Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TIM PERAWAT

DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI


RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM
PROVINSI SUMATERA
UTARA

SKRIPSI

OLEH:

TRI OKTARI
NIM. 131000730

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TIM PERAWAT
DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM
PROVINSI SUMATERA
UTARA

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

TRI OKTARI
NIM. 131000730

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TIM PERAWAT DALAM

KELENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVINSI

SUMATERA UTARA” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya

sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Juni 2017

Penulis

Tri Oktari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis


merupakan bukti kinerja tim perawat yang harus dipertanggung jawabkan dan
menjadi penentu keberhasilan daripada pengobatan yang diberikan kepada pasien
khususnya pasien yang mengalami gangguan jiwa. Survei pendahuluan yang
dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera
Utara tentang kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam
medis yang dilakukan oleh tim perawat ternyata masih belum dilaksanakan secara
maksimal. Data rekam medis Rumah Sakit Jiwa masih ditemukan dokumentasi
asuhan keperawatan pasien rawat inap yang tidak tercatat dengan lengkap. Kinerja
tim perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan (55%),
masih belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan rumah sakit yaitu
(90%).
Jenis penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian penjelasan
yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh motivasi kerja (rasa tanggung jawab,
inisiatif dan kreativitas, dan semangat kerja) terhadap kinerja tim perawat dalam
kelengkapan rekam medis pasien rawat inap. Populasi penelitian ini adalah
seluruh shift perawat rawat inap yang terdiri dari 17 ruangan. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja tim perawat adalah variabel rasa tanggung jawab
(p=0,002<p=0,05), dan semangat kerja (p=0,037<p=0,05), sedangkan variabel
yang tidak berpengaruh adalah inisiatif dan kreativitas (p=0,122>p=0,05).
Disarankan kepada perawat agar meningkatkan rasa tanggung jawab yang
dimiliki dengan melakukan pemeriksaan kembali dan memastikan
pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis telah terisi dengan
lengkap dan meningkatkan semangat kerja didalam tim dengan lebih
meningkatkan kekompakan hubungan antara sesama anggota tim dalam
melakukan pekerjaannya melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
dalam rekam medis agar kinerja yang dihasilkan semakin baik lagi.

Kata Kunci : motivasi kerja, kinerja, tim perawat, pendokumentasian,


rekam medis.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

Completeness of nursing care documentation in the medical record is a


testament to the performance of a team of nurses who must be accountable and be
the determinant of success than the treatment given to patients, especially patients
with mental disorders. Initial surveys at the psychiatric hospitals Prof. Dr.
Muhammad Ildrem northern Sumatran Province of the completeness of
documentation in the medical records of nursing care by a team of nurses has not
yet been implemented optimally. Psychiatric hospital medical records still found
documentation of nursing care of hospitalized patients in 17 treatment rooms
complete unrecorded. Nurse team performance in implementing documentation of
nursing care (55%), still does not meet the hospital standars (90%).
This research is explanatory research with purpose to explain about the
influence of work motivation (responsibility, initiative and creativity, and spirit at
work) toward nurse team performance in the completeness of medical records of
patiens. The population in this research is the entire shift of nurses inpatient
consisting of 17 rooms. Data were collected by using questionnaire and analyzed
by using multiple linear regression test.
The result showed the variables that have significant influence on the
performance of team of nurses are responsibility (p=0,002<p=0,05),and spirit at
work (p=0,037<p=0,05) where as other variables do not show influence is
initiative and creativity (p=0,122>p=0,05).
Suggested to the nurse to improve their sense of responsibility by
conducting reexamination and ensure the documentation of nursing care in the
medical record has been filled completely and increase morale within the team by
further increasing the cohesiveness of relationships among team members in
doing the work of documenting nursing care in the medical record so that the
resulting performance to be better.

Keywords : work motivation, performance, team of nurses, documentation,


medical record.

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis

pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi

Sumatera Utara”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan semangat,

bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu proses

penyelesaian skripsi ini dan juga selama menempuh pendidikan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes, selaku ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan sekaligus dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dukungan, nasihat, arahan, saran yang membangun serta telah

meluangkan banyak waktu kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan dengan baik.

4. dr. Rusmalawaty, M.Kes, selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, nasihat, arahan, saran yang membangun

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
serta telah meluangkan banyak waktu kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan dengan baik.

5. dr. Heldy BZ, MPH, selaku dosen Penguji I yang telah memberikan masukan

serta saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini serta memberikan

dukungan, bimbingan dan telah meluangkan banyak waktu selama penulis

menjalani pendidikan.

6. dr. Fauzi, SKM, selaku dosen Penguji II yang telah memberikan masukan

serta saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini serta memberikan

dukungan, bimbingan dan telah meluangkan banyak waktu selama penulis

menjalani pendidikan.

7. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, selaku dosen Penasehat Akademik

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu dan telah membantu

selama penulis menjalani pendidikan khususnya di departemen administrasi

dan kebijakan kesehatan.

9. Direktur dan seluruh pegawai dan perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

10. Kedua orang tua saya tercinta Widia Ningsih dan Alm. Syariffuddin Nst,

kepada kakak saya Ratri Indah Sari S.E, abang saya Dwi Eka Prasetya S.E,

eyang saya Hj. Syamiati, om saya drg. Widiyanto M.kes, bulek saya drg. Tuti

Isnita dan juga seluruh keluarga saya yang selalu memberikan doa, motivasi,

dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Yang tersayang sahabatku Fenny dan Riska yang selalu memberikan doa,

dukungan, dan motivasi kepada penulis.

12. Yang tersayang 9irlsneration : Ayu, Dina, Hilma, Icha, Laras, Vanny, Widya,

Wilda yang selalu memberikan doa, dukungan, saran, dan motivasi kepada

penulis.

13. Untuk Wipo yang selalu banyak memberikan semangat dan dukungan.

14. Yang tersayang seluruh teman – teman saya di FKM USU, dan untuk yang

tersayang yang selalu berada dipikiran penulis yang selalu memberikan doa,

dukungan, semangat, saran, dan motivasi kepada penulis.

15. Untuk teman – teman seperjuangan di departemen AKK dan seluruh angkatan

2013 FKM USU yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas dukungan dan

semangat yang telah diberikan selama ini.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir

kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu

pengetahuan.

Medan, Juni 2017

Penulis

Tri Oktari

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 9
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11


2.1 Rekam Medis........................................................................................ 11
2.1.1 Pengertian Rekam Medis............................................................. 11
2.1.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ........................................... 12
2.1.3 Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis................................ 18
2.1.4 Isi Rekam Medis Rumah Sakit .................................................... 18
2.1.5 Lembar Berkas Rekam Medis yang Disediakan RSJ. Prof.
Dr. Muhammad Ildrem Prov. Sumatera Utara ............................. 19
2.1.6 Dokumentasi Asuhan Keperawatan ............................................. 21
2.1.7 Pentingnya Dokumentasi Asuhan Keperawatan........................... 22
2.1.8 Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ................................. 23
2.2 Kinerja .................................................................................................. 24
2.2.1 Pengertian Kinerja....................................................................... 24
2.2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja................................... 25
2.2.3 Kinerja Perawat........................................................................... 26
2.3 Motivasi Kerja ...................................................................................... 29
2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja........................................................... 29
2.3.2 Indikator Motivasi Kerja ............................................................. 30
2.3.3 Teori-Teori Motivasi Kerja ......................................................... 31
2.4 Model Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja .................................. 37
2.5 Kerangka Konsep .................................................................................. 38
2.6 Hipotesis ............................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 39


3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 39

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 39
3.2.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 39
3.2.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 39
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 39
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................................... 40
3.5 Definisi Operasional.............................................................................. 40
3.6 Aspek Pengukuran................................................................................. 41
3.6.1 Variabel Independen ................................................................... 41
3.6.2 Variabel Dependen...................................................................... 43
3.7 Analisia Data......................................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 45


4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara........................................................................ 45
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi
Sumatera Utara............................................................................ 45
4.1.2 Jenis Pelayanan ........................................................................... 47
4.1.3 Motto, Visi, dan Misi .................................................................. 48
4.1.4 Struktur Organisasi Bidang Keperawatan .................................... 49
4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
Status Perkawinan, Pendidikan, dan Masa Kerja.................................... 50
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab..................... 51
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiatif dan Kreativitas ................... 53
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Semangat Kerja............................... 55
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis .................................................................. 57
4.7 Hubungan Rasa Tanggung Jawab dengan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap..................................... 59
4.8 Hubungan Inisiatif dan Kreativitas dengan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap..................................... 60
4.9 Hubungan Semangat Kerja dengan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap..................................... 61
4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 62

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 64


5.1 Kinerja Tim Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ....................... 64
5.2 Pengaruh Variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis .................................................................. 65
5.2.1 Pengaruh Rasa Tanggung jawab terhadap Kinerja Tim Perawat
dalam Kelengkapan Rekam Medis .............................................. 65
5.2.2 Pengaruh Inisiatif dan Kreativitas terhadap Kinerja Perawat
dalam Kelengkapan Rekam Medis .............................................. 68
5.2.3 Pengaruh Semangat Kerja terhadap Kinerja Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis......................................................... 70

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 73
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 73
6.2 Saran..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 75
LAMPIRAN

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Rasa Tanggung Jawab ............................ 41

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Inisiatif dan Kreativitas........................... 42

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Semangat Kerja ...................................... 42

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Kinerja.................................................... 43

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis


Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, dan Masa Kerja .................. 50

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab .................. 52

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiatif dan Kreativitas................. 55

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Semangat Kerja ............................ 57

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam Medis................................................................. 59

Tabel 4.6 Hubungan Rasa Tanggung Jawab dengan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis................................................................. 60

Tabel 4.7 Hubungan Inisiatif dan Kreativitas dengan Kinerja Tim Perawat
dalam Kelengkapan Rekam Medis ...................................................... 61

Tabel 4.8 Hubungan Semangat Kerja dengan Kinerja Tim Perawat dalam
Kelengkapan Rekam Medis................................................................. 62

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 62

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 A job Performance Model Of Motivation ......................................... 37

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bidang Keperawatan......................................... 49

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Ildrem Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 5 : Hasil Olahan Data SPSS

Lampiran 6 : Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja

Lampiran 7 : Tabel Ditribusi Frekuensi Variabel Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam Medis

Lampiran 8 : Master Data

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : TRI OKTARI

Tempat Lahir : Medan

Tanggal Lahir : 05 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jumlah Saudara : Anak ke-3 dari 3 bersaudara

Nama Ayah : Alm. Syariffuddin Nasution

Suku Bangsa Ayah : Mandailing

Nama Ibu : Widia Ningsih

Suku Bangsa Ibu : Jawa

Alamat Rumah : Jl. Suluh No. 78 Medan

Pendidikan Formal

1. SD/2001 - 2007 : SD Swasta Pahlawan Nasional

2. SMP/2007 - 2010 : SMP Negeri 27 Medan

3. SMA/2010 - 2013 : SMA Negeri 7 Medan

4. PT/2013 - 2017 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

5. Lama studi di FKM USU : 3 Tahun 8 bulan

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

penyelenggaraan upaya kesehatan, serta suatu organisasi dengan sistem terbuka

dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu

keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani masyarakat

yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran

tenaga medis dan non medis, salah satu diantaranya adalah tenaga keperawatan.

Profesi keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan yang

bermutu, memiliki landasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kuat,

disertai sikap dan tingkah laku yang profesional dan berpegang kepada etika

keperawatan. Perawat membuat dokumen asuhan keperawatan pada dokumen

rekam medis, yang merupakan bukti tertulis dari pelaksanaan asuhan keperawatan

(Hidayat, 2008).

Perawat sebagai petugas pemberi asuhan keperawatan yang lebih banyak

berdekatan dengan pasien di rumah sakit, diwajibkan membuat catatan asuhan

keperawatan sebagai bukti tertulis dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang

diberikannya. Pendokumentasian keperawatan merupakan kegiatan mencatatkan

proses keperawatan secara sistematis oleh perawat dalam bentuk asuhan

keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis,

merencanakan tindakan yang dilakukan, melaksanakan tindakan atau

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

implementasi, serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan

berfokus pada klien (Hidayat, 2008).

Pendokumentasian asuhan keperawatan pada berkas rekam medis selain

sangat bermanfaat, menjadi bukti hukum dari apa yang mereka laksanakan sesuai

dengan panduan SOP (Standard Operating Procedure), dapat menjadi media

komunikasi antara sesama perawat yang bertugas dalam rentang shift, dapat

menjadi suatu pembelajaran bagaimana pengaruh sistem perawatan seperti yang

tercatat terhadap kesembuhan pasien dari penyakit sehingga kinerja perawat dapat

lebih optimal. Sebaliknya apabila perawat melakukan asuhan keperawatan tanpa

berpedoman kepada SOP dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan asuhan

keperawatan yang berdampak terhadap ketidaktepatan proses kesembuhan pasien

(Supratman, 2007).

Dokumentasi asuhan keperawatan menjadi hal yang penting sebagai alat

bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan

tugasnya. Perawat profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab

yang lebih tinggi dan tanggung gugat dari setiap tindakan yang dilaksanakan.

Artinya intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien harus dihindarkan

terjadinya kesalahan-kesalahan dengan melakukan pendekatan proses

keperawatan dan pendokumentasian yang akurat dan benar (Nursalam, 2012).

Dokumentasi merupakan bukti kinerja perawat yang harus dipertanggung

jawabkan. Namun kenyataannya, kinerja dalam melaksanakan pendokumentasian

asuhan keperawatan di rumah sakit khususnya di ruang rawat inap, masih belum

sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Menurut Gibson dalam Ilyas (2012),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan

kinerja, yaitu: (1) Variabel individu, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan:

mental dan fisik, latar belakang: keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografis:

umur, etnis, dan jenis kelamin, (2) Variabel organisasi, terdiri dari: sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan, (3) Variabel psikologis,

terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam menjalankan

pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk memiliki kemampuan

intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Karakteristik

perawat yang selalu menjadi penentu arah dan kekuatan bekerja adalah motivasi

dan lain-lain seperti: tingkat pengetahuan, keterampilan kerja, kewenangan yang

diberikan, nilai inovatif, dedikasi dan pengabdian masing-masing pada profesi.

Namun dalam komponen moril (morale) bahwa aspek motivasi yang terutama

berfungsi sebagai dasar kekuatan pendorong setiap tindakan dari individu

(Nursalam, 2012).

Motivasi kerja sangat memengaruhi kualitas kerja yang dimiliki oleh

setiap perawat. Sutermeister menyimpulkan bahwa prestasi kerja manusia 80-90%

tergantung pada motivasinya untuk bekerja, dan 10-20% tergantung kepada

kemampuannya. Selanjutnya dikatakan bahwa motivasi pekerja itu sendiri 50%

tergantung pada kondisi sosial, yaitu manusia sebagai makhluk sosial memerlukan

interaksi dengan orang lain dan dengan lingkungannya, misalnya kebutuhan untuk

bersaing dan bersahabat. Kemudian 40% tergantung kepada kebutuhan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

berprestasi, pengembangan diri serta penghargaan. Sedangkan 10% tergantung

pada kondisi fisik seperti lapar, haus dan tempat tinggal (Ritonga, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlian dan Dadang (2014),

menunjukkan bahwa faktor motivasi dan kemampuan mempunyai pengaruh

terhadap kinerja perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan di RSUD. Cibabat Kota Cimahi.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2009),

menunjukkan bahwa faktor karakteristik individu dan psikologis yang meliputi

pengetahuan, sikap dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat

pelaksana dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSUD. Pirngadi

Medan, disebutkan bahwa hanya sebanyak 40,6% rekam medis untuk pasien yang

ditangani dengan lengkap.

Menurut Herzberg dalam Ilyas (2012), yang dimaksud dengan faktor

motivasi adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang

berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan

faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik

yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi

turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya dalam melaksananakan

pekerjaan.

Adapun yang tergolong faktor motivasional antara lain: pekerjaan

seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam

karir dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor higiene atau pemeliharaan

mencakup antara lain: status seseorang dalam organisasi, hubungan seseorang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,

teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijaksanaan organisasi,

sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang

berlaku (Ilyas, 2012).

Berdasarkan teori dan beberapa hasil penelitian di atas dapat dijelaskan

bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil kerja atau sering

disebut dengan kinerja. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan

keperawatan yang diberikan pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan

dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan

standar praktik keperawatan. Standar praktik ini menjadi pedoman bagi perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Kuntjoro, 2005).

Demikian halnya dengan pelayanan di rumah sakit jiwa, hal ini juga

menjadi satu pemikiran yang serius, karena masalah kesehatan jiwa telah menjadi

perhatian dunia terutama masalah kesehatan jiwa merupakan penyebab terbesar

hilangnya sejumlah tahun kualitas kehidupan manusia. Ratusan jiwa wanita, pria

dan anak-anak menderita gangguan jiwa, sementara sejumlah besar lainnya

mengalami stres karena korban tindak kekerasan, kemiskinan dan eksploitasi,

penyalahgunaan zat dan masalah perilaku lain memengaruhi kehidupan remaja,

dewasa muda dan lansia (Rina, 2008).

Pada pasien dengan gangguan jiwa, perawat memegang peranan yang

sangat penting, proses keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa

merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak

dapat dilihat langsung seperti pada masalah kesehatan fisik dan memperlihatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

gejala yang berbeda serta muncul oleh berbagai penyebab. Banyak pasien dengan

masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin

menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi (Keliat, 2009).

Pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit umum dengan

rumah sakit jiwa tidak berbeda, keduanya berpedoman pada Permenkes nomor

269 tahun 2008 tentang rekam medis. Perbedaannya hanya terdapat pada

karakteristik penderita yang dilayani yaitu klien di rumah sakit jiwa merupakan

orang yang sedang mengalami gangguan jiwa. Proses pengobatannya memerlukan

waktu yang lama, disamping itu asuhan keperawatan yang dilakukan sangat

menentukan keberhasilan pengobatan (Keliat, 2009).

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

merupakan rumah sakit jiwa yang menjadi pusat pelayanan tingkat lanjutan

khusus (pusat rujukan) penyakit jiwa untuk pelayanan di Kota Medan khususnya,

dan bahkan dari kabupaten kota dan provinsi dekat lainnya. Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan

pendokumentasian asuhan keperawatan masih menggunakan sistem manual

dengan format yang telah tersedia. Pendokumentasian sangat membantu

komunikasi antara sesama perawat maupun tenaga medis lain dalam rencana

pengobatan dan perawatan untuk kesembuhan pasien.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan perawat, ternyata masih

belum dilaksanakan secara maksimal. Data yang diperoleh dari bagian rekam

medis Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

masih menemukan dokumentasi asuhan keperawatan pasien rawat inap yang tidak

tercatat dengan lengkap. Diperoleh informasi pada periode tahun 2015 dari

sebanyak 2149 pasien rawat inap di 17 ruangan hanya sebesar 55% yang

dokumentasi asuhan keperawatannya tercatat lengkap, dan sisanya 45% tidak

lengkap.

Ketidaklengkapan tersebut ditemukan mulai dari tahap pengkajian,

diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hasil pengamatan penulis

terhadap dokumentasi asuhan keperawatan yang terisi lebih banyak adalah pada

kolom implementasi 75%, pengkajian 70%, diagnosis 65%, evaluasi 60%, dan

pada perencanaan 60%. Standar yang ditetapkan oleh rumah sakit adalah 90%.

Dampak dari ketidaklengkapan ini menyebabkan ketidaksinambungan pelayanan

yang diberikan seperti pengobatan/terapi yang diberikan, jadwal pemberian obat,

sehingga perawat masih bertanya kepada perawat shift sebelumnya atau shift

berikutnya. Hal ini penting karena pasien dengan gangguan jiwa tidak tahu bila

sudah diberikan tindakan atau belum diberikan tindakan berbeda halnya dengan

pasien normal lainnya yang masih bisa ditanya.

Hasil wawancara kepada beberapa perawat ruangan tentang belum

optimalnya kinerja perawat dalam pendokumentasian disebabkan karena: 1)

Pendokumentasian hasil observasi harian pasien baru dilakukan setiap 2 hari, 3

hari, 4 hari dan bahkan ada yang sampai 8 hari atau dengan kata lain pencatatan

sistem rapel yang menyebabkan perawat lupa tentang tindakan apa yang telah

diberikan kepada pasien, berkas rekam medis dikembalikan pada bidang rekam

medis dalam keadaan tidak sempurna, tidak lengkap atau diisi hanya seadanya, 2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Ketua tim perawat yang tidak selalu memperhatikan dan memberikan bimbingan

serta arahan, 3) Hasil kerja tidak disampaikan kepada perawat yang mengganti

shift selanjutnya, kerja tim yang dilakukan hanya sebatas melihat atau mengamati

tanpa ada pengarahan, bimbingan, evaluasi tentang asuhan keperawatan termasuk

di dalam tindakan keperawatan, 4) Ruang kerja yang kurang nyaman dengan

pencahayaan ruangan yang kurang serta tidak tersedianya tempat untuk

melakukan pendokumentasian. Hal ini menggambarkan bahwa rasa tanggung

jawab, inisiatif dan kreatifitas, dan semangat kerja dapat memengaruhi kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis.

Berdasarkan masalah tersebut dan dukungan dari beberapa penelitian

terdahulu penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja (rasa

tanggung jawab, inisiatif dan kreativitas, dan semangat kerja) terhadap kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh motivasi kerja (rasa tanggung

jawab, inisiatif dan kreativitas, dan semangat kerja) terhadap kinerja perawat

dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja tim perawat

dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengaruh motivasi kerja (rasa tanggung jawab, inisiatif dan

kreativitas, dan semangat kerja) terhadap kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

2. Menjelaskan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Ilmu Kesehatan

Masyarakat khususnya bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan (AKK),

di bidang sumber daya manusia kesehatan.

2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan masukan

bagi pihak Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera

Utara untuk meningkatkan kinerja perawat, khususnya dalam pengisian rekam

medis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

3. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan bagi

peneliti lain yang ingin meneliti kinerja tim perawat rumah sakit di masa

mendatang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis

2.1.1 Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/2008 tentang rekam

medis BAB I Ketentuan pasal 1, rekam medis adalah berkas yang berisikan

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah diberikan. Rekam medis pasien merupakan

himpunan data dan informasi tentang pasien yang terkait dengan administrasi,

proses-proses klinis medis dan penunjang medis, manajemen mutu serta out come

dari proses-proses itu, yang didokumentasikan dan disimpan secara sistematis dan

aman untuk dapat digunakan oleh pihak – pihak yang berhak dan berkepentingan

(Wijono, 2000).

Rekam medis yang baik memungkinkan rumah sakit untuk mengadakan

rekonstruksi yang baik mengenai pemberian pelayanan kepada pasien serta

memberi gambaran untuk dinilai apakah perawatan dan pengobatan yang

diberikan dapat diterima atau tidak dalam situasi dan keadaan demikian. Rekam

medis harus diisi segera dan secara langsung pada saat dilakukan tindakan dan

pada pemberian instruksi oleh dokter, atau oleh perawat pada saat dilakukan

observasi telah timbul suatu gejala atau suatu perubahan, dan sewaktu melakukan

tindakan (Depkes RI, 2006).

Pengertian rekam medis di rumah sakit adalah berkas yang berisikan

catatan dan dokumen tentang identitas, anamneses, pemeriksaan, diagnosis

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada seorang

pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan

termasuk unit rawat darurat dan unit rawat inap (Depkes RI, 2006).

Rekam medis harus tersusun secara tepat dan meliputi data yang

mencakup identifikasi pasien, yang mendorong untuk melakukan diagnose atau

alasan untuk menjalani pelayanan kesehatan, perlakuan yang benar menurut

hukum, dan menghasilkan dokumen yang tepat. Rekam medis dapat diartikan

secara sempit ataupun secara luas. Secara sempit, rekam medis seakan-akan hanya

merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien. Secara luas, rekam

medis mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis,

kegiatan pencatatan hanya merupakan salah satu kegiatan penyelenggaraan rekam

medis (Depkes RI, 2006).

2.1.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Rekam medis juga

mempunyai tujuan utama yaitu sebagai dokumen kehidupan pasien yang memadai

dan akurat dan sebagai sejarah kesehatannya, yang mencakup penyakit-penyakit

dan perawatan-perawatan yang diberikan pada masa lampau dan pada saat ini.

Rekam medis yang lengkap adalah rekam medis yang meliputi semua informasi

kesehatan pasien, penyakitnya, dan perawatan yang sedang dijalankan ataupun

yang telah diberikan pada masa lalu dan siap untuk diakses. Rekam medis perlu

untuk disimpan dan dipelihara karena untuk beberapa tujuan (Depkes RI, 1997),

yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

A. Komunikasi

Rekam medis disimpan dan dipelihara semula untuk tujuan komunikasi

antara orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perawatan pasien pada saat

berlangsungnya perawatan dan perawatan yang akan diberikan nantinya. Pasien

pada umumnya sering mengunjungi beberapa dokter. Loket pendaftaran masuk

yang ada di rumah sakit mengumpulkan identifikasi informasi dan status

keuangan pasien. Ketika masih dalam perawatan, beberapa pihak lain yang

terlibat dalam perawatan pasien dan yang menyokong terbentuknya rekam medis

antara lain:

a) Semua staf medis termasuk konsultan, dokter, ahli bedah, ahli obstetric, dll.

b) Perawat.

c) Physiotherapist.

d) Accopational therapist.

e) Pekerja sosial medis.

f) Tenaga laboratorium.

g) Dietitians.

h) Mahasiswa kedokteran.

i) Radiologist.

Semua data yang terkumpul mengenai pasien harus dicatat dan

dikoordinasikan. Penemuan-penemuan yang diperoleh dari pihak profesional

harus berguna untuk lainnya, khususnya dokter yang bertanggung jawab terhadap

pasien yang harus member diagnosis akhir dan perawatan lain.

B. Perawatan pasien secara berkesinambungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Pasien dapat datang lagi ke rumah sakit yang sama atau datang ke rumah

sakit yang berbeda dimana semua sejarah kesehatan akan berguna untuk

menetapkan gejala yang terlihat. Komunikasi yang berbasis pada rekam medis

sangat penting antara rumah sakit, klinik, dan pekerja kesehatan dalam

berhubungan dengan pasien adalah sustu hal yang sangat penting bahwa pekerja

kesehatan yang bertanggung jawab kepada pasien secara keseluruhan, untuk

menerima informasi tentang perawatan sesegera mungkin. Fungsi utama dari

bagian rekam medis di rumah sakit adalah memberi pelayanan rekam medis untuk

perawatan pasien dengan sesegera mungkin. Juga memberi informasi tentang

perkembangan keadaan pasien.

C. Evaluasi perawatan pasien

Di beberapa negara pengobatan rumah sakit dievaluasi oleh sistem

akreditas. Pelayanan rekam medis di rumah sakit di beberapa negara sudah

memiliki standarisasi. Metode lain untuk mengevaluasi perawatan kepada pasien

di rumah sakit antara lain:

a) Komite perawatan pasien bertemu secara teratur dengan mengambil sampel

beberapa rekam medis untuk dievaluasi standar perawatan pasiennya. Adapun

peran daripada komite keperawatan adalah:

1. Fasilitator pertumbuhan dan perkembangan profesi melelui kegiatan yang

terkoordinasi.

2. Tim kendali mutu untuk mempertahankan pelayanan keperawatan yang

berkualitas dan aman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

3. Problem Solver dalam mengatasi masalah keperawatan terkait dengan etik

dan sikap moral perawat.

4. Implementator yang menjamin diterapkannya standar asuhan dan

prosedur.

5. Human relation Team, menjamin hubungan kerja dengan staff.

6. Desaigner/implementator/pemantau dan evaluator ide baru.

7. Komunikator, edukator, negosiator dan pemberi rekomendasi terhadap

hasil kerja staff.

b) Memeriksa secara langsung, dimana dokter dapat mengevaluasi kerja dari

tiap-tiap unit termasuk pada rekam medisnya.

c) Komite administrasi rumah sakit dapat mengevaluasi standar pelayanan.

d) Statistik, dimana dilakukan melalui rekam medis untuk menaksir suatu

standar.

D. Sejarah

Rekam medis dapat dipakai untuk melihat tipe pelayanan kesehatan dan

metode dari perawatan yang telah digunakan pada waktu tertentu.

E. Aspek hukum perawatan pasien

Digunakan di dalam dan di luar pengadilan dalam menetapkan masalah:

perdebatan ketidak adilan dalam kasus kecelakaan, kelalaian dari professional

kesehatan atau rumah sakit dalam menangani pasien, membantu mempertahankan

masalah hukum yang berhubungan dengan kepentingan pasien, rumah sakit, dan

profesional kesehatan. Rekam medis sebagai dokumen yang mengandung aspek

hukum, mengandung informasi tentang:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

a) Identifikasi pasien.

b) Kebenaran menurut hukum mengenai diagnosis.

c) Mengenai adanya penanganan atau perawatan dan hasil akhirnya.

F. Statistik-statistik dikumpulkan di rumah sakit, klinik, dan di pusat pelayanan

kesehatan. Statistik digunakan dalam bentuk tabulasi, untuk mengetahui angka

penyakit, proses operasi pengaruh dari penyembuhan setelah perawatan

tertentu, memenuhi kebutuhan demografi, kesehatan umum, atau

epidemiologi. Statistik juga digunakan dalam perencanaan untuk

pembangunan yang akan datang.

G. Penelitian dan pendidikan

Rekam medis dapat digunakan untuk suatu penelitian kesehatan, isi dari

informasi demografi dan epidemiologi telah lebih banyak digunakan pada saat ini

untuk administratif dan penelitian kesehatan umum lain.

Depkes RI (1997), menyatakan bahwa tujuan rekam medis adalah untuk

menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan rumah sakit, dan secara rinci tujuan rekam medis akan terlihat secara

analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri. Kegunaan rekam medis dapat

dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

a. Aspek administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga

medis dan paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek medis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena isinya

mengandung catatan yang dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Aspek hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum serta penyediaan bahan

tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

d. Aspek keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya dapat

dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah

sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran

tidak dapat dipertanggungjawabkan.

e. Aspek penelitan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan

pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

digunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

g. Aspek dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.1.3 Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Tenaga yang berhak membuat rekam medis adalah:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang

melayani pasien di rumah sakit.

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.

3. Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

4. Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan yang langsung

terlibat di dalam, antara lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga

laboratorium klinik, gizi, anestesi, penata roentgen, rehabilitasi medis dan lain

sebagainya.

5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang

berupa tindakan/konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah

dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes RI, 1997).

2.1.4 Isi Rekam Medis Rumah Sakit

Rekam medis rumah sakit dipergunakan untuk mencatat data-data dari

pasien rawat jalan dan rawat inap. Untuk pasien rawat jalan termasuk pasien

gawat darurat, rekam medis memuat informasi pasien, antara lain:

a. Identitas pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

b. Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang

mungkin diturunkan/kontak.

c. Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.

d. Diagnosis kerja/diferensial diagnosis.

e. Pengobatan/tindakan; sedang untuk pasien rawat inap, rekam medis memuat

informasi pasien, antara lain:

1) Identitas pasien.

2) Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit

yang mungkin diturunkan/kontak.

3) Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya.

4) Diagnosis awal/diferensial diagnosis/diagnosis akhir.

5) Persetujuan pengobatan/tindakan.

6) Catatan konsultasi.

7) Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain.

8) Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.

9) Resume akhir dan evaluasi pengobatan (Depkes RI, 1997).

2.1.5 Lembaran Berkas Rekam Medis yang Disediakan Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

Adapun isi atau lembaran berkas rekam medis yang disediakan Rumah

Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 27

lembaran yang menggunakan kode CMD (Catatan Medik), dengan perincian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

sebagai berikut: (1) CMD. 001 Dipam Rawat Jalan; (2) CMD. 002 Ringkasan

(No, Tanggal Masuk, Tanggal Keluar, Dokter); (3) CMD. 003 Ringkasan Pasien

Masuk dan Keluar; (4) CMD. 004 Surat Permohonan Mendapatkan Perawatan;

(5) CMD. 005 Surat Pernyataan; (6) CMD. 006 Penempelan: Permohonan

Konsul/Pengantar; (7) CMD. 007 Surat Pengantar Masuk RS. Jiwa; (8) Lembar

Pemeriksaan; (9) Lembar Pemeriksaan Laboratorium; (10) Lembar Evaluasi

Sosial; (11) Lembar Identifikasi Keluarga Pasien; (12) CMD. 009 Laporan

Psikiatrik: Allo Anamnese dan Auto Anamnese; (13) CMD. 011 Catatan

Perkembangan (diisi oleh dokter); (14) CMD. 012 Catatan Perawatan (diisi oleh

perawat); (15) CMD. 014 Grafik Suhu, Nadi, Pernafasan; (16) CMD. 015

Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa; (17) Lembar Rencana Tindakan

Keperawatan Kesehatan Jiwa; (18) Lembar Implementasi dan Evaluasi Tindakan

Keperawatan Kesehatan Jiwa; (19) CMD. 016 Format Resume Pasien

Pulang/Pindah; (20) Lembar Pengobatan; (21) Lembar Penempelan Salinan

Resep; (22) Lembar Informed Consent; (23) CM.D. 042 Lembar Tambahan; (24)

CM.P. 043 Ringkasan Riwayat Klinik; (25) Lembar Proses Keperawatan

Kesehatan Jiwa di Unit Rawat Jalan/Gawat Darurat/Rehabilitasi meliputi

Diagnosis, Rencana Tindakan Keperawatan, Implementasi Tindakan

Keperawatan, Evaluasi (Isi Status/Rekam Medik Pasien Rumah Sakit Jiwa Prof.

Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara).

Khusus untuk perawat, lembar rekam medis yang harus diisi diantaranya

adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

(1) CMD. 012 Catatan Perawat; (2) CMD. 014 Grafik Suhu, Nadi,

Pernafasan; (3) CMD. 015 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa; (4) Lembar

Rencana Tindakan Keperawatan Kesehatan Jiwa; (5) Lembar Implementasi dan

Evaluasi Tindakan Keperawatan Kesehatan Jiwa; (6) Lembar Catatan Pengobatan;

(7) Resume Pasien Asuhan keperawatan (Isi Status/Rekam Medik Pasien Rumah

Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara).

Sesuai dalam protap, seluruh item yang tercantum dalam lembaran rekam

medis harus diisi dengan lengkap dan pengembalian berkas rekam medis harus

tepat waktu.

2.1.6 Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu sistem pencatatan dan

pelaporan informasi tentang status kesehatan klien serta semua kegiatan asuhan

keperawatan yang dilakukan perawat pada dokumen rekam medis. Untuk lebih

memahami tentang dokumentasi asuhan keperawatan, sebelumnya kita harus

mengetahui pengertian dari dokumen itu sendiri, asuhan keperawatan konsorsium

ilmu kesehatan kelompok kerja keperawatan (1992) adalah suatu proses atau

rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung di berikan pada

klien, pada bagian tatanan pelayanan kesehatan yang terdiri dari 5 (lima)

komponen yaitu melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun

perencanaan, implementasi, dan evaluasi hasil-hasil tindakan klien, beberapa ahli

mengemukakan dokumentasi yang berkaitan dengan dokumentasi keperawatan

(PPNI, 2000), yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

1. Dokumentasi asuhan keperawatan ialah suatu upaya penyusunan catatan atau

dokumentasi yang berisi tentang riwayat klien, perawatan yang di perlukan,

dan perawatan yang telah diberikan.

2. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan upaya pencatatan secara tertulis

dalam suatu dokumentasi dari status kesehatan klien, perawatan klien,

tindakan diagnostik khusus, tindakan-tindakan keperawatan.

3. Dokumentasi asuhan keperawatan dan kesehatan klien yang dilakukan

perawat sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan terhadap

asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pada klien dalam melakukan

asuhan keperawatan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi asuhan keperawatan adalah merupakan upaya penyusunan

keterangan mengenai riwayat kesehatan klien, keadaan kesehatan klien saat ini,

perawatan yang diperlukan dan yang telah diberikan, tindakan-tindakan teurapetik

dan diagnostik, serta keterangan tentang respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah diberikan. Semua keterangan tersebut tersusun dalam

suatu dokumen (PPNI, 2000).

2.1.7 Pentingnya Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari media

komunikasi diantara perawat yang melakukan asuhan keperawatan atau dengan

tim kesehatan yang lain serta pihak lain yang memerlukan dan yang berhak

mengetahuinya. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu bentuk

upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat, kualitas asuhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

keperawatan bergantung pada akuntabilitas dari individu perawat dalam hal

menggunakan proses keperawatan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan serta

pengaruhnya pada pasien sebagai metode saintifik yang memerlukan tindakan

nyata dan disertai hasil dokumentasi. Dokumentasi asuhan keperawatan harus

objektif, akurat, dan komprehensif dalam mencerminkan status kesehatan klien.

Banyaknya informasi akurat, abjektif, dan komprehensif yang didokumentasikan

oleh seorang perawat, dari aspek hukum diharapkan akan dapat melindungi

perawat bila ada gugatan hukum (PPNI, 2000).

2.1.8 Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai beberapa tujuan (Depkes

RI, 1994) yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai Sarana Komunikasi

2. Sebagai mekanisme pertanggunggugatan

3. Sebagai metode pengumpulan data

4. Sebagai sarana pelayanan secara individual

5. Sebagai sarana untuk evaluasi, baik evaluasi terhadap klien maupun tindakan

klien keperawatan yang diberikan

6. Sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim

kesehatan

7. Sebagai sarana untuk pendidikan lebih lanjut bagi tenaga keperawatan serta

metode pengembangan ilmu keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

8. Sebagai audit : catatan/dokumentasi asuhan keperawatan digunakan untuk

memantau kualitas keperawatan yang diterima klien dan kompetensi perawat

yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang diberikan.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance yaitu hasil kerja atau prestasi

kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung (Wibowo, 2014).

Menurut Wibowo (2014) yang mengutip pendapat Armstrong dan Baron,

kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada

ekonomi. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana

cara mengerjakannya.

Robbins (2008), menyebutkan kinerja merupakan pencapaian yang

optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki seorang karyawan dan merupakan hal

yang selalu menjadi perhatian para pemimpin organisasi. Kinerja menggambarkan

sejauh mana aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun

kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu

maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2012).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi

dalam periode waktu tertentu.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja

Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (2012), secara teoritis ada tiga

kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu:

1. Variabel individu terdiri dari: kemampuan dan keterampilan, latar belakang

individu: keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografis: umur, etnis, jenis

kelamin. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama

yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel

demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

2. Variabel psikologis terdiri dari: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, dan

motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,

pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Variabel persepsi,

sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur.

3. Variabel organisasi terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur, desain pekerjaan. Variabel ini berefek tidak langsung terhadap

perilaku kerja dan kinerja individu.

Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok kerja yang

pada akhirnya memengaruhi kinerja personel. Perilaku yang berhubungan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus

diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.

2.2.3 Kinerja Perawat

Perawat adalah profesi yang terbanyak jumlahnya di rumah sakit, dengan

jumlah besar inilah kekuatan kelompok dibentuk. Banyak bermunculan pendapat

kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat

adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat

bahwa memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara

tidak disadari seperti tunduk terhadap apapun yang diperintahkan dokter. Ada

beberapa teori yang mengatakan bahwa pasien datang ke rumah sakit sebenarnya

mencari perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar kita lihat

sehari-hari bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter, keduanya

benar namun keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya pasien

datang ke rumah sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan

pelayanan lainnya termasuk pelayanan administrasi (Subanegara, 2005).

Menurut Nursalam (2012), dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan

kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh

PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yaitu:

1. Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan, dengan kriteria

meliputi:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan

fisik serta pemeriksaan penunjang.

b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan

klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status biologis-

psikologissosial-spiritual, respons terhadap terapi, harapan terhadap tingkat

kesehatan yang optimal dan risiko-risiko tinggi masalah.

d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relevan dan baru.

2. Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis

keperawatan, kriteria proses:

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah

klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala,

atau terdiri atas masalah dan penyebab.

c. Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

3. Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

dan meningkatkan kesehatan klien, kriteria proses:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana

tindakan keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

d. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan, kriteria proses:

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

b. Kolaborasi dengan tim kesehatan.

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.

d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang

digunakan.

e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan

respons klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan

dalampencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan, kriteria proses:

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,

tepat waktu dan terus-menerus.

b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan ke

arah pencapaian tujuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.

d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan modifikasi perencanaan.

2.3 Motivasi Kerja

2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi kerja mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja

bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan

dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motif sering kali

disamakan dengan dorongan, dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa

dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force

yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan perbuatan itu mempunyai

tujuan tertentu (Sutrisno, 2009).

Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Sutrisno,

2009).

Menurut Wibowo (2014) yang mengutip pendapat Robert Keitner dan

Angelo Kinicki, menyatakan motivasi kerja merupakan proses psikologis yang

membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-

directed behavior. Manajer perlu memahami proses psikologis ini apabila mereka

ingin berhasil membina pekerja menuju pada penyelesaian sasaran organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Robbins (dalam Wibowo, 2014), mengemukakan motivasi kerja sebagai

proses yang menyebabkan intensitas, arah, dan usaha terus-menerus individu

menuju pencapaian tujuan. Intensitas menunjukkan seberapa keras seseorang

berusaha. Tetapi intensitas tinggi tidak mungkin mengarah pada hasil kinerja yang

baik, kecuali usaha dilakukan dalam arah yang menguntungkan organisasi,

Karenanya harus dipertimbangkan kualitas usaha maupun intensitasnya. Motivasi

mempunyai dimensi usaha terus-menerus. Motivasi merupakan ukuran berapa

lama seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu yang termotivasi akan

menjalankan tugas cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.

2.3.2 Indikator Motivasi Kerja

Indikator – indikator untuk mengukur motivasi kerja (Syahyuti, 2010):

1. Dorongan mencapai tujuan

Seseorang yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi maka dalam dirinya

mempunyai dorongan yang kuat untuk mencapai kinerja yang maksimal, yang

nantinya akan berpengaruh terhadap tujuan dari suatu perusahaan atau

instansi.

2. Semangat kerja

Semangat kerja sebagai keadaan psikologis yang baik apabila semangat kerja

tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja

lebih giat dan lebih baik serta konsekuen dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan oleh perusahaan atau instansi.

3. Inisiatif dan kreativitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Inisiatif diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan seseorang karyawan atau

pegawai untuk memulai atau meneruskan suatu pekerjaan dengan penuh

energi tanpa ada dorongan dari orang lain atau atas kehendak sendiri,

sedangkan kreativitas adalah kemampuan seseorang pegawai atau karyawan

untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat kombinasi-

kombinasi yang baru sehingga dapat menemukan suatu yang baru. Dalam hal

ini sesuatu yang baru bukan berarti sebelumya tidak ada, akan tetapi sesuatu

yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.

4. Rasa tanggung jawab

Sikap individu pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang baik harus

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan

sehingga pekerjaan tersebut mampudiselesaikan secara tepat waktu.

2.3.3 Teori-teori Motivasi Kerja

Menurut Sutrisno (2009) teori-teori motivasi dikelompokkan atas:

1. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan

kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara

tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang

menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya.

Yang termasuk Teori Kepuasan adalah:

a) F.W. Taylor dengan Teori motivasi konvensional

Teori ini memfokuskan anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan

kebutuhan yang menyebabkan orang mau bekerja keras, dengan teori ini dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

disebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat didorong oleh

ada atau tidak adanya imbalan yang akan diperoleh yang bersangkutan.

b) Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarki

Mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke

dalam lima hierarki kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis.

2. Kebutuhan rasa aman.

3. Kebutuhan hubungan sosial.

4. Kebutuhan pengakuan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri.

c) David McClelland dengan Teori Motivasi Prestasi

Menurut teori ini, ada tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk

memotivasi orang bekerja yaitu kebutuhan akan:

1. Need for achievement

Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan

standar kesempurnaan dalam diri seseorang.

2. Need for affiliation

Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya

dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk

mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.

3. Need for power

Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang lain.

d) Frederick Hezberg dengan Teori Model dan Faktor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Teori Frederick Herzberg menyebutkan motivasi terbagi menjadi dua yaitu

motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi atau dorongan

yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain,

melainkan atas dasar kemauan sendiri. Berikut ini adalah pandangan mengenai

motivasi dalam Robbins (2008):

1. Faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan adalah berbagai

kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi

sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang

dalam pekerjaannya. Faktor-faktor kepuasan meliputi :

a. Prestasi yaitu melakukan suatu pekerjaan dengan menggerakkan yang

bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya.

b. Pengakuan orang lain yaitu pengakuan dari rekan kerja terhadap

keberadaan pegawai sebagai personil yang secara bersama-sama dan

merupakan bagian dari sistem dalam pelaksanaan peningkatan sumber

daya manusia organisasi.

c. Tanggung jawab yaitu tuntutan dalam diri pegawai sebagai yang

ditempatkan dalam unit kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan tugasnya.

d. Pekerjaan itu sendiri yaitu faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma

tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah mencapai

sesuatu, tugas itu cukup menarik dan merupakan tugas yang memberikan

tantangan bagi pegawai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

2. Faktor yang mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan adalah

kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan

pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang diinginkan

tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam

pekerjaannya. Menurut teori Herzberg faktor-faktor yang berhubungan dengan

ketidakpuasan bekerja adalah:

1) Kondisi kerja yaitu suatu kondisi yang aman dan nyaman dengan

didukung oleh peralatan yang memadai karyawan akan merasa betah

dalam bekerja sehari-hari.

2) Hubungan kerja yaitu suatu pekerjaan untuk dapat melaksanakan

pekerjaan dengan baik, perlu didukung oleh suasana atau hubungan kerja

yang harmonis antara sesama pegawai maupun atasan.

3) Gaji merupakan bentuk pembalasan jasa terhadap pekerjaan yang

dilaksanakan oleh tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas.

4) Status yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang

diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain Status

pekerja memengaruhi motivasinya dalam bekerja.

e) Clayton P. Alderfer dengan Teori ERG (Exsistence, Relatedness, Growth)

Teori ini merupakan modifikasi dari teori hierarki kebutuhan Maslow yang

dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa kelemahan teori Maslow, yang terdiri

dari:

1. Existence (Keberadaan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat dipenuhi dan terpeliharanya

keberadaan yang bersangkutan sebagai seorang manusia di tengah-tengah

masyarakat atau perusahaan. Existence ini meliputi kebutuhan psikologi (rasa

lapar, haus, tidur) dan kebutuhan rasa aman.

2. Relatedness (Kekerabatan)

Kekerabatan, merupakan keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan

sosial sekitarnya.

3. Growth (Pertumbuhan)

Kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan merupakan kebutuhan yang

berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan

kreativitas dan pribadi.

f) Douglas Mc Gregor dengan Teori X dan Y

Mengungkapkan ada dua cara yang dapat dilakukan dalam mendalami

perilaku manusia, yang terkandung dalam teori X (teori konvensional) dan teori Y

(teori potensial). Prinsip teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang

ortodoks, dan menyorot sosok negatif perilaku manusia.

Teori ini memandang manusia dengan kacamata gelap dan buram. Prisip

umum teori Y berbeda dengan teori X. Teori ini dapat dikatakan merupakan suatu

revolusi pola pikir dalam memandang manusia secara optimis, karena itu disebut

sebagai teori potensial.

2. Teori Motivasi Proses

a) Teori Harapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Victor Vroom menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang

untuk bekerja giat dalam pekerjaannya tergantung hubungan timbal balik antara

apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin

perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas

usaha yang dilakukannya. Teori harapan ini didasarkan atas, harapan, nilai,

peraturan.

b) Teori Keadilan

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian

dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif

bukan atas suka atau tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh

pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung meningkat.

c) Teori Pengukuhan

Teori ini didasarkan dua prinsip, yaitu: prinsip hukum ganjaran, prinsip

respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami

penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan. Sebaliknya

jika seseorang berhasil melakukan kewajiban/tugas maka mendapat teguran dari

atasannya, teguran merupakan faktor negatif oleh yang bersangkutan yang

dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga

dimasa depan situasi kekurang berhasilan tidak terulang kembali.

Dengan demikian motivasi yang dimaksud penelitian ini adalah teori

Frederick Herzberg yang menyebutkan motivasi terbagi menjadi dua yaitu

motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

2.4 Model Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja

Motivasi dapat dipastikan memengaruhi kinerja, walaupun bukan satu-

satunya faktor yang membentuk kinerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dari model

hubungan antara motivasi dengan kinerja dari Robert Kreitner dan Angelo Kinicki

(gambar 2.1) (Wibowo, 2014).

Masukan individual dan konteks pekerjaan merupakan dua faktor kunci

yang memengaruhi motivasi. Pekerja mempunyai kemampuan, pengetahuan kerja,

disposisi dan sifat, emosi, suasana hati, keyakinan, dan nilai-nilai pada pekerjaan.

Konteks pekerjaan mencakup lingkungan fisik, penyelesaian tugas, pendekatan

organisasi pada rekognisi dan penghargaan, kecukupan dukungan pengawasan dan

coaching, serta budaya organisasi.

Individual Inputs
Ability, job knowledge
Diposition & traits
Emotions, moods & affect Motivated Behavior
Belief & values Focus: direction,
what we do
Intensity: effort, how
Motivational Processes hard we try
Arousal Attention & direction Quality: task Performance
Intensity & persistence strategies, the way
we do it
Duration:
Job context persistence, how
Physical environment Task design, long we stick to
Rewards & reinforcement,
Supervisory support and coaching,
Social norms, Organizational culture

Gambar 2.1 A Job Performance Model Of Motivation

Kedua faktor tersebut saling memengaruhi, termasuk pula pada proses

motivasi, membangkitkan, mengarahkan, dan meneruskan. Pekerja akan lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

termotivasi apabila mereka percaya bahwa kinerja mereka akan dikenal dan

dihargai. Perilaku termotivasi secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan dan

pengetahuan/keterampilan kerja individu, motivasi, dan kombinasi yang

memungkinkan dan membatasi faktor konteks pekerjaan.

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan konsep diatas terdapat banyak faktor yang memengaruhi

kinerja seseorang, namun dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya beberapa

faktor saja yaitu faktor motivasi kerja perawat terhadap kinerjanya.

Variabel Independen Variabel Dependen

Motivasi Kerja
1. Rasa Tanggung Jawab Kinerja Tim Perawat
2. Inisiatif dan Kreativitas dalam Kelengkapan
3. Semangat Kerja Rekam Medis

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Ada pengaruh variabel motivasi kerja (rasa tanggung jawab, inisiatif dan

kreativitas, dan semangat kerja) terhadap variabel kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory Research, yaitu

penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel motivasi

kerja terhadap variabel kinerja melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan

Sofian, 1985).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem

Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara, dengan alasan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad

Ildrem Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pelayanan (pusat rujukan)

penyakit jiwa tingkat Provisi Sumatera khususnya, serta berupaya untuk

meningkatkan kualitas pelayanan, salah satunya melalui peningkatan mutu rekam

medis.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan November 2016 s/d Mei 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh shift perawat rawat inap di Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. Muhammad Ildrem yang terdiri dari 17 ruangan dikalikan dengan 3 shift

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40

yang ada yang jumlahnya menjadi 51 shift. karena jumlah populasi relatif kecil

maka sampel adalah total dari populasi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan kuesioner

yang telah dipersiapkan dan data sekunder diperoleh dari bagian rekam medis

Rumah sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

3.5 Definisi Operasional

1. Rasa Tanggung jawab adalah keadaan wajib tim perawat dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat

waktu serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau

tindakan yang dilakukan.

2. Inisiatif dan Kreativitas adalah ide, daya usaha serta kemampuan tim

perawat dalam berinteraksi dengan teman satu tim yang terkait dengan proses

melengkapi dan melakukan pendokumentasi asuhan keperawatan pada rekam

medis.

3. Semangat Kerja adalah gairah, kekuatan, ambisi, dan antusiasme yang

berasal dari diri sendiri maupun dari anggota tim perawat dalam bekerja

terkait dengan fasilitas dan hubungan kerja dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan pada rekam medis.

4. Kinerja Perawat dalam kelengkapan rekam medis adalah tindakan atau

tingkat pencapaian tim perawat dalam pelaksanaan rekam medis, meliputi:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan, dan

perencanaan keperawatan.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Variabel Independen

1. Rasa Tanggung Jawab

Nilai dari jawaban responden diasumsikan sebagai ukuran interval dan

diberi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Rasa Tanggung Jawab


No. Variabel Bobot Nilai 1 Bobot nilai 1
Variabel= 1 Variabel = 7
Indikator Indikator
1. Rasa Tanggung Jawab
1. Tidak Pernah 1 1x7 = 7
2. Kadang-Kadang 2 2x7 = 14
3. Sering 3 3x7 = 21
4. Sangat Sering 4 4x7 = 28
Aspek pengukuran variabel dikategorikan ke dalam 4 (empat) tingkatan,

yaitu:

1. Sangat baik, jika skor 28

2. Cukup baik, jika skor 18 – 27

3. Kurang Baik, juka skor 8 – 17

4. Tidak Baik, jika skor 7

2. Inisiatif dan Kreatifitas

Nilai dari jawaban responden diasumsikan sebagai ukuran interval dan

diberi nilai sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Inisiatif dan Kreativitas


No. Variabel Bobot Nilai 1 Bobot nilai 1
Variabel= 1 Variabel = 7
Indikator Indikator
1. Inisiatif dan
Kreatifitas
1. Tidak Pernah 1 1x7 = 7
2. Kadang-Kadang 2 2x7 = 14
3. Sering 3 3x7 = 21
4. Sangat Sering 4 4x7 = 28
Aspek pengukuran variabel dikategorikan ke dalam 4 (empat) tingkatan,

yaitu:

1. Sangat baik, jika skor 28

2. Cukup baik, jika skor 18 - 27

3. Kurang Baik, juka skor 8 - 17

4. Tidak Baik, jika skor 7

3. Semangat Kerja

Nilai dari jawaban responden diasumsikan sebagai ukuran interval dan

diberi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Semangat kerja


No. Variabel Bobot Nilai 1 Bobot nilai 1
Variabel= 1 Variabel = 7
Indikator Indikator
1. Semangat kerja
1. Tidak Pernah 1 1x7 = 7
2. Kadang-Kadang 2 2x7 = 14
3. Sering 3 3x7 = 21
4. Sangat Sering 4 4x7 = 28
Aspek pengukuran variabel dikategorikan ke dalam 4 (empat) tingkatan,

yaitu:

1. Sangat baik, jika skor 28

2. Cukup baik, jika skor 18 - 27

3. Kurang Baik, juka skor 8 - 17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

4. Tidak Baik, jika skor 7

3.6.2 Variabel Dependen

1. Kinerja Tim Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis

Nilai dari jawaban responden diasumsikan sebagai ukuran interval dan

diberi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Kinerja


No. Variabel Bobot Nilai 1 Bobot nilai 1
Variabel= 1 Variabel = 10
Indikator Indikator
1. Kinerja
1. Tidak Lengkap 1 1x10 = 10
2. Lengkap 2 2x10 = 20
Aspek pengukuran dikategorikan ke dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu:

1. Baik, jika skor 16 - 20

2. Buruk, jika skor 10 - 15

3.7 Analisis Data

Menggunakan uji regresi linier berganda. Sebelum melakukan uji regresi

linier berganda terlebih dahulu peneliti mendeskripsikan variabel-variabel setiap

penelitian, kemudian peneliti melakukan tabulasi silang antara independen

variabel dengan dependen variabel. Formula regresi linier berganda yang

digunakan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Kinerja tim perawat


a = Konstanta
X1 = Rasa tanggung jawab
X2 = Inisiatif dan kreatifitas
X3 = Semangat kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

b1 = Koefisien regresi rasa tanggung jawab


b2 = Koefisien regresi inisiatif dan kreativitas
b3 = Koefisien regresi semangat kerja
e = Error

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara

Adapun Gambaran umum Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem

Provinsi Sumatera Utara meliputi sejarah, jenis pelayanan, motto, visi dan misi,

serta struktur organisasi bidang keperawatan adalah sebagi berikut :

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi
Sumatera Utara

Pada tahun 1935 didirikan “Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen”

(Rumah Sakit Jiwa) di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 dan memiliki

Kapasitas 26 tempat tidur sampai dengan pada masa pendudukan Jepang Tahun

1943. Pada masa pendudukan tentara sekutu (1943-1947) penderita gangguan jiwa

Rumah Sakit Glugur dievakuasi ke Dolok Merangir ± 100 Km dari Medan kea rah

Pematang Siantar dan selama ± 3 tahun lamanya.

Pada tahun 1950 penderita gangguan jiwa dipindahkan oleh Tentara

Belanda ke bekas rumah Sakit Harrison dan Crossfield serta sebagian ditampung

di Rumah Penjara Pematang Siantar, sampai dengan 1958 dibuka Poliklinik

Psikiatri yang merupakan Annex Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar terletak di

Jl. Timor No. 19 Medan. Tahun 1958 sampai dengan 1981 Rumah sakit milik

Belanda (Zieken Verpleging) letaknya di Jl. Timor No. 10 Medan dimanfaatkan

sebagai Rumah Sakit Jiwa Medan dan menampung pasien rawat inap dari

Pematang Siantar dengan kapasitas 200 tempat tidur.

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46

Pada tanggal 5 Februari 1981, berdasarkan Surat Menkes. RI Nomor

1897/Yankes/DKJ/78 dan dengan persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8

Desember 1978 Nomor S-849/MK/001/1978 Rumah Sakit Jiwa di Medan di

ruislaag dan dipindahkan ke lokasi baru terletak di terusan Padang Bulan Km. 10

Jl. Bekala Lama, Kampung Mangga Kecamatan Medan Johor dengan luas tanah ±

38.000 m2 (3,8 Ha) dan luas bangunan 5.709 m2, dengan alamat baru yaitu Jl.

Letjend. Djamin Ginting Km. 10/Jl. Tali Air No. 21 Medan dan pada tanggal 15

Oktober 1981, diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI (Dr. Suwardjono

Suryaningrat) yang memiliki kapasitas sebanyak 450 tempat tidur, yang

merupakan RS. Jiwa Departemen Kesehatan.

Rumah Sakit Jiwa Medan mendapat Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit

Nomor: YM.00.03.3.5.5829 yang meliputi Administrasi, Manajemen, Pelayanan

Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis pada

tanggal 28 Desember 1999. Setelah otonomisasi dari tahun 2000 sampai dengan

tahun 2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara kemudian sesuai dengan Perda Nomor 8 Tahun 2004 dan Surat

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 188.34/2641/K/2004, tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka RS. Jiwa

Pusat Medan menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dan

pernah mendapat Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima oleh Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada tanggal 31 Oktober 2008.

Penetapan Rumah Sakit Jiwa Daerah selaku Penyelenggara Pola

Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Provinsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Sumatera Utara berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor:

445/4496/K/Tahun 2008. Kemudian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara juga pernah mendapat Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima Tingkat

Madya oleh Menteri Negara pada tanggal 5 November 2010, mendapat Sertifikat

Akreditasi Rumah Sakit omor: KARS-SERT/813/VI/2112 meliputi Administrasi,

Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat darurat, Pelayanan Keperawatan

dan Rekam Medis pada tanggal 29 Juni 2012.

Kemudian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara juga

mendapat penghargaan dari Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara, meraih

predikat Zona Hijau (Tingkat Kepatuhan Tinggi) terhadap pelaksanaan Undang-

Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Perubahan nama Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menjadi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 1 tahun 2013.

4.1.2 Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit ini meliputi :

1. Unit Gawat darurat

2. Rawat Jalan

3. Rawat Inap

4. Poli Neorologi

5. Rehabilitasi Medik

6. Gangguan Mental Organik

7. Anak dan remaja

8. Pemeriksaan Kesehatan jiwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

9. Psikologi

10. Fisio Therapy

11. Radiologi

12. Brain Mapping/ Rekam Otak

13. Geriatri/ Lanjut Usia

14. Poli Gigi

15. Laboratorium Klinik

16. Narkoba

17. Apotek

4.1.3 Motto, Visi, dan Misi

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara mempunyai Motto, Visi dan Misi,

serta program sebagai berikut:

a. Motto

Adapun motto Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi

Sumatera Utara adalah HORAS (Harmonis, Objektif, Rapi, Aman, dan Sigap).

b. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadikan Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa Paripurna Secara Profesional

yang Terbaik di Sumatera.

2. Misi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa paripurna terpadu dan

komprehensif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

b. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik berdasarkan mutu

dan profesionalisme.

c. Meningkatkan penanggulangan masalah psikososial masyarakat

melalui jejaring pelayanan kesehatan jiwa.

d. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan jiwa terpadu dan

komprehensif.

e. Melaksanakan tata kelola rumah sakit yang baik.

4.1.4 Struktur Organisasi Bidang Keperawatan

DIREKTUR

Kabid Perawat

Kasi Rawat Jalan/UGD Kasi Rawat Inap/Rehabilitasi

Poli Umum Anggrek Kamboja

Poli Jiwa Sinabung Sipiso-piso

Poli Napza Mawar Pusuk Buhit

Gunung Sitoli Bukit Barisan

Melur
Singgalang

Cempaka
Dolok Martimbang
Napza
Sorik Merapi
GMO
Sibual-buali
IGD

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bidang Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis


Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, dan Masa Kerja

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah Umur,

Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, dan Masa Kerja. Berdasarkan

hasil penelitian, dapat kita ketahui bahwa pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa

umur responden yang paling banyak adalah < 30 tahun sebesar (41%), jenis

kelamin responden yang paling banyak ialah perempuan sebesar (88%),

pendidikan reponden yang paling banyak ialah Diploma (DIII) sebesar (30%) dan

masa kerja responden yang paling besar ialah >5 tahun sebesar (61%). Secara

rinci dapat dilihat dari Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis


Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan, dan Masa Kerja
NO Keterangan Jumlah Persentase
(Orang) (%)
1 Umur
a. < 30 Tahun 21 41%
b. 30 – 45 Tahun 20 39%
c. > 45 Tahun 10 20%
Total 51 100%
2 Jenis Kelamin
-Perempuan 45 88%
-Laki-laki 6 12%
Total 51 100%
3 Pendidikan
1. SPK sederajat 10 20%
2. Diploma (DIII) 30 59%
3. Sarjana (S1) 11 21%
Total 51 100%
4 Masa Kerja
a. ≤ 5 Tahun 20 39%
b. > 5 Tahun 31 61%
Total 51 100%
Sumber: Data Primer penelitian lapangan Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab

Pengukuran rasa tanggung jawab dilakukan melalui 7 indikator. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa diketahui tanggapan responden berdasarkan dari

indikator bekerja dengan penuh tanggung jawab, sebanyak 29 tim perawat

(56,9%) menyatakan sangat sering, sebanyak 14 tim perawat (27,4) menyatakan

sering, dan sebanyak 8 tim perawat (15,7%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator ketepatan waktu,

sebanyak 14 tim perawat (27,4%) menyatakan sangat sering, sebanyak 7 tim

perawat (13,8%) menyatakan sering, sebanyak 5 tim perawat (9,8%) meyatakan

kadang – kadang, dan sebanyak 25 tim perawat (49%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator pendokumentasian setiap

pasien baru yang ada diruangan, sebanyak 15 tim perawat (29,4%) menyatakan

sangat sering, sebanyak 11 tim perawat (21,6%) menyatakan sering, sebanyak 3

tim perawat (5,9%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 22 tim perawat

(43,1%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator sering mencatat segala

sesuatu yang harus dipenuhi dalam kebutuhan klien, sebanyak 8 tim perawat

(15,7%) menyatakan sangat sering, sebanyak 20 tim (39,2%) perawat menyatakan

sering, dan sebanyak 23 tim perawat (45,1%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator menyampaikan apa – apa

yang telah dilakukan kepada shift yang baru, sebanyak 19 tim perawat (37,2%)

menyatakan sangat sering, sebanyak 8 tim perawat (15,7%) menyatakan sering,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

sebanyak 3 tim perawat (5,9%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 21

tim perawat (17,6%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator setiap kekurangan dari

ketidaklengkapan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim sering dilengkapi

oleh anggota tim, sebanyak 18 tim perawat (35,3%) menyatakan sangat sering,

sebanyak 9 tim perawat (17,6%) menyatakan sering, sebanyak 2 tim perawat (4%)

menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 22 tim perawat (43,1%) menyatakan

tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator menunda jam kepulangan

dalam upaya melengkapi berkas pendokumentasian asuhan keperawatan dalam

rekam medis, sebanyak 31 tim perawat (60,7%) menyatakan sangat sering,

sebanyak 4 tim perawat (7,8%) menyatakan sering, sebanyak 4 tim perawat

(7,8%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 12 tim perawat (23,5%)

menyatakan tidak pernah. Secara rinci dapat dilihat pada bagian Lampiran 6.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rasa tanggung jawab

tim perawat diketahui sebanyak 1 tim perawat (2%) termasuk kategori tidak baik,

sebanyak 25 tim perawat (49%) termasuk kurang baik, dan sebanyak 25 tim

perawat (49%) termasuk cukup baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab


No. Rasa Tanggung Jawab Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat baik 0 0%
2. Cukup baik 25 49%
3. Kurang Baik 25 49%
4. Tidak Baik 1 2%
Jumlah 51 100%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiatif dan Kreativitas

Pengukuran inisiatif dan kreativitas dilakukan melalui 7 indikator. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa diketahui tanggapan responden berdasarkan dari

indikator menggunakan ide atau daya usaha dalam melaksanakan tugas, sebanyak

31 tim perawat (60,7%) menyatakan sangat sering, sebanyak 15 tim perawat

(29,4%) menyatakan sering, sebanyak 3 tim perawat (5,9%) menyatakan kadang –

kadang, dan sebanyak 2 tim perawat (4%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator memunculkan

keterampilan dalam melaksanakan tugas, sebanyak 36 tim perawat (70,6%)

menyatakan sangat sering, sebanyak 9 tim perawat (17,6%) menyatakan sering,

sebanyak 4 tim perawat (7,8%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 2 tim

perawat (3,9%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator mampu mengambil

keputusan untuk melaksanakan melengkapi pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan dalam rekam medis, sebanyak 33 tim perawat (64,7%) menyatakan

sangat sering, sebanyak 13 tim perawat (25,5%) menyatakan sering, dan sebanyak

5 tim perawat (9,8%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator mengisikan berkas

pendokumentasian asuhan keperawatan setelah selesai melakukan tindakan,

sebanyak 32 tim perawat (62,7%) menyatakan sangat sering, sebanyak 15 tim

perawat (29,4%) menyatakan sering, sebanyak 1 tim perawat (2%) menyatakan

kadang – kadang, dan sebanyak 3 tim perawat (5,9%) menyatakan tidak pernah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator saling membantu apabila

pekerjaan banyak, sebanyak 33 tim perawat (64,7%) menyatakan sangat sering,

sebanyak 8 tim perawat (15,7%) menyatakan sering, sebanyak 1 tim perawat (2%)

menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 9 tim perawat (17,6%) menyatakan

tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator menyelesaikan dan

melakukan pengecekkan kembali terhadap berkas pendokumentasian yang diisi,

sebanyak 33 tim perawat (64,7%) menyatakan sangat sering, sebanyak 10 tim

perawat (19,6%) menyatakan sering, sebanyak 2 tim perawat (4%) menyatakan

kadang – kadang, dan sebanyak 6 tim perawat (11,7%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator saling mengingatkan,

sebanyak 35 tim perawat (68,6%) menyatakan sangat sering, sebanyak 3 tim

perawat (5,9%) menyatakan sering, sebanyak 6 tim perawat (11,7%) menyatakan

kadang – kadang, dan sebanyak 7 tim perawat (13,8%) menyatakan tidak pernah.

Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar inisiatif dan

kreativitas tim perawat diketahui sebanyak 5 tim perawat (9,8%) termasuk

kategori sangat baik, sebanyak 44 tim perawat (86,3%) termasuk cukup baik, dan

sebanyak 2 tim perawat (3,9%) termasuk kurang baik. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiatif dan Kreativitas


No. Inisiatif dan Kreativitas Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat baik 5 9,8%
2. Cukup baik 44 86,3%
3. Kurang Baik 2 3,9%
4. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 51 100%

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Semangat Kerja

Pengukuran variabel semangat kerja dilakukan melalui 7 indikator. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa diketahui tanggapan responden berdasarkan dari

indikator bergairah dalam melaksanakan pekerjaan, sebanyak 13 tim perawat

(25,5%) menyatakan sangat sering, sebanyak 18 tim perawat (35,3%) menyatakan

sering, sebanyak 20 tim perawat (39,2%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator bergairah ingin

mengetahui bagaimana dapat mencapai kemajuan, sebanyak 21 tim perawat

(41,2%) menyatakan sangat sering, sebanyak 8 tim perawat (15,7%) menyatakan

sering, sebanyak 4 tim perawat (7,8%) menyatakan kadang – kadang, dan

sebanyak 18 tim perawat (35,3%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator berambisi terhadap hasil

kerja, sebanyak 14 tim perawat (27,4%) menyatakan sangat sering, sebanyak 14

tim perawat (27,4%) menyatakan sering, sebanyak 6 tim perawat (11,7%)

menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 17 tim perawat (33,4%) menyatakan

tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator selalu memberikan

antusiasme untuk meningkatan kualitas kerja, sebanyak 20 tim perawat (39,2%)

menyatakan sangat sering, sebanyak 9 tim perawat (17,6%) menyatakan sering,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

sebanyak 1 tim perawat (2%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 21 tim

perawat (41,2%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator fasilitas yang tersedia

mendukung dalam pelaksanaan melengkapi pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan dalam rekam medis., sebanyak 20 tim perawat (39,2%) menyatakan

sangat sering, sebanyak 8 tim perawat (6%) menyatakan sering, sebanyak 1 tim

perawat (2%) menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 22 tim perawat

(43,1%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator menunjukkan kekuatan

dan semangat setiap melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam

rekam medis, sebanyak 24 tim perawat (47%) menyatakan sangat sering,

sebanyak 6 tim perawat (11,7%) menyatakan sering, sebanyak 2 tim perawat (4%)

menyatakan kadang – kadang, dan sebanyak 19 tim perawat (37,2%) menyatakan

tidak pernah.

Berdasarkan tanggapan responden dari indikator hubungan yang harmonis,

sebanyak 21 tim perawat (41,2%) menyatakan sangat sering, sebanyak 4 tim

perawat (7,8%) menyatakan sering, sebanyak 6 tim perawat (11,7%) menyatakan

kadang – kadang, dan sebanyak 20 tim perawat (39,2%) menyatakan tidak pernah.

Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar semangat kerja tim

perawat diketahui sebanyak 1 tim perawat (2%) termasuk kategori sangat baik,

sebanyak 25 tim perawat (49%) termasuk cukup baik, sebanyak 20 tim perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

(39,2%) termasuk kurang baik, dan sebanyak 5 tim perawat (9,8%) termasuk tidak

baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Semangat Kerja


No. Semangat Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat baik 1 2%
2. Cukup baik 25 49%
3. Kurang Baik 20 39,2%
4. Tidak Baik 5 9,8%
Jumlah 51 100%

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam Medis

Pengukuran kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis

dilakukan melalui 10 indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui

dari indikator lembaran pengkajian keperawatan dari 46 tim perawat (90,2%)

dinyatakan lengkap, dan dari 5 tim perawat (9,8%) dinyatakan tidak lengkap.

Berdasarkan indikator nama pasien, nomor RM, ruang inap, tanggal pengkajian,

tanggal keluar pada lembaran asuhan keperawatan, dari 29 tim perawat (56,9%)

dinyatakan lengkap, dan dari 22 tim perawat (43,1%) dinyatakan tidak lengkap.

Berdasarkan indikator tercantumnya diagnosa keperawatan berdasarkan

pengkajian data dalam rekaman asuhan keperawatan, dari 40 tim perawat (78,4%)

dinyatakan lengkap, dan dari 11 tim perawat (21,6%) dinyatakan tidak lengkap.

Berdasarkan indikator tercantumnya tujuan dan intervensi rencana keperawatan

yang dilakukan dalam rekaman asuhan keperawatan, dari 43 tim perawat (84,3%)

dinyatakan lengkap, dan dari 8 tim perawat (6%) dinyatakan tidak lengkap.

Berdasarkan indikator tercantumnya nomor urut kegiatan, tanggal, pukul,

nama serta paraf perawat setiap kali lembaran catatan keperawatan diisi, dari 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

tim perawat (70,6%) dinyatakan lengkap, dan dari 15 tim perawat (29,4%)

dinyatakan tidak lengkap. Berdasarkan indikator terisi dengan lengkap catatan

keperawatan setiap harinya selama pasien mendapatkan perawatan, dari 38 tim

perawat (74,5%) dinyatakan lengkap, dan dari 13 tim perawat (25,5%) dinyatakan

tidak lengkap.

Berdasarkan indikator tercantumnya tindakan keperawatan dalam rekaman

asuhan keperawatan, dari 34 tim perawat (66,7%) dinyatakan lengkap, dan dari 17

tim perawat (33,4%) dinyatakan tidak lengkap. Berdasarkan indikator

tercantumnya evaluasi keperawatan dalam rekaman asuhan keperawatan, dari 34

tim perawat (66,7%) dinyatakan lengkap, dan dari 17 tim perawat (33,4%)

dinyatakan tidak lengkap.

Berdasarkan indikator berkas rekam medis segera diselesaikan setelah

pasien selesai mendapat perawatan, dari 29 tim perawat (57%) dinyatakan

lengkap, dan dari 22 tim perawat (43,1%) dinyatakan tidak lengkap. Berdasarkan

indikator berkas rekam medis dikembalikan tepat waktu pada bidang rekam

medis, dari 20 tim perawat (39,2%) dinyatakan lengkap, dan dari 31 tim perawat

(61%) dinyatakan tidak lengkap. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 7.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

kinerja dengan kategori kinerja tim perawat yang memiliki kualitas baik sebesar

45,1% dan sisanya dalam kategori buruk yaitu sebesar 54,9%. Secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 4.5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis
No. Kinerja Tim Perawat Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Buruk 28 54,9%
2. Baik 23 45,1%
Jumlah 51 100%

4.7 Hubungan Rasa Tanggung Jawab dengan Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa Hubungan rasa tanggung jawab dengan

kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap, dari 100%

responden dengan rasa tanggung jawab dan kinerja tim perawat, rasa tanggung

jawab tidak baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 0% tim, rasa tanggung

jawab tidak baik dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 2% tim, rasa

tanggung jawab kurang baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 13,8%

tim, rasa tanggung jawab kurang baik dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak

35,3% tim, rasa tanggung jawab cukup baik dengan kinerja tim perawat baik

sebanyak 31,4% tim, rasa tanggung jawab cukup baik dengan kinerja tim perawat

buruk sebanyak 17,6% tim, rasa tanggung jawab sangat baik dengan kinerja tim

perawat baik sebanyak 0% tim, dan rasa tanggung jawab sangat baik dengan

kinerja tim perawat buruk sebanyak 0% tim. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel

4.6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Tabel 4.6 Hubungan Rasa Tanggung Jawab dengan Kinerja Tim


Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis
No Rasa Kinerja Tim Perawat Total
Tanggung
Jawab
Baik Buruk
1. Tidak Baik 0% 2% 2%
2. Kurang Baik 13,8% 35,3% 49%
3. Cukup Baik 31,4% 17,6% 49%
4. Sangat Baik 0% 0% 0%
Total 45,1% 54,9% 100%

4.8 Hubungan Inisiatif dan Kreativitas dengan Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa Hubungan inisiatif dan kreativitas

dengan kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap,

dari 100% responden dengan inisiatif dan kreativitas dan kinerja tim perawat,

inisiatif dan kreativitas tidak baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 0%

tim, inisiatif dan kreativitas tidak baik dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak

0% tim, inisiatif dan kreativitas kurang baik dengan kinerja tim perawat baik

sebanyak 2% tim, inisiatif dan kreativitas kurang baik dengan kinerja tim perawat

buruk sebanyak 2% tim, inisiatif dan kreativitas cukup baik dengan kinerja tim

perawat baik sebanyak 35,3% tim, inisiatif dan kreativitas cukup baik dengan

kinerja tim perawat buruk sebanyak 50,9% tim, inisiatif dan kreativitas sangat

baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 7,8% tim, dan inisiatif dan

kreativitas sangat baik dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 2% tim. Secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Tabel 4.7 Hubungan Inisiatif dan Kreativitas dengan Kinerja Tim


Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis
No Inisiatif dan Kinerja Tim Perawat Total
Kreativitas
Baik Buruk
1. Tidak Baik 0% 0% 0%
2. Kurang Baik 2% 2% 4%
3. Cukup Baik 35,3% 50,9% 86,2%
4. Sangat Baik 7,8% 2% 9,8%
Total 45,1% 54,9% 100%

4.9 Hubungan Semangat Kerja dengan Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Hubungan semangat kerja dengan

kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap, dari 100%

responden dengan semangat kerja dan kinerja tim perawat, semangat kerja tidak

baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 2% tim, semangat kerja tidak baik

dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 7,8% tim, semangat kerja kurang baik

dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 11,7% tim, semangat kerja kurang baik

dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 27,4% tim, semangat kerja cukup baik

dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 31,4% tim, semangat kerja cukup baik

dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 17,6% tim, semangat kerja sangat

baik dengan kinerja tim perawat baik sebanyak 0% tim, dan semangat kerja sangat

baik dengan kinerja tim perawat buruk sebanyak 2% tim. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Tabel 4.8 Hubungan Semangat Kerja dengan Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis
No Semangat Kinerja Tim Perawat Total
Kerja
Baik Buruk
1. Tidak Baik 2% 7,8% 9,8%
2. Kurang Baik 11,7% 27,4% 39,2%
3. Cukup Baik 31,4% 17,6% 49%
4. Sangat Baik 0% 2% 2%
Total 45,1% 54,9% 100%

4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95%

menunjukkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel rasa tanggung jawab

(p=0,002) dan semangat kerja (p=0,037) terhadap kinerja tim perawat

(p<0,05).

2. Inisiatif dan kreativitas (p=0,122), tidak memiliki pengaruh yang bermakna

terhadap kinerja tim perawat.

3. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan nilai 0,270 ini berarti regresi

linier berganda yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh motivasi kerja

(semangat kerja) terhadap kinerja tim perawat sebesar 27% dan selebihnya

73% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Hasil regresi sesuai dengan Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


No. Variabel Taraf B R R F P
signifikan Square value value
1. Rasa tanggung jawab 0,002 0,383
2. Inisiatif dan kreativitas 0,122 0,272 0.520 0,270 5,805 0,002
3. Semangat kerja 0,037 0,149

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Ternyata dari tabel diatas dari keseluruhan faktor – faktor yang dominan

dengan tingkat koefisien yang berpengaruh dan yang paling dominan adalah rasa

tanggung jawab dan semangat kerja terhadap kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Tim Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis

Kinerja tim perawat adalah hasil kerja yang dicapai oleh tim perawat di

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera

Utara ditemukan bahwa masih terdapat rekam medis pasien rawat inap yang tidak

lengkap. Sebanyak 28 tim perawat (54,9%) menyatakan bahwa mereka memiliki

kinerja yang buruk, dan sebanyak 23 tim perawat (45,1%) menyatakan bahwa

mereka memiliki kinerja yang baik.

Buruknya kinerja tim perawat terlihat dalam hal pengembalian berkas

rekam medis yang tidak tepat waktu pada bidang rekam medis, sering tidak

tercantumnya evaluasi keperawatan dalam rekaman asuhan keperawatan, sering

tidak terisi dengan lengkap catatan keperawatan setiap harinya selama pasien

mendapatkan perawatan, sering tidak tercantumnya nama pasien, nomor RM,

ruang inap, tanggal pengkajian, tanggal keluar pada lembaran asuhan

keperawatan, sering tidak tercantumnya diagnose keperawatan berdasarkan

pengkajian data dalam rekaman asuhan keperawatan, berkas rekam medis sering

tidak segera diselesaikan setelah pasien selesai mendapat perawatan, dan sering

tidak tercantumnya nomor urut kegiatan, tanggal, pukul, nama serta paraf perawat

setiap kali lembaran catatan keperawatan diisikan.

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution (2009), yang

menyatakan bahwa rendahnya tingkat kinerja perawat dalam kelengkapan rekam

medis (meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnose keperawatan,

perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan

pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis).

5.2 Pengaruh Variabel Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis

Pengukuran variabel motivasi kerja dalam penelitian ini diukur dari

variabel rasa tanggung jawab, inisiatif dan kreativitas, dan semangat kerja.

5.2.1 Pengaruh Rasa Tanggung jawab Terhadap Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis

Rasa tanggung jawab adalah keadaan wajib tim perawat dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu

serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tindakan yang

dilakukan.

Rasa tanggung jawab adalah sikap individu atau pegawai yang mempunyai

motivasi kerja yang baik. Individu atau pegawai yang baik harus mempunyai rasa

tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan sehingga pekerjaan

tersebut mampu diselesaikan secara tepat waktu (Syahyuti, 2010).

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang didapatkan rasa

tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan sig. 0,002 < 0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Berdasarkan hasil penelitian rasa tanggung jawab terhadap kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara menunjukan bahwa rasa

tanggung jawab tim perawat terhadap pekerjaannya masih buruk.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat disebabkan karena tim

perawat dalam melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan sering tidak tepat

waktu, tim perawat sering tidak mencatat segala sesuatu yang harus dipenuhi

dalam kebutuhan klien, pasien baru yang masuk dan mendapatkan asuhan

keperawatan dari tim tidak sering didokumentasikan, dan setiap kekurangan dari

ketidaklengkapan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim sering tidak

dilengkapi oleh anggota tim yang lainnya.

Rasa tanggung jawab tim perawat merupakan faktor yang penting dalam

hal melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis.

Perawat dituntut memberikan pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan dan batas

kemampuannya. Melaksanakan fungsi perawat dengan bertanggung jawab akan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Tanggung jawab ini berkaitan

dengan hasil kerja tim karena tim perawat secara langsung memberi tindakan

kepada pasien. Jika tim perawat tidak bertangung jawab terhadap pelaksanaan

tindakan maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecacatan pada

pasien (malpraktik) sampai kehilangan nyawa pasien.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nasution (2009), bahwa rasa

tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

pasien pasca bedah. Responden yang bertanggungjawab melakukan tindakan

perawat dengan baik, sedangkan yang kurang bertanggung jawab melakukan

perawatan kurang baik.

Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh penelitian Siregar (2008), di RSUD

Swadana Tarutung Tapanuli Utara bahwa rasa tanggung jawab tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap.

Menurut Tomatala (2006), bahwa salah satu upaya yang dapat memotivasi

seseorang adalah melalui sentuhan psikologi, pemimpin dapat membuat gerakan

motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising) atau teguran (reprimend)

sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap

pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi

dorongan yang kuat bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri

dan bekerja dengan lebih baik (bekerja efektif, efisien, dalam hubungan

manusia/organisasi yang sehat).

Untuk itu ketua tim ruangan harus melakukan pengawasan pada

bawahannya, agar rasa tanggung jawab perawat dalam melaksanakan pekerjaan

(pendokumentasian asuhan keperawatan) terus meningkat. Salah satu langkah

yang dapat ditempuh yaitu dengan menegakkan disiplin dan menerapkan sanksi

bagi perawat yang tidak memiliki rasa tanggung jawab yang baik dan tidak

bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

5.2.2 Pengaruh Inisiatif dan Kreativitas Terhadap Kinerja Tim Perawat


dalam Kelengkapan Rekam Medis

Inisiatif dan kreativitas adalah ide, daya usaha serta kemampuan tim

perawat dalam berinteraksi dengan teman satu tim yang terkait dengan proses

melengkapi dan melakukan pendokumentasi asuhan keperawatan pada rekam

medis.

Inisiatif diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan seseorang karyawan

atau pegawai untuk memulai atau meneruskan suatu pekerjaan dengan penuh

energi tanpa ada dorongan dari orang lain atau atas kehendak sendiri, sedangkan

kreativitas adalah kemampuan seseorang pegawai atau karyawan untuk

menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi yang

baru sehingga dapat menemukan suatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru

bukan berarti sebelumya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini dapat berupa

sesuatu yang belum dikenal sebelumnya (Syahyuti, 2010).

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang didapatkan inisiatif dan

kreativitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan sig. 0,122 > 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian inisiatif dan kreativitas terhadap kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa

Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara menunjukan bahwa

variabel inisiatif dan kreativitas terhadap pekerjaannya sudah baik, walaupun

masih ditemukan beberapa yang masih kurang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa inisiatif dan kreativitas

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat disebabkan karena

perawat memiliki inisiatif dan kreativitas yang cukup besar mempunyai kinerja

yang cenderung sama dengan perawat yang memiliki inisiatif dan kreativitas yang

relatif lebih kecil. Dimana diketahui perawat memiliki inisiatif dan kreativitas

yang cukup besar dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan

dalam rekam medis pada pasien dan menganggap bahwa sebuah inisiatif dan

kreativitas merupakan suatu hal yang perlu dimiliki oleh perawat dalam

melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis terutama

apabila rekan satu tim mereka tidak sempat untuk melakukan pendokumentasian.

Mereka menyadari bahwa pendokumentasian yang tidak sempat dilakukan

tersebut akan memberikan dampak bagi tim mereka ketika mereka akan

memberikan perawatan terhadap pasien. Untuk itu seluruh anggota tim ruangan

harus memiliki inisiatif dan kreativitas yang baik dengan cara membina hubungan

yang baik dengan rekan satu tim agar kegiatan dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan dapat berjalan dengan maksimal.

Hal ini sejalan dengan penelitian Yanidrawati, dkk (2012), di RSUD

Kabupaten Bekasi bahwa inisiatif dan kreativitas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja perawat dirumah sakit tersebut. Hasil yang berbeda

diperlihatkan oleh penelitian Yuarto (2014), di RS Panti Rapih Yogyakarta bahwa

inisiatif dan kreativitas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di

Rumah Sakit tersebut. Responden yang memiliki inisiatif dan kreativitas yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

baik akan melakukan tindakan perawatan dengan baik juga dengan kemampuan

yang dimilikinya, demikian pula sebaliknya.

5.2.3 Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam medis

Semangat kerja adalah adalah gairah, kekuatan, ambisi, dan antusiasme

yang berasal dari diri sendiri maupun dari anggota tim perawat dalam bekerja

terkait dengan fasilitas dan hubungan kerja dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan pada rekam medis.

Semangat kerja adalah terdapatnya perasaan yang memungkinkan

seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak dan lebih baik. Plippo

mengemukakan bahwa, semangat kerja yang baik ditandai dengan gairah

karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perintah dan peraturan serta

kemauan kerjasama dengan karyawan lain dalam mencapai tujuan-tujuan

organisasi. Semangat kerja sebagai keadaan psikologis yang baik, apabila

semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang

untuk bekerja lebih giat dan lebih baik serta konsekuen dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan oleh perusahaan atau instansi (Syahyuti, 2010).

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang didapatkan semangat

kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tim perawat dalam

kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan sig. 0,037 < 0,05.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa semangat kerja

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tim perawat hal ini disebabkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

karena fasilitas yang tersedia di rumah sakit kurang mendukung dalam

pelaksanaan melengkapi pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam

medis, anggota tim yang tidak selalu memberikan antusiasme untuk meningkatan

kualitas kerja, adanya hubungan yang kurang harmonis diantara tim perawat,

sering kurang bergairahnya tim perawat dalam melaksanakan pekerjaannya. Tim

perawat menyadari bahwa dari segi semangat kerja mereka memang masih

dikategorikan sedang atau masih mengarah ke rendah dikarenakan jarangnya atau

tidak adanya perhatian dan pengawasan yang diberikan oleh ketua tim mereka.

Semangat kerja berasumsi terhadap sikap individu atau kelompok yang

sukarela bekerjasama. Menurut Moekijat (1999) semangat kerja menggambarkan

perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan

kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan

tugas, serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai

semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas

marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini

dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nora (2013), yang

menunjukkan adanya pengaruh antara stress kerja dan semangat kerja terhadap

kinerja perawat dalam melakukan pendokumentasian di Rumah Sakit Nur

Hidayah Bantul.

Demikian juga penelitian Rohayati (2008), yang menyimpulkan bahwa

motivasi kerja tenaga paramedik di rumah sakit umum Dr. Pirngadi Medan masih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

tergolong rendah, yang terlihat dari rendahnya gairah kerja, disiplin, loyalitas,

tanggung jawab, dan semangat kerja yang dimiliki.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel rasa

tanggung jawab dan semangat kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja tim perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat

inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera

Utara.

2. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel rasa

tanggung jawab merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja

tim perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan nilai sig

0,002 < 0,05.

3. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel inisiatif dan

kreativitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

6.2 Saran

1. Kepada perawat :

a. Diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab yang dimiliki dalam

melakukan pekerjaannya melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan dengan melakukan pemeriksaan kembali dan memastikan

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74

pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis telah terisi

dengan lengkap.

b. Meningkatkan semangat kerja didalam tim dengan lebih meningkatkan

kekompakan hubungan antara sesama anggota tim dalam melakukan

pekerjaannya melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam

rekam medis agar kinerja yang dihasilkan semakin baik lagi.

2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut yang bersifat kualitatif untuk

mengetahui lebih dalam faktor – faktor lain yang memengaruhi kinerja tim

perawat dalam kelengkapan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di


Indonesia, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.

, 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam


Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II, Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Hidayat, R, 2008. Pengantar dokumentasi Proses Keperawatan, EGC,


Jakarta.

Ilyas, Yaslis, 2012. Kinerja : Teori, Penilaian dan Penelitian, Badan


Penerbit FKM UI, Jakarta.

Keliat, A, 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, EGC,


Jakarta.

Kuntjoro, T., 2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat Dan


Bidan sebagai Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis, JMPK
Vol.08/No.03/September/2005:http://www.jmpkonline.net/files/02.
nofrinaldi-new.pdf. Diakses Tanggal 11 November 2016.

Marlian, Rita Sugiarti dan Dadang Kusnadi, 2014. Pengaruh Motivasi


Dan Kemampuan Terhadap Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan, Jurnal, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, Bandung.

Moekijat, 1999. Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung.

Nasution, Ade Ira Zahriany, 2009. Pengaruh Karakteristik Individu


Dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat Dalam
Kelengkapan Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana
USU, Medan.

Nora, Viktor, 2013. Pengaruh Stres Kerja dan Semangat Kerja


terhadap Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Nur Hidayah di
Bantul Yogyakarta, Jurnal : http://eprints.upnyk.ac.id/7582/.
Diakses Tanggal 20 Maret 2017.

Nursalam, 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta.

75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76

Permenkes Tentang Rekam Medik, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008.

PPNI, 2000. Rencana Standar Keperawatan, Jakarta.

Puspitasari, Rita, 2014. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan Kerja


terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Pajak
Magelang, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.

Rina, Amelia, 2008. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja


Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa
Di RSJ Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, Tesis, Sekolah
Pasca Sarjana USU, Medan.

Ritonga, Zulham Andi, 2010. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan Tahun 2010, Skripsi, FKM USU,
Medan.

Robbins, S. P. 2008. Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

Rohayati, 2008. Hubungan Motivasi Kerja Pegawai terhadap Sikap


Pelayanan Kepada Pasien di RSU Dr. Pirngadi Medan,
Tesis,Sekolah Pasca Sarjana USU, Medan.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1985. Metode Penelitian Survei,


Pustaka LP3ES, Jakarta.

Subanegara, Hanna, P, 2005. Diamond Head Drill dan Kepemimpinan


dalam Manajemen Rumah Sakit, Andi Offset, Yogyakarta.

Supratman, 2007. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan diTinjau


dari Beban Kerja Perawat, Berita Ilmu Kedokteran, Surakarta

Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana,


Jakarta.

Syahyuti, 2010. Motivasi Kerja, Rajawali Pers, Jakarta.

Tomatala, Y., 2006. Kepemimpinan yang Dinamis (Aspek-Aspek


Kepemimpinan), Penerbit Gandum Mas, Malang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja Edisi 4, Rajawali Pers, Jakarta.

Wijono, 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan vol 2, Airlangga


University Press, Jakarta.

Yuarto, Simon, 2014. Pengaruh Disiplin dan Stress Kerja Terhadap


Kinerja Perawat, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TIM PERAWAT


DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM
PROVINSI SUMATERA
UTARA

No Urut :

Nama Ruangan :

I. Identitas

Nama :

Umur : Tahun

a. < 30 Tahun
b. 30 – 45 Tahun
c. > 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

Status : Menikah

Belum Menikah

Pendidikan : SPK (Sederajat)

D.III

S.1

Masa Kerja : Tahun

a. ≤ 5 Tahun
b. > 5 Tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


II. Motivasi Kerja

Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan pendapat anda

dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

SS = Sangat Sering

S = Sering

KK = Kadang – Kadang

TP = Tidak Pernah

1. Rasa Tanggung Jawab

No Pertanyaan SS S KK TP
1 Apakah tim perawat sering bekerja dengan penuh
tanggungjawab ?
2 Apakah tim perawat dalam melengkapi dokumentasi
asuhan keperawatan sering tepat waktu ?
3 Apakah setiap pasien baru yang masuk dalam ruangan
ketika mendapatkan asuhan keperawatan dari tim sering
didokumentasikan ?
4 Apakah tim sering mencatat segala sesuatu yang harus
dipenuhi dalam kebutuhan klien ?
5 Setiap terjadi pergantian shift kami sering menyampaikan
apa apa yang telah kami lakukan kepada shift yang baru
6 Apakah setiap kekurangan dari ketidaklengkapan yang
dilakukan oleh salah satu anggota tim sering dilengkapi
oleh anggota tim yang lainnya ?
7 Dalam upaya melengkapi berkas pendokumentasian
asuhan keperawatan dalam rekam medis kami sering
menunda jam kepulangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Inisiatif dan Kreativitas

No Pertanyaan SS S KK TP
1 Kami sering menggunakan ide atau daya usaha yang kami
miliki dalam melaksanakan tugas agar kami dapat
mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih mudah.
2 Kami sering memunculkan keterampilan kami dalam
melaksanakan tugas agar kami dapat mengerjakan suatu
pekerjaan dengan lebih mudah.
3 Kami mampu mengambil keputusan didalam tim untuk
melaksanakan melengkapi pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan dalam rekam medis
4 Setelah selesai melakukan tindakan kami akan
mengisikannya kedalam berkas pendokumentasian
asuhan keperawatan
5 Kami akan saling membantu apabila pekerjaan didalam
tim banyak
6 Kami akan menyelesaikan dan melakukan pengecekkan
kembali terhadap berkas pendokumentasian yang kami isi
7 Apabila tim lupa melakukan pendokumentasian kami
akan saling mengingatkan

3. Semangat Kerja

No Pertanyaan SS S KK TP
1 Kami sering bergairah dalam melaksanakan pekerjaan
agar kami menjadi perawat yang berprestasi
2 Kami sangat bergairah ingin mengetahui bagaimana kami
dapat mencapai kemajuan dalam tim ketika
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
3 Kami sangat berambisi terhadap hasil kerja tim yang akan
dicapai
4 Anggota tim selalu memberikan antusiasme untuk
meningkatan kualitas kerja
5 Fasilitas yang tersedia di rumah sakit mendukung dalam
pelaksanaan melengkapi pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan dalam rekam medis.
6 Kami menunjukkan kekuatan dan semangat kami didalam
tim setiap melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan dalam rekam medis
7 Adanya hubungan yang harmonis diantara tim perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


III. Kinerja

Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan memberi tanda ceklis ( √

) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.

1. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis

No Kinerja Perawat dalam Jawaban


Kelengkapan Rekam Medis
Lengkap Tidak
Lengkap
1 Lembaran pengkajian keperawatan
terisi lengkap.
2 Tercantum nama pasien, nomor RM,
ruang inap, tanggal pengkajian, tanggal
keluar pada lembaran asuhan
keperawatan.
3 Tercantum diagnosa keperawatan
berdasarkan pengkajian data dalam
rekaman asuhan keperawatan.
4 Tercantum tujuan dan intervensi
rencana keperawatan yang dilakukan
dalam rekaman asuhan keperawatan.
5 Tercantum Nomor urut kegiatan,
tanggal, pukul, nama serta paraf
perawat setiap kali lembaran catatan
keperawatan diisi.
6 Terisi dengan lengkap catatan
keperawatan setiap harinya selama
pasien mendapatkan perawatan.
7 Tercantum tindakan keperawatan
dalam rekaman asuhan keperawatan.
8 Tercantum evaluasi keperawatan
dalam rekaman asuhan keperawatan.
9 Berkas rekam medis segera
diselesaikan setelah pasien selesai
mendapat perawatan.
10 Berkas rekam medis dikembalikan
tepat waktu pada bidang rekam medis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5

Frekuensi

TRTJ_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak baik 1 2.0 2.0 2.0
Kurang baik 25 49.0 49.0 51.0
Cukup baik 25 49.0 49.0 100.0
Total 51 100.0 100.0

TIK_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang baik 2 3.9 3.9 3.9
Cukup baik 44 86.3 86.3 90.2
Sangat baik 5 9.8 9.8 100.0
Total 51 100.0 100.0

TS_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak baik 5 9.8 9.8 9.8
Kurang baik 20 39.2 39.2 49.0
Cukup baik 25 49.0 49.0 98.0
Sangat baik 1 2.0 2.0 100.0
Total 51 100.0 100.0

TK_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 28 54.9 54.9 54.9
Baik 23 45.1 45.1 100.0
Total 51 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Crosstab

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TRTJ_1 * TK_1 51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

TRTJ_1 * TK_1 Crosstabulation

Count
TK_1
Total
Buruk Baik
TRTJ_1 Tidak baik 1 0 1
Kurang baik 18 7 25
Cukup baik 9 16 25
Total 28 23 51

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.381(a) 2 .025
Likelihood Ratio 7.891 2 .019
Linear-by-Linear
7.215 1 .007
Association
N of Valid Cases
51

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .45.

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TIK_1 * TK_1 51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

TIK_1 * TK_1 Crosstabulation

Count
TK_1
Total
Buruk Baik
TIK_1 Kurang baik 1 1 2
Cukup baik 26 18 44
Sangat baik 1 4 5
Total 28 23 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.791(a) 2 .248
Likelihood Ratio 2.899 2 .235
Linear-by-Linear
1.574 1 .210
Association
N of Valid Cases
51

a 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .90.

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TS_1 * TK_1 51 100.0% 0 .0% 51 100.0%

TS_1 * TK_1 Crosstabulation

Count
TK_1 Total
Buruk Baik Buruk
TS_1 Tidak baik 4 1 5
Kurang baik 14 6 20
Cukup baik 9 16 25
Sangat baik 1 0 1
Total 28 23 51

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.542(a) 3 .044
Likelihood Ratio 8.101 3 .044
Linear-by-Linear
4.167 1 .041
Association
N of Valid Cases
51

a 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .45.

Regression

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .520(a) .270 .224 .44276
a Predictors: (Constant), TS_1, TRTJ_1, TIK_1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b Dependent Variable: TK_1

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.414 3 1.138 5.805 .002(a)
Residual 9.214 47 .196
Total 12.627 50
a Predictors: (Constant), TS_1, TRTJ_1, TIK_1
b Dependent Variable: TK_1

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) -.798 .653 -1.223 .228
TRTJ_1 .383 .117 .413 3.282 .002
TIK_1 .272 .173 .200 1.576 .122
TS_1 .194 .090 .270 2.148 .037
a Dependent Variable: TK_1

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.700 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja


No Variabel Motivasi Sangat Sering Kadang – Tidak Jumlah
Kerja sering kadang pernah
n % n % n % n % n %
A. Rasa Tanggung Jawab
1 Apakah tim perawat 29 56,9 14 27,4 0 0 8 15,7 51 100
sering bekerja dengan
penuh tanggung jawab ?
2 Apakah tim perawat 14 27,4 7 13,8 5 9,8 25 49 51 100
dalam melengkapi
dokumentasi asuhan
keperawatan sering tepat
waktu ?
3 Apakah setiap pasien 15 29,4 11 21,6 3 5,9 22 43,1 51 100
baru yang masuk dalam
ruangan ketika
mendapatkan asuhan
keperawatan dari tim
sering didokumentasikan
?
4 Apakah tim sering 8 15,7 20 39,2 0 0 23 45,1 51 100
mencatat segala sesuatu
yang harus dipenuhi
dalam kebutuhan klien ?
5 Setiap terjadi pergantian 19 37,2 8 15,7 3 5,9 21 41,2 51 100
shift kami sering
menyampaikan apa apa
yang telah kami lakukan
kepada shift yang baru
6 Apakah setiap 18 35,3 9 17,6 2 4 22 43,1 51 100
kekurangan dari
ketidaklengkapan yang
dilakukan oleh salah satu
anggota tim sering
dilengkapi oleh anggota
tim yang lainnya ?
7 Dalam upaya melengkapi 31 60,7 4 7,8 4 7,8 12 23,5 51 100
berkas
pendokumentasian
asuhan keperawatan
dalam rekam medis kami
sering menunda jam
kepulangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Inisiatif dan Kreativitas Sangat Sering Kadang - Tidak Jumlah
sering kadang pernah
n % n % n % n % n %

1 Kami sering 31 60,7 15 29,4 3 5,9 2 4 51 100


menggunakan ide atau
daya usaha yang kami
miliki dalam
melaksanakan tugas agar
kami dapat mengerjakan
suatu pekerjaan dengan
lebih mudah.
2 Kami sering 36 70,6 9 17,6 4 7,8 2 3,9 51 100
memunculkan
keterampilan kami dalam
melaksanakan tugas agar
kami dapat mengerjakan
suatu pekerjaan dengan
lebih mudah.
3 Kami mampu mengambil 33 64,7 13 25,5 0 0 5 9,8 51 100
keputusan didalam tim
untuk melaksanakan
melengkapi pengisian
dokumentasi asuhan
keperawatan dalam
rekam medis
4 Setelah selesai 32 62,7 15 29,4 1 2 3 5,9 51 100
melakukan tindakan kami
akan mengisikannya
kedalam berkas
pendokumentasian
asuhan keperawatan
5 Kami akan saling 33 64,7 8 15,7 1 2 9 17,6 51 100
membantu apabila
pekerjaan didalam tim
banyak
6 Kami akan 33 64,7 10 19,6 2 4 6 11,7 51 100
menyelesaikan dan
melakukan pengecekkan
kembali terhadap berkas
pendokumentasian yang
kami isi
7 Apabila tim lupa 35 68,6 3 5,9 6 11,7 7 13,8 51 100
melakukan
pendokumentasian kami
akan salingmengingatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Semangat Kerja Sangat Sering Kadang - Tidak Jumlah
sering kadang pernah
n % n % n % n % n %

1 Kami sering bergairah 13 25,5 18 35,3 0 0 20 39,2 51 100


dalam melaksanakan
pekerjaan agar kami
menjadi perawat yang
berprestasi
2 Kami sangat bergairah 21 41,2 8 15,7 4 7,8 18 35,3 51 100
ingin mengetahui
bagaimana kami dapat
mencapai kemajuan
dalam tim ketika
menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan
3 Kami sangat berambisi 14 27,4 14 27,4 6 11,7 17 33,4 51 100
terhadap hasil kerja tim
yang akan dicapai
4 Anggota tim selalu 20 39,2 9 17,6 1 2 21 41,2 51 100
memberikan antusiasme
untuk meningkatan
kualitas kerja
5 Fasilitas yang tersedia di 20 39,2 8 6 1 2 22 43,1 51 100
rumah sakit mendukung
dalam pelaksanaan
melengkapi pengisian
dokumentasi asuhan
keperawatan dalam
rekam medis.
6 Kami menunjukkan 24 47 6 11,7 2 4 19 37,2 51 100
kekuatan dan semangat
kami didalam tim setiap
melakukan
pendokumentasian
asuhan keperawatan
dalam rekam medis
7 Adanya hubungan yang 21 41,2 4 7,8 6 11,7 20 39,2 51 100
harmonis diantara tim
perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Tim Perawat dalam


Kelengkapan Rekam Medis
No Variabel Kinerja Tim Lengkap Tidak Jumlah
Perawat dalam Lengkap
Kelengkapan Rekam
Medis
n % n % n %
1 Lembaran pengkajian 46 90,2 5 9,8 51 100
keperawatan terisi
lengkap.
2 Tercantum nama pasien, 29 56,9 22 43,1 51 100
nomor RM, ruang inap,
tanggal pengkajian,
tanggal keluar pada
lembaran asuhan
keperawatan.
3 Tercantum diagnose 40 78,4 11 21,6 51 100
keperawatan berdasarkan
pengkajian data dalam
rekaman asuhan
keperawatan.
4 Tercantum tujuan dan 43 84,3 8 6 51 100
intervensi rencana
keperawatan yang
dilakukan dalam rekaman
asuhan keperawatan.
5 Tercantum Nomor urut 36 70,6 15 29,4 51 100
kegiatan, tanggal, pukul,
nama serta paraf perawat
setiap kali lembaran
catatan keperawatan
diisi.
6 Terisi dengan lengkap 38 74,5 13 25,5 51 100
catatan keperawatan
setiap harinya selama
pasien mendapatkan
perawatan.
7 Tercantum tindakan 34 66,7 17 33,4 51 100
keperawatan dalam
rekaman asuhan
keperawatan.
8 Tercantum evaluasi 34 66,7 17 33,4 51 100
keperawatan dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


rekaman asuhan
keperawatan.
9 Berkas rekam medis 29 57 22 43,1 51 100
segera diselesaikan
setelah pasien selesai
mendapat perawatan.
10 Berkas rekam medis 20 39,2 31 61 51 100
dikembalikan tepat waktu
pada bidang rekam
medis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 8

Master Data

Rasa Tanggung Jawab Inisiatif dan Kreativitas Semangat Kerja Kinerja


No. 1 2 3 4 5 6 7 total 1 2 3 4 5 6 7 total 1 2 3 4 5 6 7 total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 1 3 4 3 4 3 4 22 3 4 4 3 4 3 4 25 1 1 3 1 3 1 1 11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
2 3 1 1 4 3 4 4 20 3 4 4 4 4 4 4 27 3 3 1 1 1 1 1 11 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 15
3 4 3 4 3 4 4 4 26 1 1 1 1 1 1 4 10 3 4 3 4 4 4 4 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
4 4 1 2 3 4 4 4 22 4 4 4 4 3 4 4 27 1 1 3 4 4 4 4 21 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 18
5 4 3 1 3 3 3 3 20 4 4 3 4 4 3 3 25 4 1 1 1 4 4 3 18 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 15
6 3 4 1 3 1 1 1 14 4 4 4 4 4 4 4 28 3 4 4 1 1 4 4 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
7 4 1 4 1 4 1 3 18 4 4 4 4 4 4 1 25 1 4 4 1 1 1 3 15 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 15
8 4 1 1 3 1 3 1 14 3 4 4 4 4 3 2 24 1 2 2 4 1 4 2 16 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 14
9 3 4 4 1 1 1 1 15 4 4 4 4 4 4 1 25 3 1 2 1 1 4 4 16 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 15
10 3 1 1 1 1 1 4 12 3 3 3 3 4 4 1 21 3 4 4 4 1 4 4 24 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15
11 1 1 1 1 1 1 4 10 4 4 4 4 4 4 1 25 1 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 17
12 4 4 1 3 1 4 4 21 4 4 4 3 4 4 1 24 1 3 1 3 3 1 1 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
13 4 3 4 4 4 3 2 24 4 4 4 4 4 3 1 24 1 1 1 1 1 1 2 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
14 4 1 1 1 4 1 4 16 3 4 4 3 1 4 1 20 4 4 1 1 1 1 4 16 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 14
15 3 1 3 1 4 1 4 17 4 3 4 3 4 4 4 26 3 4 4 2 3 4 1 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
16 3 1 1 1 1 3 4 14 3 3 4 2 4 3 4 23 3 4 3 1 1 2 1 15 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 15
17 4 4 1 4 1 1 1 16 4 2 3 4 1 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 15
18 3 3 4 1 4 1 1 17 2 4 3 4 1 4 4 22 3 4 4 4 4 3 4 26 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 15
19 3 1 1 3 3 1 2 14 4 4 4 3 4 4 2 25 3 4 3 3 4 3 2 22 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 4 3 1 4 2 22 4 3 4 4 3 4 2 24 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 15
21 4 2 3 3 4 4 4 24 4 3 3 4 1 4 4 23 1 3 1 1 1 1 1 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
22 4 4 3 3 4 2 4 24 4 3 1 4 1 2 4 19 4 3 4 4 4 4 4 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
23 3 4 1 4 1 3 4 20 4 4 1 4 3 3 4 23 3 1 3 3 2 3 1 16 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 15
24 4 1 3 3 1 1 1 14 2 3 1 3 4 1 4 18 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 15
25 1 1 3 3 1 1 1 11 4 4 3 4 4 4 4 27 1 4 1 4 1 1 1 13 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 15
26 4 2 4 1 3 4 4 22 3 4 3 4 4 1 4 23 4 4 3 4 4 3 4 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
27 4 1 4 1 1 1 1 13 3 4 4 4 4 1 4 24 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 14
28 4 1 1 1 2 1 4 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 2 4 4 4 4 26 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15
29 3 4 4 3 4 4 1 23 4 4 4 3 3 1 2 21 3 4 3 4 3 4 2 23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
30 3 2 4 3 4 4 4 24 4 4 4 4 4 1 4 25 3 3 4 4 3 4 4 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
31 4 1 1 4 1 1 4 16 1 1 1 1 1 3 4 12 1 1 1 1 4 1 1 10 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 15
32 4 3 1 4 1 1 4 18 4 4 4 4 1 4 4 25 1 1 3 1 1 3 1 11 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 15
33 4 3 4 3 4 3 3 24 4 3 4 1 3 3 3 21 1 3 3 1 1 1 3 13 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 15
34 1 1 3 1 4 4 3 17 3 4 4 4 4 4 3 26 4 4 2 4 4 4 3 25 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 13
35 4 4 3 3 4 4 4 26 3 3 3 4 4 4 4 25 1 1 2 1 1 1 1 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
36 3 1 4 1 3 1 1 14 3 4 4 4 3 4 4 26 3 3 4 4 3 4 4 25 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 14
37 4 4 4 1 3 4 4 24 3 3 4 4 3 4 4 25 1 1 1 4 4 1 4 16 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 15
38 4 4 2 1 4 4 4 23 2 4 3 4 2 4 4 23 1 1 1 1 1 1 1 7 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15
39 1 1 2 1 1 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 2 4 4 4 4 26 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18
40 4 4 1 1 2 1 2 15 4 4 4 4 4 4 2 26 1 1 1 1 4 4 1 13 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15
41 4 2 3 1 4 4 4 22 4 2 3 3 4 4 4 24 4 2 3 3 4 4 4 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
42 4 1 3 3 1 2 4 18 4 4 3 3 4 2 4 24 4 4 3 3 4 2 4 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
43 3 1 1 1 1 3 4 14 3 4 4 4 4 3 4 26 3 4 4 4 4 3 4 26 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15
44 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 3 3 4 4 4 26 1 1 3 3 1 1 1 11 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 3 3 4 4 4 26 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19
46 4 1 4 4 3 4 4 24 4 2 4 4 3 4 4 25 3 2 4 4 3 4 4 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
47 4 4 1 4 1 1 4 19 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 1 4 1 4 1 19 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 16
48 4 1 4 1 1 1 4 16 4 4 4 4 4 4 4 28 3 1 1 1 1 1 1 9 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 17
49 1 1 1 1 2 4 2 12 3 4 4 3 4 4 2 24 3 4 4 3 4 4 2 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
50 3 2 1 3 1 1 1 12 3 2 4 3 4 4 4 24 3 2 4 3 4 4 4 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
51 1 1 1 1 3 3 4 14 4 4 4 4 3 3 4 26 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai