Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS STRATEGI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN


DAYA TARIK INVESTASI DI
SUMATERA UTARA

(Studi Analisis Instrumen Strategi dan Implementasi Kebijakan Pemerintah


Daerah dalam Meningkatkan Daya Tarik Investasi di Sumatera Utara)

PROPOSAL TESIS

Oleh :
Fatwa Budiyanti
NIM: 121012201066

PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI


FAKULTAS ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI
TAHUN 2023-2024

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tolak ukur dari keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan

ekonomi, dan struktur ekonomi. Pembangunan suatu daerah salah satunya bisa

diwujudkan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di daerah

tersebut, yaitu misalnya dengan peningkatan nilai investasi yang bisa meningkatkan

pendapatan daerah yang nantinya dapat membangun pertumbuhan ekonomi daerah

tersebut (Yudisthira & Niswah, 2019).

Pembangunan ekonomi pada hakekannya bertujuan untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu dilaksanakan pembangunan ekonomi

nasional yang berkelanjutan dengan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk

mencapai tujuan bernegara serta mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi

Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi

ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal,

baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Penanaman modal adalah segala

bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun

penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik

Indonesia (Undang-Undang Nomor 25 tahun 2017 tentang Penanaman Modal).

Kebijakan investasi umumnya bertujuan meningkatkan iklim investasi

secara keseluruhan, sementara strategi promosi investasi memiliki tujuan yang

2
lebih terukur yang mengacu pada jumlah target PMA yang hendak diperoleh suatu

negara atau wilayah dalam waktu tertentu. Dengan kata lain, strategi promosi

investasi tidak mencakup modalitas, namun lebih mencakup juga pada kebijakan

dan perangkat yang nyata untuk menjadi peluang investasi yang menjanjikan.

Selain sejumlah industri besar dan menengah, terdapat juga sejumlah industri kecil

yang berinvestasi di Provinsi Sumatera Utara. Pemerintah Daerah di Provinsi

Sumatera Utara dalam upaya peningkatan investasi di daerah melalui Badan

Penanaman Modal dan Promosi di di Provinsi Sumatera Utara melakukan berbagai

strategi seperti mempresentasikan berbagai potensi dan peluang investasi yang ada

di di Provinsi Sumatera Utara. Tujuannya adalah untuk tetap menjaga agar

pemerintah pusat dan daerah saling mendukung berbagai potensi termasuk

pelayanan publik sehingga dapat memberikan dampak lebih berharga bahkan bisa

menaikan PAD untuk di Provinsi Sumatera Utara, selain itu Badan Penanaman

Modal dan Promosi di Provinsi Sumatera Utara menggelar kegiatan sosialisasi

peraturan Penanaman Modal dan Perizinan “Perka BKPM Nomor 17 Tahun 2015

tentang pedoman dan tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan

juga Amanah undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal”

kepada para pelaku usaha baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun

Penanaman Modal Asing (PMA).

Kebijakan strategis yang telah diambil dalam meningkatkan investasi di di

Provinsi Sumatera Utara yaitu Menyederhanakan setiap perizinan, perizinan online

bisa dimana saja dan kapan saja pihak investor bisa mengajukan permohonan izin,

non-tunai, perizinan keliling, pembentukan tim teknis perizinan, promosi-promosi

3
melalui website DPMPTSP, membuat pamflet dan promosi keluar daerah. langkah

strategis yang sementara dilaksanakan untuk mensukseskan program investasi di

di Provinsi Sumatera Utara tahun mempromosikan, menarik, dan memfasilitasi

PMA. Penanaman Modal Asing atau (PMA) merupakan bentuk investasi dengan

jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman Modal

di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. di Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak potensi ekonomi

dalam pengembangan Industri.

Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara (BPMP-

SU) merupakan ujung tombak dalam menarik investasi baik PMA maupun PMDN.

BPMP-SU berperan menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis

dibidang investasi dan promosi. Selain itu BPMP-SU juga berperan

menyelenggarakan pelayanan administrasi, promosi dan informasi serta

pengawasan pengendalian serta melakukan pengkajian dan evaluasi

penyelenggaraan promosi dan investasi. Kemampuan para pegawai BPMP

Sumatera Utara yang memiliki pendidikan tinggi belum memberikan kontribusi

yang maksimal.

Diperlukan strategi yang tepat untuk dipertimbangkan oleh pemerintah

daerah, sehingga investasi di Sumatera Utara meningkat. Berbagai kegiatan yang

dilaksanakan dan diikuti BPMP Sumatera Utara belum memberi dampak yang

signifikan dalam meningkatkan investasi.

Terkait dengan hal tersebut, maka penulis melihat urgensi dengan meneliti

upaya Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk Meningkatkan Daya

4
Tarik Investasi melalui optimalisasi strategi serta implementasi kebijakan.

Berdasarkan perspektif pentingnya penelitian ini, maka penulis memilih topik yang

lebih spesifik, yakni: “Analisis Strategi dan Implementasi Kebijakan Pemerintah

Daerah dalam Meningkatkan Daya Tarik Investasi di Sumatera Utara ”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Daya tarik investasi merupakan masalah yang sangat kompleks yang

disebabkan berbagai faktor. misalnya: ketersediaan lapangan pekerjaan, rendahnya

pendidikan dan kesehatan, rendahnya kemampuan dan keterampilan untuk

memasuki pasar tenaga kerja. Percepatan pemulihan ekonomi investasi harus

dilakukan secara terintegrasi menyeluruh dan berkesinambungan serta berbasis

pemberdayaan ekonomi investasi. Sebagai sarana untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan sosialnya suatu daerah. Wilayah Sumatera Utara yang luas dengan

karakteristik wilayah dan masyarakat di Sumatera Utara memiliki keragaman yang

berbeda jika di bandingkan wilayah lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1) Bagaimanakah Strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan daya tarik

investasi di Sumatera Utara?

2) Apa sajakah hambatan Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan

kebijakan meningkatkan investasi di Sumatera Utara?

3) Apakah Kebijakan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan daya tarik investasi

dapat meningkatkan kesejahteraaan masyarakat di Sumatera Utara?

5
1.3 Batasan Masalah Penelitian

Untuk menjaga pembahasan agar tetap fokus dan sistematis, maka

diperlukan pembatasan pada masalah yang akan di analisis dalam penelitian. Dalam

penelitian ini dibatasi pada permasalahan Strategi Pemerintah Daerah sebagai

variabel bebas (variabel independen) serta Implementasi Kebijakan Pemerintah

Daerah sebagai variabel bebas (variabel independen) dan Meningkatkan Daya Tarik

Investasi sebagai variable tidak bebas (variable dependen) di Sumatera Utara?.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak di

capai oleh peneliti dalam penelitian ini yakni:

1) Untuk menganalisis dan mengkaji strategi Pemerintah Daerah dalam

meningkatkan daya tarik investasi di Sumatera Utara.

2) Untuk mengetahui dan menkaji hambatan-hambatan apa saja pada

Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan meningkatkan

investasi di Sumatera Utara.

3) Untuk menganalisis dan mengkaji Kebijakan Pemerintah Daerah dalam

meningkatkan daya tarik investasi dapat meningkatkan kesejahteraaan

masyarakat di Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga memiliki manfaat penelitian secara akademis dan

praktis sebagai berikut:

6
1) Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang Kebijakan Publik khususnya mengenai strategi dan

implementasi kebijakan meningkatkan daya tarik investasi pada bidang

penanaman modal dalam meningkatkan pertumbuhan investasi. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

tambahan wawasan intelektual bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian

sejenis.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah

Daerah Sumatera Utara dalam hal pelaksanaan implementasi kebijakan pada

bidang penanaman modal di Sumatera Utara.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memahami isi dari penelitian ini, maka dikelompokkan menjadi

beberapa sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini digambarkan mengenai latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan memuat tinjauan pustaka merupakan uraian dasar teori yang

berhubungan dengan konsep kebijakan publik, konsep implementasi kebijakan

publik, model implementasi kebijakan publik, dalam konteks hubungan

7
kebijakan pada strategi meningkatkan daya tarik investasi melalui kebijakan

pemerintah daerah.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan pendekatan penelitian, fokus penelitian, pemilihan

informan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN


Bab ini merupakan pembahasan gambaran umum objek penelitian pada Strategi

dan implementasi kebijakan pada penanaman modal dalam meningkatkan

pertumbuhan investasi di Sumatera Utara dan mengolah data yang telah di

kumpulkan serta menganalisis hasil dari pengolahan data tersebut untuk dapat

menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diambil simpulan dari uraian yang telah ditulis pada bab-bab

sebelumnya, kemudian akan diberikan saran-saran berkaitan dengan simpulan

tersebut.

8
BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN STUDI EMPIRIS

2.1 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian Kebijakan Publik
Istilah kebijakan atau sebagian orang mengistilahkan

kebijaksanaan seringkali disamakan pengertiannya dengan istilah policy.

Hal tersebut barangkali dikarenakan sampai saat ini belum diketahui

terjemahan yang tepat isitlah policy ke dalam Bahasa Indonesia. Menurut

Hoogerwerf dalam Sjahrir pada hakekatnya pengertian kebijakan adalah

semacam jawaban terhadap suatu masalah, merupakan upaya untuk

memecahkan, mengurangi, mencegah suatu maslah dengan cara tertentu,

yaitu dengan tindakan yang terarah. Sedangkan, James E Anderson,

memberikan rumusan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor

(pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam

suatu bidang kegiatan tertentu. (Clem Tisdell. 2003)

Selanjutnya, Abbi M. Kedir (2011), memisahkan berbagai

pandangan tentang kebijakan publik ke dalam dua kelompok. Pemikiran

pertama menyatakan bahwa kebijakan publik sama dengan tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Thomas R.

Dye bahwa “Public policy is whatever goverment choose to do or not to

do” (apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak

dilakukan). Meskipun memberikan pengertian kebijakan publik hanya

memandang dari satu sudut saja (yakni pemerintah), namun apa yang

9
diungkapkan oleh Thomas Dye telah memberikan nuansa terhadap

pengertian kebijakan publik. Barangkali semua memahami bahwa kebijakan

semata-mata bukan merupakan keinginan pemerintah, akan tetapi

masyarakatpun juga memiliki “apa” yang dilakukan, “mengapa” mereka

melakukannya, dan “bagaimana” akibatnya.

Kebijakan publik meliputi segala sesuatu yang dinyatakan dan

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Irfan Islamy (1997: 20)

menguraikan beberapa elemen penting dalam kebijakan publik, yaitu: (1)

Bahwa kebijakan publik itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan

tindakan-tindakan pemerintah; (2) Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup

hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata; (3) Bahwa

kebijakan publik, baik untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan

sesuatu itu mempunyai dan dilandasi maksud dan tujuan tertentu; (4) Bahwa

kebijakan publik itu harus senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh

anggota masyarakat.

Definisi tersebut memberikan gambaran pemahaman mengenai

kebijakan publik, yaitu; tindakan, tujuan dan berkaitan dengan urusan

publik. Kebijakan publik secara konsisten menunjukkan ciri tertentu yang

dilakukan oleh pemerintah. Analisis kebijakan sendiri merupakan suatu

aktivitas intelektual dan praktis ditujukan menciptakan, secara kritis

menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan di dalam proses

kebijakan (William N, Dunn, 2000).

10
2.1.2 Konsep Investasi dan Penanaman Modal

Investasi adalah suatu ikhtiar dan pengorbanan untuk menghasilkan

kemanfaatan yang Iebih besar sebagai imbalan dari ikhtiar dan pengorbanan

tersebut (Rosyidi, 2009). Menurut ekonomi makro, sumber dana investasi

berasal dari kelebihan pendapatan nasional/daerah atau sering disebut

sebagai tabungan nasional/daerah sedangkan menurut ekonomi mikro

investasi merupakan langkah pembelanjaan sumber daya/dana untuk

membangun fasilitas produksi baru maupun tambahan dari yang telah ada

dalam rangka memperoleh ataupun memperbesar perolehan laba.

Sementara itu Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007

maka pengertian Penanaman Modal Asing (PMA) adalah sebagai berikut:

a. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk

melakukan usaha diwilayah negara Republik Indonesia. Penanam modal

dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

diwilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

Penanam modal asing adalah kegiatan menanam modal asing

sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam

negeri.

b. Prinsip dasar tentang penanaman modal adalah :

1) Perlakuan yang sama.

2) Tidak mensyaratkan modal minimum.

11
3) Jaminan untuk melakukan repatriat modal dan keuntungan.

4) Jaminan kepastian hukum.

5) Penyelesaian sengketa.

6) Kemudahan investasi dalam bentuk pemberian fasilitas dan

pelayanan izin dan informasi.

7) Kebijakan dasar penanaman modal mendorong terciptanya iklim

usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk

penguatan daya saing perekonomian nasional, serta mempercepat

peningkatan penanaman modal.

c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdarsarkan undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk biaya perusahaan di

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Penanaman

Modal memberikan batasan terhadap beberapa konsep yang berkaitan

dengan investasi/penanaman modal, yakni sebagai berikut:

d. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang

yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.

Dana investasi langsung diwujudkan berupa pembangunan pabrik,

pengadaan fasilitas produksi, pembelian tanah, mesin-mesin,

penyediaan bahan baku dan sebagainya. Penempatan dana investasi

asing akan selalu tertuju ke negara-negara atau kawasan yang

menjanjikan tingkat hasil finansial uang dan kadar kepastian paling

tinggi atau tingkat resikonya paling kecil. Dunning (1993) dalam

12
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal

Asing melalui teori ancangan eklektis.

2.1.3 Konsep Strategi dan Promosi

Wandikbo dkk (2012) menyatakan bahwa pada dasarnya promosi

ditujukan untuk memperkenalkan produk baru, juga untuk mempertahankan

suatu produk yang sedang dipasarkan yang pada akhirnya sasaran promosi

itu untuk memperbesar penjualan. Jadi promosi berarti mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan. Lestari dan Noor (2012) menyatakan

bahwa perusahaan dituntut menetapkan program bauran promosi yang lebih

baik dan menguntungkan antara lain dengan memodifikasi penerapan atas

pilihan program bauran promosi yang digunakan. Dengan demikian

perusahaan harus mencari alternatif untuk menarik konsumen agar hasil

penjualan meningkat guna mencapai keuntungan optimal.

1. Periklanan Menurut Kotler (2003), sarana yang dapat digunakan untuk

periklanan ini dapat berupa : 1) Iklan cetak dan penyiaran (surat kabar,

majalah, televisi, radio) 2) Bioskop 3) Pos langsung 4) Pengemasan luar

5) Pengemasan dalam 6) Simbol dan logo 7) Pita video 8) Billboard 8)

Poster dan selebaran 9) Brosur dan buku petunjuk 10) Materi audio

visual

2. Penjualan Perorangan (personal selling) Menurut Kotler (2003), sarana

yang dapat digunakan untuk penjualan perorangan ini dapat berupa

13
presentasi penjualan, seminar, program insentif pemberian sampel, serta

pekan raya dan pameran daging

3. Promosi Penjualan (sales promotion) Promosi Penjualan adalah

rangsangan jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan

suatu produk atau jasa. Menurut Kotler (2003), sarana yang dapat

digunakan untuk promosi penjualan ini dapat berupa : a) Promosi

Konsumen 1) Contoh/Sampel 2) Kupon-kupon berhadiah 3) Premi 4)

Stiker dagang 5) Hadiah dalam kemasan 6) Kartu-kartu bergambar 7)

Hadiah uang tunai b) Promosi dagang 1) Tunjangan pembeli 2)

Keringanan dagang 3) Barang gratis 4) Alat-alat iklan gratis 5)

Penawaran harga cuci gudang 6) Kemasan-kemasan ukuran jumbo atau

ganda 7) Kemasan-kemasan bertanda khusus c) Promosi wiraniaga 1)

Kontes 2) Undian tanpa syarat dan sayembara 3) Permainan 4) Kontes

dagang 5) Demonstrasi-demonstrasi di dalam took 6) Pencocokan

potongan-potongan penjualan.

4. Hubungan Masyarakat (public relation) Hubungan masyarakat (Humas)

melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan

dan menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Manajemen

dirancang untuk membentuk dan membina sikap dan perilaku

masyarakat terhadap produk atau perusahaan. Kegiatan ini tidak dapat

secara keseluruhan dikendalikan oleh perusahaan. Menurut Jefkins

(2003), berikut ini tujuan-tujuan kegiatan hubungan masyarakat: 

Menciptakan kesadaran masyarakat  Membina kredibilitas 

14
Merangsang kegiatan penjualan dan perantara  Mendukung dan

mengkompetisir kegiatan promosi.

Menurut Kotler (2003), sarana yang dapat digunakan untuk hubungan

masyarakat ini dapat berupa siaran pers, ceramah, laporan tahunan,

sumbangan amal, menjadi sponsor, publikasi, media identitas, majalah

perusahaan, serta kegiatan-kegiatan sosial

5. Pemasaran langsung (direct marketing) Pemasaran langsung menurut

Kotler (2003) adalah Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran

interaktif yang menggunakan satu atau lebih media untuk

mempengaruhi suatu tanggapan atau transaksi terukur pada lokasi mana

pun. Perdagangan tanpa toko atau pemasaran langsung telah menjadi

bisnis tersendiri yang nilainya sangat besar. Hal ini terjadi berkat teknik

penawaran lewat pos (direct mail), iklan- iklan televisi dan teleteks,

pemesanan sesuatu produk lewat pos (mail order), yang kesemuanya

dewasa ini lebih dikenal sebagai teknik teknik pemasaran tanggapan

langsung (direct response marketing).

2.1.4 Konsep Analisis Strategi Peningkatan Investasi

Clausewitz dalam Robinson & Pearce (2000), strategi merupakan

suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang.

Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan,

sehingga strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan

untuk mencapai tujuan. Porter dalam Umar (2005), mengatakan bahwa

strategi adalah sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk

15
menghantarkan nilai yang unik. Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas yang

penuh daya saing serta pendekatan pendekatan bisnis untuk mencapai

kinerja yang memuaskan (sesuai target).

1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal lebih pada analisis intern perusahaan dalam

menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap

divisi keuangan dan akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan,

personalia serta operasional. Inti dari analisis lingkungan internal ini

adalah berusaha untuk mencari keunggulan strategis yang dipakai untuk

membedakan diri dari pesaing. Menurut Robinson and Pearce (2000),

analisis lingkungan internal adalah pengertian mengenai pencocokan

kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman

eksternal. Selanjutnya Robinson and Pearce (2000) memberikan

langkah-langkah dan menganalisis lingkungan internal yang nantinya

akan menghasilkan profit perusahaan terdiri dari:

1) Identifikasi faktor-faktor strategik internal dan kegiatan yang paling

penting identifikasi faktor internal kunci:

a. Pemasaran. Pemasaran adalah starting point setiap kegiatan

bisnis. Fungsi-fungsi perusahaan yang lain, seperti produksi,

persediaan, keuangan, SDM dsb, merupakan derivat, langsung

atau tidak langsung, dari fungsi pemasaran. Kajian mengenai

kelayakan suatu usaha selalu dimulai dari perkiraan kemampuan

16
melakukan penetrasi pasar. Karena itu, tak ada bisnis yang bisa

dikembangkan tanpa pemasaran.

b. Keuangan. Faktor keuangan memberikan gambaran tentang

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau

laba perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan

perusahaan.

c. Produksi, operasi,dan teknik. Bagian operasi dan teknik

berkaitan dengan upaya pengendalian produksi di pabrik tetap

terjaga sesuai rencana. pengendalian produksi adalah fungsi

untuk menggerakan barang melalui siklus manufaktur

keseluruhan dari pengadaan bahan baku sampai dengan

pengiriman produk jadi. Dalam perusahaan jasa operasionalisasi

terhadap jasa yang ditawarkan berlangsung dengan lancar dan

sesuai ketentuan standar operasional prosedur.

d. Sumber Daya Manusia (SDM) Bagian SDM berkaitan dengan

perencanaan, pelatihan dan penempatan staf yang sesuai dengan

rencana perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

e. Manajemen Mutu. Manajemen mutu dilaksanakan dalam

menjaga kualitas kerja dan produk sehingga tetap memenuhi

standar yang diinginkan.

f. Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan bagian dari

sistem penunjang pengambilan keputusan manajemen dalam

17
berbagai hal. Pengelolaan informasi berbasis komputer sangat

menentukan proses pengambilan keputusan perusahaan.

g. Organisasi dan Manajemen Umum. Pengelolaan SDM yang

benar dalam organisasi dimaksudkan untuk mensinergikan

kemampuan dengan kesesuain bidang kerja staf, sehingga

pekerjaan yang dilaksanakan dapat maksimal.

h. Logistik ke dalam

i. Operasi

j. Logistik ke luar

k. Pemasaran dan penjualan

l. Layanan

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan

seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi (Kuncoro, 2006).

Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak

dapat diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami perubahan.

Menurut Jauch dan Gluech (1999), analisis lingkungan eksternal adalah

suatu proses yang digunakan perencanaan dalam menentukan peluang

ancaman terhadap perusahaan. Robinson dan Pearce (2000) membagi

lingkungan eksternal menjadi:

1) Lingkungan Jauh yang terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya

diluar dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh ini

memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju,

18
sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.

Lingkungan jauh ini terdiri dari beberapa faktor yakni:

a. Ekonomi. Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat

mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk

kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh

karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat

hendaknya bersama sama mempertahankan bahkan

meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik

lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya.

Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis kondisi ekonomi suatu daerah atau negara adalah

siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi,

harga-harga produk dan jasa, pertumbuhan ekonomi, pendapatan

perkapita.

b. Sosial dan Budaya. Kondisi sosial masyarakat memang berubah-

ubah. Hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang

mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan.

Kondisi sosial ini misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan

kebiasaan orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan.

c. Teknologi. Kemajuan teknologi informasi tidak hanya mencakup

penemuan-penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara

pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu

pekerjaan. Setiap kegiatan usaha yang diiinginkan untuk berjalan

19
terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan-

perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau

jasa yang dihasilkan atau cara operasinya.

d. Pemerintah. Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah

menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Kebijakan yang

diputuskan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi dunia

usaha terutama perlindungan terhadap pasar tradisional.

Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor

pemerintah adalah Undang-Undang dan peraturan yang

diterbitkan oleh pemerintah.

2) Lingkungan Industri. Lingkungan ini lebih mengarah pada aspek

persaingan dimana bisnis perusahaan berada.Intensitas persaingan

dalam suatu industri pasar ritel dikatakan sebagai kondisi yang tidak

menguntungkan, atau juga ketidakberuntungan. Tidak setiap industri

memiliki potensi yang sama. Tujuan akhir dari suatu bisnis unit

dalam industri adalah untuk menemukan posisi pada industri dimana

perusahaan bisa mempertahankan diri melawan tekanan kompetitif

yang ada. Pengetahuan mengenai sumber dari tekanan kompetitif

akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang penting, serta

menunjukkan posisi dalam industri, menjelaskan area dimana

peluang dan tantangan akan berarti.

20
2.2 Penelitian Terdahulu

Pada subbab ini penulis akan memaparkan tinjauan penulis atas beberapa

penelitian dan kajian ilmiah terdahulu serta beberapa konsep yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini. Guna mendukung tesis peneliti yang berjudul “

Analisis Strategi dan Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam

Meningkatkan Daya Tarik Investasi di Sumatera Utara” maka peneliti

melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian terlebih dahulu yang memiliki

kemiripan dengan tema peneliti.

Tinjauan penelitian terdahulu dilakukan agar peneliti mendapatkan bahan

pembanding dan juga sebagai acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan

kesamaan dengan penelitian yang dilakukan, maka dari itu peneliti memaparkan

hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai berikut:

Tabel: 2.1 Penelitian Tedahulu

Nirwati Tarigan, Laurensius Christian D.


Peneliti Penulis
2019 Arliman S, 2018 Polii, 2021
Judul Strategi Promosi Peran Investasi Strategi Dinas Analisis Strategi
Penelitian dalam dalam Kebijakan Penanaman Modal dan Implementasi
Meningkatkan Pembangunan dan Pelayanan Kebijakan
Daya Tarik Ekonomi Bidang Terpadu Satu Pemerintah
Investasi di Pariwisata di Pintu dalam Daerah dalam
Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Mempromosikan Meningkatkan
Utara Utara Potensi Investasi Daya Tarik
di Kabupaten Investasi di
Minahasa Selatan Sumatera Utara
Variabel Strategi Promosi Peran Investasi, Strategi Analisis Strategi,
dan Meningkatkan Kebijakan Pemerintah Implementasi
Daya Tarik Pemerintah, dan Daerah, Pelayanan Kebijakan
Investasi Pembangunan Terpadu dan Pemerintah dan
Ekonomi Bidang Promosi Potensi Meningkatkan
Pariwisata Investasi Daya Tarik
Investasi
Alat Analisis Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif
Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kuakitatif

21
Periode 2019 2018 2021 2023
Sampel
Lingkup Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Penelitian Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Kabupaten Provunsi Sumatera
Utara Utara Minahasa Selatan Utara

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan observasional analisis dengan

rancangan deskriptif, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel Strategi

Implementasi Kebijakan dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori

yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramal, memprediksi dan

mengontrol suatu gejala. Penelitian ini kualitatif untuk mendiskripsikan data-

data yang sudah diperoleh sehingga akan lebih memperjelas data tersebut. Pada

penelitian ini terdapat variabel yang berhubungan dengan Bidang Penanaman

Modal dan Meningkatkan Pertumbuhan Investasi.

3.2 Fokus Group Discussion (FGD)

“Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk

memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang,

kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Definisi lain, FGD adalah

salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif; di mana sekelompok orang

berdiskusi dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai

suatu topik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa FGD adalah salah satu

teknik pengumpulan data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi

23
keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang

suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator.”

“FGD bertujuan untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang berkaitan

dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari

pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan

untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna inter- subjektif yang sulit diberi

makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti

(Kresno S. dkk., 1999).”

“FGD bisa dilakukan secara full maupun semi. Full FGD dilakukan dengan

menghadirkan seluruh informan di satu tempat dan waktu yang sama. Sementara

semi FGD dilakukan dengan cara membagi informan dalam beberapa kelompok

dan mewawancarainya secara bergiliran.”

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lingkuan Pemerintah daerah Provinsi

Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa data dan informasi yang

dibutuhkan mudah diperoleh serta sangat relevan dengan pokok permasalahan

yang menjadi objek penelitian.

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 3 bulan, yakni bulan

Oktober s/d Desember 2023.

24
3.4 Populasi Dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek dari wilayah generalisasi yang terdiri

dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik

tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah terdiri dari pihak-pihak yang

berkompoten memberikan informasi mengenai perkembangan promosi

investasi di Sumatera Utara yang meliputi:

a. Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumatera Utara.

b. Kepala Bidang Promosi dan Informasi Badan Penanaman Modal dan

Promosi Sumatera Utara.

c. Kepala Bidang Pengembangan Investasi Badan Penanaman Modal dan

Promosi Sumatera Utara.

d. Kepala Sub Bidang Sarana dan Bahan Promosi Badan Penanaman Modal

dan Promosi Sumatera Utara.

e. Kepala Sub Bidang Informasi Promosi Dalam dan Luar Negeri Badan

Penanaman Modal dan Promosi Sumatera Utara.

f. Ketua Kamar Dagang dan Industri Sumatera Utara.

g. Sekretaris Kamar Dagang dan Industri Sumatera Utara.

2) Sampel

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek

penelitian. Sugiono (2007;15) mengemukakan bahwa jika kita hanya akan

meneliti dari sebagian populasi, maka penelitian tersebut dengan penelitian

25
sampel. Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah bagian populasi yang memiliki karateristik dari populasi itu sendiri.

Karena hasil penelitian berlaku bagi populasi, maka sampel yang di ambil

harus representatif, yaitu mewakili seluruh populasi yang berarti sampel tersebut

harus memiliki ciri atau karakteristik yang juga terdapat dalam populasi.

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang terlibat dalam

promosi daya tarik investasi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif, dimana data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat,

skema dan gambar dan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka,

atau data kualitatif yang dikuantifikasikan (Sugiono,2003:13 )

Sumber data dalam penelitian ini, terdiri dari :

1) Data Primer : yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara

langsung terhadap objek yang diteliti. Data primer ini diperoleh melalui

wawancara dan dari hasil angket yang diperoleh dari responden

berdasarkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

2) Data Sekunder : yaitu data dari pihak lain tentang objek penelitian dan

berbagai sumber literatur, dokumentasi atau informasi dari pihak lain yang

berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

26
3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini di gunakan sebagaiberikut:

1) Kuisioner dan wawancara yakni komunikasi langsung dengan responden

melalui pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan objek yang diteliti.

2) Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen

resmi yang relevan.

3) Observasi yakni kegiatan yang dilakukan secara langsung pada objek untuk

memperoleh data atau informasi serta gambaran yang jelas tentang variabel

yang diteliti.

3.7 Metode Analisis Data Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah tentang Analisis Strategi Kebijakan

Pemerintah pada Bidang Penanaman Modal dalam meningkatkan daya tarik

investasi di Sumatera Utara. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara

berupa kusiaoner selanjutnya diolah dengan menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode analisis deskriptif. Pada dasarnya menggunakan teknik analisis

data dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan yaitu analisis interaktif

dari model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 247). Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclution

drawing/verification. Dengan penjelasan seperti berikut:”

1. Reduksi_data, data dilapangan dituangkan dalam uraian atau laporan yang

lengkap dan-terinci. Laporan lapangan akan direduksi, dirangkum, dipilih

27
hal-hal yang pokok, difokuskan0pada hal-hal yang penting kemudian dicari

pola dan temanya.”

2. Penyajian-data, memudahkan peneliti melihat gambran secara-keseluruhan

atau bagian-bagian tertentu bagi peneliti. Oleh karena itu dalam penelitian

ini0menyajikan data dalam0bentuk uraian naratif.”

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi, Peneliti__berusaha untuk

menggambarkan_dari data yang dikumpulkan yang dituangkan dalam

kesimpulan yang masih0bersifat tentatif. Akan tetapi dengan bertambahnya

data melalui proses verifikasi secara terus-menerus akan ditarik

kesimpulan.”

Selain itu, dalam penelitian ini mengumpulkan data secara primer atau

langsung berhadapan sumber informasi. Lebih rinci nantinya akan di bahas pada

bagian selanjutnya. Sementara untuk memperkuat hasil data, maka peneliti akan

melakukan Fokus Group Discussion (FGD) dengan informan yang telah dibahas

sebelumnya.”

3.8 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi yang menyatakan bentuk kata-kata

berdasarkan sifat-sifat yang diamati dari variabel yang bersangkutan. Dengan

demikian definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah :

28
a) Strategi kebijakan pemerintah adalah untuk mengukur apakah suatu

kebijakan berhasil atau tidak tentunya dilihat dari apakah tujuan kebijakan

itu tercapai atau tidak sebaliknya dikatakan tidak berhasil kalau tujuan

kebijakan tidak tercapai. Kegagalan sebuah kebijakan seringkali

dikarenakan kebijakan tersebut tidak dapat diimplentasikan. Tahap

terpenting setelah suatu kebijakan publik ditetapkan adalah bagaimana

keputusan itu dilaksanakan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya

adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.

b) Implementasi Kebijakan yang terintegrasi dengan memanfaatkan

keunggulan sumberdaya lokal adalah salah satu solusi yang dapat diberikan

dalam meningkatkan daya tarik investasi. Konsepnya adalah membangun

pertumbuhan investasi secara terintegrasi. Tanggung jawab dalam

implementasi kebijakan, terletak pada kerja-kerja stecholder dengan

memanfaatkan keunggulan lokal yang ada di daerahnya masing-masing.

Melalui cara ini, peran pemerintah lebih pada fasilitator.

c) Meningkatkan daya tarik investasi adalah salah satu faktor penting yang

berarti bahwa lingkungan yang dihadapi secara relatif berpeluang lebih

besar dibanding ancamannya, sedangkan kekuatannya relatif lebih unggul

dibanding dengan kelemahannya. Oleh karenanya suatu lembaga atau

institusi memiliki kemampuan untuk merubah potensi menjadi prestasi

kinerja yang lebih baik. Sehingga arah kebijakan yang tepat untuk

dilaksanakan adalah dengan meningkatkan dan memperbesar peranan suatu

lembaga atau institusi dalam berbagai kegiatan sesuai dengan kemampuan

29
yang dimiliki sekaligus untuk memperluas peran serta memanfaatkan

peluang yang ada. Perusahaan harus mampu memilih target pasar untuk

bersaing atas dasar kekuatan yang dimilikinya. Contohnya adalah tetap

melayani pelanggan yang sama dengan produk atau jasa yang sama dan

mempertahankan pangsa pasar.

30
Daftar Pustaka

Isamy, M. Irfan, 1994, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Cetakan


Ketujuh, Jakarta, Bumi Aksara.
Clem Tisdell. 2003. China's rural poverty and its entry to the WTO·. International
Journal of Development Issues Vol. 2, No. 2 (2003) 15-36.
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah

Mada Press

Dunn, W,, 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Dunning, John H., 1993, Multinational Enterprises and The Global

Economy,Wesley-Addison

Jauch, Laurende R. dan William F. Gluech, 1999, Manajemen Strategi dan

Kebijakan Perusahaan, Edisi Ketiga, Alih : Murtado, Penerbit Erlangga,

Jakarta

Kotler Philip, 2003, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi,

dan Pengendalian, Edisi 7, Penerjemah : Adi Zakariah Afif, Salemba Empat,

Jakarta

Kuncoro, Mudrajad, 2006, Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ?,

Erlangga, Jakarta

Lestari, Berta dan Aris Setia Noor, 2012, Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Hasil

Penjualan Pada Perusahaan Jasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut (Emkl) Di

Kota Banjarmasin, Jurnal Socioscientia Volume 4 Nomor 1 Tahun 2012,

Banjarmasin

31
Robinson, Richard B, JR & John A. Pearce II, 2000, Manajemen Strategik Formula,

Implementasi, dan Pengendalian, Binarupa Aksara, Jakarta

Sjahrir. (1988). Kebijaksanaan Negara: Konsistensi dan Implementasi. Jakarta:


LP3ES
Sugiono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

------------2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.

------------2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung. Alfabeta

------------2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta

------------2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT


Alfabet.
Sumaryadi. 2005, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi,

Yogjakarta, Pustaka Fajar.

Wandikbo, Yakob, T. Tumbel dan dan L.F. Tamengkol, 2012, Pengaruh Promosi

Terhadap Peningkatan Penjualan Sepeda Motor Honda Merek CBR 150cc

Pada PT. Daya Adicipta Wisesa Kec. Kalawat Maumbi Kab. Minahasa

Utara, Jurnal Acta Diurna Edisi April, Minahasa

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2014, Bank

Indonesia, www.bi.go.id

32

Anda mungkin juga menyukai