Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN MELAKUKAN PELATIHAN PEMEBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMICUAN

YANG DILAKUKAN DI DESA KUMPANG KECAMATAN DEDAI

Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara berkembang.
Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena access
pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan lingkungan yang besar,
serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional .

Terdapat beberapa data yang mendukung, antara lain :


1.    Terdapat 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan
tempat terbuka (Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006)
2.    Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam
mencuci tangan adalah (1) setelah buang air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi dan balita
9%, (3) sebelum makan 14%, (4) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan
makanan 6 %.
3.    Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20
% merebus air untuk mendapatkan air minum, namun 47,50 % dari air tersebut masih mengandung
Eschericia coli.
Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi
total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan
meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai
sabun, 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan
mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. 
Sedangkan masyarakat Desa Kumpang Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang merupakan salah
satu wilayah yang berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka, dan
hygiene sanitasi belum memenuhi persyaratan.

STBM ( Sanitasi total berbasis masyarakat) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku


higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM menekankan
pada 5 (lima) pilar perubahan perilaku higienis, yaitu :
1.    Stop buang air besar sembarangan (stop babs) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
tidak buang air besar sembarangan
2.    Cuci tangan pakai sabun (ctps) adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
yang mengalir
3.   Pengelolaan air minum di rumah tangga (pamrt) adalah pengolahan air minum, penggunaan wadah
penyimpanan air minum yang aman dan perilaku penanganan air minum agar bebas dari kuman.
4.   Pengelolaan sampah rumah tangga adalah pengelolaan sampah rumah tangga yang terdiri dari
pembuatan kompos dari sampah organik, melaksanakan 3r (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan
sampah rumah tangga
5.   Pengelolaan limbah cair rumah tangga adalah pengelolaan limbah cair yang termasuk didalamnnya
drainase yang standar, septik tank.
STBM dicanangkan oleh Menkes sejak Tahun 2008 yang bertujuan ;
   Tujuannya untuk terciptanya kondisi sanitasi total dalam rangka mengurangi penyakit berbasis
lingkungan
   Hasil yang dicapai untuk penurunan kejadian diare dan penyakit berhubungan dengan lingkungan dan
perilaku.

Prinsip STBM

1. Mengutamakan keluarga miskin


2. Mengutamakan lingkungan
3. Sesuai kebutuhan
4. Kesetaraan jender
5. Pembangunan berbasis masyarakat
6. Tidak ada subsidi bagi pembangunan sarana sanitasi dasar skala rumah tangga

Keberlanjutan Strategi STBM (kep.Menkes No.852/Menkes/SK/IX/2008)


1.   Menciptakan lingkungan yang kondusif
mendapatkan dukungan PEMDA dan pengambil keputusan lainnya untuk meningkatkan higiene sanitasi
di masyarakat.
2.   Meningkatkan kebutuhan menciptakan perilaku masyarakat yang membutuhkan perilaku higiene
sanitasi untuk menunjang kesehatan rumah tangga
3.   Peningkatan penyediaan
peningkatan jumlah sarana sanitasi sesuai kebutuhan masyarakat
4.    Pengelolaan pengetahuan
menambah pengetahuan masyarakat tentang masalah sanitasi
5.   Pembiayaan
menghindari subsidi, hanya boleh berupa stimulan
6.    Pemantauan dan evaluasi
semua unsur baik pemerintah dan masyarakat ikut dilibatkan dalam pemantauan dan evaluasi.
Desa Kumpang merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam Kecamatan Dedai, Kabupaten
Sintang, Provinsi Kalimantan barat dengan jumlah kepala keluarga 114.
Waktu Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam 4 tahapan dari pendataan hingga terjadi
deklarasi ODF yaitu :
- Tahap Pertama dilakukan Pendataan pada tanggal 25 Januari 2022
- Tahap 2 dilakukan Pemicuaan pada tanggal 11 Agustus 2022
- Tahap 3 dilakukan Verifikasi di bantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang pada tanggal 19
November 2022
- Tahap 4 dilakukan deklarasi Desa ODF ( Open Defecation Free )
Pendataan dilakukan oleh tim desa ODF terdiri dari Lintas program yang ada di Puskesmas Dedai dan d
bantu juga lintas sector seperti pihak desa Kumpang setelah di dapatkan data sebagai berikut
Kriteria WC/ JAmban
Nama Desa Nama Dusun
Aman Layak Sharing OD tertutup OD Terbuka
Kumpang 1 0 27 3 1 1
Kumpang 2 0 22 2 0 0
Kumpang
Lubuk Kepayang 0 21 4 0 0
Mungguk Seno 0 31 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai