Kti Dian
Kti Dian
DIAN SARI
12D30012
DIAN SARI
12D30012
LEMBAR PERNYATAAN
Nama
: Dian Sari
NIM
: 12030012
Program Studi
Judul
Penulis,
SARI)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama
: Dian Sari
NIM
: 12030012
Pembimbing Utarna,
Rizana Mirza, SH, M.Kes
Pembimbing Pendamping.
iah, Amd. RMIK
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama
: Dian Sari
NIM
: 12030012
Pembimbing Utama,
.-.-y
Pembimbing Pendamping,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
: Dian Sari
NIM
: 12D30012
Karya Tulis IImiah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui
Pada tanggal : 29 Agustus 2015
Penguji 1 (Ketua)
Penguji 2 (Anggota),
Pe~uji 3 (Anggota),
MOTTO
# Berusahalah jangan
sampai terlengah
Walau
sedetik saja
Karena atas
kelengahan,
kita tak akan bisa dikembalikan
seperti semula
Bersabar dalam
berusaha
vii
PERSEMBAHAN
Tiada yang maha pengasih dan maha penyayang selain engkau YA ALLAH.
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu, saya bisa menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah. Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Alm. Usman Kiki dan Ibunda Hajijah.
Anakmu mencoba untuk memberikan terbaik untukmu. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuatmu bahagia. Betapa diri ini ingin melihat kalian
bangga padaku. Tak ternilai kasih sayang dan pengorbanan kalian. Terima
kasih atas dukungan moril dan materil untukku selama ini. Meskipun Alm.
Ayah tidak bisa melihat bangga secara langsung semoga disana bisa melihat
ku tersenyum bangga karena sudah membuktikan apa yang Alm. Ayah
inginkan.
2. Kakak dan adik-adikku, Fitria usman, Chairul Ihsan, dan Chairunnisa terima
kasih sudah menjadi saudaraku yang terbaik. Semoga kita semua bisa
bahagiakan mama dan Alm. Ayah bisa tersenyum bahagia di alam sana.
3. Dosen-dosen ku yang telah menjadi orang tua keduaku, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu selalu member motivasi untukku, ucapan terima
kasih yang tak terhingga atas ilmu yang telah kalian berikan sangat
bermanfaat untukku.
4. Dosen pembimbingku Bapak Rizana Mirza, SH, M.Kes dan Ibu Mariatul
Qiftiah, A.Md. RMIK yang sudah memberikan bimbingan, dan saran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Kampusku terima kasih untuk selama ini, semoga kampus kita lebih maju lagi
kedepanny.
6. Buat orang yang tersayang terima kasih kasih sayang, perhatian, dan
semangatnya untukku.
7. Sahabat-sahabatku tersayang Devi, Anjar, Fitriani, Juwita, Raizatul, Putri,
Ernia, Husna, Fitri Hardiana. Terima kasih karena kalian selalu siap
menampung air mata, tawa, dan tempat bertukar pikiran. Persahabatan ini
takkan terlupakan sampai akhir hayat memisahkan kita.
8. Untuk teman-taman seperjuanganku kampus STIKES Husada Borneo
angkatan 2012. Mari kita lanjutkan perjuangan kita diluar sana.
viii
ABSTRAK
DIAN SARI, 12D30012
TINJAUAN TERHADAP IMPLEMENTASI HAK-HAK PASIEN BEDAH DALAM
PEMBERIAN INFORMASI MEDIS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN 2015
KTI. Program Studi DIII Perekam dan Informasi Kesehatan. 2015
(xviii+43+lampiran)
Hak atas informasi dan hak memberikan persetujuan tindakan medis
terwujud dalam bentuk informed consent. Dari hasil observasi yang dilakukan
ditemukan belum sepenuhnya informasi medis tersebut
diinformasikan oleh
dokter kepada pasien dengan jelas dan lengkap, padahal pasien mempunyai hak
untuk mendapatkan informasi medis seperti diagnosis, tata cara tindakan medis,
resiko, komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis dan perkiraan biaya. Informasi
medis tersebut harus dijelaskan agar pasien mengerti dan memahami sebelum
mengambil keputusan persetujuan tindakan tersebut. Penelitian ini bertujuan
mengetahui implementasi hak-hak pasien bedah dalam pemberian informasi
medis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan metode desktiptif. Penelitian ini menggunakan 30 responden
pasien bedah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terdapat 10 pasien
(33%) memahami, 20 pasien (67%) kurang memahami. Terdapat mengenai
informasi medis tentang diagnosa sebanyak 30 pasien (100%) dijelaskan, tujuan
tindakan medis sebanyak 30 pasien (100%) dijelaskan, Resiko sebanyak 13
pasien (43%) dijelaskan dan tidak dijelaskan
17 pasien (57%), komplikasi
sebanyak pasien 13 (43%) dijelaskan dan 17 (57%) tidak dijelaskan, Pragnosis
sebanyak 18 pasien (60%) dijelaskan dan 12 pasien (40%) tidak dijelaskan,
perkiraan biaya sebanyak 5 pasien (17%) dan 25 pasien (83%) tidak dijelaskan.
Dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa tidak terpenuhinya hak-hak pasien
bedah dalam pemberian informasi medis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin tahun 2015.
Daftar Pustaka
Kata Kunci
: 15 (2005-2014)
: Hak, pasien, informed consent
ix
ABSTRACT
: 15 (2005-2014)
: Rights, patient, informed consent
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dimudahkan
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Tinjauan implementasi
terhadap hak-hak pasien bedah dalam pemberian informasi medis di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2015. Karya Tulis ilmiah ini disusun
dan dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan pada program pendidikan DIII Perekam dan Informasi
Kesehatan di Stikes Husada Borneo Banjarbaru.
Dalam pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis pendapat
banyak bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Dengan ini saya
ucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada Bapak Rizana Mirza, SH.
M.Kes selaku pembimbing utama dan Ibu Mariatul Qiftiah A.Md. RMIK selaku
pembimbing
pendamping
yang
telah
banyak
membimbing
saya
dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Ketua Yayasan Stikes Husada Borneo, Bapak H. DR. Suharto, SE. MM
2. Ketua Stikes Husada Borneo, Bapak Rusman Efendi, SKM. M.Si yang telah
mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kepala RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin yang telah menyetujui
peneliti untuk mengadakan penelitian di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
4. PLH. Ketua Program Studi DIII Perekam dan Informasi Kesehatan, Ibu
Armiati A.Md. RMIK, S.Pd yang banyak memberikan saya ilmu pengetahuan
dan pengalaman di kampus Stikes Husada Borneo.
5.
6. Seluruh dosen mata kuliah yang telah memberikan materi kuliah kepada saya
dan seluruh teman-teman yang membantu saya dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
xi
7. Orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan doa dan dukungan
dengan tulus ikhlas dan mencurahkan segala kasih sayang dan semangat
tiada hentinya hingga terselesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.
8. Teman-teman mahasiswa Stikes Husada Borneo Banjarbaru yang telah
banyak memberikan bantuan dan memberikan saran untuk kelancaran
penulisan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan, sehingga penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca.
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.......................................................................................
ii
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN . .
vi
vii
ABSTRAK.....................................................................................................
ix
ABSTRACT ..................................................................................................
xi
xiii
xv
xvi
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................
1.1
1.2
1.3
Tujuan Peneliti...................................................................................
1.4
1.5
2.1
2.2
19
2.3
20
21
3.1
21
3.2
21
3.3
Subyek Penelitian..............................................................................
21
3.4
22
3.5
Instrumen Penelitian..........................................................................
22
3.6
23
3.7
23
3.8
24
3.9
25
26
4.1
Hasil Penelitian..................................................................................
26
4.2
Pembahasan .....................................................................................
35
38
5.1
Kesimpulan .......................................................................................
40
5.2
Saran ................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
42
LAMPIRAN
44
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................
21
xv
31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 4.1
19
30
Gambar 4.2
32
Gambar 4.3
33
Gambar 4.4
33
Gambar 4.5
34
Gambar 4.6
34
Gambar 4.7
35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
19
Lampiran 2.
19
Lampiran 3
19
Lampiran 4
19
Lampiran 3.
19
Lampiran 4
19
Lampiran 5
19
Lampiran 6
19
Lampiran 7
19
Lampiran 8
19
Lampiran 9
19
19
Lampiran 11
19
19
19
19
19
xvii
19
19
19
xvii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
bertujuan untuk
kesehatan
penyembuhan
penyakit
(promotif),
(kuratif,
pencegahan
dan
pemulihan
penyakit
(preventif),
(rehabilitatif)
yang
yang
harus
dihormati
dan
dijunjung
tinggi
oleh
setiap
seharusnya
selalu
berupaya
1
meningkatkan
keahlian
dan
keterampilannya
melalui
penelitian.
Pasien
bertanggung
jawab
atas
pengobatan.
Pasien
didalam
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sering kali pasien hanya mengikuti kata dokter sehingga pasien
berada pada posisi yang lemah. Hubungan dokter dengan pasien tidaklah
seimbang, dokter sebagai orang yang mempunyai ilmu tentang kesehatan,
semua perkataan dan perintahnya akan diikuti oleh pasien sedangkan hak
pasien kadang terabaikan.
Tindakan dokter secara umum hanyalah menyangkut kewajiban untuk
mencapai tujuan tertentu yang didasarkan pada standar profesi medis.
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesional dan menghormati hak pasien. Kewajiban dokter untuk
memberikan informed consent kepada pasien sebenarnya tidak terlepas dari
kewajiban dokter untuk memperoleh atau mendapatkan informasi yang benar
dari pasien.
Pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mempunyai hak dan
kewajiban yang harus dihormati, dalam ikatan demikian maka muncul
masalah persetujuan tindakan medik (informed consent). Disatu pihak, para
pemberi pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban untuk melakukan
tindakan medik. Dipihak lain, pasien maupun keluarga mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi mengenai tindakan yang akan dilakukan (Rismawan,
2008).
UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32 tentang hakhak pasien, diantaranya adalah hak atas informasi dan hak memberikan
persetujuan tindakan medik. Pelaksanaan kedua hak tersebut diwujudkan
dalam bentuk informed consent sehingga
consent merupakan
memberikan
penjelasan
atau
informasi
kepada
pasien
atau
mengenai tindakan
keadaan
dirinya,
penyakit
yang
dideritanya,
prospek
kepada pasien dengan jelas dan lengkap, padahal pasien mempunyai hak
untuk mendapatkan informasi medis seperti diagnosis, tata cara tindakan
medis, resiko, komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis dan perkiraan
biaya. Informasi medis tersebut harus dijelaskan agar pasien mengerti dan
memahami sebelum mengambil keputusan persetujuan tindakan tersebut.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dari 5 pasien, semua pasien yang
ingin melakukan tindakan kedokteran belum dijelaskannya informasi medis
tersebut oleh dokter seperti informasi medis mengenai penjelasan perjalanan
penyakit yang diderita dengan jelas, resiko yang mungkin terjadi, dan
mengenai perkiraan biaya pengobatan saat pasien ingin melakukan tindakan
operasi, padahal perkiraan mengenai biaya juga termasuk penting bagi
pasien. Pada saat wawancara dengan pasien, pasien juga mengatakan
perlunya penjelasan informasi medis itu dengan lengkap karena belum
memahami sepenuhnya penyakit yang dideritanya dan pasien juga perlunya
penjelasan
masalah
rincian
biaya
yang
ditanggungnya
untuk
bisa
informasi medis.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, rumusan
masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi
hak-hak pasien bedah dalam pemberian informasi medis di RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2015 ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui implementasi hak-hak pasien bedah dalam pemberian
informasi medis di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun
2015.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Mengetahui penjelasan informasi apa saja yang disampaikan dokter
kepada pasien.
b. Mengetahui pemahaman pasien dalam menerima penjelasan dokter
sebelum mendapatkan tindakan medis.
c. Mengetahui pelaksanaan pemberian informasi medis.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
1.4.2
Bagi Akademik
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut
dengan topik yang sejenis serta untuk memperluas bahan referensi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
1.4.3
Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan tentang
rekam medis, khususnya dalam hal hak pasien dalam pemberian informasi
medis kemudian dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
1.5
Keaslian Penelitian
Penelitian dengan topik Tinjauan hak-hak pasien bedah dalam
pemberian informasi medis belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun
serupa dengan 2 judul penelitian yakni Tinjauan implementasi hak pasien
pada layanan di RSUD Banjarbaru (Roni Rizky Anugrah, 2014) dan Tingkat
Pengetahuan tentang hak dan kewajiban pasien atas informasi medis pasien
rawat inap kelas III di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Karanganyar (Yan.
Sri Dugairsi, dkk, 2008).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Teori
2.1.1
Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
tentang rekam medis pasal 1, yang dimaksud dengan rekam medis adalah
berkas rekam medis yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
2.1.2
RI
Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
suatu
landasan
pemikiran
yang
berbeda.
Hal
tersebut
dikarenakan hak asasi individual mempunyai aspek sosial. Hal ini berarti,
7
tubuhnya.
Tindakan
tersebut
sebelum
dilakukan
harus
dan
keadaan
dari
luar
yang
dapat
mempengaruhi
dan
b.
c.
d.
e.
f.
1
0
g.
h.
i.
j.
k.
l.
o.
p.
q.
r.
1
1
Hak untuk rujuk kepada dokter spesialis bila perlu, dan dikembalikan
kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau
pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut.
j.
Hak untuk memperoleh penjelasan tentang rincian biaya rawat inap, obat,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG),
CT-Scan, Magnetic Imaging (MRI) dan sebagainya, (kalau dilakukan)
biaya kamar bedah, bersalin, imbalan jasa dokter dan lain-lainnya.
Secara umum memberikan penjelasan tentang hak-hak pasien dalam
1
2
Kewajiban Dokter
Menurut
Leenan,
kewajiban
dokter
atau
dokter
gigi
dalam
1
3
gigi
dalam
melakukan
pelayanan
kesehatan
yang
harus
1
4
tetap pasif. Hubungan ini berat sebelah dan tidak sempurna, karena
merupakan suatu pelaksanaan wewenang oleh satu terhadap lainnya. Oleh
karena itu hubungan dokter-pasien merupakan hubungan antarmanusia,
lebih dikehendaki hubungan yang mendekati persamaan hak antarmanusia
(Wiradharma, 2013).
Jadi, hubungan dokter yang semula bersifat paternalistik akan bergeser
menjadi hubungan yang dilaksanakan dengan saling mengisi dan saling
ketergantungan anatara kedua belah pihak yang ditandai dengan suatu
kegiatan aktif yang saling mempengaruhi. Dokter dan pasien akan
berhubungan lebih sempurna sebagai partner (Wiradharma, 2013).
Pola dasar hubungan dokter dan pasien terutama bedasarkan keadaan
sosial budaya dan penyakit pasien dapat dibedakan dalam tiga pola
hubungan yaitu:
a. Activity passivity
Pola hubungan orang tua anak seperti ini merupakan pola klasik
sejak profesi kedokteran mulai mengenal kode etik, abad ke 5 SM. Di sini
dokter seolah-olah dapat sepenuhnya melaksanakan ilmunya tanpa
campur tangan pasien, dengan suatu motivasi altruistis.
Biasanya hubungan ini berlaku pada pasien yang keselamatan
jiwanya terancam, tidak sadar, dan menderita gangguan mental berat.
b. Guidance cooperation
Hubungan membimbing kerjasama, seperti halnya orang tua
dengan remaja. Pola ini ditemukan bila keadaan pasien tidak terlalu
berat, misalnya pasien penyakit infeksi baru atau penyakit akut lainnya.
Meskipun sakit, pasien tetap sadar dan memiliki perasaan serta kemauan
sendiri. Ia berusaha mencari pertolongan pengobatan dan bersedia
bekerja sama. Walaupun dokter mengetahui lebih banyak, ia tidak
semata-mata menjalankan kekuasaan, tetapi mengharapkan kerja sama
pasien yang diwujudkan dengan menuruti nasihat atau anjuran dokter.
1
5
c. Mutual Participation
Filosofi pada pola berdasarkan pemikiran bahwa setiap manusia
memiliki maratabat dan hak yang sama, Pola ini terjadi pada mereka
yang ingin memelihara kesehatannya seperti medical check up atau pada
pasien kronis. Pasien secara sadar dan aktif berperan dalam pengobatan
terhadap dirinya. Hal ini tidak dapat diterapkan pada pasien dengan latar
belakang pendidikan dan sosial yang rendah, juga pada anak atau pasien
dengan gangguan mental tertentu.
Dari ketiga pola hubungan dokter atau dokter gigi dengan pasiennya
tersebut, maka hendaknya pandangan ketigalah yang dikembangkan dalam
hubungan
transaksi
terapeutik
tersebut.
Karena
terdapat
kesamaan
kedudukan hak dan kewajiban antara dokter atau dokter gigi dengan pasien,
sehingga diharapkan tercipta kerjasama yang saling menguntungkan
diantara kedua belah pihak (Machmud, 2012).
Hubungan dokter dan pasien, secara hukum umumnya terjadi melalui
suatu perjanjian dan kontrak. Dimulai dengan Tanya jawab (anamnesis)
antara dokter dan pasien, kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik,
akhirnya dokter menegakkan suatu diagnosa. Diagnosa ini dapat merupakan
suatu working diagnosis atau diagnosis sementara, biasa juga merupakan
diagnosis yang definitive. Setelah itu dokter yang biasanya merencanakan
suatu terapi dengan memberikan resep obat, suntikan, atau operasi, atau
tindakan lainnya yang disertai nasihat yang perlu diikuti agar kesembuhan
lebih segera dicapai oleh pasien. Dalam proses pelaksanaan hubungan
dokter-pasien tersebut, sejak tanya jawab sampai dengan perencanaan
terapi, dokter melakukan pencatatan dalam suatu Medical Records (Rekam
Medis). Pembuatan rekam medis ini merupakan kewajiban
dokter sesuai
1
6
nomor
290/Menkes/Per/III/2008
diterjemahkan
menjadi
alternatif
tindakan
yang
dilakukan.
Disamping
itu
perlu
berhak
mendapatkan
informasi
mengenai
perkiraan
biaya
1
7
upaya dokter dan dokter gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan baginya
telah diberikan secara cukup (Machmud, 2012).
Oleh karena itu sebelum pasien memberikan pesetujuan diperlukan
beberapa masukan sebagai berikut (Machmud, 2012) :
a.
b.
2.1.9
1
8
mengandung resiko sekaligus sebagai alat atau alasan jika pasien berdalih
tidak memberikan persetujuan dalam hal akibat buruk yang benar terjadi.
Informed consent yang dibuat dalam bentuk tertulis tidak dibuat sendiri
oleh pasien secara bebas. Pasien atau keluarganya tinggal mengisi dan
menandatangani blanko yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit, jadi
telah diseragamkan. Isinya sudah ditentukan secara sepihak oleh rumah
sakit sebagai standar prosedur operasional. Kadang tulisan yang telah
tersedia sekedar berupa pernyataan dari pasien atau keluarganya. Akan
tetapi, ada juga yang lebih lengkap dengan menyebutkan bahwa pasien atau
keluarganya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau dokter. Juga ada isi
yang sudah merupakan pemberi kuasa pada rumah sakit atau dokter untuk
melakukan tindakan medis tertentu pada diri pasien.
Orang yang berhak memberikan informed consent pada dasarnya
adalah
pasien
sendiri.
Akan
tetapi,
apabila
pasien
berada
dalam
1
9
Landasan Teori
Ketentuan yang mengatur hak pasien dalam pemberian pelayanan
medis yaitu :
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Rekam Medis.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
2
0
2.3
Kerangka Konsep
INPUT
1. Formulir
persetujuan
tindakan
kedokteran
2. Dokter
3. Pasien/keluarga
yang
mendapatkan
tindakan
kedokteran
PROSES
1. Mengetahui
OUTPUT
penjelasan
Hak-hak
pasien
bedah
dalam
pemberian informasi
kepada pasien.
2. Mengetahui pemahaman
oleh
penjelasan
sebelum
dokter
dengan
mendapatkan
peraturan
yang berlaku
tindakan medis.
3. Mengetahui
pelaksanaan pemberian
informasi medis.
informasi medis yang harus dijelaskan oleh dokter dengan jelas dan lengkap sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan
informasi tentang implementasi hak-hak pasien bedah dalam pemberian
informasi medis di RSUD Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2015.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan
objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang
terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
3.2
3.2.1
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin, yang dikhususkan di poli bedah, ruang Kumala (bedah).
3.2.2
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei-Juni 2015..
3.3
Subjek Penelitian
3.3.1
Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh dokter bedah yang berjumlah 6
orang, pasien/keluarga yang mendapatkan tindakan kedokteran yang
berjumlah selama 1 tahun pada tahun 2014 yaitu berjumlah 2005 pasien dan
formulir persetujuan tindakan kedokteran di ruang Kumala yang ada di RSUD
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2015.
3.3.2
Sampel
Sampel
penelitian
ini
adalah
sub
bagian
dokter
bedah,
30
2
2
dengan tidak memberikan peluang yang sama dari setiap anggota populasi,
dengan tujuan tidak untuk generalisasi yang berasal dari probabilitas yang
tidak sama. Teknik yang digunakan adalah accidental sampling yaitu cara
yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan
ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005).
3.4
1.
2.
3.5
Variabel
Persetujuan tindakan
kedokteran
Definisi Operasional
Pasien
atau
keluarga
pasien
yang
menyepakati
Dokter
3.
Pasien
4.
Hak
yang
mutlak
menjadi
milik
kita
dan
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
2
3
3.6
3.6.1
Observasi
Observasi digunakan melihat langsung keadaan di tempat tersebut
agar peneliti mendapatkan gambaran implementasi hak-hak pasien dalam
pemberian informasi medis di RSUD Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin
tahun 2015.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blanko pengamatan secara instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi. Peranan yang paling penting dalam menggunakan
metode observasi adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati
adalah menatap kejadian, gerak atau proses (Suharto dan Sardjono, 2010).
3.6.2
Wawancara
Peneliti melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini secara
langsung dengan wawancara agar jawaban yang dihasilkan lebih terstruktur
dalam hak-hak pasien dalam pemberian informasi medis di RSUD Dr. H.
Moch.Ansari Saleh Banjarmasin. Wawancara dilakukan kepada Pasien atau
keluarga terdekat, suami/istri, ibu/ayah kandung, anak kandung, adik
kandung, atau saudara-saudara kandung.
Wawancara
adalah
suatu
metode
yang
pergunakan
untuk
2
4
Produser Penelitian
3.8.1
3.8.2
tahap
pelaksanaan
penelitian
ini,
peneliti
melakukan
2
5
3.9
3.9.1
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah dimana peneliti tidak dapat
menghasilkan data yang lebih konkrit karena faktor pendidikan responden
saat dilakukan wawancara.
3.9.2
Kelemahan Penelitian
Adapun yang menjadi kelemahan dalam penelitian adalah keterbatasan
pengumpulan data yang dibutuhkan karena sampel dalam penelitian ini sulit
untuk ditemui dengan waktu yang sudah ditentukan. Sehingga peneliti tidak
dapat menghasilkan data informasi yang mencukupi dalam penelitian ini.
26
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
2.
Mengutamakan
kenyamanan
dan
keselamatan
pasien
melalui
2
7
86.240 m2 dengan rencana luas fisik sesuai dengan masterplan yang telah
dibuat untuk pembangunan RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
berjumlah 27.432,7 m2 (31,81%). Pada kepemimpinan Gubernur Kalimantan
Selatan H. Rudy Ariffin RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
berkembang demikian pesat, sampai dengan tahun 2011 dan berdasarkan
Keputusan Gubernur Kalimantan selatan Nomor. 188.44/0592/KUM/2011,
tanggal 16 Nopember 2011 telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PKK-BLUD) penuh telah mendapat dukungan terhadap
perkembangan dan peningkatan pembangunannya di Rumah Sakit sebagaii
berikut :
1.
2.
Sakit
baik
fisik/gedung
dan
alat
kesehatan.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
Bertambah ruang rawat inap dan rawat jalan dan alat kesehatan.
3.
4.
5.
6.
7.
2
8
Visi
Terwujudnya Pelayanan Prima (Excellent Service) Bagi Masyarakat
Tahun 2015.
2.
Misi
a. Mengembangkan pusat rujukan pelayanan kesehatan dengan
unggulan penyakit syaraf, penyakit infeksi dan penyakit tropic di
Provinsi Kalimantan Selatan.
b. Mengembangkan aspek pendidikan dan penelitian bagi tenaga
medik dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Mengembangkan
kesehatan.
dan
meningkatkan
kualitas
sumber
daya
2
9
Hasil Penelitian
4.1.3
hasil
observasi
diketahui
pelaksanaan
penjelasan
Pemahaman pasien
3
0
No
Kategori
Jumlah Pasien
1.
Memahami
10
33%
2.
Kurang memahami
20
67%
(%)
Kurang Memahami
20
10
67%
33
%
Jumlah
Persentase
Dari tabel dan gambar 4.1 diatas diketahui dari 30 pasien yang sudah
diwawancarai mengenai pemahaman pasien dalam menerima penjelasan
3
1
Diagnosa
Tujuan Tindakan Medis
Resiko
Komplikasi
Pragnosis
Perkiraan Biaya
Dijelaskan
Tidak dijelaskan
(%)
(%)
30 pasien
0 pasien
(100%)
0%
30 pasien
0 pasien
(100%)
0%
13 pasien
17 pasien
(43%)
(57%)
13 pasien
17 pasien
(43%)
(57%)
18 pasien
12 pasien
(60%)
(40%)
5 pasien
25 pasien
(17%)
(83%)
3
2
pasien
Tidak dijelaskan
30
0%
100%
Jumlah
Persentase
Gambar 4.2 Informasi tentang diagnosa
2.
30
Tidak dijelaskan
0%
100%
Jumlah
Persentase
Gambar 4.3 Informasi medis tentang tindakan medis
Tidak dijelaskan
17
13
57%
43
%
Jumlah
Persentase
Gambar 4.4 Informasi medis tentang resiko
4.
Tidak dijelaskan
17
13
57%
43%
Jumlah
Persentase
Gambar 4.5 Informasi medis tentang komplikasi
Tidak dijelaskan
12
40%
60%
Jumlah
Presentase
Gambar 4.6 Informasi medis tentang prognosis
6.
Tidak dijelaskn
25
83%
17%
Jumlah
Persentase
Gambar 4.7 Informasi medis tentang perkiraan biaya
Pembahasan Penelitian
4.3.1
pasien
menyebabkan
yang
dokter
dihadapi
mengalami
dokter
setiap
kebosanan
hari
dan
mungkin
dapat
kejenuhan
dalam
tersebut.
4.3.2
pasien
sendiri.
Akan
tetapi,
apabila
pasien
berada
dalam
Sehingga dokter
akan
tindakan
yang
akan
dilakukan.
Dengan
kurang
menolak tindakan medis tersebut. Adapun pasien atau keluarga pasien yang
sudah memahami tentang persetujuan tindakan medis karena pasien sudah
mengerti dan memahami dengan jelas informasi dari dokter tersebut karena
faktor pendidikan yang tinggi sehingga pasien atau keluarga pasien juga
lebih banyak bertanya tentang diagnosa dan bagaimana kelanjutan tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter.
4.3.3
karena
pasien
melakukan
tindakan
medis
tersebut
pasien/wali,
saksi,
penterjemah
(jika
diperlukan)
untuk
dokter,
sebagai
bukti
sudah
menjelaskan
kepada
40
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukannya
observasi dan wawancara dapat disimpulkan :
1.
2.
menerima
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti akan mengemukakan
beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat,antara lain :
1.
41
2.
3.
kesehatan di masyarakat.
4.
5.
42
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2008.
Permenkes
Nomor
2008.
Permenkes
Nomor
Kesehatan
Republik
Indonesia.
42
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0
5
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0
6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
Nama Penyakit
ICD x
1.
Diare
2.
Jumlah
Total
Laki-Laki
Perempuan
A09
432
294
726
TB Paru
A15.0
338
210
548
3.
CHF
I50.0
197
210
407
4.
SNH
I63.9
194
207
401
5.
Pneumonia
J18.8
206
153
359
P03.4
183
131
314
O82.1
314
314
6.
7.
8.
Typhoid Fever
A01.0
153
155
308
9.
Hipertensi
I10
133
162
295
10.
Diabetes Melitus
Non dependen
Insulin dengan
komplikasi multiple
E11.7
103
187
290
6
6
6
7
A.
Data Pribadi
Nama Lengkap
: Dian Sari
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
B.
: Oiku.dian@gmail.com
Telpon
: 085754154992
Pendidikan Formal
1999-2000
2000-2006
2006-2009
2009-2012