Secara spesifik, masing-masing pilar dari Komunitas
Ekonomi ASEAN berisikan:
Pilar 1 yaitu Pasar Tunggal dan Landasan Produksi, yang berisikan Arus bebas barang, Arus bebas jasa, Arus modal yang lebih bebas, Arus bebas tenaga kerja terlatih, Sektor Integrasi Prioritas, Pangan, Pertanian dan Kehutanan.
Pilar 2 yaitu Wilayah Ekonomi yang kompetitif, yang berisikan
Kebijakan Persaingan, Perlindungan Konsumen, Intellectual Property Rights, Pengembangan Infrastruktur, Perpajakan dan E-commerce.
Pilar 3 yaitu Equitable Economic Development berupa
Pengembangan UKM, dan Inisiatif bagi Integrasi ASEAN.
Pilar 4 yaitu Integrasi dengan Ekonomi Global berupa
Pendekatan Terpadu menuju Hubungan Ekonomi Eksternal dan partisipasi yang lebih besar dalam jejaring suplai global.
Kerja sama di bidang ekonomi ASEAN menunjukkan
kemajuan yang berarti untuk masing-masing negara. Misalnya dalam penurunan tarif karena ASEAN sudah meniadakan semua tarif pada 2010, kecuali untuk mata-mata dagang di dalam daftar highly sensitive dan general exception.
Negara-negara anggota lain, Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam (KLMV) juga mengikuti menghapus semua tarif pada permulaan 2015.
Kerja sama ini terlihat pada 2013, investasi asing langsung
ke Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand melampaui Tiongkok untuk pertama kali sejak 2007.
Bagi sebagian ahli ekonomi, tujuan komunitas Ekonomi
ASEAN kerja sama bagi Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lain untuk menghadapi persaingan ekonomi yang lebih ketat dalam bingkai globalisasi ekonomi
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro