Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROLAPS UTERI

Dianjukan untuk memenuhi tugas kuliah asuhan kebidanan

Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

Dosen Pengampuh :

Thira Eva Rahayu, S.ST.,M.KM.

Disusun oleh

PONI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA CIREBON 2023

JL. WIDARASARI III, SUTAWINANGUN, KEDAWUNG, CIREBON, JAWA BARAT 45


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah askeb kb dan kesehatan
reproduksi Yang berjudul “Prolaps uteri”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai prolaps uteri dan
sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi. Dalam proses memperdalam materi melalui sumber dan diskusi
didalam kelas, tentunya kami mendapat bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terimakasih kami sampaikan kepada dosen serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian materi ini.

Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan pembelajaran untu memahami prolaps uteri. Kami sadar masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk ini kami berharap kritik dan saran dari dosn
dan pembaca demi perbaikan.

Cirebon, 08 Februari 2023

Poni

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................

2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2.1 Pengertian Prolaps Uteri ...............................................................................

2.2. Klasifiksi Prolaps Uteri ................................................................................

2.3 Faktor Resiko Prolaps Uteri ..........................................................................

2.4 Gejala Prolaps Uter .......................................................................................

2.5 Pencegahan Dan Pengobatan Prolaps Uteri ..................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Prolaps uteri adalah turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis yang
disebabkan oleh melemahnya otot-otot dasar panggul, terutama otot-otot levator ani,
ligamentum-ligamentum dan fasia yang menyokong uterus, sehingga uterus turun kedalam
vagina dan mungkin keluar dari vagina. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup yang
merupakan akibat dari penekanan dan ketidaknyamanan dari prolaps uteri tersebut. Prolaps
uteri merupakan salah satu dari prolaps organ pelvis dan menjadi kasus nomor dua tersering
setelah cystourethrocele (bladder and urethral prolapse). Prolaps uterus dapat disebabkan
karena kelemahan otot, fasia, dan ligemen penyokongnya.

Prolapsus organ genitalia masih menjadi masalah kesehatan pada wanita yang
insidennya mencapai 40% pada wanita usia diatas 50 tahun. Frekuensi prolapsus genitalia di
beberapa negara berlainan, seperti dilaporkan di klinik Gynecologie et Obstetrique Geneva
insidesnya 5,7%, dan pada priode yang sama di Hambrug 5,4%, Roma 6,4%. Dilaporkan di
Mesir, India, dan Jepang kejadiannya cukup tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika,
Indonesia kurang. Penyebabnya terutama adalah melahirkan dan pekerjaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat serta kelemahan dari ligamentum-
ligamentum karena hormonal pada usia lanjut. Untuk itu, diperlukan adanya usaha untuk
menjaga kualitas hidup yang dapat menurun akibat morbiditas jangka panjang yang
disebabkan oleh persalinan.Selain menyebabkan ketidaknyamanan, prolaps uteri juga
memberikan dampak negatif pada fungsi seksual, penampilan dan kualitas hidup.Karena
kualitas hidup, operasi menjadi salah satu indikasi yang sering untuk operasi ginekologi.
Namun, penatalaksanan konservatif dan perubahan gaya hidup tetap memiliki peran pada
penatalaksanaan prolaps uteri derajat ringan, pasien yang masih ingin memiliki anak, atau
yang tidak menginginkan operasi. Selain pengobatan, upaya pencegahan terhadap faktor
resiko juga perlu diprioritaskan.

4
1.2 Rumusan Masalah

2.1 Apa Pengertian Prolaps Uteri?

2.2. Bagaimana Klasifiksi Prolaps Uteri?

2.4 Apa Faktor Resiko Prolaps Uteri?

2.4 Apa Gejala Prolaps Uter?

2.5 Bagaimana Pencegahan prolaps uteri?

1.3 Tujuan Penelitian

2.1 Mengetahui Pengertian Prolaps Uteri

2.2. Mengetahui Klasifiksi Prolaps Uteri

2.3 Mengetahui Faktor Resiko Prolaps Uteri

2.4 Mengetahui Gejala Prolaps Uter

2.5 Mengetahui Pencegahan prolaps uteri

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prolaps Uteri

Prolaps uteri adalah pergeseran letak uterus kebawah sehingga serfiks berada
dalam orifisium vagina (prolaps derajat 1), serviks berada diluar orifisium (prolaps
derajat 2), atau seluruh uterus berada di luar orifisium (wiknjosastro 2005).

Prolaps uteri adalah turunya uterus dari tempat biasa, oleh karena kelemahan otot
atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya atau turunnya uterus melalui
dasar panggul atau hiatus genitalis akan jadi longgar dan organ pelvis akan turun ke
bawahnya (wiknjosastro 2005).

2.2 Klasifikasi Prolaps Uteri


Mengenai istilah dn klasifikasi prolaps uteri terdapat perbedaan pendapat para ahli
ginekologi. Tahun 1996, international continence society, the America
urogynecologic society of gynecologic surgeons memperkenalkan sistem POP-Q
(pelvisc organ prolapse quantification). Metode penelitian prolaps organ pelvis ini
memberikan penilain objektif, deskriptif sehingga daapat memberikan nilai kuantitatif
atau derajat ringan beratnya prolaps organ pelvis berdasarkan POP-Q adalah sebagai
berikut :
1) Prolaps uteri tingkat I, dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina
Prolaps uteri tingkat II, serviks menonjol keluar dari introitus vagina
Prolaps uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari vagina, prolaps ini juga
dinamakan prosidensia uteri
2) Prolaps uteri tingkat I, serviks masih berada didalam vagina,
Prolaps uteri tingkat II, serviks keluar dari introitus pada prosidensial uteri,
uterus seluruhnya keluar dari vagina

6
3) Prolaps uteri tingkat I, serviks mencapai introitus vagina
Prolaps tingkat II, uterus keluar dari introitus kurang dari ½ bagian
prolpas tingkat III, uterus keluar dari introitus lebih besar dari ½ bagian
4) Klarifikasi ini sama dengan klarifikasi 3, ditambah dengan prolaps tingkat
IV ( prosidensial uteri)

2.3 Faktor Resiko Prolaps Uteri


1. Multiparitas

Persalinan pervaginam adalah yang paling sering dikutip sebagai faktor risiko
untuk prolaps uteri. Tidak ada kesepakatan apakah itu kehamilan atau kelahiran
itu sendiri yang merupakan predisposisi disfungsi dasar panggul. Namun, banyak
penelitian telah dijelaskan menunjukkan bahwa melahirkan tidak meningkatkan
kecenderungan wanita untuk prolaps uteri. Misalnya, pada studi Organ Penyokong
Panggul (POSST), peningkatan paritas dikaitkan dengan peningkatan kejadian
prolaps (Swift, 2005). Selain itu, risiko prolaps organ pelvis meningkat 1,2 kali
pada persalinan pervaginam. Studi kohort yang dilakukan di Oxford pada 17.000
wanita untuk membandingkan wanita nulipara dengan wanita yang telah
mengalami dua kali melahirkan, mengalami peningkatan delapan kali lipat
berkunjung ke rumah sakit untuk prolaps organ pelvis.

2. Penatalaksaan pengeluaran plasenta


Pada saat pengeluaran plasenta adanya tekanan intra-abdomen pada waktu
regangan melebih mendorong uterus kekandung kemih, ligmen latum akan
teregang dan kemudian saat ini juga dikerahkan tenaga yang sangat besar untuk
mengeluarkan plasenta. Dalam hal ini ligamentum kardinale dapat mengendor,
sehingga prolaps uteri dapat terjadi.
3. Menopose
Menoposue juga dapat menyebabkan turunya Rahim karena produksi hormone
ekstrogen berkurang sehingga elestitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot
panggul mengecil menyebabkan melemahnya sokongan pada Rahim.
2.4 Gejala prolaps uteri
Gejala dan tanda sangat berbeda dan bersifat individual. Kadang kala penderita yang
satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,

7
sebaliknya penderita lain dengan prolaps uteri ringan mempunyai banyak keluhan
yang hamper selalu dijumpai:
1. Prasaan adanya suatu bendaa yang menganjal atau menonjol di genetalia eksterna:
2. Rasa sakit dipinggul dan pinggang (backache) biasanya jika pederita berbaring
keluhan menghilang atau berkurang
3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala mual pada siiang hari kemudian lebih
berat pada malam hari, perasaan seperti kandung kemih tidka dapat dikosongkan
sepenuhnya, stress incontinencs yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan
mengejan.
2.5 Pencegahan prolaps uteri
Pencegahan prolaps uteri yaitu dengan cara Kegel exercise adalah suatu rangkaian
Latihan yang didesain untuk memperkut otot-otot dasar panggul. Wanita dengan
inkontinensia urin dapat mengguragi keluarnya air seni saat batuk, tertawa, besin atau
aktivitas lainnya melalui Latihan pada otot-otot dasar panggul, kagell exercise
ditunjukkan untuk memperkuat dasar panggul dan meningkatkan fungsi spinter uretra
dan rectum.
Kegel exercise berfunsi mempersiapkan otot-otot dasarpanggul untuk memiliki
kekuatan mengejan tinggi saat proses persalinan. Selain itu kegel exercise membantu
otot-otot dasar panggul relaksasi Kembali kebentuk dan kekuatan alamiahnya setelah
proses persalinan
Kehamilan, persalinan normal kegemukan dan batuk kronis dapat menjadi beban bagi
otot panggul. Bila dasar otot panggul melemah, organ-organ panggul Wanita akan
turun dan menonjol keluar melalui vagina. Kondisi tersebut dinamakan prolaps uteri
yang sering kali membuat Wanita kencing dan buang air tanpa sengaja misalnya saat
batuk dan bersin (anonym 2008).
Menurut Purnomo (2003), senam kegel adalah senam terapi non operatif paling
popular untuk mengatasi inkontinensia urin. Latihan ini dapat memperkuat otot
sekitas organ reproduksi dan memperbaiki tonus tersebut (bobak 2004). Senam kegel
membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra dan uperi uretra, senam
kegel sebaiknya dilakukan saat hamil dan setelah melahirkan untuk membantu otot-
otot panggul Kembali ke fungsi normal apabila dilakukan secara teratur.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
1. Prolaps uteri adalah turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis
yang disebabkan oleh melemahnya otot-otot dasar panggul, terutama otot-otot
levator ani, ligamentum-ligamentum dan fasia yang menyokong uterus, sehingga
uterus turun kedalam vagina dan mungkin keluar dari vagina. Hal ini dapat
mempengaruhi kualitas hidup yang merupakan akibat dari penekanan dan
ketidaknyamanan dari prolaps uteri tersebut.
2. orifisium vagina (prolaps derajat 1), serviks berada diluar orifisium (prolaps
derajat 2), atau seluruh uterus berada di luar orifisium (wiknjosastro 2005).
3. Gejala yang sering muncul adalah perasaan adannya suatu benda yang mengganjal
atau menonjol di genetalia ekstrena. Rasa sakit dipanggul dan pinggang biasanya
penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi berkurang.
4. Penatalaksanaan pada prolaps uterus yaitu observasi, konservasi, dan
pembedahan.

9
DAFTAR PUSTAKA

10
1. Faraj R, Broome J. Laparoscopic Sacrohysteropexy and Myomectomy for Uterine
Prolapse: A Case Report and Review of the Literature. Journal of Medical Case
Report 2009. [database on the NCBI]. [cited on Feb 27, 2015]; 02:1402. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/PMC2783099/pdf/1752-1947-3-
99.pdf.

2. Barsoom RS, Dyne PL. Uterine Prolapse in Emergency Medicine. Medscape


Article. [database on the medscape] 2011. [cite on Feb 27, 2015]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/797295- overview#showall.

3. Anhar K, Fauzi A. Kasus Prolapsus Uteri di Rumah Sakit DR. Mohammad Hoesin
Palembang Selama Lima Tahun (1999 – 2003). Departemen Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSMH Palembang.
[database on the internet]. [cited on Feb 28, 2015]. Available from:
http://digilib.unsri.ac.id/download/KASUS%20PROLAPSUS%20UTERI%20DI
%20RUMAH%20SAKIT% 20DR_%20MOHMMAD%20HOESIN.pdf.

4. Detollenaere RJ, Boon J, Stekelenburg J, Alhafidh AH, Hakvoort RA, et al.


Treatment of Uterine Prolapse Stage 2 or Higher: A Randomized Multicenter Trial
Comparing Sacrospinnosus Fixation with Vaginal Hysterectomy (SAVE U Trial).
BMC Womens Health Journals 2011. [database on the NCBI]. [cited on Feb 28,
2015]; 02:1402. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3045971/ pdf/1472-6874-11-4.pdf.

5. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua,


Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009. Hal: 9-
11,432,433,436,437.

6. Anatomy of Uterine [Image on the Gray’s Anatomy Student Consult] 2010. [cited
on Feb 28, 2015]. Available from:
http://www.studentconsult.com/bookshop/chome/default.cfm?shortcut=an atomy.
7. Standring S, Ellis H, Healy JC, Johnson D, Williams A, et al. Gray’s Anatomy:
The Anatomical Basis of Clinical Practice. 39th Edition. [textbook of Anatomy].
Elsevier Churchill Livingstone: 2008.

11
8. Doshani A, Teo R, Mayne CJ, Tincello DG. Uterine Prolapse. Clinical Review
2007. [database on the NCBI]. [cited on Mar 1, 2015]; 335:819-823. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2034734/pdf/bmj-335-7624-
cr-00819.pdf.
9. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham
FG. Williams Gynecology. The McGraw-Hill Companies. 2008.
10. Pelvic Organ Prolaps; A Guide for Women. International Urogynecological
Association 2011. [article in the internet]. [cited on Mar 1, 2015]; 335:819-823.
Available from:
http://c.ymcdn.com/sites/www.iuga.org/resource/resmgr/brochures/eng_po p.pdf.
11. Vita DD, Giordano S. Two Succesful Natural Pregnancies in a Patient with Severe
Uterine Prolapse: A Case Report. J Med Case Report 2011. [database on the
NCBI]. [cite on Mar 1, 2015]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3180421/.
12. Pelvic Organ Prolaps; A Guide for Women. International Urogynecological
Association 2011. [article in the internet]. [cited on Mar 2, 2015]; 335:819-823.
Available from:
http://c.ymcdn.com/sites/www.iuga.org/resource/resmgr/brochures/eng_po p.pdf.

12

Anda mungkin juga menyukai