Anda di halaman 1dari 16

MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

MODUL
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen :Martini, S.KM., M.KM

Disusun Oleh :

Kelompok 04
1. Amelia (1915471002)
2. Adel Liyana (1915471003)
3.shintia erviana (1915471004)
4. Clara sartika (1915471005)
5. Marsya salsabilla (1915471006)
6.Anindhita salwa (1915471007)
7.Fhina Erdiana Putri (1915471008)
8. Syifa Tiyadi (1915471009)
9. Anisa saraswati (1915471010)
10. Harfi fadhillah (1915471011)
11. Laili wahda (1915471012)
12. Putri handayani (1915471013)

POLTEKKES TANJUNG KARANG PRODI D3 KEBIDANAN METRO


Jl. Brigjend Sutiyosa , Metro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34124

1
P
E
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
SN
uD
A
b
H
mU
at L
U
erA
KONSEP KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN
i: N

  
 
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti
dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih merupakan
masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di Negara-negara miskin, sekitar 25 –
50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari
585.000 ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin.Menanggapi masalah kematian ibu yang
demikian besar, tahun 1987 untuk pertama kalinya di tingkat Internasional diadakan
konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya yang menyepakati peningkatan upaya bagi
kesehatan ibu atau Safe Motherhood. Kemudian pada tahun 1990 World Summit for Children
di New York, Amerika Serikat yang dihadiri 127 negara termasuk Indonesia, membuahkan 7
tujuan utama, diantaranya menurunkan AKI menjadi 50 % pada tahun 2000.
Program Safe Motherhood mulai tahun 1990, salah satu terobosannya adalah
menempatkan tenaga bidan di setiap desa dan melatih dukun serta dilengkapi dengan dukun
kit , sehingga diharapkan dukun yang sudah dilatih mampu dan mau menerapkan persalinan 3
bersih (bersih tempat, alat dan cara).Upaya Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 pesan
kunci yaitu (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (2) setiap komplikasi
obstetric dan neonatal ditangani mendapat pelayanan adekuat (3) setiap wanita usia subur
mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi.Dari hasil survey WHO dan Departemen Kesehatan ternyata penurunan AKI
tidak sesuai target yang diharapkan dan dukun yang sudah dilatih ternyata kembali pada
prilaku semula.
Dari hasil SDKI 2002-2003 derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih belum
memuaskan, ditandai oleh tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu 307/100.000 KH,
sedangkan angka kematian bayi 35/1000 KH. 57% kematian bayi terjadi pada masa neonatal
(0-28 hari) yaitu 20/1000 KH. Adapun penyebab langsung dari kematian Ibu adalah
perdarahan 28 %, eklampsi 24 %, infeksi 11 %, partus lama 5 %, abortus 5 % (SKRT 2001),
dan lain-lain. Kondisi ini diperburuk dengan masih tingginya kehamilan dengan 4 terlalu
(terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering dan terlalu banyak) sebanyak 62,7 %. Sedangkan
penyebab kematian bayi baru lahir (neonatal) di Indonesia adalah asfiksia 27 %, komplikasi
pada bayi baru lahir rendah 29 %, tetanus neonatorum 10 %, masalah pemberian makanan 10
%, infeksi 5 %, gangguan hematologik 6 %, dan lain-lain 13 %. Salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi adalah faktor pelayanan yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong
pertama pada persalinan tersebut, di mana sesuai dengan pesan pertama kunci MPS yaitu
setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Di samping itu, masih
2
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

tingginya persalinan di rumah dan masalah yang terkait budaya dan perilaku dan tanda-tanda
sakit pada neonatal yang sulit dikenali, juga merupakan penyebab kematian bayi baru lahir.
Menurut hasil penelitian dari 97 negara bahwa ada korelasi yang signifikan antara
pertolongan persalinan dengan kematian ibu. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.
Namun sampai saat ini di wilayah Indonesia masih banyak pertolongan persalinan
dilakukan oleh dukun bayi yang masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga banyak
merugikan dan membahayakan keselamatan ibu dan bayi baru lahir. Di beberapa daerah,
keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan dalam menolong persalinan, sosok yang
dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan oleh masyarakat keberadaannya. Berbeda
dengan keberadaan bidan yang rata-rata masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat.Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat
kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan
pertolongan persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian, kematian
ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi
bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan
pola kemitraan bidan dengan dukun. Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun berbagai
elemen masyarakat yang ada dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan
dalam kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini.
Materi
1. Apa pengertian dari kemitraan bidan dan dukun?
2. Bagaimana Kegiataan kemitraan bidan dan dukun?
3. Bagaimana peran bidan dan dukun dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas?

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari bidan dan dukun
2. Untuk mengetahui kegiatan kemitraan bidan dan dukun
3. Untuk mengetahui peran dukun dalam kehamilan ,persalinan, dan nifas
4. Untuk mengetahui peran bidan dalam kehamilan ,persalinan, dan nifas
5.  Untuk Meningkatkan alih peran dukun dari penolong persalinan menjadi mitra Bidan
dalam merawat Ibu Nifas dan Bayinya

3
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

URAIAN MATERI

A. Konsep Dasar Kemitraan Dukun dan Bidan


Kemitraan adalah suatu kerjasama, antara individu individu, kelompok kelomp
ok, atau organisasi untuk mecapai suatu tujuan tertentu. Kemitraan adalah system kerj
asama formal yang terikat secara hukum atau pemahaman informal, hubungan kerjasa
ma dan saling mengadopsi rencana atau sejumlah lembaga.
Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan
dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan
kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan
bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan
berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta
melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.
B. Kemitraan Bidan dan Dukun Dalam Perencanaan
Kegiatan dalam rangka memfasilitasi terciptanya kemitraan bidan dengan
dukun meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
1. Perencanaan
Langkah-langkah dalam perencanaan adalah :
1). Identifikasi potensi dan masalah yang terjadi meliputi :
- Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
- Cakupan hasil kegiatan program KIA - Jumlah bidan dengan dukun dalam satu
wilayah
- Kompetensi tenaga yang ada di desa
- Kelengkapan sarana, alat dan bahan habis pakai
- Sarana transportasi rujukan
- Sistem pembiayaan (tabulin, dasolin)
- Dukungan kebijakan, kelembagaan dan partisipasi masyarakat
- Sosial budaya
2). Analisis masalah dapat dilakukan dengan mengacu kepada hasil identifikasi
potensi dan masalah yang menitikberatkan pada :
- Adanya persalinan oleh dukun
- Cakupan persalinan nakes yang rendah
- Jumlah dukun lebih banyak daripada bidan
- Desa yang tidak mempunyai bidan/bidan tidak tinggal di tempat
- Melakukan analisa hasil kegiatan terhadap target.
3). Alternatif Pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah dilakukan
berdasarkan temuan masalah. Beberapa alternatif pemecahan yang ada, pada
akhirnya akan dibahas untuk memperoleh upaya yang paling tepat untuk mengatasi

4
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

masalah tersebut dengan melibatkan sumber daya yang ada baik lintas
program/lintas sektor maupun tokoh-tokoh informal.
4). Penyusunan rencana kerja (Plan of Action). Penyusunan rencana kerja
berdasarkan masalah yang ditemukan dari aspek kemitraan. Plan of Action (POA)
dipilih dari kegiatan yang secara operasional memungkinkan untuk dilaksanakan.
POA terdiri dari uraian kegiatan meliputi : kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, biaya dan
penanggung jawab.
2. Pelaksanaan
Kegiatan kemitraan bidan dengan dukun perlu dilakukan secara sistematik dan terkoor
dinasi agar efektif dan efisien, adapun kegiatan pokok yang harus dilakukan adalah :
1). Tingkat Provinsi :
a. Penyusunan Juknis
Berpedoman pada juknis Nasional disesuaikan dengan kemampuan daerah ma
sing-masing.
b. Sosialisasi
- Tujuan : Adanya kesamaan pemahaman dan kesiapan pengelola dan penanggung ja
wab program KIA-KB, Promkes, Yankes di Kabupaen/Kota dan LP/LS di Propinsi d
alam penyelenggaraan kegiatan kemitraan Bidan dengan Dukun.

- Peserta
 Provinsi : Penanggung jawab/Pengelola Program KIA-KB, Promkes, Yankes d
an bagian kepegawaian, IBI, TP-PKK, BAPEPROP, Bagian Sosial.
 Kabupaten : Penanggung jawab/Pengelola Program KIA-KB, kasie yang mena
ngani KIA-KB, Promkes, Yankes.
- Output kegiatan :
 Diperolehnya dukungan dan kesepakatan penyelenggaraan kegiatan kemitraan
Bidan dan Dukun
 Tersusunnya RTL kabupaten/kota

c. Fasilitasi Kemitraan Bidan dan Dukun


d. Evaluasi
2). Tingkat Kabupaten
a. Sosialisasi :
- Tujuan : Untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan dukungan dalam pelaksana
an kemitraan bidan-dukun oleh lintas program, lintas sektor yang terkait.
- Sasaran Lintas program dan lintas sektor serta para pengambil kebijakan antara lain :

• DPRD
• Bappekab/kota, Bagian Kesra Pemerintah Kab/ kota
• BKKB, Depag, Bapemmas, Dinkes (Promkes, Yankes, Kesga ), RSU
• Camat dan Tim PKK Kecamatan
• Kepala Puskesmas
• Organisasi Profesi (IBI)
• Toma, Toga dan LSM

5
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

- Output kegiatan : Adanya kesepakatan serta dukungan dari lintas program & lintas
sektor untuk pelaksanaan kemitraan bidan dengan dukun

b. Pembekalan teknis pelaksanaan program kemitraan Bidan dengan Dukun


- Tujuan : Memberikan pemahaman konsep penyelenggaraan kegiatan kemitraan
bidan dengan dukun kepada seluruh kepala Puskesmas dan bidan koordinator yang be
rtanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan kemitraan bidan dengan dukun.
- Sasaran :
 Kepala Puskesmas
 Bidan Koordinator
- Output kegiatan : Kepala puskesmas dan bidan koordinator memahami serta dapat
melaksanakan kegiatan kemitraan Bidan
– Dukun sesuai Petunjuk Teknis Kemitraan Bidan – Dukun.
3). Tingkat Kecamatan/Puskesmas
a. Sosialisasi tingkat kecamatan kegiatan Kemitraan Bidan – Dukun
- Tujuan : Untuk mendapat kesepakatan serta dukungan pada pelaksanaan kemitraa
n Bidan – Dukun dari lintas program, lintas sektor, TOGA dan TOMA.
- Sasaran Lintas program/lintas sektor tingkat kecamatan :
 Petugas PKM, PLKB, KUA, Bag. Sosial/Kesra Kecamatan, Diknas, Toma, To
ga, LSM, TP-PKK Kecamatan
 Kepala desa
 Ketua TP PKK desa
 Bidan di desa
- Output Kegiatan
 Diperolehnya dukungan dari LP/LS kecamatan dan desa.
 Adanya rancangan kesepakatan bidan dengan dukun untuk pelaksanaan progr
am kemitraan bidan dengan dukun.
4). Tingkat Desa
a. Sosialisasi tingkat desa
- Tujuan Untuk mendapat kesepakatan serta dukungan pada pelaksanaan kemitraan B
idan dengan Dukun dari aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK dan masya
rakat.
- Sasaran :
 Kepala Desa/Lurah
 PKK desa, kader kesehatan
 Tokoh masyarakat/Tokoh agama dan LSM yang ada
 Dukun
 Kepala Dusun/RW

- Output Kegiatan
 Diperolehnya dukungan untuk pelaksanaan kemitraan bidan dengan dukun
 Tersusunnya kesepakatan antara bidan dengan dukun untuk pelaksanaan kemit
raan
6
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

b. Pembekalan dukun
- Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dukun dalam melaksanakan deteksi dini bumil,
pengenalan tanda bahaya pada bumil, bulin, bufas, bayi ; cara-cara melaksanakan ruj
ukan dan penyuluhannya serta keterampilan dalam membantu merawat ibu dan bayi p
ada masa nifas.
- Sasaran : Dukun
- Out put :
 mendeteksi dini bumil
 mengenali tanda bahaya bumil, bulin, bufas serta
 Dukun terampil melakukan perawatan pada bayi baru lahir dan ibu nifas.
c. Magang dukun di rumah Bidan/Polindes/Puskesmas
- Tujuan :
• Mendekatkan hubungan interpersonal antara bidan dengan dukun
• Meningkatkan keterampilan dukun dalam perawatan bayi baru lahir dan ibu nifas, pe
ndeteksian risiko tinggi pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, ser
ta cara-cara melaksanakan rujukan tepat waktu dan penyuluhan yang baik.
- Sasaran
Dukun yang telah mengikuti pembekalan
- Output kegiatan
 Terciptanya hubungan interpersonal antara bidan dengan dukun yang lebih akr
ab sehingga dukun akan sepakat merujuk kasus persalinan kepada bidan setem
pat dimana dukun tersebut magang.
 Meningkatnya keterampilan dukun dalam perawatan bayi baru lahir dan ibu ni
fas, pendeteksian risiko tinggi pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi
baru lahir, serta cara-cara melaksanakan rujukan tepat waktu dan penyuluhan
yang baik.

d. Dana bergulir dukun


- Tujuan
Agar dukun mempunyai ikatan untuk merujuk kasus persalinan ke bidan
- Sasaran
Dukun yang telah mengikuti magang dukun.
- Sistem Pengelolaan dana bergulir :
 Dukun bayi yang telah selesai magang akan diberikan sejumlah uang (dana be
rgulir) dengan jumlah yang telah ditentukan oleh pengelola program kemitraan
Bidan dengan Dukun Puskesmas setempat dan dicatat dalam pembukuan dana
bergulir.
 Dukun bayi berkewajiban mengembalikan dana yang telah diterima tersebut,
dalam bentuk rujukan kasus persalinan (inpartu) kepada bidan penanggung ja
wab/bidan tempat magang
 Bidan akan memberikan sebagian uang hasil dari biaya persalinan yang diba
yarkan oleh pasien sesuai kesepakatan yang telah dibuat kepada dukun tersebu

7
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

t sebagai penghargaan atas rujukan dan sebagian lagi akan disimpan untuk dan
a bergulir (disimpan ke pengelola dana bergulir di Puskesmas )
 Dana bergulir yang telah masuk ke pengelola program kemitraan Bidan denga
n Dukun puskesmas selanjutnya akan digulirkan kembali ke dukun yang sama
atau dukun yang lain setelah dilakukan evaluasi
 Pemberian dana bergulir dan pembagian hasil antara bidan dengan dukun, dari
hasil pertolongan persalinan ditinjau ulang secara berkala (tiap 6 bulan sekali)
dan diatur dalam kesepakatan yang dibuat pada saat evaluasi hasil kegiatan ke
mitraan Bidan – Dukun di tingkat kecamatan.
 Secara berkala Kepala Puskesmas setempat, berkewajiban melaksanakan audit
keuangan dana bergulir ini di wilayahnya.

- Output kegiatan :
 Terlaksananya rujukan semua persalinan dukun ke bidan
 Terjalinnya kerja sama yang harmonis antara bidan dengan dukun sesuai kesep
akatan bersama serta diketahuinya pengelolaan dana bergulir di masing –masi
ng wilayah.

3. Pemantauan Dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan diperlukan adanya langkah pemantua
n dan evaluasi yang dilakukan sercara terus menerus (bekesinambungan). Kegiatan m
emantau dan menilai untuk melihat apakah semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai r
encana yang ditetapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan masukan untuk perencan
aan dan langkah perbaikan berikutnya.
1. Pemantauan :
- Propinsi ke Kabupaten : 1 kali per tahun
- Kabupaten ke Puskesmas – Desa : Laporan dari Desa/Puskesmas 3 bulan sekali
2. Evaluasi dilakukan 1 kali dalam setahun setelah proses kemitraan bidan dengan duk
un berlangsung :
- di tingkat propinsi dan Kabupaten/Kota melalui pertemuan bulanan
-di tingkat kecamatan melalui lokakarya mini
-di tingkat desa melalui pertemuan bulanan
3. Indikator Keberhasilan
Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan membandingkan pencapaian dari hasil ke
giatan dengan perencanaan secara berkesinambungan. Dalam menilai kualitas kegiata
n kemitraan bidan dengan dukun diperlukan indikator :
- Persentase dukun yang bermitra
- Cakupan Linakes di suatu wilayah
- Prosentase rujukan bumil oleh dukun
Proses pemantauan dan evaluasi tersebut dilaporkan secara berjenjang kepada pengel
ola program KIA Puskesmas kemudian ke Kabupaten/Kota secara triwulan
C. Peran Bidan Dan Dukun
1. Periode Kehamilan

8
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

BIDAN DUKUN
1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil 1. Memotivasi ibu hamil untuk periksa
dalam hal : ke Bidan
a. Keadaan umum 2. Mengantar ibu hamil yang tidak
b. Menentukan taksiran partus mau periksa ke Bidan
c. Menentukan Keadaan janin dalam 3. Membantu Bidan pada saat
kandungan pemeriksaan ibu hamil
d. Pemeriksaan laboratorium yang 4. Melakukan penyuluhan pada ibu
diperlukan hamil dan keluarga tentang
2. Melakukan tindakan pada ibu hamil a. Tanda-tanda Persalinan
dalam hal : b. Tanda bahaya kehamilan
a. Pemberian Imunisasi TT Kebersihan pribadi & lingkungan
b. Pemberian tablet Fe c. Kesehatan & Gizi d. Perencanaan
c. Pemberian pengobatan/tindakan Persalinan (Bersalin di Bidan,
apabila ada komplikasi menyiapkan transportasi, menggalang
3. Melakukan Penyuluhan dan dalam menyiapkan biaya, menyiapkan
konseling pada ibu hamil dan keluarga calon donor darah)
mengenai : 5. Memotivasi ibu hamil dan keluarga
a. Tanda-tanda Persalinan tentang :
b. Tanda bahaya kehamilan a. KB setelah melahirkan
c. Kebersihan pribadi & lingkungan b. Persalinan di Bidan pada waktu
d. Gizi menjelang taksiran partus
e. Perencanaan Persalinan (Bersalin di 6. Melakukan ritual
Bidan, menyiapkan transportasi, keagamaan/tradisional yang sehat
menggalang dalam menyiapkan biaya, sesuai tradisi setempat bila keluarga
menyiapkan calon donor darah) meminta
f. KB setelah melahirkan menggunakan 7. Melakukan motivasi pada waktu
Alat Bantu Pengambilan Keputusan rujukan diperlukan
(ABPK) 8. Melaporkan ke Bidan apabila ada
4. Melakukan kunjungan Rumah ibu hamil baru
untuk :
a. Penyuluhan/Konseling pada keluarga
tentang persencanaan persalinan
b. Melihat Kondisi Rumah persiapan
persalinan
c. Motivasi persalinan di Bidan pada
waktu menjelang taksiran pertus
5. Melakukan rujukan apabila
diperlukan 6. Melakukan pencatatan
seperti :
a. Kartu ibu
b. Kohort ibu
c. Buku KIA
7. Melakukan Laporan :
a. Melakukan laporan cakupan ANC

2. Periode Persalinan

BIDAN DUKUN

9
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

1. Mempersiapkan sarana prasara 1. Mengantar calon ibu bersalin ke


persalinan aman dan alat resusitasi Bidan 2. Mengingatkan keluarga
bayi baru lahir, termasuk pencegahan menyiapkan alat transport untuk pergi ke
infeksi 2. Memantau kemajuan Bidan/memanggil Bidan
persalinan sesuai dengan partogram 3. Mempersiapkan sarana prasaran
3. Melakukan asuhan persalinan. persalinan aman seperti :
4. Melaksanakan inisiasi menyusu dini a. Air bersih
dan pemberian ASI segera kurang dari b. Kain bersih
1 jam. 4. Mendampingi ibu pada saat
5. Injeksi Vit K1 dan salep mata persalinan 5. Membantu Bidan pada saat
antibiotik pada bayi baru lahir proses persalinan
6. Melakukan perawatan bayi baru 6. Melakukan ritual
lahir keagamaan/tradisional yang sehat sesuai
7. Melakukan tindakan PPGDON tradisi setempat
apabila mengalami komplikasi 7. Membantu Bidan dalam perawatan
8. Melakukan rujukan bila diperlukan bayi baru lahir
9. Melakukan pencatatan persalinan 8. Membantu ibu dalam inisiasi
pada : a. Kartu ibu/partograf menyusu dini kurang dari 1 jam
b. Kohort Ibu dan Bayi 9. Memotivasi rujukan bila diperlukan
c. Register persalinan 10. Membantu Bidan membersihkan ibu,
10. Melakukan pelaporan: tempat dan alat setelah persalinan
a. Cakupan persalinan oleh Tenaga
Kesehatan

3. Periode Nifas

BIDAN DUKUN
1. Melakukan Kunjungan Neonatal 1. Melakukan kunjungan rumah dan
dan sekaligus pelayanan nifas memberikan penyuluhan tentang :
a. Perawatan ibu nifas a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu
b. Perawatan Neonatal nifas
c. Pemberian Imunisasi HB 1 b. Tanda-tanda bayi sakit
d. Pemberian Vit. A ibu Nifas 2 kali c. Kebersihan pribadi & lingkungan
e. Perawatan payudara d. Kesehatan & Gizi e
2. Melakukan Penyuluhan dan . ASI Ekslusif
konseling pada ibu dan keluarga f. Perawatan tali pusat
mengenai : g. Perawatan payudara
a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit 2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk
ibu nifas ber-KB setelah melahirkan
b. Tanda-tanda bayi sakit 3. Melakukan ritual
c. Kebersihan pribadi & lingkungan keagamaan/tradisional yang sehat sesuai
d. Kesehatan & Gizi tradisi setempat
e. ASI Ekslusif 4. Memotivasi rujukan bila diperlukan
f. Perawatan tali pusat 5. Melaporkan ke Bidan apabila ada
g. KB setelah melahirkan calon akseptor KB baru
3. Melakukan rujukan apabila
diperlukan 4. Melakukan pencatatan
pada :
a. Kohort Bayi
10
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

b. Buku KIA
5. Melakukan Laporan :
a. Cakupan Pelayanan Nifas

Dalam proses alih peran dan pembagian tugas antara Bidan dengan dukun
perlu disepakati mekanisme kemitraan yang dijalin antara mereka. Meskipun
mekanisme sangat beragam tergantung keadaan, tetapi ada beberapa hal penting yang
harus disepakati (dituangkan secara tertulis dalam nota kesepakatan antara bidan –
dukun) yaitu:
- Mekanisme rujukan informasi ibu hamil.
- Mekanisme rujukan kasus persalinan.
- Mekanisme pembagian biaya persalinan .
- Jadwal pertemuan rutin bidan dengan dukun.

11
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

RANGKUMAN

Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan
dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan
kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan
bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan
berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta
melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.

Kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi


sangat diperlukan untuk memindahkan persalinan dari dukun bayi ke Bidan. Dengan
demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi
risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.

12
H
A
N
S
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
O
A
L

1. Sistem kerjasama formal yang terikat secara hukum atau pemahaman informal, hubungan
kerjasama dan saling mengadopsi rencana atau sejumlah lembaga disebut…
a.Kemitraan d.Bidan
b.Dukun e.Perawat
c.Sistematis
2. Analisis masalah dapat dilakukan dengan mengacu kepada hasil identifikasi potensi dan
masalah yang menitikberatkan pada,kecuali…
a. Adanya persalinan oleh dukun
b. Cakupan persalinan nakes yang renda
c. Jumlah dukun lebih banyak daripada bidan
d. Desa yang tidak mempunyai bidan/bidan tidak tinggal di tempat
e. Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
3. Tujuan dari sosialisasi bidan desa yaitu...
a. Untuk mendapat kesepakatan serta dukungan pada pelaksanaan kemitraan Bid
an dengan Dukun dari aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK dan
masyarakat
b. Mendekatkan hubungan interpersonal antara bidan dengan dukun
c. Meningkatkan keterampilan dukun dalam perawatan bayi baru lahir dan ibu nifas
d. Cakupan persalinan nakes yang renda
e. Jumlah dukun lebih banyak daripada bidan
4. Sistem Pengelolaan dana bergulir,kecuali…
a. Dukun bayi berkewajiban mengembalikan dana yang telah diterima tersebut, dalam
bentuk rujukan kasus persalinan (inpartu) kepada bidan penanggung jawab/bidan tem
pat magang
b. Bidan akan memberikan sebagian uang hasil dari biaya persalinan yang dibayarkan
oleh pasien sesuai kesepakatan yang telah dibuat kepada dukun tersebut sebagai peng
hargaan atas rujukan dan sebagian lagi akan disimpan untuk dana bergulir (disimpan k
e pengelola dana bergulir di Puskesmas )
c. Dana bergulir yang telah masuk ke pengelola program kemitraan Bidan dengan Duku
13
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

n puskesmas selanjutnya akan digulirkan kembali ke dukun yang sama atau dukun ya
ng lain setelah dilakukan evaluasi
d. Meningkatkan keterampilan dukun dalam perawatan bayi baru lahir dan ibu ni
fas
e. Pemberian dana bergulir dan pembagian hasil antara bidan dengan dukun, dari hasil p
ertolongan persalinan ditinjau ulang secara berkala (tiap 6 bulan sekali) dan diatur dal
am kesepakatan yang dibuat pada saat evaluasi hasil kegiatan kemitraan Bidan – Duk
un di tingkat kecamatan.
5. Sasaran Lintas program/lintas sektor tingkat kecamatan,kecuali…
a. Petugas PKM, PLKB, KUA, Bag. Sosial/Kesra Kecamatan, Diknas, Toma, Toga, LS
M, TP-PKK Kecamatan
b. Desa yang tidak mempunyai bidan/bidan tidak tinggal di tempat
c. Kepala desa
d. Ketua TP PKK desa
e. Bidan di desa
6. Ada beberapa hal penting yang harus disepakati (dituangkan secara tertulis dalam nota
kesepakatan antara bidan – dukun) yaitu,kecuali….
a. Cakupan persalinan nakes yang renda
b. Mekanisme rujukan informasi ibu hamil.
c. Mekanisme rujukan kasus persalinan.
d. Mekanisme pembagian biaya persalinan.
e. Jadwal pertemuan rutin bidan dengan dukun.
7. Dalam menilai kualitas kegiatan kemitraan bidan dengan dukun diperlukan indikator,kec
uali….
a. Persentase dukun yang bermitra
b. Cakupan Linakes di suatu wilayah
c. Prosentase rujukan bumil oleh dukun
d. Proses pemantauan dan evaluasi tersebut dilaporkan secara berjenjang kepada
pengelola program KIA Puskesmas kemudian ke Kabupaten/Kota secara triwu
lan
e. Mekanisme pembagian biaya persalinan.
8. Suatu bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip
keterbukaaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan
bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan
14
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa
nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun,
serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada disebut…
a. Kemitraan bidan dengan dukun
b. Bidan desa
c. Petugas desa
d. Pejabat
e. Pemerintah
9. Kegiatan dalam rangka memfasilitasi terciptanya kemitraan bidan dengan dukun meliputi
4 aspek secara berurutan yaitu…
a. Evaluasi,pemantauan,perencanaan,dan pelaksanaan.
b. Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
c. Perencanaan,evaluasi,diagnosis,eksperimen,dan pelaksanaan.
d. Eksperimen,evaluasi,diagnosis,permintaan,dan perencanaan.
e. Pemantauan,diagnosis,eksperimen,pendapatan.
10. Beberapa alternatif pemecahan yang ada, pada akhirnya akan dibahas untuk memperoleh
upaya yaitu…
a. Jumlah dukun lebih banyak daripada bidan
b. Upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan
sumber daya yang ada baik lintas program/lintas sektor maupun tokoh-tokoh
informal.
c. Mendekatkan hubungan interpersonal antara bidan dengan dukun
d. Meningkatkan keterampilan dukun dalam perawatan bayi baru lahir dan ibu nifas
e. Cakupan persalinan nakes yang renda

15
U
S
T
A
MODUL ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
K
A

Hemiyanti,Sri, dkk.2008.Pedoman Kemitraan Bidan Dengan Dukun.Jakarta:Departemen Kes


ehatan Republik Indonesia.
Tonasih,2015.Program Kemitraan Bidan dan Dukun.Yogyakarta:Deepublish(Grup Penerbita
n CV BUDI UTAMA)

16

Anda mungkin juga menyukai