Anda di halaman 1dari 157

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN PASIEN


POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Masyarakat

OLEH :

RAHMANIA FAUZIA
NIM : 1110101000065

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H
2014 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, November 2014

Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat
Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014
xiv + 119 halaman, 18 tabel, 11 gambar, 3 lampiran.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) sebagai
salah satu rumah sakit swasta yang sedang mengalami persaingan ketat, memiliki
pelayanan poliklinik kandungan dan kebidanan yang sangat ramai dikunjungi.
Namun, besarnya jumlah kunjungan di poliklinik, tidak diikuti dengan jumlah rawat
inap kebidanan, sehingga ditemukan BOR RSIA KMC rendah. Hal ini berkaitan
dengan keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. Rumah sakit perlu
mengetahui perilaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan pasien poliklinik
kandungan dan kebidanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional dengan 106 responden. Kuesioner yang dipakai untuk
mengukur telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini diketahui
bahwa karakteristik pasien mayoritas berusia normal (20-35 tahun), bekerja sebagai
karyawan dengan pendidikan setara akademi/sarjana dan gaji diatas UMR DKI
Jakarta. Sebanyak 37 responden (35%) yang menyatakan tidak memilih untuk
bersalin di RSIA KMC. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan
promosi memiliki hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA
KMC. Sedangkan variabel usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak
ada hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Saran
untuk RSIA KMC adalah menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan
kebidanan untuk hari libur dan weekend, melakukan tiga tahapan dalam penetapan
berubah atau tidaknya harga, survey konsumen lebih mendalam dan spesifik agar
dapat membantu menemukan media promosi yang tepat serta melakukan evaluasi
terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya promosi.
Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemilihan, poliklinik kandungan
Daftar bacaan: 38 (2000-2012)

i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM


HEALTH CARE MANAGEMENT
Thesis, November 2014

Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065


Factors Associated with The Decision of Birth Place Selection by Obstetrics and
Gynecology Clinic Patients at Mother and Children Hospital Kemang Medical
Care 2014
xiv + 119 pages, 18 tables, 11 pictures, 3 appendix

Mother and Child Hospital (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) as one of
the private hospitals has been experiencing tough competition, have the gynecological
and obstetrics clinic services which is very crowded. However, the large number of
visits in the clinic, was not followed by the number of inpatient obstetrics, so it found
the number of BOR RSIA KMC is low. This is related to the patient's decision in
choosing the place of birth. Hospital must know about their consumer behavior. This
research aims to determine the factors that influence the decision to choose a place of
birth for obstetrics clinic patients. This research is quantitative research with cross
sectional approach with 106 respondents. Questionnaires were used to measure
through validity and reliability. The results of this research is the majority of patients
characteristics are normal aged (20-35 years), working as an employee with college /
bachelor education and the salary is above the minimum wage of Jakarta. A total of
37 respondents (35%) states to not choose to give birth at RSIA KMC. Variable role
of family, income, price, place and promotion are related with the decision of
choosing the place of giving birth in RSIA KMC. While the variables age,
occupation, physician services, nursing services are unrelated with the decision of
choosing the place of giving birth in RSIA KMC. Suggestions for RSIA KMC is
added the number of nurses in obstetrics clinic for holidays and weekends, do the
three stages in the determination of whether or not to change the price, more in-depth
survey and specific for consumers, in order to find the right media campaign as well
as an evaluation of promotional material, media campaign, and the level of
expenditure promotions

Keywords: consumer behavior, selection decisions, obstetric clinic


The reading list: 38 (2000-2012)

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2014

Rahmania Fauzia

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan
salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai hasil studi selama empat tahun.
Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan,
penulis mencoba menyusun skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang
Medical Care Tahun 2014” Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Rohmain dan Ibunda Tarwiyah yang telah
memberi semangat, memotivasi serta doa.
2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan.
5. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan
dan bimbingannya yang sangat berharga dan bermanfaat untuk penyelesaian
skripsi ini.
6. dr. Yuli Praranca Satar, MARS selaku Pembimbing II atas bimbingan serta
arahannya bagi penulis.

vi
7. Segenap bapak / ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan
mahasiswa pada umumnya.
8. Bapak Heri Iswanto MARS, selaku Direktur Umum Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kemang Medical Care yang telah memberi arahan, bimbingan dan
mengizinkan penulis untuk dapat meneliti di rumah sakit.
9. Bapak Kristian, Ibu Nini dari unit SDM & ADM di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kemang Medical Care yang membantu perizinan dan administrasi
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan pengambilan data untuk skripsi
ini dengan lancar.
10. Perawat dan asssiten perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah membantu dalam
kegiatan pengambilan data di rumah sakit.
11. Adik-adik (Alviani Fauriza dan M. Luthfi Alfarizi) yang sudah membantu
dalam doa dan menjadi penghibur dikala susah.
12. Bing Rais yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan
masukan, serta mendoakan, terima kasih.
13. Sahabat terbaik Supri, Angga, Sebay, Elija, Nina, Bayti, Iqbal, Anis, Prima,
Alul, Icha, Enno serta teman-teman yang Manajemen Pelayanan Kesehatan
(MPK) 2010 yang saya sayangi dan seluruh teman-teman Kesmas angkatan
2010 untuk semangat yang diberikan.
14. Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat
dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, November 2014


Penulis

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 7
1.3 Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 8
1.4 Tujuan................................................................................................... 8
1.4.1. Tujuan Umum............................................................................... 8
1.4.2. Tujuan Khusus............................................................................... 9
1.5 Manfaat.................................................................................................. 9
1.5.1 Bagi Peneliti ................................................................................ 9
1.5.2. Bagi Rumah Sakit…………………………………………….. 9
1.5.3. Bagi Institusi Pendidikan …………………………………….. 10
1.6 Ruang Lingkup penelitian …………………………………………. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Manajemen Pemasaran………………………………………………. 11
2.2 Konsep Jasa................................................................................ 11
2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa................................................................. 11
2.3 Perilaku Konsumen....................................................................... 12
2.3.1 Rangsangan Pemasaran................................................................. 13

viii
2.3.1.1 Produk............................................................................... 14
2.3.1.2 Harga…………………………………………………… 15
2.3.1.3 Tempat…………………………………………………. 17
2.3.1.4 Promosi………………………………………………… 18
2.3.2 Rangsangan Lain………………………………………………… 19
2.3.3 Karakteristik Pembeli…………………………………………… 20
2.3.3.1 Faktor Budaya……………………………………………. 20
2.3.3.2 Faktor Sosial……………………………………………… 21
2.3.3.3 Faktor Pribadi…………………………………………… 24
2.3.3.4 Faktor Psikologi………………………………………….. 27
2.4 Keputusan Pembelian...................................................................... 30
2.5 Rumah Sakit................................................................................. 32
2.5.1 Pengertian Rumah Sakit…………………………………………. 32
2.5.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .…………………………………. 33
2.6 Pelayanan Poliklinik…………………………………………………... 34
2.7 Pemeriksaaan Antenatal Care…………………………………………. 34
2.8 Pelayanan Persalinan............................................................................ 36
2.9 Pelayanan Rawat Inap.......................................................................... 37
2.9.1 Pelayanan Dokter................................................................... 37
2.9.2 Pelayanan Perawat………………………………………………. 39
2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi............................................................... 39
2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat………………………………………… 40
2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan…………………………………...... 41
2.9.6 Pelayanan Rohani......................................................................... 41
2.10 Penelitian Terdahulu………………………………………………… 42
2.11 Kerangka Teori……………………………………………………… 43

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


3.1 Kerangka Konsep................................................................................ 45

ix
3.2 Definisi Operasional........................................................................... 49
3.3 Hipotesis........................................................................................... 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian.................................................................................. 52
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 52
4.3 Populasi dan Sampel.......................................................................... 52
4.3.1 Populasi………………………………………………………. .. 52
4.3.2 Sampel…………………………………………………………. 53
4.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 54
4.4.1 Sumber Data……………………………………………………. 54
4.4.2 Instrumen Penelitian……………………………………………. 55
4.5 Uji Validitas dan Realibilitas............................................................... 56
4.6 Pengolahan Data................................................................................. 58
4.7 Analisis Data......................................................................................... 63
4.8 Penyajian Data................................................................................. 65

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Keterbatasan Penelitian……………………………………………….. 66
5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care…………………….. 66
5.2.1 Profil Kemang Medical Care…………………………………… 66
5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care ……………….. 67
5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care ………………………… 68
5.3 Hasil Penelitian……………………………………………………….. 70
5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik kandungan dan 70
kebidanan…………………………………………………………
5.3.2 Gambatan Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku 71
Konsumen…………………………………………………………
5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan 72
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih
5.3.4 Hubungan antara Faktor perilaku Konsumen (Peran Keluarga, 79
Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan

x
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan…. 88
6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat 91
Persalinan………………………………………………………………..
6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan………. 94
6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan….. 97
6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat 99
Persalinan…
6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih 102
Tempat Persalinan………………………………………………………
6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat 104
Persalinan………………………………………………………………
6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 107
6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 110
6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 112

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan………………………………………………………………… 116
7.2 Saran…………………………………………………………………….. 118
7.2.1 Bagi Rumah Sakit……………………………………………….. 118
7.2.2 Bagi Peneliti Lain……………………………………………….. 119

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler 13


Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 29
Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian 44
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 47
Gambar 5.2 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih 72
Gambar 5.3 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga 73
Berdasarkan Kategori
Gambar 5.4 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter 74
Berdasarkan Kategori
Gambar 5.5 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat 75
Berdasarkan Kategori
Gambar 5.6 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga Berdasarkan 76
Kategori
Gambar 5.7 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat Berdasarkan 77
Kategori
Gambar 5.8 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi Berdasarkan 78
Kategori

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 49


Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas 56
Tabel 4.3 Hasil Skor Variabel Peran Keluarga 59
Tabel 4.4 Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter 60
Tabel 4.5 Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat 61
Tabel 4.6 Hasil Skor Variabel Harga 61
Tabel 4.7 Hasil Skor Variabel Tempat 62
Tabel 4.8 Hasil Skor Variabel Promosi 63
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan 70
Kebidanan
Tabel 5.2 Analisis Hubungan Peran Keluarga Dengan Keputusan Memilih 79
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
Tabel 5.3 Analisis Hubungan Usia Dengan Keputusan Memilih Pasien 80
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Keputusan Memilih Pasien 81
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
Tabel 5.5 Analisis Hubungan Penghasilan Dengan Keputusan Memilih Pasien 82
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
Tabel 5.6 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter Dengan Keputusan Memilih 83
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pelayanan Perawat Dengan Keputusan Memilih 84
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
Tabel 5.8 Analisis Hubungan Harga Dengan Keputusan Memilih Pasien 85
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
Tabel 5.9 Analisis Hubungan Tempat Dengan Keputusan Memilih Pasien 86
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
Tabel 5.10 Analisis Hubungan Promosi Dengan Keputusan Memilih Pasien 87
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Lampiran SPSS

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan

banyak pilihan terhadap barang maupun jasa disegala bidang termasuk

kesehatan. Kesehatan merupakan sektor jasa yang memiliki pertumbuhan pesat

dalam bisnis. Hal ini didukung oleh meningkatnya tuntutan masyarakat akan

pelayanan medis yang menyebabkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam

pemilihan jasa fasilitas pelayanan kesehatan.

Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang tumbuh pesat dalam

bisnis jasa adalah Rumah Sakit. UU RI no. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit di Indonesia kini banyak yang menjadi institusi yang

bersifat profit oriented. Hal ini dilihat dengan keluarnya Permenkes No.

80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk perorangan

diperkenankan memiliki dan mengelola Rumah Sakit dengan sifat profit oriented.

Semakin menjamurnya rumah sakit dengan berbagai jenis fasilitas pelayanan

1
yang ada pada segmen pasar yang direbutkan relatif sama. Sehingga

menimbulkan persaingan antar rumah sakit.

Persaingan yang terjadi untuk memperoleh pangsa pasar menyebabkan

kegiatan pemasaran jasa pelayanan Rumah Sakit menjadi suatu hal yang lazim

(Gani (1994) dalam Margaretha (2003). American Marketing Association oleh

Philip Kotler dan Kevin lane keller (2009), menyatakan bahwa pemasaran

(marketing management) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Fungsi pemasaran adalah ujung tombak perusahaan yang menjual

produk atau jasa. Fungsi pemasaran diharapkan mampu mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan perusahaan. Fungsi pemasaran tidak hanya sekedar menjual

produk tetapi bagaimana pada akhirnya dapat memberikan keuntungan

(maksimal) bagi perusahan (Situmorang, 2008). Keuntungan yang didapat rumah

sakit tentu berasal dari penjualan jasa pelayanan rumah sakit.

Dalam menjual jasa pelayanan, rumah sakit harus mengetahui

bagaimana perilaku konsumennya (pasien) untuk dapat memenangkan

persaingan. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi perilaku konsumen dan

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Penelitian atas semua

faktor akan memberikan petunjuk bagi pemasar untuk dapat menjangkau

konsumen (Kotler, 2009). Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009)

2
mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,

kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana

barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka.

Dalam model perilaku konsumen menurut Kotler (2009), rangsangan

pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dan rangsangan lain (ekonomi,

teknologi, politik, dan budaya) membentuk kesadaran pembeli. Dimana

karakteristik pembeli seperti budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses

pengambilan keputusan lima tahap yang akan menghasilkan keputusan pembelian

tertentu. Menurut Kotler (2009), Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting

daripada realitas, karena persepsi yang akan mempengaruhi perilaku aktual

konsumen. Perilaku aktual konsumen dinilai sebagai keputusan pembelian.

Dimana persepsi terhadap masing-masing determinan dari model perilaku

pembelian yang akan mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Persepsi

adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki

arti (Kotler,2009).

Salah satu jasa pelayanan yang ditawarkan rumah sakit kepada

konsumen (pasien) adalah pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan adalah

pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit, seperti yang dituliskan

dalam UU No. 40 tahun 2009 tentang rumah sakit. Poliklinik tempat pemeriksaan

3
pasien rawat jalan mempunyai fungsi tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien

oleh dokter yang ahli di bidang masing-masing untuk penemuan diagnosa dini

dan tempat pemeriksaan pertama untuk pengobatan lebih lanjut, yang mempunyai

jadwal pelayanan pada pagi sampai dengan siang selebihnya ditangani oleh

Instalasi Gawat Darurat (Miller, 1995 dalam Khudori 2012).

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care adalah

salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan. Rumah

sakit yang melayani khusus untuk kesehatan ibu dan anak ini memiliki beberapa

poliklinik. Salah satu poliklinik andalan rumah sakit dengan jumlah kunjungan

terbesar adalah poliklinik kandungan dan kebidanan. Sebagai rumah sakit yang

fokus pada Ibu dan anak, RSIA Kemang Medical Care memiliki pelayanan

bersalin dengan fasilitas ruang operasi, ruang bersalin, ICU, NICU, ruang

perinatal, ruang bayi sehat dan laboratorium untuk pemeriksaan.

Pada Februari 2014, ruang rawat inap kebidanan terdiri dari 13

ruangan dengan 22 tempat tidur yang terdiri atas kelas VVIP, kelas VIP, kelas

Utama, kelasa I, kelas II dan kelas III. Penggunaan ruang rawat inap kebidanan di

RSIA Kemang Medical Care terbilang rendah, hal ini dapat diketahui dari angka

BOR (Bed Occupancy Rate). Untuk rumah sakit khusus, angka BOR RSIA

Kemang Medical Care pada tahun 2013 sebesar 28%. Angka BOR ini terlihat

masih rendah karena ideal parameter BOR rumah sakit menurut Depkes (2007)

adalah 60-85%.

4
Berdasarkan data Poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA

Kemang Medical Care pada bulan Juli 2014, jumlah kunjungan pasien yang

melakukan ANC pada poliklinik kandungan dan kebidanan tahun 2013 sebesar

9593 dan bulan Januari – Juni 2014 sebesar 5239. Jumlah pasien yang

menggunakan persalinan atau pelayanan rawat inap kebidanan dirumah sakit

tahun 2013 sebesar 767 dan pada Januari – Juni 2014 sebesar 342. Rata-rata

jumlah kunjungan rawat inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical

Care hanya sebesar 8,5%. Angka jumlah persalinan tersebut termasuk angka

rujukan bidan yang mungkin saja bukan merupakan pasien ANC sehingga pasien

baru lebih sedikit daripada yang tercantum.

Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat masalah utilisasi pelayanan

rawat inap yang rendah. Dapat dilihat bahwa banyak pasien ANC pada poliklinik

kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang memilih untuk tidak

menggunakan pelayanan bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Pengambilan

keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua

atau lebih alternatif yang ada (Terry,2006). Menurut Kotler (2009) proses

seseorang mengambil keputusan ada lima tahap. Diantaranya adalah tahap

pengenalan masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap

keputusan pembelian dan tahap perilaku pembeli. Pengambilan keputusan

menjadi hak penuh pasien ANC untuk menentukan pilihan tempat persalinan

rawat inap.

5
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pelangi (2010),

bahwa faktor pemilihan tempat bersalin dipengaruhi oleh pelayanan dokter

spesialis kebidanan dan lokasi rumah sakit yang dekat tempat tinggal. Lalu hasil

penelitian yang dilakukan oleh Khudori (2012) menunjukan bahwa ada hubungan

antara pendidikan, penghasilan, penanggung biaya, fasilitas rumah sakit dan

pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di rumah sakit.

Masalah ini tentunya berkaitan dengan pemasaran rumah sakit. Rumah

Sakit perlu mengetahui faktor- faktor yang memepengaruhi perilaku pasiennya

dalam mengambil keputusan. Pemahaman tentang perilaku pasien berguna untuk

dapat menjangkau pasien, melayani pasien dengan efektif serta memberikan

masukan untuk strategi pemasaran rumah sakit kedepannya. Sehingga jumlah

angka pemakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit dapat meningkat.

Berdasarkan informasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan

analisis terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan

tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui

faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan di

RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Dimana hasil penelitian ini nantinya

diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasien dalam utilisasi poliklinik maupun

rawat inap kebidanan. Selain untuk meningkatkan BOR rawat inap kebidanan dan

menjadi evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang Medical Care

untuk memberikan pelayanan prima kepada pasien.

6
1.2 Rumusan Masalah

Angka BOR (Bed Occupancy Rate) RSIA Kemang Medical Care pada

tahun 2013 hanya sebesar 28%. Hal ini sangat jauh dari standar yang telah

ditentukan Depkes (2007) adalah 60-85%. Lalu rata-rata jumlah kunjungan rawat

inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical Care hanya sebesar

8,5%. Angka ini sangat rendah menunjukan bahwa kurang dari 10% jumlah

pasien yang melakukan pelayanan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan

rumah sakit memilih untuk bersalin di rumah sakit.

Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat

persalinan. Pasien memiliki hak sepenuhnya akan keputusan dalam pemilihan

tempat persalinan. Dokter hanya dapat memberi keputusan atau diagnosis atas

keadaan pasien. Dari masalah rendahnya angka utilisasi rawat inap ini diketahui

bahwa keputusan pasien untuk memilih tempat bersalin dipengaruhi oleh faktor-

faktor tertentu. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan

Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun

2014.

7
1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

disebutkan diatas, maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan,penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan

dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,

harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan

di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?

3. Bagaimana hubungan antara usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter,

pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan peran keluarga dengan

keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun

2014?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan

pemilihan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di

RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.

8
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan, penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan

dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.

2. Diketahuinya gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,

harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan

di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014

3. Diketahuinya hubungan antara, peran keluarga, usia, pekerjaan, penghasilan,

pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi dengan

keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun

2014

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian

khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran Rumah Sakit serta

faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

2. Bagi Rumah Sakit

a) Sebagai bahan evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang

Medical care dalam pembuatan kebijakan terkait strategi pemasaran yang

tepat.

b) Sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh

RSIA Kemang Medical Care kepada pasien.

9
3. Bagi Institusi Pendidikan

a) Sebagai referensi guna penelitian selanjutnya dalam menentukan faktor-

faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai keputusan pembelian konsumen, dilakukan di

RSIA Kemang Medical Care Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan

tempat persalinan. Rentang penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober

2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain

cross sectional. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara kuesioner kepada pasien poliklinik kandungan dan kebidanan yang

hamil pada usia trisemester di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemasaran


American Marketing Association oleh Philip Kotler dan Kevin lane

keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain.

Thamrin Abdullah (2012), menyatakan bahwa manajemen pemasaran

adalah proses perencanaa dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga,

promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan

pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan

organisasi.

2.2 Konsep Jasa

Kotler dan Keller (2009) mengartikan jasa sebagai setiap tindakan atau

kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya

tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa

berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa

Leonard Berry A. Parasuraman dan Valarie Zeithmal, yang dikutip

dari Sulastri (2010) telah mengidentifikasikan suatu daftar dimensi-dimensi

kualitas jasa, antara lain:

11
a. Berwujud, ini merupakan hal-hal yang dapat dilihat pelanggan saat jasa

sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatan

b. Kehandalan, yaitu personil jasa harus dapat melakukan pekerjaannya

secara konsisten, akurat, dan dapat dihandalkan.

c. Responsif, yaitu kemampuan personil untuk tidak membuat pelanggan

menunggu lama

d. Kepastian, yaitu pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan

terpelajar agar menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

e. Empati, yaitu personil harus menunjukan perhatian yang tulus pada para

pelanggan dan kebutuhan mereka.

2.3 Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) mengatakan

perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide,

atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Mempelajari perilaku konsumen, berarti memahami cara individu, kelompok,

dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,

gagasan, atau pengalaman dalm rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat

mereka.

Perilaku konsumen merupakan hal yang tidak teratur. Akan tetapi, hal

tersebut coba disederhanakan dengan pembuatan model-model terkait perilaku

12
konsumen. Berikut ini adalah model perilaku pembeli yang dikemukakan oleh

Kotler (2009)

Rangsangan
Rangsangan Ciri Proses keputusan Keputusan
pemasaran pembelian
Lain pembeli pembeli

Produk Ekonomi Budaya Pemahaman Pemilihan produk


masalah
Harga Teknologi Social Pemilihan merk
Pencarian informasi
Saluran Politik Pribadi Pemilihan saluran
pemasaran Pemilihan
Budaya psikologi alternative Penentuan waktu
Promosi pembelian
Keputusan
pembelian Jumlah
pembelian
Perilaku pasca
pembelian

(sumber:PhilipKotler,2009)

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler

Rangsangan pemasaran dan lingkungan membentuk kesadaran

pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan

menentukan keputusan pembelian yang dilakukan. Perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, social, pribadi, dan psikologis.

2.3.1 Rangsangan Pemasaran

Ada beberapa jenis rangsangan pemasaram atau yang dikenal

dengan bauran pemasaran (marketing mix). Kotler dan Armstrong (2008)

dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, menjelaskan bahwa bauran

13
pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali

yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya

di pasar sasaran. Dari definisi tersebut, elemen – elemen bauran pemasaran

tersebut merupakan alat yang dapat di kendalikan oleh perusahaan untuk

memenuhi target pasar. Dari bauran pemasaran, persepsi kosumen akan produk

yang dikeluarkan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian atas

produk tersebut (Kotler,2009). Bauran pemasaran tersebut adalah :

2.3.1.1 Produk

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan produk sebagai segala

sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Dengan kata lain, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas

sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Secara lebih terperinci, konsep produk (product concept) menyatakan bahwa

konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan

fitur inovatif yang terbaik (Kotler dan Armstrong, 2008) sehingga penilaian

terhadap produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian.

Suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak, dapat dilihat

dari beberapa hal. Menurut pendapat Kotler dan Keller (2009) yang

mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung

oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Lupiyoadi dan

Hamdani (2006) menyatakan bahwa sebuah produk jasa tidak menimbulkan

14
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Produk jasa

merupakan sebuah Total Produk. Total Produk terdiri atas :

 Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk

tersebut.

 Produk yang diharapkan (expected product)

 Produk tambahan (augmented product).

 Produk potensial (potential product).

Selain core product, unsur lainnya merupakan unsur potensial

untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk berbeda

dengan produk lain. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.3.1.2 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk

atau jasa, atau sejumlah manfaat-manfaat karena memiliki atau

mengggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong, 2008).

Harga dalam persepsi konsumen adalah sesuatu yang diberikan atau

dikorbankan untuk memperoleh suatu produk. Chandra (2002) dalam

(Tjiptono,2009) mengemukakan bahwa harga merupakan salah satu elemen

dari bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan yang cermat,

sehubungan dengan sejumlah dimensi strategik harga berikut ini

15
a. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value)

b. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi pembeli

c. Harga adalah determinan utama permintaan

d. Harga berkaitan langsung dengan pendapatandan laba.

e. Harga bersifat fleksibel, dalam artian dapat disesuaikandengan cepat.

f. Harga mempengaruhi citra dan positioning

g. Harga meupakan masalah nomer 1 yang dihadapi manajer.

Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang

lebih besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang

pada gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk

lain. Karena menurut Hartono (2010), “harga” bagi konsumen tidak hanya

uang, namun pengorbanan lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan

kejemuan dalam menungg pelayanan.

Dalam menangani masalah harga, perusahaan atau penyedia

jasa dapat melakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui apakah tarif atau

biaya yang dipasangkan perlu untuk diubah atau tidak. Karena faktor harga

dinilai sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Contoh dari

perusahaan ialah rumah sakit, jadi rumah sakitdapat melakukan tiga tahapan

seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu penetapan tujuan,

penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah tarif/harga.

16
Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan tarif di

rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang berbeda

yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan

disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif

dimana ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi

permintaan dan beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam

tahapan dimana rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga

atau tarif dari jasa pelayanan yang telah ada.

2.3.1.3 Tempat

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006),tempat dalam jasa

merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,

dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada

konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Meskipun ada banyak jenis

saluran distribusi, tetapi jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi

tradisional layaknya barang fisik, yaitu terdiri dari pabrik ke pedagang grosir,

kemudian ke pengecer hingga ke tangan konsumen akhir.

Seringkali lokasi menjadi faktor yang sangat krusial dalam

menentukan kesuksesan suatu penjualan jasa. Menurut Hartono (2010)

bahwa lokasi merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam

menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan. Menurut Fitzmsimmons &

Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono (2009), lokasi berpengaruh terhadp

17
dimensi-dimensi pemasaran strategic, seperti fleksibilitas, competitive

positioning, manajemen permintaan dan fokus strategik.

Selain lokasi, Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha

dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi rumah sakit merupakan

determinan keputusan dalam pemilihan tempat penjualan. Jarak lokasi tempat

penjualan dengan calon pembeli juga merupakan hal yang diperhatikan oleh

pemasar. Selain itu Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk

dipengaruhi oleh rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan

2.3.1.4 Promosi
Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak

digunakan dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu

produk, menarik minat serta mempengaruhi prilaku konsumen untuk

berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakan suatu aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran

untuk membelinya. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen

untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya

adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau

kemungkinan mendapatkan informasi.

Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi yang

disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas

organisasi atau produknya (Kotler,2009). Informasi yang diberikan tentu

18
sudah diasarkan survey atas kebutuhan pelanggan. Menurut Hartono (2010)

bahwa rumah sakit atau penyedia jasa seyogianya melakukan survey

konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat

konsumen terhadap pelayanan. Carvens (1996) dalam Nurhasanah (2001)

mengemukakan bahwa kegiatan promosi digunakan untuk membantu

produsen berkomunikasi dengan konsumen. Bauran promosi terdiri atas:

 Iklan (advertising).

 Promosi penjualan (sales promotions).

 Penjualan perorangan (personal selling).

 Hubungan masyarakat (public relation).

 Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

 Surat pemberitahuan langsung (direct mail).

Tentu perlu mengadakan evaluasi terhadap promosi yang telah

dilakukan. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat

dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah media

promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.

2.3.2 Rangsangan Lain


Selain rangsangan pemasaran, kesadaran pembelian juga

dipengaruhi oleh adanya rangsangan lain (lingkungan makro). Faktor-faktor

19
yang termasuk dalam lingkungan makro, seperti ekonomi, teknologi, politik

dan budaya. Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan

dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi. Perkembangan teknologi : Informasi

produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.Situasi

politik : Resiko, fasilitas kemudahan, peraturan pembatasan.

Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan

kepercayaan. (Kotler,2009)

2.3.3 Karakteristik Pembeli

Karakteristik pembeli dipengaruhi oleh empat faktor penentu, yaitu

faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

2.3.3.1 Faktor budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada

perilaku konsumen. Perusahaaan harus mengetahui peranan yang dimainkan

oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab

paling besar mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya

merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang

dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga peting

lainnya.

Sub budaya mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan

bertindak yang manusia sebagai anggota masyarakat. Perilaku konsumen

ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan, dan

20
tradisi dalam permintaan akan bermacam - macam barang dan jasa di pasar

dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhinya.

Sedangkan kelas sosial menurut Kotler (2009) kelas sosial adalah sebuah

kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat

yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap

jenjang itu memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah laku

yang sama.

2.3.3.2 Faktor Sosial

Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012) mengemukakan

bahwa perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen.

a. Kelompok Acuan

Banyak kelompok memengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan

seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh (tatap

muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

Kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap

seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership groups). Ini

merupakan kelompok di mana orang tersebut ikut serta dan berinteraksi.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek-objek penelitian yang

21
luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari

orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh orientasi

terhadap agama, politik, dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi

pribadi, penghargaaan pribadi dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak

lagi terlalu sering berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua

terhadap perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan.

Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian

sehari-hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) seseorang,

yakni pasangan hidup (suami/istri) dan anak-anaknya. Keluarga merupakan

organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,

dan telah diteliti secara ekstensif. Peran dan pengaruh ini akan sangat

bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda.

Terdapat beberapa tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu

autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya),

husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife

domination (sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic

(sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama).

Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani

(2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian dalam keluarga

melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan ini

22
mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah

tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya

dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga

dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi.

Selain influencer, keluarga juga memiliki peranan decider.

Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

mengatakan bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya

adalah sebagai pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan

adalah orang dengan wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih

bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana

yang akan dipilih. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di negara-

negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda. Pemasar harus selalu meneliti

pola-pola spesifik dalam pasar sasaran tertentu.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya seperti keluarga, klub dan organsisasi. Kedudukan orang di

dalam kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status sosialnya.

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang

dan setiap peran yang dilakukan tersebut akan menghasilkan status.

23
2.3.3.3 Faktor pribadi

Menurut Sumarwan, dkk (2011) keputusan seorang pembeli juga

dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus

hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep

diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahaapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian tearakhir telah mengidentifikasi tahapan-

tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani

hidupnya.

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Setiap orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya. Kebutuhan seseorang terus berkembang seiring dengan

bertambahnya usia. Makan makanan bayi selama tahun-tahun awal

hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan

kedewasaan. Kebutuhan hidup lainnya juga akan mengalami perubahan

sesuai dengan usia atau tahun pertumbuhan dan kedewasaannya. Jadi,

pemasar sering memilih kelompok-kelopok berdasarkan siklus hidup

sebagai pasar sasarannya.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya.

Pekerjaan juga erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. Menurut

24
Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

mengatakan bahwa pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas

social konsumen. pekerjaan yang dilakukan konsumen akan

mempengaruhi gaya hidup dan basis penting untuk menyampaikan

prestise, kehormatan dan respek. Semakin tinggi pendidikan maka akan

memiliki pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Menurut

Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan

wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan

tingginya tingkat pendidikan juga menjadikan pembeli mencari aspek dari

produk sebelum keputusan pembelian.

Dalam mengumpulkan aspek atau valensi yang disebut sebagai

nilai sifat dari lingkungan biologis, aspek informasi dibagi menjadi positif

dan negative. Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan

bahwa valensi positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan

bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan

valensi negative berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila

pribadi menghampirinya, hal ini bersifat menolak

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang

memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa yang ditawarkan.

Karena menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan

25
pembelian. Sehingga faktor pendapatan perlu diperhatikan pemasar.

pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat pengeluaran umum dan

menghubungkannya dengan pendapatan dapat memberikan estimasi

mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk

Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap

pengeluaran dan tabungan. Hal ini membuat pemasar juga harus

memperhatikan keadaan ekonomi dari pelanggan untuk dapat

mengidentifikasi pasaran produk di kalangan profesi atau pekerjaan

pelanggan. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam

Khudori (2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama

pendapatan rumah tangga berperan penting dalam menjamin perempuan

khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. Contoh

produk dalam hal ini ialah pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.

c. Gaya Hidup dan Perilaku

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup

adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,

minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri

26
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. (Sumarwan 2011)

pada pemasaran, konsep gaya hidup dipakai sebagai cara baru untuk

segmentasi pasar. Hal ini dilakukan karena segmentasi pasar berdasarkan

pendekatan demografi tidak cukup untuk melakukan segmentasi pasar.

Pendekatan demografi hanya mempelajari “siapa mereka” sedangkan gaya

hidup akan mempelajari “apa yang ada di kepala mereka”. Oleh karena itu,

gaya hidup sering dipakai perusahaan-perusahaan sebagai cara terbaru

dalam mendefinisikan pasar atau seleksi terhadap target pasar utama.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang memilik kepribadian yang berbeda yang

memengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik

psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain dan menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten serta bertahan lama terhadap

lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan

ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan,

kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.

2.3.3.4 Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologi utama – motivaasi, persepsi, keyakinan dan pendirian serta

pembelajaran.

27
a. Motivasi

Motif (atau dorongan) adalah kebutuhan yang cukup untuk

mendorong seseorang agar bertindak. Suatu kebutuhan yang kuat seperti

kebutuhan untuk kesehatan menjadi motif bila telah mencapai tingkat

intensitas yang memadai dan bertindak untuk memenuhi

kebutuhannya.(Kotler,2009)

b. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu

untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-

masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada stimuli fisik, tetapi juga pada

stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kondisi individu

tersebut. Proses penilaian terahdap lingkungan disekitarnya akan dijadikan

bahan pertimbangan seseorang untuk memilih.

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja

antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan

penguatan. Dari pembelajaran, seseorang dapat membuat keputusan dalam

memilih untuk bertindak.

28
d. Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan

sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakian

(belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu

hal. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau

kepercayaan (faith). Menurut Sumarwan (2011) sikap mempunyai tiga

unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan) dan konatif

(tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan

serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.

Budaya Social Pribadi Psikologi Keputusan


 Kelompok  Usia dan  Motivasi Pembelian
 Budaya acuan tahap dalam  Persepsi
 Sub budaya  Keluarga siklus hidup  Pembelajaran
 Kelas  Peran dan  Pekerjaan  Kepercayaan
sosial status  Situasi dan sikap
ekonomi
Gambar 2.2  Gaya hidup
Faktor-faktor yang  Kepribadian
dan konsep
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
diri
Sumber : Kotler (2009)

29
2.4 Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009). Keputusan

pembelian adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut Ristyanti Prasetijo,

& John J.O.I Ihalauw, (2005) mendefiniskan keputusan adalah : “Suatu pilihan

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Dalam pembelian produk sehari-

hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Menurut Deliyanti Oentoro (2010) penjual perlu menyusun struktur

keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam

mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap keputusan membeli

mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponen komponen tersebut adalah

1. Keputusan tentang Jenis Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk.

Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatiannya kepada orang-orang

yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka

pertimbangkan.

2. Keputusan tentang Merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek

30
3. Keputusan tentang Penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli.

Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer baru mengetahui

bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

4. Keputusan tentang Waktu Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang. Oleh karena itu

perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam penentuan waktu pembelian.

5. Keputusan tentang Cara Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang akan dibeli. Kepututsan tersebut akan

mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam

hal ini perusahaan harus mengetahui keniginan pembeli terhadap cara

pembayarannya.

Dalam penelitian ini, keputusan pembelian tentang pejualnya yang

akan diteliti. Dimana pasien dapat menentukan utuk memilih layanan tempat

persalinan di RSIA Kemang Medical Care atau tidak.

31
2.5 Rumah sakit
2.5.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006,

rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari

observasi, diagnostic, terapeutik, dan rehabilitative untuk orang-orang yang

menderita sakit, cidera, dan melahirkan.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan bagian integral

organisasi sosial dan medik, yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat sekitar beserta lingkungannya. Sebagai Institusi publik

rumah sakit memberikan pelayanan yang ekstra efektif dan efisien.

Organisasi kesehatan dunia, WHO, menjelaskan mengenai rumah

sakit dan peranananya, bahwa rumah sakit merupakan suatu bagian integral

dari organsiasi social dan medis yang fungsinya adalah untuk memberikan

pelayaanan kesehatan menyeluruh pada masyarakat baik perncegaham maupun

penyembuhan dan pelayanan pada pasien yang jauh dari keluarga dan

32
lingkungan tempat tinggalnya., serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga

kesehtan dan tempat penelitian biososial (Adisasmito, 2009)

Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahawa

rumah sakit adalah organisasi social dan media yang memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.

2.5.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menkes RI Nomor

1045/Menkes/Per/XI/2006, disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan kesehatanparipurna, pendidikan, dan pelatihan.

Rumah sakit juga dapat bertugas untuk melakasanakan penelitian,

pengembangan, serta penapisan teknologi bidang kesehatan berdasarkan

kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber daya organisai yang

dimiliki.

Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital

(1971) yang dikutip oleh Aditama (2006), menyatakan bahwa rumah sakit

setidaknya memiliki lima fungsi :

1. Pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan terapeutik

2. Pelayanan rawat jalan

3. Pendidikan dan pelatihan

4. Penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di

rumah sakit merupakan modal dasar dalam penelitian ini

33
5. Program pencegahan dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.

2.6 Pelayanan Poliklinik


Pelayanan poliklinik merupakan unit rawat jalan (ambulatory care)

yang merupakan tempat pemberian pelayanan kepada pasien yang tidak terawat,

pada saat ini merupakan bagian yang strategis dari rumah sakit, karena dari

bagian tersebut sebagian pasien dirujuk untuk dirawat dan mendapatkan tindak

lanjut (follow up) terutama untuk penyakit-penyakit kronis. Selain itu, program-

program kesehatan masyarakat sepeti program pendidikan kesehatan masyarakat,

pelayana keluarga berencana dan perawatan kesehatan masyarakat dijalankan .

Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang rumah sakit yang

merupakan cermin dari rumah sakit secara keseluruhan. Kesan pertama dari

masyarakat terhadap rumah sakit adalah penampilan dari unit rawat jalan

(Taurany dalam Novi, 2001). Pelayanan rawat jalan/poliklinik merupakan

pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan

pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk menginap (opname).

2.7 Pemeriksaan Antenatal Care


Pemeriksaaan/ pengawasan antenatal atau disebut juga Antenatal Care

(ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental

dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan

memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Sarifudin,

34
AB, 2002). Selain pemeriksaan kehamilan yang perlu diperhatikan ibu adalah

usia. Dimana usia ibu menjadi faktor resiko bagi keselamatan ibu dan bayi.

Usia yang beresiko untuk seorang ibu hamil adalah kurang dari 20

tahun dan diatas 35 tahun. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul

sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada

usia itu mungkin mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya

karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai

orang tua. Ibu dianjurkan hamil pada usia antara 20-35 tahun karena ibu lebih

siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau lebih,

kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan

pendarahan (Kemenkes RI, 2011).

Tujuan dari Antenatal Care (ANC) :

a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehtan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan social

ibu.

c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan

pembedahan.

d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

35
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara optimal.

Sedangkan untuk kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan yaitu :

- 1 kali pada trimester I (0-14 minggu)

- 1 kali pada trimester II (14-28 Minggu)

- 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)

2.8 Pelayanan Persalinan


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR

DepKes RI, 2008). Bentuk persalinan menurut Manuaba (2009) adalah:

1. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.

2. Persalinan buatan/induksi. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan.

3. Persalinan dengan tindakan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layanan persalinan adalah :

a. Tempat persalinan. baik dirumah sendiri, rumah bersalin, puskesmas yang

menyediakan ruang persalinan dan ruang rawat inap di rumah sakit

36
b. Penolong persalinan. dapat dilakukan oleh dokter, bidan, pembantu bidan,

maupun perawat kesehatan

c. Persiapan sarana persalinan. sarana persalinan yang perlu dipersiapkan

misalnya partus set atau bidan kit dan meja ginekolog atau tempat tidur.

d. Pemeriksaan pasien dan cara menolong persalinan. pemeriksaan pasien antara

lain, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric, pengamatan denyut

nadi, pengamatan tekanan darah dan pernafasan, pengamatan HIS dan denyut

jantung janin.

2.9 Pelayanan Rawat Inap

Menurut Sk Menkes No. 159 tahun 1998 pelayanan rawat inap adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.

Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati

tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi

medik, dan atau pelayanan medik lainnya.

Kegiatan pelayanan rawat inap menurut Pahlevi (2009) terdiri dari:

a. Penerimaan pasien (admission)

b. Pelayanan medik

c. Pelayanan penunjang medic

d. Pelayanan perawatan

e. Pelayanan obat

f. Pelayanan makanan

g. Pelayanan administrasi keuangan

37
Sedangkan Safrizal (2005) mengemukakan bahwa apek pelayanan

rawat inap yang didapatkan oleh pasien/penanggung jawab pasien, yaitu

pelayanan dokter, pelayaan perawat, pelayanan ruang perawatan, pelayanan

makanan/menu, pelayanan obat/farmasi, dan pelayanan rohani.

2.9.1 Pelayanan Dokter

Bila membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka

yang terpikir pertama kali adalah dokternya, baru kemudia akan terpikir

olehnya mengharapkan perawatan yang lebih baik dari perawat. Dalambuku

Pedoman Pelatihan Dokter Keluarga (2000, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),

dokter setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang profesi dokter dan

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di

bidang kedokteran sehingga memiliki wewenang untuk menjalankan praktik

dokter.

Sedangkan pelayanan dokter adalah pelayanan yang dilakukan

oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya

dibidang kedokteran, baik dijalankan sendiri ataupun bersama dalam

organisasi, dengan cara memelihara, meningkatakan kesehatan, mencegah,

memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh (holistic),

paripurna (comprehensive), terpadu (intergrated), berkesinambugan

(continous), untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari

pengguna jasa pelayanan baik indovidu, keluarga, kelompok, ataupun

komunitas. Pelayanan dokter yang prima tentu menjadi sorotan setiap pasien.

38
Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dokter dapat

memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga memberikan

gengsi pada rumah sakit

2.9.2 Pelayanan Perawat


Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat diwarnai oleh

pelayanan perawat, dimana menurut Ilyas (2000), keberadaan perawat di

rumah sakit merupakan komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada

suatu rumah sakit diperkirakan sekitar 75% adalah perawat.

Menurut Nuracmah (2004, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),

keperawatan merupakan terminology yang tidak dapat dilepaskan dari makna

dasarnya, yaitu merawat (nurture). Pelayanan keperawatan adalah bentuk

pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang diberikan

kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan klien

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Menurut Nelson

(1990) dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok

yang ramah dan dapat memahami pasien.

2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi


Gizi adalah sesuatu tentang makanan dan hubungannnya dengan

kesehatan. pelayanan gizi adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam

keadaan sehat atau sakit memilih atau memperoleh makanan yang sesuai guna

mencapai syarat gizi yang maksimal. Sedangkan pelayanan gizi rumah sakit

adalah pelayanan gizi yang diberikan di rumah sakit bagi penderita yang

39
dirawat dan yang berobat jalan juga bagi karyawan rumah sakit. (Djojodibroto

(1997), yang dikutip oleh Safrizal (2005).

Selain nilai gizi makanan, penilaian pasien terhadap kuakitas

makanan juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek internal dan

ekstrenal. Faktor internal meliputi suku, pengalaman, umur, dan tingkat

ekonomi, sehingga standar kualitas makanan sulit ditetapkan (Mahaffey,

1986). Selain itu, faktor internal berkaitan dengan nafsu makan, kebiasaan

makan dan rasa bosan (Prakoso, 1982). Sedangkan faktor ekternal adalah

penilaian terhadap makanan itu sendiri, menyangkut cita rasa makanan, cara

penyajian dan pelayanan (Mahaffey, 1986), serta pengolahan makanan, yang

dikutip oleh Safrizal (2005).

2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat


Menurut Djojodibroto (1997) ketersediaan obat dirumah sakit

merupakan suatu keharusan mutlak. Pasien yang datang ke rumah skait untuk

berobat akan mendapat diagnosis dari dokter dan sekaligus mendapat resep

untuk mengambil obat. Resep ini juga akan dibawa ke apotik rumah sakit,

kemudian apotik akan membuat atau meracik ataupun menyiapkan obat untuk

diserahkan kepada pasien.

Apotik rumah sakit mengahasilkan kurang lebih 30% dari revenue

rumah sakit, oleh karenanya untuk mearik pelanggan makan manajemen rumah

sakit harus memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan apotik.

40
Sistem pelayanan kepada pelanggan harus ramah, cepat, tepat, serta dengan

penjelasan atau penyuluhan yang jelas.

2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan


Tidaklah berlebihan kalau ada administrator rumah sakit yang

mengatakan bahwa mengelola rumah sakit yang baik adalah ibarat mengelola

sebuah hotel. Diperlukan suasanan atau kondisi yang tenang, nyaman, aman,

asri, bersih, dan sehat. Pada ruang perawatan, tentunya satu sama lain berbeda,

namun pada prinsipnya keadaan ruang perawatan haruslah memberikan

kenyaman bagi pasien.

Rumah sakit mempunyai dasar acuan untuk memberikan

kenyamanan dalam ruang perawatan pasien dalam Permenkes RI No. 986

Tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pasal 3

(1) yang menyatakan: lingkungan, bangunan, dan fasilitas sanitasi rumah sakit

harus memenuhi persyaratan kesehatan. beberapa hal yang mesti di perhatikan

adalah ruangan yang harus dalam keadaan bersih dan tersedia tempat sampah

sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi. Lalu kualitas

udara ruangan termasuk suhu dan kelembapan, pencahayaan ruangan atau

penerangan serta tidak menimbulkan kebisingan agar tidak mengganggu

ketenangan pasien selama menjalani perawatan.

2.9.6 Pelayanan Rohani


Dalam buku Tuntunan Rohani Bagi Orang Sakit (2000),pelayanan

rohani merupakan hal yang penting karena ketenangan batin dalam upaya

41
penyembuhan dan adanya doa mengandung unsur spiritual serta rasa percaya

diri pada seseorang yang sedang sakit yang pada nantinya kekebalan tubuh

dapat meningkat kembali sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Sebagai contohnya, pelayanan rohani dan keluarganya, penyelengaraan

jenazah, klinik keluarga sakinah yang melayani konsultasi problem rumah

tangga, warisan, pembinaan kesehatan mental, ketergantungan obat, dan lain-

lain.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

1 Sofana Pelangi Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan

(Tesis) Dengan Keputusan Pasien Poliklinik Kebidanan

Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS

Bahkti Yudha Depok Tahun 2010.

2 Rusnawati Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

(Skripsi) Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu

42
Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun

2012

3 Budi Chandrarini Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

(Tesis) keputusan pasien ANC Poliklinik berjenjang

RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat

Bersalin tahun 2009

4 Khudori Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

(tesis) Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien

Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC

Bintaro Tahun 2012.

2.11 Kerangka Teori


Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan, maka peneliti

berpedoman pada model perilaku konsumen yang dikemukakan Philip Kotler

guna memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan dalam

memilih layanan rawat inap di RSIA Kemang Medical care tahun 2014. Philip

Kotler dan Lene Keller dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran

mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pembeli

dan stimulus-stimulus berupa bauran pemasaran (produk,harga,tempat, dan

promosi) serta stimulus lain yang bersifat lebih besar yaitu lingkungan makro,

seperti ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Berikut ini adalah gambaran

kerangka teori yang digunakan oleh peneliti

43
Karakteristik Pribadi
1. Budaya
a. Budaya
b. Subbudaya
c. Kelas social
2. Sosial
a. Kelompok
Acuan
b. Keluarga
c. Peran dan Status
Sosial
3. Pribadi
a. Usia
b. Tahap daur hidup
c. Pekerjaan
d. Keadaan
ekonomi/penghas
ilan Keputusan
e. Gaya hidup Pembeli
f. Konsep diri
4. Psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Kepercayaan
d. pembelajaran

Stimuli
Bauran
Pemasaran

1. Produk
2. Harga
1. Tempat
2. Promosi

Stimuli Gambar 2.3


Lingkungan Kerangka Teori Penelitian
Makro
(Sumber : Kotler dan Keller 2009)
1. Ekonomi
2. Teknologi
3. Politik 44
4. Budaya

3. Tempat
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2009), bahwa

terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. diantaranya

adalah rangsangan pemasaran (produk,harga,tempat dan promosi) dan

rangsangan lain (ekonomi,teknologi,politik, dan budaya) yang akan membentuk

kesadaran pembeli. Lalu faktor karakteristik pembeli seperti budaya, sosial,

pribadi dan psikologi serta proses pengambilan keputusan lima tahap yang akan

menghasilkan keputusan suatu pembelian tertentu. Dalam pembuatan kerangka

konsep, peneliti tidak menggunakan seluruh variabel yang terdapat dalam

kerangka teori.

Untuk karakteristik pembeli, peneliti hanya meneliti usia, pekerjaan

dan penghasilan serta peran keluarga terhadap keputusan pemilihan layanan

rawat inap di RSIA Kemang Medical Care. Budaya tidak peneliti teliti karena

responden merupakan warga negara dan bangsa Indonesia sehingga bersifat

homogen. Untuk social, kelompok rujukan dan peran dan status social tidak

peneliti teliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana

untuk variabel tersebut bersifat homogen.

Tahap daur hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup serta konsep diri

tidak diteliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana

45
gaya hidup dan ekonomi mereka sama sehingga untuk variabel tersebut bersifat

homogen. Faktor psikologis seperti motivasi dan kepercayaan tidak peneliti teliti

karena motivasi responden dinilai sama untuk kebutuhan kesehatan responden

sehingga bersifat homogen. Penelitian ini menggunakan persepsi sebagai bentuk

penilaian individu terhadap faktor yang yang mempengaruhi keputusan

pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Sedangkan untuk faktor stimuli bauran pemasaran, peneliti melibatkan

ke empat variable yaitu harga, tempat, produk dan promosi. Alasan peneliti

mengambil variable harga karena peneliti ingin mengetahui apakah harga

pelayanan rawat inap yang dimiliki oleh rumah sakit memiliki pengaruh yang

besar dalam memutuskan pemanfaatan layanan tersebut. Terlebih lagi dengan

persaingan antara rumah sakit terkait dengan harga. Untuk variabel tempat,

peniliti ambil untuk mengetahui seberapa besar pengaruh letak rumah sakit dari

lokasi pembeli atau konsumen dalam pemutusan pemanfaatan layanan persalinan

atau rawat inap kebidanan tersebut. Variabel promosi peneliti ambil karena RSIA

Kemang Medical Care telah melakukan promosi ke luar. Sedangkan variabel

produk yang peneliti ambil disini yaitu mengenai kualitas pelayanan.

Pengukuran terhadap kualitas layanan berdasarkan penilaiann terdahap

segala sesuatu yang mendukung terbentuknya persepsi mengenai kualitas

tersebut. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada enam pelayanan rawat inap yang

dikemukakan oleh Safrizal (2005). Namun, peneliti hanya akan melibatkan dua

aspek pelayanan rawat inap, yaitu pelayanan dokter dan pelayanan perawat.

46
Pelayanan rohani tidak dilibatkan dalam penelitian ini dikarenakan RSIA KMC

tidak menerapkan aspek tersebut. Pelayanan makanan tidak diteliti karena

pelayanan makanan dirumah sakit bersifat sama dalam hal penjadwalan maupun

menu yang ditawarkan sehingga bersifat homogen. Sedangkan harga sudah

termasuk ke dalam stimuli pemasaran.

Faktor lingkungan makro tidak dilibatkan dalam penelitian ini karena

lingkungan yang bersifat makro dinilai sama sehingga bersifat homogen.

Dengan demikian disusunlah sebuah kerangkan konsep guna mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih layanan rawat ianp di RSIA

KMC tahun 2014. Adapun kerangka konsep yang digunakan peneliti dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Karakteristik Pembeli

- Peran Keluarga
- Usia
- Pekerjaan
- Penghasilan

Stimuli Bauran Keputusan Memilih


Pemasaran Tempat Persalinan di
RSIA Kemang Medical
1. Produk
Care tahun 2014
- Pelayanan dokter
- Pelayanan perawat
2. Harga Gambar 3.1
3. Tempat Kerangka Konsep Penelitia
4. Promosi

47
Dari gambar diatas, variabel penelitian ini terdiri dari : Variabel terikat

(dependent variable) dan variabel tidak terikat (independent variable). Variabel

terikat (dependent variable) adalah Keputusan pemilihan tempat persalinan di

RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Variabel tidak terikat (independent

variable) terdiri usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter, pelayanan

perawat, peran keluarga, harga, tempat dan promosi.

48
3.2 Definisi Operasional

Dengan kerangka konsep yang ada, penulis pun mendefinisikan variabel-variabel dalam kerangka konsep tersebut. Hal

ini sangat penting agar terdapat kesamaan definisi antara variabel yang dimaksud oleh penulis dengan variabel yang dimengerti

pembaca. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table

dibawah ini, yaitu :

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Pengukuran

Cara Ukur Alat Skala Hasil Ukur


Ukur Ukur
Variabel Dependen

1 Keputusan Pemilihan penggunaan Wawancara Kuesioner Ordinal


memilih pelayanan persalinan 0 = Tidak memilih
RSIA Kemang Medical 1 = Memilih
Care dari beberapa (Pelangi,2010)
alternatif pilihan lainnya.
Variabel Independen

1 Peran Keluarga Persepsi pasien tentang wawancara Kuesioner Ordinal


besar/kecilnya peranan 0 = Kurang berperan
keluarga (ayah, ibu, 1 = Berperan
saudara kandung,

49
pasangan dan anak ) (Fitrianti,2010)
2 Usia Lama hidup responden wawancara kuesioner ordinal 0 = resiko tinggi (<20 dan >35tahun)
yang dihitung sejak lahir 1= normal (20s/d 35 tahun)
sampai dengan ulang (Pelangi,2010)
tahun yang terakhir
3 pekerjaan Jenis aktivitas/profesi wawancara kuesioner nominal 1= ibu rumah tangga
responden yang 2 = karyawan
dilakukan sehari-hari 3 = wiraswasta
(Pelangi,2010)

4 Penghasilan Pendapatan rata-rata wawancara kuesioner Ordinal 0 = < 3.000.000


yang diterima dari hasil 1 = ≥3.000.000
pekerjaan/ usaha oleh
responden dalam satu (Fitrianti,2010)
bulan
5 Pelayanan Persepsi responden Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
Dokter terhadap pelayanan 1 = Baik
dokter kebidanan ketika (Khudori,2012)
melayani pasien ANC
meliputi cepat tanggap,
rasa empati, keramah
tamahan, dan kerapihan
penampilan dokter di
RSIA Kemang Medical
Care
6 Pelayanan Persepsi Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
perawat pasien/responden 1 = Baik
terhadap pelayana (Khudori,2012)
perawat dan bidan yang

50
melayani pasien ANC
meliputi cepat tanggap,
rasa empati,
keramahtamahan, dan
kerapihan penampilan
perawat di RSIA
Kemang Medical Care
7 Harga Persepsi pasien tentang Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang sesuai
tarif layanan 1 = Sesuai
pemeriksaaan dan (Fitrianti,2010)
persalinan di RSIA
Kemang Medical Care
8 Tempat Persepsi pasien tentang Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
letak,aksesibilitas,visibili 1 = Baik
tas, dan jarak RSIA (Fitrianti,2010)
Kemang Medical Care

9 Promosi Persepsi Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik


pasien/responden 1 = Baik
tentang iklan, promosi (Pelangi,2010)
penjualan, hubungan
masyarakat RSIA
Kemang Medical Care

51
3.3 Hipotesis

Menurut Prasetyo (2010), hipotesis merupakan proposisi yang akan

diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian. Lalu menurut Sugiyono (2007), hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Dari uraian diatas, maka peneliti menarik hipotesis

penelitian ini sebagai berikut :

Ha :

1. Ada hubungan antara peran keluarga dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014

2. Ada hubungan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan

pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care

tahun 2014

3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014

50
4. Ada hubungan antara penghasilan dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014

5. Ada hubungan antara pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014

6. Ada hubungan antara pelayanan perawat dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014

7. Ada hubungan antara harga dengan keputusan pemilihan tempat persalinan

pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care

tahun 2014

8. Ada hubungan antara tempat dengan keputusan pemilihan tempat persalinan

pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care

tahun 2014

9. Ada hubungan antara promosi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan

pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care

tahun 2014

51
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu

penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Dalam hal ini, peneliti

berupaya untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang

Medical Care yang terletak di jalan Ampera Raya No.34 Jakarta Selatan.

Penelitian dilakukan di unit rawat inap rumah sakit. Waktu peneliltian

dilaksanakan mulai bulan Juni – Oktober 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pasien (ibu hamil) poliklinik

kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care yang melakukan

pemeriksaan Antenatal Care.

52
4.3.2. Sampel

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pasien

poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang

melakukan antenatal care dengan usia kehamilan trimester III. Untuk

mendapatkan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Lemeshow dalam

Sopiyudin (2010) sebagai berikut :


2
n=Z xPxQ

d2

Keterangan:

n = Besar sampel

Z = deviat baku alfa dengan asumsi tingkat kehandalan 95%, karena

menggunakan = 0,05, sehingga nilai Z = 1,96

P = proporsi sebesar 50% (0,5)

Q = 1-p (0,5)

d = derajat akurasi presisi 10% (0,1)

Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah:

n = 1,962 x 0,5 x 0,5

0,12

n = 96,04 96

53
Berdasarkan rumus di atas, diketahui bahwa nilai n = 96.

Penelitian menambahkan 10% (persen kelonggaran ketidaktelitian) sehingga

jumlah sample yang dibutuhkan sebesar 106. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling. Teknik ini menentukan

sampel yang bersedia sebagai responden dari criteria populasi yang sudah

ditentukan sampai jumlah batas minimal yang sudah ditentukan yaitu 106.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang digunakan

bersifat tertutup (close ended questionnaire)

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

laporan dan dokumen tertulis RSIA Kemang Medical Care tekait dengan

indikator kinerja rumah sakit, jumlah tempat tidur rawat inap kebidanan,

jumlah kunjungan poliknik kandungan dan kebidanan serta profil RSIA

Kemang Medical Care.

54
4.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dengan

pertanyaan tertutup yang mewakili setiap variabel dan dibagikan kepada

responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diadaptasi dari

penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fitrianti (2010),

Sulaastri (2010), Pelangi (2010) dan (Khudori (2012) yang sudah teruji

validitas dan realibilitasnya. Dengan sedikit modifikasi dalam kuesioner

ini, maka dilakukan uji validitas dan realibitas terhadap setiap

pertanyaan

Dalam kuesioner ini peneliti hanya memberikan empat pilihan

jawaban untuk masing-masing variabel melalui penyajian skala Likert.

Skala Likert tersebut terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS), dengan skor

1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, Setuju (S) dengan skor 3, dan

Sangat Setuju dengan skor 4. Alasan peneliti menggunakan empat

pilihan jawaban dalam skala Likert ini adalah untuk mempermudah

responden dalam menentukan jawaban dan menghindari terjadinya

kecenderungan responden memilih jawaban ditengah-tengah, yaitu

pilihan Netral (N) atau Ragu-Ragu (RR)

55
4.5 Uji Validitas dan Realibitas

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden utama, peneliti akan

memberikan kuesioner responden pada sasaran yang berbeda namun memiliki

kesamaan karakteristik, yaitu ibu hamil usia 7 bulan keatas pada rumah sakit

swasta lain. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang di ukur. Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi

Product Moment kemudian membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung

dari variabel penelitian dengan r tabel.

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) 16.0 for

windows. Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas

diberikan kepada 30 orang responden pasien rumah sakit diluar dari responden

penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df (jumlah kasus) = 30 dan tingkat

signifikansi sebesar 5% angka yang diperoleh adalah 0.361. Berikut merupakan

hasil uji validitas pertanyaan kuesioner

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Pertanyaan Corrected Item – Total Keterangan


Corelation
A1 .783 Valid
A2 .794 Valid
A3 .748 Valid
B1 .618 Valid

56
Pertanyaan Corrected Item – Total Keterangan
Corelation
B2 .401 Valid
B3 .639 Valid
B4 .627 Valid
C1 .491 Valid
C2 .428 Valid
C3 .650 Valid
C4 .609 Valid
D1 .698 Valid
D2 .755 Valid
D3 .713 Valid
D4 .740 Valid
E1 .845 Valid
E2 .499 Valid
E3 .478 Valid
E4 .544 Valid
F1 .478 Valid
F2 .518 Valid
F3 .445 Valid
G3 .830 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.0

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai hasil uji validitas setiap

item pertanyaan memiliki nilai > 0,361 sehingga semua pertanyaan pada

kuesioner ini dinyatakan valid. Pada hasil uji reliabilitas, didapat nilai Alpha

Cronbach sebesar 0,939 dengan besar N adalah 23.

57
Pada 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa

koefisien alpha adalah sebesar 0.939. Ini berarti 0.939 > 0,60 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kuisioner tersebut telah reliable dan dapat disebarkan kepada

responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.

4.6 Pengolahan Data

Data yang didapatkan akan dikelola sesuai jenisnya. Pengelolaan data

hasil kuesioner dilakukan dengan

1. Cara penyuntingan data (editing) guna memastikan kelengkapan jawaban

pada kuesioner yang telah diisi responden agar data yang akan dimasukkan

tersebut valid dan reliable.

2. Scoring yaitu menjumlahkan seluruh skor jawaban responden berdasarkan 7

variabel. Variabel tersebut adalah peran keluarga, pelayanan dokter,

pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan keputusan pemilihan.

Kuesioner pada pertanyaan ini menggunakan skala Likert dengan rentang skor

1-4. Setelah setiap pertanyaan diberi skor sesuai dengan jawaban responden,

maka akan dijumlahkan per variabel.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pelangi (2010),

Khudori (2012) dan Fitrianti (2010) setiap total skor dari masing-masing

variabel dibagi menjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%.

Sehingga pada penelitian ini, menggunakan cut off point yang sama dengan

58
penelitian terdahulu yaitu sebesar 70% lalu tiap variabel dibagi menjadi 2

kategori.

a) Variabel Keputusan memilih, jumlah pertanyaan untuk variabel ini hanya

satu. Dengan minimum skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju dan

maksimum skor 4 untuk jawaban sangat setuju. Lalu dibagi menjadi 2

kategori, yaitu “tidak memilih” untuk jawaban dengan skor 1 dan 2.

Kategori “memilih” untuk jawaban dengan skor 3 dan 4.

b) Variabel peran keluarga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga

buah. Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 3

pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut

off point standar 70%. kategori “kurang bereperan” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “berperan” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12

Tabel 4.3

Hasil Skor Variabel Peran keluarga

Kategori Hasil Skor

Kurang Berperan 3-8

Berperan 9-12

59
c) Variabel pelayanan dokter, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah

empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4

pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut

off point standar 70%. kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.

Tabel 4.4
Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter

Kategori Hasil Skor

Kurang Baik 4-11

Baik 12-16

d) Variabel pelayanan perawat, , jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah

empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4

pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut

off point standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.

60
Tabel 4.5

Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat

Kategori Hasil Skor

Kurang Baik 4-11

Baik 12-16

e) Variabel harga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah.

Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan

dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point

standar 70%. Pertama kategori “kurang sesuai” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “sesuai” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.

Tabel 4.6

Hasil Skor Variabel Harga

Kategori Hasil Skor

Kurang Sesuai 4-11

Sesuai 12-16

61
f) Variabel Tempat, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah.

Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan

dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point

standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.

Tabel 4.7
Hasil Skor Variabel Tempat

Kategori Hasil Skor

Kurang Baik 4-11

Baik 12-16

g) Variabel Promosi, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga buah.

Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 4 pertanyaan

dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point

standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari

maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum

skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12.

62
Tabel 4.8
Hasil Skor Variabel Promosi

Kategori Hasil Skor

Kurang Baik 3-8

Baik 9-12

3. Entry data, memasukkan data yang diperoleh dari hasil skoring di- entry ke

dalam program komputer guna dianalisis

4. Cleaning data, mengecek kembali data yang sudah di-entry kedalam paket

program computer guna menghindari terjadinya kesalahan. Pengolahan data

kuesioner tersebut kemudian disajikan data dalam bentuk table ataupun

diagram. Setelah itu, dilakukan analisis dengan menggunakan data sekunder

lainnya.

4.7 Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam

menganalisis data penelitian ini dibantu dengan program komputer. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

63
a. Analisis Univariat

Mendeskripsikan hasil distribusi frekuensi dan persentase dari variabel

karakteristik responden seperti usia, domisili, pekerjaan, pendidikan terakhir,

penghasilan dan jumlah kehamilan. Serta mendeskripsikan hasil distribusi

frekuensi variabel indepensent pada penelitian ini yaitu peran keluarga,

pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat menggunakan uji statistik yakni uji Chi Square. Uji Chi

Square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan

variabel independen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Berikut

rumus untuk uji chi-square (Sugiyono, 2007) :

1. Mencari chi square dengan rumus:

X2 =

Keterangan :

X2 = nilai chi square

Fo = frekuensi yang diobservasi

Fe = frekuensi yang diharapkan

2. Mencari nilai X2tabel dengan rumus :

dk = (k-1)(b-1)

Keterangan :

64
k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

dk = derajat kebebasa

4.8 Penyajian Data

Cara penyajian data dalam penelitian dilakukan melalui berbagai

bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian dalam

bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam bentuk

grafik. Hasil dari analisis kuantitatif tersebut akan dibahas dan dianalisis dengan

cara berpikir rasional dan analistik dengan mengacu pada kerangka konsep yang

telah ditetapkan sebelumnya kemudian dibandingkan dengan teori dalam

tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya. Kemudian dibentuklah suatu

kesimpulan serta saran yang membangun dan sesuai dengan keadaan di

lapangan.

65
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan, yaitu

kuesioner penelitian yang bersifat tertutup sehingga tidak memungkinkan bagi

pasien untuk mengemukakan alasan sehingga informasi dari pasien kurang

tergali. Lalu, rancangan penelitian ini adalah cross sectional sehingga hasil yang

diperoleh hanya dapat memberi gambaran keadaan pada satu waktu saja.

Selanjutnya, Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, sehingga tidak dapat

menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) dari faktor yang diteliti. Serta

jumlah pasien yang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasien keseluruhan

juga merupakan keterbatasan dalam penelitian ini, untuk menganulirnya

dilakukan teknik systematic random sampling agar menghindari data yang

homogen.

5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care

5.2.1 Profil Kemang Medical Care

Nama : Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care

Tipe : Rumah Sakit Ibu dan Anak

Alamat : Jalan Ampera Raya No.34

Kelurahan : Ragunan

66
Kecamatan : Pasar Minggu

Kotamadya : Jakarta Selatan

Batas wilayah:

- Sebelah Utara : Jalan Ampera I

- Sebelah Timur : Pemukiman penduduk

- Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk

- Sebelah Barat : Jalan Ampera Raya

Telepon : 021-27545454, 27545400

Fax : 021-78843548

Hotline : 0812-18545454

Website : www.kemangmedicalcare.com

5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care

Visi RSIA Kemang Medical Care ialah akan menjadi penyedia

layanan kesehatan prima bagi wanita dan anak di Indonesia. Sedangkan

Misinya adalah Kemang Medical Care akan memberikan layanan kesehatan

yang holistik bagi wanita dan anak di Indonesia.

Tujuan didirikannya RSIA Kemang Medical Care adalah dalam

rangka mewujudkan cita-cita dan harapan dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan bagi penduduk di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan

khususnya untuk kesehatan ibu dan anak.

67
RSIA Kemang Medical Care juga memiliki value (nilai) yang

dianut adalah FRIENDLY yang memiliki makna sebagai berikut :

F = Forthooming, senantiasa memberikan layanan lebih bagi pasien

R = Respect, menghargai perbedaan dan nilai dari setiap individu

I = Integrity, Menciptakan lingkungan yang menjunjung tinggi kejujuran,

integritas dan kepercayaan

E = Excellence, mendorong peningkatan mutu, kompetensi dan

keselamatan secara berkelanjutan

N = Nimble, mengedepankan sikap aktif untuk memberikan layanan

terbaik bagi pasien

D = Distinctive, siap melayani kebutuhan setiap pasien

L = Loyal, dapat diandalkan dan dipercaya dalam merawat pasien

Y = Youthful, membangun tim yang penuh semangat dan dinamis yang

selalu mengikuti kemajuan teknologi.

5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care

Secara umum fasilitas RSIA Kemang Medical Care dalam hal

pelayanan adalah rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis lainnya. RSIA

Kemang Medical Care memiliki 14 dokter spesialis obgyn dan 38 perawat

untuk melayani pasien dalam pelayanan poli klinik kandungan dan kebidanan

serta rawat inap kebidanan/ melahirkan. Pelayanan dipoli klinik kandungan

68
dan kebidanan setiap dokter spesialis memiliki jadwal praktek yang bervariasi

dari Senin- Sabtu mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 20.00 WIB.

Sedangkan fasilitas rawat inap yang diberikan oleh RSIA Kemang

Medical Care yaitu terdiri dari:

1. Kamar Perawatan Dewasa (19 kamar)

2. Kamar Perawatan Anak (15 kamar)

3. Kamar Operasi (3 kamar)

4. Kamar Bersalin / Melahirkan (3 kamar)

5. Kamar Perawatan Intensif & Perinatologi

Selain itu, terdapat fasilitas lainnya untuk pasien ibu hamil dan ibu

yang melahirkan di RSIA Kemang Medical Care yaitu :

1. Akupunktur

2. Fisioterapi

3. Kelas Pendukung ASI kASIh ibu

4. Senam Hamil

5. Bank Darah Tali Pusat – bekerjasama dengan CordLife

6. Ruang Menyusui di poliklinik Rawat Jalan

7. Pembuatan Akte Kelahiran

8. Gift Shop

69
5.3 Hasil Penelitian

5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan

Tabel 5.1

Tabel Pasien Berdasarkan Karakteristik Ibu yang Melakukan Antenatal


Care

Di RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014

Karakteristik pasien n= 106 %


Usia
Beresiko (<20 atau >35 tahun) 12 11,3
Normal (20-35 tahun) 94 88,7
Domisili
Banten 1 0,9
Bekasi 9 8,5
Bintaro 3 2,8
Depok 17 16,0
Jakarta Pusat 9 8,5
Jakarta Selatan 39 36,8
Jakarta Timur 14 13,2
Tangerang 1 0,9
Tangerang Selatan 13 12,3
Jenis Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 29 27,4
Karyawan 68 64,1
Wiraswasta 9 8,5
Tingkat Pendidikan
SD-SMA 8 7,5
Akademi/PT 98 92,5
Penghasilan
< Rp 3.000.000 29 27,4
≥ Rp 3.000.000 77 72,6
Jumlah Kehamilan
Hamil anak pertama 54 50,9
Hamil anak kedua 40 37,7
Hamil anak ketiga 8 7,5
Hamil anak keempat 4 3,8

70
Tabel diatas menunjukan tentang karakteristik pasien poliklinik

kandungan dan kebidanan yakni ibu yang melakukan Antenatal Care di RSIA

Kemang Medical Care. diketahui paling banyak pasien berusia antara 20-35

tahun atau termasuk kategori umur tidak beresiko yaitu sebesar 88,7%. Ibu

dengan usia termuda adalah 17 tahun dan umur tertua adalah 40 tahun. Rata-

rata usia ibu adalah 28,08 tahun. Sedangkan karakteristik ibu yang lainnya

adalah domisili atau wilayah tempat tinggal ibu paling banyak adalah di

Jakarta Selatan sebesar 36,8 %.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien poliklinik kandungan

dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care mencakup wilayah Jabodetabek.

Untuk karakteristik ibu yang lain, yang banyak dijumpai adalah ibu dengan

pendidikan akademi/sarjana Perguruan Tinggi sebanyak 92,5%. Ibu yang

bekerja sebagai karyawan institusi sebanyak 64,1%. Sedangkan untuk tingkat

penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000 sebanyak 72,6%. Dan paling banyak

jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama 50,9%.

5.3.2 Gambaran Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku

Konsumen

Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi

jawaban pasien terhadap keputusan memilih. Distribusi jawaban dapat dilihar

di gambar 5.2.

71
Tidak
Memilih; 37;
35%

Memilih; 69; Memilih


65% Tidak Memilih

Gambar 5.2
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel keputusan memilih pada

gambar 5.2 dapat diketahui bahwa 37 orang pasien (35%) menyatakan bahwa

tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat persalinan.

Sedangkan 69 orang pasien (71%) menyatakan bahwa memilih RSIA Kemang

Medical Care sebagai tempat persalinan. Kebanyakan pasien menyatakan

memilih atau memutuskan untuk bersalin di RSIA Kemang Medical Care.

5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan

Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih

Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi

jawaban pasien terhadap beberapa variabel faktor perilaku konsumen.

Diantaranya jawaban dapat dilihat sebagai berikut :

72
Berperan; 35;
33%

Berperan
Kurang
berperan; 71; Kurang berperan
67%

Gambar 5.3

Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel peran keluarga pada gambar

5.3 dapat diketahui bahwa 71 orang pasien (67%) menyatakan bahwa keluarga

kurang berperan dalam keputusan memilih tempat persalinan di RSIA

Kemang Medical Care, sedangkan 35 orang pasien (33%) menyatakan bahwa

keluarga berperan. Maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pasien

menyatakan bahwa keluarga kurang berperan.

73
Kurang Baik; 3;
3%

Baik
Kurang Baik

Baik; 103; 97%

Gambar 5.4
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan dokter pada

gambar 5.4 dapat diketahui bahwa 3 orang pasien (3%) menyatakan bahwa

pelayanan dokter di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 103

orang pasien (97%) menyatakan bahwa pelayanan dokter di RSIA Kemang

Medical Care baik. Mayoritas pasien menyatakan bahwa pelayanan dokter

baik.

74
Kurang Baik; 10;
9%

Baik
Kurang Baik

Baik; 96; 91%

Gambar 5.5
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan perawat pada

gambar 5.5 dapat diketahui bahwa 10 orang pasien (9%) menyatakan bahwa

pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 96

orang pasien (91%) menyatakan bahwa pelayanan perawat di RSIA Kemang

Medical Care baik. Kebanyakan pasien menyatakan bahwa pelayanan perawat

baik.

75
Sesuai; 21; 20%

Kurang Sesuai; Sesuai


85; 80% Kurang Sesuai

Gambar 5.6
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel harga pada gambar 5.6 dapat

diketahui bahwa 85 orang pasien (80%) menyatakan bahwa harga atau tarif

untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara

keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan. Sedangkan 21 orang pasien

(20%) menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang

Medical Care sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan.

Kebanyakan pasien menyatakan bahwa harga kurang sesuai.

76
Kurang Baik; 48;
45% Baik; 58; 55%
Baik
Kurang Baik

Gambar 5.7

Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel tempat pada gambar 5.7

dapat diketahui bahwa 48 orang pasien (45%) menyatakan bahwa tempat

kurang baik. Sedangkan 58 orang pasien (55%) menyatakan bahwa tempat

baik. Sebagian besar menyatakan posisi atau letak tempat RSIA Kemang

Medical care baik.

77
Kurang Baik; 31;
29%

Baik
Kurang Baik
Baik; 75; 71%

Gambar 5.8
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi

Berdasarkan Kategori

Berdasarkan pengkategorian variabel promosi pada gambar 5.8

dapat diketahui bahwa 31 orang pasien (29%) menyatakan bahwa promosi

RSIA Kemang Medical Care kurang baik. Sedangkan 75 orang pasien (71%)

menyatakan bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care baik. Sebagian

besar menyatakan promosi RSIA Kemang Medical care baik.

78
5.3.4 Hubungan antara Faktor Perilaku Konsumen (Peran Keluarga, Usia,

Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan Perawat, Harga,

Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih

Tabel 5.2

Analisis Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih


Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Variabel Tidak
Total P-Value
Memilih
Peran
memilih
keluarga
n % n % n %
Kurang
33 46,5 38 53,5 71 100
Berperan
0.001
Berperan 4 11,4 31 88,6 35 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui pasien yang menyatakan

bahwa keluarga kurang berperan dan memilih ada 38 dari 71 orang (53,5%).

Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa keluarga berperan dan memilih

ada 31 dari 35 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai

probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan

yang bermakna antara peran keluarga dengan keputusan memilih.

79
Tabel 5.3

Analisis Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Pasien


Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Tidak
Variabel Total P-Value
Memilih
Usia memilih

n % n % n %

Beresiko 4 33,3 8 66,7 12 100


1,000
Normal 33 11,4 61 88,6 94 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pasien dengan usia

beresiko dan memilih ada 8 dari 12 orang (66,7%). Sedangkan pasien dengan

usia normal dan memilih ada 61 dari 94 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic

diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 1,00 artinya pada alpha 5% tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan keputusan memilih.

80
Tabel 5.4

Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih


Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Variabel Total P-Value
Tidak memilih Memilih
Pekerjaan
N % n % n %

Ibu Rumah
12 41,4 17 58,6 29 100
Tangga

Karyawan 20 29,4 48 70,6 68 100 0,209

Wiraswasta 5 55,6 4 44,4 9 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa pasien dengan

pekerjaan Ibu rumah tangga dan memilih ada 17 dari 29 orang (58,6%).

Sedangkan pasien dengan pekerjaan karyawan dan memilih ada 48 dari 68

orang (70,6%). Pasien dengan pekerjaan wirasawasta dan memilih ada 4 dari

9 orang (44,4%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)

sebesar 0,209 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara pekerjaan dengan keputusan memilih.

81
Tabel 5.5
Analisis Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Keputusan Memilih
Tidak Total P-Value
Variabel Memilih
Penghasilan memilih

n % n % n %

< Rp.
18 62,1 11 37,9 29 100
3.000.000
0,001
>Rp.
19 24,7 58 75,3 77 100
3.000.000

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa pasien dengan

penghasilan kurang dari Rp.3.000.000 dan memilih ada 11 dari 29 orang

(37,9%). Sedangkan pasien dengan penghasilan lebih dari Rp 3.000.000 dan

memilih ada 58 dari 77 orang (75,3%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai

probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan

yang bermakna antara penghasilan dengan keputusan memilih.

82
Tabel 5.6

Analisis Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan


Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA
Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Variabel Tidak Total P-Value
Memilih
Pelayanan memilih
Dokter
n % n % n %

Kurang
0 0 3 100 3 100
Baik 0.550
Baik 37 35,9 66 64,1 103 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui pasien yang menyatakan

bahwa pelayanan dokter kurang baik dan memilih ada 3 orang (100%).

Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan dokter baik dan

memilih ada 66 dari 103 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai

probabilitas (Pvalue) sebesar 0,550 artinya pada alpha 5% terdapat tidak

hubungan yang bermakna antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih.

83
Tabel 5.7

Analisis Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan


Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA
Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Variabel Tidak Total P-Value
Memilih
Pelayanan memilih
Perawat
n % n % n %

Kurang
4 40 6 60 10 100
Baik
0.737
Baik 33 35,9 63 64,1 96 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui pasien yang menyatakan

bahwa pelayanan perawat kurang baik dan memilih ada 6 orang (60%).

Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan perawat baik dan

memilih ada 63 dari 96 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai

probabilitas (Pvalue) sebesar 0,737 artinya pada alpha 5% terdapat tidak

hubungan yang bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan

memilih.

84
Tabel 5.8
Analisis Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Keputusan Memilih

Tidak Total P-Value


Variabel Memilih
Harga memilih

n % n % n %

Kurang
37 43,5 48 56,5 85 100
Sesuai 0,000

Sesuai 0 0 21 100 21 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui pasien yang menyatakan

bahwa harga yang kurang sesuai dan memilih ada 48 dari 85 orang (56,5%).

Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa harga sesuai dan memilih ada 21

orang (100%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)

sebesar 0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara

harga dengan keputusan memilih.

85
Tabel 5.9

Analisis Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Pasien


Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)

Keputusan Memilih
Tidak Total P-Value
Variabel Memilih
Tempat memilih

n % n % n %

Kurang
26 54,2 22 45,8 48 100
Baik
0,000
Baik 11 19 47 81 58 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.9 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa

tempat kurang baik dan memilih ada 22 dari 48 orang (45,8 %). Sedangkan

pasien yang menyatakan bahwa tempat baik dan memilih ada 47 dari 58 orang

(81%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar

0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara tempat

dengan keputusan memilih.

86
Tabel 5.10
Analisis Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Keputusan Memilih
Tidak Total P-Value
Variabel Memilih
Promosi memilih

n % n % n %

Kurang
16 51,6 15 48,4 31 100
Baik
0,036
Baik 21 28 54 72 75 100

Total 37 34,9 69 65,1 106 100

Berdasarkan tabel 5.10 diatas diketahui pasien yang menyatakan

bahwa promosi kurang baik dan memilih ada 15 dari 31 orang (48,4 %).

Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa promosi baik dan memilih ada 54

dari 75 orang (72%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas

(Pvalue) sebesar 0,036 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang

bermakna antara promosi dengan keputusan memilih.

87
BAB VI

PEMBAHASAN

Sebagai rumah sakit ibu dan anak yang pangsa pasar terbesarnya adalah

pasien ibu, RSIA Kemang Medical Care perlu mengenal perilaku konsumennya.

RSIA Kemang Medical Care tergolong rumah sakit baru dengan usianya yang baru 5

tahun. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan pasar, RSIA Kemang

Medical Care memerlukan strategi yang tepat. Dari berbagai literature penelitian yang

pernah dilakukan dan literatur, disebutkan bahwa pemilihan tempat persalinan oleh

ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Pada bab ini, akan dibahas variabel-variabel dalam penelitian yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan rumah sakit yang menjadi tempat

penelitian. Variabel yang diteliti dianalisis dengan metode univariat dan bivariat

sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi

dari variabel dan melihat hubungan antara setiap variabel bebas terhadap variabel

terikat.

6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pasien ibu hamil

berusia normal (20-35 tahun) sebanyak 88,7%. Ibu dianjurkan hamil pada usia

antara 20-35 tahun karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan.

Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh

88
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin

mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan

ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada umur

35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada

usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat,

persalinan lama, dan pendarahan (Kemenkes RI, 2011). Rumah Sakit yang

fokus pada kesehatan ibu dan anak tentu memberikan perhatian lebih terhadap

pasien calon ibu untuk lebih merencanakan kehamilannya di usia ideal atau

normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu maupun bayi

pada saat kehamilan maupun melahirkan.

Karakteristik ibu yang lain adalah domisili atau wilayah tempat tinggal

pasien paling banyak adalah di Jakarta Selatan sebesar 36,8 %. Ibu yang

berdomisili di Jakarta Selatan tentu memiliki jarak lebih dekat untuk ke RSIA

Kemang Medical Care yang beralamatkan di daerah Kemang Jakarta Selatan.

Semakin dekatnya jarak anytara tempat tinggal pasien dengan tempat pelayanan

kesehatan tentu menjadi salah satu faktor pertimbangan pasien dalam memilih

pelayanan. Menurut Caroline dan Claire (1990), faktor jarak merupakan faktor

penting dalam pilihan penderita menggunakan sarana pelayanan kesehatan.

Mayoritas pasien RSIA Kemang Medical Care berpendidikan setara

akademi/sarjana Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 92,5%. Semakin tingginya

tingkat pendidikan ibu, maka tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan

89
kandungan juga tinggi. Hal ini sesuai dengan penyataan Feldstein (1993) bahwa

pendidikan mempengaruhi demand seseorang terhadap pelayanan kesehatan.

Dengan pendidikan tinggi pasien memiliki kesadaran terhadap kesehatan ibu

dan sang bayi lebih baik dibanding dengan berpendidikan rendah. Dengan

pengetahuan yang dimilikinya akan mendorong untuk sadar akan pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Sehingga pasien akan mencari lebih banyak

informasi mengenai rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan sebagai

alternatif pilihan dalam penggunaan pelayanan kesehatan.

Mayoritas pasien adalah ibu yang bekerja sebagai karyawan institusi

sebanyak 64,1%. Dengan mayoritas tingkat penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000

yaitu sebanyak 84,9%. Dapat dilihat bahwa pasien merupakan wanita karir yang

bekerja pada satu institusi. Untuk ibu hamil yang bekerja tentu memilih tempat

pelayanan antenatal di rumah sakit yang menyediakan pelayanan pada hari

weekend atau hari libur. Pekerjaan merupakan faktor tidak langsung yang

mempengaruhi pemilihan tempat, dimana pendapatan atau penghasilan pasien

yang mayoritas diatas tiga juta rupiah yang bersinggungan langsung dengan

biaya yang akan dikeluarkan pasien untuk pelayanan kandungan maupun

kebidanan. Karena pendapatan berkaitan dengan kemampuan daya beli

seseorang. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam Khudori

(2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama pendapatan rumah

90
tangga berperan penting dalam menjamin perempuan khususnya ibu hamil

untuk memperoleh kesehatan maternal.

6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Dari hasil uji statistic dengan program komputer, diketahui bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan keputusan

memilih tempat persalinan. Adanya hubungan yang signifikan ini menunjukan

bahwa keluarga yang dinilai berperan mempunyai peluang yang lebih besar

dalam mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012) dimana keluarga memilki

pengaruh terhadap keputusan memilih tempat persalinan. Kesamaan didapatkan

karena karakteristik tempat penelitian yang sama yaitu rumah sakit swasta yang

mementingkan pelayanan prima kepada pasien.

Peran keluarga yang kurang dapat dilihat dari jawaban pasien yang

mayoritas negative (tidak setuju/sangat tidak setuju) seperti tidak mendapatkan

informasi mengenai RSIA Kemang Medical Care, tidak mendapatkan

rekomendasi untuk menggunakan layanan di RSIA Kemang Medical care dan

juga keluarga pasien tidak biasa menggunakan layanan kesehatan/ pelanggan di

RSIA Kemang Medical Care. Berdasarkan data distribusi pasien terhadap

variabel promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care

91
dikatakan baik oleh 71% pasien. Media promosi RSIA Kemang Medical Care

diantaranya adalah website, brosur, radio.

Bisa disimpulkan kalau promosi yang baik telah dilakukan RSIA

Kemang Medical Care. Pesan promosi yang mudah dimengerti membuat pasien

mendapatkan informasi lebih banyak dari media promosi rumah sakit

dibandingkan keluarga pasien. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan

konsumen untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal,

diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan

kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi.

Menurut Kotler dan Keller (2009) yang disebut keluarga ada dua jenis,

yaitu keluarga orientasi yang terdiri dari orangtua dan saudara kandung. Dan

keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak. Peran keluarga yang dapat

terlihat disini adalah banyaknya pasien atau ibu hamil yang menggunakan

pelayanan ANC di poliklinik selalu ditemani dengan keluarga mereka. Sebagian

besar pasien pergi ke rumah sakit bersama dengan ibu dan suami mereka.

Keluarga pasien/pasien tidak hanya sekedar menemani pasien dalam melakukan

antenatal care. Namun, peran keluarga terjadi ketika suami/pasangan dan orang

tua menjadi influencer yang mempengaruhi keputusan pasien.

Swasta dan Hani (2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian

dalam keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan.

92
Peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam

rumah tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya

dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam

pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi. Dalam

mengambil keputusan tentu keluarga juga melihat variabel lain seperti harga.

Pada data distribusi pasien terhadap variabel harga dimana 80% pasien

menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical

Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan.

Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap pertimbangan harga dalam

mengambil keputusan yang tentunya disesuaikan dengan keadaan keluarga

pasien.

Tidak hanya menjadi influencer, keluarga juga bisa menjadi decider

atau pengambil keputusan. Keputusan untuk memilih atau tidak memilih juga

bisa dilakukan oleh keluarga. Engel, Blackwell, Miniard (1994) mengatakan

bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya adalah sebagai

pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan adalah orang dengan

wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan

dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih.

Dalam memutuskan untuk bersalin di rumah sakit, pasien ibu hamil

mungkin tidak menjadi pengambil keputusan langsung. Karena dalam keluarga,

ada keputusan yang dibuat bersama, ada yang diputuskan oleh suami, atau

93
mungkin yang dilakukan oleh istri sendiri. Karena wewenang untuk membuat

keputusan pembelian tergantung pada tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu

autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya),

husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife domination

(sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic (sebagian besar

keputusan dilakukan bersama-sama). Rumah sakit perlu mengetahui macam-

macam peranan anggota keluarga pasien yang bertindak sebagai pengambil

inisiatif, pemberi pengaruh,pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai jasa

pelayanan.

6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Semakin besar angka usia seseorang, maka semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki. Tingginya pengetahuan dapat dilihat dari tingkat

pendidikan ibu. Hal ini terlihat dari karakteristik pasien ibu hamil dengan

mayoritas tingkat pendidikan setara akademi/perguruan tinggi sebanyak 98

orang (92,5%). Pengetahuan tentang usia yang beresiko terhadap kehamilan ibu

telah dimengerti oleh mayoritas pasien. Dengan tingginya pendidikan pasien

juga berpengaruh kepada besarnya tingkat kesadaran akan penggunan pelayanan

kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik kandungan dan kebidanan sadar untuk

mengggunakan layanan kesehatan sebagai pemenuhan kebutuhannya di usia

kehamilan. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan, pemenuhan keinginan dengan

selera yang berbeda juga menjadi pengaruh bagi pasien ibu hamil untuk

94
memilih melahirkan di mana. Karena tingginya pendidikan akan memudahkan

seseorang menyerap informasi baru dan mencari informasi. Selain itu, pasien

dengan jenjang pendidikan tinggi mulai kritis terhadap pelayanan kesehatan,

termasuk pelayanan persalinan, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan

mereka terhadap pemilihan tempat bersalin.

Menurut Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat

pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan

pendidikan yang tinggi seorang wanita tentu dapat mengaplikasikan perilaku

hidup sehat. Tidak hanya aplikasi pada wanita itu sendiri namun kepada

keluarga dan lingkungan disekitar sehingga dapat mempengaruhi derajat

kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik RSIA Kemang Medical Care yang

berpendidikan tinggi tentu akan mencari informasi atau aspek –aspek pisitf dan

negative dari suatu produk sebelum mengambil keputusan. Pasien yang

melakukan pelayanan ANC di RSIA Kemang Medical Care, mengumpulkan

aspek atau valensi yang sering disebut oleh Clawson dalam Sawastha dan Hani

(2000) sebagai nilai sifat dari lingkungan psikologis.

Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan bahwa valensi

positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan bila pribadi

mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan valensi negative

berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila pribadi

menghampirinya, hal ini bersifat menolak. Dari hasil pengumpulan aspek atau

95
valensi negative dan positif dari produk jasa pelayanan kandungan, kebidanan

dan bersalin di RSIA Kemang Medical Care yang dilakukan oleh pasien ibu

hamil, dapat menggambarkan tingkat keinginan, hasrat dan tingkat keuntungan

yang akan diperoleh konsumen dari suatu pembelian.

Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA

Kemang Medical Care. Hasil ini sesuai dengan penelitian Syahrial (2001), yang

menyatakan bahwa tidak terbukti adanya hubungan usia ibu dengan keputusan

pemilihan tempat bersalin di Jakarta. Demikian juga hasil penelitian Pelangi

(2010) dimana tidak ada hubungan antara usia dengan keputusan pasien

poliklinik kebidanan RS Bahkti Yudha dalam pemilihan tempat bersalin. Hal ini

juga sama dengan hasil penelitian Khudori (2012) bahwa variabel usia tidak

memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan di RS IMC.

Dari beberapa hasil penelitian diatas, terlihat bahwa keputusan

memilih tempat persalinan bagi ibu hamil di RSIA Kemang Medical Care tidak

dipengaruhi oleh usia. Dalam memutuskan tempat untuk persalinan tidak

tergantung pada usia, namun faktor pendidikan yang mempengaruhi yang

mempengaruhi pasien sehingga pasien mencari informasi tentang produk yang

akan dibeli dahulu baik aspek positif maupun aspek negatif. Dari hasil tersebut,

dapat dilihat bahwa pasien yang memutuskan untuk memilih lebih banyak

96
daripada yang tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat

bersalin. Keputusan pasien untuk memilih bukan dipengaruhi oleh usia

melainkan karakteristik pasien lainnya. Sebagai penyedia fasilitas pelayanan

kesehatan, RSIA Kemang Medical Care perlu untuk lebih mendengar, dan

tangkap terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan karakteristik pasien.

6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Berdasarkan hasil uji stastistik, diketahui bahwa mayoritas pasien

memiliki pekerjaaan sebagai karyawan. Pekerjaan sangat menentukan seseorang

untuk berbuat suatu kegiatan bila seorang ibu ikut membantu penghasilan

rumah tangga, maka pada saat ibu hamil, mereka akan lebih banayak

mengeluarkan tenaga dan pikiran. Maka efeknya sangat berpengaruh terhadp

perilaku ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Ibu tidak punya waktu untuk

merawat kehamilannya. Karena waktu ibu banyak tersita untuk pekerjaannya.

Yang membuat ibu kadang-kadang lupa untuk memeriksakan kehamilannya

secara rutin dan teratur.

Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) mengatakan bahwa

pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas social konsumen. pekerjaan

yang dilakukan konsumen akan mempengaruhi gaya hidup dan basis penting

untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Seseorang yang

memiliki pekerjaan memiliki wawasan yang lebih luas daripada ibu rumah

97
tangga. Karena pergaulan yang lebih luas dimana pertukaran informasi serta

interaksi dengan rekan atau teman sering dilakukan. Karateristik pasien ibu

hamil dengan domisili yang kebanyakan di Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok

Tangerang Bekasi), dapat dilihat pada tabel 5.2 dimana paling banyak pasien

tinggal di daerah Jakarta Selatan yaitu sebanyak 39 orang (36,8%). Masyarakat

dengan lingkungan sekitar ibu kota tentu memiliki lingkungan social yang

berbeda dengan masyarakat pinggiran kota.

Lingkungan sosial pada masyarakat yang tinggal di Jabodetabek tentu

lebih banyak menemukan interaksi social mengenai gaya hidup. Pada interaksi

tersebut, terdapat pertukaran informasi dimana juga untuk menyampaikan

respek, prestise serta impact positif yang didapatkan. Berdasarkan data

distribusi promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care

dikatakan baik oleh 71% pasien. Salah satu media promosi tradisional promosi

mouth to mouth atau dimana seseorang mengetahui informasi dari mulut atau

perkataan orang lain. Bisa disimpulkan bahwa dari lingkungan pekerjaan

seseorang, social hidup membuat terjadinya pertukaran informasi termasuk

promosi rumah sakit yang membuat pasien mengetahui tentang pelayanan

kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care.

Hasil uji statistik menunjukan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan

yang signifikan dengan keputusan memilih tempat persalinan. hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian Yuswar (2002) yang dilakukan di Jakarta

98
menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan

dengan pemilihan tempat persalinan. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian

Khudori (2012) bahwa variabel pekerjaan tidak memiliki hubungan yang

bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC.

Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu tidak

berpengaruh secara langsung terhadap keputusan memilih tempat persalinan.

Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan pemanfaatan bed rawat inap

persalinan di rumah sakit faktor pekerjaan bukanlah dasar utama, namun

demikian tetap harus diperhatikan karena menyangkut hal lain seperti gaya

hidup selain pekerjaan itu sendiri. Dengan menjadi karyawan akan terkait

dengan jaminan kesehatan walaupun tidak semua karyawan mendapatkan

jaminan kesehatan gratis dari instansinya, hal ini berarti ada kaitan dengan

penanggung biaya yang mana penanggung biaya akan menentukan tempat

sebagai rujukan dalam pelayanan kesehatan. maka akan mempengaruhi tempat

pelayanan kesehatan yang akan dikunjungi karena menyesuaikan dengan

rujukan dari penanggung biaya tersebut.

6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Penghasilan atau pendapatan yang didapat oleh sang pasien ibu hamil

tentu berbanding dengan pekerjaan dan tingkat pendidikan sang ibu. Semakin

tinggi pendidikan, maka Ibu akan mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan

99
yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Hal ini dapat dilihat bahwa pada

data 92,5% pasien ibu hamil memiliki pendidikan jenjang akademi atau

perguruan tinggi. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha

dan Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian.

Namun, pada kenyataannya tidak semua orang dengan jenjang pendidikan

tinggi mendapatkan pendapatan yang tinggi juga, hal ini disebabkan apabila

seorang ibu memutuskan untuk hanya menjadi ibu rumah tangga bukan menjadi

wanita karir.

Pendapatan yang dihasilkan oleh Ibu bukanlah pendapatan rumah

tangga. Pendapatan rumah tangga adalah gabungan dari pendapatan suami dan

istri. Sehingga pasien dapat dikategorikan mampu untuk membiayai persalinan

mereka di RSIA Kemang Medical Care. Namun, nyatanya bukan hanya

pendapatan yang rumah tangga yang dipertimbangkan dalam memutuskan

tempat persalinan. 37 orang yang memutuskan untuk tidak memilih melihat

dari variabel yang paling berkaitan dengan penghasilan yaitu harga.

Berdasarkan data diketahui bahwa 80% pasien menyatakan bahwa harga atau

tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara

keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan.

Dapat disimpulkan bahwa walaupun banyak pasien dengan

pendapatan lebih dari tiga juta rupiah, tidak semua merasa harga pelayanan di

100
RSIA Kemang Medical Care sesuai dengan keterjangkauan mereka. Harga

merupakan faktor yang begitu dilihat atau pertimbangkan karena berhubungan

dengan pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan

pendapat Widhadiningrat dalam Khudori (2012) yang menyatakan bahwa

faktor ekonomi terutama pendapatan rumah tangga berperan penting dalam

menjamin perempuan khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan

maternal. Karena istri membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan di sarana

kesehatan.

Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara variabel penghasilan dengan keputusan memilih tempat

bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Khudori (2012) dimana variabel penghasilan memiliki hubungan

yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC

Bintaro. Pendapatan tentu memiliki hubungan bermakna dengan keputusan

memilih tempat bersalin. Dari penghasilan yang didapat oleh sang ibu, Ibu

dapat menentukan pilihan untuk menggunakan pelayanan mana yang sesuai

dengan biaya, selera dan kebutuhan. Karena selain melihat kepada pendapatan,

ibu juga memirkan biaya yang bisa dijangkau oleh pendapatannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994)

dalam Swastha dan Hani (2000) yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat

pengeluaran umum dan menghubungkannya dengan pendapatan dapat

101
memberikan estimasi mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk.

Keputusan pembelian sehubungan dengan produk dan merek sangat

dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang mereka punyai. Hal yang

sama dikatakan oleh Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran

dan tabungan.

6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih Tempat

Persalinan

RSIA Kemang Medical Care memiliki dokter – dokter spesialis yang

handal dalam menangani pasien. Standar Pelayanan Minimal menjadi acuan

rumah sakit dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien. Sebagai rumah

sakit swasta dengan pangsa pasar menengah ke atas, rumah sakit tentu akan

memberikan pelayanan terbaiknya. Menurut Safrizal (2005) pelayanan dokter

merupakan salah satu aspek dari pelayanan rawat inap. Aspek pelayanan rawat

inap kebidanan ini termasuk produk penjualan yang ditawarkan rumah sakit

kepada pasien.

Kepuasan akan pelayanan dokter yang diterima tidak menjadi garansi

bahwa pasien ingin melahirkan dengan ditangani oleh dokter yang

bersangkutan. Ada hal lain yang turut mempengaruhi keputusan pasien. Dokter

102
dalam pemeriksaan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan dapat

memberikan rekomendasi atau masukan kepada pasien atau ibu hamil di

trimester III untuk melahirkan di RSIA Kemang Medical Care. Namun, dokter

tidak dapat memberikan keputusan kepada pasien. Pasien memiliki hak penuh

untuk memilih tempat bersalin.

Variabel lain yang dipertimbangkan selain pelayanan dokter yaitu

harga. Biaya yang dibebankan kepada pasien atas pelayanan yang didapatkan di

RSIA Kemang Medical Care dirasa kurang sesuai dengan keterjangkauan

pasien, harga dan pelayanan. Dapat dilihat dari data distribusi frekuensi pasien

yang menyatkan bahwa 80% pasien menyatakan bawa harga yang dibebankan

kurang sesuai. Mayoritas pasien menjawab tidak setuju untuk pernyataan bahwa

tarif pelayanan yang ditetapkan oleh RSIA Kemang Medical Care lebih murah

dibandingkan dengan rumah sakit lain. Dapat disimpulkan bahwa harga yang

diitetapkan rumah sakit terbilang cukup mahal.

Harga yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa pasien tidak

memilih. Karena biaya atau harga juga dipengaruhi oleh pendapatan atau

penghasilan pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2009)

yang mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung

oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Maka meskipun produk

yang diberikan oleh RSIA Kemang Medical Care sudah diupayakan semaksimal

103
mungkin, tanpa adanya harga, saluran distribusi, dan iklan yang tepat, sedikit

kemungkinan produk rumah sakit akan sukses.

Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih tempat

persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chandrarini

(2010) dimana pelayanan dokter tidak berpengaruh terhadap keputusan

memilih. Hal ini menunjukan bahwa dalam memilih tempat persalinan, pasien

tidak melihat kepada baik atau kurangnya pelayanan dokter. Kesan keramahan,

komunikasi, dan ketrampilan dokter yang baik sudah didapatkan pasien di RSIA

Kemang Medical Care. Tingginya persaingan antar rumah sakit swasta

menjadikan pelayanan dokter yang baik merupakan sebuah pelayanan utama

yang perlu di tingkatkan. Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012)

dokter dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga

memberikan gengsi pada rumah sakit.

6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat

Persalinan

Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak hubungan yang

bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan memilih. Menurut

Kotler, produk merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian. Namun, pada penelitian ini, pelayanan perawat tidak memiliki

104
hubungan yang signifikan terhadap keputusan memilih tempat bersalin. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pelangi (2010) yakni pelayanan

perawat tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan pemilihan

tempat persalinan. hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012)

dimana tidak ada pengaruh pelayanan perawat terhadp keputusan melahirkan di

RS IMC

Pelayanan perawat merupakan subkomponen pelayanan dalam

komponen produk menurut Kotler dan Keller (2009). Pelayanan perawat

sebagai salah satu aspek rawat inap yang dikemukakan Safrizal (2005) adalah

bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang

diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan

ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang

terganggu. Menurut Ilyas (2000) keberadaan perawat di rumah sakit merupakan

komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada suatu rumah sakit

diperkirakan sekitar 75% adalah perawat.

Dengan proporsi terbesar dirumah sakit, perawat menjadi salah satu

yang memberikan dampak langsung kepada mutu pelayanan. Sehingga

pelayanan perawat yang baik menjadi keharusan bagi rumah sakit swasta seperti

RSIA Kemang Medical Care. Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas

pasien memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat di poliklinik RSIA Kemang

Medical Care sudah baik. Pasien merasa perawat begitu ramah, cepat tanggap

105
akan keluhan pasien, berpenampilan rapi, sopan dan memberikan perhatian

khusus kepada pasien ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Nelson (1990)

dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok yang

ramah dan dapat memahami pasien..

Pasien ibu hamil di rumah sakit tidak terpengaruh oleh bagusnya

produk atau pelayanan yang diberikan rumah sakit. Hal ini seperti yang

diungkapkan Kotler dan Keller (2009) bahwa suatu produk tidak akan sukses

jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat.

Walaupun promosi yang telah dilakukan RSIA Kemang Medical Care dikatakan

baik oleh 71% pasien, namun variabel harga berdasarakan data distribusi

disebut kurang sesuai oleh sebanyak 80% pasien. Dapat disimpulkan bahwa

produk pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care dpat dikatakan tidak

cukup sukses.

Beberapa pasien yang memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat

kurang baik, terlihat pada jawaban negatif terhadap kinerja perawat bahwa

perawat dirasa lambat dalam menanggapi keluhan pasien dan kurang memberi

perhatian khusus kepada pasien. Kurangnya pelayanan perawat biasa terjadi

pada hari weekend yaitu Jum’at malam dan Sabtu. Jumlah pasien ibu hamil

yang datang bisa 3 kali lipat dari hari biasa. Jumlah perawat di Poliklinik

kandungan dan kebidanan yang kurang untuk berjaga di nurse station.

Sebaiknya RSIA Kemang Medical Care menambahkan jumlah perawat di

106
poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend. .

Penambahan perawat dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit

poliklinik yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan

kebidanan.

6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara

harga dengan keputusan memilih. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Rusnawati (2012) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara

biaya dengan tempat pemilihan persalinan. Harga atau tarif pelayanan yang

diberlakukan oleh rumah sakit menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam

keputusan pemilihan pelayanan.

Kebanyakan pasien mengatakan bahwa harga atau tarif pelayanan

yang telah ditentukan oleh rumah sakit cukup mahal. Dilihat dari mayoritas

jawaban pasien yang mengatakan tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa RSIA

Kemang Medical Care menetapkan tarif pelayanan yang lebih murah dari rumah

sakit lain. Mayoritas jawaban pasien juga menyatakan bahwa harga atau tarif

pelayanan RSIA Kemang Medical Care kurang mampu untuk bersaing dengan

rumah sakit lain. Harga yang ditetapkan oleh rumah sakit tentu sudah menjadi

kebijakan rumah sat sesuai dengan tujuan penetapan tarif tersebut. Menurut

Hartono, terdapat empat tujuan penetapan tariff/harga pelayanan rumah sakit

107
yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan

disentivisasi pasar.

Kotler dan Amstrong (2008) mengungkapkan bahwa harga adalah

sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk atau jasa, atau sejumlah

manfaat-manfaat karena memiliki atau mengggunakan produk atau jasa

tersebut. Ketika pasien atau pasien ibu hamil menggunakan pelayanan ANC di

poliklinik, tentu pertimbangan untuk tempat bersalin sudah dipikirkan pasien.

Sebelum memutuskan untuk memilih, pasien membandingkan antara biaya

yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima oleh pasien. Prakiraan biaya

melahirkan di RSIA Kemang Medical Care untuk abortus normal, dengan tiga

hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan rawat inap bisa sebesar 13 juta

rupiah. Sedangkan prakiraan biaya melahirkan di RSIA Kemang Medical Care

untuk abortus caesar,dengan tiga hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan

rawat inap bisa sebesar 28 juta rupiah.

Untuk tarif melahirkan di rumah sakit swasta, bisa dibilang cukup

mahal bila dibandingkan dengan rumah sakit swasta lainnya di Jakarta. Salah

satu perbandingan dengan RSAB Harapan Kita Jakarta Barat. Prakiraan biaya

melahirkan normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 6,5 juta rupiah.

Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi

dengan perawatan kelas 3 sebesar 11,5 juta rupiah. Satu lagi perbandingan

dengan rumah sakit Bunda Jakarta dibilangan Jakarta Pusat. Biaya melahirkan

untuk kelahiran normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 11 juta rupiah.

108
Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi

dengan perawatan kelas 3 sebesar 22,5 juta rupiah. Dibandingkan dengan dua

rumah sakit swasta yang memiliki pangsa pasar sama, RSIA Kemang Medical

Care terbilang cukup mahal dengan lokasi di Jakarta Selatan.

Besarnya biaya yang akan dikeluarkan tentu akan menjadi

pertimbangan penting dalam memutuskan untuk memilih tempat persalinan

bagi pasien ibu hamil.Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha

dan Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih

besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang pada

gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk lain.

Dengan mayoritas pasien yang berpendidikan tinggi, tentu pasien akan mencari

banyak informasi seputar biaya pembanding dengan rumah sakit lain.

RSIA Kemang Medical Care tentu telah menetapkan tarif sesuai

dengan riset pasar dan tujuan dari rumah sakit itu sendiri. Sebagai rumah sakit

swasta tentu rumah sakit ingin mencari keuntungan atau profit untuk dapat terus

bersaing diantara rumah sakit lain dan tidak defisit. Namun, rumah sakit juga

perlu meninjau kembali tarif yang telah ditetapkan. Hal yang berkaitan dengan

tarif atau harga tentu terbilang cukup rumit, karena tidak semua pasien melihat

kedalam tarif itu sendiri, melainkan faktor lain seperti kenyamanan pelayanan,

dan kualitas produk yang dianggap lebih penting. Menurut Hartono (2010),

109
“harga” bagi konsumen tidak hanya uang, namun pengorbanan lain seperti

waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan kejemuan dalam menungg pelayanan.

Sehingga, untuk menangani masalah harga ini, rumah sakit dapat

melakukan tiga tahapan seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu

penetapan tujuan, penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah

tarif/harga. Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan

tarif di rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang

berbeda yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan

disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif dimana

ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi permintaan dan

beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam tahapan dimana

rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga atau tarif dari jasa

pelayanan yang telah ada.

6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara tempat dengan keputusan memilih.. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Pelangi (2010) dimana terdapat hubungan yang

bermakna antara lokasi rumah sakit dengan keputusan memilih tempat

persalinan. Tempat yang dimaksud adalah lokasi rumah sakit, jarak, desain

tempat serta askes menuju rumah sakit. Tempat menjadi faktor yang banyak

dipertimbangkan pasien dalam keputusan memilih pelayanan.

110
Hal ini terlihat bahwa mayoritas jawaban pasien menyatakan bahwa

tempat RSIA Kemang Medical Care kurang strategis dan tempat yang sulit

untuk ditemukan. Karna rumah sakit kurang di desain secara maksimal. Hal ini

ditandai dengan banyaknya jawaban negative (tidak setuju/sangat tidak setuju)

terhadap pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care strategis. Kurangnya

penunjuk akan keberadaan rumah sakit, dan kurangnya neon box penanda lokasi

rumah sakit. Sesuai dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa lokasi

merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya

terhadap suatu pelayanan. Untuk dapat mengatasinya tentu dengan penambahan

petunjuk jalan untuk keberadaan atau loksi rumah sakit, serta penambahan neon

box yang menjadi penanda lokasi rumah sakit.

Dari data karakteristik pasien diketahui bahwa pasien berdomisili di

sekitar Jabodetabek, sebagian pasien tinggal di daerah Tangerang, Tangerang

Selatan, Bintaro, Depok dan Bekasi. Sehingga pemilihan tempat bersalin juga

melihat dari jarak tempat tinggal dengan rumah sakit. Engel, Blackwell.

Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi

rumah sakit merupakan determinan keputusan dalam pemilihan tempat

penjualan. Walaupun dari data dapat dilihat bahwa 38% pasien berdomisili di

Jakarta Selatan, namun kebanyakan pasien menjawab negative terhadap

pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care dekat dengan tempat tinggal

Anda. Jarak yang ditempuh juga merupakan pertimbangan seseorang untuk

memutuskan memilih sebuah pelayanan.

111
Pemilihan tempat bersalin, tidak hanya melihat jarak, desain tempat,

namun juga melihat kemudahan akses dan dijangkau oleh transportasi umum.

Mayoritas pasien menjawab bahwa RSIA Kemang Medical Care cukup mudah

untuk akses dan mudah dijangkau oleh transportasi umum. Angkutan

transportasi umum yang biasa melewati RSIA Kemang Medical Care adalah bis

Kopaja, mini bus angkutan kota, ojek, dan juga taksi. Kemudahan akses tentu

menajdai pertimbangan bagi pasien untuk memilih rumah sakit sebagai tempat

bersalin. Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk dipengaruhi oleh

rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan. Salah satu komponen yang

penting adalah kemudahan akses dan transportasi umum.

6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan

Mayoritas pasien menyatakan bahwa pesan promosi yang disampaikan

oleh rumah sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit mudah untuk

dipahami. Dari informasi persalinan yang mudah dipahami, tentu memudahkan

pasien dalam memahami dan mengumpulkan informasi seputar produk

pelayanan persalinan. tidak hanya informasi yang mudah dipahami, kebanyakan

pasien menyatakan bahwa mereka mendapatkan kemudahan informasi dari

berbagai media promosi yang dimiliki oleh rumah sakit. media promosi yang

dimiliki oleh RSIA Kemang Medical Care adalah website, brosur, banner,

spanduk, radio, dan akun social media seperti facebook dan twitter. Hartono

112
(2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen untuk memilih layanan rumah

sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya adalah banyaknya informasi

yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan

informasi.

Dasar dari promosi adalah membujuk atau mengiklankan produk

untuk dapat membuat konsumen menggunakan produk kita. Seperti yang

dikatakan oleh Kotler (2009) Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi

yang disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas

organisasi atau produknya. Pesan atau informasi yang dipancar kepada pasar

sasaran dibuat terkait gaya dan atribut pelayanan rumah sakit, tarifnya, serta

lokasi dan tempat penyelenggaraan. Design dari media promosi yang dimiliki

oleh rumah sakit dinilai kurang menarik bagi sebagian pasien. Karena menarik

atau tidaknya design media promosi tergantung oleh selera masing-masing

orang.

Sebelum membuat iklan di media promosi, sebaiknya rumah sakit

membuat survey konsumen. Survey ini dilakukan untuk mengetahui minat

pasien dan bagaimana menarik pasien untuk menggunakan pelayanan Hal ini

sejalan dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa rumah sakit seyogianya

melakukan survey konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang

merangsang minat konsumen terhadap pelayanan. Dengan dilakukannya survey

konsumen juga dapat membantu menemukan media promosi yang tepat guna

113
untuk menjangkau pengunjung dan calon pengunjung. Hasil survey tentu akan

membantu rumah sakit untuk memuat materi serta design menarik dalam media

promosi mereka. RSIA Kemang Medical Care sudah melakukan survey

konsumen, namun kurang melakukan secara mendalam dan spesifik dengan

cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir.

Berdasarkan uji statistik diketahui terdapat hubungan yang bermakna

antara promosi dengan keputusan memilih. Dengan adanya hubungan promosi

dengan keputusan memilih, rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap

bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya. dengan

membuat form indikator pencapaian atau output dan melihat apakah sudah

sesuai dengan indikator tersebut. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada

promosi ini dapat dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun

setelah media promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.

Dalam evaluasi ini, rumah sakit dapat mengetahui media promosi manakah

yang paling efektif untuk meningkatkan penggunaan rawat inap kebidanan.

Media promosi tentu selain meningkatkan jumlah pasien, juga

mengenalkan brand RSIA Kemang Medical Care di Indonesia. Media promosi

yang dapat dibuat adalah media iklan baik surat kabar atau elektronik seperti

radio dan tv. Selain itu bisa juga dengan mempercantik website, membuat

tampilan lebih menarik sesuai dengan branding rumah sakit. Di zaman

114
teknologi canggih seperti sekarang ini, kemudahan akses melalui internet

merupakan hal yang mudah dan efektif dalam anggaran.

115
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 106 pasien pasien

poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care 2014 pada

waktu Juli-Oktober 2014 maka simpulan yang didapatkan adalah:

a. 11,3% pasien memiliki usia beresiko (<20 tahun dan >35 tahun).

Pasien dengan domisili atau tempat tinggal terjauh Tangerang

(0,9%) dan Banten (0,9%). Kebanyakan pasien adalah wanita yang

bekerja sebagau karyawan yaitu 64,1%. Mayoritas pasien sebanyak

92,5% berpendidikan setara akademi atau perguruan tinggi. 15,1%

pasien memiliki penghasilan kurang dari tiga juta rupiah. Paling

banyak jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama sebesar

50,9% pasien.

b. 33 dari 71 orang (31%) pasien yang menyatakan bahwa keluarga

kurang berperan dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care

untuk tempat bersalin. 4 dari 12 orang (4%) pasien yang memiliki

usia beresiko untuk hamil dan tidak memilih RSIA Kemang

Medica Care untuk tempat bersalin. 12 dari 29 orang (11%) pasien

yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tidak memilih RSIA

116
Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 18 dari 29 orang

(17%) pasien dengan penghasilan kurang dari tiga juta rupiah dan

tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin.

37 dari 103 orang (35%) pasien yang menyatakan pelayanan

dokter baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk

tempat bersalin. 33 dari 96 orang (31%) pasien yang menyatakan

pelayanan perawat baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica

Care untuk tempat bersalin. 37 dari 85 orang (35%) pasien yang

menyatakan bahwa harga kurang sesuai dan tidak memilih RSIA

Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 26 dari 48 orang

(25%) menyatakan bahwa tempat kurang baik dan tidak memilih

RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 16 dari 31

orang (15%) yang menyatakan bahwa promosi kurang baik dan

tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin.

c. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan promosi

diketahui adanya hubungan dengan keputusan memilih tempat

persalinan di RSIA Kemang Medical Care. Sedangkan variabel

usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak ada

hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA

Kemang Medical Care.

117
7.2. Saran

Berdasarkan dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti

menyarankan:

7.2.1. Bagi Rumah Sakit

a) Menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan

kebidanan untuk hari libur dan weekend. Penambahan perawat

dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit poliklinik

yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan

kebidanan.

b) Melakukan tiga tahapan penetapan berubah atau tidaknya harga.

Diantaranya adalah menetapkan kembali tujuan penetapan harga,

menetapkan strategi penetapan harga dan menetapkan perlu atau

tidaknya mengubah harga.

c) Melakukan survey konsumen lebih mendalam dan spesifik dengan

cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir.

d) Melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan

tingkat pengeluaran biaya, dengan membuat form indikator

pencapaian atau output dan melihat apakah sudah sesuai dengan

indikator tersebut.

118
7.2.2. Bagi Peneliti Lain

a) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini

dengan menambah variabel lain seperti pengaruh kelompok acuan,

peran dan status social.

b) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini

dengan melakukan wawancara terstruktur selain menggunakan

kuesioner untuk memperdalam hasil penelitian. Wawancara

terstuktur ini dibuat untuk menggali lebih dalam penyebab atau

alasan terkait faktor apa yang mempengaruhi pasien dalam

mengambil keputusan.

c) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini tidak

hanya uji univariat dan bivariat saja, namun juga sampai uji

multivariate untuk mengetahui variabel mana yang paling

berpengaruh

119
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : PT.Rajagrafindo

Persada.

Aditama, tjandra yoga. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. edisi 2. Jakarta : UI- press

Chandrarini, Budi. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan keputusan pasien ANC

Poliklinik berjenjang RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat Bersalin tahun 2009.

Tesis. FKM UI

Dahlan, M. Sopiyudin. 2010. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian

Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Statistik Rumah Sakit tahun 2007. Jakarta.

Fitrianti, Adinda. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Layanan

Rawat Inap Di RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM UI

Hartono, Bambang Dr. SKM, Msc, MM. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ilyas, Yasil. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metode, dan Formula. Cetakan

Pertama. Depok : FKM UI Depok

Kemenkes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Khudori. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat

Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC Bintaro Tahun 2012.

Tesis. FKM Universitas Indonesia.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Benyamin Molan)

Penerjemah). Edisi 13. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen pemasaran Jilid 1. Klaten : PT. Intan Sejati

Kotler, Philip, Armstrong, Garry.2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kustiati, etik, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien Memilih Kelas

Rawat Inap (Studi Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang). Tesis,.

Universitas Muhammadiyah Semarang

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba

Empat.

Margaretha, Iphenia, 2003, Analisis Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan

Dalam Memilih Layanan Ruang Rawat Inap Vvip,Vip, Dan Kelas 1 Di Rumah Sakit

Bhakti Yudha Depok Tahun 2003, tesis, Akk ui

Mullins, ed. 2004. Marketing Management. -----.Paperback

Nurhasanah, Nilai Utami. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan

Memilih Jasa Pelayanan Rawat Inap Di Ruang VIP Rumah Sakit DR. Mochammad Hoesin

Palembang Tahun 2001. FKM UI


Oentoro, Deliyanti. (2012). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang

PRESSindo.

Pahlevi, wildan, 2009. Analisis Pelayanan Pasien Rawat Ianp Di Unit Admisi RSUD Budhi Asih

Jakarta Timur Tahun 2009. (Skripsi) . FKM- UI

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori Dan Aplikasi.

Jakarta : PT. rajagrafindo persada

Pelangi, Sofana. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien

Poliklinik Kebidanan Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS Bahkti Yudha Depok

Tahun 2010. Tesis. FKM UI

Purwanto, Sri Sugiarsi, Tri Lestari, 2010. Hubungan Kunjungan Pasien Rawat Inao Dengan

Persentase Penggunaan Tempat Tidur Di RSUD Sragen Periode Tahun 2009-2010.

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1,Dosen APIKES Mitra Husada

Karanganyar2

Rusnawati. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Prov.

Kalimantan Selatan Tahun 2012. Skripsi FKM-UI.Depok

Safrizal, heri. 2005. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit

Islam Jakarta Tahun 2005. FKM-UI

Sampeluna, Noviana, Balqis, Asia Hamzah. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di RSUD Lakipada Kabuoaten Tana Toraja.

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM, UNHAS. Makassar


Selvians, Dayvi. 2010. Laporan Magang di Unit Pemasaran & Humas RS PMI Bogor Tahun

2010. FKM-UI

Situmorang, Henry. (2008). Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Jakarta : Salemba

Empat.

Sugiyono, Prof.Dr. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta

Sulastri. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Memilih Layanan

Rawat Inap RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2010. Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan. FKM UI Depok.

Sumarwan, Ujang, Jauzi Ahmad, Mulyana Asep, Karno Bagio Nugroho, Mawardi Ponti

Kurniawan, Nugroho Wahyu. (2011). Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor: IPB Press.

Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.

Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia.

Swasta, Basu, Hani T. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen.

Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2009. Service Marketing. Yogyakarta. Marknesis.

Terry, R, George. 2006. Prinsip-Prinsip Managemen. Jakarta : Bumi Aksara.

UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Yuzwar, Evarini Yullita. 2002. Faktor Yang Berhubungan Dengan Monat Pasien Poliklinik

Kebidanan Untuk Dirawar Inap Kebidanan Rumah Sakit Yadika,Tesis.. Administrasi

Rumah Sakit Pascasarjana Universitas Indonesia


PERNYATAAN PERSETUJUAN
Selamat Pagi/Siang/Sore

Yth. Ibu / Sdri yang saya hormati,

Perkenalkan nama saya Rahmania Fauzia, mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan
Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kemang Medical Care tahun 2014”, Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam
penyelesaian studi S1 saya. Penelitian ini tentunya juga akan bermanfaat dalam meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit.

Saya berharap Ibu / Sdri bersedia meluangkan waktu 10 menit untuk menjadi responden dan
mengisi angket yang terkait dengan penelitian. Semua informasi yang Ibu / Sdri berikan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakannya untuk tujuan penelitian saja. Bahkan nama Ibu/ Sdri
tidak akan saya berikan kepada siapapun

Setelah Ibu / Sdri membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya mohon untuk
mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini.

Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Nama : _________________________________________

Tanda tangan : _________________________________________

Nomer Telepon/ HP : _________________________________________

Terima kasih Ibu / Sdri atas kesediaan untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN


TEMPAT PERSALINAN PASIEN POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014

No.Responden:

PETUNJUK PENGISIAN :

Beri tanda check list (√) atau silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda.

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Usia : …….. tahun

2. Domisili :………………………………………………………………..
………………………………………………………………..
3. Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta Wiraswasta

4. Pendidikan Terakhir :
SD S SMA Sarjana

SMP Diploma Pasca Sarjana

5. Gaji perbulan : <Rp 1.000.000

Rp1.100.000 – Rp 2.900.000

Rp 3.000.000 – Rp 4.900.000
>Rp 5.000.000
6. Hamil ke : …………………..

II. DAFTAR PERTANYAAN


Beri tanda check list (√) atau silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban
Anda.
Keterangan:

SS = Sangat Setuju STS = Sangat Tidak Setuju


S = Setuju TS = Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
STS TS S SS
-Peran Keluarga-
1 Keluarga Anda memberikan Informasi tentang
RSIA Kemang Medical Care
2 Keluarga Anda memberikan rekomendasi untuk
menggunakan sarana layanan kesehatan di RSIA
Kemang Medical Care
3 Keluarga Anda sudah biasa (berlangganan)
menggunakan sarana layanan kesehatan di RSIA
Kemang Medical Care
-Pelayanan Dokter-
4 Menurut Anda, Dokter cepat tanggap terhadap
keluhan Anda
5 Anda merasa Dokter memberikan perhatian
khusus kepada Anda
6 Menurut Anda, Dokter bersikap ramah kepada
Anda
7 Anda merasa Dokter berpenampilan rapi dan
bersih
-Pelayanan Perawat-
8 Menurut Anda Perawat cepat tanggap terhadap
keluhan Anda
9 Anda merasa Perawat memberikan perhatian
khusus kepada Anda
10 Menurut Anda, Perawat bersikap ramah kepada
Anda
11 Anda merasa Perawat berpenampilan rapi dan
bersih
-Harga-
12 Menurut Anda,Tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care sesuai dengan
kualitas pelayanan yang diberikan
13 Anda merasa tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care lebih murah
dibandingkan dengan rumah sakit lain
14 Menurut Anda Tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care mampu
bersaing dengan rumah sakit lain
15 Tarif pelayanan yang ditetapkan oleh RSIA
Kemang Medical Care terjangkau oleh Anda
No Pertanyaan Jawaban
STS TS S SS
-Tempat-
16 Menurut Anda, letak RSIA Kemang Medical
Care strategis
17 Anda merasa RSIA Kemang Medical Care mudah
dijangkau dengan sarana transportasi umum
18 Letak RSIA Kemang Medical Care dekat dengan
tempat tinggal Anda
19 Menurut Anda, Letak RSIA Kemang Medical
Care mudah untuk Anda temukan
-Promosi-
20 Anda mengetahui informasi pelayanan di RSIA
Kemang Medical Care dari media promosi RSIA
KMC (website, brosur, banner, spanduk, radio,
Social Media)
21 Pesan promosi yang disampaikan oleh rumah
sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit
menarik bagi Anda
22 Pesan promosi yang disampaikan oleh rumah
sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit
mudah Anda pahami
-Keputusan Memilih-
23 Anda akan memutuskan untuk bersalin di RSIA
kemang Medical Care
LAMPIRAN UJI SPSS

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.939 23

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

A1 62.79 95.347 .783 .934

A2 62.74 93.625 .794 .934

A3 62.86 95.494 .748 .934

B1 61.60 104.737 .618 .937

B2 61.75 106.058 .401 .939

B3 61.58 104.399 .639 .937

B4 61.54 104.365 .627 .937

C1 61.66 105.560 .491 .938

C2 61.77 105.605 .428 .939

C3 61.58 104.340 .650 .937

C4 61.58 104.685 .609 .937

D1 62.25 100.758 .698 .935

D2 63.15 99.615 .755 .934

D3 62.29 101.714 .713 .935

D4 62.25 100.644 .740 .935

E1 62.12 99.080 .845 .933

E2 62.03 103.018 .499 .938

E3 62.39 102.773 .478 .939

E4 61.92 102.269 .544 .937

F1 61.93 103.796 .478 .938


F2 62.05 104.674 .518 .938

F3 62.01 105.400 .445 .939

G3 62.31 90.978 .830 .933

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

64.92 110.840 10.528 23

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_PERANKEL *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_PERANKEL * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_PERANKEL TIDAK BERPERAN Count 33 38 71

% within KAT_PERANKEL 46.5% 53.5% 100.0%

BERPERAN Count 4 31 35

% within KAT_PERANKEL 11.4% 88.6% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_PERANKEL 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12.675a 1 .000

Continuity Correctionb 11.180 1 .001

Likelihood Ratio 14.183 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 12.556 1 .000


b
N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.22.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_usia * KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%

kat_usia * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

kat_usia beresiko Count 4 8 12

% within kat_usia 33.3% 66.7% 100.0%

normal Count 33 61 94

% within kat_usia 35.1% 64.9% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within kat_usia 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .015 1 .903
b
Continuity Correction .000 1 1.000

Likelihood Ratio .015 1 .903

Fisher's Exact Test 1.000 .589

Linear-by-Linear Association .015 1 .904

N of Valid Casesb 106

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.19.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_pekerjaan *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

kat_pekerjaan * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

kat_pekerjaan IRT Count 12 17 29

% within kat_pekerjaan 41.4% 58.6% 100.0%

Karyawan Count 20 48 68

% within kat_pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%

wiraswasta Count 5 4 9

% within kat_pekerjaan 55.6% 44.4% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within kat_pekerjaan 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 3.127 2 .209

Likelihood Ratio 3.045 2 .218

Linear-by-Linear Association .000 1 .995

N of Valid Cases 106

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 3.14.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kat_gaji * KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%

kat_gaji * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

kat_gaji <3.000.000 Count 18 11 29

% within kat_gaji 62.1% 37.9% 100.0%

>3.000.000 Count 19 58 77

% within kat_gaji 24.7% 75.3% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within kat_gaji 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12.964a 1 .000

Continuity Correctionb 11.371 1 .001

Likelihood Ratio 12.592 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 12.842 1 .000


b
N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.12.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_PELDOKTER *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_PELDOKTER * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_PELDOKTER KURANG BAIK Count 0 3 3

% within KAT_PELDOKTER .0% 100.0% 100.0%

BAIK Count 37 66 103

% within KAT_PELDOKTER 35.9% 64.1% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_PELDOKTER 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.656a 1 .198

Continuity Correctionb .452 1 .501

Likelihood Ratio 2.623 1 .105

Fisher's Exact Test .550 .272

Linear-by-Linear Association 1.640 1 .200


b
N of Valid Cases 106

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.05.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_PELPERAWAT *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_PELPERAWAT * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_PELPERAWAT KURANG BAIK Count 4 6 10

% within KAT_PELPERAWAT 40.0% 60.0% 100.0%

BAIK Count 33 63 96

% within KAT_PELPERAWAT 34.4% 65.6% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_PELPERAWAT 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .126a 1 .722

Continuity Correctionb .000 1 .995

Likelihood Ratio .124 1 .725

Fisher's Exact Test .737 .485

Linear-by-Linear Association .125 1 .724


b
N of Valid Cases 106

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.49.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_HARGA *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_HARGA * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_HARGA KURANG SESUAI Count 37 48 85

% within KAT_HARGA 43.5% 56.5% 100.0%

SESUAI Count 0 21 21

% within KAT_HARGA .0% 100.0% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_HARGA 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.043a 1 .000

Continuity Correctionb 12.193 1 .000

Likelihood Ratio 20.727 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 13.910 1 .000


b
N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.33.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_TEMPAT *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_TEMPAT * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_TEMPAT KURANG BAIK Count 26 22 48

% within KAT_TEMPAT 54.2% 45.8% 100.0%

BAIK Count 11 47 58

% within KAT_TEMPAT 19.0% 81.0% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_TEMPAT 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.323a 1 .000

Continuity Correctionb 12.816 1 .000

Likelihood Ratio 14.582 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.188 1 .000


b
N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.75.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT_PROMOSI *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PUTUSAN

KAT_PROMOSI * KAT_PUTUSAN Crosstabulation

KAT_PUTUSAN

TIDAK MEMILIH MEMILIH Total

KAT_PROMOSI KURANG BAIK Count 16 15 31

% within KAT_PROMOSI 51.6% 48.4% 100.0%

BAIK Count 21 54 75

% within KAT_PROMOSI 28.0% 72.0% 100.0%

Total Count 37 69 106

% within KAT_PROMOSI 34.9% 65.1% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.382a 1 .020

Continuity Correctionb 4.393 1 .036

Likelihood Ratio 5.249 1 .022

Fisher's Exact Test .026 .019

Linear-by-Linear Association 5.332 1 .021


b
N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.

b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai