Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM 1 KUALITAS AIR

“PENGENALAN ALAT LABORATORIUM”

Dosen Pengampu:

Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Gunawan Triyono

NIM : 190722638004

Mata Kuliah : Praktikum Kualitas Air

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN GEOGRAFI

2022
I. TUJUAN
1 Mahasiswa mampu mengenali berbagi perlatan laboratorium.
2 Mahasiswa mampu mempelajari prinsip kerja dan cara menggunakan alat uji kualitas
air.
3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis perolehan data dari kegunaan
alat uji kualitas air.

II. DASAR TEORI


Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, penulis
sebagai praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan
dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Pengenalan alat-alat yang akan
dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang
dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia.
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya
diharapkan penulis dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain
memperkenalkan alat dan fungsinya penulis juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat
praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat
saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan –percobaan di
dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap
dipakai, tetapi di dalam pemasangan alatuntuk suatu percobaan kadang kala diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan
(Imamkhasani, 2000).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium
terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan
merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan
dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga
mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidak
sengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia.

III. ALAT DAN BAHAN


1 Alat
• Laptop/PC
• Microsoft Word 365
2 Bahan
• Sumber Referensi
• Internet

IV. PRINSIP KERJA ALAT


1 Fume Hood
• Blower yang terpasang dibagian luar akan berputar dan menghisap udara dari
bagian lemari asam. Biasannya antara blower dan lemari asam yang dihubungkan
oleh pipa atau selang yang sesuai ukurannya dengan blower.
• Blower yang menyala akan menghisap udara dari pintu blower.
• Uap, gas, debu atau mikroorganisme berbahaya akan terhirup bersama dengan
udara melalui mesin blower.
• Bagian luar terkadang di pasang trapping atau scruber untuk menyaring atau
menjebak senyawa berbahaya agar tidak mengkontaminasi udara luar.
2 Moisture Balance
• Sample dimasukan ke alat, lalu dicatat berat awal sample.
• Sample akan dipanaskan hingga kelembaban menjadi hilang ketika proses
pemanasan.
• Pada waktu yang bersamaan kehilangan berat sample dicatat terus menerus.
• Proses akan berakhir ketika massa sample tidak berkurang lagi.
3 TDS Meter
• Buka tutup bawah dari TDS meter, tutup bawah TDS meter juga yang merupakan
batas paling atas dari posisi TDS ketika dicelupkan ke air. Atau dengan kata lain,
TDS meter tidak boleh dicelupkan ke air melebihi garis tutup.
• Tekan tombol ON / OFF sampai TDS menunjukkan angka 000 atau 0000 (TDS EC
meter).
• Celupkan TDS meter sampai batas (lihat nomor 1 di atas).
• Baca nilai penunjukannya.
• Untuk mempertahankan nilai penunjukan TDS meter ketika TDS meter diangkat
dari air, tekan tombol Hold.
4 Erlemeyer
• Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
pengocokan yang kuat.
• Sedangkan erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan
zat dengan kecepatan lemah dan sedang.
• Umumnya jika digunakan dengan cara, Pegang leher erlenmeyer, masukkan
larutan yang akan dititrasi. Kemudian, Diguncangkan dengan perlahan - lahan dan
hati - hati serta lihat perubahan warna yang terjadi.
5 Water Demineralizer
• Tahap operasi (layanan) umumnya air baku mengalir dari atas ke bawah
(downflow). Pada artikel ini disisipkan juga sebuah unittipikal demineralisasi
dengan dua media (two bed demineralizer).
• Tahap cuci (backwash) kalau kemampuan resin berkurang banyak atau habis maka
tahap pencucian perlu dilaksanakan. Air bersih dialirkan dari bawah ke atas
(upflow) agar memecah sumbatan pada resin, melepaskan padatan halus yang
terperangkap di dalamnya lalu melepaskan jebakan gas di dalam resin dan
pelapisan ulang resin.
• Tahap regenerasi tujuan tahap ini adalah mengganti ion yang terjerat resin dengan
ion yang semula ada di dalam media resin dan mengembalikan kapasitas tukar resin
ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Operasi regenerasi dilaksanakan
dengan mengalirkan larutan regeneran dari atas resin. Ada empat tahap dalam
regenerasi, yaitu backwahing untuk membersihkan media resin (tahap dua di atas),
memasukkan regeneran, slow rinse untuk mendorong regeneran ke media resin,
fast rinse untuk menghilangkan sisa regeneran dari resin dan ion yang tak
diinginkan ke saluran pembuangan (disposal point).
• Tahap bilas (fast rinse) air berkecepatan tinggi membilas partikulat di dalam media
resin, juga ion kalsium dan magnesium ke pembuangan dan untuk menghilangkan
sisa-sisa larutan regenerasi yang terperangkap di dalam resin. Pembilasan
dilakukan dengan air bersih aliran ke bawah. Setelah tahap ini, proses kembali ke
awal (tahap service) cara kerja demin plant adalah sebagai berikut: menukar ion-
ion positif dalam air seperti Ca, Mg, Na dengan ion H+Air yang keluar dari cation
bersifat asam Anion menukar ion-ion negatif dalam air seperti Cl, SO4, SiO2
dengan ion OH-.
6 Freeze Dryer
• Pembekuan: Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan terlebih
dahulu.
• Vacuum: Setelah beku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini
memungkinkan pelarut beku dalam produk untuk menguap tanpa melalui fase cair,
proses yang dikenal sebagai sublimasi.
• Panas: Panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
• Kondensasi: Kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang
menguap di ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.
7 Oven atau Furnace
• Buka pintu alat furnace, lalu masukkan sampel yang akan dilakukan pengabuan
atau pengeringan. Pastikan cawan tersebut sudah diisi oleh bahan yang akan
dilakukan analisis.
• Tutup pintu oven.
• Putar saklar ke arah “ON”.
• Hidupkan oven dengan menekan tombol “ON”.
• Atur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan menekan tombol “SET”.
• Setelah proses selesai, matikan alat dengan menekan tombol “OFF”.
• Biarkan beberapa waktu atau biarkan beberapa waktu hingga temperatur oven sama
dengan temperatur lingkungan.
• Keluarkan bahan dari dalam oven.
• Pastikan kabel listrik oven tidak terhubung dengan sumber listrik.
8 Portable Turbidimeter
• Pertama-tama kalibrasikan Turbidimeter dengan ditaruh di tempat rata, kemudian
dicocokkan dengan sampel standar dari turbiditans atau kekeruhan 0,01 NTU
sampai 7500 NTU.
• Botol sampel di lap dengan kain lembut untuk membersihkan.
• Tekan tombol I/O. instrument akan terbuka kemudian tempatkan instrument pada
suatu permukaan datar(kokoh) dan jangan memegang instrument ketika sedang
melakukan pengukuran.
• Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis pada
bagian depan ruang cell.
• Pilih daerah/range secara manual atau otomatis dengan menekan tombol RANGE.
• Memilih mode sinyal rata-rata dengan menekan tombol SIGNAL AVERAGE. Dan
monitor akan menunjukkan SIG AVG ketika instrument sedang menggunkan mode
sinyal rata-rata.
• Tekan READ. Monitor akan menunjukkan NTU, kemudian angka turbiditas akan
muncul dalam NTU. Catat angka turbiditas setelah symbol lampu padam.
9 FTIR (Fourier Transform Infrared)
• Nyalakan alat instrumen FT-IR dengan menekan tombol on/off.
• Buka software FT-IR yang tersedia pada komputer.
• Klik kiri opsi “Measure” kemudian pilih “Measurement” lalu “initialize”. Tunggu
hingga muncul tiga icon status berwarna hijau pada sebelah kanan layar.
• Perangkat FT-IR siap untuk digunakan.
• Kemudian, Menggunakan sel kristal KrS 5 yang berupa silindir merah.
• Masukan sel ke dalam holder yang memiliki lubang berbentuk persegi panjang
pada bagian tengah, lalu dikunci dengan 4 baut yang tersedia.
• Ukur BKG terlebih dahulu.
• Masukan sampel pada permukaan sel. Kemudian diukur dengan cara
pengoperasian yang sama dengan sampel film.
• Jika diperoleh peak yang sangat lebar, berarti larutan yang dibuat terlalu pekat
sehingga perlu dilakukan pengenceran terlebih dahulu menggunakan pelarut
organik sampai peak yang dihasilkan menjadi normal.
10 BOD (Biochemical Oxygen Demand)
• Suhu sampel harus 20 ± 1°C dengan pH haruslah berkisar pada 6.5 – 7.5, dan
sampel tidak boleh disimpan lebih dari 2 hari.
• Jika sampel limbah telah mengalami proses desinfektasi dengan penambahan zat
seperti klorin, klorin dioksida, ozon dan lain sebagainya, maka sampel harus
melalui proses pre-treatment terlebih dahulu.
• Jika bakteri toksik terkandung dalam sampel maka sampel harus melalui proses
pre-treatment terlebih dahulu.
• Jika sampel mengandung banyak bakteri nitrifikasi, maka pre-treatment perlu
dilakukan, namun hal ini hanya jika uji BOD dilakukan lebih dari 5 hari.
• Sampel tidak boleh mengandung logam berat sehingga pre-treatment perlu
dilakukan jika sampel mengandung logam berat.
• Bakteri yang terkandung dalam sampel haruslah cukup.
• Nutrient yang ditambahkan pada sampel haruslah cukup.
11 AAS (Atomic Absorption Spectrofotometry)
• Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main
unit, dan komputer secara berurutan.
• Membuka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul
perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan
jika tidak No.
• Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu
katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian
soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda
yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
• Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
• Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih
unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang
diinginkan.
• Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur
parameter yang dianalisis dengan mengatur fuel flow :1,2 ; measurement;
concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of
standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
• Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
• Diklik icon bergambar burner atau pembakar, setelah pembakar dan lampu
menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
• Pada menu measurements pilih measure sample.
• Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian
dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
• Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama
untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
• Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan
pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
• Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
• Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
• Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau
pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
• Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner
selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer
dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan
terakhir gas.
12 Pipet
• Tekan bagian ujung atas pipet tetes dan masukkan bagian ujung bawah pipet tetes
ke dalam cairan atau larutan yang ingin diambil.
• Untuk menarik cairan atau larutan yang ada di dalam wadah, lepaskan bagian ujung
atas yang ditekan tadi secara perlahan-lahan.
• Untuk mengeluarkan cairan yang berada di dalam pipet, tekan bagian ujung atas
secara perlahan-lahan.
13 GC MS (Gas Cromatography and Mass Spectroscopy)
• Masukan sampel air ke alat GC MS.
• Sampel yang berupa cairan diinjeksikan ke dalam injector kemudian diuapkan.
• Kemudian, uap tersebut dibawa oleh gas pembawa menuju kolom untuk proses
pemisahan.
• Setelah terpisah, masing-masing komponen akan melalui ruang pengion dan
dibombadir oleh electron sehingga terjadi ionisasi.
• Fragmen-fragmen ion yang dihasilkan akan ditangkap oleh detector dan dihasilkan
spektrum massa.
14 HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
• Lakukan persiapan sample yang yang akan dianalisa dengan menggunakan
instrument ini, pastikan jumlahnya sesuai dan anda mengerti metode apa yang perlu
digunakan.
• Nyalakan komputer dan setiap modul pada alat HPLC. Perhatikan sejenak setiap
modul dan komputer, apakah menyala dengan baik. Jika terdapat modul yang tidak
menyala atau komputer tidak menyala, lakukan pengecekan kabel yang terhubung
ke sumber daya.
• Saat anda merasa sudah menyalakan instrument sesuai prosedur, namun tidak
menyala. Tidak perlu menekan tombol power berulang kali, hubungi saja teknisi
laboratorium anda.
• Buka atau double click icon software yang HPLC di komputer anda. Lakukan
pengecekan sederhana, apakah instrument dan komputer sudah saling terhubung
dan bisa berkomunikasi. Pada beberapa kasus, jika instrument sudah terhubung
dengan komputer ditandai dengan bunyi beep pada instrument.
• Perhatikan pipa atau selang outlet sudah terletak pada penampung yang benar.
karena ini penting untuk menampung limbah proses analisa.
• Fokus ke software yang ada di komputer. Sebelum dan setelah menggunakan alat
laboratorium ini, anda diharapkan melakukan flush atau purge atau dikenal dengan
istilah pencucian kolom. Hal ini dilakukan agak kondisi kolom selalu dalam
keadaan bersih dan tidak tersumbat. Pastikan membuka katup tekanan sebelum
melakukan pembersihan kolom.
• Perhatikan dan pastikan larutan yang digunakan untuk fase gerak tersedia dalam
jumlah yang cukup. Beberapa jenis larutan yang digunakan diantaranya adalah :
Asetonitril, Metanol atau Aquabidest.
• Lakukan setting method pada software HPLC. Pada tahap ini anda diminta untuk
melakukan setting detail mengenai aplikasi, komposisi dan waktu injeksi. Jika
sebelumnya anda sudah memiliki method, tidak perlu membuat baru, gunakan saja
yang sudah ada.
• Operasikan instrument untuk mendapatkan base line yang stabil. Jika belum
mendapatkan base line yang stabil, perhatikan langkah-langkah sebelumnya. Jika
diantara anda ada yang masih pemula, mintalah seseorang yang lebih ahli untuk
membantu dalam hal ini.
• Pastikan tidak terdapat gelembung pada cairan fase gerak. Salah satu hal yang
membuat base line menjadi tidak stabil adalah adanya gelembung. Beberapa jenis
HPLC biasanya dilengkapi dengan degasser.
• Setelah base line didapat, anda bisa mulai memasukan sample. Dengan cara injeksi
manual atau auto sampler, itu tergantung konfigurasi dari alat anda. Kelebihan
menggunakan auto sampler tentunya lebih otomatis dan presisi.
• Detektor akan menangkap data dari sampel dan menampilkannya di software. Pada
beberapa kasus mungkin saja anda menemukan puncak ganda, dan belum langsung
menemukan puncak tunggal pada chromatogram. Lakukan optimasi jika
diperlukan.
• Save atau print hasil pengukuran.
• Keluarkan vial dari auto sampler
• Lakukan flush atau membersihkan kolom.
• Mematikan instrument sesuai dengan alur yang ditetapkan. Jika perlu melakukan
disconnecting instrument, lakukan itu terlebih dahulu sebelum menonaktifkan
switch power.
• Matikan komputer dan cabut sumber daya, jika tidak digunakan dalam waktu lama.
• Tutup HPLC dengan cover atau case lainnya untuk mencegah debu dan kotoran
menempel.
15 Termometer Digital
• Termometer harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan dari sisa-sisa zat
kimia lain. Bila masih ada sisa-sisa zat kimia yang menempel pada termometer,
maka akan menimbulkan kontaminasi yang menyebabkan kerusakan pada zat yang
akan diukur.
• Pastikan ujung bawah termometer atau bagian sensor tidak menyentuh dasar dari
wadah yang digunakan untuk meletakkan zat yang akan diukur.
• Hindari menyentuh termometer secara langsung menggunakan tangan karena
tangan memiliki suhu panas yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengukuran
termometer.
16 Centrifuge
• Persiapkan sampel yang akan dimurnikan atau dipisahkan.
• Sambungkan centrifuge pada aliran arus listrik.
• Nyalakan centrifuge.
• Buka penutup centrifuge dengan tekan tombol open.
• Masukan larutan ke dalam gelas tabung centrifuge. Larutan yang dimasukkan pada
setiap tabung haruslah sama ukurannya.
• Masukkan tiap tabung ke dalam lubang centrifuge. Untuk meletakkan gelas tabung
berisi larutan atau cairan yang akan dimurnikan, tabung harus diletakkan secara
bersilang berlawanan. Namun hal ini tidak perlu dilakukan jika semua lubang pada
centrifuge terisi penuh oleh tabung sampel yang akan dimurnikan.
• Tutup kembali penutup centrifuge.
• Set atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan rotasi putaran
(Rpm) yang diinginkan.
• Tekan tombol on untuk memulai memurnikan larutan atau cairan.
• Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open dan ambil semua larutan dalam
tabung yang telah dimurnikan dengan cara mengambilnya secara berseling
berlawanan pula.
17 Spektofotometer
• Pertama, pastikan sumber cahaya bisa berfungsi dengan baik. Anda bisa
menggunakan lampu natrium sebagai sumber cahaya.
• Arahkan spektrometer tepat di hadapan sumber cahaya. Tujuannya adalah supaya
cahaya bisa langsung menuju lensa kolimator.
• Kemudian kalibrasikan spektrometer terlebih dahulu. Catat sudut mula-mula saat
bagian teleskop dan lensa kolimator berada di sumbu yang sama.
• Siapkan dan letakkan cermin prisma yang akan diukur indeks biasnya.
• Atur teleskop hingga tampak garis-garis spektrum pada setiap panjang gelombang.
• Geser teleskop hingga benang silang saling berhimpitan dengan garis-garis
spektrum.
• Catat sudut dispersi yang muncul saat spektrum cahaya telah terlihat jelas.
• Terakhir, hitung indeks bias cermin prisma berikut panjang gelombangnya.
18 Ph Meter
• Setelah menghidupkan pH meter, Anda harus melakukan sejumlah persiapan awal,
termasuk membersihkan elektrode dan prode serta memilih buffer pH.
• Saat masuk ke dalam tahapan kalibrasi, pastikan Anda telah meletakkan buffer
pada posisi tepat.
• Jangan langsung menggunakan pH meter karena kalibrasi perlu ditunggu selama
1-2 menit terlebih dahulu.
• Pastikan untuk selalu membersihkan seluruh bagian pH meter setiap kali Anda
selesai menggunakannya. Pembersihan bisa dilakukan dengan cara mengelap
menggunakan tisu dan menyimpan alat di tempat kering serta terjaga.
• Siapkan larutan yang akan di uji pH-nya. Masukan ke dalam gelas beaker untuk
memudahkan proses pengukurann.
• Cuci elektroda menggunakan akuades dan bersihkan menggunakan tisu.
• Masukan probe ke dalam sampel sambil mengaduknya secara perlahan.
• Tunggu beberapa saat dan pH meter akan membaca nilai pH pada sampel. Tunggu
hingga pembacaan pH nya stabil dan konstan.
19 Buret
• Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
• Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran sukar
diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan oleskan permukaannya dengan
vaselin.
• Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi buret
dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
• Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah kran
terisi larutan (tidak terdapat gelembung udara).
• Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka lain dan
catatlah angka mula – mula ini.
• Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan kanan
memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi. Selama titrasi
labu erlenmeyer digoyang – goyang dengan gerakan berputar agar larutan yang
menetes dari buret segera bercampur. Demikian seterusnya sampai titik akhir
dicapai (ditandai dengan adanya perubahan warna).
20 Timbangan
• Pastikan timbangan sudah berada dalam posisi yang sesuai sebelum mulai
digunakan.
• Atur water pass sesuai petunjuk penggunaan yang dianjurkan.
• Hidupkan timbangan dengan menekan tombol “Power”.
• Tunggu hingga timbangan berada pada posisi stabil yang ditunjukkan dengan
tampilan angka nol pada monitor.
• Buka tutup kaca timbangan.
• Tempatkan zat yang akan ditimbang ke atas piringan.
• Tunggu prosesnya hingga timbangan menunjukkan angka yang stabil.
• Setelah kondisi timbangan dirasa stabil dan angka tidak lagi berubah-ubah, catatlah
angka penghitungan massa zat yang ditimbang.
• Angkat zat dari atas piringan neraca.
• Matikan timbangan, bersihkan piringannya dengan menggunakan kuas khusus, dan
kembali simpan timbangan analitik di tempat yang aman, kering, dan bebas dari
gangguan.

V. DIAGRAM ALIR

VI. HASIL PRAKTIKUM


Nama Alat atau Gambar Alat atau
No. Fungsi atau Kegunaan
Instrumen Instrumen
1. Fume Hood Sebagai perantara untuk
memindahkan bahan kimia
asam konsentrasi tinggi,
tempat reaksi kimia yang
menggunakan bahan-bahan
yang mudah menguap dan
gas yang berbahaya, selain itu
juga sebagai tempat untuk
menyimpan bahan-bahan
kimia asam tinggi.
2. Moisture Balance Alat ini menggunakan salah
satu metode pengukuran yang
tersedia untuk membuat
kelembaban udara. Moisture
Balance memberikan banyak
fleksibilitas, seperti
pengukuran kelembaban
gravimetrik yang tidak
bergantung pada material.
3. TDS Meter Total Dissolved Solids (TDS)
dan Electrical Conductivity
(EC) meter digunakan untuk
mengukur berat total semua
padatan (mineral, garam atau
logam) yang dilarutkan dalam
sejumlah volume air,
dinyatakan dalam miligram
per liter (mg/L) atau part per
million (PPM). Juga
digunakan untuk mengukur
konduktivitas listrik dari
unsur atau senyawa yg
mengandung listrik (ion)
dalam satuan mS/cm2 atau
dS/m2, yang berguna
mengukur tingkat salinitas
larutan nutrisi dalam
hidroponik.
4. Erlemeyer Sebagai wadah untuk
mereaksikan suatu zat kimia
dalam skala yang cukup besar
dan sebagai wadah dalam
proses titrasi.
5. Water Demineralizer adalah
Demineralizer teknologi untuk menghapus
semua mineral dan garam
dari air. Demineralizer akan
menghapus semua kation dan
anion di udara untuk
menghasilkan air murni
dengan konduktivitas kurang
dari 10 mikrodetik/cm.
Demineralizer cocok
digunakan pada skala
komersial dan industri untuk
menghasilkan air murni.
Demineralisasi dilakukan
dengan melewatkan udara
melalui kolom pertukaran ion
yang mengandung kation dan
resin anion
6. Freeze Dryer Freeze Dryer (pengering
beku) dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan
cair seperti ekstrak baik cair
maupun kental, lebih
ditekankan untuk
pengeringan ekstrak dengan
penyari atau solvent dari air.
7. Oven atau Furnace atau sering disebut
Furnace sebagai tungku pembakaran
adalah alat digunakan untuk
pemanasan. Fungsi
pemanasan pada alat ini dapat
dilakukan hingga suhu yang
tinggi, sehingga sampel akan
terbakar dan berubah fase
menjadi abu. Furnace dalam
Laboratorium Kimia selalu
digunakan dalam praktikum
penentuan kadar abu.
8. Portable Alat ukur kualitas air yang
Turbidimeter digunakan untuk mengetahui
Meter kadar atau tingkat kekeruhan
(Turbiditas/Turbidity) yang
terjadi pada air atau suatu
perairan.
9. FTIR (Fourier FTIR merupakan alat yang
Transform digunakan untuk analisis
Infrared) gugus fungsi secara kualitatif
dalam suatu senyawa kimia
yang terdapat di dalam lemak
babi, plastik, karet, makanan,
obat, minyak, kitosan, batu
bara, dan kosmetik. Alat ini
juga sangat akurat digunakan
untuk menguji berbagai jenis
polimer. Sampel yang dapat
diuji menggunakan alat ini
adalah sampel padat dan cair
yang didalamnya tidak
mengandung air secara
berlebih.
10. BOD BOD merupakan parameter
(Biochemical dipakai untuk menentukan
Oxygen Demand) tingkat pencemaran bahan
organik pada air limbah.
BOD yaitu banyaknya
oksigen yang dibutuhkan
bakteri aerobik untuk
menguraikan bahan organik
di dalam air melalui proses
oksidasi biologis.
11. AAS (Atomic AAS adalah alat yang
Absorption digunakan untuk menentukan
Spectrofotometry) kandungan logam dengan
kategori logam berat maupun
logam ringan.

12. Pipet Untuk menentukan volume


larutan

13. GC MS (Gas GCMS (Gas Cromatography


Cromatography and Mass Spectroscopy)
and Mass adalah alat yang digunakan
Spectroscopy) untuk menganalisa senyawa
didalam sampel. Salah satu
metode pemisahan kimia
yang paling utama adalah
kromatografi. Senyawa-
senyawa dalam yang ada
dalam campuran dipisahkan
di dalam kolom kromatografi.
14. HPLC (High High Performance Liquid
Performance Chromatography (HPLC)
Liquid adalah teknik kromatografi
Chromatography) cair (LC) yang penting dan
sering digunakan untuk
pemisahan berbagai
komponen dalam campuran.
Tujuan penggunaan HPLC
adalah memisahkan molekul
dalam waktu minimum
15. Thermometer Fungsi Termometer, biasa
Digital dikenal sebagai alat untuk
mengukur suhu atau
temperatur, serta perubahan
suhu. Prinsip kerjanya
bermacam-macam,
tergantung pada jenis
termometer. Namun yang
paling sering digunakan ialah
termometer air raksa.
16. Centrifuge Pada dasarnya pengertian
Centrifuge yaitu alat yang
berfungsi untuk memutar
objek atau sampel dalam
kecepatan tinggi, perputaran
ini akan membuat partikel
yang akan jadi lebih berat lalu
terkumpul menuju dasar
tabung centrifuge
17. Spektofotometer Spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi
cahaya secara relatif jika
energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang
gelombang. Suatu
spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum sinar
tampak yang sinambung dan
monokromatis.
18. pH Meter PH meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur
tingkat asam-basa suatu
larutan. Alat ini digunakan di
laboratorium untuk
mengukur derajat keasaman
(pH) suatu larutan, apakah
larutan tersebut tergolong
asam, basa atau netral.
19. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi
pada keadaan tertentu dapat
pula digunakan untuk
mengukur volume suatu
larutan.

20. Timbangan Timbangan adalah salah satu


alat ukur yang digunakan
untuk mengukur massa suatu
benda
VII. PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium
bertujuanuntuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, olehkarena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan
tujuan agar praktikan dapatmemahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium
yang akan dipakai. Pada dasarnyasetiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau prosesyang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkannamanya. Penamaan
alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meterseperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph (Moningka, 2008).
Dari hasil pengamatan mengenai fungsi atau kegunaan alat laboraturium yang
bertujuan agar setiap melakukan praktikum mampu mengenal dan memahami fungsi
dari setiap alat serta mengetahui penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada di
laboraturium. Dalam pengamatan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat
dan pengkategorian dalam penanganan alat-alat berdasarkan kemampuan yang dimiliki
alat. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kualitatif dan
kuantitatif (alat-alat teliti). Alat -alat kualitatif (tidak teliti) terdiri dari gelas ukur,
erlenmeyer dll, sedangkan untuk alat kuantitatif seperti buret, labu ukur, pipet dll.
Peralatan Gelas
Alat-alat gelas yang ada dilaboratorium adalah: Gelas piala atau yang sering
disebut gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi sebagaitempat larutan dan dipakai juga
pada saat pemanasan larutan dan penguapan pelarut untukmemekatkan.Selain gelas
piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur. Gelas ukur digunakan untuk
mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini berskala dan
bermacamukuran. Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat–zat yang
dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer,
erlenmeyer digoyang–goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir
tercapai.Pipet gondok sebagai alat pengambil larutan terbuat dari gelas dan bagian
tengahnyamembesar serta ujungnya meruncing. Kemudian, dapat mengambil larutan
tertentu dengan volume yang tepat sehingga dapat mempunyai skala 25 ml dan batas
tera menggunakan bola hisap, dsb.
Peralatan Non Gelas
Dari tabel diatas ada beberapa pelaratan laboraturium non gelas seperti, Fume
hood yang berfungsi sebagai perantara untuk memindahkan bahan kimia asam
konsentrasi tinggi, tempat reaksi kimia yang menggunakan bahan-bahan yang mudah
menguap dan gas yang berbahaya, selain itu juga sebagai tempat untuk menyimpan
bahan-bahan kimia asam tinggi, Total Dissolved Solids (TDS) dan Electrical
Conductivity (EC) meter digunakan untuk mengukur berat total semua padatan
(mineral, garam atau logam) yang dilarutkan dalam sejumlah volume air, dinyatakan
dalam miligram per liter (mg/L) atau part per million (PPM). Juga digunakan untuk
mengukur konduktivitas listrik dari unsur atau, senyawa yg mengandung listrik (ion)
dalam satuan mS/cm2 atau dS/m2, yang berguna mengukur tingkat salinitas larutan
nutrisi dalam hidroponik. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum
sinar tampak yang sinambung dan monokromatis, dsb.

VIII. KESIMPULAN
Dari pengamatan di atas, dapat dikatakan bahwa masing-masing alat
laboraturium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan fungsinya. Peralatan
yang digunakan di laboraturium terbagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas dan
perlatan non gelas. jadi alat-alat yang ada di laboraturium harus digunakan sebagaimana
mestinya. Sehingga, perlu adanya perawatan sebulan sekali menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 736 tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
Minum dan masih ada yang melakukan pengecekan selama enam bulan sekali bahkan
setahun sekali, dengan presentase 65,6%. Kedua dan ketiga, penggantian media filter
dan pembersihan unit-unitnya, penggantian media filter dilakukan setiap tiga bulan
sekali dengan presentase 50% dan Pembersihan rutin dilakukan hampir setiap hari.
Dengan presentase sebesar 62,5% menunjukkan dalam kategori cukup. Selanjutnya
pemeriksaan sistem UV, Ozone System dan pompa dengan presentase perlakuan masing
masing sebesar 56,3%, dan 50%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ronny Makhfuddin. Aplikasi Pengenalan Alat Laboratorium Berbasis
Augmented Reality (Studi Kasus: CV. Bumi Indo). Diss. Universitas Islam
Majapahit, 2019.

Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi 1.1.

Khasani, 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Yogyakarta: Liberty.


Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Matahelumual, Bethy. 2008. Mengenal Air di Sekitar. Warta Geologi Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010. Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.
Moningka. 2008. Intisari Kimia Universitas Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Riadi, 1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif Choosing Effecrive Laboratory
Tests. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai