ILALANG:
TEKS&KONTEKS
Distribusi dan konsumsi penonton dalam
film "Bulan Tertusuk Ilalang".
SINOP-
mengenai perbenturan budaya Jawa
dengan budaya Barat Modern. Dilatar
belakangi oleh sebuah kisah tentang
seorang anak yang mempunyai
SIS
pengalaman buruk dimasa kecilnya
karena sering dilecehkan oleh
ayahnya. Suatu saat dia bertemu
bertemu dengan seorang wanita yang
telah lama tinggal di Amerika Serikat.
Keduanya jatuh cinta dan disinilah
perbenturan ini muncul.
Sukar diuraikan bahwa ada cerita dalam film yang lebih
NARA-
ingin memberikan kesan-kesan tertentu saja. Namun
demikian, toh ada yang ingin dikatakan lewat sebuah kisah
yang dituturkan secara tak teratur dan linier. Kisah yang
bisa ditangkap dari serpihan-serpihan dialog yang sangat
TIF
sedikit jumlahnya, maupun dari rentetan gambarnya. Yang
ingin lebih ditonjolkan agaknya "perjalanan kejiwaan"
tokohnya. Juga ingin dikesankan masalah kuno-modern
dalam budaya Jawa, khususnya di Solo. Ilalang (Norman
Wibowo) punya trauma masa kecil: mencintai ibunya dan
kekerasan ayahnya yang sering menusuk jarinya dengan
jarum atau kawat. Trauma ini terbawa hingga dewasa saat
dia belajar pada seorang musikus tua kraton, Waluyo (Ki
Soetarman). Partitur naskah ciptaannya sering disepelekan
begitu saja dan ia juga jatuh cinta pada istri gurunya, Bulan
(Ratna Paquita), gadis yang "mencari". Hubungan-
hubungan ini tak ada yang menghasilkan kebahagiaan.
BUDAYA
Pada film Bulan Tertusuk Ilalang, kebudayaan jawa adalah budaya yang di
tunjukan dalam film ini salah satu budaya yang di tunjukan dalam film ini
adalah tradisi brobosan yang memiliki arti menerobos, tradisi ini dilakukan saat
upacara kematian. menerobos yang di maksud yaitu berjalan bergantian
sebanyak 3 kali di bawah keranda yang sedang di angkat tinggi tinggi. berjalan
di mulai dari sebelah kanan hingga sebelah kiri, ke depan, hingga kembali ke
kanan Para kerabat dan tetangga akan membantu menyiapkan ubo rampe.
Ubo rampe adalah makanan yang disajikan sebagai sajen. Brobosan memiliki
tujuan agar keluarga yang ditinggalkan bisa melalui kesedihan yang
mendalam. Seluruh anggota keluarga akan berkumpul dan melakukan ritual
ini sebagai simbol perpisahan terakhir sebelum jenazah dimakamkan. Dengan
harapan, semua keluarga dapat benar-benar merelakan kepergian dari sang
jenazah.
Berlin International Nantes Three Continents
Festival
(1995)
Film Festival (1996) Award of the City of Nantes [Winner]
FIPRESCI Prize [Winner]
Garin NugrohoGolden Montgolfiere
Forum of New Cinema
[Nominee]
Garin Nugroho
Garin Nugroho
Tokyo International
Film Festival (1995)
Tokyo Grand Prix [Nominee]
Garin Nugroho
erim
T siha
K a