Anda di halaman 1dari 129

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN

TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP


TERPADU (RINDU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Oleh

SYARIF ZEN YAHYA


NIM 117046013/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
TERPADU (RINDU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep)
dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi Administrasi Keperawatan
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYARIF ZEN YAHYA


117046013/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Telah Diuji

Pada Tanggal: 4 September 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Juanita, SE. M.Kes

Anggota : 1. Mula Tarigan S.Kp., M.Kes

2. Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME

3. Achmad Fathi, S.Kep., Ns., MNS

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan

Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap

Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Syarif Zen Yahya

Nomor Induk Mahasiswa : 117046013

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

ABSTRAK

Rumah Sakit (RS) dihadapkan dengan tantangan persaingan dan

lingkungan yang kompetitif. Menjawab tantangan persaingan di masa yang akan

datang, rumah sakit harus dapat menciptakan jasa dan produk baru yang

berteknologi tinggi, inovatif dan kreatif. Rumah sakit dituntut memberikan

pelayanan keperawatan yang berkualitas yang mencangkup beberapa hal yaitu

penampilan fisik yang memadai, keandalan, daya tanggap jaminan perasaan aman

serta dapat dipercaya, empati dan keterjangkauan rumah sakit baik dari segi biaya

maupun lokasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan

keperawatan dan tingkat kepuasan pasien serta ingin mengetahui pengaruh

kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap

terpadu RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam Malik Medan

berjumlah 2.950 pasien. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel penelitian berjumlah 268

pasien. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner

demografi, kuisioner kualitas pelayanan keperawatan, dan kuisioner kepuasan

pasien rawat inap. Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi spearman.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam

Malik dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan keperawatan mayoritas berada

pada kategori baik 155 (57.8%), kepuasan pasien rawat inap mayoritas berada

pada kategori puas 142 (53.0%), sedangkan hasil analisis data dengan uji korelasi

spearman diketahui bahwa nilai p (=0,000)≤ α (=0,05) berarti Ho ditolak , yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien dengan nilai 0.831 (r=0.831). Semakin baik kualitas pelayanan

keperawatant maka akan semakin tinggi pula kepuasan pasien.

Kata kunci : kualitas pelayanan keperawatan, kepuasan pasien.

Universitas Sumatera Utara


Title of the Thesis : The Influence Of the Quality of Nursing Service On

Patients’ Satisfaction in The Integrated Inpatient Ward

(Rindu) Of RSUP H. Adam Malik Medan

Name of Student : Syari Zen Yahya

Std. ID Number : 117046013

Study Program : Master in Nursing Science

Field of Specialization : Nursing Administration

ABSTRACT

Hospital as one of the companies engaged in the field of health services

are confronted with the challenge of competition and competitive environment.

Responding to the challenges of competition in the future, the hospital should be

able to create new products and services are high-tech, innovative and creative.

Required hospital providing quality nursing care that covers some of the things

that is adequate physical appearance, reliability, responsiveness and sense of

security guarantees credible, empathetic and affordability of the hospital in terms

of both cost and location, so as to meet the expectations and patient satisfaction.

The purpose of this study is to describe the quality of nursing care and patient

satisfaction and want to know the effect of the quality of nursing care on patient

satisfaction in an integrated inpatient RSUP H. Adam Malik Medan.Types of

research used in this study is descriptive correlative. The population in this study

were in-patients at the Hospital of integrated inpatient RSUP H. Adam Malik

Medan totaling 2,950 patients. The sampling method in this study using purposive

Universitas Sumatera Utara


sampling technique to sample was 268 patients. Instruments used in this research

is a demographic questionnaire, a questionnaire quality of nursing care, and

patient satisfaction questionnaires. Hypothesis testing using Spearman correlation

test. Results of research that has been conducted in the department of integrated

inpatient H. Adam Malik can be concluded that the quality of nursing services in

the category good majority 155 (57.8%), patient satisfaction satisfied the majority

is in the category 142 (53.0%), while the results of the data analysis with

≤ α (= 0.0 5 )
Spearman correlation test is known that the value of p (= 0.000)

means that Ho is rejected, which suggests that there is a relationship between the

quality of nursing care with patient satisfaction with the value of 0.831 (r =

0.831). The better the quality of service nursing the higher the patient satisfaction.

Keywords: quality of nursing care, patient satisfaction.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala,

karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

Adapun judul tesis ini yaitu Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap

Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik

Medan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Keperawatan (M.Kep) dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan pada

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tesis ini, peneliti banyak mendapat arahan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Maka

pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati dan rasa tulus ikhlas, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Lukmanul Hakim Nasution,

Sp.KK. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik

Medan, dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program

Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara, Dr. Juanita, SE,M.Kes selaku pembimbing satu dan Mula Tarigan, S.Kp.,

M.Kes selaku pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan kepada

peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini, Prof. Dr. Ir. Bustami

Syam, MSME dan Achmad Fathi,S.Kep.Ns.,MNS selaku komisi penguji yang

telah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian

tesis ini, keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril

maupun materil kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini dan seluruh

Universitas Sumatera Utara


mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, atas dukungan dan kebersamaan selama proses

penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan

kelemahan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tesis ini dan harapan penulis semoga tesis ini

dapat memberikan manfaat, kontribusi dan pemahaman yang lebih luas terkait

dengan kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Allah memberikan

balasan, rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, amin.

Medan, 4 September 2013

Peneliti

Syarif Zen Yahya


NIM 117046013

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Nama : Syarif Zen Yahya

Tempat dan Tanggal Lahir : Cirebon, 12 Desember 1964

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : JL.Setia Budi Pasar I Gg.Gayo no.9 Tanjung Sari


Medan 20132

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Negeri I Jungjang 1977

SLTP SLTP Negeri I Arjawinangun 1981

SLTA SLTA Negeri I Palimanan 1984

DIPLOMA III AKPER Depkes RI Jakarta 1987

SARJANA Fakultas Ilmu Keperawatan UI 1996

MAGISTER Fakultas Keperawatan USU 2013

Riwayat Pekerjaan
Dosen Akper Depkes RI/Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Medan 1988
s/d Sekarang.
Dosen tamu di berbagai akper pemda dan swasta mulai dari Kab.Langkat hingga
Kab. Nias Selatan.
Dosen Luar Biasa di PSIK-FK USU 1998 s/d 2003
Direktur Akper Wirahusada 1996 s/d 2000.
Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2006 s/d 2010.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …………………………………………………………………. i
ABSTRACT …………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR .…………………..…………………………………. v
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1


1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Permasalahan …………………………………………….. 8
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 8
1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………. 8
1.3.2. Tujuan Khusus ……………………………………… 8
1.4. Hipotesis …………………………………………………... 9
1.5. Manfaat Penelitian ………………………………………… 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 11


2.1. Kualitas Pelayanan Keperawatan …………………………. 11
2.1.1. Pengertian Kualitas ………………………………... 11
2.1.2. Pengertian Pelayanan ………………………………. 13
2.1.3.Pengertian Keperawatan dan Pelayanan Keperawatan 13
2.1.4. Pengertian Kualitas Pelayanan Keperawatan ……….. 15
2.1.5. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ……………….... 16
2.1.6. Indikator Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan dan
Keperawatan ………………………………………... 17
2.1.7. Ciri-Ciri Kualitas Pelayanan ………………………... 18
2.1.8. Dimensi dan Aspek-Aspek Kualitas Pelayanan ……. 19
2.1.9. Model Gap …………………………………………. 22
2.1.10. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan ………... 24
2.1.11. Sistem dan Mekanisme Peningkatan Kualitas 26
Pelayanan ………………………………………...
2.2. Kepuasan …………………………………………………... 27
2.2.1. Pengertian Kepuasan ………………………………. 27
2.2.2. Pengertian Pasien, Hak dan Kewajiban Pasien ……… 28
2.2.3. Pengertian Kepuasan Pasien ………………………... 30
2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien 31
2.2.5. Aspek-Aspek Kepuasan pada Pasien ……………….. 34
2.2.6. Pengukuran Kepuasan Pelanggan …………………... 41
2.3. Landasan Teoritis ………………………………………….. 43
2.4. Kerangka Konsep Penelitian………………………………... 47

Universitas Sumatera Utara


BAB 3 METODE PENELITIAN ………………………………………. 49
3.1. Jenis Penelitian ……………………………………………. 49
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………… 49
3.2.1. Lokasi Penelitian …………………………………... 49
3.2.2. Waktu Penelitian ……………………………………. 50
3.3. Populasi dan Sampel ……………………………………… 50
3.3.1 Populasi ……………………………………………… 50
3.3.2 Sampel ………………………………………………. 50
3.4. Metode Pengumpulan Data ………………………………... 51
3.4.1. Validitas dan Realibilitas …………………………... 52
3.4.1.1. Uji Validitas ………………………………………. 52
3.4.1.2. Uji Realibilitas ……………………………………. 53
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ………………………... 53
3.5.1. Variabel Penelitian …………………………………. 53
3.5.1.1. Variabel Independen ……………………………… 54
3.5.1.2. Variabel Dependen ………………………………. 54
3.5.2. Definisi Operasional ……………………………….. 54
3.6. Metode Pengukuran ………………………………………. 56
3.7. Metode Analisa Data ……………………………………... 60
3.8. Pertimbangan Etik ………………………………………... 61

BAB 4 HASIL PENELITIAN …………………………………………. 62


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………….... 62
4.2. Analisa Univariat …………………………………………. 64
4.2.1. Uji Normalitas ……………………………………... 64
4.2.2. Karakteristik Responden …………………………… 64
4.2.3. Kualitas Pelayanan Keperawatan ………………….. 66
4.2.4. Kepuasan ……………………………………………. 70
4.3. Analisa Bivariat …………………………………………... 73
4.3.1 Korelasi Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan
Kepuasan Pasien ………………………………………….. 74

BAB 5 PEMBAHASAN ………………………………………………… 75


5.1. Kualitas Pelayanan Keperawatan ……………………….. 75
5.2. Kepuasan Pasien Rawat Inap ……………………………… 79
5.3. Korelasi Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan
Pasien …………………………………………………….. 84
5.4. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian …………………… 86
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 87
6.1. Kesimpulan ……………………………………………….. 87
6.2. Saran ……………………………………………………….. 87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Bebas (Kualitas Pelayanan Keperawatan) .. 59


Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Terikat(Kepuasan Pasien) ……………….. 60
Tabel 4.1 Indikator pelayanan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP
H. Adam Malik Medan 2007 – 2011 …………………………... 63
Tabel 4.2 Keadaan SDM Kesehatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu)
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 ……………………... 63
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik pasien di ruang rawat inap
terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan .…………......... 65
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan item pertanyaan kualitas
pelayanan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan ………………………… 66
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan item kualitas pelayanan
keperawatan pada pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu)
RSUP H. Adam Malik Medan ….……………………………… 68
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi kualitas pelayanan keperawatan pada pasien
di ruang rawat inap terpadu (Rindu)RSUP H.Adam Malik Medan 68
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi berdasarkan item pertanyaan kepuasan pada
pasien di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam Malik Medan 69
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan …………..……………. 73
Tabel 4.11 Pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik
Medan ………………………………………………………….. 73
Tabel 4.12 Analisis pengaruh kualitas pelayanan keperawatan dengan
kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP
H. Adam Malik Medan ………………………………………… 74

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konsep kepuasan pelanggan ……………………………… 38


Gambar 2.2. Penyebab utama tidak terpenuhinya harapan pelanggan ...... 39
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………… 48
Gambar 4.5 Gambaran kualitas pelayanan keperawatan pada pasien di
ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan ……………………………………………………… 68
Gambar 4.9 Gambaran kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan ……………………. 72

