Anda di halaman 1dari 103

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja


Perawat Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin Medan
Berdasarkan Metode Workload Indicator
Staff Need (WISN)

Jayanti, Dwi
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5915
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERAWAT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN BERDASARKAN
METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

SKRIPSI

OLEH :

DWI JAYANTI
121000150

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERAWAT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN BERDASARKAN
METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

DWI JAYANTI
121000150

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS

KEBUTUHAN PERAWAT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM

BUNDA THAMRIN MEDAN DENGAN METODE WORKLOAD

INDICATOR STAFF NEED (WISN)” ini beserta seluruh isinya adalah benar

hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau

sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak

lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Mei 2018

Penulis,

Dwi Jayanti

121000150

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan perlu disesuaikan dengan


beban kerja sehingga proses pelayanan dapat terlaksana secara optimal. RSU
Bunda Thamrin merupakan salah sartu rumah sakit swasta yang perlu melakukan
perhitungan kebutuhan perawat agar layanan keperawatan yang diberikan dapat
efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan perawat
yang bertugas di pelayanan rawat inap RSU Bunda Thamrin Medan berdasarkan
metode Workload Indicator Staff Need (WISN).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
menggunakan perhitungan WISN, dilakukan pada 72 perawat pada unit rawat
inap. Data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, wawancara dan daily log
yang telah disediakan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
selama jam kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan metode WISN diketahui bahwa
kebutuhan perawat di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin berjumlah 78 orang,
sedangakn jumlah tenaga perawat yang tersedia pada saat ini ialah berjumlah 72
orang, sehingga ada kekurangan jumlah perawat sebanyak 6 orang perawat.
Disarankan kepada Kepala Bidang Keperawatan RSU Bunda Thamrin
untuk melakukan peningkatan kualitas tenaga keperawatan kepada Manajemen
RSU Bunda Thamrin sesuai dengan hasil metode WISN sehingga mampu
melaksanakan pelayanan sesuai dengan beban kerja.

Kata Kunci : Tenaga Keperawatan, Metode WISN, Unit Rawat Inap

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

Planning needs of need nursing personnel to be adjusted to the workload


so that the service process can be implemented optimally. Bunda Thamrin Public
Hospital was one of the hospitals that needs to perform the calculation of the
nurse's needs so that the nursing services provided can be effective and efficient.
The purpose of this research was to determine the number of nurses needs
who served in the inpatient service Public Hospital of Bunda Thamrin Medan
based on Workload Indicator Staff Need (WISN) method.
The method used in this research was descriptive used WISN calculation,
done on 72 nurses at inpatient unit. Data obtained through filling out
questionnaires, interviews and daily logs that have been provided to the activities
undertaken by nursing staff during working hours.
The results showed that based on the calculation of the need of nurse
personnel used the WISN method it is known that the need of nurses at the Public
Hospital of Bunda Thamrin amounted to 78 people, while the number of nurses
available at this time were 72 people, so there were defect number of nurses as
much as 6 nurses.
In this case suggested to the Head of Nursing Division of Public Hospital
Bunda Thamrin to escalate the quality of nursing staff to Public Hospital of
Bunda Thamrin Management in accordance with the result of WISN method so as
to be able to carry out the service in accordance with the work load.

Keywords : Nursing Personnel, WISN Method, Inpatient Hospital Unit

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Analisis Kebutuhan Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Selama penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis telah

mendapatkan banyak bimbingan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara, sekaligus Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan

serta dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersabar dalam

membimbing penulis, memberikan masukan, arahan serta memberikan

semangat hingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

5. dr. Heldy, B.Z, M.PH, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini

selesai dengan baik.

6. Dr. Juanita, SE, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini

selesai dengan baik.

7. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.

8. dr. Teren selaku Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

serta Bu Eva juga Bang Rizal dan seluruh pihak rumah sakit yang telah

membantu saya dengan memberikan izin untuk melakukan penelitian

dan memberikan banyak informasi untuk penulisan skripsi ini.

9. Yang teristimewa kedua orangtua penulis, ayahanda Guntur dan ibunda

Sri Winingsih yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang

sejak penulis lahir hingga sekarang, mendidik, mendoakan, memberkan

dukungan moril maupun materil, dan sebagai tempat bertukar pikiran

bagi penulis, serta satu-satunya saudara penulis, abangda Dodi Setyo

Nugroho atas masukan pemikiran dan semangat.

10. Dosen dan staf lingkungan Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

11. Teman seperjuangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu, mendoakan dan memberikan

dukungan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan dalam penulisan skripsi ini.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kritik, saran dan masukan yang membangun penulis harapkan agar dapat

memperbaiki isi skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengambil

kebijakan di bidang kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Mei 2018


Penulis,

Dwi Jayanti
121000150

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN. ......................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................ ii
ABSTRAK. .......................................................................................................... iii
ABSTRACT. ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR. ........................................................................................ v
DAFTAR ISI. ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR. .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN. ...................................................................................... xiv
RIWAYAT HIDUP. ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10


2.1 Rumah Sakit .................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ....................................................... 10
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit ............................................................. 11
2.1.3 Kewajiban Rumah Sakit ....................................................... 11
2.1.4 Hak Rumah Sakit .................................................................. 13
2.1.5 Klasifikasi Rumah Sakit. ...................................................... 14
2.2 Perawat .......................................................................................... 14
2.2.1 Pengertian Perawat ............................................................... 15
2.2.2 Tugas dan Fungsi Perawat .................................................... 17
2.2.3 Perencanaan Kebutuhan Perawat ......................................... 19
2.2.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat .................................... 20
2.3 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat....................................... 21
2.4 Instalasi Rawat Inap ...................................................................... 25
2.5 Beban Kerja ................................................................................... 26
2.5.1 Work Sampling ..................................................................... 29
2.6 Kerangka Konsep .......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 33


3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................... 33

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 34
3.3.1 Data Primer........................................................................... 34
3.3.2 Data Sekunder ...................................................................... 35
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 35
3.5.1 Variabel Penelitian. .............................................................. 35
3.5.2 Definisi Operasional. ............................................................ 35
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 37
3.7 Rancangan Analisa Data................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 40


4.1 Gambaran Umum RSU Bunda Thamrin ....................................... 40
4.1.1 Pelayanan Rawat Inap RSU Bunda Thamrin. ...................... 41
4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden .................................. 41
4.3 Perhitungan Beban Kerja Perawat di RSU Bunda Thamrin. ......... 44
4.3.1 Waktu Kerja Tersedia. .......................................................... 45
4.3.2 Kegiatan Pokok Keperawatan. ............................................. 45
4.3.3 Rata-rata Pelaksanaan Kegiatan Keperawatan. .................... 47
4.3.4 Standar Beban Kerja. ............................................................ 51
4.3.5 Standar Kelonggaran…. ....................................................... 53
4.4 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin. .................................................................... 54
4.4.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin............................................................ 55
4.4.2 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap ...
RSU Bunda Thamrin............................................................ 57
4.4.2.1 Kebutuhan Perawat di Lantai V Gedung I. .............. 58
4.4.2.2 Kebutuhan Perawat di Lantai V Gedung II. ............. 59
4.4.3 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin............................................................ 61
4.4.3.1 Kebutuhan Perawat di Lantai VI Gedung II. ........... 63
4.4.4 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin............................................................ 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 70


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 71
5.2 Saran .............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA. ......................................................................................... 73

DAFTAR LAMPIRAN. ...................................................................................... 77

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Daftar Pedoman Wawancara ................................................................. 38

Tabel 4.1 Distribusi Gambaran Umum Karakteristik Responden. ....................... 41

Tabel 4.2 Kegiatan Pokok Perawar di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Bunda Thamrin ..................................................................................... 45

Tabel 4.3 Waktu Rata-rata Melakukan Kegiatan Keperawatan Langsung Unit

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ................................ 47

Tabel 4.4 Waktu Rata-rata Melakukan Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung

Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ........................ 48

Tabel 4.5 Waktu Rata-rata Melakukan Kegiatan Non Produktif Unit Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ........................................... 49

Tabel 4.6 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan di Unit Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ................................................... 50

Tabel 4.7 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di Unit

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ................................ 51

Tabel 4.8 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Produktif di Unit

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ................................ 52

Tabel 4.9 Standar kelonggaran di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Bunda Thamrin ..................................................................................... 52

Tabel 4.10 Jumlah Pasien di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Tahun 2016 .......................................................................... 54

Tabel 4.11 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin ............................................................. 54

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin ............................................................. 56

Tabel 4.13 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Gedung II Unit Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ......................................... 58

Tabel 4.14 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin ............................................................. 60

Tabel 4.15 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Gedung II Unit Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin ......................................... 62

Tabel 4.16 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin ............................................................. 64

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 32

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi. ............................................................................ 77


Lampiran 2. Pedoman Wawancara. ...................................................................... 79
Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara. .............................................................. 81
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian.......................................................................... 87
Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian. ................................................................... 88

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama Dwi Jayanti dilahirkan pada tanggal 6 Juli 1994 di Kota

Pekanbaru. Beragama Islam, anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan

ayahanda Guntur dan ibunda Sri Winingsih. Penulis bertempat tinggal di alamat

Jalan Abadi No. 7 RT 11, Kelurahan Gunungsari Ilir, Kecamatan Balikpapan

Tengah, Kalimantan Timur.

Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan dasar di SD Islam As –

Shofa Pekanbaru pada tahun 2000 – 2006, pendidikan menengah pertama di SMP

Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 2006 – 2009, kemudian pendidikan menengah

atas di SMA Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 2009 – 2012. Penulis melanjutkan

pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara pada Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

mendukung penyelenggaraan kesehatan. Keberadaan rumah sakit yang semakin

banyak saat ini menuntut agar setiap rumah sakit melakukan pengembangan baik

dari segi fasilitas berupa sarana dan prasarana maupun dari sumber daya manusia

berupa dokter dan perawat. Pengembangan dilakukan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. Pengembangan tersebut dilakukan rumah sakit agar mampu

bersaing dan memberikan kepuasan serta kepercayaan kepada masyarakat untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit (Aditama, 2014).

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan

yang dibagi menjadi dua aspek yaitu faktor yang berasal dari penyedia layanan

kesehatan dan faktor dari masyarakat. Faktor yang mempengaruhi tingkat

pelayanan kesehatan dari aspek penyedia layanan kesehatan yaitu fasilitas

pelayanan, biaya pelayanan dan jarak. Faktor yang mempengaruhi tingkat

pelayanan kesehatan dari aspek masyarakat yaitu faktor pendidikan, pengalaman,

penghasilan, kepercayaan, sosial budaya, persepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu (Notoatmodjo, 2010).

Pelayanan kesehatan yaitu setiap upaya yang diselenggarakan secara

sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan

kesehatan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat (Hubung, 2015).


1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, dengan demikian maka dapat ditetapkan

standar baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya

standar manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan

mengevaluasi kegiatan pelayanan, agar supaya hasil akhir memuaskan pada

pihak-pihak yang mendapatkan pelayanan (Moenir, 2010).

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan ialah pelayanan rawat inap di

rumah sakit, pelayanan rawat inap di rumah sakit yang baik tentunya memiliki

kemampuan perawat dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan peraturan

yang berlaku di rumah sakit. Apabila perawat belum dapat memberikan pelayanan

yang baik dan handal maka memicu pada pasien yang dapat menimbulkan

ketidakpuasannya di rumah sakit tersebut. Kualitas pelayanan kesehatan di rumah

sakit merupakan masalah yang mendasar yang dihadapi rumah sakit di Indonesia,

salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang memengaruhi kulaitas layanan

kesehatan pada pasien ialah pelayanan kesehatan yang disediakan oleh perawat

yang bertugas merawat pasien yang sakit (Aditama, 2014).

Kualitas pelayanan perawat merupakan indikator kualitas pelayanan

kesehatan yang menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan

kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan adalah yang

terdekat dengan penderitaan, kesakitan serta kesengsaraan yang dialami pasien

dan keluarganya. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut

pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yaitu pelayanan keperawatan

yang bermutu dan paripurna. Pelayanan perawat mengacu pada proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, menetapkan diagnosis, menyusun

rencana, memecahkan masalah, implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Di unit rawat inap tenaga keperawatan berada pada posisi pelayanan

kesehatan yang paling utama, dikarenakan kontak pertama dan terlama dengan

pasien, yakni selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu sehingga seorang

perawat dikatakan hal yang sangat penting dalam membangun citra rumah sakit.

Dengan begitu, perawat di rumah sakit bukan saja memiliki kewajiban untuk

memberikan pelayanan tetapi juga mengharapkan pelayanan dari pihak rumah

sakit agar supaya apa yang menjadi haknya sebagai perawat yaitu dengan

memberikan yang terbaik untuk para pasiennya. Dalam memberikan pelayanan

yang baik, maka diperlukan adanya kepercayaan pada pasien (Kusnanto, 2014).

Kepercayaan pasien pada perawat dan sebaliknya merupakan hal penting

terhadap kualitas suatu hubungan. Tinggi rendahnya suatu kepercayaan yang

tumbuh pada pasien maka dapat dipengaruhi oleh kuat tidaknya hubungan

komunikasi. Jadi baik atau buruknya pelayanan rumah sakit tergantung dari

kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. Perawat

merupakan salah satu sumber daya manusia yang ada di rumah sakit dan

merupakan sumber daya manusia paling mendominasi fungsi pelayanan di rumah

sakit. Pelayanan perawat merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya

mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu, kualitas pelayanan keperawatan perlu

dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin (Iskandar, 2013).

Perencanaan kebutuhan perawat merupakan salah satu usaha yang dapat

dilakukan oleh pimpinan rumah sakit dalam rangka untuk meningkatkan kualitas

pelayanan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu

pelayanan keperawatan langsung dan pelayanan keperawatan tidak langsung.

Pelayanan keperawatan langsung yaitu pelayanan yang diberikan oleh perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

secara langsung kepada pasien seperti mengantar pasien, memperbaiki dan

mengganti infus, mengukur tekanan darah, memberi obat oral, memberikan

injeksi, berkomunikasi dan lain-lain. Pelayanan keperawatan tidak langsung yaitu

pelayanan yang diberikan oleh perawat secara tidak langsung kepada pasien

seperti mendata obat, menyiapkan transport, asistensi visit dokter, laporan visit

dokter, dokumentasi pasien dan lain-lain (Kusnanto, 2014).

Banyaknya aktivitas atau pelayanan yang harus dilakukan oleh perawat

menimbulkan beban kerja yang tinggi bagi perawat. Apabila jumlah perawat tidak

dievaluasi dan direncanakan dengan baik, maka dapat terjadi kekurangan atau

kelebihan jumlah perawat. Kurangnya jumlah perawat akan menimbulkan kualitas

pelayanan yang rendah karena beban kerja menjadi sangat tinggi sehingga

pelayanan keperawatan kepada pasien tidak bisa dilaksanakan secara optimal.

Rendahnya kualitas pelayanan perawat akan menimbulkan pengalaman yang

buruk bagi masyarakat dan merendahkan kepercayaan masyarakat untuk

melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Hal ini yang mendorong

bagi tiap rumah sakit untuk selalu melakukan analisa kebutuhan jumlah perawat

agar sesuai dengan beban kerja yang dibebankan sehingga dapat memberikan

layanan keperawatan yang optimal bagi pasien yang sedang dirawat (Iskandar,

2013).

Menurut Peraturan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 tahun 2010

tentang klasifikasi Rumah Sakit, perbandingan jumlah tenaga keperawatan dengan

tempat tidur di Rumah Sakit kelas C adalah 2:3, dengan minimal 100 tempat tidur.

Ketersediaan jumlah tenaga perawat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti:

lingkungan, keputusan-keputusan organisasi, serta faktor internal pegawai seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

pensiun, pemutusan hubungan kerja, kematian, kemangkiran, dan sebagainya.

Jumlah tenaga perawat bisa sangat mempengaruhi pelayanan yang diberikan,

maupun akan meningkatkan pembiayaan operasional rumah sakit. Sehingga

ketidaksesuaian antara jumlah perawat dengan pasien akan dapat menentukan

seberapa besarnya beban kerja perawat setiap hari.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Amini

(2015) mengenai analisis kebutuhan sumber daya manusia tenaga keperawatan

menggunakan metode workload indicator staff need (WISN) di unit rawat inap

Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 2015 didapatkan hasil bahwa jumlah

perawat yang ada secara keseluruhan kekurangan 10 orang, sedangkan jumlah

bidan masih berlebih 2 dari kebutuhan sebanyak 12. Persentase tertinggi

kekurangan tenaga perawat adalah pada ruang Kelas 3 Wanita (yang perawatnya

juga merangkap bertugas Kelas 2 Wanita) sebanyak 6 orang.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Pangaribuan (2015) mengenai analisis

kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja dengan metode time and

motion study dan metode workload indicators of staffing need (WISN) di instalasi

hemodialisa RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar didapatkan hasil

bahwa jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah tiga belas orang, sedangkan

tenaga yang tersedia saat ini sebelas orang, sehingga di ruang Hemodialisa

terdapat kekurangan tenaga perawat sebanyak dua orang. Rasio tenaga perawat

hemodialisa menurut WISN adalah 0,85 (lebih kecil dari satu). Berdasarkan hal

tersebut peneliti menyimpulkan jumlah tenaga yang ada di Instalasi hemodialisa

RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar saat ini tidak sesuai dengan beban

kerja yang ada (jumlah tenaga kurang).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

RSU Bunda Thamrin Medan merupakan salah satu Rumah Sakit Umum

milik swasta yang terletak di jalan Sei Batang Hari Medan. Rumah sakit kelas C

ini memiliki kapasitas yang cukup lengkap untuk rumah sakit pada umumnya di

Medan. Sejak beroperasi secara resmi pada tahun 2010, jumlah perawat RSU

Bunda Thamrin adalah sebanyak 136 orang dan jumlah tempat tidur sebanyak 162

unit.

Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 RSU Bunda Thamrin Medan

memperoleh angka kunjungan yang dapat dipaparkan dalam angka pada

penggunaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate). Yakni pada tahun 2013 RSU

Bunda Thamrin Medan memperoleh angka sebesar 71,57%, pada tahun 2014

memperoleh angka sebesar 62,82% dan untuk tahun 2015 memperoleh angka

sebesar 56,44%.

Sehingga dari hasil perolehan angka tersebut menunjukkan bahwa

terjadinya penurunan angka pada penggunaan tempat tidur atau (Bed Occupancy

Rate) secara terus-menerus. BOR (Bed Occupancy Rate) adalah indikator yang

memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan rumah sakit. RSU

Bunda Thamrin memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 162 unit yang merupakan

salah satu kriteria rumah sakit yang sudah memenuhi nilai ideal dari standar

Departemen Kesehatan yaitu diantara 60% - 80%.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan

perhitungan jumlah perawat, yaitu dengan menggunakan metode Gillies, PPNI

dan WISN (Workload Indicator Staff Need). Rumah Sakit Bunda Thamrin sendiri

melakukan perhitungan dengan Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit dari

Depkes RI 2004. Metode DepKes RI 2004 kebutuhan tenaga perawat harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakir. Secara garis besar terdapat

pengelompokkan unit kerja di rumah sakit seperti di rawat inap dewasa, rawat

inap anak/perinatal, rawat inap intensif, gawat darurat (IGD), kamar bersalin,

kamar operasi dan rawat jalan. (Profil RSU Bunda Thamrin, 2016)

Ilyas (2013) menyatakan bahwa perhitungan jumlah perawat

menggunakan metode Gillies dianggap kurang tepat diterapkan di Indonesia dan

banyak dikeluhkan oleh para manajer Rumah Sakit dikarenakan jumlah perawat

terlalu kecil dan beban perawat menjadi tinggi. Maka metode tersebut,

mengasumsikan bahwa seluruh perawat di Negara Amerika Serikat dijadikan

sebagai sampel dan populasi penelitian yang bekerja secara profesional dan

produktivitas yang optimal dan jumlah hari libur di Negara Amerika Serikat lebih

kecil dibandingan dengan Negara Indonesia.

Untuk perhitungan jumlah perawat dengan menggunakan metode PPNI

dianggap memberikan hasil jumlah perawat yang terlalu besar, sehingga terdapat

keluhan dari manajemen rumah sakit dikarenakan terlalu banyak perawat.

Sedangkan untuk perhitungan jumlah perawat dengan menggunakan metode

WISN dinyatakan sebagai metode yang mendekati perhitungan jumlah real

kebutuhan perawat dikarenakan dalam perhitungannya melibatkan banyak unsur

yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia di Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, metode WISN merupakan salah satu metode

yang dianjurkan untuk menentukan sumber daya manusia yang dibutuhkan.

Metode WISN adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja sehingga alokasi/relokasi tenaga

akan lebih mudah dan rasional. Adapun kelebihan dari metode WISN adalah udah

dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif

dan realistis.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan analisa pada

kebutuhan jumlah perawat dengan menggunakan metode WISN. Metode ini

diharapkan menjadi metode yang cukup mewakili kondisi rumah sakit sehingga

hasil perhitungan menjadi real yang dapat memberikan gambaran sebenarnya

mengenai kebutuhan perawat di RSU Bunda Thamrin Medan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana kebutuhan jumlah

perawat di pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin yang

dihitung dihitung dengan menggunakan metode WISN?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan perawat yang

bertugas di pelayanan rawat inap RSU Bunda Thamrin Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui waktu kerja perawat di pelayanan rawat inap RSU

Bunda Thamrin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

2. Untuk mengetahui jumlah beban kerja perawat di pelayanan rawat inap

RSU Bunda Thamrin.

3. Untuk mengetahui standar kelonggaran perawat di pelayanan rawat inap

RSU Bunda Thamrin.

4. Untuk mengetahui kuantitas kegiatan pokok perawat di pelayanan rawat

inap RSU Bunda Thamrin.

5. Untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat di pelayanan rawat inap

RSU Bunda Thamrin yang dilakukan dengan menggunakan metode

WISN.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai perhitungan jumlah tenaga kerja dengan menggunakan metode

WISN (Worlkload Indicator Staff Need).

2. Manfaat bagi RSU Bunda Thamrin yaitu penelitian ini diharapkan dapat

memberi informasi dan masukan mengenai jumlah tenaga perawat yang

dibutuhkan pada pelayanan rawat inap di RSU Bunda Thamrin agar rumah

sakit dapat memberikan pelayanan yang optimal sehingga menimbulkan

citra yang baik bagi masyarakat.

3. Manfaat bagi peneliti yaitu penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman mengenai perhitungan sumber daya manusia yang dibutuhkan

berdasarkan beban kerja, standar kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok

dan waktu kerja yang tersedia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 pasal 1 tentang

rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit

umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutud an terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit umum mempunyai tugas

melaksanakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien, mengutamakan

penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien secara serasi dan terpadu. Untuk

upaya tersebut fungsi praktis rumah sakit umum adalah untuk menyelenggarakan

pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan keperawatan, pelayanan

rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, administrasi

dan keuangan (Irawan, 2012).

Rumah sakit memfasilitasi penyelenggaraan perawatan rawat inap,

pelayanan observasi, diagnosa dan pengobatan aktif untuk individu dengan

keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis dan rehabilitasi yang

memerlukan pengarahan dan pengawasan dokter setiap hari serta perawatan

kesehatan pribadi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif

untuk kepentingan masyarakat.


10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 5

fungsi rumah sakit adalah :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

dengan kebutuhan medis.

Roemer dan Friedmen (2016) menyatakan bahwa rumah sakit punya

setidaknya lima fungsi.

a. Rumah sakit harus mempunyai pelayanan rawat inap dengan fasilitas

dignostik dan therapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi. Baik bedah

maupun non bedah, harus tersedia. Palayanan rawat inap ini juga meliputi

pelayanan keparawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi dan berbagai

pelayanan dignostik serta therapeutik lainnya.

b. Rumah sakit harus memilki pelayanan rawat jalan.

c. Rumah sakit juga punya tugas untuk melakukan pendidikan dan latihan.

d. Rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan

kesehatan, karena keberadaan pasien di rumah sakit merupakan modal

dasar untuk penelitian ini.

e. Rumah sakit juga punya tanggung jawab untuk program pencegahan

penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

2.1.3 Kewajiban Rumah Sakit

Sesuai UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29

menyatakan bahwa setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada

masyarakat;

b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan

efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar

pelayanan Rumah Sakit;

c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya;

d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana,

sesuai dengan kemampuan pelayanannya;

e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau

miskin;

f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas

pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa

uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar

biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;

g. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan

di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;

h. Menyelenggarakan rekam medis;

i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana

ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,

anak-anak, lanjut usia;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

j. Melaksanakan sistem rujukan;

k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan

etika serta peraturan perundang-undangan;

l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan

kewajiban pasien;

m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

n. Melaksanakan etika Rumah Sakit;

o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

p. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara

regional maupun nasional;

q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau

kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;

r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit

(hospital by laws);

s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah

Sakit dalam melaksanakan tugas dan,

t. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagaikawasan tanpa

rokok.

2.1.4 Hak Rumah Sakit

Sesuai UU No. 44 Tahun 2009 (UU tentang Rumah Sakit) pasal 30

menyatakan bahwa setiap Rumah Sakit mempunyai hak :

a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai

dengan klasifikasi Rumah Sakit;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif,

dan penghargaan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan

pelayanan;

d. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;

f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan;

g. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan,

h. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit

yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

2.1.5 Klasifikasi Rumah Sakit Umum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan

Fasilitas dan Kemampuan Pelayanan, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan

menjadi :

1. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar,

5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) pelayanan

medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medic sub spesialis.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar,

4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan

medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar.

3. Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelyanan medik spesialis dasar

dan 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik. Kriteria, fasilitas, dan

kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C meliputi pelayanan medik

umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar,

pelayanan spesialis penunjang medik, pelayanan spesialis gigi mulut,

pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik dan

pelayanan penunjang non klinik.

4. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar.

2.2 Perawat

2.2.1 Pengertian Perawat

Istilah perawat berasal dari bahasa Latin yaitu Nutrix yang berarti merawat

atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh Ellis dan Hartley (2012),

yang menurut mereka perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat

atau memelihara; membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan

proses penuaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Menurut Lismidar (2011) perawat adalah seseorang yang berijazah

pendidikan perawat atau bidan yang diberikan tugas secara penuh untuk

melakukan pelayanan perawatan kepada masyarakat melalui tempat-tempat

pelayanan masyarakat (Nursalam, 2011). Pengertian Perawat dapat kita lihat

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Registrasi dan Praktik Perawat maka

pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan” (Permenkes RI, 2010).

Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Committeeon

Nursing dalam Aditama (2014) adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni

melayani/merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,

filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Keperawatan

juga meliputi kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan pada saat sakit,

masa rehabilitasi dan menjaga tingkat kesehatan fisik, mental dan sosial yang

seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan, terjadinya penyakit, kecacatan

dan kematian.

Gillies dalam buku Nursing Management a System Approach (2012),

menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan

keperawatan, melalui upaya staf keperawatan, untuk memberikan asuhan

keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat.

Menurut keputusan menteri perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan

dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Kepmenkes RI,

2010).

2.2.2 Tugas dan Fungsi Perawat

Griffith dalam buku The Well Managed Comunity Hospital (2011),

menyatakan bahwa pelayanan keperawatan mempunyai 5 tugas, yaitu:

1. Melakukan kegiatan promosi kesehatan, termasuk untuk kesehatan

emosional dan sosial.

2. Melakukan upaya pencegahan penyakit dan kecacatan.

3. Menciptakan keadaan lingkungan, fisik, kognitif dan emosional

sedemikian rupa yang dapat membantu penyembuhan penyakit.

4. Berupaya meminimalisasi akibat buruk dari penyakit.

5. Mengupayakan kegiatan rehabilitasi.

Griffith (2011) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di rumah sakit

dapat dibagi menjadi keperawatan klinik dan manajemen keperawatan. Kegiatan

keperawatan klinik antara lain terdiri dari:

1. Pelayanan keperawatan personal (Personal Nursing Care), yang antara

lain berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem

tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan emosi pada pasien,

pemberian obat, dll.

2. Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat

perawat selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga

merupakan petugas yang seyogianya paling tahu tentang keadaan pasien.

3. Berbagi hal tentang keadaan pasien. Ini perlu dikomunikasikan dengan

dokter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

4. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien. Komunikasi yang baik

dengan keluarga/kerabat pasien akan membantu proses penyembuhan

pasien itu sendiri.

5. Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan.

6. Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.

Aditama (2014) menyatakan bahwa kegiatan manajemen keperawatan

meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Penanganan administratif, antara lain dapat berupa pengurusan masuknya

pasien ke rumah sakit (patient admission), pengawasan pengisian

dokumen catatan medik dengan baik, membuat penjadwalan proses

pemeriksaan/pengobatan pasien dll.

b. Membuat penggolongan pasien sesuai dengan berat ringannya penyakit,

dan kemudian mengatur kerja perawatan secara optimal pada setiap

pasien sesuai kebutuhannya masing-masing.

c. Memonitor mutu pelayanan pada pasien, baik pelayanan keperawatan

secara khusus maupun pelayanan lain secara umum.

d. Manajemen ketenagaan dan logistik keperawatan, kegiatan ini meliputi

staffing, scedulling, assigment, dan budgetting.

Fungsi perawat dalam praktek keperawatan terdiri dari tiga fungsi, antara

lain: a. Fungsi independen, ialah tindakan perawat bersifat tidak memerlukan

perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang

timbul dari tindakan yang diambil; b. Fungsi interpenden perawat. Tindakan

perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan/tim kesehatan lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lain berkolaborasi

mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya berganbung dalam sebuah

tim yang dipimpin oleh seorang dokter; c. Fungsi dependen, ialah perawat

bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan medis. Perawat

membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang

menjadi kewenangan dokter (Sudarman, 2013).

2.2.3 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Perawat

Menurut Ilyas (2013) dalam melakukan analisis kebutuhan tenaga

merupakan bagian dari perencanaan ketenagaan rumah sakit. Pada dasarnya

semua metode atau formula telah dikembangkan untuk menghitung tenaga

rumahsakit berakar pada beban kerja perawat. Jumlah tenaga perawat dapat

ditentukan oleh jumlah tempat tidur atau juga oleh tingkat Bed Occupancy Rate

(BOR).

Handoko (2011) menyatakan, bahwa standar pekerjaan dapat diperoleh

dari hasil pengukuran kerja atau penetapan tujuan partisipatip. Teknik pengukuran

kerja yang dapat digunakan antaralain: studi waktu, data standar, data waktu

standar yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pengambilan sampel kerja

(work sampling). Sedangkan Moeljadi (1992) mengatakan, bahwa perencanaan

tenaga kerja dalam jangka panjang ditentukan oleh sisi permintaan perusahaan,

yaitu perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu ketersediaan

tenaga kerja di pasar.

Perkiraan kebutuhan tenaga kerja perusahaan ditentukan oleh perkiraan

tersedianya tenaga kerja di perusahaan dan rencana-rencana perusahaan.

Sedangkan perkiraan tersedianya tenaga kerja itu sendiri, ditentukan dari analisis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

beban kerja, analisis perpindahan tenaga kerja dan analisis kelebihan atau

kekurangan tenaga kerja.Analisis kelebihan atau kekurangan tenaga kerja

perusahaan,berkaitan dengan besarnya jumlah tenaga kerja yang ada pada

perusahaan tersebut berada pada kondisi berlebih atau kurang jika dikaitkan

dengan beban kerja. Analisis tersebut dapat dilaksanakan jika sudah diketahui

beban kerjanya. Dan analisis beban kerja sendiri memberikan arahan tentang

produktivitas. Produktivitas kerja dapat digambarkan dalam efisiensi penggunaan

tenaga kerja. Di mana tenaga kerja tersebut akan dapat digunakan secara efisien

jika jumlah tenaga kerja yang ada seimbang dengan beban kerjanya.

2.2.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Rumah Sakit

Pada dasarnya semua metoda atau formula yang telah dikembangkan

untuk menghitung tenaga perawat di rumah sakit berakar pada beban kerja dan

personal yang bersangkutan. Hal ini telah banyak dilakukan penelitian-penelitian

di luar negeri oleh para pakar keperawatan. Analisis kebutuhan tenaga perawat

harus betul-betul direncanakan dengan baik agar tidak dilakukan secara berulang-

ulang karena akan mebutuhkan waktu, biaya dan tenaga sehingga tidak efektif dan

tidak efisien. Terdapat beberapa situasi yang harus dipertimbangkan dalam kita

melakukan analisis ketenagaan ini, antara lain (Rakhmawati, 2012):

1. Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak pada penambahan atau

perubahan tempat tidur hal ini akan berdampak pada perubahan rasio

kebutuhan tenaga perawat. Apabila rumah sakit sudah merencanakan

perluasan rumah sakit maka harus direncanakan pula penambahan tenaga

perawat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2. Adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas rumah sakit,

yang akan berdampak pada peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR),

yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan kebutuhan tenaga. Hal ini

perlu diantisipasi jauh sebelumnya sehingga pelayanan bisa terlaksana

dengan optimal.

3. Adanya penurunan motivasi, penurunan prestsi kerja seperti sering tidak

masuk kerja, datang terlambat, penyelesaian pekerjaan semakin lambat.

Hal ini bisa terjadi karena pimpinan kurang memperhatikan bawahan,

tidak ada reward, kerja yang ketat dan dan beban kerja yang berat serta

tenaga yang kurang. Apabila hal tersebut terjadi maka perlu segera segera

dilakukan analisa ketenagaan.

4. Adanya keluhan tentang pelayanan yang diterima. Apakah klien mengeluh

tentang pelayanan yang diterimanya dengan mengatakan puas atau tidak

puas. Biasanya klien sering mengeluh tentang tenaga keperawatan, biaya

rawatan, dan fasilitas yang diterima. Apabila keluhan ini sudah

teridentifikasi maka perlu dilakukan analisa ketenagaan. Keluhan ini

terjadi di unit rawat jalan atau unit rawat inap.

2.3 Perhitungan kebutuhan tenaga perawat

Terdapat berbagai formula yang dapat digunakan untuk menghitung

jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dalam suatu pelayanan kesehatan.

Penelitian ini menggunakan formula WISN (Workload Indicator Staff Need).

1. Metode WISN

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit

menyatakan bahwa metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja

(WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada

beban pekerjaan nyata dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap

unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini bermanfaat untuk

menghitung kebutuhan saat ini dan masa mendatang, membandingkan SDM

Kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan yang berbeda, dapat melihat apa

tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan profesinya atau tidak, dan dapat

mengidentifikasi seberapa besar beban kerja SDM kesehatan (Depkes dan GTZ,

2009)

Adapun langkah-langkah perhitungan menggunakan metode WISN yaitu:

a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia

Waktu kerja tersedia merupakan waktu kerja tersedia bagi perawat selama

satu tahun. Waktu kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Penjelasan dari persamaan di atas yaitu

1. A = Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah

setempat. Pada umumnya dalam 1 minggu terdapat 5 hari kerja. Dalam 1

tahun terdapat 250 hari kerja.

2. B = Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan hak cuti kerja setiap perawat

yaitu 12 hari kerja setiap tahun.

3. C = Pendidikan dan pelatihan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS

dengan hak yang dimiliki selama 6 hari kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

4. D = Hari libur nasional, berdasarakan keputusan bersama menteri terkait

tentang hari libur nasional dan cuti bersama.

5. E = Ketidakhadiran kerja, sesuai dengan rata-rata ketidak hadiran kerja

selama kurun waktu 1 tahun karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau

tanpa pemberitahuan.

6. F = Waktu kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS atau

Pemerintah Daerah, pada umumnya waktu kerja 1 hari adalah 8 jam

(5 hari kerja/minggu).

b. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun.

Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan waktu yang

tersedia per tahun yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja. Standar

beban kerja dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

Penjelasan persamaan diatas yaitu

1. Waktu yang tersedia sebagaimana telah diuraikan di atas

2. Kegiatan pokok yaitu kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar

pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan

pelayanan kesehatan/medis yang dilaksanakan tenaga kesehatan. Untuk

memudahkan dalam menetapkan beban kerja maka disusun kegiatan

pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung/tidak

langsung dengan pelayanan kesehatan perorangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3. Rata-rata waktu peraturan yaitu rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tiap kegiatan pokok. Rata-rata waktu adalah waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok. Waktu ini

dipengaruhi oleh standar pelayanan, SOP dan prasarana medis yang

tersedia serta kompetensi tenaga kerja. Rata-rata waktu ditetapkan

berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama bekerja dan kesepakatan

bersama.

4. Standar beban kerja per tahun yaitu volume/kuantitas beban kerja selama 1

tahun. Standar beban kerja untuk kegiatan pokok disusun berdasarkan

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (waktu-rata-rata) dan

waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh perawat.

c. Menyusun standar kelonggaran

Penyusunan standar kelonggaran digunakan untuk memperoleh faktor

kelonggaran tiap tenaga kerja meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu

untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau

dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

Penyususnan waktu kelonggaran dilakukan dengan pengamatan dan wawancara

tentang hal-hal sebagai berikut:

Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pasien misalnya rapat,

penyususnan laporan kegiatan, penyususnan kebutuhan onat/bahan habis pakai.

1. Frekuensi kegiatan tersebut dalam suatu hari, minggu, bulan.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.

Dengan demikian, standar kelonggaran dapat dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

d. Perhitungan kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama satu tahun

e. Perhitungan kebutuhan perawat

Perhitungan jumlah perawat berdasarkan beban kerja dalam satu tahun

dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Merujuk pada metode WISN yang dilaporkan oleh Shipp (1998) bahwa

perhitungan rasio jumlah perawat yang ada dengan hasil perhitungan WISN

memberikan hasil dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika rasio WISN = 1 artinya jumlah perawat cukup dan sesuai beban

kerja bersdasarkan SOP yang telah ditetapkan.

b. Jika rasio WISN < 1 artinya jumlah perawat yang ada belum cukup

dan belum sesuai dengan beban kerja.

c. Jika rasio WISN > 1 artinya bahwa jumlah perawat yang ada

berlebihan.

2.4 Instalasi Rawat Inap

Rawat inap adalah suatu kegiatan pemberian dengan dilandasi keahlian

kepada penderita yang mengalami gangguan fisik, orang-orang yang sedang masa

penyembuhan dan mereka yang kurang sehat. Rawatinap merupakan salah satu

jenis perawatan dimana pasien dirawat, dan tinggal/menginap di rumah

sakit/puskesmas, untuk mendapatkan ruang perawatan. Pelayanan yang diperoleh

adalah pelayanan petugas medis (dokter) pelayanan petugas para medis

(perawatan), pelayanan penunjang serta penunjang lainnya.Unit rawat inap sering

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

disebut ruang perawatan inti kegiatan (corebuseness) rumah sakit/puskesmas,

karena kegiatan pelayanan medis,nonmedis dan administrasi yang dilakukan oleh

petugas puskesmas yang karena sakitnya mengharuskan dirawat inap beberapa

hari.

Rawat inap adalah pelayanan kepada pasien untuk mengobservasi perawat,

diagnosis, pengobatan, rehab, medik atau pelayanan kesehatan lainnya dan

menempati tempat tidur lebih dari dua hari. Pelayanan yang diberikan pada pasien

rawat inap meliputi:

a. Pemeriksaan keadaan pasien oleh dokter dan perawat untuk mengetahui

pengaruh obat-obatan yang diberikan kepada pasien

b. Tindakan terapi oleh dokter dan perawat sebagai upaya pengobatan dan

penyuluhan.

c. Pelayanan perawat berupa pelayanan dan pemenuhan makanan pasien

serta kebutuhan lainnya yang dapat memberikan kenyamanan dan

kesejahteraan pasien selama dirawat (Manopo, 2011).

2.5 Beban Kerja

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

KEP/75/M.PAN/7/2014, Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target

hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Beban kerja merupakan

aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan. Beban kerja perlu ditetapkan

melalui program-program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target

pekerjaan untuk setiap jabatan. Sedangkan standar beban kerja menurut

Kepmenkes RI Nomor 81/MENKES/SK?I/2004tentang Pedoman Penyusunan

Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Rumah Sakit banyaknya satu satuan waktu (atau angka) diperlukan untuk

menyesuaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan

standar profesinya.

Beban kerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam

memperkirakan beban kerja perawat pada suatu unit tertentu, seorang pemimpin

atau manajer harus mengetahui (Gillies, 2012):

a. Berapa banyak klien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau tahun;

b. Kondisi klien di unit tersebut;

c. Rata-rata klien yang menginap;

d. Tindakan perawatan langsung dan tak langsung yang dibutuhkan masing-

masing klien;

e. Frekuensi dari masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan

dan,

f. Rata-rata waktu yang dibutuhkan dari masing-masing tindakan

keperawatan baik langsung maupun tidak langsung.

Perhitungan beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini

kecenderungan dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personal,

bahwa mereka sangat sibuk dan membutuhkan waktu lembur (Ilyas, 2013).

Perhitungan beban kerja perawat erat kaitannya denganpenentuan kebutuhan

jumlah tenaga perawat. Tingkat ketergantungan pasien terkait dengan penentuan

beban kerjaperawat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Ilyas, 2013)

1. Pasien dengan tingkat ketergantungan minimal (minimal care), jika :

a. kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

b. Makan, minum dilakukan sendiri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

c. Ambulasi dengan pengawasan

d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap pergantian dinas

e. pengobatan minimal, status psikologi stabil

f. Perawatan luka sederhana.

2. Pasien dengan tingkat ketergantungan parsial (partial care), jika :

a. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu

b. Observasi vital sign tiap 4 jam

c. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

d. Folley kateter, intake dan output dicatat

e. Klien terpasang infus

f. Perawatan luka komplek.

3. Pasien dengan tingkat ketergantungan total (total care),yaitu

a. Segalanya diberi bantuan

b. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

c. Makan memakai NGT

d. Pengobatan intravena per drip

e. Pemakaian suction

f. Gelisah, disorientasi

g. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.

Waktu tindakan keperawatan adalah waktu yang diperlukan perawatuntuk

melayani pasien sesuai dengan standar layanan berlaku, waktu inimenggambarkan

besarnya beban kerja perawat.Untuk pasien rawat inap, Douglas dalam Hubber

(2010) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

a. Minimal Care: 1- 2 jam/hari. Artinya, pasien masih bisa menanganisendiri,

kecuali makan obat harus tetap ditunggui, agar tidak salah obat. Pasien

masih bisa mandi sendiri, makan sendiri.

b. Partial Care: 3-4 jam/hari. Artinya pasien masih dapat melakukan

kegiatan pribadi tetapi membutuhkan pelayanan asuhan keperawatan untuk

kegiatan yang membutuhkan kegiatan fisikkarena pasien relatif masih

lemah atau tidak diperlukan meninggalkan tempat tidur sehingga

membutuhkan keahliankeperawatan selama 3-4 jam/hari.

c. Total Care: 5-7 jam/hari Artinya, pasien membutuhkan

asuhankeperawatan dan kebutuhan personel lainnya total

bergantungkepada perawat (Ilyas, 2013).

Beban kerja merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

penentuan jumlah tenaga kerja. Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk

menghitung beban kerja (Ilyas, 2013) yaitu work sampling, time and motion study

dan daily log. Penelitian ini menggunakan metode work sampling.

2.5.1 Work sampling

Work sampling merupakan metode yang dapat digunakan untuk

mengamati tentang hal-hal sebagai berikut (Ilyas, 2013):

a. Aktivitas apa yang dilakukan oleh tenaga kerja pada waktu jam kerja.

b. Apakah aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja berkaitan dengan fungsi

dan tugasnya pada waktu jam kerja.

c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak

produktif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

d. Pola beban kerja tenaga kerja dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam

kerja.

Pengamatan yang dilakukan pada work sampling adalah aktivitas atau

kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari di ruang kerja. Perawat diamati sebagai subyek dari aktivitas

atau pekerjaan yang akan diteliti dengan menggunakan teknik work sampling

dengan tahapan sebagai berikut (Ilyas, 2013).

1. Menentukan subyek yang ingin diteliti, misalnya perawat.

2. Apabila subyek berjumlah banyak maka dilakukan pemilihan sampel

sebagai subyek penelitian.

3. Membuat formulir daftar kegiatan atau aktivitas tugas sehari-hari.

4. Melatih pelaksana peneliti mengenai cara pengamatan menggunakan work

sampling.

5. Pengamatan dapat dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung

karakteristik pekerjaan. Pengamatan dilakukan selama jam kerja, apabila

jenis tenaga yang diamati berfungsi 24 jam atau 3 shift maka pengamatan

dilakukan sepanjang hari selama 7 hari.

6. Pengamatan pada setiap harinya dapat dilakukan pada perawat yang

berbeda sepanjang perawat masih bertugas pada unit yang sedang

diobservasi beban kerjanya.

Dengan menggunakan teknik work sampling akan diperoleh ribuan

pengamatan kegiatan dari sejumlah tenaga kerja yang diamati sehingga cukup

besar data yang diperoleh dan dapat dianalisis dengan baik. Dengan jumlah data

yang besar maka akan menghasilkan data akurat yang menggambarkan kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

tenaga kerja yang sedang diteliti. Validitas data pengamatan juga dapat dipercaya

karena langsung dilakukan pengamatan dari kegiatan yang ada dengan metode

dan instrument penelitian yang telah dikembangkan dengan baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini dipaparkan pada Gambar 2.1.

Perhitungan Kebutuhan Perawat


Jumlah perawat
1. Karakteristik perawat
2. Waktu kerja perawat yang tersedia saat ini
3. Kategori aktivitas perawat
4. Standar beban perawat
5. Standar kelonggaran perawat

Jumlah perawat

Analisa

Kesimpulan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif kuantitatif.

Penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif karena metode kuantitatif

digunakan untuk melakukan perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat.

Sedangkan penjabaran secara lebih rinci dan detail dilakukan secara kualitatif

melalui wawancara. Hasil yang diperoleh dilakukan penggabungan data kualitatif

dan kuantitatif yang dijabarkan secara rinci dan menyeluruh.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Bunda Thamrin yang terletak di jalan

Sei Batang Hari Medan Sumatra Utara. Penelitian dilakukan di bagian unit

pelayanan rawat inap dengan responden perawat yang sedang bertugas. Penelitian

dilakukan mulai Januari 2017 hingga April 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh tenaga keperawatan Rumah Sakit

Bunda Thamrin sebanyak 136 orang perawat.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, dalam penelitian ini sampel yang

diambil adalah tenaga perawat pelaksana yang menjadi pegawai tetap yang ada di

Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bunda Thamrin sebanyak 72 orang. Sampel

diambil dengan menggunakan metode purposive yaitu sampel diambil

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34

berdasarkan tujuan tertentu. Sampel tersebut dijadikan sebagai responden yang

akan diberi form work sampling untuk memperoleh informasi terkait dengan

jumlah jam kerja, waktu kerja dan berbagai aktivitas pelayanan rawat inap RSU

Bunda Thamrin. Observasi juga dilakukan terhadap seluruh aktivitas perawat

tersebut pada saat jam kerja di rawat inap RSU Bunda Thamrin.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung di lapangan.

Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dan wawancara.

Metode observasi dilakukan dengan metode work sampling. Pengamatan atau

observasi dilakukan setiap hari pada jam kerja/pelayanan dan dicatat di formulir

pengamatan work sampling. Pencatatan dilakukan oleh kepala ruang perawatan

dan ketua tim tiap shift masing-masing ruang perawatan. Hasil pengamatan

dikelompokkan menjadi aktivitas produktif langsung dan aktivitas produktif tidak

langsung.

Penelitian juga dilengkapi dengan hasil wawancara dari beberapa informan

untuk mendukung informasi hasil penelitian. Pemilihan informan berdasarkan

pada appropriateness dan adequate yaitu pada ketepatan sumber pemberi

informasi sesuai dengan syarat-syarat yang disesuaikan dengan unsur dalam

penelitian ini. penelitian ini membutuhkan data yang berhubungan dengan data

ketenagaan, pengelolaan SDM, perekrutan SDM, kegiatan sampel/responden

selama bertugas, serta tanggapan atas kinerja dan motivasi SDM. Oleh karena itu,

informan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Kepala bagian umum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

b. Kepala ruang keperawatan

c. Ketua tim perawatan tiap shift

d. Perawat pelaksana pelayanan rawat inap

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung

dilapangan seperti data laporan bulanan pelayanan perawat, data kepegawaian,

data tahunan dan profil RSU Bunda Thamrin.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah meliputi waktu kerja

perawat yang tersedia, kategori aktivitas perawat (langsung dan tidak langsung),

standar beban kerja perawat, standar kelonggaran perawat, data dasar rumah sakit

meliputi jumlah tempat tidur (TT), BOR, rata-rata jam perawatan per 24 jam.

Variabel yang menjadi pengamatan adalah tenaga perawat di Rumah Sakit Umum

Bunda Thamrin kota Medan.

3.5.2 Defenisi Operasional

Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis

memberikan defenisi operasional yang meliputi :

1. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

menyelanggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif dan upaya kesehatan rujukan

2. Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) adalah metode untuk

menghitung kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

yang nyata yang dilaksanakan oleh perawat pada Unit Rawat Inap RSU

Bunda Thamrin.

3. Menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah kegiatan menghitung waktu

kerja efektif selama kurun waktu satu tahun untuk masing-masing katagori

SDM yang bekerja pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.

4. Menetapkan aktivitas keperawatan langsung adalah aktivitas perawat yang

langsung berhubungan dengan pasien pada Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin.

5. Menetapkan aktivitas keperawatan tidak langsung adalah aktivitas perawat

yang tidak langsung berhubungan dengan pasien pada Unit Rawat Inap

RSU Bunda Thamrin.

6. Aktivitas non produktif adalah Aativitas perawat yang tidak berdampak

pada unit pelayanan seperti mengobrol dan membaca koran pada Unit

Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.

7. Menetapkan standar beban kerja adalah kegiatan menghitung volume/

kuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama satu tahun sesuai

dengan waktu kerja tersedia dan rata-rata waktu per kegiatan pokok yang

dimiliki oleh masing-masing katagori SDM pada pada Unit Rawat Inap

RSU Bunda Thamrin.

8. Menetapkan standar kelonggaran adalah kegiatan menghitung kebutuhan

waktu untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran dibanding dengan

waktu kerja tersedia pada SDM perawat di Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

9. Jumlah tempat tidur (TT) adalah jumlah tempat tidur yang ada di ruang

rawat inap pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.

10. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di

ruang rawat inap pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.

11. Jam perawatan per 24 jam adalah rata-rata waktu keperawatan yang

dibutuhkan oleh pasien pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin.

12. Jumlah perawat saat ini adalah jumlah perawat yang melakukan pelayanan

pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin tahun 2016

13. Menetapkan kebutuhan SDM perawat adalah kegiatan menghitung SDM

perawat sesuai dengan kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan

standar kelonggaran pada masing-masing kategori SDM pearwat selama

kurun waktu satu tahun pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin..

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Formulir pengamatan work sampling aktivitas perawat perawatan rawat

inap yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Aktivitas produktif langsung yaitu aktivitas yang berhubungan

langsung dengan pasien saat pelayanan.

b. Aktivitas produktif tidak langsung yaitu aktivitas yang tidak

berhubungan langsung dengan pasien saat pelayanan dan merupakan

aktivitas yang sifatnya penunjang.

c. Aktivitas non produktif yaitu aktivitas perawat yang dilakukan untuk

kepentingan sendiri maupun berhubungan dengan orang lain tetapi

tidak dalam rangka melakukan pelayanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dalam penelitian ini dipaparkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Daftar pedoman wawancara

No Informan Informasi yang diperoleh

1 Kepala Bagian umum Tanggapan mengenai kinerja perawat,


data ketenagaan dan profil RS
2 Kepala ruang Kinerja perawat
keperawatan
3 Ketua tim perawatan tiap Aktivitas selama bertugas
shift
4 Perawat pelaksana Aktivitas selama bertugas
pelayanan rawat inap

3. Data sekunder

a. Peraturan daerah tentang penyelenggaraan Rumah Sakit

b. Profil Rumah Sakit

c. Dokumen Kinerja Rumah Sakit

d. SOP Rumah Sakit

e. SOP perawat Rawat Inap Rumah Sakit

3.6 Rancangan Analisa Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka pendekatan analisis yang digunakan

adalah desain metode analisis statistik deskriptif. Berikut cara pengambilan data

yaitu setiap hari setelah pencatatan selesai, segera dilakukan analisis data. Pertama

dengan mengelompokkan pola kegiatan atas kegiatan langsung, kegiatan tidak

langsung, kegiatan lain produktif, kegiatan lain tidak produktif, dan kegiatan

pribadi. Segera didapatkan data jumlah waktu produktif tenaga kesehatan.

Selanjutnya, data waktu kerja produktif bersama dengan data-data sekunder yang

telah disebutkan di atas dimasukkan ke dalam rumus perhitungan jumlah tenaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

dari Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Langkah perhitungan

kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu:

1. Menetapkan waktu kerja tersedia.

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung.

3. Menyusun standar beban kerja.

4. Menyusun standar kelonggaran.

5. Menghitung kebutuhan tenaga perunit kerja.

Adapun rumus waktu kerja tersedia yaitu:

Waktu kerja tersedia = (A -(B+C+D+E)) x F

A = Hari kerja (6 hari kerja/minggu)

B = Cuti tahunan

C = Pendidikan dan pelatihan

D = Hari libur nasional

E = Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun

waktu satu tahun, karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa

pemberitahuan atau izin).

F = Waktu kerja (waktu kerja rata-rata 7-8 jam dalam satu hari). Beban

kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja RS meliputi:

1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga

2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok

3. Standar beban kerja per satu tahun masing-masing kategori SDM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum RSU Bunda Thamrin

RSU Bunda Thamrin dibuka secara resmi berdasarkan Surat Izin

Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum dari Dinas Kesehatan Kota Medan Nomor

440/5206/VI/2010 tertanggal 8 April 2010. RSU Bunda Thamrin beralamat di

Jalan Sei Batang Hari Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

Unit pelayanan kesehatan di RSU Bunda Thamrin terdiri dari :

a. Pelayanan Umum dan Gigi (dokter umum, dokter gigi dan dokter

spesialis)

b. Pelayanan Spesialisasi (Spesialis Anastesi dan Terapi Intensif, Spesialis

Bedah Umum, Spesialis Bedah Thorax Kardiovaskuler, Spesialis Bedah

Digestif, Spesialis Bedah Saraf, Spesialis Bedah Onkologi, Spesialis

Bedag Orthopedi dan Traumatologi, Spesialis Bedah Plastik, Rekonstruksi

dan Estetik, Spesialis Bedah Urologi, Spesialis Bedan Anak, Spesialis

Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Paru, Spesialis Anak, Spesialis

Saraf, Spesialis Obsetri dan Ginekologi, Spesialis Penyakit Dalam, dan

Spesialis Mata).

Adapun visi dari RSU Bunda Thamrin yaitu : “Menjadikan Rumah Sakit terdepan

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu”. Kemudian Misi dari

RSU Bunda Thamrin yaitu :

1. Memastikan bahwa seluruh pelayanan yang diberikan sesuai dengan

standar pelayanan.

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41

2. Membangun budaya kerja diseluruh lingkungan rumah sakit yang selalu

mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.

Tujuan yang dimiliki RSU Bunda Thamrin yaitu :

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terpadu, waktu tanggap

yang cepat dan tepat untuk semua golongan masyarakat sesuai dengan

tugas pokok dan fungsu serta peraturan yang berlaku.

2. Menciptakan peningkatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yng

bersifat spesialistik dan sub spesialistik, bermutu, profesional dan etis.

3. Menghasilkan semangat kerja yang tinggi, komitmen, produktivitas lebih

besar, serta memberi peluang inovatis dan meningkatkan peran serta

pegawai dalam memajukan organisasi.

4.1.1 Pelayanan Rawat Inap di RSU Bunda Thamrin

Ruang rawat inap RSU Bunda Thamrin berada di lantai 5, lantai 6 dan lantai 7

pada gedung I sedangkan pada Gedung II berada di lantai 3, lantai 5, lantai 6 serta

lantai 7. Keseluruhan jumlah tempat tidur rawat inap di RSU Bunda Thamrin

sebanyak 126 unit dengan kelas yang bervariasi mulai dari Eksekutif, Super VIP,

VIP, kelas I, kelas II dan kelas III.

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Reponden

Responden dalam penelitian ini adalah tenaga perawat pelaksana yang menjadi

pegawai tetap yang ada di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bunda Thamrin, adapun

gambaran umum mengenai karakteristik responden yang akan digambarkan dalam

penelitian ini ialah meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama

kerja, dengan responden berjumlah 72 orang. Gambaran umum karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 4.1 Distribusi Gambaran Umum Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)
Umur
21 – 25 Tahun 30 41,6
26 – 30 Tahun 18 25
31 – 35 Tahun 16 22,2
36 – 40 Tahun 8 11,1
Total 72 100
Jenis Kelamin
Laki – laki 4 5,5
Perempuan 68 94,4
Total 72 100
Tingkat Pendidikan
D.III Keperawatan 57 79,1
S1 Keperawatan 15 20,8
Total 72 100
Lama Kerja
1 – 3 tahun 28 35,9
4 – 6 tahun 34 47,2
7 – 10 tahun 10 13,8
Total 72 100
Unit Kerja
Lantai III 13 18,1
Lantai V 33 45,8
Lantai VI 23 31,9
Lantai VII 14 19,4
Total 72 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa berdasarkan karakteristik umur

perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin lebih banyak yang

berumur 21 – 25 tahun yaitu sebanyak 30 orang (41,6%). Berdasarkan

karakteristik jenis kelamin perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda

Thamrin sebagian besar berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 68 orang

(94,4%). Berdasarkan karakteristik tingkat pendikan sebagian besar perawat yang

bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin memiliki tingkat pendidikan

D.III Keperawatan yakni sebanyak 57 orang (79,1%). Berdasarkan lama kerja

lebih banyak perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin telah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

bekerja selama 4 – 6 tahun yakni sebanyak 34 orang (47,2%). Berdasarkan unit

kerja lebih banyak perawat yang bertugas di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin

yang bekerja di Lantai V yakni sebanyak 27 orang (37,5%).

Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Ruangan dan

Perawat Pelaksana diperoleh informasi terkait mengenai karakteristik perawat

pelaksana sebagai berikut :

“Perawat pelaksana yang diterima di sini rata-rata berpendidikan DIII dengan


minimal pengalaman bekerja selama 1 tahun, tetapi banyak juga yang
berpendidikan NERS atau melanjutkan ke S1. Untuk perawat laki-laki kita
juga ada meskipun persentasenya tidak sebanyak perawat perempuan.
Kebanyakan perawat laki-laki ditugaskan di gedung 2. Rata-rata perawat
pelaksana di sini berumur 20 tahunan.” (Informan I)

“Disini rata-rata lulusan DIII tapi ada juga NERS dan S.Kep 1 orang. Untuk
gedung 3 hanya kita yang ada perawat laki-lakinya. Tidak ada masalah biarpun
perawat laki-laki sedikit. Kalaupun ada pasien laki-laki kita juga tidak ada
kendala jika perawatnya perempuan kecuali memang ada pasien laki-laki yang
meminta khusus dirawat dengan perawat laki-laki saja.” (Informan 2)

”Perawat di sini perempuan semua karena hanya menerima pasien ibu dan
anak saja. Untuk pendidikan kebanyakan lulusan bidan dan untuk jumlah
lulusan DIII dengan NERS seimbang. untuk pengerjaan yang berat, ada
tekniknya. Misalnya ingin memindahkan pasien ke bed, kita pakai alat. Alatnya
dari fiber dan berbentuk panjang. Jadi tinggal selipkan diantara pasien dan
geser. Tidak sulitlah pokoknya. Biarpun perempuan semua tidak ada masalah,
masih banyak tenaga karena masih muda-muda semua. Jika memang butuh
perawat laki-laki, kita telefon minta bantu.” (Informan 3)

Latar belakang pendidikan perawat sudah sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu jenis pelayanan rawat inap dengan standar

perawat minimal DIII. Faktor jenis kelamin perawat juga tidak terlalu

berpengaruh dengan kinerja perawat dan usia perawat di ruang rawat inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin adalah usia produktif dengan rata-rata usia dua

puluh hingga tiga puluh tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

4.3 Perhitungan Beban Kerja Perawat di RSU Bunda Thamrin

4.3.1 Waktu Kerja Tersedia

Waktu kerja tersedia adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang perawat

dalam menjalankan kegiatan pokoknya. Menetapkan waktu kerja tersedia

tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia perawat di unit rawat inap

RSU Bunda Thamrin selama kurun waktu satu tahun.

a. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia sebagai

acuan pada unit rawat inap RSU Bunda Thamrin, waktu kerja tersedia

terdiri dari tiga shift dengan alokasi waktu shift pagi dimulai dari pukul

07.30-14.30 WIB, shift sore dimulai pukul 14-30 21.30 WIB , sedangkan

shift malam dimulai pukul 21.30-07.30 WIB hari berikutnya. Sesuai

ketentuan yang berlaku di RSU Bunda Thamrin adalah mendapatkan satu

hari libur dalam seminggu atau 6 hari kerja. Dalam 1 tahun adalah 300 hari

kerja (6 hari x 50 minggu). (A) = 300.

b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan di RSU Bunda Thamrin setiap SDM

memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun. (B) = 12

c. RSU Bunda Thamrin belum memiliki ketentuan yang berlaku di untuk

mengikuti pelatihan/kursus/seminar/lokakarya dalam satu tahunnya.

Pelatihan diselenggarakan sewaktu-waktu dan tidak ada minimal hari yang

harus diikuti. Namun untuk perencanaan pada tahun 2016 dapat dimulai

dengan menyisihkan 2 hari kerja untuk perawat sebagai awal untuk

merencanakan kebutuhan pendidikan dan pelatihan. (C) = 2

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri

No. 05/SKB/Menpan-RB tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

2016 ditetapkan 12 Hari Kerja dan 2 hari kerja untuk cuti bersama.

(D) = 14.

e. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama

kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa

pemberitahuan/ijin. (E) = 2

f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSU Bunda Thamrin,

waktu kerja rata-rata tiap shift dalam 1 hari adalah 8 jam (6 hari

kerja/minggu).

(F) = 8 jam

Sehingga didapat jumlah waktu kerja tersedia adalah:

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} x F

={300 - (12+3+14+2)} x 8 jam

= 269 x 8 jam

= 129.600 menit/ tahun

4.3.2 Kegiatan Pokok Keperawatan

Dalam menentukan kategori aktivitas keperawatan di unit rawat inap RSU Bunda

Thamrin. Aktivitas keperawatan diukur melalui dua metode, yaitu metode work

sampling dan metode daily log. Peneliti membagi hasil observasi work sampling

dan daily log kegiatan keperawatan menjadi 2 bagian yaitu: kegiatan produktif

(tindakan keperawatan langsung dan tindakan keperawatan tidak langsung,

sedangkan bagian lainnya adalah kegiatan non produktif. Hasil observasi yang

dilakukan pada pelaksanaan tindakan keperawatan di RSU Bunda Thamrin

diperoleh kegiatan pokok keperawatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Kegiatan Pokok Perawat di Unit Rawat Inap di RSU Bunda
Thamrin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

No. Kegiatan Perawat (Daily Log)


CAIRAN DAN NUTRISI
1 Memberikan input dan output
2 Memberikan diet/sonde
3 Mengganti cairan infus
KEBERSIHAN DIRI
4 Memandikan pasien
5 Oral hygiene
6 Vulva hygiene
7 Mengganti pakaian
8 Mengganti sprei
9 Perawatan kateter urin
AKTIVITAS
10 Membantu mobilisasi
11 Mengganti posisi
ELIMINASI
12 Membantu BAK/BAB
OKSIGENISASI DAN SIRKULASI
13 Memberikan oksigen
14 Chest fisioterapi
15 Suction
16 Observasi TTV
PENGOBATAN
17 Pasang infus/CVC
18 Aff infus/CVC
19 Skin test
20 Pasang kateter urine
21 Lepas kateter
22 ECG
23 Pemasangan NGT
24 Aff NGT
No. Kegiatan Perawat (Daily Log)
25 Rawat luka
26 Kumbah lambung
27 Foto terapi
SPIRITUAL
28 Mengingatkan Sholat
No. Kegiatan Perawat (Work Sampling)
1 Merekam EKG
2 Memasang NGT (Naso Gastric Tube)
3 Suction
4 Memberi huknah (klisma)
5 Perawatan jenazah
6 Memberi Gliserine spuit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa kegiatan perawat yang

dilaksanakan di unit rawa inap RSU Bunda Thamrin berdasarkan pengukuran

daily log terdiri dari 28 jenis kegiatan ditambah pengukuran melalui work

sampling sebanyak 6 jenis kegiatan.

Hasil wawancara dengan sumber informasi tentang kegiatan pokok keperawatan

yang dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin dan

kendala apa yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan keperawatan, seperti

diungkap di bawah ini,

“Kegiatan perawat di sini dari awal menerima pasien baru, mengisi data-data
yang diperlukan, menemani visite dokter, bila ada melakukan tindakan,
membagi obat, dll. kendalanya karena kegiatan perawat telalu banyak jadi tidak
bisa diselesaikan dalam satu waktu. Kita sudah sibuk untuk melakukan
tindakan ke pasien tapi kita juga mesti mengisi catatan harian pasien. Jika
tugas kami belum selesai belum bisa tukaran shift dengan yang jaga
selanjutnya.” (Informan 2)

“Seperti biasa, asuhan keperawatan, ada pasien baru kita buat askepnya, catat
instruksi dokter, tulis diet pasien. Untuk saya kendalanya mungkin waktunya
lebih banyak habis di administrasi ya, karena kan saya mesti input data ke
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) jadi kadang waktu saya sering banyak
tersita ke situ sehingga untuk mengawasi kinerja perawat yang lain jadi
terbengkalai. Perawat magang juga harus di monitor terus kerjaannya jangan
sampai tambah bikin masalah, apalagi mereka tidak bisa dilepas untuk
melakukan tindakan keperawatan.” (Informan 3)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2 dan 3 diketahui bahwa perawat

yang bertugas sudah memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik,

namun tenaga tambahan perawat magang yang seharusnya dapat membantu

meringankan beban kerja perawat pelaksana senior belum berjalan efektif

sehingga menambah beban kerja perawat.

4.3.3 Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Keperawatan

Setelah diketahui jenis-jenis kegiatan keperawatan yang dilaksanakan di unit rawa

inap RSU Bunda Thamrin, selanjutnya dilakukan perhitungan waktu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

dibutuhkan oleh masing-masing perawat dalam melaksanakan kegiatan produktif

yang terdiri dari langsung dan tidak langsung maupun kegiatan non produktif,

seperti pada Tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.3 Waktu Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Keperawatan


Langsung di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Waktu (Menit)
No. Kegiatan Rata-
Min Max
rata
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 5 25 15
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 5 20 12,5
3 Mengukur vital sign 3 30 16,5
4 Memasang infus 3 20 11,5
5 Pemberian oksigen 2 15 8,5
6 Pemberian obat oral dan suntik 3 15 9
7 Merekam EKG 3 15 9
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 10 20 15
9 Memasang kateter urin 3 15 9
10 Mengukur intake output 5 30 17,5
11 Memandikan pasien 5 15 10
12 Menolong pasien BAB 5 20 12,5
13 Memberi gliserune spuit 2 15 8,5
14 Memberi transfuse 3 30 11,5
15 Suction 3 20 16,5
16 Membuka infus 2 15 8,5
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan
17 3 30 16,5
kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 2 15 8,5
laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
19 2 25 13,5
radiologi
20 Memberi huknah 5 30 17,5
21 Perawatan jenazah 3 30 16,5
22 Mengganti alat tenun 3 30 16,5
23 Persiapan operasi 5 60 32,5
24 Menemani visite dokter 5 15 10
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5 25 15
26 Observasi pasien 5 30 17,5
Pendidikan kesehatan secara individual
27 5 30 17,5
(pankes)
28 Timbang terima tugas 3 45 24
29 Melakukan resusitasi 5 50 27,5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 4.3 (Lanjutan)


Waktu (Menit)
No. Kegiatan Rata-
Max Min
rata
30 Menyiapkan transportasi pasien 5 30 17,5
31 Menyiapkan pasien akan pulang 5 30 17,5
32 Cuci tangan rutin 1 5 3

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan kegiatan keperawatan langsung di unit rawat inap RSU

Bunda Thamrin paling lama dalam melakukan persiapan operasi yaitu 32,5 menit

(waktu minimal 5 menit dan waktu maksimal 60 menit), sedangkan kegiatan yang

dapat dilakukan perawat dengan waktu paling singkat adalah mencuci tangan

yaitu 3 menit (waktu minimal 5 menit dan waktu maksimal 1 menit).

Kemudian waktu rata-rata melaksanakan kegiatan keperawatan tidak langsung di

unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Waktu Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Keperawatan Tidak


Langsung di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Waktu (Menit)
No. Kegiatan
Min Max Rata-
rata
1 Membaca buku rawatan 5 20 12,5
2 Timbang terima pasien/overran shift 5 45 25
3 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 3 30 16,5
4 Menulis catatan perkembangan pasien di status 3 15 9
5 Membuka daftar diet 3 15 9
6 Memeriksa daftar obat 5 30 17,5
7 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan 5 30 17,5
8 Sterilisasi alat 5 120 62,5
9 Pertemuan diklat mingguan 5 120 62,5
10 Senam pagi mingguan 0 0 0

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan kegiatan keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU

Bunda Thamrin paling lama dalam sterilisasi alat dan pertemuan diklat mingguan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

yaitu 62,5 menit (waktu minimal 5 menit dan waktu maksimal 120 menit),

sedangkan kegiatan paling singkat yang dapat dilakukan perawat adalah menulis

catatan perkembangan pasien di status dan membuat daftar diet yaitu 9 menit

(waktu minimal 3 menit dan waktu maksimal 15 menit). Di samping kegiatan

produktif yang mencakup kegiatan keperawatan langsung dan keperawatan tidak

langsung, perawat juga melakukan kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan

asuhan keperawatan meskipun digolongkan sebagai kegiatan non produktif seperti

pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Waktu Rata-rata Melaksanakan Kegiatan Non Produktif di


Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Waktu (Menit)
No. Kegiatan
Min Max Rata-rata
1 Sholat 5 15 10
2 Makan/minum 5 30 17,5
3 Toilet 2 15 8,5
4 Telepon pribadi 5 20 12,5
5 Duduk di nurse station 3 60 31,5
6 Gosok gigi 2 15 8,5
7 Ganti baju 2 15 8,5
8 Mendengar music 5 30 17,5

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan kegiatan non produktif di unit rawa inap RSU Bunda

Thammrin paling lama adalah duduk di nurse station yaitu 31,5 menit (waktu

minimal 3 menit dan waktu maksimal 60 menit), sedangkan kegiatan paling

singkat yang dapat dilakukan perawat adalah toilet, gosok gigi dn ganti baju yaitu

8,5 menit (waktu minimal 2 menit dan waktu maksimal 15 menit).

4.3.4 Standar Beban Kerja

Setelah diketahui rata-rata waktu dalam melaksanakan kegiatan kegiatan produktif

maupun non produktif, maka dilakukan perhitungan standar beban kerja dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

membandingkan waktu kerja yang tersedia dengan rata-rata waktu yang

dibutuhkan melaksanakan kegiatan, seperti pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan di Unit Rawat


Inap RSU Bunda Thamrin
Rata-rata Standar
No. Kegiatan Keperawatan Langsung Waktu Beban
(Menit) Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 15 8.640
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 12,5 10.368
3 Mengukur vital sign 16,5 7.855
4 Memasang infus 11,5 11.270
5 Pemberian oksigen 8,5 15.247
6 Pemberian obat oral dan suntik 9 14.400
7 Merekam EKG 9 14.400
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 15 8.640
9 Memasang kateter urin 9 14.400
10 Mengukur intake output 17,5 7.406
11 Memandikan pasien 10 12.960
12 Menolong pasien BAB 12,5 10.368
13 Memberi gliserune spuit 8,5 15.247
14 Memberi transfuse 11,5 11.270
15 Suction 16,5 7.855
16 Membuka infus 8,5 1.5247
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 16,5 7.855
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 8,5 1.5247
laboratorium
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi 13,5 9.600
20 Memberi huknah 17,5 7.406
21 Perawatan jenazah 16,5 7.855
22 Mengganti alat tenun 16,5 7.855
23 Persiapan operasi 23 5.635
24 Menemani visite dokter 24 5.400
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 25 5.184
26 Observasi pasien 26 4.985
27 Pendidikan kesehatan secara individual (pankes) 27 4.800
28 Timbang terima tugas 28 4.629
29 Melakukan resusitasi 29 4.469
30 Menyiapkan transportasi pasien 30 4.320

Tabel 4.6 (Lanjutan)


Rata-rata Standar
No. Kegiatan Keperawatan Langsung Waktu Beban
(Menit) Kerja
31 Menyiapkan pasien akan pulang 31 4.181

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

32 Cuci tangan rutin 32 4.050

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin paling

besar adalah pemberian oksigen, memberi gliserune spuit dan menyiapkan bahan

untuk pemeriksaan laboratorium yaitu 15.247 kali, sedangkan beban kerja terkecil

adalah cuci tangan rutin yaitu 4.050 kali. Kemudian standar beban kerja kegiatan

keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung


di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Rata- Standar
No. Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung rata Beban
Waktu Kerja
1 Membaca buku rawatan 12,5 10.368
2 Timbang terima pasien/overran shift 25 5.184
3 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 16,5 7.855
4 Menulis catatan perkembangan pasien di status 9 14.400
5 Membuka daftar diet 9 14.400
6 Memeriksa daftar obat 17,5 7.406
7 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan 17,5 7.406
8 Sterilisasi alat 62,5 2.074
9 Pertemuan diklat mingguan 62,5 2.074
10 Senam pagi mingguan 0 0

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin

paling besar adalah menulis catatan perkembangan pasien di status dan membuka

daftar diet yaitu 14.400 kali, sedangkan beban kerja terkecil sterilisasi alat dan

diklat mingguan yaitu 2.074 kali. Kemudian standar beban kerja kegiatan tidak

produktif di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Tabel 4.8 Standar Beban Kerja Kegiatan Tidak Produktif Tidak


Langsung di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Rata- Standar
No. Kegiatan Tidak Produktif rata Beban
Waktu Kerja
1 Sholat 10 12.960
2 Makan/minum 17,5 7.406
3 Toilet 8,5 15.247
4 Telepon pribadi 12,5 10.368
5 Duduk di nurse station 31,5 4.114
6 Gosok gigi 8,5 15.247
7 Ganti baju 8,5 15.247
8 Mendengar musik 17,5 7.406

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diketahui bahwa standar beban kerja melaksanakan

kegiatan tidak produktif di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin paling besar

adalah kegiatan toilet, gogok gigi, dan ganti baju yaitu 15.247 kali, sedangkan

beban kerja terkecil duduk di nurse station yaitu 4.114 kali.

4.3.5 Standar Kelonggaran

Perhitungan waktu kelonggaran yang dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan

keperawatan di unit rawat inap RSU Bunda Thamrin antara lain: melakukan rapat

mingguan, menyusun laporan kegiatan, menyusun kebutuhan obat dan alat,

menyusun kebutuhan bahan habis pakai, pertemuan audit keperawatan serta

mengikuti bimbingan rohani, seperti pada Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Standar Kelonggaran di Unit Rawat Inap RSU Bunda


Thamrin
Rata-rata Standar
No. Standar Kelonggaran Waktu Beban
(Menit/Tahun) Kerja
1 Rapat mingguan 4.500 0.035
2 Menyusun laporan kegiatan 6.000 0,046

Tabel 4.9 (Lanjutan)


Rata-rata Standar
No. Standar Kelonggaran Waktu Beban
(Menit/Tahun) Kerja
3 Menyusun kebutuhan obat dan alat 4.500 0,035

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

4 Menyusun kebutuhan bahan habis pakai 4.500 0,035


5 Pertemuan audit keperawatan 6.000 0,046
6 Mengikuti bimbingan rohani 3.000 0,023
Total Standar Kelonggaran 0,220

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa faktor kelonggaran yang paling

besar di unit rawa inap RSU Bunda Thamrin adalah menyusun laporan kegiatan

yang dilakukan selama 2 jam setiap minggu (6000 menit dalam setahun),

sedangkan faktor kelonggaran paling rendah adalah mengikuti bimbingan rohani

yang dilakukan sekitar 1 jam setiap minggu (3000 menit dalam setahun).

4.4 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Unit Rawat Inap RSU


Bunda Thamrin
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin

dengan membandingkan total produk layanan atau jumlah pasien (tempat tidur

yang tersedia) ditambah standar kelonggaran, seperti formula berikut :

Berdasarkan formula diatas, maka perhitungan kebutuhan tenaga perawat di unit

rawat inap dilakukan pada 4 (empat) lantai ruang rawat inap yaitu : lantai III,

lantai IV, lantai V, lantai VI, dan lantai VII. RSU Bunda Thamrin membagi

kebutuhan tenaga kerja perawat berdasarkan pembagian lantai, dimana di setiap

lantai unit rawat inap terdapat berbagai tipe ruang rawat inap yaitu Super VIP,

VIP, Eksekutif, Kelas I , dan sebagainya. Jumlah pasien di unit rawat inap RSU

Bunda Thamrin sepanjang tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Jumlah Pasien di Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin
Tahun 2016
No. Ruang Rawat Inap Jumlah Pasien (Orang)
1 Lantai III 2174

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

2 Lantai V Gd. I 2256


3 Lantai V Gd. II 1521
4 Lantai VI Gd. I 1892
5 Lantai VI Gd. II 1331
6 Lantai VII 662
Sumber : Unit Rekam Medik RSU Bunda Thamrin (2016)

4.4.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Kebutuhan tenaga perawat di lantai III pada Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 2174

orang, seperti diuraikan pada Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai III Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0,252
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0,210
3 Mengukur vital sign 7855 0,277
4 Memasang infus 11270 0,193
5 Pemberian oksigen 15247 0,143
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0,151
7 Merekam EKG 14400 0,151
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0,252
9 Memasang kateter urin 14400 0,151
10 Mengukur intake output 7406 0,294
11 Memandikan pasien 12960 0,168
12 Menolong pasien BAB 10368 0,210
13 Memberi gliserune spuit 15247 0,143
14 Memberi transfuse 11270 0,193
15 Suction 7855 0,277
16 Membuka infus 15247 0,143
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0,277
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 15247 0,143
laboratorium

Tabel 4.11 (Lanjutan)


Standar Kebutuhan
No Kegiatan beban Perawat
Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan


19 9600 0,226
radiologi
20 Memberi huknah 7406 0,294
21 Perawatan jenazah 7855 0,277
22 Mengganti alat tenun 7855 0,277
23 Persiapan operasi 5635 0,386
24 Menemani visite dokter 5400 0,403
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5184 0,419
26 Observasi pasien 4985 0,436
Pendidikan kesehatan secara individual
27 4800 0,453
(pankes)
28 Timbang terima tugas 4629 0,470
29 Melakukan resusitasi 4469 0,486
30 Menyiapkan transportasi pasien 4320 0,503
31 Menyiapkan pasien akan pulang 4181 0,520
32 Cuci tangan rutin 4050 0,537
33 Membaca buku rawatan 10368 0,210
34 Timbang terima pasien/overran shift 5184 0,419
35 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 7855 0,277
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 14400 0,151
37 Membuka daftar diet 14400 0,151
38 Memeriksa daftar obat 7406 0,294
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan
39 7406 0,294
lingkungan
40 Sterilisasi alat 2074 1,048
41 Pertemuan diklat mingguan 2074 1,048
43 Sholat 12960 0,168
44 Makan/minum 7406 0,294
45 Toilet 15247 0,143
46 Telepon pribadi 10368 0,210
47 Duduk di nurse station 4114 0,528
48 Gosok gigi 15247 0,143
49 Ganti baju 15247 0,143
50 Mendengar musik 7406 0,294
Jumlah 15,122

Kebutuhan perawat = 15,122 + 0,220

Kebutuhan perawat = 15,343

Kebutuhan perawat = 15 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai III

pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 15 orang, sedangkan jumlah

perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 13 orang perawat.

4.4.2 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU Bunda
Thamrin
4.4.2.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Gedung I
Kebutuhan tenaga perawat di lantai V pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin

dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 2256 orang, seperti

diuraikan pada Tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 5888 0.383
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 8832 0.255
3 Mengukur vital sign 13248 0.170
4 Memasang infus 10598 0.213
5 Pemberian oksigen 52992 0.043
6 Pemberian obat oral dan suntik 10598 0.213
7 Merekam EKG 5888 0.383
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8832 0.255
9 Memasang keteter urin 8832 0.255
10 Mengukur intake output 17664 0.128
11 Memandikan pasien 5299 0.426
12 Menolong pasien BAB 8832 0.255
13 Memberi gliserine spuit 8832 0.255
14 Memberi transfusi 5299 0.426
15 Suction 7570 0.298
16 Membuka infus 17664 0.128
17 Memenuhi kebutuhan integeritas jaringan kulit 17664 0.128
18 Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
laboratorium 5299 0.426

Tabel 4.12 (Lanjutan)


Standar
Kebutuhan
No Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
radiologi 5888 0.383

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

20 Memberi huknah 5888 0.383


21 Perawatan jenazah 3532 0.639
22 Mengganti alat tenun 10598 0.213
23 Persiapan operasi 3785 0.596
24 Serah terima pasien operasi 7570 0.298
25 Menemani visite dokter 2944 0.766
26 Dokumentasi asuhan keperawatan 5299 0.426
27 Observasi pasien 5888 0.383
28 Pendidikan kesehatan secara individual
(Penkes) 8832 0.255
29 Timbang terima tugas 7570 0.298
30 Melakukan resusitasi 10598 0.213
31 Menyiapkan transportasi pasien 7570 0.298
32 Menyiapkan pasien pulang 6624 0.341
33 Cuci tangan rutin 33120 0.068
34 Membaca buku rawatan 6624 0.341
35 Menulis buku rawatan 5888 0.383
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 5888 0.383
37 Membuat daftar diet 17664 0.128
38 Memberi daftar obat 5888 0.383
39 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan
lingkungan 5888 0.383
40 Sterilisasi alat 5888 0.383
41 Pertemuan diklat mingguan 1039 2.171
42 Sembahyang 7570 0.298
43 Makan/minum 5299 0.426
44 Toilet 17664 0.128
45 Telepon pribadi 17664 0.128
46 Duduk di nurse station 7570 0.298
47 Gosok gigi 37851 0.060
48 Ganti baju 7570 0.298
49 Mendengarkan music 52992 0.043
50 Periksa kehamilan 10598 0.213
51 Menolong persalinan 883 2.555
52 Memasang inplant 2038 1.107
53 Memasang spiral 4416 0.511
54 Membuka spiral 3533 0.639
55 Asisten dokter untuk Courettage 1766 1.277
56 Pulpa Hygne 10598 0.213
57 Menerima bayi sesudah Section Caecar 10598 0.213

Tabel 4.12 (Lanjutan)


Standar
Kebutuhan
No Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
58 Memandikan bayi 5299 0.426
59 Memberi minum bayi 1767 1.277

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Total 24,863

Kebutuhan perawat = 24,863 + 0,220

Kebutuhan perawat = 25,083

Kebutuhan perawat = 25 orang

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai V

pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 25 orang, sedangkan jumlah

perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 23 orang perawat.

4.4.2.2 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Gedung II


Kebutuhan tenaga perawat di lantai V pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin

dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1521 orang, seperti

diuraikan pada Tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.13 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai V Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0.176
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0.147
3 Mengukur vital sign 7855 0.194
4 Memasang infus 11270 0.135
5 Pemberian oksigen 15247 0.100
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0.106
7 Merekam EKG 14400 0.106

Tabel 4.13 (Lanjutan)


Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0.176
9 Memasang kateter urin 14400 0.106
10 Mengukur intake output 7406 0.205
11 Memandikan pasien 12960 0.117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

12 Menolong pasien BAB 10368 0.147


13 Memberi gliserune spuit 15247 0.100
14 Memberi transfuse 11270 0.135
15 Suction 7855 0.194
16 Membuka infus 15247 0.100
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0.194
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 15247
laboratorium 0.100
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi 9600 0.158
20 Memberi huknah 7406 0.205
21 Perawatan jenazah 7855 0.194
22 Mengganti alat tenun 7855 0.194
23 Persiapan operasi 5635 0.270
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5184 0.293
26 Observasi pasien 4985 0.305
27 Pendidikan kesehatan secara individual (pankes) 4800 0.317
28 Timbang terima tugas 4629 0.329
29 Melakukan resusitasi 4469 0.340
30 Menyiapkan transportasi pasien 4320 0.352
31 Menyiapkan pasien akan pulang 4181 0.364
32 Cuci tangan rutin 4050 0.376
33 Membaca buku rawatan 10368 0.147
34 Timbang terima pasien/overran shift 5184 0.293
35 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 7855 0.194
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 14400 0.106
37 Membuka daftar diet 14400 0.106
38 Memeriksa daftar obat 7406 0.205
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan
39 7406
lingkungan 0.205
40 Sterilisasi alat 2074 0.733
41 Pertemuan diklat mingguan 2074 0.733
42 Senam pagi mingguan 0
43 Sholat 12960 0.117
44 Makan/minum 7406 0.205
45 Toilet 15247 0.100

Tabel 4.13 (Lanjutan)


Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
46 Telepon pribadi 10368 0.147
47 Duduk di nurse station 4114 0.370
48 Gosok gigi 15247 0.100
49 Ganti baju 15247 0.100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

50 Mendengar musik 7406 0.205


Jumlah 10,580

Kebutuhan perawat = 10,580 + 0,220

Kebutuhan perawat = 10,80

Kebutuhan perawat = 11 orang

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai V

Gedung II pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 11 orang,

sedangkan jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 10

orang perawat.

4.4.3 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap RSU


Bunda Thamrin
4.4.3.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Gedung I
Kebutuhan tenaga perawat di lantai VI pada Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1892

orang, seperti diuraikan pada Tabel 4.14 berikut :

Tabel 4.14 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap


RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0,219
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0,182
3 Mengukur vital sign 7855 0,241
4 Memasang infus 11270 0,168
Tabel 4.14 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
5 Pemberian oksigen 15247 0,124
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0,131
7 Merekam EKG 14400 0,131
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0,219

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

9 Memasang kateter urin 14400 0,131


10 Mengukur intake output 7406 0,255
11 Memandikan pasien 12960 0,146
12 Menolong pasien BAB 10368 0,182
13 Memberi gliserune spuit 15247 0,124
14 Memberi transfuse 11270 0,168
15 Suction 7855 0,241
16 Membuka infus 15247 0,124
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0,241
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 15247 0,124
laboratorium
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi 9600 0,197
20 Memberi huknah 7406 0,255
22 Mengganti alat tenun 7855 0,241
23 Persiapan operasi 5635 0,336
24 Menemani visite dokter 5400 0,350
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5184 0,365
26 Observasi pasien 4985 0,380
27 Pendidikan kesehatan secara individual (pankes) 4800 0,394
28 Timbang terima tugas 4629 0,409
29 Melakukan resusitasi 4469 0,423
30 Menyiapkan transportasi pasien 4320 0,438
31 Menyiapkan pasien akan pulang 4181 0,453
32 Cuci tangan rutin 4050 0,467
33 Membaca buku rawatan 10368 0,182
34 Timbang terima pasien/overran shift 5184 0,365
35 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 7855 0,241
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 14400 0,131
37 Membuka daftar diet 14400 0,131
38 Memeriksa daftar obat 7406 0,255
39 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan 7406 0,255
40 Sterilisasi alat 2074 0,912
41 Pertemuan diklat mingguan 2074 0,912
42 Senam pagi mingguan 0 0,000
43 Sholat 12960 0,146
44 Makan/minum 7406 0,255
Tabel 4.14 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
45 Toilet 15247 0,124
46 Telepon pribadi 10368 0,182
47 Duduk di nurse station 4114 0,460
48 Gosok gigi 15247 0,124

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

49 Ganti baju 15247 0,124


50 Mendengar musik 7406 0,255
Jumlah 13,161

Kebutuhan perawat = 13,161 + 0,220

Kebutuhan perawat = 13,381

Kebutuhan perawat = 13 orang

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai VI

pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 13 orang, sedangkan jumlah

perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 12 orang perawat.

4.4.3.1 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Gedung II


Kebutuhan tenaga perawat di lantai VI pada Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 1331

orang, seperti diuraikan pada Tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VI Unit Rawat Inap


RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0.154
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0.128
3 Mengukur vital sign 7855 0.169
4 Memasang infus 11270 0.118
5 Pemberian oksigen 15247 0.087
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0.092
Tabel 4.15 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
7 Merekam EKG 14400 0.092
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0.154
9 Memasang kateter urin 14400 0.092
10 Mengukur intake output 7406 0.180

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

11 Memandikan pasien 12960 0.103


12 Menolong pasien BAB 10368 0.128
13 Memberi gliserune spuit 15247 0.087
14 Memberi transfuse 11270 0.118
15 Suction 7855 0.169
16 Membuka infus 15247 0.087
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0.139
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 15247
laboratorium 0.087
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi 9600 0.139
20 Memberi huknah 7406 0.180
21 Perawatan jenazah 7855 0.169
22 Mengganti alat tenun 7855 0.169
24 Menemani visite dokter 5400 0.246
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5184 0.257
26 Observasi pasien 4985 0.267
27 Pendidikan kesehatan secara individual (pankes) 4800 0.277
28 Timbang terima tugas 4629 0.288
29 Melakukan resusitasi 4469 0.298
30 Menyiapkan transportasi pasien 4320 0.308
31 Menyiapkan pasien akan pulang 4181 0.318
32 Cuci tangan rutin 4050 0.329
33 Membaca buku rawatan 10368 0.128
34 Timbang terima pasien/overran shift 5184 0.257
35 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 7855 0.169
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 14400 0.092
37 Membuka daftar diet 14400 0.092
38 Memeriksa daftar obat 7406 0.180
39 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan 7406 0.180
40 Sterilisasi alat 2074 0.642
41 Pertemuan diklat mingguan 2074 0.642
42 Senam pagi mingguan 0 0.000
43 Sholat 12960 0.103
44 Makan/minum 7406 0.180
45 Toilet 15247 0.087
46 Telepon pribadi 10368 0.128
Tabel 4.15 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
47 Duduk di nurse station 4114 0.324
48 Gosok gigi 15247 0.087
49 Ganti baju 15247 0.087
50 Mendengar musik 7406 0.180

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Jumlah 9,258

Kebutuhan perawat = 9,258 + 0,220

Kebutuhan perawat = 9,578

Kebutuhan perawat = 10 orang

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai VI

Gedung II pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 10 orang,

sedangkan jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 11

orang perawat.

4.4.4 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin
Kebutuhan tenaga perawat di lantai VII pada Unit Rawat Inap RSU Bunda

Thamrin dengan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 586 orang,

seperti diuraikan pada Tabel 4.16 berikut :

Tabel 4.16 Kebutuhan Tenaga Perawat di Lantai VII Unit Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 8640 0,068
2 Memberikan pemeriksaan secara individu 10368 0,057
3 Mengukur vital sign 7855 0,075
4 Memasang infus 11270 0,052
5 Pemberian oksigen 15247 0,038
Tabel 4.16 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
6 Pemberian obat oral dan suntik 14400 0,041
7 Merekam EKG 14400 0,041
8 Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 8640 0,068
9 Memasang kateter urin 14400 0,041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

10 Mengukur intake output 7406 0,079


11 Memandikan pasien 12960 0,045
12 Menolong pasien BAB 10368 0,057
13 Memberi gliserune spuit 15247 0,038
14 Memberi transfuse 11270 0,052
15 Suction 7855 0,075
16 Membuka infus 15247 0,038
17 Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit 7855 0,075
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
18 15247 0,038
laboratorium
19 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi 9600 0,061
20 Memberi huknah 7406 0,079
21 Perawatan jenazah 7855 0,075
23 Persiapan operasi 5635 0,104
24 Menemani visite dokter 5400 0,109
25 Dokumentasi asuhan keperawatan 5184 0,113
26 Observasi pasien 4985 0,118
27 Pendidikan kesehatan secara individual (pankes) 4800 0,122
28 Timbang terima tugas 4629 0,127
29 Melakukan resusitasi 4469 0,131
30 Menyiapkan transportasi pasien 4320 0,136
31 Menyiapkan pasien akan pulang 4181 0,140
32 Cuci tangan rutin 4050 0,145
33 Membaca buku rawatan 10368 0,057
34 Timbang terima pasien/overran shift 5184 0,113
35 Menulis buku rawatan / penghubung antar shift 7855 0,075
36 Menulis catatan perkembangan pasien di status 14400 0,041
37 Membuka daftar diet 14400 0,041
38 Memeriksa daftar obat 7406 0,079
39 Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan 7406 0,079
40 Sterilisasi alat 2074 0,283
41 Pertemuan diklat mingguan 2074 0,283
42 Senam pagi mingguan 0 0,000
43 Sholat 12960 0,045
44 Makan/minum 7406 0,079
45 Toilet 15247 0,038
Tabel 4.16 (Lanjutan)
Standar
Kebutuhan
No. Kegiatan Beban
Perawat
Kerja
46 Telepon pribadi 10368 0,057
47 Duduk di nurse station 4114 0,142
48 Gosok gigi 15247 0,038
49 Ganti baju 15247 0,038

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

50 Mendengar musik 7406 0,079


Jumlah 4,076

Kebutuhan perawat = 4,076 + 0,220

Kebutuhan perawat = 4,296

Kebutuhan perawat = 4 orang

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan perawat di lantai VII

pada Unit Rawat Inap RSU Bunda Thamrin sebanyak 4 (empat) orang, sedangkan

jumlah perawat yang saat ini bertugas di lantai tersebut berjumlah 3 (tiga) orang

perawat.

Berdasarkan hasil perhitungan metode WISN, maka kebutuhan perawat di RSU

Bunda Thamrin dapat dilihat pda tabel 4.17 berikut :

Tabel 4.17 Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin Medan
No Ruang WISN Realita Selisih
1 Lantai III 15 13 Kurang 2 perawat
Lantai V Gd I 25 23 Kurang 2 perawat
2
Lantai V Gd. II 11 10 Kurang 1 perawat
Lantai VI Gd. I 13 12 Kurang 1 perawat
3
Lantai VI Gd. II 10 11 Kurang 1 perawat
4 Lantai VII 4 3 Kurang 1 perawat
Jumlah 78 72

Hasil wawancara dengan sumber informasi mengenai kebutuhan tenaga

perawat, terkait dengan apakah sudah cukup tenaga perawat yang ada pada saat ini

dan apakah untuk menentukan jumlah kebutuhan di Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin memakai ketetapan tertentu, seperti yang diungkap berikut ini,

“Untuk perhitungan jumlah perawat menggunakan metode Depkes RI 2004.


Belum memenuhi kebutuhan untuk jumlah perawat yang sekarang. Karena ada
buka gedung baru jadi rumah sakit butuh tambahan 43 orang perawat. Jadi
kami masih menerima perawat baru. Setelah lulus tes dan wawancara, perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

akan magang selama tiga bulan, kemudian dievaluasi kembali oleh kepala
ruangan dan ikut tes tertulis lagi. Bila lulus, maka perawat tetap lanjut jika
tidak, kontrak tidak diperpanjang dan kami mencari perawat baru.” (Informan
I)

“Sebenarnya jika perawat magang sudah bisa kita lepas, bisa menangani
pasien langsung tanpa pengawasan jumlah perawat lantai 5 sudah pas. Tetapi
karena mereka sepenuhnya masih belum bisa dilepas jadi jumlah perawat di
lantai ini masih kurang banget, ditambah lagi kami mesti cross check kerjaan
yang magang jadi makin double kerjaannya.” (Informan 2)

“Perawat di lantai 6 masih kekurangan 2 orang lagi. Kalau bisa sih perawat
yang masuk perawat primer, bukan perawat magang yang perlu kita latih lagi.
Pengaruh banget soalnya, sama aja bohong jika kita minta ke bagian
keperawatan tambah perawat tapi yang datang tidak berkompeten.” (Informan
3)

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan

metode WISN diketahui bahwa kebutuhan perawat di unit rawat inap RSU Bunda

Thamrin berjumlah 78 orang, sedangkan jumlah tenaga perawat yang tersedia

pada saat ini ialah berjumlah 72 orang. Hingga terdapat kekurangan 6 orang

perawat, namun untuk penambahan tenaga keperawatan tidak diperlukan.

Kekurangan tenaga ditutupi dengan adanya perawat magang di unit rawat inap

RSU Bunda Thamrin.

Proses rekrutmen dan seleksi magang baru dilakukan melalui tes tertulis dan

wawancara pengalaman setelah sebelumnya lulus seleksi administrasi. Syarat

kelulusan administrasi adalah minimal pengalaman berkerja selama 1 tahun,

batas umur 18 hingga 30, dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat.

Asesmen kompetensi perawat magang dilakukan secara berkala setiap tiga bulan

sekali dan jika dianggap memenuhi standar profesi keperawatan akan ditetapkan

sebagai perawat pelaksana tetap dengan masa kontrak satu tahun. Namun

sayangnya proses penyeleksian perawat magang yang memakan waktu lama

menjadi boomerang tersendiri. Hal ini terjadi karena penerimaan perawat magang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

sebelum lulus asesmen kompetensi sebanyak 10 orang per lantai rawat inap dan

hanya menerima 2 orang untuk menjadi pegawai tetap. Bila ditambahkan dengan

perawat pelaksana tetap, maka terjadi penumpukan tenaga perawat di setiap lantai.

Masa kerja yang bersifat sementara juga mengganggu kerja sama antara perawat

primer dengan perawat magang yang baru masuk.

Berdasarkan sumber informasi dari informan 1,2, dan 3 disimpulkan bahwa

penerimaan perawat baru yang dilakukan rumah sakit kurang efektif dalam

meringankan beban kerja perawat karena setelah perawat baru yang diterima

belum berkompeten dengan jumlah pengalaman yang sedikit. Sehingga ketika

ditempatkan di ruangan, perawat magang tidak banyak membantu pekerjaan

perawat primer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis

kebutuhan tenaga kerja perawat rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

Medan berdasarkan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tenaga keperawatan rawat inap RSU Bunda Thamrin berusia produktif

sebanyak 41,6% dan karakteristik jenis kelamin dengan persentase 94,5%

didominasi oleh perempuan tidak berpengaruh pada pemberian pelayanan

pasien.

2. Waktu kerja yang tersedia dalam pelayanan keperawatan di Unit Rawat Inap

RSU Bunda Thamrin adalah 129.600 menit/ tahun yang merupakan waktu

efektif bekerja kerena telah menghitung beberapa hal yang menyebabkan

tidak dapat bekerjanya seseorang seperti cuti tahunan, waktu pelatihan, serta

hari libur nasional.

3. Waktu standar kelonggaran yang tersita masih realitas yaitu sebesar 22%

dilaksanakan di RSU Bunda Thamrin masih realitas dari waktu satu tahun

yang tersedia

4. Standar kegiatan pokok keperawatan diukur menggunakan kombinasi metode

work sampling dan daily log. Terdiri dari 28 jenis kegiatan ditambah

pengukuran melalui work sampling sebanyak 6 jenis kegiatan.

5. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan

menggunakan metode WISN diketahui bahwa kebutuhan perawat di unit

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

rawat inap RSU Bunda Thamrin berjumlah 78 orang, sedangkan jumlah

tenaga perawat yang tersedia pada saat ini ialah berjumlah 72 orang, sehingga

ada kekurangan jumlah perawat sebanyak 6 orang perawat.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan

ialah :

1. Penambahan tenaga keperawatan tidak diperlukan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan bila ditambahkan dengan

perawat magang. Keterampilan seorang perawat menentukan waktu

tindakan kegiatan keperawatan. Besarnya waktu rata-rata per kegiatan

mempengaruhi standar beban kerja. Sehingga makin terampil seorang

perawat makan semakin cepat pula waktu tindakan keperawatan. Oleh

karena itu, Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan RSU Bunda

Thamrin perlu melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas

perawat sehingga mampu melaksanakan pelayanan sesuai dengan

kebutuhan pasien melalui pelatihan serta pendidikan lanjutan secara

terencana, hingga tercapai komposisi perawat berdasarkan tingkat

pendidikan sesuai kebutuhan rumah sakit.

2. Manajemen RSU Bunda Thamrin melalui Bidang Keperawatan perlu

menata dan membuat kebijakan tentang pembagian tugas kepada perawat

sehingga sesuai dengan beban kerja pada setiap unit rawat inap.

3. Ketua Tim Keperawatan RSU Bunda Thamrin perlu melakukan evaluasi

tentang pembagian tenaga perawat pada setiap unit rawat inap, sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

proses pelayanan keperawatan dapat terlaksana dengan baik, sebagai

upaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y., 2014, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, UI-Press,


Jakarta.

Amini, Rini Sri, 2015. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tenaga
Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need
(WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun
2015. Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat, USU, Medan.

Arwani dan Supriyatno, H. 2013. Manajemen Bangsal Keperawatan, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI dan Deutsche Geselleschaft fur Technissche


Zusammenarbelt (GTZ). 2009. Perlengkapan Kerja WISN untuk
Perkembangan Indikator Beban Kerja Petugas untuk Memperbaiki
Perencanaan dan manajemen Tenaga Kerja Kesehatan dalam Sistem
Kesehatan yang Disentralisasi.

Ellis, Y. R., and Hartley, C. L, 2012, Nursing in Today Challenges, Issues


and Trends., JB Lippincott Co, Philadelphia.

Ernawati, NLAK, Nursalam, L. Djuari, 2011, Kebutuhan Riil Tenaga Perawat


dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Jurnal Ners
Vol. 6 No. 1April 2011 : 86-93.

Gillies, 2012, Nursing Management, A System, Third Edition, W.B. Saunders C,


Philadelphia.

Griffith, J.R., 2011, The Well Managed Community Hospital, Health


Administration Press, Michigan.

Handoko, T.H., 2011, Manajemen Personalia dan Manajemen SDM, BPFE,


Yogyakarta.

Hubber, D., 2010, Quality Improvement and Risk Management Leadhership


and Nurshing Care Management, W.B. Saunder Company, Philadelphia.

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Hubung, Helaria. 2015. Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas


Kampung Baqa Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda.
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol. 3, No. 5. Hal:1437-1451

Ilyas, Y., 2013, Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metode, dan
Formula, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Irawan, Ambrwati. 2012. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam


Pelayanan. Liberty, Yogyakarta.

Iskandar, S., 2013. Keperawatan Profesional, Penerbit In Media, Jakarta.

Jauhari, 2005, Analisis Kebutuhan Tega Perawat Berdasarkan Beban Kerja


di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2005, Tesis, Program Studi Administrasi Rumah Sakit Program
Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2004. No.81 tentang Pedoman Penyusunan


Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
serta Rumah Sakit.

_______, 2008. No. 129 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

_______, 2010. No.148 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

Kusnanto. 2014. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.


EGC, Jakarta.

Lismidar, D. 2011. Proses Keperawatan. UI Press, Jakarta.

Manopo, Christine. 2011. Competency Based Talent and Perfomance.


Management System. Salemba Empat, Jakarta.

Men.PAN, 2005, Pedoman Peningkatan Pelaksanaan Efisiensi, Penghematan


dan Disiplin Kerja, Jakarta

_______, 2014, Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan


Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Sipil, Jakarta 2014 (http://www.kejaridenpasar. go.id/files/64318764.pdf)


Di Akses Tanggal 10 Juli 2016.

Moenir, H.A.S. 2010. Manejemen Pelayanan Umum di Indonesia. PT. Bumi


Aksara. Jakarta.

Moeljadi. 1992. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan


Kualitatif, Edisi Pertama. Malang. Bayu Media Publishing

Notoatmodjo, S. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit


Rhineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

_______. (2013). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional (Edisi Ketiga). Salemba Medika. Jakarta.

Oktaviza, Y. 2012. Analisis Kebutuhan Perawat di Ruang Rawat Inap Pria


dan Wanita RSU Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2008. Tesis
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Program Pascasarjana
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Pangaribuan, Ervina. 2015. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan


Beban Kerja dengan Metode Time And Motion Study dan Metode
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) di Instalasi Hemodialisa
RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, Tesis, Program Studi
Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU, Medan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

_______, 2010. Nomor 340 tentang Klarifikasi Rumah Sakit.

_______, 2014. Nomor 58 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Rakhmawati, W., 2012, Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di


Unit Keperawatan, Pelatihan Manajemen Unit Bandung tanggal 25 Maret
2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Roboth, W.A., 2007, Studi Beban Kerja Perawat di Instalasi Rawat Darurat
RSUD. Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Gorontalo.
(https://www.google.com/search?q=Roboth%2C+wiwin+A.+2007.St
udiBebanKerjaPerawatdiInstalasiRawatDaruraDunda) di akses 20 Februari
2016
RSU Bunda Thamrin, 2015. Profil Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin,
Tahun 2015, Medan.

Ria, S., 2013, Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
Anak RSIA Hermina Podomoro, Tesis, Program Studi Kajian
Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Roemer, S., dan Friedman, M. 2016. Buku Ajar Keperawatan Keluarga :


Riset, Teori dan Praktek. EGC, Jakarta

Sudarman, S., 2013, Inovasi dalam Upaya Peningkatan. Profesionalisme


Tenaga Keperawatan, Pustaka Setia, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Lampiran 1. Lembar Observasi

ANALISI KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERAWAT RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN BERDASARKAN
METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

I. Karakteristik Responden yang Diobservasi


1. No. responden : .....................................
2. Inisial Nama : .....................................
3. Hari/Tgl. Observasi : .....................................
4. Ruang : .....................................
5. Umur : ....................... tahun
6. Jenis Kelamin : .....................................
7. Unit Kerja : .....................................
8. Ruang : .....................................
9. Lama Kerja : ....................... tahun

II. Beban Kerja Perawat dengan Teknik Daily Log


Petunjuk :
Berapa lama waktu yang dibutuhkan Perawat Pelaksana menyelesaikan pekerjaan
berikut di bawah ini?

Ruang Kegiatan Pokok yang Diobservasi Rata-rata


Rawat waktu
Inap (menit)
Kegiatan Produktif
Tindakan keperawatan langsung
Menerima pasien baru (anamnesa)
Memberikan pemeriksaan secara individu
Mengukur vital sign
Memasang infus
Pemberian oksigen
Pemberian obat oral dan suntik
Merekam EKG
Memasang NGT (Naso Gastric Tube)
Memasang kateter urin
Mengukur intake output
Memandikan pasien
Menolong pasien BAB
Memberi gliserune spuit
Memberi transfuse

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Suction
Membuka infus
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi
Memberi huknah
Perawatan jenazah
Mengganti alat tenun
Persiapan operasi
Menemani visite dokter
Dokumentasi asuhan keperawatan
Observasi pasien
Pendidikan kesehatan secara individual (pankes)
Timbang terima tugas
Melakukan resusitasi
Menyiapkan transportasi pasien
Menyiapkan pasien akan pulang
Cuci tangan rutin
Kegiatan keperawatan tidak langsung
Membaca buku rawatan
Timbang terima pasien/overran shift
Menulis buku rawatan / penghubung antar shift
Menulis catatan perkembangan pasien di status
Membuka daftar diet
Memeriksa daftar obat
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan
Sterilisasi alat
Pertemuan diklat mingguan
Senam pagi mingguan
Kegiatan Tidak Produktif
Sholat
Makan/minum
Toilet
Telepon pribadi
Duduk di nurse station
Gosok gigi
Ganti baju
Mendengar musik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Lampiran 2. Panduan Wawancara

ANALISI KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERAWAT RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN BERDASARKAN
METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

Karakteristik Responden yang Diwawancara

1. No. responden : .....................................


2. Inisial Nama : .....................................
3. Hari/Tgl. Observasi : .....................................
4. Ruang : .....................................
5. Umur : ....................... tahun
6. Jenis Kelamin : .....................................
7. Unit Kerja : .....................................
8. Ruang : .....................................
9. Lama Kerja : ....................... tahun

I. PETUNJUK UMUM
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menyampaikan ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan
dan waktu yang telah diluangkan untuk diwawancarai
3. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan wawancara

II. PETUNJUK WAWANCARA MENDALAM


1. Wawancara dan pencatatan dilakukan oleh peneliti sendiri
2. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan
komentar
3. Jawaban tidak ada yang benar atau salah
4. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar informan sangat
bernilai dan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian
5. Menyampaikan kepada informan bahwa wawancara ini akan direkam
menggunakan alat perekam membantu ingatan pewawancara

III. POKOK PEMBAHASAN


Input
1. Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai karakteristik pegawai yang ada
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

2. Apakah untuk memenuhi kebutuhan tenaga perawat di Ruang Rawat


Inap RSU Bunda Thamrin menggunakan metode tertentu?
3. Bagaimana system pembagian uraian tugas di Ruang Rawat Inap RSU
Bunda Thamrin?
4. Bagaimana pelaksana uraian tugas yang telah ditetapkan?
5. Bagaimana menurut Bapak/ibu mengenai waktu kerja yang tersedia
apakah sudah cukup untuk perawat pelaksana mengerjakan tugas dalam
satu hari?
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang sarana yang tersedia apakah
sudah qmendukung aktivitas kerja sehari-hari?
7. Apakah perawat pelaksana di RSU Bunda Thamrin sering mengikui
pelatihan guna meningkat ketrampilan?
Proses
8. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perawat pelaksanan di Ruang
Rawat Inap RSU Bunda Thamrin?
9. Dari kegiatan-kegiatan yang disebutkan, kegiatan mana yang
membutuhkan waktu paling lama dan paling singkat yang dilaksanakan?
10. Kendala apa saja yang ditemukan saat bekerja?
11. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang beban kerja dari perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin?
12. Apa harapan bapak/ibu mengenai beban kerja dari perawat pelaksana di
Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin?
Output
13. Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai jumlah tenaga perawat yang
ada saat ini di Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin apakah sudah
mencukupi?
14. Aapakah saran Bapak/Ibu mengenai ketenagaan di Ruang Rawat Inap
RSU Bunda Thamrin?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara

No. Responden :2
Inisial Nama :S
Hari/Tgl : Selasa, 14 Maret
Ruang : Lantai 5
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Unit Kerja : Ka. Ruangan Rawat Inap Lt. 5
Lama Bekerja : 7 tahun

Wawancara

Keterangan : P = Peneliti
SI-2 = Sumber Informasi 2

P : Selamat Siang Bu, saya dwi jayanti mahasiswa FKM USU yang sedang
melakukan penelitian di RSU Bunda Thamrin. Boleh meminta luangkan waktu
sebentar untuk wawancara sebentar bu?

SI-2 : Ya silahkan.

P : Apakah untuk memenuhi kebutuhan tenaga perawat di Ruang Rawat Inap


RSU Bunda Thamrin menggunakan metode tertentu?

SI-2 : Biasanya kalau ngitung butuhnya berapa itu yang dibawah (kantor) dek
yang atur. Kita paling masukkan file ada kurang tenaga di sini. Nanti Bu Eva yang
aturkan semua (Kepala Keperawatan)

P : Bagaimana system pembagian uraian tugas di Ruang Rawat Inap RSU


Bunda Thamrin?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

SI-2 : dari keperawatan sudah ada tugas-tugas yang harus kita kerjakan. Kita
harus isi catatan harian perawat dari awal pasien masuk sampai pasien pulang.
Misalnya menemani dokter visit, kita catat jam berapa atau pasang infus.

P : Pelaksanaan pembagian tugasnya bagaimana bu?

SI-2 : kalau sesuai peraturan 1: 4 tapi kalau kenyataannya di sini 1: 8 ya


biasanya. Kayak hari ini kita 1 : 7. Jadi 1 perawat nanganin 7 pasien.

P : Berarti perawat masih kurang ya bu?

SI-2 : Sebenarnya kalau yang magang ini udah bisa kita lepas, bisa nanganin
pasien langsung gak kurang dek. Tapi karena yang magang belum boleh kita kasih
megang pasien jadi masih kurang banget. Ditambah kita harus lihat kerja yang
magang jadi makin double kerja.

P : Perawat magang ada berapa bu untuk lantai 5?

SI-2 : untuk yang magang aja ada 7 orang. Seluruh perawat jumlahnya ada 23
berarti 23 dikurang 7 16 perawat yang benar-benar bisa megang pasien.

P : kegiatan perawat magang apa kak?

SI-2 : admin. Megang program bagaimana masukkan data

P : Pendapat kakak tentang sarana rumah sakit apakah sudah mendukung?

SI-2 : untuk sarana sudah sangat mendukung

P : bagaimana dengan pelatihan kak? Apakah dari rumah sakit sering


mengadakan pelatihan?

SI-2 : biasanya itu dari diklat. Tiap minggu kita pasti ada pelatihan 1 – 1,5 jam
lah. Setiap lantai nanti ada permohonan pelatihan apa yang dibutuhin, terus diklat
yang mutuskan pilih yang mana.

P : pendapat kakak tentang beban kerja di sini bagaimana?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

SI-2 : terlalu banyak. Job desk yang diberikan keperawatan terlampau banyak.
Apalagi kita harus ngajarin yang magang juga. Walaupun udah diajarin belum
tentu langsung bisa. Jadi kita harus cross check lagi sedangkan kerjaan kita yang
lain masih numpuk.

P : Kegiatan mana yang di rasa makan waktu lama dan yang paling singkat?

SI-2 : Kegiatan? Maksudnya tindakan gitu ya? Masang infus anaklah. Di


sinikan khusus ruangan ibu dan anak-anak. apalagi kalo anak-anak kan ngelihat
jarum infus udah langsung ngeronta-ronta takut sakit. Sedangkan masang infus
orang dewasa udah 10 menit

P : bagaimana dengan karakteristik perawat di sini kak? Menurut kakak


dari segi pendidikan, jenis kelamin. Apakah sudah sesuai?

SI-2 : untuk jenis kelamin di sini kan perawatnya perempuan semua karena kita
ruangan neonati. Jadi ga ada perawat laki-laki di sini.

P : kalau untuk kerjaan yang berat-berat bagaimana kak?

SI-2 : Ya kita semua bareng-bareng kerjain. Contoh mau mindahkan pasien ke


bed. Nanti kita pake alat dek, dari fiber gitu panjang. Jadi kita tinggal geserkan
pasien aja. Ada tekniknya lah pokoknya.

P : Apakah saran Bapak/Ibu mengenai ketenagaan di Ruang Rawat Inap


RSU Bunda Thamrin?

SI-2 : kalau bisa ditambahlah perawatnya, kita sih udah minta juga tapi ya
jangan seperti yang magang. Kalau bisa seperti perawat primer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

No. Responden :3
Inisial Nama :S
Hari/Tgl : Selasa, 14 Maret
Ruang : Lantai 5
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Unit Kerja : Ka. Ruangan Rawat Inap Lt. 6
Lama Bekerja : 8 tahun

Wawancara

Keterangan : P = Peneliti

SI-2 = Sumber Informasi 3

P : Bagaimana system pembagian uraian tugas di Ruang Rawat Inap RSU


Bunda Thamrin?

SI-3 : kalau shift pagi ketua tim yang bertanggung jawab terhadap perawat
pelaksana. Untuk shift sore dan malam PJ shift yang bertanggung jawab kecuali
minggu ya dari pagi sampai malam PJ shift yang bertanggung jawab.

P : Pembagian shiftnya bagaimana bu?

SI-3 : pagi dari jam 7.30 sampai jam 15.00, sore dari 15.00 sampai 20.00,
malam dari jam 20.00 sampai jam 8 pagi

P : Bagaimana pelaksana uraian tugas yang telah ditetapkan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

SI-3 : satu perawat banding 4 atau 5 pasien. Untuk 1 pasien sudah ditentukan
siapa perawatnya. Perawat itulah yang bertanggung jawa mengisi lembar kegiatan
harian sampai pasien pulang.

P : Bagaimana menurut Bapak/ibu mengenai waktu kerja yang tersedia


apakah sudah cukup untuk perawat pelaksana mengerjakan tugas dalam satu hari?

SI-3 : belum dong karena beban kerja dari keperawatan aja udah banyak. Gak
bisa kita selesaikan dalam satu waktu.

P : Apakah perawat pelaksana di RSU Bunda Thamrin sering mengikui


pelatihan guna meningkat ketrampilan?

SI-3 : sering. Hampir tiap minggu, di aula pasti ada pelatihan. Masalahnya
sebenarnya dari diklat itu pelatihan sudah banyak diberikan. Tapi perawat ini yang
masih kurang percaya diri dalam melakukan tindakan.

P : kegiatan mana yang dirasa paling lama memakan waktu?

SI-3 : Administrasi. Apalagi kalau buat saya kan banyak data yang harus di
input. System informasi rumah sakit. Belum lagi nanti kalo kami (kepala ruangan)
dipanggil rapat. Kadang saya pun mau control pelaksana juga ga sempat.

P : Bagaimana pendapat Ibu tentang beban kerja dari perawat pelaksana di


Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin?

SI-3 : beban kerja banyak. Biarpun udah ditambah magang tetap aja tidak
kompeten. Jadi makin nambah beban. Kita harus melakukan tindakan ke pasien,
tapi nanti harus nulis-nulis lagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

P : Bagaimana menurut ibu mengenai jumlah tenaga perawat yang ada saat
ini di Ruang Rawat Inap RSU Bunda Thamrin apakah sudah mencukupi?

SI-3 : untuk lantai 6 masih kurang 2 perawat lagi.

P : Aapakah saran Bapak/Ibu mengenai ketenagaan di Ruang Rawat Inap


RSU Bunda Thamrin?

SI-3 : kalau bisa perawat yang ditambah berkompeten orangnya jadi bisa lebih
membantu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai