Anda di halaman 1dari 30

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PINTU AIR PASUKAYU

( BANGUNAN BAGI DAN SALURAN PASANGAN BATU )

A. LOKASI DAN SUMBER DANA

Pekerjaan : Pembangunan Pintu Air Pasukayu - Desa Marunsu Kec.


Samalantan
Lokasi : Desa Marunsu Kecamatan Samalantan
Kabupaten : Bengkayang
Sumber Dana : APBD DAU Kab. Bengkayang
Tahun : 2023

A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

I. Umum

Peranan infrastruktur pertanian dalam pembangunan pertanian semakin


strategis dan penting, hal ini sangat berkaitan dengan upaya pencapaian
sasaran program ketahanan pangan nasional. Selain itu dukungan
infrastruktur pertanian yang memadai seperti bangunan irigasi pertanian
sangat dibutuhkan guna menunjang produksi hasil pertanian sert a
menunjang pembangunan infrastruktur pertanian yang efisien.

Adapun tujuan dari pelaksanaan Infrastruktur pertanian khususnya bangunan


irigasi (Bangunan Bagi) pertanian ini adalah :
 Untuk mendukung subsistem usaha tani;
 Untuk memenuhi kebutuhan air;
 Meningkatkan volume hasil pangan, pertanian dan perkebunan; serta
 Memperlancar sistem pengairan dalam hal pengelolaan air sesuai
kebutuhan lahan jaringan irigasi

Lokasi kegiatan Pembangunan Pintu Air yang dianggarkan oleh Dinas


Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang berlokasi di
beberapa tempat yang tersebar di Kabupaten Bengkayang, yang di biayai
menggunakan sumber dana APBD DAU Kabupaten Bengkayang Tahun
2023
1) Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan yang akan di laksanakan pada pekerjaan Pembangunan


Pintu Air (Bangunan Bagi dan Saluran Pasangan Batu) terdiri dari :

1. Pekerjaan Pendahuluan
 Papan Nama Kegiatan
 Pembersihan lapangan
 Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
 Pemasangan Bowplank

a. Papan Nama Proyek

a) Penyedia Jaya wajib membuat dan memasang papan nama proyek


minimun 2 (dua) buah dan ditempatkan pada lokasi-lokasi dan
ditentukan Direksi,
b) Penyedia Jaya wajib memelihara dan merawat papan nama serta
menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai pada masa
menyerahkan perkerjaan terakhir kepada Direksi
c) Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah larut dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.

b. Pembersihan Lokasi

a. Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang


akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar,
pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari
permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali
bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.
b. Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis
pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan
lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada
lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara
rapi.
c. Pekerjaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 )

Ketentuan Umum Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib


memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan, untuk
mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.Perlindungan
tenaga kerja yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan K3 serta Jamsostek. Dasar Hukum Pelaksanaan
SMK3.

a) Undang-undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi


b) Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
c) PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
d) Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Pekerjaan
Umum No.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986 tentang K3
di tempat Kegiatan Konstruksi beserta Pedoman Pelaksanaan
K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
e) Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 Pada Konstruksi
Bangunan
f) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
g) Permen PUPR02-2018

Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut


syarat- syarat pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK)
yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi petugas dan
pekerja di lapangan.
Penyedia wajib memasang papan informasi K3 ,Penyedia harus
menyediakan perangkat keselamatan kerja, antara lain berupa
Helem Pelindung, Masker , Sarung Tangan , Rompi Keselamatan,
Sepatu Keselamatan yang cukup dan sesuai serta mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan
keselamatan umum, Segala hal yang menyangkut jaminan sosial
dan keselamatan pada pekerja wajib diberikan penyedia sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

d. Pekerjaan Pemasangan Bowplank


 Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan
peralatan pengukuran beserta tenaga ukur yang baik dan handal
untuk dipakai sendiri oleh Direksi seperti terdaftar dalam spesifikasi
Khusus. Alat dan perlengkapan berserta tenaga yang digunakan di
lapangan pengukuran terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Semua alat dan perlengkapan tetap menjadi milik Penyedia Jasa.
 Penyedia Jasa pada pekerjaan pintu air berfungsi untuk menentukan
tinggi galian pintu air, dibuat sesuai ukuran yang akan dikerjakan.
Tinggi papan bouwplank menyesuaikan elevasi pintu air yang
terdapat pada gambar kerja serta sesuai arahan Direksi dan
Konsultan Pengawas Lapangan.
 Tiang bouwplank menggunakan kayu uk 5/7 kelas 2 atau kayu lain
yang disetujui oleh direksi, ditancapkan dikedua sisi dinding pintu air.
Papan bouwplank menggunakan papan 3/15 kelas 3 atau jenis lain
yang destujui oleh direksi dan konsultan pengawas, dipasang
melintang diantara tiang bouwplank dan dipaku dengan kuat.
 Pemasangan bouwplank harus diawasi oleh direksi dan atau
konsultan pengawas lapangan. Ukuran tinggi tegak dinding pintu air
dihitung dari bawah papan bouwplank hingga hingga pasangan lantai
Pintu Air. Bouwplank baru boleh dibuka/dibongkar setelah pekerjaan
Pintu Air selesai diperiksa oleh direksi dan konsultan pengawas

2. Pekerjaan Tanah
 Galian Tanah
 Timbunan Tanah Sisa Galian

a. Galian Tanah

Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua


tanah, kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus
dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi
yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar atau
telah ditetapkan oleh Direksi. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan
harus dilaksanakan dengan kemiringan dan dimensi sebagai berikut :
Uraian
Bangunan di atas tanah
biasa
Kemiringan Galian 1 V : 0.5 H

Jarak datar dari tepi pondasi 0.50 m

Lebar berm pada saat ketinggian 0.50 m


3 meter

Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi


pekerjaan bilamana dianggap perlu atau diinginkan untuk mengubah
kemiringan galian atau dimensi galian dari ketentuan yang telah
ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan dari total
volume galian sebagai akibat dari perubahan tersebut akan
diperhitungkan dalam pembayaran dasar dan kemiringan tepi galian
dimana konstruksi akan ditempatkan/harus diselesaikan dengan
rapih dan teliti dengan ukuran- ukuran yang tepat seperti yang
ditetapkan dalam gambar atau ditetapkan Direksi, dan permukaan
dasar galian disiapkan sedemikian rupa, dibasahi dan dipadatkan
atau digilas dengan alat yang cocok untuk menjamin pondasi yang
kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi
yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal
tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti
dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton atas biaya Penyedia
Jasa.

Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar


pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam
gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai
mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan
disini, dengan tidak mengindahkan banyaknya galian yang
sesungguhnya dilaksanakan.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah


unit price dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan
yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
b. Timbunan Tanah Sisa galian

Sejauh diatas pertimbangan praktis, sebagaimana ditentukan oleh


Direksi, semua material hasil galian yang sesuai dari hasil pekerjaan
galian dasar bangunan bendung, saluran-saluran dan saluran
pembuang dan bangunan-bangunan lain dapat digunakan
sebagai tanah timbunan kembali pada tanggul dan bangunan
permanen yang memerlukan seperti yang tercantum dalam
spesifikasi. Apabila secara praktis tanah yang sesuai untuk tanggul
harus digali secara terpisah dari bahan atau material yang akan
dibuang, maka tanah galian yang cocok/sesuai tersebut harus
dipisahkan selama pelaksanaan pekerjaan penggalian tersebut dan
langsung ditempatkan dahulu pada tempat-tempat sementara untuk
selanjutnya ditempatkan di lokasi-lokasi yang ditunjuk sebagaimana
yang ditetapkan Direksi.
Tanah galian yang cocok untuk tanggul setelah cukup kering
kecuali terlalu basah untuk segera dipadatkan setelah
penggalian, harus diletakkan dahulu di tempat penimbunan
sementara yang disetujui oleh Direksi agar kadar airnya
berkurang hingga mencapai batas yang diijinkan untuk tanah
timbunan pada tanggul atau dengan persetujuan khusus dari
Direksi Pekerjaan. Tanah tersebut diijinkan untuk diletakkan pada
tanggul apabila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan lebih praktis untuk
mengeringkan tanah yang basah tersebut ditempat/lokasi tanggul
hingga kadar airnya berkurang dan cukup dipadatkan. Timbunan
tanah dalam pekerjaan ini dipisahkan kedalam 2 (dua) satuan
pembayaran yaitu :

a. Timbunan Kembali
Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan kembali
adalah pekerjaan timbunan pada lokasi dengan material dari hasil
galian yang memenuhi syarat spesifikasi untuk tanah timbunan atas
persetujuan Direksi.

b. Timbunan Biasa
Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan tanah biasa
adalah pekerjaan timbunan yang pada areal tersebut ada tanah
asli
sebelum digali untuk keperluan bangunan sebagai ruang kerja
untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan bangunan tersebut. Volume untuk
dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

3. Pekerjaan Pasangan
 Pasangan Batu dengan Mortar Tipe S (1 PC : 3 PP)
 Plesteran Tipe S, 15 mm (1 PC : 3 PP)

a. Pasangan Batu dengan Mortar Tipe S (1 PC : 3 PP)

1. Batu

Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu
harus mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu
yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran
maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus
memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai
3
contoh : sebuah batu berukuran 0.10 x 0.15 m akan mempunyai
berat kira-kira 15 kg.

Pasangan batu digunakan pasangan batu mortar type S dengan


3
setara dengan campuran 1PC : 3PP. Satuan pembayaran adalah m
yang harga satuannya dibedakan antara pekerjaan pasangan batu
pada umumnya dan pasangan batu khusus untuk bangunan-
bangunan tersier yang memerlukan tenaga kerja lebih besar untuk
mengangkut material karena lokasinya umumnya berada di tengah
sawah dan tidak bisa dimasuki kendaraan/mobil.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah


unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam
mata pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan pekerjaan
yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

2. Adukan

Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu


harus dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi
1 : 3 atau seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis
pekerjaan. (Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen
portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode
perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton
pasal
C.2.3 Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran
yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
Semen haruslah Portland semen seperti yang dimaksud pada pasal
C.2.1 dari spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/
sesuai untuk menghasilkan adukan yang baik.

Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian


rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan
ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila
mesin yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur
lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila
pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus
dicampur di dalam semacam kotak diaduk dua kali secara kering
dan akhirnya tiga kali setelah diberi air sampai adukan sewarna
semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang
diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30
menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak
diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap
akhir hari kerja.

Pekerjaan adukan tidak ada mata pembayaran tersendiri karena


sudah menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu kali
yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

3. Siaran

Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali


ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai
semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Pekerjaan siar tenggelam (masuk kedalaman ± 1 cm dari permukaan
batu).

b. Plesteran Tipe S, 15 mm (1 PC : 3 PP)

Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang
ada maupun yang baru harus diplester dengan adukan Type S
dengan campuran 1 PC : 3 PP. Pekerjaan plasteran dikerjakan
secara 2 lapis sampai ketebalan 1,5 cm. Apabila tidak diperintahkan
lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-
ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk
bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang pada
samping rangka
pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm. Plesteran juga
dilakukan pada
alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang
dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus
rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup
kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara
rutin.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah


unit price dalam meter persegi (m2) yang akan dimasukkan dalam
mata pembayaran pekerjaan plesteran berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

4. Pekerjaan Beton (Jembatan Pelayanan, Rumah Pintu dan Lantai)


 Pembesian polos
 Beton K-175
 Bekisting

a. Pembesian Polos

a.1. Daftar Bengkokan

Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang


diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan
yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang
mungkin diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa harus
diperiksa dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas
dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan
dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang
dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan
mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui
oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau
diperintahkan oleh Direksi. Bentuk- bentuk tulangan baja harus
dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang
tanpa persetujuan Direksi.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah


unit price dalam Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam
mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

a.2. Pemasangan

Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja


dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam
gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada
kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel
dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk
menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara
pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat
perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang
sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari
besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya.
Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.

a.3. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat


dalam perencanaan berat jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau
atas petunjuk Direksi. Satuan berat jadi, kecuali ditentukan lain
selama pelaksanaan, maka standard berat besi adalah sebagai
berikut :

Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25
Berat Besi Polos 0.617 0.888 1.580 2.23 2.98 3.8
(kg/m) 5
Berat Besi Ulir 0.624 0.995 1.582 2.25 3.04 3.9
(kg/m) 8

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau
bahan lainnya yang digunakan untuk menyambung pada
pelaksanaan pembesian yang merupakan bagian dari metode
pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau
petunjuk dari Direksi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah
unit price dalam Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam
mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

b. Beton K-175

Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada


Spesifikasi Teknis ini, Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang
disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan
dari Direksi. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan
untuk pelaksanaan beton, Penyedia Jasa harus mengirim Diagram Alir,
Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan dan penempatan beton/
mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.

Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan


pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi,
maka Penyedia Jasa harus memberikan alternatif jenis peralatan
atau metode kerja yang menghasilkan produk yang setara dengan yang
diusulkan oleh pihak Direksi.

Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat


yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian material yang bisa
mengakibatkan tercemarnya air di Sungai di wilayah tersebut dengan
membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.

Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang


diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi
dan penempatan beton sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit
price dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang
dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan

b.1. BAHAN-BAHAN

1) Semen.

a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai


mutu setara Semen Portland type I, atau type lain yang disetujui oleh
Direksi. Semen yang dipakai harus produksi dalam negeri dan
sesuai dengan SNI 15-2049-1994 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi.
b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu
merk semen portland yang dapat dipergunakan didalam Proyek.

2.) Pasir

a. Pasir yang digunakan harus sudah melalui proses penyedotan dan


pencucian sehingga teksturnya halus dan bersih.

3) Air.

Air yang digunakan dalam campuran, dalam peralatan atau pemakaian


lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
Bilamana timbul keragu-raguraguan atas mutu air yang diusulkan dan
pengujian air seperti diatas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortal semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling
atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan
mortal dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90
% kuat tekan mortal dengan air suling atau air air minum pada periode
perawatan yang sama.

3) Ketentuan Gradasi Agregat.

a) Persyaratan agregat sesuai dengan SK SNI S-02-1994-03.


Gradasi agregat kasar dan halus memenuhi ketentuan yang diberikan
dala tabel C. 2 (1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukan
dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan dalam pasal C. 3 (3).
Tabel 3.1 Ketentuan Gradasi Agregat

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat

ASTM ( mm ) Halus Kasar

2“ 50.8 - 100 - - -

1½“ 38.1 - 95-100 100 - -

1“ 25.4 c.
- - 95-100 100 -
¾“ 19 - 35-70 - 90-100 100

½“ 12.7 - - 25-60 - 90-100

⅜“ 9.5 100 10-30 - 20-55 40-70

No. 4 4.75 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15

No. 8 2.36 - - 0-5 0-5 0.5

No. 16 1.18 45-80 - - - -

No. 50 0.300 10-30 - - - -

b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel


terbesar tidak lebih dari ¾ jarak minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya dimana beton harus
dicor.

4) Sifat-sifat Agregat

a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang


bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.

b. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukan


oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya yang diberikan dalam Tabel C. 2 (2) bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang
berhubungan.

Tabel 4.1. Sifat-sifat Agregat

Batas Maksimum Yang


Diijinkan untuk Agregat
Sifat – Sifat Metode
Pengujian Halus Kasar
Keausan Agregat dengan Mesin
Los Angeles pada 500 puturan SNI 03-2417-1991 - 40 %

Kekalan Bentuk Batu terhadap


Larutan Natrium Sulfat atau SNI 03-3407-1994 10 % 12 %
Magnesium Sulfat setelah 5 Sklus

Gumpalan Lempung dan Partikel


Yang Mudah Pecah SK SNI M-01- 0.5 % 0.25 %
1994-03
Bahan yang Lolos Ayakan No. 200
SK SNI M-01- 3 % 1%
1994-03

c. Bekisting

Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan


pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan
yang diperlukan. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana dan
penjelasan tentang- acuan dan harus membuat contoh-contoh
acuan untuk mendapat pengesahan Direksi. Acuan harus dipasang
dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara
pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali
kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton
tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada permukaan
beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3.
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk
mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa
menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh
Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus
tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. Tiap kali sebelum
pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.

Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa


dan memberi per-setujuan acuan yang telah dipasang. Untuk
pembetonan di cuaca panas atau kering, Penyedia Jasa harus
membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-
permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera
mungkin.

Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan


seorang mandor yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang
besar pada waktu pembukaan acuan untuk menghindari
kegoncangan atau pembalikan tegangan beton. Dalam hal mana
Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk membuka
acuan belum pada waktunya baik
berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka
Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda
pembukaan acuan dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian
atas penundaan tersebut.

Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit


untuk pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini :

Muka sisi balok, lantai dan dinding 2 hari


Bagian bawah bersteger 21 hari

Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam


2
meter persegi (m ) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran
pekerjaan bekesting (form work) berdasar kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

5. Pekerjaan Dewatering

Pengalihan Sementara ( Dewatering )


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan
yang ada baik permanen atau semi permanen selama pelaksanaan
pekerjaan. Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk
mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran sementara pada saluran
irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta
bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan
rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.

Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya untuk


pekerjaan Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume
pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi
yang akan dimasukkan kedalam butir/ mata pembayaran pekerjaan
Dewatering adalah Lump Sump (Ls) atau seperti yang telah
termasuk dalam kontrak pekerjaan atau jika ditentukan lain oleh
Direksi.
Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada
pekerjaan jaringan/ saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata
pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya
oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan

6. Pekerjaan Pintu Air

PINTU AIR (PINTU ULIR DAN PINTU SORONG)

 Pintu Air pada pada bangunan irigasi dapat berupa pintu penguras atau
pintu intake. Pintu air terdiri dari Rangka Pintu, daun pintu dan Stang dan
Batang ulir. Pintu air harus kedap (tidak tembus air) terbuat dari Papan
kayu klas I ( Belian ) dengan ketebalan 3 cm (meneyesuaikan dengan
gambar kerja) yang dipasang sedemikian sehingga sambungan antar
papan tidak tembus air. Rangka pintu, Stang dan batang ulir terbuat
dari baja dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan Gambar kerja.
Kecuali diperintahkan lain semua bagian besi pintu air di cat untuk
mencegah korosi. Untuk daun pintu untuk mencegah kebocoran celah
sambungan antar papan diberi ter atau damar.
Mata Pembayaran pintu air /pintu ulir adalah unit/set.
 Pintu sorong terdiri dari rangka pintu dan daun pintu. Rangka pintu terbuat
baja profil dengan ukuran sesuai dengan gambar. Daun Pintu sorong
menggunakan plat baja dengan ketebalan minimal 4 mm atau sesuai dengan
gambar.

RUMAH PINTU

Rumah pintu diletakan pada bangunan untuk melindungi pintu air agar tidak
berkarat. Rumah pintu terdiri dari kolom Penyangga, dengan atap dak beton. Tiang
penyangga terbuat dari kolom bertulang dengan cor beton k-175 begitu juga dengan
atap dak beton nya.

2). Metode pelaksanaan

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

 Papan Nama Proyek dibuat Dengan Mengunakan bahan banner, dipasang pada
tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah,disekitar lokasi pekerjaan, serta
tidak mengganggu lalu lintas.
 Pembersihan Lokasi.
 Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang
akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar,
pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari
permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-
bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.
 Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada
lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan
sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang
menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
 Pengukuran dan pemasangan bowplank .
 Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan peralatan
pengukuran beserta tenaga ukur yang baik dan handal untuk dipakai
sendiri oleh Direksi seperti terdaftar dalam spesifikasi Khusus. Alat dan
perlengkapan berserta tenaga yang digunakan di lapangan pengukuran
terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. Semua alat dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
 Bouwplank pada pekerjaan Bendung berfungsi untuk menentukan tinggi
galian Bendung, dibuat sesuai ukuran yang akan dikerjakan. Tinggi papan
bouwplank menyesuaikan elevasi bangunan yang terdapat pada gambar
kerja serta sesuai arahan Direksi dan Konsultan Pengawas Lapangan.
 Tiang bouwplank menggunakan kayu uk 5/7 kelas 3 atau kayu lain yang
disetujui oleh direksi, ditancapkan dikedua sisi dinding saluran. Papan
bouwplank menggunakan papan 3/15 kels 3 atau jenis lain yang destujui
oleh direksi dan konsultan pengawas, dipasang melintang diantara tiang
bouwplank dan dipaku dengan kuat.
 Pemasangan bouwplank harus diawasi oleh direksi dan atau konsultan
pengawas lapangan. Ukuran tinggi tegak saluran dihitung dari bawah
papan bouwplank hingga hingga pasangan lantai saluran. Bouwplank
baru boleh dibuka/dibongkar setelah pekerjaan saluran selesai diperiksa
oleh direksi dan konsultan pengawas.

B. PEKERJAAN BANGUNAN BAGI DAN SALURAN PASANGAN BATU

1. Galian Tanah Manual.


 Seluruh pekerjaan tanah harus dikerjakan menurut ukuran dan ketinggian
yang ditunjukan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain
berdasarkan perintah Direksi.
2. Timbunan Tanah Sisa Galian
 Sebelum pekerjaan timbunan dilakukan, permukaan tanah yang akan
ditimbun lebih dahulu harus dikupas sehingga bebas dari akar – akar
tumbuhan, kemudian dikasarkan / digaruk paling tidak pada kedalaman
0,15 meter serta harus dijaga kadar airnya agar jangan terlalu kering.
Tinggi dan lebar tanah timbunan harus dikerjakan menurut ukuran yang
ditunjukan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain
berdasarkan perintah Direksi.
 Sebelum mengurung kembali pada bagian muka pasangan batu yang
tidak kelihatan, pasangan batu harus diplester dengan adukan semen psir
1 : 4 setebal 20 mm.

3. Pasangan Batu Tipe S (1 PC : 3 PP)


 Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan pada gambar untuk
pekerjaan pasangan batu atau susunan batu haruslah batu yang bersih
dan keras serta homogen, bersih dari campuran besi, noda – noda,
lobang pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus
diambila dari sumber yang disetujui direksi.
 Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan secara kasar dan
berukuran tidak seragam, sehingga bila dipasang bisa saling menutup.
 Setiap batu harus berukuran antara 6 Kg – 5 Kg ( batu berukuran 15 x 20
x 2,5 ), akan tetapi batu yang berukuran yang lebih kecil dapat dipakai
menurut persetujuan direksi.
 Adukan untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1 : 3 sesuai dengan spesifiksi atau gambar untuk masing –
masing pekerjaan.
 Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap adukan biasa ditentukan secara tepat
disetujui oleh direksi. Jika menggunakan mesin aduk, pencampuran
dilakukan paling tidak 2 menit. Jika digunakan pengadukan manual,
bahan adukan harus di campur dan diaduk didalam semacam kotak,
secara kering dua kali dan kemudian diberi air dan adukan tiga kali
sampai adukan sewarna dan rata.
 Adukan harus dicampur sebanyak yang dibutuhkan dan apabila tidak
digunakan selama sekitar 30 menit, adukan tersebut harus dibuang untuk
tidak digunakan kembali.
 Tiap batu pasangan batu harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
digunakan dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan pokok.
 Setiap batu harus diberi alas adukan, semua adukan diisi padat dengan
adukan. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebernya serta tidak boleh
ada batu berimpit satu dengan lainnya. Pasak tidak boleh dislipkan jika
batu telah selesai dipasang.
 Penyedia jasa harus melindungi pekerjaan pasangan batu dalam hujan
yang deras yang akan dapat melarutkan adukan batu. Adukan yang telah
dipasang dan lrut sewaktu hujan harus dibuang dan diganti sebelum
melanjutkan pekerjaan. Pekerja tidak boleh berdiri di atas pasangan batu
atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

4. Plesteran Tipe S, 15 mm, (1 PC : 3 PP)


 Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru yang terbuat
dari pasangan batu harus diplester dengan PC : pasir 1 : 3. Campuran
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan
campuran Spesifikasi Teknis Bahan.
 Pekerjaan plesteran dikerjakan 2 lapis sampai jumlah ketebalan 2 cm.
Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian
atas dari dinding, bagian tepi dari pasangan, dan setebal 0,10 m dibawah
tepi atas dinding dan pasangan serongan saluran

5. Pekerjaan Kisdam
 Sebelum membuat kistdam, terlebih dahulu membuat saluran pengelak.
 Pekerjaan Kisdam ini dilaksanakan dengan cara atau tahapan awal
dengan mengadakan kayu cerucuk diameter 8-10 cm panjang 4 m atau
menyesuaikan panjang kebutuhan lapangan Pekerjaan pemancangan
kayu cerucuk Kisdam.
 Kayu cerucuk yang sudah dipotong sesuai kebutuhan lapangan
ditancapkan ketanah dasar sungai / parit dengan kedalaman batang
tanam minimal 50 cm daris tanah dasar sungai / parit dan pemancangan
kayu cerucuk dibuat dua baris dengan jarak sesuai gambar rencana dan
harus saling berhimpitan satu sama lain dengan diberi kayu pengikat /
pengunci.
 Pekerjaan pengisian Kisdam Isi bagian tengah barau cerucuk dengan
tanah sebagai penyumbat atau pengisi sepadat mungkin, dan pastikan air
tidak merembes lagi bila perlu ditambahkan lapis rembesan ( terpal ).

6. Beton mutu f’c=19,3 MPa (K225), slump (12±2) cm, w/c = 0,58
 Mencampur dan Mengecor. Kontraktor harus menbuat akurat
perbandingan campuran beton berdasarkan ukuran volume, sesuai
dengan Mutu Beton
 Bahan – bahan harus dicampur didalam kotak kayu yang rapat, air
harus ditambahkan dalam campuran, banyaknya harus menurut jumlah
paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
 Campuran beton harus dibalikan paling sedikit dua kali dalam keadaan
kering dan peling sedikit tiga kali sesudah air dicampurkan sehingga
cmpuran ceton mencapai warna dan kekentalan yang merata.
 Selama melaksanakan pekerjaan beton harus mendapat persetujuan
dan dalam pengawasan direksi.
 Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai ketempat
penuangan tanpa ada terjadi penambahan atau pengurangan apapun
sejak meninggalkan tempat adukan.
 Pengecoran tidak boleh dijatuhkan atau digelincirkan dari ketinggian
lebih dari 1,50 meter.
 Untuk menghasilakan beton yang rapat dengan air dan kepadatan yang
baik, pengecoran kedalaman cetakan harus dibantu dengan ditusuk –
tusuk dan dipadatkan dengan mesin penggetar tanpa mengakibatkan
perubahan tulangan dan bekisting.

7. Pekerjaan Pembesian

 Secara prinsip, pemasangan besi ini tidak jauh berbeda dengan


pemasangan besi Beton yang digunakan untuk tulangan yang ada
pada pekerjaan konstruksi
 Namun pembesian secara manual penggunaannya sedikit lebih rumit
lantaran bentuknya harus dianyam secara manual. perlu mengukur
besi yang digunakan tersebut sesuai dengan luas bidang yang telah
diperhitungkan dengan matang, kemudian potong sesuai ukuran
tersebut. Tetapi jikalau ukuran luasannya ternyata masih kurang,
cukup menambahkan besi dengan overlap kurang lebih 15 cm.
 Dalam pemasangan besi, harus benar-benar memperhatikan diameter
besi tulangan yang akan dipasang dengan kebutuhannya. Jangan
hingga ukuran diameter tersebut tidak sempurna walaupun hanya
berselisih 1 mm saja. Ini dikarenakan tingkat kekuatan besi tulangan
akan jauh berbeda bila ukurannya tidak sesuai dengan perencanaan.
Hindari juga memakai besi yang sudah berkarat

8. Bekisting
 Bahan yang dipakai adalah kayu kelas II atau kayu kelas III
 Bekisting di buat dari Kayu kelas II atau Kelas III dengan terlebih
dahulu dilapisi bahan yang dapat meningkatkan ketahanan multiflek
terhadap air, dan sambungan harus kedap terhadap adukan serta
cukup kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
 Semua bentuk harus dipasang dan dipertahankan sesuai dengan
gambar rencana hingga kekuatan beton tercapai.
 Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dibersihkan, sebelum pengecoran beton , bekas bekas kawat
pengikat yang tidak terpakai, tanah, kotoran, dan semua bahan
bahan asing harus dikeluarkan dari bekisting.
 Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada pada waktu
dibuka, permukaan beton tidak rusak.

C. PEKERJAAN RUMAH PINTU , PINTU ULIR DAN PINTU SORONG


1. Rumah Pintu
 Untuk rumah pintu, kolom dan Penutup atap menggunakan kolom
bertulang dengan cor beton k-175 begitu juga atap menggunankan dak
beton k-175 sesuai dengan spesifikasi teknis bahan dengan warna yang
telah disetujui oleh direksi.

2. Pintu Ulir
 Stir terbuat dari besi, tidak licin dan gampang digunakan. Stir
berbentuk bulat dengan diameter tidak kurang dari 30 cm dan tidak
lebih dari 50 cm.
 Tiang ulir harus kokoh terbuat dari besi berulir dengan diameter tidak
kurang dari 4cm. Pemasangan tiang ulir pada stir harus diberi pelumas
agar mudah digunakan.
 Daun pintu harus terbuat dari bahan kayu belian. Ukuran serta tata
sambungan antara papan belian harus sesuai dengan acuan gambar
kerja serta disetujui oleh pengawas serta direksi.

3. Pintu Sorong
Pintu harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna. Daun pintu untuk
bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal
harus di lem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu
selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian
batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian tersebut.

3) Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 30 ( hari kalender)

4) Spesifikasi Peralatan Konstruksi Dan Peralatan Bangunan


Jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan adalah menggunakan perkakas tukang dengan Ketentuan seperti
Tabel Di bawah ini:

NO JENIS ALAT JUMLAH SATUAN KAPASITAS KETERANGAN

- - -

Pengukuran Hasil Kerja dan Pembayaran

1. Pengukuran Hasil Kerja

Pengukuran hasil kerja untuk keperluan pembayaran khususnya untuk


Pekerjaan Pintu Air ( Bangunan Bagi dan Saluran Pasangan Batu ) sesuai
dengan hasil pemeriksaan yang sudah selesai dikerjakan dan diterima baik
oleh pengawas Teknik. Pengukuran harus digambar pada monitoring
pekerjaan yang disetujui oleh pengawas.

4. Dasar Pembayaran

Pembayaran hasil Pekerjaan Pintu Air ( Bangunan Bagi dan Saluran


Pasangan Batu ) akan dibayar sesuai dengan hasil pengukuran yang
sudah selasai dikerjakan dan pada monitoring pekerjaan (Ass built
Drawing), dan volume mata pembayaran disesuaikan dengan masing item
pekerjaan yang sudah ada didalam kontrak :
b.

5) Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

I. PERSONIL MANAJERIAL

Personil Manajerial yang di persyaratkan adalah:

N Jabatan Dalam Pekerjaan Jumlah Pengalaman Sertifikat Kompetensi


o yang Akan Dilaksanakan (org) Kerja Kerja
1 Pelaksana Lapangan 1 Pelaksana Lapangan
- Pekerjaan Bangunan
Irigasi/Saluran Irigasi
( TS 032 /TS 031) atau
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran
Irigasi (SIP.08.001.4) /
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran
Irigasi Madya
(SIP.08.002.5) /
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran
Irigasi Level 2
(SIP.08.001.2) /
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran
Irigasi Level 3
(SIP.08.002.3)
Sertifikat Pelatihan
Petugas K3 Konstruksi;-
atau Ahli Muda K3
Konstruksi
(MPK.01.001.7) /Ahli
Madya K3 Konstruksi
(MPK.01.002.8)
/Personil Keselamatan
- dan Kesehatan Kerja
2 Petugas K3 Konstruksi 1 (MPK.01.003.4)
/Petugas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi
(MPK.01.001.3)
/Petugas Keselamatan
Konstruksi
(MPK.01.002.3)

Spesifikasi Jabatan Personil Manajerial

N Jenis Kompetensi Kerja Uraian Pekerjaan


o Jabatan
1 Pelaksana  Memiliki SKT Pelaksana  Menerapkan
Bangunan
Irigasi/Saluran Irigasi pelaksanaan pekerjaan
(TS 032/TS 031) jalan, SMK3 dan
 Mampu menyelesaikan ketentuan pengendalian
pekerjaan berlingkup lingkungan kerja sesuai
luas, memilih metode peraturan perundang-
yang sesuai dari undangan yang berlaku
beragam pilihan yang  Melakukan persiapan
sudah maupun belum pelaksanaan pekerjaan
baku dengan Bangunan Irigasi/Saluran
Lapangan menganalisis data, serta Irigasi
mampu menunjukkan  Melaksanakan pekerjaan
kinerja dengan mutu dan Bangunan irigasi/Saluran
kuantitas yang terukur; Irigasi
dan  Membuat laporan
 Bertanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan sendiri dan Bangunan Irigasi/Saluran
dapat diberi tanggung Irigasi

jawab atas pencapaian
hasil kerja kelompok.
 Memiliki Sertifikat
Pelatihan Petugas K3
Konstruksi  Mengidentifikasi peraturan
 Menguasai dan mampu perundang-undangan dan
standar K3 yang diperlukan
membuat rencana
 Melaksanakan konsultasi dan
Keselamatan dan
komunikasi K3
Kesehatan Kerja  Mengidentifikasi dan
Lingkungan (K3L), mengendalikan resiko bahaya
termasuk di  Menyusun sasaran dan
dalamnya program K3 konstruksi
 Melaksanakan penyuluhan
mengidentifikasi
tentang pelatihan K3 konstruksi
Petugas K3 bahaya dan
2  Melaksanakan program
Konstruksi mengendalikannya pelatihan simulasi tanggap
sesuai dengan darurat
lingkup pekerjaan  Melakukan inspeksi K3
yang konstruksi
menjadibebantugasn  Mengontrol tindakan dan
kondisi berbahaya
ya; dan
 Melaporkan setiap kecelakaan
 Bertanggungjawab kerja
pada pekerjaan sendiri  Mengukur pencapaian
dan dapat diberi pelaksanaan rencana K3
tanggung konstruksi
jawab atas pencapaian
hasil kelompok
6) PERSYARATAN KUALIFIKASI

N Kualifikas
Ijin Usaha Klasifikasi/ Sub Klasifikasi
o i
Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Sertifikat Badan
1 Kecil Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber
Usaha ( SBU)
Daya Air Lainnya (SI001)
7) IDENTIFIKASI RISIKO K3

TINGKAT
URAIAN KEGIATAN IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN RISIKO K3
RISIKO

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan Bouwplank - Terluka akibat peralatan 1. Sarung Tangan (Hand Glove)


Rendah
- Terluka akibat tertusuk material tajam seperti paku atau serpihan kayu 2. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
3. Kotak P3K

2. Pembersihan Lapangan - Terluka akibat peralatan 1. Sarung Tangan (Hand Glove)


Rendah
- Terluka akibat gangguan / gigitan hewan liar 2. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
3. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
4. Kotak P3K

II PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah Terluka akibat penggunaan alat gali seperti cangkul, linggis dll 1. Sarung Tangan
Sedang
Terluka akibat serpihan tanah atau batu saat menggali 2. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
Terjatuh dalam lubang galian 3. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
4. Kotak P3K

2. Urugan / Timbunan 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)


Rendah
Urug Kembali Tanah Sisa Galian Tertimpa timbunan tanah sisa galian 2. Sarung Tangan
Terluka akibat penggunaan alat gali seperti cangkul, linggis dll 3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
Tertimpa material pasir 4. Masker
Gangguan mata dan pernafasan akibat debu pasir 5. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
6. Kotak P3K
III PEKERJAAN BETON

1. Cor Beton (Manual)


- Kecelakaan akibat alat pengecoran manual 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Sedang
- Terluka akibat alat pengaduk beton 2. Sarung Tangan
- Terjadi gangguan pada mata dan debu pada saat mencampur adukan 3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
4. Masker
5. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
6. Kotak P3K

2. Pekerjaan Bekisting Terluka oleh karena paku-paku saat merakit bekisting 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Sedang
Tertimpa/ tergencet kayu/ bekisting saat membongkar atau menurunkan bahan 2. Sarung Tangan
Terluka akibat peralatan 3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
4. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
5. Kotak P3K

3. Pekerjaan Pembesian Tertusuk Besi tulangan 1. Sarung Tangan


Rendah
Tertimpa Besi tulangan 2. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
Terluka oleh kawat bendrat saat mengikat tulangan 3. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
Terluka akibat peralatan 4. Kotak P3K

IV PEKERJAAN PASANGAN

1. Pasangan Batu
Tertimpa material pasangan batu 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Sedang
terluka akibat penggunaan peralatan seperti pemecah batu dll 2. Sarung Tangan
3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
4. Kotak P3K
5. Masker

2. Pasangan Plesteran Gangguan pada mata dan penapasan akibat debu saat membuat adukan 1. Masker
Rendah
Terluka Akibat Peralatan 2. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
3. Kotak P3K

V PEKERJAAN PINTU AIR

1. Pintu Air Terluka akibat Peralatan 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)


Rendah
> > Pemasangan Pintu Ulir Tertimpa material pintu air 2. Sarung Tangan
terjatuh saat pemasangan pintu air 3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
4. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
5. Kotak P3K

2. Rumah Pintu Terluka akibat alat pemotong genteng 1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Terluka akibat material paku genteng 2. Sarung Tangan
terjatuh saat pemasangan atap 3. Sepatu Pelindung (Safety Boot Karet)
4. Rompi Pelindung (Safety Rompi)
5. Kotak P3K
8) GAMBAR KERJA

a) Penyedia Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja


dan syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya
yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
b) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah ketentuan yang ada
dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,
maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.
c) Bila perbedaan – perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-
keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka
Penyedia Jasa wajib menanyakan kepada konsultan pengawas /
Direksi dan Penyedia Jasa harus mengikuti keputusannya.
d) Gambar kerja Terlampir.

PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini pada
penjelasan kerja dan ternyata diperlukan akan dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Kerja.

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di


lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi/Pengawas dengan
Penyedia Jasa dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Pemberi
Tugas.

3. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan


menyediakan peralatan- peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun
tidak digambarkan atau disebutkan dalam rencana kerja dan syarat-syarat
ini, sehingga dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung
jawabkan.

4. Segala kerusakan yang timbul akibat adanya pelaksanaan pekerjaan Pintu Air (
Bangunan Bagi dan Saluran Pasangan Batu ) ini, misalnya kerusakan Tanam
tumbuh akibat pembersihan lapangan maupun kerusakan yang lain yang
nyata- nyata akibat pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa tidak
wajib mengadakan perbaikan atas beban biaya Penyedia Jasa dengan
catatan dari awal survey perencanaan sudah berkomunikasi dengan pemilik
lahan selama kerusakan tanam tumbuh tersebut tidak extreme.

Bengkayang, 31 Agustus 2023

Di buat Oleh :

Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )


Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Bengkayang

Dr. YULIANUS, S.Hut.,M.Si


NIP. 19771101 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai