Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI NTD SEDUNIA


30 JANUARI 2023

I. LATAR BELAKANG

Neglected Tropical Diseases (NTDs) adalah kelompok beragam dari 20 penyakit


(sumber WHO-World NTD Day 2022), yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk
virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit (cacing). Mereka dicirikan oleh tingkat
morbiditas, kecacatan dan stigma yang tinggi, dan secara tidak proporsional mempengaruhi
populasi termiskin dan paling terpinggirkan, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua.
Memerangi NTD sangat penting dalam memastikan kemajuan menuju cakupan kesehatan
universal.
Indonesia masih menjadi negara dengan beban penyakit infeksi tropis yang tinggi
meskipun berbagai program dan strategi pencegahan dan pengendalian sudah diterapkan,
dan terapi yang memadai pun sudah tersedia. Selain menghadapi tantangan untuk
mengendalikan penyakit infeksi endemis tinggi seperti tuberkulosis, dengue, dan HIV,
Indonesia juga mengalami tantangan dalam eliminasi dan eradikasi beberapa penyakit
tropis terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) seperti filariasis, cacingan,
schistosomiasis, kusta, dan frambusia.
Berdasarkan data Kemenkes RI, sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di
Indonesia merupakan daerah endemis filariasis. Sebanyak 9.906 kasus kronis filariasis
tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Dari target sebanyak 93, hanya 72
kabupaten/kota yang mencapai eliminasi pada tahun 2021, dan baru ada 33
kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis.
Untuk penyakit cacingan, di tahun 2021 terdapat 36,97 juta anak yang mendapatkan
POPM. Hasil survei evaluasi pasca pemberian obat cacing dari tahun 2017 hingga tahun
2021 yang dilaksanakan oleh Direktorat P2PTVZ dan BTKLPP menunjukkan bahwa
terdapat 66 kab/kota yang memiliki prevalensi cacingan di bawah 5%, dan 26 kab/kota yang
memiliki prevalensi cacingan diatas 10%.
Schistosomiasis merupakan penyakit yang endemik di 28 desa di Kabupaten Poso
dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kementerian Kesehatan, melalui Permenkes Nomor
19 Tahun 2018, menargetkan agar schistosomiasis dapat dieliminasi dari 28 desa tersebut
pada tahun 2024. Peta jalan eradikasi penyakit schistosomiasis 2019-2025 pun telah
menjabarkan tahapan menuju eradikasi sesuai dengan target eradikasi schistosomiasis
menurut rekomendasi WHO, yaitu; pengurangan tingkat kejadian infeksi pada manusia
menjadi nol, pengurangan tingkat kejadian infeksi pada hewan menjadi nol, dan
pengurangan jumlah keong yang terinfeksi menjadi nol. Sebagai penyakit zoonotik,
program pencegahan dan pengendalian schistosomiasis merupakan program yang
membutuhkan integrasi dari banyak pemangku kepentingan dalam menjalankan surveilans,
pengobatan, pemberantasan keong positif, rekayasa lingkungan, penyediaan sistem
sanitasi dan air bersih, serta manajemen penggembalaan ternak.
Sejak tahun 2000 Indonesia dinyatakan telah mencapai status eliminasi kusta dengan
angka prevalensi kusta tingkat nasional sebesar 0,9 per 10.000 penduduk. Angka
prevalensi kusta di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 0,45 kasus per 10.000 penduduk
dan angka penemuan kasus baru sebesar 4,03 kasus per 100.000 penduduk. Selama 10
tahun terakhir terlihat tren relatif menurun baik pada Prevalensi Rate (PR) angka prevalensi
maupun angka penemuan kasus baru kusta atau New Case Detection Rate (NCDR).
Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2019
tentang Penanggulangan Kusta menargetkan untuk mencapai eliminasi kusta tingkat
provinsi pada tahun 2019 dan tingkat kabupaten/kota pada tahun 2024. Pada tahun 2021
terdapat 6 Provinsi dan 101 kab/kota belum mencapai eliminasi kusta di Indonesia, dan 26
provinsi masih memiliki angka cacat tingkat 2 diatas 1 per 1 juta penduduk.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/496/2017 terdapat 79 kab/kota
endemis frambusia. Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan bahwa target eradikasi
tingkat kabupaten/kota dapat dicapai pada tahun 2024. Pada tahun 2021, telah dilakukan
sertifikasi pada 55 daerah kabupaten/kasus sehingga total kabupaten/kota yang telah
mengalamai eradikasi sebanyak 55 kab/kota. Jumlah kasus frambusia yang dilaporkan
pada tahun 2021 sebanyak 185 kasus sebagian besar terdapat di Provinsi Papua, Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Melalui Rencana Aksi Program Direktorat P2P tahun 2020-2024 Indonesia
berkomitmen untuk mengeliminasi penyakit tropis terabaikan, khususnya filariasis,
schistosomiasis, cacingan, kusta, dan frambusia. Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan
di bidang kesehatan telah berkembang secara signifikan. Namun, berbagai tantangan
dalam implementasi program, teknologi diagnostik dan teraupetik, intervensi, program atau
kebijakan yang terbukti efektif dalam penanggulangan penyakit, ketika diterapkan dalam
populasi atau sistem kesehatan yang luas dan konteks yang berbeda, ternyata
menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan karena adanya masalah-masalah
implementasi di lapangan. Perbedaan distribusi penyakit-penyakit tersebut di berbagai
wilayah dan keberagaman biologis, geografis, kondisi rural dan urban, sosial-ekonomi,
budaya, dan infrastruktur menjadi penyebab dan memengaruhi keberhasilan kebijakan dan
implementasi program pencegahan dan pengendalian penyakit tropis terabaikan belum
berjalan optimal. Tantangan selama pandemi COVID-19 turut berkontribusi kepada tidak
tercapainya salah satu Indikator Kinerja Program (IKP) yang menargetkan jumlah
kabupaten/kota endemis filariasis, schistosomiasis, dan frambusia untuk mencapai
eliminasi. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang adaptif dengan permasalahan spesifik
di setiap daerah untuk dapat mencapai target eradikasi atau eliminasi.
Intervensi sederhana dan hemat biaya diindikasikan untuk pencegahan,
pengendalian, eliminasi, dan pemberantasan NTD. NTD seperti soil-transmitted
helminthiasis, schistosomiasis, dan limfatik filariasis, dapat dilakukan dengan kemoterapi
preventif dan dapat dihilangkan dengan melakukan kampanye pemberian obat massal.
WHO telah menetapkan Hari NTD Sedunia dirayakan secara global setiap tanggal 30
Januari sebagai kesempatan mempertahankan momentum untuk mengakhiri beban yang
disebabkan oleh penyakit tropis terabaikan (NTDs). Tema Global NTDs Day masih
mengacu dengan tema tahun 2022 yaitu “Act Now. Act Together. Invest in neglected
tropical diseases” dengan slogan “From Neglect to care” yang mencerminkan perlunya
fokus pada jutaan orang yang memiliki akses terbatas atau tidak ada tindakan pencegahan,
pengobatan dan layanan perawatan. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,
semangat memperingati Hari NTDs Sedunia bertujuan untuk Eliminasi Penyakit Tropis
Terabaikan akan segera terwujud.

II. TUJUAN
A. Umum
Meningkatnya komitmen pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait serta
peran aktif seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan Indonesia bebas penyakit
tropis terabaikan.
B. Khusus
1. Meningkatnya komitmen pemerintah daerah untuk mempertahankan daerah yang
sudah eliminasi penyakit tropis terabaikan.
2. Menginformasikan, mendidik, dan memotivasi masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, dan sektor swasta/dunia usaha untuk terlibat dalam kegiatan
pencegahan, pengendalian, eliminasi dan pemberantasan untuk memastikan bahwa
'tidak ada yang tertinggal'.
3. Meningkatnya pendanaan baik pemerintah, swasta, maupun donor terkait program
NTD nasional dan memperoleh komitmen yang lebih besar untuk mencapai target
peta jalan 2030.

III. KELOMPOK SASARAN


1. Pemimpin / penentu kebijakan / pengambil keputusan, seperti : Gubernur,
Bupati/Walikota, Camat, DPR, DPRD.
2. Lintas sektor terkait antara lain : Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
3. Donor/penyandang dana, Swasta/dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Organisasi kemasyarakatan, Organisasi keagamaan, Organisasi profesi, LSM, Tokoh
masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh adat, PKK, Dharma Wanita, Persatuan dan
Organisasi Wanita, dan lain-lain
5. Masyarakat terutama di daerah endemis NTD.

IV. TEMA
Tema Global : ACT NOW. ACT TOGETHER. INVEST IN NEGLECTED TROPICAL
DISEASES
Tema Nasional : Tingkatkan Kepedulian untuk Wujudkan Indonesia Bebas
Penyakit Tropis Terabaikan
Hastag:
#HariNTDSedunia
#AkhiriKusta
#AkhiriFrambusia
#AkhiriPenyakitKakiGajahdanCacingan
#AkhiriShistosomiasis
#Berkomitmen100%

V. KEGIATAN
Rangkaian kegiatan peringatan Hari NTD Sedunia tahun 2023 sebagaimana berikut.
Pokok-pokok kegiatan :
1. Pusat
a. Rangkaian Acara :
1) Penilaian/Asesmen eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan kepada
kabupaten/kota yang diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
2) Temu Media (press briefing) pada tanggal 30 Januari 2023 → bekerjasama
dengan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat dan Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan.
Hari/Tanggal : Senin, 30 Januari 2023
Waktu : Pukul 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Kementerian Kesehatan
Narasumber : Direktur Jenderal P2P
Peserta : Wartawan media cetak dan elektronik Nasional

3) Seminar Daring tentang Tatalaksana NTD Terkini, tanggal 28 Februari 2023.


Hari/Tanggal : Selasa, 21 Februari 2023
Waktu : Pukul 09.00 – 12.00 WIB
Narasumber : Direktur Jenderal P2P
Peserta : Wartawan media cetak dan elektronik Nasional

4) Himbauan dan penayangan secara serempak berupa pesan-pesan di media


sosial, media cetak, dan media elektronik (TV lokal dan Radio lokal), berkaitan
dengan Hari NTD Sedunia, yang akan disampaikan pada tanggal 30 Januari
2023 kepada masyarakat umum.
5) Pemasangan media luar ruang (spanduk, umbul-umbul, billboard, backdrop,
media elektronik, dan lain-lain).
b. Acara Puncak :
Dilaksanakan di The Krakatau Grand Ballroom (Taman Mini Indonesia Indah - DKI
Jakarta) pada tanggal 21 Februari 2023, dengan susunan acara :
1) Sambutan Menteri Kesehatan pada peringatan Hari NTD Sedunia tahun 2023.
2) Penyerahan Sertifikat Eliminasi Filariasis kepada 5 Bupati/Walikota
3) Penyerahan Sertifikat Eradikasi Frambusia kepada 103 Bupati/Walikota
4) Pembacaan Komitmen oleh Perwakilan Bupati/Walikota :
- Penerima Sertifikat Eliminasi Filariasis
- Penerima Sertifikat Eradikasi Frambusia
5) Soft Launching Rencana Aksi Nasional Kusta 2022 - 2026
6) Soft Launching Roadmap Eliminasi Schistosomiasis 2022 - 2030

2. Daerah (Provinsi dan Kabupaten / Kota seluruh Indonesia)


a. Pemasangan media luar ruang (spanduk, umbul-umbul, billboard, media elektronik,
dan lain-lain).
b. Rangkaian peringatan Hari NTD Sedunia di Provinsi dan atau di Kabupaten/Kota.
c. Penayangan secara serempak tentang pesan-pesan pencegahan pencegahan dan
pengobatan penyakit NTD di media sosial, media cetak, dan media elektronik.
VI. MEDIA
Untuk menunjang pelaksanaan peringatan Hari NTD Sedunia, diperlukan desain Media
Informasi terdiri dari Banner, Spanduk, billboard, dan leaflet sebagai master untuk dicetak
dan disesuaikan kondisi daerah masing-masing.

VII. JEJARING KERJA / KEMITRAAN


Rangkaian kegiatan Hari NTD Sedunia tahun 2023 akan melibatkan berbagai komponen
masyarakat baik dari unsur pemerintahan ataupun unsur swasta atau organisasi profesi
dan organisasi masyarakat, diantaranya :
1. World Health Organization (WHO)
2. Netherland Leprosy Relief (NLR)
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia
(PERDOSRI)
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI)
6. Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesian (PDSKJI)
7. PAEI (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
8. KATAMATAKU
9. PERMATA (Perhimpunan Mandiri Kusta)
10. RTI Act East
11. Dan pihak-pihak terkait lainnya.

VIII. BIAYA
Dana untuk kegiatan peringatan Hari NTD Sedunia bersumber dari DIPA Kementerian
Kesehatan dan sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

IX. PENUTUP
Dengan terselenggaranya peringatan Hari NTD Sedunia Tahun 2023 diharapkan dapat
meningkatkan komitmen untuk mengeliminasi penyakit tropis terabaikan agar masyarakat
Indonesia bebas dari kusta, frambusia, filariasis, cacingan, dan schistosomiasis.

Anda mungkin juga menyukai