Spesifikasi Teknis Pekerjaan SD Sanggalea
Spesifikasi Teknis Pekerjaan SD Sanggalea
SPESIFIKASI UMUM
2. Kontraktor harus membuat laporan mingguan dan bulanan sebanyak 3(tiga) rangkap
yang berisi kemajuan pekerjaan konstruksi termasuk foto-foto lapangan dan rencana
pekerjaan selanjutnya yang selanjutnya diserahkan dan diperiksa oleh Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan as-built drawings dalam waktu 2 (dua) minggu setelah
setiap bagian pekerjaan selesai, sesuai instruksi Pengawas.Jika dalam waktu tersebut
Kontraktor belum menyerahkan as-builtdrawings maka 5% retensi tidak akan
dibayarkan.
2.04 KEBERSIHAN
1. Kebersihan dan kerapian di seluruh areal pekerjaan harus selalu dijaga setiap saat.
2. Setiap selesainya satu bagian pekerjaan, areal tersebut harus segera dirapikan dan
dibersihkan dari segala macam material, kotoran dan sebagainya sehingga areal tersebut
selalu bersih dan rapi.
3. Setelah selesainya semua pekerjaan yang tercakup, areal tersebut harus dibersihkan dan
dirapikan. Kebersihan dan kerapian harus selalu terjaga sampai serah terima selesai
(termasuk periode pemeliharaan).
4. Setelah penimbunan, kotoran atau kelebihan tanah harus dipindahkan dari lokasi
pekerjaan menuju area yang disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas.
2
SPESIFIKASITEKNIS
BANGUNAN GEDUNG
PASAL 1. SYARAT MATERIAL
Syarat-syarat umum bahan, meliputi :
1. Material yang disuplai harus baru dan tidak cacat.
2. Material yang disuplai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.
3. Apabila diperlukan, suplier harus bersedia memeberikan petunjuk-petunjuk peralatan
yang disuplai di lapangan.
A. AIR
Air yang tidak mengandung minyak asam alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan
lain yang dapat merusak bangunan, memenuhi PUBI – 1970/NI- 3.
B. PASIR PASANGAN
Pasir untuk adukan pasangan, plesteran harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBBI- 1971/NI-3 yaitu : Butir-butir harus tajam dan keras, tidak
dihancurkan dengan jari.
Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
C. PASIR BETON
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI/NI-3 antara lain yang penting.
Butir – butir tajam, tidak dapat dihanjurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
D. BATU GUNUNG
Batu gunung harus keras, padat dan tidak boleh mengandung tanah.
Bentuk batu harus dipilih dan tidak memperlihatkan tanda-tanda lapuk dan berpori.
E. KERIKIL DAN BATU PECAH
Kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat ditentukan dalam
PBI 1971/NI-2 atau PUBI-1970/NI-3.
Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Kerikil dan batu harus keras dan bersih.
F. SPLIT
Split untuk beton harus memenuhi syarat dalam PBI-1971/NI-2.
Split harus bersih tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1%.
Ukuran butir split untuk pekerjaan ini 2 x 3 cm.
G. PORTLAND CEMENT
Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-*) dan masih dalam
kantong yang utuh atau baru serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI-1971/NI-2.
Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian lebih
dahulu dilaboratorium.
H. KAYU
Kayu harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PKKI-1961.
Harus kering udara (kadar lengas 5 %).
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari3,5
cm.
Bahan untuk penggunaan kayu harus benar benar diperhatikan untuk penggunaan
jenis kayu yang diminta terutama untuk penggunaan Kusen , daun pintu dan jendela
supaya disesuaikan dengan apa yang ada dalam RAB perencanaan.
Patok dalam arah radial tidak boleh melebihi 1 / 4 tebal kayu, retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1 / 5 tebal kayu.
J. BAJA RINGAN
Rangka atap dari rangka baja ringan harus berkualitas baik, dipakai jenis produk baja
ringan galvalum 550 micron, sesuai dengan apa yang ada dalam RAB perencanaan yang
diminta mutu dan kwalitasx harus bersertifikat SNI.
K. BATU BATA
Batu merah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
Batu merah harus satu produksi, satu ukuran satu warna, satu kualitas
Ukuran yang dingunakan adalah panjang 20 Cm, lebar 10 Cm, dan tebal 5 Cm
Bidangnya tidak boleh retak-retak, warna satu sama lain harus sama dan apabila
dipatahkan warna penampang harus sama merata kemerah-merahan.
Bidang-bidangnya harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku bersudut 90º
Bila dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.
L. KAYU LAPIS
Plywood/tripleks harus berkualitas baik maupun serat harus terpilih dan warnanya
merata dengan suasana lapisan yang padat.
N. ATAP
Jenis atap digunakan atap Spandek warna dengan ketebalan 0,35, cara pemasangan atap
harus rapi dan rapat pada rangka atap, pemasangan atap harus tukang yang profesional
agar pemasangan atap benar benar rapi.
O. PINTU UTAMA
Jenis Pintu utama dan Ruang dalam menggunakan Pintu Panil Kayu Klas I (bayam) untuk
dalam Perencanaan Rehabilitasi Fisik DAK 2023 masih banyak, untuk pintu yang lama
tetap digunakan kembali oleh karena kwalitas kayu masih baik hanya perlu perbaikan
dan di stel kembali.
2.2.1 SETTING-OUT
Direksi Keet dibangun pada di dekat lokasi pekerjaan, sebagai tempat untuk
melaksanakan pengendalian pengawasan, pengendalian pekerjaan, dan pekerjaan
administrasi proyek.
4. Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan tejadi perubahan perancangan pada
pelaksanaan pekerjaan untuk tanah. Perubahan tersebut harus dilakukan Kontraktor
dengan persetujuan Direksi Proyek.
PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Sebelum Kontraktor mulai dengan pekerjaan penggalian, penempatan bahan urugan
atau penimbunan bahan, semua bagian lapangan yang akan dikerjakan atau di
tempati, harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan sampah yang kemudian
dibuang ke tempat yang disetujui Direksi Proyek semua pembiayaannya ditanggung
Kontraktor.
2. Kontraktor melakukan pembersihan terhadap pohon-pohonan dan semak- semak,
dalam hal ini Kontraktor harus membersihkan pohon-pohon dan semak-semak tersebut
setelah memperoleh persetujuan Direksi Proyek. Semua pohon-pohon dan semak-
semak yang direncanakan tetap berada di tempatnya harus dihindari dari kerusakan.
3. Hasil pembersihan harus dipindahkan dari lapangan pekerjaan.
b) PersyaratanBahan
1. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir
2. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organic lainnya serta memenuhi syarat syarat yang ditentukan
dalam NI3 pasal 10.
c) Syarat-syaratPelaksanaan
1. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di bawahnya/didalamnya
telah selesai dengan baik dan sempurna.
2. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal seperti
yang disyaratkan dalam gambar.
3. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas. Di tempat tempat yang sulit dilakukan
pemadatan dengan alat pemadat, dapat dikerjakan dengan tenaga manusia yang
disetujui direksi Pengawas.
4. Lapisan pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat
telah sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan.
B. MATERIAL
Tanah bekas galian untuk timbunan kembali.
Tanah yang berwarna kekuning-kuningan atau kemerah-merahan untuk penimbunan
di bawah lantai.
C. PERSYARATAN
Tanah timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batu
atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
Kepadatan yang harus dicapai untuk urugan tanah adalah sampai 95% dari
kepadatan kering.
D. PELAKSANAAN
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk lapis dengan ketebalan maksimal sesuai
dengan petunjuk gambar dan dipadatkan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas.
a.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan –bahan dan alat alat Bantu
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
b. Pekerjaan pondasi batu gunung ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
2. Standard
a. PBUI : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
b. Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8).
c. PBN – Peraturan Bangunan Nasional 1978
d. ASTM : C 150- Portlan Cement.
e. PBI 1971 UNI-2
B. BAHAN / PRODUK
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik terdiri dari satu jenis merek
dagang atau atas persetujuan konsultan pengawas dan pengelola proyek.
Semen yang telah mengeras sebagai/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan.
2. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur ,tanah, lempung dan sebagainya.
3. Batu Gunung
Batu gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI-71. ukuran batu gunung
max. 25 cm.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak,asam,alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, konsultan pengawas dan pengelola proyek
dapat minta kepada konteraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaanbahan yang resmi dan sah atas biaya konteraktor
C. PELAKSANAAN
1. Batu gunung yang digunakan untuk pondasi harus batu yang sudut runcing,
keras,tidak porous, diameternya antara 30 cm dan minimum 10 cm.
2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu
pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penambangan pondasi.
3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10
cm, disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai
80 % conpacted.
4. Pondasi batu gunung menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 pasir
pasang. Adukan harus mengisi rongga diantara batu gunung sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
2.03 BEKISTING
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Kayu untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
sambungan/ikatan yang diperlukan
b. Penyediaan bukaan/sparring dan sleeve untuk pekerjaan Mekanikdan
Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops.
d. Penyediaan steak-steak untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
2. Standar
a. Standard Indonesia :
A. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)- 1971, NI-2
B. Peraturan umum Bahaya bangunan diIndonesia (PUBI) – 1982, NI-3
C. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI)- 1961, NI-5 b. ACI : American
Concrete Institute , USA : 1. 303 - Guide to Cast–in-Place Architectural
Concrete Practice
D. 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
E. 3. 347 – Recommended Practice For Concrete from work
B. MATERIAL
1. Bekisting Beton Non Ekspose
a. Plywood t = 6 mm.
b. Paku angker dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai keperluan dan cukup kuat
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2. Bekisting Beton Ekspose
a. Plywood untuk balok dan kolom persegi, tebal 6 mm
b. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan
maupun warna finishing permukaan beton.
c. Chamfer Strips terbuat dari jenis kayu klas III, dibentuk menurut rencana
beton pada gambar.
3. Waterstop
Dipergunakan type RX – 101 ex ACC atau setara
4. Syarat-syarat umum bekisting
a. Tidak mengalami deformasi, bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat
b. Kedap air, dengan menutup celah dengan tape
c. Tahan terhadap getaran Vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
5. PenggunaanKayuBekisting
Bekisting untuk pekerjaan Kolom, sloef, ringbalk hanya digunakan 4x pakai.
Bekisting untuk pekerjaan Plat hanya digunakan 2x pakai.
Bekisting untuk pekerjaan Bordes hanya digunakan 1x pakai.
C. PELAKSANAAN
1. Pemasangan bekisting
a. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran – ukuran ini dengan gambar
b. Pasang Bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan
disain dan standart yang telah ditentukan sehingga bisa dipastikan akan
menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan akan bentuk,
kelurusan dan dimensi.
c. Rancangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak
merusakkan permukaan beton.
d. Hubungan-hubungan dengan antar papan bekisting harus lurus dan dibuat
kedap air, mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk
beton, hubungan ini harus di usahakan seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemakaian pemasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas izin
Konsultan Pengawas. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
3. Kontrol kualitas
a. Periksa dan kontrol bekisting yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan
bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-kuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedged, ties dan
bagian-bagian lainnya aman.
b. Informasikan pada Konsultan Pengawas jika bekisting telah dilaksanakan dan
telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan, mintalah persetujuan
direksi terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilakukan
pengecoran beton.
c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali
tidak diperkenankan, penambalan pada bekisting juga tidak diperkenankan
kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Pengawas.
4. Pembersihan
a. Bersihkan beklisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang
tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian
dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna
membuang benda-benda asing yang masih tersisa, pastikan bahwa air dan
puing-puing tersebut telah mengalir keluar lubang pembersih yang disediakan.
b. Buka bekisting secara kontinu, sesuai dengan standard yang berlaku sehingga
tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang
terjadi pada struktur.
c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
d. Berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah
dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga
pekerjaan-pekerjaan konstruksi pada lantai di atasnya bisa dilanjutkan.
Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton
mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 days compressive strength)
yang diperlukan.
e. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, todak
boleh dibongkar sebelum dinyatakanmatang oleh Direksi.
(C) AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti syarat PBI- 1971 pasal 3.6.
Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.Kandungan klorida tidak boleh
melebihi 500 p.p.m dan komposisi sulfat (SO3) tidak boleh melebihi 1000 p.p.m.
Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supayaair yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
LingkupPekerjaan
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
PEKERJAAN KUDA-KUDA
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pembuatan dan pemasangan Kuda-kuda dan Gording,
termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Pengawas.
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan –bahan dan alat alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan besi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
B. BAHAN / PRODUK
a. Kuda Kuda digunakan kuda kuda baja ringan 75. 75 berkwalitas baik, bentuk
dan gambar kuda kuda disesuaikan gambar rencana dan material yang
digunakan harus disesuaikan dengan apa yang ada dalam gambar dan RAB.
C. PELAKSANAAN
Pekerjaan kuda kuda ini harus meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar.
B. BAHAN / PRODUK
Rangka plafond terbuat dari rangka besi Hollow dan Wall Angle.
C. PELAKSANAAN
Rangka langit-langit, Furring rangka disusun sejajar dengan bidang plafond board
yang akan dipasang, dengan jarak mak, 60 cm, dipasang menerus, tidak
terputus.Untuk rangka tegak lurus disususun sejajar, jarak max, 60 cm. Suspension
road clamp dipasang pada jarak min, 80 cm.
C. MATERIAL
Bahan bahan yang harus disediakan antara lain:
a. Batu bata
Ukuran 5 x 10 x 20 cm, bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah
atau hancur, ukuran bata dapat disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding
yang disyaratkan dalam gambar. Oleh karena itu konteraktor wajib memberikan
contoh pada pengawas sebelumnya untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-
bahan yang datang oleh pengawas dianggap tidak memenuhi syarat, maka
pengawas berhak menolak bahan- bahan tersebut dan konteraktor wajib
mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.
b. Semen / Portland Cement (PC)
Sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton type 1. Semen yang
dating dipekerjakan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam
gudang yang laintainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah
lantai msekitarnya. Bila mana pada pada setiap pembukaan kantong, ternyata
semennya sudah membantu, maka semen tersebut harus disingkirkan keluar
kompleks pembangunan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier/pedagang yang
mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya dapat menunjukkan sertifikat
dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau menunjukkan gejela membantu
akan ditolak. Semua semen yang ditolak, sekitarnya harus dikeluarkan dari
lapangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pasir Pasangan
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton.pasir yang dimaksud
harus bersih, pasir aslidan bebas dari segala macam konterak dan bahan-bahan
kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI – 3 pasal 3 ayat 2. Bilamana pasir
yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, pengawas dapat
memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya,sampai dapat
persetujuan. Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau
pasir beton yang disaring.
D. PELAKSANAAN
a. Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti
dan sesuai dengan gambar, dimana dinding bangunan akan dipasang. Dalam
satu hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter
pasangan dan pengakhiran satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tinggi,untuk menghundari retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan di
bawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu
bata pecahan separuh panjang, kecuali yang satu dengan yang lain di atasnya
harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu bata dan
pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan viaams dan sesuai dengan
peraturan seharusnya.
b. Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang
sempurna. Kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang
merupakan bingkai. Semua pertemuan tegak lurus benar benar harus
bersudut 90 derajat.
c. Sebelum dimulai pasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di
dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang haraus
juga basah. Tebalnya siar tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siaranya
harus benar-benar padat ukurannya.
d. Sebagai persiapan untuk pelesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5
cm sehingga adukannya akan cukup mengikat pelesteran yang akan dipasang.
e. Bilamana di dalam pintu, jendela, lubang ventelasi dan lain-lain pasangan
sempurna, maka ini diganti yang baik atas biaya kontraktor.
f. Di tempat yang terdapat pintu, jendela,lubang ventilasi lainlain, pasangan
bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan di pasang di
tempat yang tepat.
g. Semua rangka kosen harus dipasang telah dahulu untuk melanjutkan
pekerjaan pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan
adukan sekurang-kurangnya tebal 1 cm ( adukan adukan sesuai dengan
tujuannya atau dengan tambahan plasticiser)
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa :
1. Dimana diperlukan pasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam dalam
dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bat
sebelum dipelester.
2. pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan dukan
pelesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-
sama dengan pelesteran seluruh yang dilaksanakan bersama-sama
dengan pelesteran seluruh bidang tembok.
b. Dinding
Keramik dinding warna Uk. 25 x 40 cm
c. Semen Portland harus memenuhi NI – 8
d. Pasir dan air harus memenuhi UBB - 1970 (NI-3) dan PU – 1982
METODE PELAKSANAAN
1. Pemasangan keramik lantai dan dinding dilakukan secara menyeluruh pada
seluruh permukaan Lantai Bangunan (lihat gambar).
2. Pemasangan keramik lantai dan dinding yang sifatnya menyeluruh
menggunakan jenis material yang sama, bilamana tidak dimungkinkan
menggunakan material yang sama warnanya maka dengan seijin konsultan
pengawas dan direksi dapat diganti dengan bahan lain yang setara, baik
menyangkut mutu, bahan atau warna.
3. Pemasangan keramik Lantai dan dinding harus rata dan presisi dengan siku
dan pembagian modul keramik yang simetris atau sesuai gambar dan
petunjuk konsultan pengawas.
4. Pemasangan keramik Lantai dan Dinding Keramik harus menggunakan tegel
yang mempunyai warna dan ukuran yang sama. Apabila terdapat tegel
dengan warna yang berbeda harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan/ tidak
dipergunakan untuk pemasangam lantai keramik.
5. Permukaan keramik dengan bahan perekat adukan semen pasir (1 : 3) pada
permukaan lantai dan khusus pada lantai lama canpuran ditambahkan +
zataditif ( Perekat/lem) setebal minimal 2,5 cm dan siar (naad) maximum 2
mm diisi bahan khusus grouting setara AM 50 dengan warna yang sama
dengan warna keramik yang dipakai. Setelah siar-siarterisi, seluruh aluran
permukaan keramik harus segera dibersihkan dan jangan sampai sisa-sisa
semen grouting mengeras.
2. Standard
a. ANSI : Amerikan National Standard Institute,USA
b. A 42.4 : Interior Lathing and Fuming
B. BAHAN / PRODUK
1. Plapond PVC yang sifatnya tahan air dan anti rayap pemasangan rapi dan stylist
desainnya.
2. Kalsiboard, yang sifatnyaringan dan tahan air, anti rayap, tidak merambat api,
dan desain elegan dan stylish.
C. PELAKSANAAN
Pemasangan lembaran Kalsiboard
a. Plapon PVC dipasang pada rangka hollow dengan sistim knockdown
b. Kalsiboard diletakkan pada rangka hollow dengan system knockdown.
B. BAHAN / PRODUK
1. Atap Spandek warna menurut persetujuan pengawas dan Pemilik Proyek.
2. Nok Atap Spandek
C. PELAKSANAAN
1. Pemasangan dilakukan dengan rapi dan menggunakan waterpass untuk
keseimbangan elevasi horizontal atap.
2. Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata peletakan
/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan pemasangan lajur bawah
hingga selesai baru dilanjutkan kejalur atas.
3. Pemasangan paku pada atap harus selalu pada puncak gelombang dan dikunci
hingga puncak gelombang tersebut tidak dapat bergerak.
4. Pada saat pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja harus
mengalaskan papan yang dibuat seperti tangga yang diletakkan diatas
gording/kaso untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.
5. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama multiroof 0,3 mm. Tindisan antar
satu lembar bubungan dengan lembaran bubungan yang lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik.
6. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat –syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
B. BAHAN / PRODUK
1. Persyarat bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat syarat dari
pekerjaan kayu serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Konstruksi kusen kayu yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
3. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu
harus betul –betu lkering, tidak keropos, lurus, tidak cacat / bermata.
4. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test.
5. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air
15 kg/m2 yang disertai dengan hasil test.
6. Bahan yang akan diproses fabriasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan,kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan
yang dipersyaratkan.
7. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses febrikasi warna profil-
profil harus diselesaikan secermat mungkin, kemudian pada waktu febrikasi
unit,unit, jendela,pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingg dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong,punch dan doll, dengan mesin harus sedemkian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
Untuk diagonal 2 mm
8. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
cauking dan sealant, angkur-angkur untuk rangkai kosen aluminium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
9. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton,aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finsh dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
10. Listplank
Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan
langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas beban kontraktor.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua “ hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercamtum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
terjadi penggantian “hardware” akibat dari pemilihan merek, kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas dan PemilikProyek untuk
mendapatkan persetujuan.
B. BAHAN / PRODUK
1. Pekerjaan kunci dan Pegangan pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan dari kunci dari merek ALPHA, SES
atau setara.
b. Untuk pintu aluminium yang dipakai adalah kunci “Mortise Cylinder dead
lock” merek ALPHA, SES atau setara, dua kali putar. Pada pintu masuk yang
terdiri dari masing-masing dua daun pintu, maka setap daun pintu dipasang
kunci tersdebut, untuk pitu serong kunci yang dipakai merek ALPHA, SES
atau setara.
c. Untuk daun jendela kaca dipakai handel pengunci merek Handy,
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka dan pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas dan
PemilikProyek.
e. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merek Aluminium Swing atau
setara jenis plastic coating, type Tabular handle.
2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merek
yang sesuaistandart, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap
daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 Kg.
C. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang •} 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah diantara kedua engsel tersebut.
2. Pemasangan Lockcase, hadle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan olehPengawasProyek.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, konteraktor wajib memperbaiki tanpa
tamnbahan biaya.
3. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1. Pengecatan tembok
2. PegecatanKusen, Pintu dan Listplank
B. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Hanya pada bidang-bidang yang sudah selesai/layak, boleh dilaksanakan
pengecatan, dan bilamana terdapat penyimpangan, maka Pengawas atau
PemilikProyek berhak memerintahkan pengecatan ulang atas biaya Kontraktor.
B. MATERIAL
Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah atau harus dipergunakan
sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak dicampur ditambah dengan bahan lain, kecuali
terdapat peraturan khusus dari pabriknya, Harus dibedakan pula antara cat interior
dan cat exterior Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya harus
disesuaikan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan.Kontraktor
harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat yang akan dipakai
D. PELAKSANAAN
a. Pengecatan dinding dan langit-langit
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan bahwa permukaan tembok
harus bersih, kering dan rata agar diperoleh hasil yang maksimal.
1. Keringkan tembok selama +1 minggu setelah diplester.
2. Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
3. Ulaskan satu lapisan Alkali resistant sealer untuk mencegah noda yang
diakibatkan oleh penetrasi air. Keringkan selama +1jam.
4. Ulaskan plamur untuk meratakan permukaan/dinding. Setelah diperoleh
permukaan yang halus dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
5. Ulaskan 2 cat sesuai warna yang diinginkan dengan memperhatikan :
Lapisan pertama encerkan cat dengan air bersih dengan perbandingan 1
bagian air 5 bagian cat (20%)
Lapisan kedua tidak perlu dicampur dengan air
Dicat lagi sampai rata dan sama tebal dan warnanya.
6. Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan plamur. Dindingnya
sendiri sudah harus rata benar dan halus.
7. Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll)
Penjelasannya harus rata dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu
antara pelaksanaan lapis pertama dan lapis selanjutya harus cukup lama
dan sesuai persyaratan yang diberikan oleh pabrik.
8. Perbaikan-perbaikan Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat yang harus
diperbaiki dengan menggunakan plamuur, diampelas halus dan kemudian
dicat lagi sampai baik
b. Pengecatan kayu
1. Ratakan permukaan kayu dengan ampelas
2. Bersihkan kayu dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
3. Ulaskan 1 lapis cat kayu.
4. Lanjutkan dengan pengecatan tahap akhir, yaitu:
Jika dipilih pengecatan transparant, ulaskan 1 lapis cat warnanya akan
ditentukan kemudian
Apabila menghendaki warna yang lebih tua, ulaskan kembali 1 lapis lagi
Jika dipilih pengecatan solid, maka:
- Ulaskan 1 lapis penutup untuk meratakan permukaan kayu
- Ulaskan 1 lapis penutup sesuai warna yang akan ditentukan kembali
4. Pemborong harus mengikuti dan terikat pada sernua persyaratan yang tercantum
dalam:
a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Anwijzing.
D. PERSYARATAN PEMASANGAN
1. Persyaratan Instalansi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat
surat perintah kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada pemberi tugas, apa yang
perlu diubah atau diatur kembali agar semua instalsi dan peralatan dalam system
dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
b. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran,
meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
c. Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada
pemberi tugas.
d. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
dan detail sesuai keadaan sebenarnya dilapangan, dengan mendapat persetujuan
dari pemberi tugas.
e. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang di luar Cor- coran pelat
beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai
berikut:Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem ke pelat beton atau diklem
ke hanger besi pelat.
c. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
d. Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut: Untuk
sakelar dan stopkontak instalasi terpasang recessmmounted ke kolom atau
tembok.sakelar terpasang 150 cm diatas lantai finish dan stopkontak setinggi 40
cm di atas lantai kecuali Kotakkontak untuk sistem pentilasi dan peralatan
tertentu, disesuaikan kebutuhan.
e. Pada lantai instalasi tenaga terpasang dalam saluran kabel atau dalam cor-coran
dengan conduit PVC sesuai dengan kebutuhan
f. Dalam halaman instalasi terpasang kabel Feeder dan instalasi terpasang minimal
60 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis untuk
yang melintas jalan
g. Pen yambung dalam dons-dons per cabangan memakai pelindung terminal 3 M
puntur kemudian dons tersebut ditutup.
h. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya,
minimal R=15 D dimana D adalah diameter kabel.
i. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di tengah jalan
kecuali pads tempat penyambungan.
j. Terminal kabel harus selalu menggunakn sepatu kabel.
k. Armature lampu;
a. LampuDL 18 Watt
ANWAR SIDING, ST
Team Leadher
3
KETENTUAN UMUM/TAMBAHAN
PEKERJAAN SELESAI
Pekerjaan dapat dianggap selesai apabila seluruh kegiatan termasuk pembersihan sisa-sisa
bahan, dan perataan sekitar bangunan selesai dikerjakan.
KETENTUAN UMUM/TAMBAHAN
1. Semua pekerjaan yang terdapat pada bestek ringkas ini tetapi tidak terdapat dalam
gambar, begitu pula sebaliknya, maka harus dikerjakan oleh rekanan atas petunjuk unsur
teknik/pengawas.
2. Rekanan pelaksanaan harus:
Menaati/menerima serta melaksanakan teguran dan petunjuk pengawas yang
bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan.
Menempatkan pelaksana harian tetap pada lokasi yang setiap saat dapat dihubungi
oleh petugas yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan.
Selain bestek ringkas ini, maka semua ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan
mutu pekerjaan dan ketentuan lainnya dari pemerintah yang menyangkut
pelaksanaan kegiatan harus pula ditaati oleh rekanan bersangkutan.
2. DidalamPelaksanaPekerjaaninidibutuhkantenagaahli :
a. Manager Lapangan 1 (satu) orang minimal minimal SMK/STM dengan jenjang
kualifikasi Terampil Kelas II, memiliki SKT sub klasifikasi Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung pengalaman minimal 2 tahun;
b. Petugas Keselamatan Konstruksi 1 (satu) orang mi.nimal SMK/STM/SMA, sertifikat
Petugas Keselamatan Konstruksi;
Catatan:
Masing-masing peralatan melampirkan bukti kepemilikan/sewa yang dapat
dipertanggungjawabka
ZAINUDDIN. S, ST
Nip. 197712122006041008