SKRIPSI
OLEH
SYAFIRANEDLY RANGKUTI
NIM 121000209
SKRIPSI
OLEH
SYAFIRANEDLY RANGKUTI
NIM 121000209
HAJI MEDAN TAHUN 2016” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil
karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
Syafiranedly Rangkuti
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pelayanan gizi di rumah sakit sebagai salah satu komponen penunjang yang
diselenggarakan oleh instalasi gizi yang bertujuan untuk menyelenggarakan
makanan bagi pasien. Manajemen penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit
Umum Haji Medan perlu dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pelayanan Gizi
Rumah Sakit.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui manajemen
penyelenggaraan makanan di RSU Haji Medan yaitu perencanaan, penerimaan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan
penyaluran makanan dengan teknik pengumpulan data dilakukan wawancara
mendalam dengan tujuh orang informan dan observasi untuk setiap proses
penyelenggaraan makanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen
penyelenggaraan makanan di RSU Haji Medan belum optimal. Hal ini dapat
terlihat dari jumlah tenaga yang belum mencukupi, sarana yang belum sesuai
dengan persyaratan, perencanaan menu 10 hari yang tidak pernah dilakukan
perubahan dari tahun 2007, penerimaan bahan makanan yang tidak dilakukan
sesuai kesepakatan dengan pihak leveransir, penyimpanan bahan makanan kering
yang bercampur dengan peralatan dan dokumen, tenaga pengolah makanan tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti celemek, penutup kepala dan
sarung tangan, pemeriksaan kondisi kesehatan tenaga pengolah makanan tidak
dilakukan secara rutin dan kurangnya tenaga distribusi sehingga terjadi
keterlambatan penyaluran makanan yang menyebabkan pasien membeli makanan
dari luar dan tidak menghabiskan makanan yang disajikan oleh pihak rumah sakit.
Disarankan kepada RSU Haji Medan untuk melakukan penambahan tenaga
di instalasi gizi terutama tenaga distribusi dan mengikuti persyaratan sarana
instalasi gizi. Diharapkan kepada Instalasi Gizi RSU Haji Medan untuk
melakukan perubahan menu secara rutin, meningkatkan pengawasan dan
pengendalian proses penerimaan bahan makananan, melakukan penyimpanan
bahan makanan sesuai dengan persyaratan, meningkatkan pengawasan dan
pengendalian pemakaian APD, melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga
pengolah makanan secara rutin dan meningkatkan pengawasan dan pengendalian
terhadap jadwal penyaluran agar tidak terjadi keterlambatan.
Kata kunci: Manajemen Penyelenggaraan Makanan, Gizi, Rumah Sakit
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
Medan”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
kepada pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini dan juga
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. dr. Heldy B.Z, MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. dr. Rusmalawaty, M.Kes dan Puteri Citra Cinta Asyura, SKM, MPH, selaku
Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan
7. Seluruh dosen dan staff di FKM USU khususnya Departemen AKK yang telah
8. Ir. Elida Hanum Lubis selaku Kepala Instalasi Gizi RSU Haji Medan dan
seluruh staff RSU Haji Medan yang telah banyak membantu dalam
9. H. Syahrial Rangkuti, SE dan Hj. Desi Fatimah, SH, selaku orang tua penulis
yang selalu memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang serta doa yang
Rangkuti, selaku saudara kandung yang telah memberikan doa dan dukungan
11. Untuk Amriza Ansari Nasution yang selalu memberikan dukungan dan
12. Untuk Sahabat 28 Januari (Babang, Deb, Diah, Epin, Febri, Laras, dan Ruth)
yang selalu memberikan dukungan, doa dan selalu membantu penulis dalam
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Untuk Kak Nisa, Kak Dina, Tami, Fitri, Rani dan sepupu-sepupu yang selalu
14. Fauzan, Kak Pudan, Hani, Ica, Uti, Rini, Dini, Nining, Sisil, Nisa, Rio, Bang
15. Untuk teman-teman FKM USU 2012 khususnya Peminatan AKK 2012 yang
16. Untuk semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, arahan
maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
Penulis
Syafiranedly Rangkuti
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 33
3.5 Definisi Operasional ........................................................................ 34
3.6 Teknik Analisa Data ........................................................................ 34
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.2 Saran ................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai di Instalasi Gizi RSU Haji Medan ...................... 5
Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Tempat Tidur RSU Haji Medan .......................... 36
Tabel 4.3 Data Pegawai Bagian Instalasi Gizi RSU Haji Medan .................. 38
Tabel 4.4 Tugas dan Fungsi Tenaga di Instalasi Gizi RSU Haji Medan ......... 39
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Instalasi Gizi Tentang Pelaksanaan
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSU Haji Medan .................. 37
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 6. Dokumentasi
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pendidikan Formal
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
darah, pengamanan makanan dan minuman maupun kegiatan bedah mayat yang
Tahun 2009).
masyarakat dengan kateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
pendapat Jolly dan Gerbaud, pasien yang di rawat di rumah sakit tidak hanya
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
kualitas akomodasi yang baik, makanan yang enak serta adanya hubungan baik
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
makanan mulai dari bahan makanan sampai menjadi makanan jadi yang siap
dikonsumsi oleh pasien. Pelayanan gizi dapat telaksana dengan baik apabila
baik akan dapat menghindari terjadinya kerusakan pada makanan baik secara
dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap makanan
(Soediono, 2009).
dan berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pasien. Makanan yang habis
disajikan tidak habis dimakan maka kalori yang dibutuhkan tidak mencukupi. Jika
hal ini berlangsung lama akan menyebabkan kekurangan gizi sehingga dapat
RI, 2013).
Sakit Umum Lanto DG. Pasewang Kabupaten Jeneponto. Hasil dari penelitian ini
Pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS). Pemesanan dan pembelian bahan makanan
jumlah pasien sesuai standar porsi per orang per jenis makanan. Penerimaan
bahan makanan. Proses pengolahan bahan makanan dilakukan juru masak mulai
dari membersihkan bahan makanan sampai pada proses memasak diawasi oleh
semua proses pengolahan selesai, makanan disajikan dalam rantang bersekat dan
mangkuk stainless, proses distribusi dibedakan atas dua sistem yaitu sentralisasi
perencanaan kebutuhan bahan makanan telah diatur oleh Kepala Instalasi Gizi.
Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan telah mengacu pada konsep atau
acuan umum yang berlaku di rumah sakit. Aspek operasional dalam proses
pengolahan bahan makanan diawali dengan proses persiapan bahan makanan, cara
kerja yang efektif dan kesesuaian tempat serta pengaturan ruang pengolahan. Pada
proses penyaluran makanan sudah sesuai dengan jadwal penyajian makanan dan
penyajian (celemek dan penutup kepala) menjadi faktor yang perlu diperbaiki
Rumah Sakit Umum Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit milik
beberapa unit pelayanan kesehatan. Instalasi gizi merupakan salah satu unit yang
sesuai kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap di rumah sakit. Instalasi gizi di
RSU Haji Medan mempunyai struktur organisasi yang dikepalai oleh Kepala
Instalasi Gizi. Pelayanan gizi di Instalasi Gizi RSU Haji Medan bertujuan untuk
dibawah tanggungjawab Kepala Instalasi Gizi. Pegawai Instalasi Gizi RSU Haji
Pegawai Instalasi Gizi RSU Haji Medan hanya 8 orang yang lulusan dari
pendidikan gizi (D3) yaitu Ahli Gizi, sedangkan tenaga pengolah, tenaga peracik
dan petugas distribusi merupakan lulusan SMK Tata Boga dan SMA. Waktu kerja
tenaga pengolah makanan dan tenaga peracik dibagi menjadi 3 shift kerja
sedangkan tenaga distribusi dibagi menjadi 2 shift kerja. Setiap pegawai Instalasi
Gizi RSU Haji Medan sudah mempunyai tugas pokok dan fungsi.
perencanaan yang dilakukan oleh Kepala Instalasi Gizi menggunakan siklus menu
10 hari yang disesuaikan dengan data kebutuhan jumlah pasien dan diagnosa
penyakit yang diderita pasien yang didapatkan dari petugas rawat inap. Pembelian
makanan ke ruang rawat inap. Selanjutnya alat makanan yang kotor akan dibawa
Instalasi Gizi di RSU Haji Medan ditemukan bahwa pelaksanaan manajemen gizi
yang belum optimal, seperti; (1) Gudang penyimpanan bahan makanan kering
belum sesuai dengan PGRS, terlihat dari gudang bahan makanan kering yang
dicampur dengan peralatan masak, peralatan makan dan dokumen. Hal ini dapat
sehingga dapat merusak kualitas dari bahan makanan kering; (2) Jumlah tenaga
penyajian makanan kepada pasien; (3) Tenaga pengolah makanan tidak memakai
celemek dan penutup kepala. Tenaga pengolah makanan merupakan salah satu
vektor yang dapat mencemari makanan secara fisik jika tidak memakai celemek
dan penutup kepala; dan (4) Sebagian makanan tidak habis dimakan pasien.
penyakit dapat berupa salah satu bentuk terapi, penunjang pengobatan dan
tindakan medis.
Maka dari pada itu perlu dilakukan penelitian terhadap manajemen gizi
Medan.
optimal.
permasalahan yang sama serta sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
TINJAUAN PUSTAKA
Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
dan sumber daya manusia di rumah sakit; (3) meningkatkan mutu dan
hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan rumah
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit yang didirikan dan
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
(1) pelayanan gawat darurat yang diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam
(4) pelayanan medik spesialis lain yaitu pelayanan mata, telinga hidung
(6) pelayanan spesialis gigi dan mulut yaitu pelayanan bedah mulut,
(6) pelayanan spesialis gigi dan mulut yaitu pelayanan bedah mulut,
(2) pelayanan medik umum yaitu pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
(1) pelayanan gawat darurat yang harus diselenggarakan 24 (dua pulu empat)
(2) pelayanan medik umum yaitu pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
(3) pelayanan medik spesialis dasar paling sedikit berjumlah 2 (dua) dari 4
laboratorium.
Instalasi gizi adalah wadah pelayanan gizi rumah sakit, bertujuan untuk
memberikan makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada
instalasi gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk
Pelayanan Gizi Rumah Sakit bahwa tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit
1. Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi atau
sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (intership) dan telah
berlaku atau Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan
melakukan asuhan gizi dan pelayanan makanan serta dietetik serta melaksanakan
perhitungan Analisis Beban Kerja atau WISN (Work Load Indicator Staf Need),
diperoleh jumlah optimal tenaga RD dan TRD menurut kelas rumah sakit agar
dapat melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan berkualitas untuk menjamin
keamanan pasien. Kebutuhan RD dan TRD di rumah sakit adalah sebagai berikut;
Indicator Staffing Needs (ISN). Metode ini menghitung jumlah kebutuhan tenaga
berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanan. Tiap unit harus dapat
memproyeksikan kegiatan atau keluaran apa yang akan dihasilkan pada masa
RI, 2007).
Gizi Rumah Sakit disebutkan bahwa kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat
berjalan dengan optimal bila didukung dengan sarana yang memadai untuk
disekitarnya.
kering
g. Ruang fasilitas pegawai adalah ruangan yang dibuat untuk tempat ganti
pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi dan kamar kecil.
h. Ruang pengawas.
kereta angkut, dan alat-alat kecil seperti pembuka botol, penusuk beras,
kg, rak bahan makanan, lemari es, freezer dan tempat bahan makanan dari
c. Ruang persiapan bahan makanan: meja kerja, meja daging, mesin sayuran,
timbangan meja, talenan, bangku kerja, penggiling bumbu, dan bak cuci.
toaster, meja kerja, bak cuci, kereta dorong, rak alat, tempat sampah dan
lemari.
e. Ruang pencuci dan penyimpanan alat: bak cuci, rak alat, tempat sampah
dan lemari.
pencuci botol, mixer, blender, lemari es, tungku dan meja pemanas.
h. Ruang perkantoran, meja, kursi, filling cabinet, lemari buku, lemari es, alat
peraga, alat tulis menulis, komputer, printer, lemari kaca, mesin ketik, AC
dan sebagainya.
yang dilakukan mulai dari penentuan peraturan pemberian makanan rumah sakit
status gizi yang optimal melalui diet yang tepat (Kemenkes RI, 2013). Tujuan dari
kualitas yang baik sesuai dengan jumlah kebutuhan gizi, biaya, serta layak dan
memadai bagi konsumen untuk mencapai status gizi yang optimal. Sasaran
penyelenggaraan makanan di rumah sakit yaitu pasien, terutama pasien rawat inap
makanan rumah sakit terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan menu,
dalam variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan gizi, cita rasa
perencanaan menu adalah untuk memenuhi kecukupan gizi, selera konsumen serta
macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam kurun waktu
jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu
biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi pasien dan karyawan
dan melakukan survei pasar. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan
makanan yang ditetapkan oleh instalasi gizi sesuai dengan ukuran, bentuk,
penampilan, dan kualitas bahan makanan. Survei pasar merupakan kegiatan untuk
mencari informasi mengenai harga bahan makanan yang ada dipasaran, sesuai
makanan.
berlaku. Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain; (1) pembelian
musyawarah (The Negotiated of Buying); (3) pembelian yang akan datang (Future
kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang telah ditetapkan dalam perjanjian jual beli. Langkah penerimaan bahan
harus sesuai dengan yang dipesan, mutu yang diterima harus sesuai dengan
spesifikasi yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan yang
tercantum dalam faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang
daftar pesanan bahan maknan berupa macam dan jumlah bahan makanan yang
akan diterima pada waktu tertentu; (2) tersedianya spesifikasi bahan makanan
yang telah ditetapkan. Langkah penerimaan bahan makanan adalah: (1) bahan
makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat satuan dan jumlah
volume) dan spesifikasi bahan makanan; (2) bahan makanan basah langsung
Terdapat dua macam bentuk atau cara menerima bahan makanan secara
umum, yaitu:
formulir yang telah dilengkapi dengan jumlah, berat dan spesifikasi lain jika
pembelian/pembayaran.
spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Jika jumlah dan
petugas penerima harus mencatat semua bahan makanan yang diterima dan
sistemati dan teratur. Hal ini merupakan salah satu faktor penting sebagai
dokumentasi tertulis tentang jumlah, mutu bahan makanan yang diterima. Data
kegiatan atau bahkan dapat dijadikan bahan perencanaan kebutuhan yang akan
kualitas maupun kuantitas digudang bahan makanan kering dan basah serta
pengurusan bahan makanan agar setiap waktu diperlukan dapat melayani dengan
tepat, cepat dan aman digunakan dengan cara efisien. Sesuai dengan jenis barang
dalam suatu proses industri, terdapat empat jenis gudang yaitu gudang
adalah: tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dan tepat nilai.
dua, yaitu:
makanan kering yang tahan lama seperti beras, gula, minyak, dan lain-lain.
Syarat utama untuk menyimpan bahan makanan kering adalah ruang khusus
kering, tidak lembab, pencahayaan cukup, ventilasi dan sirkulasi udara baik,
serta bebas dari serangga dan binatang pengerat lainnya. Penyimpanan bahan
organisme tertentu seperti jamur. Suhu ruangan yang dianjurkan adalah 19-
beraturan, diberi tanggal penerimaan dan setiap jenis bahan makanan diberi
tajam seperti terasi, harus dipisahkan dan tidak berdekatan dengan bahan
maknana yang masih segar seperti daging, ikan, unggas, sayuran dan buah.
Secara umum setiap jenis bahan makanan segar memiliki suhu penyimpanan
lemari pendingin dengan suhu berkisar antara 1-4°C untuk suhu cair,
telur dan makanan matang. Untuk sayuran segar berkisar antara 10-15°C.
Suhu ruangan gudang bahan makanan segar diperiksa dua kali sehari, yaitu
pada saat gudang dibuka dan ditutup sehingga keamanan bahan makanan
keadaan bersih, terlindungi dari debu, terlindungi dari bahan kimia berbahaya,
serta terlindungi dari serangga dan hewan lain (Sabarguna dkk, 2011). Menurut
hygiene dan sanitasi makanan pada bahan makanan. Pada gudang bahan makanan
kering yaitu: (1) semua bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi;
(2) bahan makanan tidak diletakkan dibawah saluran/pipa air untuk menhindarkan
terkena bocoran; (3) tidak ada drainase di sekitar gudang makanan; (4) semua
bahan makanan disimpan pada rak-rak dengan ketinggian rak terbawah 15-25 cm;
(5) suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22°C; (6)
gudang harus antitikus dan serangga; dan (7) penempatan bahan makanan harus
rapi dan ditata tidak terlalu rapat untuk menjaga sirkulasi udara.
Persyaratan hygiene dan sanitasi pada gudang bahan makanan basah yaitu:
(1) bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10-15°C; (2) bahan makanan berprotein yang akan
segera diolah kembali disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4-10°C;
(3) bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24
jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu 0-4°C; (4)
pintu tidak boleh sering dibuka karena dapat meningkatkan suhu; (5) makanan
yang berbau tajam (udang, ikan dan lain-lain) harus dalam kondisi tertutup; dan
(6) pengambilan dengan cara first in first out (FIFO), yaitu yang disimpan lebih
dahulu juga digunakan lebih dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk (Depkes
RI, 2004)
sesuai dengan persyaratan; dan (c) tersedianya kartu stock/buku catatan keluar
(a) setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus segera dibawa
ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin; (b) apabila bahan makanan
semua kelas Rumah Sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan
kering (gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku
(freezer). Luas macam dan jenisnya berbeda menurut Rumah Sakit masing-
masing. Freezer (pembeku) umumnya dimiliki oleh Instansi yang besar yang
dimaksudkan untuk menyimpan bahan makanan dalam jangka waktu yang agak
lama.
Gizi Rumah Sakit disebutkan bahwa pengolahan makanan adalah suatu kegiatan
mengubah atau memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
(1) mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan; (2) meningkatkan nilai
penampilan makanan (kualitas makanan); dan (4) bebas dari bahan potensial dan
yaitu;
yang dapat mencemari bahan pangan baik berupa cemaran fisik, kimia
makanan yaitu;
hidung, lubang telinga dan sela-sela jari secara teratur, memcuci rambut
secara rutin dua kali dalam seminggu dan kebersihan tangan seperti kuku
dipotong pendek, kuku tidak di cat atau kutek dan bebas luka.
WC atau kamar kecil, setelah meracik bahan mentah seperti daging, ikan
sela jari/kuku, tidak merokok, menutup mulut saat bersin atau batuk, tidak
e. Penampilan penjamah makan harus selalu bersih dan rapi serta memakai
celemek, memakai tutup kepala, memakai alas kaki yang tidak licin, tidak
dapat mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan lainnya (Kemenkes
RI, 2013).
penyaluran makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi pasien yang
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Kegiatan penyaluran makanan
RI, 2007)
disajikan tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan
(1) Sentralisasi
(2) Desentralisasi
(3) Kombinasi
tempat produksi, dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang
Makanan yang telah siap santap akan diangkut dengan tempat dan alat
kereta dorong yang tertutup dan bersih; (2) pengisian kereta dorong tidak sampai
penuh, agar masih tersedia udara untuk ruang gerak; dan (3) perlu diperhatikan
jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan atau barang
kotor.
Masukan (Input)
Proses
Man
Planning Keluaran
Money
Organizing
Methods
Staffing (Output)
Materials
Directing
Machine
Controling
Market
Gambar 2.3 Landasan Teori
Sumber: Ivancevich et al (2007)
2.7 Kerangka Pikir Penelitian
Proses
Masukan (Input) Manajemen
Penyelenggaraan Makanan Keluaran (Output)
Tenaga Gizi RSU Haji Medan Standar
Sarana
1. Perencanaan
2. Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Pengolahan
5. Penyaluran
penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSU Haji Medan yang meliputi; (1)
bahan makanan; (4) pengolahan bahan makanan; dan (5) penyaluran makanan.
Penelitian ini untuk melihat fenomena yang sebenarnya kemudian dibahas dan
2013).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di bagian instalasi gizi Rumah Sakit Umum Haji
pelaksanaan manajemen gizi di Instalasi Gizi RSU Haji Medan masih kurang
Januari 2017.
terdiri dari:
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
1. Wawancara
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
2. Observasi
3. Dokumentasi
Rumah Sakit untuk mencapai tujuan pelayanan gizi rumah sakit yang baik.
makanan yang diterima sesuai dengan pesanan dan perjanjian jual beli.
kepada petugas pengolah yang akan diolah menjadi makanan yang sesuai
dengan menggunakan teknik deskriptif analitik. Data yang sudah terkumpul akan
HASIL PENELITIAN
sebagai rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di wilayah Sumatera Utara dan
sekitarnya. Lokasi RSU Haji Medan berada di Kabupaten Deli Serdang dan
Kabupaten Deli Serdang terdapat 1 rumah sakit pemilik Pemerintah yang lain
Visi RSU Haji Medan adalah rumah sakit unggulan dan pusat rujukan
dengan pelayanan bernuansa Islami, ramah lingkungan dan berdaya saing sesuai
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
RSU Haji Medan memiliki luas tanah sebesar 60.002 m² dan luas bangunan
sebesar 13.837 m². RSU Haji Medan memiliki fasilitas rawat jalan yang terdiri
dari 25 poliklinik, fasilitas rawat inap dan sarana penunjang lainnya yang terdiri
dari 12 fasilitas penunjang yang salah satunya adalah instalasi gizi.
Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Tempat Tidur RSU Haji Medan
No. Jenis Tempat Tidur Jumlah Tempat Tidur
1. Suite Room 2
2. Kelas Utama A/Super VIP 4
3. Kelas Utama B/VIP 28
4. Kelas IA 34
5. Kelas IB 52
6. Kelas II 24
7. Kelas III 79
8. Ranjang Bayi 17
9. Ruang ICU 14
Jumlah 254
Instalasi gizi merupakan salah satu bagian dari RSU Haji Medan dan fungsi
dari pelayanan gizi adalah bagian dari upaya penyembuhan pasien yang
RSU Haji Medan. Tujuan Instalasi Gizi RSU Haji Medan adalah
Misi dari Instalasi Gizi RSU Haji Medan adalah pelayanan gizi yang islami,
profesional, dan bermutu pada pasien. Instalasi Gizi RSU Haji Medan juga
memiliki motto adalah “SEDAP” (Selera Enak dan bergizi, Dihidangkan Agar
Struktur organisasi Instalasi Gizi RSU Haji Medan seperti pada skema
berikut ini:
STAF STAF
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 7 informan, yang terdiri dari 1
Jenis Umur
No. Nama Pendidikan Jabatan
Kelamin (Tahun)
1. Ir. Elida Hanum Perempuan 46 S1 Kepala
Lubis Instalasi Gizi
2. Selly Perempuan 32 D3 Petugas
Penerimaan
dan
Penyimpanan
3. Idawati Perempuan 44 SMK Petugas
Pengolah
Makanan
4. Idayanti Perempuan 35 SMA Petugas
Distribusi
5. Elpin Laki-laki 60 - Pasien Rawat
Inap
6. Fitri Perempuan 30 - Pasien Rawat
Inap
7. Hartanti Perempuan 64 - Pasien Rawat
Inap
Jumlah pegawai di Instalasi Gizi RSU Haji Medan sebanyak 37 orang yang
terdiri dari 1 orang Kepala Instalasi Gizi, 8 orang Ahli Gizi, 14 orang petugas
Tabel 4.3 Data Pegawai Bagian Instalasi Gizi RSU Haji Medan
No. Nama Jabatan Bagian
1. Ir. Elida Hanum Lubis Kepala Instalasi Gizi
Staff Ahli Gizi,
Penerimaan
2. Selly Novianti Instalasi Gizi
dan
Penyimpanan
3. Febrina Sari Staff Ahli Gizi Instalasi Gizi
4. Khairunnisa Staff Ahli Gizi Instalasi Gizi
5. Rahmi Dwi Kurnia Staff Ahli Gizi Instalasi Gizi
6. Riska Utami Staff Ahli Gizi Instalasi Gizi
Tabel 4.4 Tugas dan Fungsi Tenaga di Instalasi Gizi RSU Haji Medan
Informan Pernyataan
Informan 1 Jumlah pegawai di sini ada 37 orang, tapi Ahli Gizi
Kepala Instalasi Gizi hanya ada 8 orang mereka semua sudah mempunyai
STRTGz. Kalau dilihat dengan PGRS belum sesuai,
masih kurang.
Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk jumlah tenaga gizi di RSU Haji
Medan belum mencukupi. Ahli Gizi hanya berjumlah 8 orang dan sudah memiliki
Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi (STRTGz). Pada proses distribusi mengalami
RSU Haji Medan belum mengikuti pelatihan gizi dan hanya mengikuti pelatihan
Letak dan posisi Instalasi Gizi RSU Haji Medan telah mengacu pada
beberapa persyaratan yang telah ditetapkan antara lain: mudah dicapai dari semua
ruang perawatan, agar pelayanan dapat dilakukan dengan baik dan merata untuk
semua pasien; kebisingan dan keributan di dapur tidak mengganggu ruangan lain;
tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, dan ruang cuci
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk tempat penyelenggaraan makanan belum
Kepala Instalasi Gizi memadai karena ruangan instalasi gizi di sini sudah
dari dulu seperti ini, jadi kalau mau dirubah harus
direnovasi semua, butuh dana juga. Jadi kami
memanfaatkan apa yang ada saja.
Berdasarkan tabel di atas bahwa sarana di Instalasi Gizi RSU Haji Medan
belum memadai dan belum memenuhi PGRS. Tata ruang instalasi gizi masih
belum sesuai dengan standar karena dapur pengolah makanan tidak tertutup
sehingga terkadang dari luar sudah tercium aroma saat proses pemasakan.
peralatan tidak dimiliki Instalasi Gizi RSU Haji Medan. Alat Pelindung Diri
(APD) sudah sesuai dengan standar, tetapi petugas pengolah makanan masih ada
RSU Haji Medan memiliki satu instalasi gizi yang salah satu kegiatannya
bahan makanan dan penyaluran bahan makanan. Instalasi Gizi RSU Haji Medan
beroperasi secara penuh 3 shift (pagi, siang, malam) mengingat bahwa kebutuhan
gizi disesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk pasien rawat inap.
Informan Pernyataan
Informan 1 Kami masih pakai daftar siklus menu makanan 10 hari
Kepala Instalasi Gizi yang tahun 2007 itu.
melaksanakan perencanaan menu yang diadakan oleh panitia yang terdiri dari
Kepala Instalasi Gizi, Ahli Gizi, bagian penunjang medik dan Wakil Direktur
Penunjang Medik. Perencanaan menu dilakukan dengan siklus menu 10 hari yang
telah ditetapkan pada tahun 2007. Perubahan menu tidak pernah dilakukan
sebelumnya, namun hanya pada waktu tertentu menu dapat diganti sesuai dengan
keputusan Kepala Instalasi Gizi. Instalasi Gizi RSU Haji Medan tidak melayani
pasien yang meminta menu makanannya dirubah. Permintaan menu hanya berlaku
Informan Pernyataan
Informan 1 Perencanaan anggaran dilakukan setahun sekali dalam
Kepala Instalasi Gizi Rencana Bisnis Anggaran (RBA). Perencanaan
anggaran dilakukan setiap bulan Oktober. Setiap bahan
makanan yang dibutuhkan harus ditulis di RBA dan
disesuaikan dengan siklus menu makanan yang
berlaku pada tahun tersebut. RBA itu akan kita ekspos,
kita paparkan dihadapan bagian anggaran, bagian
akuntansi, bagian verifikasi, dan Kepala Rumah Sakit
atau yang mewakili, biasanya yang mewakili adalah
Wadir Keuangan.
setiap satu tahun dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran (RBA). Perencanaan
dengan hasil kesepakatan dan dikalikan untuk selama satu tahun. Dana untuk
rumah sakit, sementara APBD Provinsi Sumatera Utara hanya digunakan untuk
adalah sekitar Rp. 32.000 – Rp. 40.000 per pasien untuk makan sebanyak lima
Informan Pernyataan
Informan 1 Pemesanan harian dilakukan empat atau lima hari
Kepala Instalasi Gizi sebelum harinya. Jadi usulan belanja dibuat sesuai
dengan jumlah pasien pada hari ini dan daftar menu
pada harinya nanti. Setiap satu hari sebelum harinya,
dilakukan recek ulang terhadap jumlah kebutuhan
bahan makanan sesuai jumlah pasien dengan via
telepon. Karena ada kemungkinan penambahan
ataupun pengurangan bahan makanan yang akan
dibeli. Selanjutnya rekanan yang akan membeli bahan
makanan dan mengantarkan ke instalasi gizi.
dan bahan makanan basah dilakukan empat atau lima hari sebelum hari
pemesanan dan disesuaikan dengan menu pada hari pembelian. Namun satu hari
sebelum hari pembelian, Kepala Instalasi Gizi akan melakukan pemeriksaan ulang
daftar usulan belanja terhadap jumlah pasien pada hari tersebut dan selanjutnya
Sebelumnya pihak RSU Haji Medan dan pihak leveransir melakukan kesepakatan
kerja sama dalam jenis, harga, dan spesifikasi bahan makanan yang harus
disediakan oleh pihak leveransir kepada pihak rumah sakit. Pembayaran dilakukan
setiap bulan sesuai dengan laporan bahan makanan yang telah diterima.
Informan Pernyataan
Informan 2 Penerimaan seharusnya dilakukan pagi, karena petugas
Petugas Penerimaan penerimaan jadwal dinas pukul 08.00 WIB, tapi kakak
Bahan Makanan belum datang. Walaupun ada pegawai lain yang sudah
datang, mereka tidak bisa menerima barang karena
kakak belum periksa dan timbang bahan makanan. Jadi
saat kakak datang barang baru diterima dan juga
barang berikutnya sekitar pukul 09.00 WIB.
dilakukan di Instalasi Gizi RSU Haji Medan. Kegiatan ini seharusnya dilakukan
mulai pukul 08.00 WIB, tetapi petugas penerima bahan makanan datang pukul
dilakukan mulai dari pemeriksaan jumlah, macam, dan spesifikasi bahan makanan
yang diterima sesuai dengan permintaan. Faktur pembelian dari rekanan tidak ada
setiap hari.
Informan Pernyataan
Informan 2 Penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
Petugas Penerimaan makanan basah dipisah. Bahan yang segar seperti ikan
Bahan Makanan disimpan di kulkas beku, kalau sayur disimpan di
kulkas pendingin aja. Bahan makanan kering nanti ke
gudang kering.
menjadi gudang bahan makanan kering dan gudang bahan makanan basah. Pada
penyimpanan segar (fresh cooling). Gudang bahan makanan kering masih belum
masuk selalu dicatat di daftar stock barang yang dilakukan setiap hari.
Pengambilan bahan makanan dilakukan dengan cara first in first out (FIFO),
petugas gudang akan melakukan persiapan bahan makanan yang akan diberikan
Informan Pernyataan
Informan 3 Jam kerja petugas pengolahan bahan makanan dibagi
Petugas Pengolah menjadi 3 shift, yaitu shift pagi, shift siang dan shift
Makanan malam.
3 shift yaitu pagi pada pukul 08.00-14.30 WIB, siang pada pukul 14.30-21.00
WIB dan malam pada pukul 21.00-08.00 WIB. Pada proses pengolahan bahan
Pengolahan bahan makanan dilakukan sesuai dengan menu pada hari yang telah
ditentukan dan diet pasien. Pengolahan bahan makanan untuk penyakit tertentu
makanan. Alat makan pasien disesuaikan dengan kelas ruang rawat inap yaitu
kelas suite room, super VIP, dan VIP menggunakan mangkok keramik dan baki
cek kesehatan petugas pengolah makanan tidak dilakukan secara rutin dan hanya
Informan Pernyataan
Informan 4 Jam kerja untuk petugas distribusi terbagi atas 2 shift
Petugas Distribusi yaitu shift pagi dan shift sore.
Berdasarkan tabel di atas bahwa jam kerja petugas distribusi dibagi menjadi
2 shift yaitu shift pagi dan shift sore. Distribusi makanan dilakukan dengan sistem
sentralisasi. Penyajian makanan dan alat makan telah disiapkan di instalasi gizi.
Makanan yang sudah dibagi sesuai dengan alat makan berdasarkan kelas ruang
rawat inap dan diet pasien ditutup menggunakan plastic wrap agar tidak terkena
debu dan serangga. Distribusi makanan dilakukan sebanyak 5 kali dalam sehari
yaitu sarapan pada pukul 07.00 WIB, snack pagi pada pukul 10.00 WIB, makan
siang pada pukul 12.00 WIB, snack sore pada pukul 16.00 WIB dan makan
malam pada pukul 17.00 WIB. Waktu pengantaran makanan dilakukan selama 1
jam dan pengambilan piring kotor dilakukan 1 jam setelah pengantaran makanan.
Makanan yang tidak habis dimakan akan dibawa lagi ke instalasi gizi atau
dimakan.
informan 7 yang menyatakan bahwa distribusi makanan kadang tidak tepat waktu.
Semua informan menyatakan bahwa penampilan makanan cukup menarik dan alat
makan disajikan dengan bersih. Dari 3 informan pasien rawat inap, 2 informan
beberapa alasan yaitu terlambatnya distribusi makanan, menu makanan, dan tidak
selera makan.
informan menyatakan bahwa aroma makanan biasa saja. Sementara untuk rasa
makanan hanya dua informan pasien rawat inap yang menyatakan cukup enak dan
memakan makanan yang telah disajikan oleh rumah sakit sesuai dengan dietnya.
PEMBAHASAN
di rumah sakit akan tergantung pada tipe rumah sakit, macam pelayanan
spesialistis yang diberikan rumah sakit tersebut. Pelayanan dalam bentuk yang
(Moehji, 1986).
didukung dengan sarana yang memadai serta tenaga gizi dan tenaga pendukung
Tenaga gizi merupakan salah satu sumber daya manusia penting karena
sakit. Sesuai dengan bidang kegiatannya, tenaga yang diperlukan dalam kegiatan
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
Jumlah tenaga gizi di Instalasi Gizi RSU Haji Medan belum sesuai dengan
Pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS). RSU Haji Medan belum memiliki tenaga
tenaga RD. Tenaga TRD (Ahli Gizi) di RSU Haji Medan hanya berjumlah 8
orang, hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan TRD di rumah sakit menurut PGRS
yang seharusnya mempunyai 15 orang tenaga TRD. Kekurangan tenaga gizi ini
dengan PGRS. Ahli Gizi di RSU Haji Medan berlatar belakang pendidikan D3
dan memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi (STRTGz), tenaga pengolah
berlatar belakang pendidikan SMK Tata Boga dan SMA yang sudah
kegiatan pengolahan makanan yang baik dan tenaga penyaji dan distribusi berlatar
Medan menyatakan bahwa tenaga gizi masih kurang dan belum sesuai dengan
PGRS terutama pada tenaga distribusi yang hanya berjumlah 6 orang dan waktu
kerja dibagi menjadi 2 shift sehingga hanya 3 orang yang bekerja dalam setiap
Hasil dari perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan jenis kegiatan dan volume
RSU Haji Medan belum pernah mengirimkan tenaga gizi untuk mengikuti
pelatihan gizi. Namun seluruh tenaga di instalasi gizi hanya mengikuti pelatihan-
pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak RSU Haji Medan. Hal ini tidak sesuai
pelatihan berjenjang dan berlanjut bagi petugas atau tenaga pelayanan gizi di
didukung dengan sarana yang memadai. Beberapa hal yang harus diperhatikan
yang sudah sesuai dengan PGRS yaitu mudah dicapai dari semua ruang
ruangan lain, mudah dicapai kendaraan dari luar, tidak dekat dengan tempat
pembuangan sampah, kamar jenazah, ruang cuci (laundry) dan lingkungan yang
kurang memenuhi syarat kesehatan dan mendapat udara dan sinar yang cukup.
Instalasi Gizi RSU Haji Medan yang digunakan sebagai dapur dan tempat
penerimaan.
pada satu meja dan berdekatan dengan tempat pencucian yang juga dekat
makanan.
6. Ruang fasilitas pegawai hanya ada satu ruangan yang bersebelahan dengan
7. Ruang pengawas untuk Kepala Instalasi Gizi sudah tersedia dan bergabung
penyelenggaraan sudah sesuai dengan PGRS. Namun ada tempat yang belum
peralatan makan dan dokumen dan ruangan tempat pengolahan makanan yang
tidak tertutup.
Peralatan dan perlengkapan yang dimiliki Instalasi Gizi RSU Haji Medan
sesuai dengan PGRS. Adapun beberapa peralatan dan perlengkapan yang tidak
3. Ruang persiapan bahan makanan tidak memiliki meja daging, mesin sayuran,
4. Ruang pengolahan makanan tidak memiliki ketel uap 10-250 lt, meja
5. Dapur susu tidak memiliki sterelisator, mixer, pencuci botol dan meja
pemanas.
6. Ruang perkantoran tidak memiliki lemari es, mesin ketik dan AC yang
5.3.1 Perencanaan
Perencanaan menu di RSU Haji Medan sudah sesuai dengan PGRS yang
dilakukan dengan secara tim yang melibatkan Bagian Penunjang Medik dan
Wakil Direktur Penunjang Medik dan siklus menu 10 hari yang masih dipakai
sebelumnya dari tahun 2007 hingga sekarang. Perubahan menu hanya dilakukan
Namun perubahan menu secara rutin perlu dilakukan untuk pergantian menu atau
modifikasi menu.
yang dilakukan setiap satu tahun dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran (RBA),
menentukan jenis bahan makanan yang sesuai dengan daftar siklus menu 10 hari,
jumlah pasien terbanyak dalam satu hari kemudian ditambahkan dengan hasil
kesepakatan dan dikalikan untuk kebutuhan selama periode satu tahun. Setiap
pendapatan RSU Haji Medan, hal ini dikarenakan RSU Haji Medan termasuk
untuk pengadaan yang bersifat inventaris seperti kulkas, alat masak, dan lain-lain.
Besarnya dana pengadaan makanan pasien adalah sekitar Rp. 32.000 – Rp. 40.000
per pasien untuk makan sebanyak lima kali dalam satu hari.
empat atau lima hari sebelum hari pembelian. Usulan belanja dilakukan
berdasarkan jumlah pasien pada hari pemesanan dan disesuaikan dengan menu
pada hari pembelian. Namun satu hari sebelum hari pembelian, Kepala Instalasi
Gizi melakukan pemeriksaan ulang daftar usulan belanja terhadap jumlah pasien
pada hari tersebut dan akan diberitahukan kepada pihak leveransir melalui via
dibutuhkan.
Pengadaan bahan makanan di RSU Haji Medan dilakukan oleh pihak ketiga
pihak RSU Haji Medan dengan cara tender terbatas yaitu perlelangan yang
akan bekerjasama dengan pihak RSU Haji Medan selama satu tahun dengan
Medan sudah sesuai dengan PGRS yaitu; (1) perencanaan siklus menu 10 hari
yang telah dilakukan pada tahun 2007 dan masih berlaku sampai sekarang; (2)
makanan setiap satu tahun; (4) kegiatan pengadaan bahan makanan dilakukan oleh
dengan cara tender terbatas; (5) pemesanaan bahan makanan dilakukan setiap
setiap hari oleh petugas penerima bahan makanan. Penerimaan bahan makanan ini
seharusnya dilakukan pada pukul 08.00 WIB namun petugas penerima datang
pada pukul 09.00 WIB sehingga proses penerimaan bahan makanan terlambat.
dengan spesifikasi bahan makanan dan daftar pesanan dari Kepala Instalasi Gizi.
Bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan dan/atau
rusak akan diganti oleh pihak leveransir. Pihak leveransir tidak memberikan
blind receiving (cara buta) yaitu petugas penerimaan bahan makanan tidak
menerima spesifikasi bahan makanan serta faktur pembelian dari pihak leveransir.
Namun pihak leveransir tidak mengirimkan faktur pembelian ke pihak RSU Haji
telah ditetapkan pada PGRS yaitu; (1) bahan makanan diperiksa sesuai dengan
daftar pesanan dan spesifikasi bahan makanan. Makanan yang rusak akan segera
diganti oleh pihak leveransir; (2) bahan makanan basah langsung didistribusikan
makanan yang tidak langsung digunakan saat itu dilakukan penyimpanan di ruang
dengan cara buta; dan (5) Pencatatan dilakukan setiap hari dan pelaporan
gudang bahan makanan kering dan gudang bahan makanan basah. Bahan
makanan yang masuk dan keluar selalu dicatat di daftar stock barang yang
dilakukan setiap hari. Pengambilan bahan makanan dilakukan dengan cara first in
first out (FIFO), petugas gudang akan mempersiapkan bahan makanan yang akan
masih tercampur dengan alat makan, alat masak dan dokumen-dokumen, tidak
sirkulasi udara. Hal ini dapat menyebabkan gudang menjadi lembab, adanya
serangga dan bahan makanan mudah rusak. Petugas gudang selalu membersihkan
dan memberikan kapur barus untuk menghindari adanya serangga seperti semut
dan kecoa. Dalam penataan bahan makanan, petugas tidak memberikan tanggal
makanan orang sakit perlu diperhatikan agar bahan makanan yang sudah diterima
tidak menjadi rusak dan busuk. Bahan makanan kering disimpan di gudang yang
pendingin sudah sesuai dengan syarat yaitu (-3)°C, namun pada penyimpanan
dingin untuk sayuran belum sesuai, seharusnya dengan suhu 10-15°C tetapi
penyimpanan dingin di Intalasi Gizi RSU Haji Medan dengan suhu 21°C. Suhu
makanan.
sebagainya. Pengolahan dilakukan sesuai dengan menu pada hari yang telah
ditentukan dan diet pasien. Pengolahan bahan makanan untuk pasien dengan
dilakukan oleh petugas pengolah makanan. Hal ini sudah sesuai dengan PGRS,
tetapi belum ada standar potong dan bentuk yang dapat mengakibatkan rasa
makanan yang tidak sama dan porsi yang tidak sesuai dengan yang diperhitungan.
inap yang ada pada hari tersebut. Namun Instalasi Gizi RSU Haji Medan tidak
(dapur). Beberapa hal yang harus diperhatikan penjamah makanan adalah kondisi
pencemaran terhadap makanan dan dapat mencegah masuknya lalat, kecoa, dan
Tenaga pengolah makanan di Instalasi Gizi RSU Haji Medan belum sesuai
rutin dan penjamah bahan makanan yang tidak memakai Alat Pelindung Diri
(APD) yaitu celemek, penutup kepala, dan sarung tangan. Pemeriksaan kondisi
makanan tidak menggunakan APD dengan alasan tidak nyaman dan mengganggu
proses pengolahan bahan makanan. Namun hal ini dapat mencemari makanan
baik berupa cemaran fisik, kimia maupun biologis karena penjamah makanan
Dapur di Instalasi Gizi RSU Haji Medan masih belum sesuai dengan PGRS.
hewan lainnya masuk ke dapur dan dapat mencemari makanan; dan aroma saat
menyatakan bahwa makanan yang dibagi sesuai dengan alat makan berdasarkan
kelas ruang rawat inap dan diet pasien, namun tidak ada penimbangan terlebih
dahulu. Makanan yang telah siap santap ditutup menggunakan plastic wrap untuk
troli makanan tertutup dan langsung disalurkan kepada pasien di setiap ruangan.
Jalur penyaluran makanan dan jalur pengangkutan alat makan kotor dilakukan
dengan satu jalur yang sama. Penampilan tenaga distribusi memakai APD yaitu
Proses penyaluran makanan di Instalasi Gizi RSU Haji Medan tidak sejalan
dengan persyaratan yang dibuat oleh Depkes RI (2007) karena pengisian kereta
dorong penuh sehingga tidak tersedia ruang gerak dan jalur penyaluran makanan
karena makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat
keuntungan dan kelemahan dari cara sentralisasi di RSU Haji Medan yaitu dengan
keuntungan pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti, ruangan pasien
terhindar dari bau masakan dan kebisingan, dan makanan dapat disampaikan
keadaan sudah dingin dan makanan mungkin sudah tercampur serta kurang
menarik.
Instalasi Gizi RSU Haji Medan tidak sejalan dengan pernyataan Moehyi
beberapa hal yaitu, makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada pasien
tepat pada waktunya, makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau
porsi yang telah ditentukan dan kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai.
luar rumah sakit dan tidak menghabiskan makanan diet yang disajikan.
Penyajian makanan belum sesuai dengan standar porsi dan tidak ditimbang
oleh petugas penyaji makanan sehingga masih banyak makanan yang tidak habis
dimakan oleh pasien karena porsi makanan terlalu banyak. Kondisi makanan yang
6.1 Kesimpulan
Haji Medan masih belum sesuai dengan Pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS). Hal
1. Jumlah tenaga gizi dan tenaga distribusi di Instalasi Gizi RSU Haji Medan
sesuai dengan PGRS yang terlihat dari tempat penyimpanan bahan makanan
telah ditetapkan pada PGRS. Namun pada proses penerimaan tidak ada
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
makanan belum sesuai dengan PGRS yang terlihat dari pemeriksaan kondisi
kesehatan petugas tidak dilakukan secara rutin dan petugas tidak memakai
APD pada saat melakukan pengolahan makanan seperti celemek dan penutup
kepala.
7. Proses penyaluran makanan belum sesuai dengan PGRS yang terlihat dari
penyaluran makanan.
6.2 Saran
gizi dan tenaga distribusi di instalasi gizi terutama tenaga distribusi makanan
2. Diharapkan kepada RSU Haji Medan untuk mengikuti ketentuan PGRS pada
modifikasi menu.
penyimpanan bahan makanan sesuai dengan PGRS agar menjaga kualitas dan
71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
pelatihan gizi?
Gizi
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
persyaratan?
memenuhi persyaratan?
persyaratan?
gizi.
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
pengadaan?
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
dilakukan?
yang diterima?
makanan basah?
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
bahan makanan?
pengolah makanan?
penyakit tertentu?
makanan?
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
6. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
dapur ke ruangan?
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan
Kenapa?
a. Penampilan makanan
c. Aroma makanan
d. Rasa makanan
makanan?
Tidak
No. Ruang Peralatan/Perlengkapan Ada
Ada
1. Penerimaan a. Timbangan 100-300 kg
b. Rak bahan makanan beroda
c. Kereta angkut
d. Pembuka botol
e. Penusuk beras
f. Pisau
8. Perkantoran a. Meja
b. Kursi
c. Lemari es
d. Alat peraga
e. Alat tulis menulis
f. Komputer
g. Printer
h. Lemari kaca
i. Mesin ketik
j. AC
DOKUMENTASI
Gambar 8. Foto bersama Kepala Instalasi Gizi dan Ahli Gizi RSU Haji
Medan