemasaran adalah keseluruhan program perusahaan untuk
menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari
bauran pemasaran : produk, distribusi, promosi, dan harga. Salah satu unsur dalam strategi
pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran (marketing mix) merupakan strategi yang dijalankan
perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk
pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya.
Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan hal ini
akan sangat membantu dalam mengenali diri, dimana strategi pemasaran merupakan upaya mencari
posisi pemasaran yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan
berlangsung. Pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga harus selalu
menerapkan prinsip-prinsip yang unggul dan perusahaan harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus melakukan inovasi. Karena sekarang bukanlah
jaman dimana produsen memaksakan kehendak terhadap konsumen, melainkan sebaliknya
konsumen memaksakan kehendaknya terhadap produsen.
Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan hal ini akan
sangat membantu dalam mengenali diri, dimana strategi pemasaran merupakan upaya mencari
posisi pemasaran yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan
berlangsung. Pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga harus selalu
menerapkan prinsip-prinsip yang unggul dan perusahaan harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus melakukan inovasi. Karena sekarang bukanlah
jaman dimana produsen memaksakan kehendak terhadap konsumen, melainkan sebaliknya
konsumen memaksakan kehendaknya terhadap produsen.
Mie kering yang menjadi salah satu jenis mie yang juga banyak dipasarkan di Indonesia
dapat dibuat dengan bahan dasar non-terigu. Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh Afifah,
etal., (2017), tentang pembuatan produk mie kering dengan bahan dasar tepung non-terigu, mie
dengan substitusi tepung mocaf 40%, tepung beras 30%, dan tepung jagung 30% memiliki kualitas
terbaik dibandingkan dengan sampel lainnya dengan bahan dasar non-terigu pada penelitian
tersebut. Kandungan air pada mie kering terbaik memiliki nilai dibawah standar maksimal mie
kering yang ada, sehingga memenuhi standar mie kering. Selain itu, kandungan protein pada mie
kering terbaik memiliki nilai paling tinggi dibandingkan sampel lainnya di mana kandungan mie
kering tersebut sudah memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan mie kering komersial.
Selain itu mie kering terbaik memiliki elongasi yang paling tinggi karena kandungan amilosa pada
tepung beras yang membuat produk tidak mudah patah. Hardness pada mie kering terbaik juga

2
memiliki nilai yang paling tinggi karena kandungan amilosa yang banyak pada produk tersebut.
PT. Subur Pangan Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha produksi mie
kering yaitu: mie telor dan mie keriting yang terletak di Jl. Raya Ngantru , Ngasinan, Bendosari ,
Tulungagung Jawa Timur. Bagi suatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha produksi mie
kering, peningkatan strategi pemasaran merupakan hal yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat antar perusahaan yang bergerak
dibidang usaha yang sama yaitu produksi mie kering. Sampai saat ini, PT. Subur Pangan Sejahtera
masih dapat bertahan dan tetap bersaing di tengah persaingan antar perusahaan mie kering.
Untuk dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan, PT. Subur Pangan Sejahtera sangat
bergantung pada konsumen, diantaranya menyangkut selera konsumen, pendapatan konsumen, dan
gaya hidup konsumen. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat agar produk mie kering dari
PT. Subur Pangan Sejahtera dapat bertahan dan berkembang di pasaran. Untuk menghadapi
keadaan tersebut, PT. Subur Pangan Sejahtera memerlukan strategi khusus, salah satunya adalah
strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat dapat membuat penjualan produk
menjadi lebih optimal.
Dengan latar belakang di atas, menjadi dasar pertimbangan penulis untuk mengetahui
bagaimana penerapan strategi pemasaran yang dilakukan PT. Subur Pangan Sejahtera dalam
meningkatkan volume penjualannnya dengan demikian penulis memilih judul skripsi sebagai
berikut: “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Produk Mie Kering
Pada PT. Subur Pangan Sejahtera”.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Strategi
Strategi adalah langkah - langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai tujuan. Kadang - kadang langkah yang harus dihadapi terjal dan berliku - liku,
namun ada langkah yang relatif mudah. Disamping itu , banyak rintangan atau cobaan yang
dihadapi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu setiap langkah harus dijalankan secara hati -
hati dan terarah.Untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahan juga diperlukan Langkah -
langkah tertentu (Wibowo et al., 2015).
Pada dasarnya dalam buku manajemen strategic, Stainer dan Milner menjelaskan
sterategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan
meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan implemetasi secara tepat
shingga tujuan dan sasaran utama organisasi tercapai.
Suryana juga mengartikan strategi dengan penjelasan 5P-nya yaitu:
1) Strategi adalah perencanaan (plan)
2) Strategi adalah pola (pattern)
3) Strategi adalah posisi (position)
4) Strategi adalah perspektif (perspective)
5) Strategi adalah permainan (play) (Ulfa, 2021).
b. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromo- sikan dan mendistribusikan barang-
barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial (Wibowo et al., 2015). Banyak ahli yang telah memberikan
definisi pemasaran. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli
yang satu dan ahli yang lain disebabkan adanya perbedaan sudut pandang dan meninjau
pemasaran.

3
Gronroos dalam Thamrin Abdullah dalam Wibowo et al, mendefinisikan pemasaran
adalah mengembangkan, mempertahankan, dan meningkatkan relasi dengan para pelanggan
dan mitra lainnya, dengan mendapatkan laba, sedemikian rupa sehingga tujuan masing-
masing pihak dapat tercapai. Hal ini bisa diwujudkan melalui pertukaran dan pemenuhan janji
yang saling menguntungkan. Miller dan Layton dalam Wibowo et al, menjelaskan pemasaran
merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan
harga, mempromo- sikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu
memuaskan keinginan pasara sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Doyle
dalam Wibowo et al memberikan definisi tentang pemasaran merupakan proses manajemen
yang berupaya memaksimunkan laba (returns) bagi pemegang saham dengan jalan menjalin
relasi dengan pelanggan utama (valued customers) dan menciptakan keunggulan kompetitif
(Wibowo et al., 2015).
American Marketing Association (AMA) pada tahun 2004 menjelaskan, pemasaran
adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengomunikasikan,
dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian
rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya. Pada tahun
2007, AMA mendefiniskan pemasaran sebagai aktivitas, serangkaian institusi, dan proses
menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offerings)
yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Menurut Kotler, marketing
(pemasaran) adalah suatau proses sosial dan manjerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran (exchange) (Sutanto & Umam, 2010).
Evolusi definisi pemasaran meliputi tiga tahapan pokok selama satu abad terakhir: “to
market”, “market(ing) to” dan “market(ing) with”, “To market” mencerminkan misi utama
pemasaran untuk menghadirkan atau membawa produk konsumen (pasar); “market(ing) to”
bermakna misi utama pemasaran untuk mengidentifikasi pelanggan dan memasarkan produk
kepada mereka; sedangkan“market(ing) with” berarti bahwa misi utama pemasaran adalah
berkolaborasi dengan pelanggan untuk bersama sama menciptakan nilai (value cocreation)
(Huda, et al., 2015).
Berdasarkan penjelasan dan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pemasaran adalah salah satu kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian yang
bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan dengan menyalurkan barang atau jasa
kepada konsumen yang dihasilkan oleh produsen, dengan kata lain pemasaran merupakan
penghubung antara produsen dan konsumen.
c. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan, dengan kata lain
strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing - masing
tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 1987).
Menurut Chandra, strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan
produk atau lini produknya dipasar sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi tindakan-
tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya

4
dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus,
menentukan pilihan saluran distribusi, dan sebagainya (Wibowo & Arifin, 2015).
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan, keputusan tentang biaya pemasaran,
bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1) Daur hidup produk. Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu
tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2) Posisi persaingan perusahaan dipasar. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan
perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
3) Situasi ekonomi. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepn, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi
(Yulianti, dkk, 2019).

Dalam proses pemasaran, perlu diketahui bahwa terdapat unsur-unsur yang mendukung
dala strategi pemasaran agar produk atau jasa yang ditawarkan dapat tepat sasaran. Adapun
unsur- unsur strategi pemasaran menurut Fredy rangkuti adalah sebagai berikut
1) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli
atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen dibedakan menurut
karasteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.
2) Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Dimana
peran target akan menjadi acuan dalam penentuan seberapa besar atau seberapa banyak
yang ingin dicapai dalam prose pemasaran yang akan dilakukan.
3) Positioning, yaitu menetapkan posisi pasar, tujuannya adalah untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan produk yang ada dipasar kepada konsumen.
4) Deferensiasi, yakni perusahaan juga harus mampu membuat produk yang benar-benar
sangat terkoneksi bagi pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk lainnya yang
menyerupai produk tersebut (Humairah, 2021).
d. Bauran Pemasaran (marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat
dikendalikan; yang dipadukan oleh firm untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah semua faktor yang dapat dikuasasi oleh
seseorag manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa (Shinta, 2011).
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani Bauran pemasran (marketing mix) merupakan alat
bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implemetasi strategi pemasaran dan positionin yang diterapkan dapat
berjalan sukses. Bauran pemasaran yaitu product (produk) apa yang ditawarkan, price (harga)
strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat) dimana tempat jasa di berikan, promotion
(promosi) bagaimana promosi yang dilakukan (Hutabarat, 2017).
Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh
Benyamin Molan adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk
terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dan menurut Saladin, bahwa
bauran pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dikuasai

5
oleh pemasaran dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Sehingga bauran
pemasaran adalah sekumpulan variabel yang terkendali (Setiawan & Sugiarto, 2014).
Marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol dari perusahaan
yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Marketing mix terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya (Melat, 2020).
Menurut Elbert dan Griffin dalam Kotler, P & Arsmtrong, G, dalam merencanakan
strategi, para manajer bergantung pada empat komponen dasar, elemen ini sering kali disebut
sabagai “4p” dalam pemasaran, dan disebut sebagai alat untuk menjalankan strategi, mereka
membentuk bauran pemasaran yang masing-masing adalah: (Kotler, P & Arsmtrong, G,
2001).
1) Produk (product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Sedangkan Tjiptono mengung- kapkan bahwa produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen (Tjiptono, dkk, 2008).
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama,
yaitu:
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba
atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas , manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikomsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya (Ismanto, 2020).
Dalam merencankan penawaran pasar, pemasar perlu memperhatikan lima tingkatan
produk. Tiap tingkatan menambah lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya
membentuk hierarki nilai pelanggan.Tingkat paling dasar adalah manfaat inti (core
benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar sesungguhnya di beli oleh pelanggan. Misalnya:
seagen konsumen oleh-oleh khas daerah (makanan) membeli “makanan khas daerah dan
mudah dibawa”, konsumen mercy membeli “kenyamanan dan prestise”. Maka produsen
harus memandang dirinya sendiri sebagai pemberi manfaat, sehingga selalu berupaya
menciptakan produk yang mampu memenuhi kepuasan konsumennya. Pada tingkat
kedua, pemasar harus merubah manfaat inti tersebut menjadi produk generik/produk
dasar (basic product). Jadi oleh-oleh khas daerah harus mencakup: rasa, kualitas dan
kebersihannya. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan
(expected product), yaitu suatu set atribut dan kondisi yang biasanya disetujui oleh
pembeli ketika membeli produk tersebut. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan
produk yang ditingkatkan/ produk pelengkap (augmented product) yang dapat memenuhi
keinginan pelanggan melalui harapan mereka. Pada tingkat kelima terdapat produk
potensial (potencial product) yang mencakup semua peningkatan dan tranformasi yang
akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. Disinilah perusahaan-perusahaaan
secara agresif mencari berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan
penawarannya (Putri, 2017).

6
2) Harga (price)
Harga jual produk adalah salah satu elemen dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan revenue penjualan, sedangkan elemen lain dari bauran itu menghasilkan
biaya-biaya. Secara historis harga ditentukan melalui proses negosiasi antara pembeli dan
penjual produk ( Adisaputro, 2010).
Harga merupakan salah satu dari unsur bauran pemasaran yang harus
dikendalikan oleh perusahaan untuk mencapai sasaran pemasaran. Ada beberapa definisi
dari harga: Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Sedangkan menurut Jerome McCarthy,
harga (price) adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu (M. Dayat, 2019).
Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang diusulkan oleh Kotler
dikutip dari Zeithlam dan Bitner adalah sebagai berikut:
a) Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga,
mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan,
perkiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan
pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menetukan harga akhir.
b) Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimun melalui penetapan
harga maksimun, tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimunkan penerimaan
sekarang, memaksimunkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
c) Para pemasar hendaknya memahami responsif permintaan terhadap perubahan harga.
d) Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk
didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya
variabel, serta biaya-biaya lainnya.
e) Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang
ditawarkan sehingga harga pesaing harus dipertimbangkan dalam proses penetapan
harga.
f) Berbagi cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasaran
perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.
g) Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan harus menyesuaikan harganya
dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga
bauran produk (M. Dayat, 2019).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga adalah jumlah uang yang
ditetapkan oleh produsen atau perusahaan yang harus di bayarkan oleh konsumen atau
pelanggan.
3) Tempat (Place) / Saluran Distribusi
Menurut Tjiptono dan Daryanto menyatakan bahwa lokasi fasilitas jasa
merupakan salah satu faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa,
karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Lokasi atau tempat
seringkali ikut menetukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial sebuah perusahaan (Mas’ari, dkk, 2019).
4) Promosi (Promotion)
Menurut Tanton promosi adalah unsur dalam bauran-bauran pemasaran
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan
tentang produk pada suatu perusahaan. promosi adalah suatu bentuk komunikasi

7
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk dan meningkatkan sasaran pasar atas produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Mas’ari, dkk, 2019).
Promosi merupakan salah satau faktor penentu keberhasilan program pemasaran.
Hal ini dikarenakan promosi merupakan sarana komunikasi yang menghubungkan
perusahaaan dengan konsumen, berapa pun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum prnah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka,
maka mereka tdiak akan membelinya. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komnikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran ynag berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan
mengingatkan sasaran pasa atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan tersebut (Malau, 2017).
HIPOTESIS
Menurut Djarwanto dan Subagyo : 2010, hipotesis merupakan pernyataan mengenai suatu hal
yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis yang ditulis oleh peneliti disini merupakan
kesimpulan sementara dari rumusan masalah yang akan diuji kebenarannya.Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan penelitian ini hipotesis
yang diajukan sebagai berikut:
a. Pengaruh kualitas produk terhadap penjualan
Produk dirumuskan sebagai “Hasil akhir yang mengandung elemen- elemen fisik, jasa
dan hal-hal yang simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan
kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya”. (Kotler dalam Mursid, 2014)
Hipotesis pengujian antara produk (X1) terhadap penjualan (Y)
H1: ada pengaruh signifikan antara produk terhadap penjualan
b. Pengaruh Harga terhadap penjualan
Menurut Gitosudarmo (2012) : “Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam satu mata
uang atau alat tukar, terhadap suatu produk tertentu. Dalam kenyataan besar kecilnya nilai
atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja yang diperhatikan tetapi faktor-
faktor psikologis dan faktor-faktor yang berpengaruh pula terhadap harga”.
Hipotesis pengujian antara harga (X2) terhadap penjualan (Y)
H2: ada pengaruh signifikan antara harga terhadap penjualan
c. Pengaruh Tempat / Lokasi terhadap penjualan
Menurut (Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2011) lokasi merupakan keputusan yang di buat
perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan sifatnya akan di tempatkan. Salah memilih
lokasi perusahaan akan mengakibatkan bagi perusahaan.
Hipotesis pengujian antara Lokasi (X3) terhadap penjualan (Y)
H2: ada pengaruh signifikan antara Lokasi terhadap penjualan
d. Pengaruh promosi terhadap penjualan
Pengertian promosi menurut (Rangkuti, 2009) Promosi adalah salah satu unsur dalam
bauran pemasaran perusahaan yang didaya gunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan
mengingatkan tentang produk perusahaan.
Hipotesis pengujian antara Promosi (X3) terhadap penjualan (Y)
H2: ada pengaruh signifikan antara Promosi terhadap penjualan

METODE

8
Lokasi penelitian adalah lingkungan, tempat, atau wilayah yang direncanakan oleh peneliti
untuk dijadikan sebagai objek penelitian dalam rangka mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan. Tempat merupakan daerah atau wilayah di mana subjek atau objek penelitian yang
hendak diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Subur Pangan Sejahtera yang beralamat di
Jl. Raya Ngantru , Ngasinan, Bendosari , Tulungagung Jawa Timur. Alasan memilih Mie
Kering produksi PT. Subur Pangan Sejahtera karena sudah terkenal dengan produk yang
berkualitas dan disukai banyak masyarakat serta pasar sudah ke seluruh Indonesia.
Penelitian ini diolah menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan nilai-nilai dari
perubahan yang dapat dinyatakan dalam angka (scoring). Penelitian kuantitatif merupakan suatu
penelitian yang analisisnya secara umum memaka analisis statistik, karenanya dalam penelitian
kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diminati menjadi penting, sehingga pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun
berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data
kuantitatif. menurut (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul jannah: 2005).
Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif atau hubungan
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala menurut (Sugiyono: 2013). Dalam
penelitian ini teknik dan jenis tersebut digunakan untuk mengetahui tentang Seberapa besar
pengaruh Strategi Pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat dan Promosi terhadap
Penjualan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat, yaitu Minat Beli Konsumen
(Y), dan variabel bebasnya Strategi Pemasaran (X).

VARIABEL
Variabel adalah simbol dari suatu peristiwa, tindakan, karakteristik, sifat, atau atribut yang
dapat diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang dibuat spesifik sesuai dengan
kriteria pengujian atau pengukuran, sehingga pembaca memiliki pengertian yang sama dengan
penulis dalam memahami variabel yang diukur. Variabel dan definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur-unsur yang menentukan atau
mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor-faktor yang lain, yang pada gilirannya
gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut dengan variabel terikat. Selain itu variabel
bebas juga diartikan variabel yang menjadi sebab atau merubah atau mempengaruhi variabel
lain menurut Sugiyono (2004)
1) Produk
Produk adalah produk Mie Kering yang di jual PT Subur Pangan Sejahtera dengan
indikator empirik sebagai berikut:
a) Kualitas bahan alami jadi menjadi makanan sehat .
b) Mengutamakan selera konsumen terkait cita rasa dan kualitas.
c) Produk yang aman dikonsumsi oleh segala macam usia.
d) Kemasan yang aman dan tidak mudah rusak sehingga tidak terkontaminasi dari zat
luar.
2) Harga
Harga yang dimaksud adalah harga produk yang ditawarkan pada PT Subur Pangan

9
Sejahtera, di mana indikator untuk mengukur variabel ini adalah:
a) Harga Produk atau barang terjangkau.
b) Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas barang tersebut.
3) Lokasi / Saluran Distribusi
Lokasi adalah tempat di mana PT Subur Pangan Sejahtera, melakukan distribusi penjualan
ke berbagai agen. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:
a) PT Subur Pangan Sejahtera terletak di posisi yang strategis dimana secara geografis
berda di tengah indonesia untuk menjangkau pemasaranya .
b) di Jl. Raya Ngantru , Ngasinan, Bendosari , Tulungagung Jawa Timur.
c) Saluran Distribusi yang mudah diakses untuk mengirimkan barang keagen-agen .
d) Lokasi yang sangat strategis dikawasan industri maka tidak menjadi faktor
penghambat produksi maupun distribusi .
4) Promosi
Promosi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan suatu produk yang ditawarkan
pada PT Subur Pangan Sejahtera. Indikator empirik dari variabel ini adalah:
a) Melakukan penawaran langsung keagen maupun pasar dengan memberikan sampel
langsung.
b) Promosi yang diberikan dengan mengutamakan kualitas barang dengan produk yang
terbuat bahan aman dikonsumsi dan menggunakan bahan alami.
c) Paket promosi berupa potongan harga kepada agen.

b. Variabel Terikat (Y)


Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul
dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Ada atau munculnya variabel ini
adalah karena adanya variabel bebas tertentu dan bukan variabel lain. dengan kata lain muncul
tidaknya atau ada tidaknya variabel ini, tergantung atau terikat pada ada tidaknya atau muncul
tidaknya variabel bebas terntentu. Dalam Penelitian ini variabel terikatnya adalah
meningkatkan penjualan pada PT Subur Pangan Sejahtera.
1) Meningkatkan jumlah penjualan di setiap agen.
2) Menambah agen distribusiuntuk meningkatkan jumlah penjualan .
3) Mempertahankan kualitas produk untuk menjaga pelanggan dan melakukan promosi agar
pelanggan baru mau mencoba produk.
4) Melakukan inovasi produk agar tidak kalah dengan kompetitor.

PEMBAHASAN
Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil analisis deskriptif bahwa kondisi penilaian
responden terhadap variabel-variabel penelitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya tanggapan kesetujuan yang tinggi dari responden terhadap kondisi
dari masing-masing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa empat
variabel independen yaitu produk, harga, promosi dan tempat memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penjualan pada PT Subur Pangan Sejahtera. Penjelasan dari masing-masing variabel
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaruh Produk Terhadap Penjualan
Ditinjau hasil uji secara parsial diketahui bahwa variabel hasil H1 (produk) secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Hal ini terbukuti dengan
t hitung > t tabel (2,622 > 2,00404) dan taraf signifikan kurang dari 0,05 (0,011 < 0,05)

10
artinya HO ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya Djamaluddin Karim, Jantje L. Sepang, dan Bode
Lumanauw (2014) yang menguji bahwa produk terhadap tingkat penjualan dengan analisis
yaitu:” produk mempunyai pengaruh terhadap peningkatan volume penjualan.”

b. Pengaruh Harga Terhadap Penjualan


Ditinjau hasil uji secara parsial diketahui bahwa variabel hasil H2 (harga) secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Hal ini terbukti dengan t
hitung > t tabel (4,738 > 2,00404) dan taraf signifikan kurang dari 0,05 (0,000< 0,05) artinya
HO ditolak dan H2 diterima. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya Dina Fitriyono
(2014) yang menguji bahwa pengaruh harga terhadap tingkat penjualan dengan analisis
yaitu:” harga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan volume penjualan.”

c. Pengaruh tempat/saluran distribusi Terhadap Penjualan


Ditinjau hasil uji secara parsial diketahui bahwa variabel hasil H3 (tempat / saluran
distribusi) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Hal
ini terbukti dengan t hitung > t tabel (2,239 > 2,00404) dan taraf signifikan kurang dari 0,05
(0,029 < 0,05) artinya HO ditolak danH1 diterima. Hasil ini mendukung penelitian
sebelumnya Djamaluddin Karim, Jantje L. Sepang, dan Bode Lumanauw (2014) yang
menguji bahwa pengaruh tempat/saluran distribusi terhadap tingkat penjualan dengan analisis
yaitu:” tempat/saluran distribusi mempunyai pengaruh terhadap peningkatan volume
penjualan.”

d. Pengaruh Promosi Terhadap Penjualan


Berbeda dengan H4 (promosi) secara parsial tidak berpengaruh dan signifikan
terhadap tingkat penjualan. Hal ini terbukti dengan t hitung < t tabel (1,486 < 2,00404) dan
taraf signifikan lebih dari 0,05 (0,143 < 0,05) artinya HO diterima dan H1 ditolak. Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya oleh Geraldi Tembajong (2013) yang menguji bahwa
pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan dengan hasil analisis yaitu “promosi tidak
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan.”
Dalam hal ini tidak sesuai dengan jawaban responden yang lebih besar mengarah
pada kegiatan bauran promosi, jika kita lihat kembali promosi yang digunakan PT Subur
Pangan Sejahtera hanya sebatas penjualan langsung dan , spanduk yang sedikit, dengan
jarang menggunakan media sosial. Dan hal tersebut belum menjamin kegiatan promosi
berjalan lancar. Hal ini yang menyebabkan promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
tingkat penjualan.

e. Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R2)


Berdasarkan hasil uji determinasi R2 diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,675
(0,821 x 0,821) atau 67,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh
fungsi produk, harga, tempat/saluran distribusi dan harga (variabel Independen) terhadap
tingkat penjualan (variabel dependen) sebesar 67,5% atau variabel independen yang
digunakan mampu menjelaskan sebesar 65,7% terhadap variabel dependennya. sedangkan
32,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian
ini.

11
PENUTUP
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel produk, harga, promosi dan
tempat/ saluran distribusi terhadap penjualan Mie Kering PT Subur Pagan Sejahtera dan untuk
mengetahui pengaruh terbesar dari keempat variabel independen tersebut. Dari rumusan masalah
penelitian yang diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa, setelah dijui
secara simultan, produk, harga, tempat/saluran distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap
tingkat penjualan.Hal ini didapatkan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung> Ftabel sebesar
28,530 > 2,54, artinya keempat variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap tingkat penjualan
Produk Mie Kering PT Subur Pangan Sejahtera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima. Selanjutnya setelah dijui secara parsial
Penelitian ini juga telah diuji secara parsial variabel independen produk (X1), harga (X2), tempat
/ saluran distribusi (X3), dan promosi (X4) terhadapat variabel dependent yakni tingkat
penjualan (Y). Hasil yang diperoleh dengan perbandingan t hitung > t table yaitu sebagai berikut:

a. H1 (produk) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan.
Hal ini terbukuti dengan t hitung > t tabel (2,622 > 2,00404) dan taraf signifikan kurang
dari 0,05 (0,011 < 0,05) artinya HO ditolak dan Ha diterima.
b. H2 (harga) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Hal
ini terbukti dengan t hitung > t tabel (4,738 >2,00404) dan taraf signifikan kurang dari 0,05
(0,000< 0,05) artinya HO ditolak dan Ha diterima.
c. H3 (tempat / saluran distribusi) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat penjualan. Hal ini terbukti dengan t hitung > t tabel (2,239 > 2,00404) dan taraf
signifikan kurang dari 0,05 (0,029 < 0,05) artinya HO ditolak dan Ha diterima.
d. Berbeda dengan H4 (promosi) secara parsial tidak berpengaruh dan signifikan terhadap
tingkat penjualan. Hal ini terbukti dengan t hitung < t tabel (1,486 < 2,00404) dan taraf
signifikan lebih dari 0,05 (0,143 < 0,05) artinya HO diterima dan Ha ditolak.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah selesai diklaukan, maka peneliti dapat meberikan saran
sebagai berikut:
a. Bagi PT Subur Pangan Sejahtera, untuk meningkatkan penjualan maka harus
memperhatikan variabl - variabel yang mempengaruhinya. Hasil penilitian ini menunjukkan
bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran berpengaruh dan signifikan terhadap
tingkat penjualan, tapi setelah didiuji secara parsial variabel promosi belum berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat penjualan. Hal ini sebaiknya perlu diperhatikan oleh
perusahaan serta perlu ditingkatkan sarana promosinya agar tujuan perusahaan dalam
meningkatkan penjualannya dapat terealisasikan.
b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih dalam dan luas
mengenai permasalahan pemahaman pengaruh bauran pemasaran tehadap tingkat penjualan
dengan sampel yang lebih besar, metode analisa yang berbeda, dan menambah variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan.
c. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan para pembaca lebih memahami secara
spesifik tentang bauran pemasaran dan tingkat penjualan dalam berbagai jurnal, artikel,
maupun buku-buku penunjang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, & Herdiana, N. (2015). Manajemen


Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: Alfabeta.
Kotler, & Amstrong. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga .
Kotler, & Keller. (2012). Pemasaran Jasa. Jakarta: Erlangga.
Dewi, D. M. dan Wahdi, A. 2020. Bisnis dan Perencanaan Bisnis Baru "3PNR Dayak Onion
Cookies" Kue Kering Berbasis Bawang Dayak (Tanaman ObatEndemik Kalimantan).
Yogyakarta: Deepublish.
Efnita, T. 2017. Pengaruh Variasi Produk, Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi terhadap
Kepuasan Konsumen pada Wedding Organizer. Jurnal Adbispreneur 2(2) : 107-115.
Gusrizaldi, R. dan E. Komalasari. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Penjualan Di Indrako Swalayan Teluk Kuantan. Jurnal Valuta 2(2) : 286-303.
Harahap, S. 2018. Studi Kelayakan Bisnis : Pendekatan Interagtif. Diterbitkan Oleh : FEBI UIN-
SU Press.
Indriani, I. 2018. Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Sinar
Kalimantan Berau Tanjung Redeb. Jurnal CAM (Change Agent For Management
2(1) : 116-126.
Wijatno, S. (2010). Pengantar entrepreneurship. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. (2014). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif .
Bandung: Alfabeta
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa Prinsip Penerapan dan Penelitian.
Yogyakarta: Andi.
Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay. 2005. Management Control Sytem
(Sistem Pengendalian Manajemen), Edisi ke-II, buku ke-1. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. Alfabeta.
Bogdan, Robert dan Steven J Taylor. 1993. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
Usaha Nasional. Surabaya.
Buchari, Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
CV. Alfabeta. Gumelar Ardiansyah. 25 Desember 2018. Pengertian Bauran
Pemasaran. Jakarta: Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip & Keller K Lane. 2012. 14 Edition. Marketing Management. New
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2011. Manajemen Pemasaran, Edisi 13
Jilid 1 dan 2, Alih Bahasa : Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas, Jakarta: Indeks
Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. 2010. Management Information System:
Managing The Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall.

13
Rangkuti, Freddy. 2009. The Power of Brand, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung
Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern.
Liberty.Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III Yogyakarta: Andi Offset.
unsur dan Strategi Pemasaran. https://guruakuntansi.co.id/. 6 Januari 2019.
Setyawan, andreas Dito. 2020. “Pengaruh Inovasi Produk, Kualitas Produk, dan Harga Tehadap
Keputusan Pembelian Skuter Piaggio Vespa, “ Skripsi Univeritas Sanata Dharma.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V.Wirata. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Kotler, Philip & Amstrong, G, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa:Bob Sabran,
M.M., Jakarta: Penerbit Airlangga, 2008.

Ma’ruf, Hendri, Pemasaran Ritel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra,
Yogyakarta; Graha Ilmu, 2011.

Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

14
15
agenda for economics of happiness. In Sustainability (Switzerland).
https://doi.org/10.3390/su11226375 Khalil, A., Abdelli, M. E. A., & Mogaji, E. (2022). Do
Digital Technologies Influence the Relationship between the
COVID-19 Crisis and SMEs’ Resilience in Developing Countries? Journal of Open
Innovation: Technology, Market, and Complexity, 8(2), 100.
https://doi.org/10.3390/joitmc8020100
Khan, Z., Hussain, M., Shahbaz, M., Yang, S., & Jiao, Z. (2020). Natural resource abundance,
technological innovation, and human capital nexus with financial development: A case
study of China. Resources Policy. https://doi.org/10.1016/j.resourpol.2020.101585
King, D. D., Newman, A., & Luthans, F. (2016). Not if, but when we need resilience in the
workplace. Journal of Organizational Behavior. https://doi.org/10.1002/job.2063
Lengnick-Hall, C. A., Beck, T. E., & Lengnick-Hall, M. L. (2011). Developing a capacity
for organizational resilience through strategic human resource management. Human
Resource Management Review. https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2010.07.001
Mazzarol, T. (2015). SMEs engagement with e-commerce, e-business and e-marketing. Small
Enterprise Research. https://doi.org/10.1080/13215906.2015.1018400
Nahum-Shani, I., & Somech, A. (2011). Leadership, OCB and individual differences:
Idiocentrism and allocentrism as moderators of the relationship between transformational
and transactional leadership and OCB. Leadership Quarterly.
https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2011.02.010
Nugroho, M. A., Susilo, A. Z., Fajar, M. A., & Rahmawati, D. (2017). Exploratory Study of
SMEs Technology Adoption Readiness Factors. Procedia Computer Science.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.12.162
Oeij, P., Dhondt, S., Gaspersz, J., & Vuuren, T. van. (2017). Innovation Resilience Behavior and
Critical Incidents.
Project Management Journal.
Peretz, H., & Rosenblatt, Z. (2011). The role of societal cultural practices in organizational
investment in training: A comparative study in 21 countries. Journal of Cross-Cultural
Psychology. https://doi.org/10.1177/0022022111406786
Poufinas, T., Galanos, G., & Papadimitriou, P. (2018). The Competitiveness of Small and
Medium Enterprises in Adverse Economic Environments. Theoretical Economics
Letters. https://doi.org/10.4236/tel.2018.813175
Rajapathirana, R. P. J., & Hui, Y. (2018). Relationship between innovation capability,
innovation type, and firm performance. Journal of Innovation and Knowledge.
https://doi.org/10.1016/j.jik.2017.06.002
Roxas, B., Battisti, M., & Deakins, D. (2014). Learning, innovation and firm performance:
Knowledge management in small firms. Knowledge Management Research and Practice.
https://doi.org/10.1057/kmrp.2012.66
saad, M. H., Hagelaar, G., van der Velde, G., & Omta, S. W. F. (2021). Conceptualization
of SMEs’ business resilience: A systematic literature review. Cogent Business and
Management. https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1938347
Siciliano, M. D., Moolenaar, N. M., Daly, A. J., & Liou, Y. H. (2017). A Cognitive
Perspective on Policy Implementation: Reform Beliefs, Sensemaking, and Social
Networks. Public Administration Review. https://doi.org/10.1111/puar.12797
Singh, A. (2015). Job involvement , organizational commitment , professional
16
commitment , and A study of generational diversity. https://doi.org/10.1108/BIJ-01-
2014-0007
Sung, C.-Y., Kim, K.-C., & In, S. (2020). Small and medium-sized enterprises policy in Korea
from the 1960s to the 2000s and beyond. In Understanding the Development of Small
Business Policy. https://doi.org/10.4324/9781351020343-5
Teixeira, E. de O., & Werther, W. B. (2013). Resilience: Continuous renewal of competitive
advantages. Business Horizons. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2013.01.009
Tengeh, R. K. (2016). Entrepreneurial resilience: The case of Somali grocery shop owners
in a South African Township. Problems and Perspectives in Management.
https://doi.org/10.21511/ppm.14(4-1).2016.09
Thaha, A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap UMKM Di Indonesia [The Impact of
Covid-19 on MSMEs in Indonesia]. Brand.
Wedawatta, G., & Ingirige, B. (2016). A conceptual framework for understanding resilience of
construction SMEs to extreme weather events. Built Environment Project and Asset
Management. https://doi.org/10.1108/BEPAM-06-2015-0023
Williams, T. A., Gruber, D. A., Sutcliffe, K. M., Shepherd, D. A., & Zhao, E. Y. (2017).
Organizational response to adversity: Fusing crisis management and resilience research
streams. Academy of Management Annals. https://doi.org/10.5465/annals.2015.0134
Winarsih, Indriastuti, M., & Fuad, K. (2021). Impact of covid-19 on digital transformation
and sustainability in small and medium enterprises (smes): a conceptual framework.
Advances in Intelligent Systems and Computing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-
50454-0_48
Wu, J. H., Hoy, W. K., & Tarter, C. J. (2013). Enabling school structure, collective
responsibility, and a culture of academic optimism: Toward a robust model of school
performance in Taiwan. Journal of Educational Administration.
https://doi.org/10.1108/09578231311304698

17

Anda mungkin juga menyukai