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian 94


Lembar Penjelasan Penelitian …………………….......... 95
Lembar Persetujuan Responden ………………………… 96
Kuisioner Data Demografi ……………………………… 97
Kuisioner Kualitas Pelayanan Keperawatan ……………. 98
Kuisioner Kepuasan Pasien ……………………………... 99

Lampiran 2 Biodata Expert Uji Validitas Kuisioner ……………........ 100


Pakar Uji Validitas Kuisioner ………………………….. 101

Lampiran 3 Izin Penelitian ……………………………………........... 102


Surat Ijin Pengambilan Data dari Dekan …..…………… 103
Persetujuan Komisi Etik …………………………………. 104
Surat Ijin Penelitian dari RSUP H. Adam Malik Medan .. 105
Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari RSUP
H Adam Malik Medan ...……………..………………… 106

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan

Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap

Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Syarif Zen Yahya

Nomor Induk Mahasiswa : 117046013

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

ABSTRAK

Rumah Sakit (RS) dihadapkan dengan tantangan persaingan dan

lingkungan yang kompetitif. Menjawab tantangan persaingan di masa yang akan

datang, rumah sakit harus dapat menciptakan jasa dan produk baru yang

berteknologi tinggi, inovatif dan kreatif. Rumah sakit dituntut memberikan

pelayanan keperawatan yang berkualitas yang mencangkup beberapa hal yaitu

penampilan fisik yang memadai, keandalan, daya tanggap jaminan perasaan aman

serta dapat dipercaya, empati dan keterjangkauan rumah sakit baik dari segi biaya

maupun lokasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan

keperawatan dan tingkat kepuasan pasien serta ingin mengetahui pengaruh

kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap

terpadu RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam Malik Medan

berjumlah 2.950 pasien. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel penelitian berjumlah 268

pasien. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner

demografi, kuisioner kualitas pelayanan keperawatan, dan kuisioner kepuasan

pasien rawat inap. Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi spearman.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam

Malik dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan keperawatan mayoritas berada

pada kategori baik 155 (57.8%), kepuasan pasien rawat inap mayoritas berada

pada kategori puas 142 (53.0%), sedangkan hasil analisis data dengan uji korelasi

spearman diketahui bahwa nilai p (=0,000)≤ α (=0,05) berarti Ho ditolak , yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien dengan nilai 0.831 (r=0.831). Semakin baik kualitas pelayanan

keperawatant maka akan semakin tinggi pula kepuasan pasien.

Kata kunci : kualitas pelayanan keperawatan, kepuasan pasien.

Universitas Sumatera Utara


Title of the Thesis : The Influence Of the Quality of Nursing Service On

Patients’ Satisfaction in The Integrated Inpatient Ward

(Rindu) Of RSUP H. Adam Malik Medan

Name of Student : Syari Zen Yahya

Std. ID Number : 117046013

Study Program : Master in Nursing Science

Field of Specialization : Nursing Administration

ABSTRACT

Hospital as one of the companies engaged in the field of health services

are confronted with the challenge of competition and competitive environment.

Responding to the challenges of competition in the future, the hospital should be

able to create new products and services are high-tech, innovative and creative.

Required hospital providing quality nursing care that covers some of the things

that is adequate physical appearance, reliability, responsiveness and sense of

security guarantees credible, empathetic and affordability of the hospital in terms

of both cost and location, so as to meet the expectations and patient satisfaction.

The purpose of this study is to describe the quality of nursing care and patient

satisfaction and want to know the effect of the quality of nursing care on patient

satisfaction in an integrated inpatient RSUP H. Adam Malik Medan.Types of

research used in this study is descriptive correlative. The population in this study

were in-patients at the Hospital of integrated inpatient RSUP H. Adam Malik

Medan totaling 2,950 patients. The sampling method in this study using purposive

Universitas Sumatera Utara


sampling technique to sample was 268 patients. Instruments used in this research

is a demographic questionnaire, a questionnaire quality of nursing care, and

patient satisfaction questionnaires. Hypothesis testing using Spearman correlation

test. Results of research that has been conducted in the department of integrated

inpatient H. Adam Malik can be concluded that the quality of nursing services in

the category good majority 155 (57.8%), patient satisfaction satisfied the majority

is in the category 142 (53.0%), while the results of the data analysis with

≤ α (= 0.0 5 )
Spearman correlation test is known that the value of p (= 0.000)

means that Ho is rejected, which suggests that there is a relationship between the

quality of nursing care with patient satisfaction with the value of 0.831 (r =

0.831). The better the quality of service nursing the higher the patient satisfaction.

Keywords: quality of nursing care, patient satisfaction.

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di tengah kondisi persaingan pada sektor jasa yang semakin meningkat,

mengharuskan perusahaan untuk terus meningkatkan pelayanan bagi

konsumennya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenangkan

persaingan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan, karena

kualitas pelayanan mendorong pelanggan untuk tetap setia kepada produk dan

pelayanan suatu perusahaan sehingga berdampak kepada peningkatan market

share suatu produk. Kualitas pelayanan sangat krusial dalam mempertahankan

pelanggan dalam waktu lama (Tjiptono, 2011).

Kualitas pelayanan terjadi ketika harapan terpenuhi, dan sebaliknya,

kesenjangan pelayanan terjadi ketika dirasakan atau dialami pelayanan tidak

konsisten dengan pelayanan yang diharapkan .Untuk mengukur kualitas pelayanan

yang diharapkan konsumen dengan pelayanan yang dirasakan, dibuatlah skala

yang dikembangkan oleh Parasuraman pada tahun 1985, yang dikenal dengan

skala SERVQUAL dengan 10 dimensi dan disempurnakan pada tahun 1988

menjadi 5 dimensi yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan

empathy (Parasuraman, Zeithaml, Berry & Leonard, 1988). Tangibility meliputi

bukti fisik pelayanan, seperti fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan karyawan,

reliability melibatkan konsistensi menjaga kinerja, dan kemampuan untuk

melakukan pelayanan yang cepat dan akurat, responsiveness berarti kesediaan

Universitas Sumatera Utara


untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan mempertimbangkan

ketepatan waktu pelayanan, assurance berarti pengetahuan dan kesopanan

karyawan, dan kemampuan mereka untuk menyampaikan kepercayaan dan

keyakinan kepada pelanggan melalui kompetensi, kredibilitas, dan keamanan,

empathy adalah karyawan memberikan perhatian dan peduli terhadap pelanggan

(Tjiptono,2011).

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin kompetitif di

lingkungan bisnis, telah mengubah pola pikir masyarakat dalam memilih dan

memberikan penilaian terhadap suatu jasa pelayanan perusahaan. Rumah sakit

sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa kesehatan dihadapkan

dengan tantangan persaingan dan lingkungan yang kompetitif. Menjawab

tantangan persaingan di masa yang akan datang, rumah sakit harus dapat

menciptakan jasa dan produk baru yang berteknologi tinggi, inovatif dan kreatif,

sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien serta tetap eksis dan

bertahan di tengah-tengah masyarakat (Andriani & Sunarto, 2009). Tumbuhnya

persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat dan tajam tersebut maka setiap

rumah sakit dituntut untuk mempertinggi daya saing dengan berusaha

meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kepuasan kepada semua

pasiennya. Kepuasan pasien merupakan satu elemen yang penting dalam

mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pasien

setelah menerima jasa. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam

rumah sakit akan menciptakan kepuasan bagi para pasien (Azwar, 1996). Rumah

sakit sebagai salah satu sub system pelayanan kesehatan memberikan dua jenis

Universitas Sumatera Utara


pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan administrasi dan pelayanan

kesehatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat

jalan dan unit rawat inap (Muninjaya, 2001).

Ruang rawat inap (opname) adalah ruang tempat pasien dirawat oleh

tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di

suatu ruangan di rumah sakit. Jumlah pasien rawat inap di Indonesia pada tahun

2008 telah mencapai 2.775.813 orang, dengan jumlah yang demikian besar dapat

menjadi input bagi rumah sakit untuk meningkatkan finansial dan kualitas layanan

kesehatan (Depkes, 2009).

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata pasien serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

pelayanan yang telah ditetapkan. Dua unsur penting dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pasien sebagai pengguna jasa dan

pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). Dengan

semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, maka

fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dalam rumah sakit

secara bertahap perlu terus ditingkatkan, agar menjadi lebih efektif dan efisien,

serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat (Marsuli,

2005).

Kualitas pelayanan keperawatan sangat penting bagi organisasi kesehatan.

Para ahli telah mendefinisikan kualitas keperawatan berdasarkan hasil penelitian

mereka. Di Amerika Serikat, praktisi keperawatan mengungkapkan makna

Universitas Sumatera Utara


kualitas keperawatan memenuhi kebutuhan manusia melalui rasa peduli, empati,

bertanggung jawab, jujur, dan pembela sebagai landasan esensial (Burhans &

Alligood, dalam Nashrat, 2011). Kualitas pelayanan perawatan merupakan

aplikasi pengetahuan ilmu medis yang tepat bagi perawatan pasien dan

mempertimbangkan resiko-resiko akibat intervensi pelayanan kesehatan dan

keuntungan yang diharapkan darinya, yang menimbulkan rasa puas atau tidak

pada pasien. (Gillies, 1989). Kepuasan didefinisikan sebagai suatu respon

pelanggan terhadap pelayanan yang diterima dan ditinjau berdasarkan pengalaman

yang dialaminya. Kepuasan juga mempertimbangkan apa yang di rasakan oleh

pelanggan, pelanggan akan memberikan penilaian tentang suatu yang mereka

dapatkan (Oliver, 1980).

Di Indonesia penilaian kualitas dan Quality Ansurance (QA) telah

mendapat perhatian sejak tahun 1978. Rumah Sakit Gatot Subroto merupakan

rumah sakit yang pertama menerapkan upaya penilaian mutu, yang didasarkan

atas derajat kepuasan pasien. Setelah itu beberapa rumah sakit juga menerapkan

pengembangan kegiatan mutu pelayanan dengan cara yang berbeda, seperti rumah

sakit Husada Jakarta membuat penilaian mutu atas dasar kepuasan pasien sejak

1984, rumah sakit Adi Husada Surabaya membuat penilaian mutu atas dasar

penilaian perilaku dan pelaksanaan kerja perawat, serta Rumah Sakit dr. Sutomo

Surabaya telah melaksanakan penilaian mutu terhadap infeksi nosokomial

(Jacobalis, 1998).

Hasil penelitian dan pengujian dengan Structural Equation Modelling

(SEM) bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


kepuasan pasien (Setyawati, 2009). Semua variabel kualitas pelayanan secara

signifikan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien (Wiyono & Wahyudin,

2005). Pada evaluasi kualitas pelayanan rawat inap terdapat 52,94% pasien tidak

puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Marsuli, 2005).

Hasil penelitian selanjutnya tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pasien dan word of mouth (WOM) di RSUP Sanglah Denpasar

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pasien rawat jalan di RSUP Sanglah Denpasar. Implikasi

praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak

manajemen untuk meningkatkan kinerja kualitas pelayanan rawat jalan RSUP

Sanglah Denpasar berdasarkan 32 indikatornya (Trarintya, 2011).

Temuan penelitian yang dihasilkan oleh peneliti-peneliti terdahulu

menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai salah satu bentuk perusahaan yang

bergerak di bidang kesehatan sangatlah perlu memprioritaskan pada kualitas

pelayanan untuk meningkatkan posisi kompetitifnya agar pasien mencapai

kepuasan dan akan merekomendasikan rumah sakit tersebut kepada keluarga,

rekan maupun relasi lainnya (Trarintya, 2011).

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan merupakan

rumah sakit pemerintah kelas A yang dikelola pemerintah pusat, sekaligus

sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian. Salah satu instalasi yang dimiliki

RSUP H. Adam Malik Medan adalah instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A dan

B yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap penyakit dalam dan

bedah, memiliki fasilitas tempat tidur 717 dan tenaga perawat 362 orang (PNS).

Universitas Sumatera Utara


Untuk mengetahui kinerja dan mutu pelayanan di instalasi/unit rawat inap dapat

diketahui dari target dan realisasi pasien berdasarkan tinggi rendahnya indikator

yang dicapai, selama kurun waktu lima tahun 2007 – 2011. Indikator mutu

pelayanan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan tersebut adalah

sebagai berikut: untuk tahun 2007 dari target pasien di rawat sebanyak 15.308

pasien terealisasi 17.899 pasien, tahun 2008 dari target 19.689 pasien terealisasi

20.699 pasien, tahun 2009 dari target 21.014 pasien terealisasi 21.616 pasien,

tahun 2010 dari target 24.173 pasien terealiasi 26.082 pasien dan tahun 2011 dari

target 27.702 pasien terealisasi 37.762 pasien, maka dapat disimpulkan bahwa

kunjungan pasien di ruang rawat inap terpadu setiap tahunnya meningkat dengan

rata-rata realisasinya mencapai 113,8% Sedangkan Bed Occupancy Rate (BOR)

RSUP H. Adam Malik Medan telah mencapai 67,9 – 82,5%. Selanjutnya keadaan

SDM kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 yang paling

banyak jumlahnya adalah tenaga keperawatan yang mencapai 602 perawat

(50,3%) dari 1.197 tenaga kesehatan, sementara tenaga perawat di ruang rawat

inap terpadu jumlahnya 362 orang (63,62%) dari 569 tenaga kesehatan (Profil

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011).

Namun demikian indikator pelayanan dan tenaga SDM tersebut tidak

hanya dicapai oleh RSUP H. Adam Malik Medan, tetapi ada juga beberapa rumah

sakit di Medan mencapai peningkatan jumlah pasien yang hampir sama, begitu

juga kuantitas dan kualitas SDM yang tidak jauh berbeda dengan RSUP H. Adam

Malik Medan, seperti RSUD dr. Pirngadi Medan, RSU Columbia Asia, dan RSU

Martha Friska yang menjadi alternatif bagi pasien bila tidak mendapat pelayanan

Universitas Sumatera Utara


yang baik dari RSUP H. Adam Malik Medan. Dengan demikian dalam hal

kualitas pelayanan keperawatan , RSUP H. Adam Malik Medan harus bisa lebih

baik dari rumah sakit lain untuk memenangkan persaingan atau kompetitif.

Kualitas pelayanan menjadi penting, bagi sebuah rumah sakit hal ini untuk

memenuhi setiap harapan pasien agar pasien merasa puas dengan semua

pelayanan yang telah diberikan oleh sebuah rumah sakit.

RSUP H. Adam Malik Medan yang telah menjadi rujukan rumah sakit

rawat inap dari rumah sakit daerah, baik dari Aceh, Riau, dan Sumatera Barat. Hal

ini menjadi suatu prestasi yang membanggakan bagi rumah sakit pemerintah yang

berada jauh dari ibu kota negara. Namun demikian pelayanan rumah sakit dinilai

belum dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan pasien, hal ini didasarkan pada

hasil monitoring dan evaluasi tahap I oleh tim Komite Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) Kementerian Kesehatan RI Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 6

Desember 2011, RSUP H. Adam Malik Medan mendapat nilai 45. Selanjutnya

pada tanggal 16 Mei 2012 dilakukan monitoring dan evaluasi tahap II dengan

nilai 60,8 dan monitoring dan evaluasi tahap III tanggal 26 Agustus 2012

dilakukan oleh tim yang sama dengan nilai 61,08. Berdasarkan hasil nilai tersebut

KARS menyimpulkan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan masih belum

memenuhi standar mutu pelayanan, karena masih banyak kendala dan masalah

yang dijumpai di lapangan terkait dengan indikator mutu pelayanan, seperti

kurangnya komunikasi tenaga kesehatan terhadap pasien, masih tingginya keluhan

pasien, rendahnya tingkat kepuasan pasien, tindakan medis atau perawat tidak

tepat dan penulisan rekam medis yang belum terintergrasi dengan baik antara

Universitas Sumatera Utara


petugas kesehatan serta serta banyak lagi hambatan dan kendala lainnya,

sedangkan standar minimal untuk mutu pelayanan kesehatan rumah sakit

berdasarkan indikator mutu pelayanan adalah dengan nilai 80 (Profil RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2012).

Adanya masalah kualitas pelayanan kesehatan terhadap pelayanan pasien,

adanya peningkatan jumlah pasien program jamkesmas atau jamkesda dan

beberapa fenomena yang dirasakan pasien tentang pelayanan kesehatan terutama

pelayanan keperawatan khususnya di RSUP H. Adam Malik Medan, maka perlu

dilakukan suatu penelitian yang terkait dengan kualitas pelayanan keperawatan di

ruang rawat inap, karena baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan dapat

mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh karena

itu, penelitian ini diberi judul pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap

kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik

Medan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah adalah apakah

ada pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang

rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap

kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik

Medan.

Universitas Sumatera Utara


1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu

(Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Mengetahui kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.

Adam Malik Medan.

1.4 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga ada pengaruh

kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi RSUP.H.Adam Malik Medan

Dengan mengetahui kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan

pasien, maka pihak mangemen rumah sakit sebagai pengelola dapat

merencanakan dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-

langkah dan strategi mengambil keputusan untuk membuat program peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit khususnya di ruang rawat inap

terpadu (Rindu) sesuai dengan keinginan dan harapan pasien, sehingga pasien

merasa puas.

1.5.2. Bagi perawat ruang rawat inap terpadu (Rindu)

Dengan mengetahui tentang kualitas pelayanan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, maka perawat dalam memberikan pelayanan kepada

pasien lebih optimal lagi sesuai dengan standar yang ada, baik standar operasional

rumah sakit maupun standar profesi perawat, hal ini dilakukan untuk memberikan

Universitas Sumatera Utara


dampak yang positif bagi pelayanan keperawatan rumah sakit sehingga harapan

pasien terpenuhi dan kepuasan dirasakan oleh pasien.

1.5.3. Bagi peneliti

Untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian

yang berhubungan dengan kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan

pasien.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Pelayanan Keperawatan

2.1.1. Pengertian Kualitas

Definisi kualitas berdasarkan sudut pandang para pakar kualitas tingkat

internasional, yaitu mengacu pada pendapat Deming, Crosby, Juran dan Davis,

dalam Yamit ( 2005) yaitu:

1. Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan

dan keinginan konsumen.

2. Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan

kesesuaian terhadap persyaratan.

3. Juran mendefinisikan kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil

yang memenuhi kebutuhan dari pelanggan sehingga dapat memberikan

kepuasan.

4. Davis mendefinisikan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Pendekatan yang digunakan Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan

hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga

menyangkut kualitas manusia, kualitas proses. Sangatlah mustahil perusahaan

apapun akan menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui

manusia dan proses yang berkualitas, jika manusianya tidak berkualitas maka

proses dan hasilnyapun tidak mungkin berkualitas (Yamit, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Gaspersz (2002) mendefinisikan kualitas adalah totalitas dari karakteristik

suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan yang dispesifikasikan. Kualitas seringkali diartikan sebagai segala

sesuatu yang memuaskan pelanggan atau kesesuaian terhadap persyaratan atau

kebutuhan. Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas

proses, karena konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut.

Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan pada hasil,

karena konsumen umumnya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.

Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas yang dapat memberikan jaminan

kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut dihasilkan oleh proses yang

berkualitas.

Kualitas adalah sebagai hasil dari penilaian pelanggan terhadap pelayanan

yang diharapkan dengan persepsi kinerja nyata dari layanan (Parasuraman, 1988).

Dalam istilah lain dapat dikemukakan bahwa kualitas adalah perpaduan

sifat-sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan

pemakai atau pelanggan (Bustami, 2011).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas

merupakan suatu keadaan sesuatu yang dihasilkan dan jasa atau layanan, baik

terhadap barang atau manusia melalui proses yang berkualitas dan dilakukan oleh

manusia yang berkualitas. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau produk

sam-sama bertujuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas untuk

memenuhi keinginan dan harapan konsumen atau pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Pengertian Pelayanan

Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak nyata dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

Kotler juga mengatakan bahwa pelayanan merupakan perilaku produsen dalam

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan

pada konsumen itu sendiri, perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan

sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan

menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

2.1.3. Pengertian Keperawatan dan Pelayanan Keperawatan

Perawat adalah seseorang yang mempunyai profesi berdasarkan

pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa

tanggung jawab dan pengabdian (Wiedenback, 1957 dalam Aditama, 2002).

Departemen Kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang

memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut

berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya

pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri.

Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan

penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu

mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).

Universitas Sumatera Utara


Keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang membentuk sikap dan

kemampuan intelektual serta keterampilan teknik dari individu untuk menolong

manusia, baik sakit maupun sehat agar mampu mengatasi kebutuhan kesehatan

(Abdellah, 1960 dalam Kusnanto, 2004).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,

ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

mencakup seluruh proses kehidupan (Lokakarya Nasional PPNI, 1983 dalam

Kusnanto, 2004).

Pelayanan keperawatan (nursing service) adalah upaya untuk membantu

individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk

peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki (pasien) sehingga

individu tersebut secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

(Handerson, 1966 dalam Ali, 2002).

Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan keperawatan dan pelayanan

keperawatan adalah bantuan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,

keluarga dan masyarakat dalam bentuk pelayanan bio, psiko, sosial dan spiritual

dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan baik sakit maupun sehat agar

menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam merawat dirinya

sendiri.

Universitas Sumatera Utara


2.1.4 Pengertian Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kualitas pelayanan keperawatan adalah kualitas yang berkaitan dengan

pemberian perawatan yang harus tersedia, dapat diterima, menyeluruh,

berkelanjutan dan di dokumentasikan (Heather, 1962 dalam Budiastuti, 2002).

Kualitas perawatan adalah aplikasi pengetahuan medis yang tepat bagi perawatan

pasien sambil menyeimbangkan resiko-resiko yang melekat pada intervensi

keperawatan dan keuntungan yang diharapkan dari intervensi keperawatan

(Gillies, 1989).

Pelayanan keperawatan dikatakan berkualitas apabila pelayanan keperawatan

yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, untuk mengukur seberapa

baik mutu pelayanan keperawatan yang diberikan diperlukan suatu indicator

klinik mutu pelayanan keperawatan (Depkes, 2008).

Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah pelayanan

keperawatan yang dilakukan perawat sesuai dengan standar profesi yang

ditetapkan berdasarkan indikator pelayanan keperawatan yang menunjukkan

tingkat kemampuan pelayanan keperawatan dalam menimbulkan rasa puas pada

diri setiap pasien.

Kualitas pelayanan keperawatan yang baik berarti pasien mendapat layanan

yang cepat, diagnosis dan terapi yang tepat, keramah tamahan yang cukup,

pelayanan administrasi yang cepat dan biaya yang terjangkau. Dengan demikian

pelayanan yang diberikan adalah untuk memenuhi keinginan pelanggan

(Sedarmayanti, 2000).

Universitas Sumatera Utara


2.1.5 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan menurut Azwar (1996) adalah:

1. Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah

pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat

berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang

dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar

(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan

dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan

bersifat wajar.

3. Mudah dicapai

Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang

mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang

dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk

mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana

kesehatan menjadi sangat penting.

4. Mudah dijangkau

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah

dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini

terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari

Universitas Sumatera Utara


sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat

diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan

diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Berkualitas

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang berkualitas

(quality). Pengertian kualitas yang dimaksud adalah yang menunjuk pada

tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang

disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak

lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar

yang telah ditetapkan.

2.1.6 Indikator Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan

Depkes RI ( 2008) menetapkan indikator penilaian mutu pelayanan

kesehatan sebagai berikut:

1. Indikator yang mengacu pada aspek medis.

2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.

3. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.

4. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.

Depkes RI (2008) menetapkan indikator mutu pelayanan keperawatan

meliputi:

1. Keselamatan pasien

Pasien aman dari kejatuhan, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan

cidera akibat restrain.

2. Perawatan diri

Universitas Sumatera Utara


Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia

yang harus terpenuhi agar tidak menimbulkan masalah lain, misalnya

penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.

3. Kepuasan pasien

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan ke perawatan

tercapai, jika terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap

pelayanan keperawatan yang diharapkan.

4. Kecemasan

Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-

akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman.

5. Kenyamanan

Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri

terkontrol.

6. Pengetahuan

Kemampuan pasien mengetahui informasi tentang penyakitnya,

kondisi dan perawatan yang diterimanya.

Indikator pengetahuan terdiri dari pengetahuan tentang penyakitnya dan

discharge planning.

2.1.7 Ciri-ciri Kualitas Pelayanan

Ciri-ciri dari kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Kualitas jasa sangat sulit untuk dilakukan evaluasi dibandingkan dengan

kualitas barang.

Universitas Sumatera Utara


2. Kualitas jasa merupakan perbandingan hasil dari pandangan konsumen

antara harapan dan kenyataan.

3. Kriteria untuk menentukan kualitas jasa akhirnya dikembalikan kepada

konsumen sendiri. Pandangan pada suatu kualitas pelayanan dimulai

bagaimana penyedia jasa dapat memenuhi harapan konsumen (Zeithaml,

Berry, Leonard & Parasuraman,1996).

2.1.8 Dimensi dan Aspek-aspek Kualitas Pelayanan (Keperawatan)

Pada penelitian yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml, Berry dan

Leonard (1988) dari 10 dimensi service quality yang dihasilkan dari penelitian

sebelumnya, ditemukan intisari dari kualitas layanan yang dilebur menjadi lima

dimensi dari service quality yang dikenal sebagai SERVQUAL yaitu:

1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik (gedung, ruangan, dan

lainnya), teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan),

Joewono (2003) menyebutkan salah satu aspek kualitas pelayanan adalah

lingkungan fisik yaitu aspek yang menunjukkan kenyamanan lingkungan

yang akan dinikmati konsumen ketika mereka menggunakan produk, serta

penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan sebagai

penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi

dengan atribut-atribut pertanyaan menurut Wisnewski (2005) dalam

Universitas Sumatera Utara


dimensi Tangibles ruang rawat inap memiliki peralatan yang modern,

fasilitas yang lengkap, prosedur layanan di ruangan mudah dipahami dan

penampilan perawat rapih.

2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang

tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi

tinggi. Sugiarto (1999) menyebutkan salah satu aspek kualitas pelayanan

adalah aspek cepat dan tepat maksudnya membiarkan konsumen

menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif

dalam kualitas pelayanan Secara singkat dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat,

tepat waktu, dan dapat dipercaya. Adapun atribut-atribut pertanyaannya

menurut Wisnewski (2005) dalam dimensi Reliability yaitu perawat

bersikap simpatik dan meyakinkan dalam menghadapi masalah pasien,

ruangan menyediakan layanan yang lengkap, perawat memberitahu pasien

setiap akan memberikan layanan, ruang rawat inap memiliki catatan yang

akurat dan perawat bersedia menyelesaikan masalah pasien.

3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan perusahaan

untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan

tepat kepada pelanggan, dan dengan penyampaian informasi yang jelas.

Joewono (2003) mengatakan salah satu aspek kualitas pelayanan adalah

cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam

Universitas Sumatera Utara


menanggapi kebutuhan konsumen dan. Secara singkat dapat diartikan

sebagai kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan

layanan yang baik dan cepat. Adapun atribut atribut pertanyaan menurut

Wisnewski (2005) dalam dimensi Responsiveness yaitu perawat

memberikan pelayanan yang cepat, perawat selalu siap untuk membantu

pasien, dan perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab

pertanyaan pasien.

4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan

santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen:

komunikasi (Communication), kredibilitas (Credibility), keamanan

(Security), kompetensi (Competence), dan sopan santun (Courtesy).

Menurut Depkes RI (2002) menyebutkan bahwa aspek dasar kualitas

pelayanan keperawatan meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung

jawab, komuniksi dan kerjasama dan Joewono (2003) menyampaikan

bahwa dalam kualitas pelayanan adanya aspek kemudahan bertransaksi,

memperoleh informasi dan mudah menghubungi/mengakses petugas/staf.

Sugiarto (1999) mengatakan kualitas pelayanan memiliki aspek rasa

aman, dan ramah tamah. Secara singkat dapat diartikan sebagai

pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil

untuk dapat dipercaya dan diyakini, dengan atribut-atribut pertanyaan

menurut Wisnewski (2005) dalam dimensi assurance sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


perawat berupaya meyakinkan pasien, perawat bersikap sopan, dan

perawat mampu menjawab pertanyaan pasien.

5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian

yang nyaman bagi pelanggan. Joewono (2003) berpendapat bahwa salah

satu aspek kualitas pelayanan adalah kepedulian, seberapa jauh perusahaan

memperhatikan emosi atau perasaan konsumen, selanjutnya Sugiarto

(1999) menyatakan bahwa aspek kualitas pelayanan memilki rasa

menghargai dan menghormati konsumen. Secara singkat dapat diartikan

sebagai usaha untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara

individual. Adapun atribut-atribut pertanyaan menurut Wisnewski (2005)

dalam dimensi empathy yaitu ruangan menyediakan waktu yang cukup

untuk semua pasien, perawat memberi perhatian khusus pada setiap

pasien, perawat memperhatikan keluhan pasien dan perawat memahami

kebutuhan setiap pasien.

2.1.9. Model Gap

Penilaian kualitas pelayanan adalah tingkat dan arah perbedaan antara

persepsi dan harapan pelanggan. Selisih antara persepsi dan harapan inilah yang

mendasari munculnya konsep gap (perception-expectation) yang digunakan

Universitas Sumatera Utara


sebagai skala SERVQUAL (Tjiptono, 2011). Ada lima gap yang memungkinkan

kegagalan penyampaian jasa:

1. Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manejemen. (Knowledge

Gap)

Gap ini berarti bahwa pihak manajemen mempersepsikan ekspektasi

pelanggan terhadap kualitas jasa secara tidak akurat. Penyebabnya antara

lain : interpretasi yang kurang akurat atas informasi mengenai ekspektasi

pelanggan, buruk atau tidaknya aliran informasi ke atas dari staf atau dari

pelanggan ke pihak manajemen dan terlalu banyak jenjang manajerial

yang menghambat atau mengubah informasi yang disampaikan dari staf ke

pelanggan atau ke pihak lain.

2. Gap antara persepsi menejemen dan spesifikasi kualitas jasa (Standards

Gap) Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten

dengan persepsi manajemen terhadap ekspektasi kualitas. Penyebabnya

antara lain : tidak adanya standard kinerja yang jelas, kesalahan

perencanaan yang buruk, kurangnya penetapan tujuan yang jelas dalam

organisasi, kurangnya dukungan dan komitmen manajemen puncak

terhadap perencanaan kualitas jasa, kekurangan sumber daya dan situasi

permintaan berlebihan.

3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (Delivery

Gap)

Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja

Universitas Sumatera Utara


staf dalam proses produksi dan penyampaian jasa. Penyebabnya antara lain

spesifikasi spesifikasi kualitas terlalu rumit atau terlalu kaku, para staf

tidak menyepakati spesifikasi tersebut, spesifikasi tidak sejalan dengan

budaya korporat yang ada, manajemen operasi jasa yang buruk, teknologi

dan sistem yang ada tidak memfasilitasi kinerja sesuai dengan

spesifikasi, kurang terlatihnya staf dan beban kerja yang berlebihan.

4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi (Communications Gap)

Gap ini berarti bahwa janji-janji yang dsampaikan melalui aktivitas

komunikasi pemasaran tidak konsisten dengan jasa yang disampaikan

kepada para pelanggan. Penyebabnya antara lain : perencanaan

komunikasi pemasaran tidak terintegrasi dengan operasi jasa, kurangnya

kordinasi antaraaktivitas pemasaran eksterna dengan operasi jasa,

organisasi gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkannya.

5. Gap antara jasa yang dipersepsikan dan yang diharapkan (Service Gap)

Gap ini berarti bahwa jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan

jasa yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan masalah seperti kualitas

yang buruk, komunikasi dari mulut ke mulut yang negative dan kehilangan

pelanggan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi

perusahaan berdasarkan kriteria yang berbeda atau keliru

menginterpretasikan kualitas jasa tersebut.

2.1.10 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk

mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan menurut

Universitas Sumatera Utara


Tjiptono (2011) yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan dan harapannya

Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan.

Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial.

Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat

kriteria untuk menilai kesuksesan.

2. Perbaikan kinerja

Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya

adalah mengidentifikasi dan melaksanakan kinerja perawat dan dokter

untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.

3. Proses perbaikan

Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena

masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu

sendiri tidak dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan

melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah

proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis

penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.

4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus

Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib.

Itulah sebabnya perlu memperkuat budaya organisasi sehingga dapat

mendukung peningkatan mutu. Hal ini harus sejalan dengan dorongan

peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.

Universitas Sumatera Utara


2.1.11 Sistem dan Mekanisme Peningkatan Kualitas Pelayanan

Juran (2001) mengatakan bahwa mekanisme peningkatan kualitas

pelayanan terdiri dari tiga cara yang disebut dengan trilogy Juran, yaitu:

1. Quality Planning, meliput i:

a. Menentukan pelanggan.

b. Menentukan kebutuhan pelanggan.

c. Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan

pelanggan.

d. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk sesuai

dengan gambaran produk.

e. Mentrasfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.

2. Quality Control, meliputi:

a. Mengevaluasi kinerja produk saat ini.

b. Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk.

c. Melaksanakan atau memperbaiki perbedaan.

3. Quality Improvement, meliputi:

a. Mengembangkan infrastruktur.

b. Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu.

c. Membentuk tim mutu.

d. Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta motivasi

untuk mendiagnosis penyebab, menstimulasi perbaikan, dan

mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan peningkatan.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Kepuasan Pasien

2.2.1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai

perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi

suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Oliver (2007) menyatakan bahwa kepuasan merupakan respon pelanggan

terhadap dipenuhinya kebutuhan dan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan

fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila

kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai

harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari

berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive

terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi

antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang

diberikan.

Kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis

pelayanan yang didapatkannya (Parasuraman, Zeithaml, Berry & Leonardo,

1990).

Universitas Sumatera Utara


Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian

antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah

pemakaian (Rangkuti, 2006).

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas seseorang karena

antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan

terpenuhi.

2.2.2 Pengertian Pasien, Hak dan Kewajiban Pasien

a. Pengertian Pasien

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan

baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter

gigi (UU Nomor 29 Tahun 2004)

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,

baik secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit. (UU Nomor

44 Tahun 2009).

b. Hak-Hak Pasien

Setiap pasien mempunyai hak:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku

di rumah sakit.

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa

Universitas Sumatera Utara


diskriminasi.

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional.

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien

terhindar dari kerugian fisik dan materi.

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan

peraturan yang berlaku di rumah sakit.

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter

lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di

luar rumah sakit.

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data-data medisnya.

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan

medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi

yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

serta perkiraan biaya pengobatan.

11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya

selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

Universitas Sumatera Utara


perawatan di rumah sakit.

15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit

terhadap dirinya.

16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama

dan kepercayaan yang dianutnya.

17. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara

perdata ataupun pidana.

18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar

pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. (UU no. 44 Tahun 2009)

c. Kewajiban-Kewajiban Pasien

Kewajiban pasien di rumah sakit meliputi:

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatanya

2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima (UU no.29

Tahun 2004)

2.2.3 Pengertian Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas pasien karena

terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan

(Indarjati, 2001). Kepuasan pasien adalah persepsi, sikap pasien terhadap

Universitas Sumatera Utara


pelayanan keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas

pelayanan keperawatan (Risser, 1975).

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor,

antara lain:

1. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen

terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan

kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi perusahaan

terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.

2. Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa.

Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh

pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3. Faktor emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum

terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang

sudah mempunyai pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki

tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. Harga

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam

penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun begitu

Universitas Sumatera Utara


elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan,

biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan

yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi

berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

5. Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan

biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa

pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

Tjiptono (2011) mengemukakan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu sebagai berikut:

1. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik

operasi dari pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada

kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya: kecepatan,

kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa

pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif

cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan

yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan

kelengkapan peralatan rumah sakit.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan

karakteristik sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa

pelayanan, misalnya kelengkapan interior dan eksterior, seperti

televisi, air conditioner (AC), sound system, dan sebagainya.

3. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan

Universitas Sumatera Utara


mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas

pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang

dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu

dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan

pelayanan keperawatan di rumah sakit.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu

sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang

telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya: standar keamanan dan emisi

terpenuhi seperti peralatan pengobatan.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk

tersebut digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur

ekonomis dalam penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan

bedah, alat transportasi, dan sebagainya.

6. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan

keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan

memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap

keluhan pasien sewaktu-waktu.

7. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh

panca indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang

lengkap dan modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar,

kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi

rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang

Universitas Sumatera Utara


diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan

keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung

jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk

sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien

adalah : kualitas pelayanan, harga, emosional, kinerja, estetika,

karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan

desain visual.

2.2.5 Aspek-Aspek Kepuasan Pada Pasien

Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pasien rumah sakit, dalam

seminar survai kepuasan pasien di rumah sakit, Junadi (2004) mengemukakan ada

empat aspek yang dapat diukur yaitu:

1. Kenyamanan, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang hal yang

menyenangkan dalam semua kondisi, lokasi rumah sakit, kebersihan,

kenyamanan ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata

letak, penerangan, kebersihan WC/kamar mandi, pembuangan sampah,

kesegaran ruangan, dan lain sebagainya

2. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit, dapat dijabarkan dengan

pertanyaan petugas yang mempunyai kepribadian baik yang mendukung

jalannya pelayanan prima terjadi yang menyangkut keramahan, informasi

yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, dukungan, tanggapan

dokter/perawat di ruangan IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi,

kemudahan dokter/perawat dihubungi, keteraturan

Universitas Sumatera Utara


pemberian makanan, obat, pengukuran suhu dan lain sebagainya.
3. Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan

mengenai ketrampilan, pengetahuan dan kualifikasi petugas yang baik

seperti kecepatan pelayanan pendaftaran, ketrampilan dalam penggunaan

teknologi, pengalaman petugas medis, gelar medis yang dimiliki, terkenal,

keberanian mengambil tindakan.

4. Biaya , dapat dijabarkan dalam pertanyaan berkaitan dengan jumlah

yang harus diberikan atas pelayanan yang telah didapatkan, seperti

kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya, biaya pelayanan,

perbandingan dengan rumah sakit yang sejenis lainnya, tingkat masyarat

yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin. Tentu saja

faktor diatas bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi rumah

sakit sepanjang itu dapat didefinisikan dan diukur. Kepuasan pasien

memang merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan, oleh karenanya subyektifitas pasien diperngaruhi oleh

pengalaman pasien di masa lalu, pendidikan, situasi psikis saat itu, dan

pengaruh keluarga dan lingkungan.

Griffith (1987) mengatakan ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi

perasaan puas pada seseorang yaitu:

1. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap

pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit.

2. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah

dilakukan oleh perawat kepada pasien, seberapa jauh pelayanan perawatan

Universitas Sumatera Utara


yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien

dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah sakit.

3. Prosedur yaitu berkaitan dengan prosedur pelayanan administrasi

pasien maupun prosedur tindakan pengobatan atau perawatan yang

dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar

dari rumah sakit.

4. Waktu yaitu berkaitan dengan waktu yang disediakan untuk

berkonsultasi, menyampaikan masalah atau keluhan, dan waktu

berkunjung bagi keluarga.

5. Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan

dan minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana

pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan

minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana bagi

orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.

6. Fasilitas ruang rawat inap untuk pasien yang harus dirawat. Fasilitas

ruang inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien yang

dikehendakinya.

7. Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu

perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik berapa

operasi, kunjungan dokter atau perawat.

Risser (1975) menjelaskan tiga dimensi perilaku perawat terhadap

kepuasan pasien yaitu, Praktik profesional (Technical-professional), hubungan

saling percaya (Trusting relationship), hubungan pendidikan (Educational

Universitas Sumatera Utara


relationship).
1. Praktik profesional (Technical-professional) yaitu perilaku perawat

yang mampu mencapai tujuan sesuai dengan perannya, sebagai contoh

pengetahuan perawat dalam pemeriksaan fisik kepada pasien, dan keahlian

dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.

2. Hubungan saling percaya (Trusting relationship) yaitu kemampuan

berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung dengan baik,

misalnya perhatian kepada pasien, mendengarkan keluhan-keluhan pasien,

dan rasa sensitif kepada pasien.

3. Hubungan pendidikan (Educational relationship) yaitu pertukaran

informasi antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti

aktifitas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, penjelasan, dan

demonstrasi tindakan.

Tingkat kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda, hal ini

terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial,

tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian

(Sugiarto, 1999).

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut:


1. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap

pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit yang dapat menciptakan

hubungan saling percaya pasien dengan perawat.

2. Kualitas atau kompetensi perawat atau praktik profesional perawat yang

diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh perawat

Universitas Sumatera Utara


kepada pasien seperti memberikan informasi, pelayanan perawatan yang

berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien selama

berada di rumah sakit.

3. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi

pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai

keluar dari rumah sakit.

4. Fasilitas – fasilitas yang disediakan rumah sakit yaitu fasilitas ruang

rawat inap, kualitas makanan yang terjamin kesehatannya, privasi dan

waktu kunjungan pasien dan waktu yang disediakan untuk berkonsultasi,

menyampaikan masalah atau keluhan.

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan pihak penyedia dan

pemberi layanan harus selalu berupaya untuk mengacu kepada tujuan utama

pelayanan, yaitu pencapaian kepuasan konsumen atau kepuasan pelanggan

(costumer satisfaction) seperti gambar 2.1 di bawah ini:

Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Produk Harapan Pelanggan Terhadap Produk

Nilai Produk
Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan


Sumber: Tjiptono, 2005

Universitas Sumatera Utara


Kepuasan pelanggan terbentuk dari penilaian pelanggan terhadap kinerja

suatu perusahaan dalam merumuskan tujuan dan manfaat produk atau pelayanan

yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan.

Dengan demikian, kepuasan terjadi karena adanya suatu pemenuhan terhadap apa

yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pelanggan, seperti gambar 2.2 di bawah ini:

Pelanggan keliru
mengkomunkasikan
jasa yang diinginkan

Pelanggan keliru Kinerja karyawan


menafsirkan signal perusahaan jasa yang
(harga, dll). buruk

Harapan tidak
terpenuhi

Miskomunikasi Miskomunikasi
rekomendasi mulut penyediaan jasa oleh
ke mulut pesaing

Gambar 2.2 Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Pelanggan


Sumber: Tjiptono, 2005.

Salah satu penyebab tidak terpenuhinya harapan pelanggan adalah karena

kesalahan pelanggan dalam mengkomunikasikan jasa yang diinginkan.

Pelanggan tidak mampu menyampaikan apa yang menjadi keinginan dan

harapannya, sehingga hal ini berakibat penyedia layanan tidak mampu memenuhi

apa yang menjadi harapan dari pelanggan.

Menurut Parasuranman dalam Supranto (2011) penilaian kualitas pelayanan


dikaitkan dengan kepuasan pasien dengan berfokus pada aspek fungsi dari proses
pelayanan yaitu :
1. Tangibles (Wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliput i

Universitas Sumatera Utara


fasilitas fisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan

kondisi sarana, kondisi SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas

fisik dengan jenis jasa yang diberikan.

2. Reliability (keandalan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera

dan memuaskan dan merupakan aspek – aspek keandalan sistem pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian pelaksanaan

pelayanan dengan rencana, kepedulian perusahaan kepada permasalahan

yang dialami pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan

waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan keakuratan

penanganan.

3. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu

dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi

kejelasan informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan

dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu

konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi permintaan

pasien dengan cepat.

4. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang

ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan,

staf, kesabaran staf dan rasa aman selama berurusan dengan staf.

5. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian penuh

kepada konsumen yang meliputi , perhatian staf secara pribadi kepada

konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap

Universitas Sumatera Utara


kepentingan dan, kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan

konsumen.

2.2.5 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi kebutuhan dasar

bagi setiap penyedia jasa. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan

umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi

startegi peningkatan kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa metode yang dapat

dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan

pelanggannya (juga pelanggan perusahaan pesaing). Salah satu pengukuran

kepuasan pelanggan yang sering digunakan adalah indeks kepuasan pelanggan

(customer satisfaction index). Bahkan sejumlah Negara telah mengembangkan

indeks kepuasan pelanggan nasional untuk berbagai macam produk dan jasa

diantaranya Swedish Customer Satisfaction (SCCB) sejak tahun 1989, American

Customer Satisfaction Index (ACSI) sejak tahun 1994, Norwegian Customer

Satisfaction Barometer (NCSB) sejak 1996; dan Indonesian Customer Satisfaction

Indeks (ICSI) sejak tahun 1999 (Tjiptono, 2011).

Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan indeks untuk menentukan

tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur (Hill,

2006).

Tahapan dari metode Customer Satisfaction Index (CSI) yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata

kepentingan menjadi angka presentase dari total rata-rata kepentingan

seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF 100%.

2. Menghitung Weighting Score (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai

rata-rata tingkat kinerja (kenyataan) masing-masing atribut dengan WF

masing-masing atribut.

3. Menghitung Weighting Total (WT) yaitu menjumlahkan WS dari

semua atribut kualitas jasa.

4. Menghitung Satisfaction Index (SI), yaitu WT dibagi skala maksimal

yang digunakan kemudian dikalikan 100% (Hill, 2006).

Kriteria mengukur kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan pelanggan menurut

Hill (2006) adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,25 = Sangat Tidak Puas, 0,26 – 0,50

= Tidak Puas, 0,51 – 0,75 = Puas dan 0,76 – 1,00 = Sangat Puas.

Kotler (2004) mengemukakan empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu:

a. Sistem Keluhan dan Saran ; pelanggan diberi kesempatan untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan terhadap pelayanan yang

disediakan.

b. Ghost Shopping (Mystery Shopping); perusahaan mempekerjakan

beberapa orang untuk berperan sebagai pelanggan pada pesaing.

c. Lost Customer Analysis menghubungi kembali pelanggan yang telah

berhenti untuk mengetahui penyebabnya.

Universitas Sumatera Utara


d. Survey Kepuasan Pelanggan dengan cara pengukuran dilakukan secara

langsung melalui pertanyaan (directly reported satisfaction), pertanyaan

yang berkaitan dengan besarnya harapan pelanggan terhadap atribut

tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan (dirrived

dissatisfaction), pelanggan diminta menyampaikan masalahnya dan saran-

sarannya (problem analysis), dan pelanggan diminta untuk menilai

berbagai atribut dari penawaran dan juga diminta untuk menilai kinerja

perusahaan tersebut sesuai atribut masing-masing Importance

Performance Analysis (IPA).

Namun demikian, apapun macam dan bentuk dari pada konsep

pengukuran kepuasan pelanggannya, umumnya menawarkan suatu pengukuran

yang dapat menghasilkan suatu indeks kepuasan pelanggan.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk menjawab perumusan masalah tentang

pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien, maka untuk

menganalisa kinerja atau menggambarkan seberapa penting atribut kualitas

pelayanan pada saat itu bagi pelanggan dan performance menggambarkan

persepsi pasien terhadap kinerja dari atribut-atribut kualitas pelayanan yang telah

diberikan oleh rumah sakit menggunakan kuesioner skala SERVQUAL sedangkan

kepuasan pelanggan menggunakan kuesioner kepuasan pasien atau Patient

Satisfaction Questionnaire (Tjiptono, 2011).

2.3. Landasan Teoritis

Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori tentang

pengertian mutu yang disampaikan beberapa ahli seperti Deming, Crosby, Juran,

Universitas Sumatera Utara


Davis dalam Yamit (2005) dan Gasperz (2002) serta Bustami (2011), pengertian

kualitas pelayanan keperawatan oleh Heather dalam Budi Astuti (2002) dan

Gillies (1989) serta Depkes RI (2008).

Teori berikutnya dimensi kualitas pelayanan adalah menurut Parasuraman,

Zeithaml dan Berry (1988), ada lima dimensi dan aspek dari service quality yang

dikenal sebagai skala SERVQUAL yaitu bukti fisik (tangibles), keandalan

(reliability), tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati atau

peduli (empathy) serta beberapa aspek kualitas pelayanan yang terintegrasi dalam

5 dimensi SERVQUAL antara lain menurut Wisnewski dan Wisnewski (2005),

Depkes RI (2002), Joewono (2003) dan Sugiarto (1999) serta teori tentang sistem

dan mekanisme peningkatan kualitas pelayanan oleh Juran (2001). Selanjutnya

teori tentang kepuasan meliputi pengertian kepuasan oleh Oliver (2007), Kotler

(1988), Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988) dan Rangkuti (2006), serta

pengertian kepuasan pasien oleh Indarjati (2001) dan Risser (1975).

Sedangkan teori tentang faktor-faktor dan aspek-aspek kepuasan oleh Budi

Astuti (2002) dengan 5 faktor, Tjiptono (2011) dengan 8 faktor, Junadi (2004)

dengan 4 aspek, Griffith (1987) dengan 7 aspek dan Risser (1975) dengan 3 aspek

yang mempengaruhi kepuasan pasien dan selanjutnya kuisioner yang

dikembangkan oleh Biering, Becker, Calvin, dan Grobe (2006).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan teknik korelasi

spearman, dan menggunakan Analisis Crosstab dengan Uji Chi-Square.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai kualitas pelayanan

kesehatan dan keperawatan terhadap kepuasan pasien, antara lain:

Universitas Sumatera Utara


Supriyanti (2004), dengan judul “Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap 1 RS Dr.Sardjito Yogyakarta.” Yang

menyimpulkan bahwa semakin tinggi mutu pelayanan keperawatan, maka

semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pasien. Perbedaannya pada

subyek dan lokasi yang diteliti.

Marsuli, MAG. dan Utarini, A. (2005) meneliti tentang mutu pelayanan

pasien peserta askes dan umum di instalasi rawat jalan RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu, dilakukan secara cross sectional survey yang juga dilengkapi dengan

wawancara, hasilnya pasien umum dan askes merasa tidak puas dengan mutu

pelayanan rawat jalan baik secara umum maupun setiap dimensi mutunya.

Susi Andriani dan Sunarto (2009) diperoleh hasil penelitiannya bahwa

kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

tingkat kepuasan pasien rawat inap di Badan Pelayanan Kesehatan RSUD

Kabupaten Magelang dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

kualitas pelayanan yang diberikan.

Hasil penelitian dari Thamnopoulos, Tzetziz dan Laios (2011) diperoleh data

bahwa dari lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien yang diukur

dengan Servqual, hasilnya menunjukkan data rata-rata kualitas pelayanan adalah

4,51 dan standar deviasi 1,55. Temuan ini menunjukkan bahwa mereka kurang

puas dengan dimensi tangibles (M = 4,31), responsiveness (M = 4,40) dan access

(M = 4,47) dibandingkan dengan nilai persepsi tentang "security" (M = 4,70) dan

"reliability" (M = 4.67).

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian Nashrath, Akkadechanunt dan Chontawan (2011) diperoleh

data bahwa total skor untuk harapan perawat terhadap kualitas keperawatan

adalah = 87,32 dan standar deviasi (SD) = 8.54. Dimensi tertinggi yang

diharapkan perawat dari kualitas layanan keperawatan adalah reliability, dan

terendah adalah dimensi responsiveness. Sedangkan total skor untuk harapan

pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan adalah = 88.11 dan SD = 9.14.

Dimensi tertinggi yang diharapkan pasien dari kualitas pelayanan keperawatan

adalah relibaility, dan terendah adalah responsiveness, kemudian total skor untuk

persepsi perawat kinerja kualitas pelayanan keperawatan adalah = 86,77 dan SD =

8,31. Dimensi kinerja tertinggi dari kualitas pelayanan keperawatan, seperti yang

dirasakan oleh perawat, adalah Reliability, dan dimensi terendah adalah

responsiveness. Total skor untuk persepsi pasien terhadap kinerja kualitas

pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat adalah = 75,57 dan SD =

12.14. Dimensi kinerja tertinggi dari kualitas pelayanan keperawatan yang

dirasakan oleh pasien, adalah reliability, sedangkan dimensi dengan skor terendah

adalah responsiveness.

Hasil penelitian dari Rad, Som dan Zainuddin (2010) diperoleh data rata-

rata (Mean) dari kelima dimensi kualitas pelayanan adalah tangibles (3,59),

reliability (3,67), responsiveness (3,50), assurance (3,38) dan empathy (3,53)

adalah 3,53 (M) dan standar deviasi : 0,65 (SD).

Hasil penelitian Akbar dan Parvez (2009) diperoleh data skor rata-rata

(Mean) adalah 4.41 (SD = 0,53), yang menunjukkan bahwa pasien menemukan

rumah sakit yang dipercaya. Nilai rata-rata kepuasan pasien adalah 4,35 (SD =

Universitas Sumatera Utara


0,43) menunjukkan bahwa pasien rumah sakit sangat puas. Skor rata-rata dari

loyalitas pelanggan adalah 4,53 (SD = 0,39) hal ini menunjukkan bahwa pasien

sangat setia pada rumah sakit tersebut.

Hasil penelitian menurut Wisniewski dan Wisniewski (2005), didapatkan

data kepuasan dengan pelayanan klinik itu tinggi, total pasien 51 orang, 23 (45

persen) menanggapi pertanyaan ini semua menilai pelayanan klinik dengan nilai 5

atau lebih (score 1 – 7 dengan menggunakan skala Likert) dan 28 (55 persen)

memberikan skor maksimum 7. Skor expectaste (harapan) yang tinggi secara

konsisten di semua dimensi, meskipun untuk tangibles adalah lebih rendah. Untuk

rata-ratanya (M) = 4,318 dan standar deviasi (SD) = 0,498.

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut

pandang rumah sakit saja tetapi harus dipandang dari sudut pandang pasien.

Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan

pasien, karena kualitas memberikan dorongan kepada pasien untuk menjalin

ikatan hubungan yang lebih kuat dengan rumah sakit dan pada akhirnya kepuasan

pasien dapat meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit. Agar

pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan pada pasien maka perlu

diperhatikan dimensi yang berperan menciptakan dan meningkatkan kualitas

pelayanan yang disebut dengan SERVQUAL yaitu: Bukti fisik (Tangibles),

Keandalan (Reliability), Ketanggapan (Responsiveness), Jaminan (Assurance),

Perhatian (Empathy) (Parasuraman, Zeithml, & Barry,1988). Sedangkan tentang

kepuasan seperti yang disampaikan oleh Risser,1975.

Universitas Sumatera Utara


Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah akan alur penelitian ini

dengan memperhatikan tinjauan kepustakaan serta landasan teori, digambarkan

dalam kerangka konsep seperti gambar 2.4 berikut ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Pelayanan: Kepuasan Pasien :


1. Bukti fisik (tangible) a. Praktik profesional
2. Keandalan (reliability) (Technical-professional)
3. Tanggap (responsiveness) b. Hubungan saling percaya
(Trusting relationship)
4. Jaminan (assurance)
c. Hubungan pendidikan
5. Peduli (emphaty) (Educational relationship)
(Risser, 1975).

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Pages from
BAB III
107032027
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

jenis asosiasi dengan pendekatan pengamatan sewaktu (cross-sectional).

Penelitian ini menggunakan jenis asosiasi karena penelitian ini terdiri dari dua

variabel yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih. Dengan jenis penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang

dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala

(Sugiyono, 2006).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.

Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no.17 Tuntungan Medan.

Pemilihan tersebut di dasarkan atas atas pertimbangan bahwa rumah sakit

tersebut adalah rumah sakit pemerintah dan sebagai rumah sakit rujukan terbesar

di Sumatera Utara, selain itu pertimbangan lain adalah biaya terjangkau bagi

masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan kesehatan, baik pelayanan umum

maupun pelayanan Jamkesmas/Jamkesda dan Askes, sehingga banyak pasien

menggunakan rumah sakit tersebut. Begitu juga dengan lokasi penelitian cukup

dekat dengan tempat kerja peneliti sehingga dapat mudah terjangkau oleh

peneliti.

Universitas Sumatera Utara


3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dengan pengumpulan data dan analisa data yang akan

dilaksanakan pada bulan 27 Mei sampai dengan 27 Juni 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP.H. Adam Malik Medan pada saat dilakukan

penelitian. Jumlah pasien rawat inap dari bulan Januari – Nopember 2012

sebanyak 35.300 pasien, (Profil RSUP H.Adam Malik Medan)

3.3.2 Sampel
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien yang

menjalani rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan dan dalam

keadaan yang memungkinkan (sadar) untuk memberikan pendapatnya secara

pibadi.

Metode pengambilan sampel yang dipergunakan adalah Nonprobability

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel dengan cara Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampelnya adalah semua pasien rawat

inap dengan minimal perawatan 3 hari. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik,

pasien berumur lebih dari 17 tahun, bersedia diwawancarai dan mampu menjawab

pertanyaan dengan baik.

Dari jumlah populasi 35.300 pasien, maka besarnya responden yang

dijadikan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan tabel perhitungan jumlah

Universitas Sumatera Utara


sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan Isaac dan Michael, dalam

Sugiyono ( 2006) dengan tingkat kesalahan 10%, didapat jumlah sampel 268

orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 3 set kuesioner.

Adapun kuesioner terdiri dari:

1. Kuesioner pertama berguna untuk mengukur data demografi pasien yang

berisi tentang umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka.

2. Kuesioner yang kedua berguna untuk mengukur kualitas pelayanan

keperawatan. Kuesioner ini disebut dengan Servqual, merupakan instrument

yang terdiri dari 19 pernyataan (Wisnewski & Wisnewski, 2005).

3. Kuesioner yang ketiga untuk mengukur kepuasan pasien. Kuesioner ini

disebut dengan Patient Satisfaction Questionnare (PSQ) dengan 26 item

pernyataan (Biering, Becker,Calvin & Grobe, 2006)

Kuesioner kedua dan ketiga berasal dari journal berbahasa Inggris, yang

selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui tahapan yang sesuai

dengan panduan proses pengadopsian instrument penelitian lintas budaya dari

Beaton, Bombardier, Guillemin dan Ferraz (2000) yaitu: (a) Initial translation,

pada tahap pertama ini peneliti menerjemahkan kuisioner dari journal berhasa

Inggris ke dalam bahasa Indonesia melalui 2 orang yang terdiri dari satu orang

guru bahasa Inggris SMK Pencawan Medan dan satu orang dosen Jurusan

Keperawatan Poltekkes Medan yang pandai dan menguasai bahasa Inggris baik

Universitas Sumatera Utara


tulisan (grammer) maupun lisan (conversation), (b) Synthesis of the

translation, pada tahap kedua, peneliti mengumpulkan kedua penerjemah untuk

mensitesis hasil terjemahannya sampai menghasilkan satu terjemahan versi

bersama, kemudian dijadikan kuisioner untuk penelitian.

Untuk tahap selanjutnya adalah tahap back translation, expert committee, test of

the prefinal version dan submission of documentation to the developer or

coordinating committee for appraisal of the adaptation process, pada tahap-tahap

ini peneliti tidak melakukannya karena peneliti mengalami kesulitan untuk

mendapatkan 2 orang asing dengan bahasa ibunya bahasa Inggris yang fasih dan

menguasai tatabahasa Indonesia, peneliti juga mengalami kesulitan untuk

mengumpulkan para profesional, baik profesional metodologi penelitian,

profesional kesehatan, profesional bahasa, penerjemah dan pencipta kuisioner,

disamping itu peneliti terkendala dengan belum adanya lembaga pengembang

instrument untuk proses verifikasi, peneliti juga terkendala dengan proses dan

waktu yang lama serta biaya yang cukup besar.

3.4.1.1. Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dilakukan sebelum

pengumpulan data, dengan tujuan kuesioner yang dipersiapkan layak digunakan

dalam penelitian untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana kuesioner dapat

dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variable terikat dan variable bebas

dalam suatu penelitian.

3.4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas yaitu dengan mengukur korelasi antar item variabel yang

Universitas Sumatera Utara


menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Correlation

Coeficient (r), dengan ketentuan nilai koefisien korelasi > 0,3 yang berarti valid

(Supranto,2011). Pada uji validitas ini peneliti tidak melakukannya, hal ini

dikarenakan item variabelnya merupakan kusisioner dari journal berbahasa

Inggris yang sudah dipublikasikan, dan belum adanya pakar keperawatan yang

mampu menganalisis tatabahasa dari masing-masing item variabelnya.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan

koefisien Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach > 0,6, maka alat ukur

tersebut reliable (Supranto,2011).

Hasil uji coba kuesioner untuk mengetahui reliabilitas pernyataan telah

dilakukan kepada 30 orang pasien rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan

dengan hasil seluruh item pertanyaan tentang kualitas pelayanan nilai alpha

cronbach > 0,940. Dengan demikian seluruh item pertanyaan untuk mengukur

variabel penelitian dinyatakan valid dan reliabel sehingga layak digunkan untuk

penelitian.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Penelitian ini

menggunakan dua variabel yaitu:

Universitas Sumatera Utara


3.5.1.1 Variabel Independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang

pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah kualitas pelayanan keperawatan yang meliputi: tangibles , reliability ,

responsiveness , assurance , dan emphaty.

3.5.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama

peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai

variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari faktor

inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah: kepuasan pasien,

yang meliputi praktik professional, hubungan saling percaya dan hubungan

pendidikan.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat

diamati (Azwar, 1996). Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi kualitas

pelayanan keperawatan (X) merupakan kualitas yang berkaitan dengan pemberian

perawatan yang harus tersedia, dapat diterima, menyeluruh, berkelanjutan dan di

dokumentasikan di ruang rawat inap terpadu yang meliputi:

1. Dimensi Bukti Fisik (Tangibles)

Tangibles adalah suatu wujud nyata/bukti fisik di ruang rawat inap

Universitas Sumatera Utara


terpadu yang berupa penampilan dan keadaan sarana dan prasarana fisik

dan lingkungan sekitarnya yang dapat menunjang dan diandalkan dalam

melayani setiap pasien.

2. Dimensi kehandalan (Reliability)

Kehandalan merupakan kemampuan perawat untuk memberikan jasa

pelayanan yang tepat, akurat, berkaitan dengan kesiapan petugas setiap saat

diperlukan serta dapat diandalkan di ruang rawat inap terpadu.

3. Dimensi daya tanggap (Responsiveness)

Daya tanggap (Responsiveness) adalah suatu kebijakan dari perawat

untuk membantu dan memberikan pelayanan dan respon yang cepat kepada

pasien, tidak membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan

yang jelas.

4. Dimensi jaminan (Assurance)

Assurance adalah sebuah jaminan atau kepastian mencakup pemberian

informasi yang jelas, keramahan, kesopanan, keamanan dan dapat

dipercaya yang dimiliki para perawat sehingga menimbulkan kepercayaan

dan keyakinan pasien.

5. Dimensi empati (Empathy)

Empati (empathy) adalah sikap yang ditunjukkan petugas kesehatan

kepada pasien dengan cara memberikan kemudahan dalam melakukan

interaksi, komunikasi yang baik, memberikan rasa keadilan pada setiap

pasien dan memahami kebutuhan pasien. Variabel kepuasan pasien (Y).

Kepuasan pasien dalam penelitian ini adalah perasaan senang atau kecewa

Universitas Sumatera Utara


yang dirasakan oleh pasien terhadap pelayanan yang diterima dari pihak

ruang rawat inap. Selanjutnya praktik profesional (technical-professional)

yaitu perilaku perawat yang mampu melakukan tindakan mencapai tujuan

sesuai dengan standar dan perannya. Hubungan saling percaya (trusting

relationship) yaitu kemampuan perawat untuk berkomunikasi secara

langsung maupun tidak langsung dengan baik, sehingga terjalin hubungan

saling percaya antara perawat dengan pasien. Hubungan pendidikan

(educational relationship) yaitu pertukaran informasi antara pasien dan

perawat ketika interaksi berlangsung selama pasien dirawat.

3.6 Metode Pengukuran

Pengukuran kualitas pelayanan menggunakan instrument. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner penelitian terdiri dari

tiga kuesioner yaitu:

1. Kuisioner data demografi

Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi

pasien rawat inap yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan.dan

pekerjaan.

2. Kuesioner Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument

Service Quality (SERVQUAL) dari Parasuraman, et al.,(1988) yang

dikembangkan oleh Wisnewski dan Wisnewski (2005). Kuisioner kualitas

pelayanan keperawatan terdiri dari 19 butir pernyataan yang didasari oleh

lima dimensi kualitas pelayanan terdiri dari empat pernyataan untuk

Universitas Sumatera Utara


tangibles yaitu pada nomor 1, 2, 3 4, lima pernyataan untuk reliability

yaitu pada nomor 5, 6, 7, 8, 9, tiga pernyataan untuk responsiveness yaitu

pada nomor 10, 11, 12, tiga pernyataan untuk assurance yaitu pada nomor

13, 14, 15, dan empat pernyataan untuk empathy yaitu pada nomor 16, 17,

18 dan 19.

Pada penelitian ini menggunakan skala likert yang menggunakan lima

alternatif jawaban pada kuisioner kualitas pelayanan keperawatan, yaitu

sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik,. Nilai

terendah yang dicapai adalah 19 dan nilai tertinggi adalah 95.

Berdasarkan rumus statistik Sudjana (2005), p adalah rentang dimana p

merupakan panjang kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu

sebesar 76. Selanjutnya banyak kelas dibagi menjadi lima katagori kelas

untuk kualitas pelayanan, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 15,

nilai terendah 19 sebagai batas bawah kelas pertama, maka kualitas

pelayanan keperawatan yang diterima di rumah sakit dikatagorikan

menjadi sangat tidak baik = 19 – 33, tidak baik = 34 – 48, Cukup baik =

49 – 63, baik = 64 – 78, dan sangat baik = 79 – 95. Untuk menentukan

kriteria pengukuran digunakan juga kriteria pengukuran menurut Hill

(2006).

3. Kuisioner Kepuasan Pasien

Kuisioner kepuasan pasien digunakan untuk mengidentifikasi

kepuasan pasien rawat inap. Penelitian ini menggunakan instrumen Patient

Satisfaction Questionnaire (PSQ) yang dikembangkan oleh Biering,

Universitas Sumatera Utara


Becker, Calvin, dan Grobe (2006). Kuisioner kepuasan pasien terdiri dari

26 butir pernyataan yang didasari oleh 3 subskala (Risser, 1975) yaitu

Technical-professional yang terdapat dalam instrument penelitian ini pada

nomor, 12, 14, 15, 18, 22, 23, 25, Trusting relationship yang terdapat

dalam instrument penelitian ini pada nomor, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 17,

20, 21, Educational relationship yang terdapat dalam instrument penelitian

ini pada nomor, 1, 2, 7, 8, 16, 19, 24, dan 26.

Pada penelitian ini menggunakan skala likert yang menggunakan lima

alternatif jawaban pada kueisioner kepuasan pasien yaitu sangat tidak

puas, tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas. Nilai terendah yang

dicapai adalah 26 dan nilai tertinggi adalah 130. Berdasarkan rumus

statistik Sudjana (2005), p adalah rentang dimana p merupakan panjang

kelas (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 104,

selanjutnya banyak kelas dibagi menjadi lima katagori kelas untuk

kepuasan pasien, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 21. Nilai

terendah 26 sebagai batas bawah kelas pertama, maka kepuasan pasien

terhadap pelayanan kesehatan yang diterima di rumah sakit dikategorikan

menjadi sangat tidak puas = 26 – 46 , tidak puas = 47 – 67, cukup puas=

68 – 88, puas = 89 – 109, dan sangat puas = 110 – 130, untuk menilai

kriteria kepuasan ini digunakan juga kriteria pengukuran menurut Hill

(2006).

Pengukuran dari masing-masing variabel penelitian tersebut diuraikan

dalam tabel 3.1 dan 3.2 berikut di bawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Bebas (Kualitas Pelayanan Keperawatan)

Bobot Skala
Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban
Nilai Ukur

Kualitas Pelayanan
Keperawatan yang
meliputi:

1. Tangibles 4 a. Sangat baik 5


b. Baik 4
c. Cukup baik 3 Interval
d. Tidak baik 2
e. Sangat tidak baik 1

2. Reliability 5 a. Sangat baik 5


b. Baik 4
c. Cukup baik 3 Interval
d. Tidak baik 2
e. Sangat tidak baik 1

3. Responsivenes 3 a. Sangat baik 5


b. Baik 4
c. Cukup baik 3 Interval
d. Tidak baik 2
e. Sangat tidak baik 1

4. Assurance 3 a. Sangat baik 5


b. Baik 4
c. Cukup Baik 3 Interval
d. Tidak baik 2
e. Sangat tidak baik 1

5. Empathy 4 a. Sangat baik 5


b. Baik 4
c. Cukup baik 3 Interval
d. Tidak baik 2
e. Sangat tidak baik 1

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Terikat (Kepuasan)

Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai Skala Ukur

Kepuasan

Technical 7 a. Sangat puas 5


professional b. Puas 4
c. Cukup puas 3 Interval
d. Tidak puas 2
e. Sangat tidak puas 1

Trust 11 a. Sangat puas 5


relationship b. Puas 4
c. Cukup puas 3 Interval
d. Tidak puas 2
e. Sangat tidak puas 1

Educational 8 a. Sangat puas 5


relationship b. Puas 4
c. Cukup puas 3 Interval
d. Tidak puas 2
e. Sangat tidak puas 1

3.7 Metode Analisa Data

Data yang telah terkumpul melalui kuesioner dianalisis dengan teknik

statistika. Teknik statistik yang akan digunakan adalah statistik deskriptif dan

statistik inferensial.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data kualitas pelayanan

keperawatan dan kepuasan pasien.

Data dari kedua variable tersebut diawali dengan melakukan uji normalitas. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti

Universitas Sumatera Utara


atau mendekati distribusi normal yakni dengan angka signifikan p > 0,05 maka

data berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas pada data kualitas pelayanan keperawatan

dan kepuasan pasien dengan uji Kolmogorov - Smirnov ditemukan data tidak

berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan transformasi data tersebut dengan

menggunakan log 10 dan akar kuadrat sebanyak 2 kali transformasi, tetapi

hasilnya tidak berubah yaitu data tidak berdisitribusi normal.

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis alternative (Ha)

penelitian, yaitu ada pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan

pasien. Dinyatakan ada pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap

kepuasan pasien apabila nilai probabilitas lebih kecil dari α ( p < 0,05). Teknik

statistik inferensial yang akan digunakan adalah uji korelasi Spearman.

3.8 Pertimbangan Etik


Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komisi Etik

Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Sebelum dilakukan pengumpulan data, tiap responden terlebih dahulu

menandatangani lembar persetujuan (informed consent) setelah diberi penjelasan.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan merupakan

rumah sakit pemerintah kelas A yang dikelola oleh pemerintah pusat, sekaligus

sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian. Salah satu instalasi yang dimiliki

RSUP H. Adam Malik Medan adalah instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A dan

B memiliki 14 ruangan, 7 ruangan di Rindu A dan 7 ruangan di Rindu B yang

menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap penyakit dalam, bedah, anak

dan kebidanan, memiliki fasilitas tempat tidur 717 dan tenaga perawat 362 orang.

Untuk mengetahui kinerja dan mutu pelayanan di instalasi/unit rawat inap dapat

diketahui dari target dan realisasi pasien berdasarkan tinggi rendahnya indikator

yang dicapai, selama kurun waktu lima tahun 2007 – 2011. Indikator mutu

pelayanan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan sebagai berikut:

untuk tahun 2007 dari target pasien di rawat sebanyak 15.308 pasien terealisasi

17.899 pasien, tahun 2008 dari target 19.689 pasien terealisasi 20.699 pasien,

tahun 2009 dari target 21.014 pasien terealisasi 21.616 pasien, tahun 2010 dari

target 24.173 pasien terealiasi 26.082 pasien dan tahun 2011 dari target 27.702

pasien terealisasi 37.762 pasien, maka dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien

di ruang rawat inap terpadu setiap tahunnya meningkat dengan rata-rata

realisasinya mencapai 113,8% Sedangkan Bed Occupancy Rate (BOR) RSUP H.

Adam Malik Medan telah mencapai 67,9 – 82,5% seperti yang dapat dilihat pada

Tabel 4.1:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Indikator Pelayanan di Ruang Rawat Inap Terpadu
Tahun 2007 – 2011

Target Realisasi
BOR ALOS BTO TOI NDR GDR
Tahun pasien pasien % TT
(%) (hari) (kali) (hari) (%) (%)
dirawat dirawat

2007 15.308 17.899 116,9 600 82,5 10 30 2 77.1 117,6

2008 19.689 20,699 105,1 600 70,5 8 34 3 68,1 108,2

2009 21.014 21,616 102,9 600 67,9 7 36 3 72,6 106,0

2010 24.173 26,082 107,9 650 70,7 6 40 3 67,20 107,2

2011 27.702 37,762 136,3 717 73,8 5 51 2 9,13 64,64

Sumber : Profil RSUP H.Adam Malik Medan,2011.


.
Selanjutnya keadaan sumber daya manusia kesehatan di RSUP H. Adam

Malik Medan pada tahun 2011 yang paling banyak jumlahnya adalah tenaga

keperawatan yang mencapai 602 perawat (50,3%) dari 1.197 tenaga kesehatan,

untuk tenaga perawat di ruang rawat inap terpadu jumlahnya 362 orang (57,37%)

dari 631 tenaga kesehatan (Profil RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011)

seperti yang dapat dilihat pada table 4.2:

Tabel 4.2 Keadaan SDM Kesehatan di ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu)
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Jenis Tenaga Jumlah %


1 Medis/Dokter 168 26,62
2 Perawat 362 57,37
3 Farmasi 25 3,96
4 Analis Kesehatan 10 1,58
5 Fisioterapis 21 3,32
6 Gizi 20 3,17
7 Non Medis/Staf 25 3,96
Total 631 100
Sumber : bag.SDM RSUP H.Adam Malik Medan,2012.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan/mendiskripsikan

karakteristik variabel independen dan dependen, yaitu karakteristik pasien,

kualitas pelayanan keperawatan dan kepuasan dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi. Bentuknya tergantung dari jenis data, untuk data kategori

hanya dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing

kelompok, sedangkan untuk data numerik digunakan nilai mean, median dan

standar deviasi. Disamping itu dapat juga digunakan untuk melihat normalitas

data.

4.2.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden yang diamati meliputi usia,

jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan berjumlah 268 pasien di Ruang Rawat

Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan. Berdasarkan kelompok umur

sebagian besar responden berumur 41-60 tahun sebanyak 136 orang (50,7%),

sementara untuk kelompok umur >60 tahun sebanyak 24 orang (9,0%). Jenis

kelamin pasien adalah laki-laki sebanyak 162 orang (60,4%) dan perempuan

sebanyak 106 orang (39,6%). Sedangkan pendidikan pasien mayoritas tamat

SLTA sebanyak 117 orang (43,7%) dan minoritas tidak sekolah (1,9%).

Kemudian berdasarkan pekerjaan adalah mayoritas bekerja sebagai wiraswasta

sebanyak 97 orang (36,2%) dan minoritas berkerja sebagai PNS/TNI/POLRI

(6,3%).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap
Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan

No Variabel Individu Jumlah (n) %


1 Usia
18-25 tahun 29 10,8
26-40 tahun 79 29,5
41-60 tahun 136 50,7
>60 tahun 24 9,0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 162 60,4
Perempuan 106 39,6
3 Pendidikan
Tidak sekolah 5 1,9
SD 40 14,9
SLTP 73 27,2
SLTA 117 43,7
Diploma 19 7,1
Sarjana 14 5,2
4 Pekerjaan
Tidak bekerja 20 7,5
IRT 52 19,4
Wiraswasta 97 36,2
Karyawan 34 12,7
Petani 48 17,9
PNS/TNI/POLRI 17 6,3
Jumlah 268 100,0

4.2.3 Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kualitas pelayanan keperawatan yang meliputi tangible, reliability,

responsiveness, assurance,dan emphaty di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu)

RSUP H.Adam Malik Medan tersebar dalam 19 pertanyaan. Dari seluruh

pernyataan yang berisi kulaitas pelayanan keperawatan diperoleh sebagian besar

baik kualitas pelayanan keperawatannya, secara lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Item Pertanyaan Kualitas
Pelayanan Keperawatan pada Pasien di Ruang Rawat Inap
Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan

No Pernyataan SB B CB TB STB
n % n % n % n % n %
A. Tangibles
1 Ruang rawat inap 39 14,6 135 50,4 88 32,8 6 2,2 - -
memiliki peralatan yang
canggih
2 Fasilitas dan alat medis 34 12,7 128 47,8 96 35,8 9 3,4 1 0,4
di ruangan lengkap
3 Prosedur pelayanan di 35 13,1 133 49,6 93 34,7 7 2,6 - -
ruangan jelas dan
mudah dipahami
4 Perawat ruangan 51 19,0 161 60,1 56 20,9 - - - -
berpenampilan rapih
B. Reliability
5 Perawat bersikap 33 12,3 160 59,7 69 25,7 4 1,5 2 0,7
simpatik dan
meyakinkan dalam
menghadapi masalah
pasien
6 Ruangan menyediakan 34 12,7 115 42,9 110 41,0 8 3,0 1 0,4
pelayanan yang lengkap
7 Perawat memberitahu 37 13,8 167 62,3 60 22,4 3 1,1 1 0,4
pasien setiap
memberikan layanan
8 Ruang rawat inap 33 12,3 135 50,4 98 36,6 2 0,7 - -
memiliki catatan yang
akurat
9 Perawat bersedia 34 12,7 137 51,1 90 33,6 6 2,2 1 0,4
menyelesaikan masalah
pasien
C. Responsiveness
10. Perawat memberikan 35 13,1 128 47,8 95 35,4 6 2,2 4 1,5
pelayanan yang cepat
11 Perawat selalu bersedia 45 16,8 146 54,5 73 27,2 3 1,1 1 0,4
untuk membantu pasien
12. Perawat dapat 28 10,4 144 53,7 94 35,1 1 0,4 1 0,4
meluangkan waktu
untuk menjawab
pertanyaan pasien

Universitas Sumatera Utara


D Assurance
13. Perawat dapat 38 14,2 152 56,7 74 27,6 2 0,7 2 0,7
meyakinkan pasien
14. Perawat bersikap sopan 50 18,7 168 62,7 48 17,9 1 0,4 1 0,4
pada pasien
15. Perawat mampu 30 11,2 142 53,0 92 34,3 3 1,1 1 0,4
menjawab pertanyaan
pasien
E. Empathy
16. Ruangan rawat inap 30 11,2 115 42,9 106 39,6 15 5,6 2 0,7
menyediakan waktu
yang cukup untuk
semua pasien
17. Perawat memberi 30 11,2 123 45,9 100 37,3 12 4,5 3 1,1
perhatian khusus pada
setiap pasien
18. Perawat memperhatikan 35 13,1 142 53,0 83 31,0 5 1,9 3 1,1
keluhan pasien

19. Perawat memahami 30 11,2 134 50,0 94 35,1 7 2,6 3 1,1


kebutuhan setiap pasien

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pada variabel kualitas pelayanan

terdiri dari indikator tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy.

Pada indikator tangible terdapat 60,1% pasien yang menjawab baik pada

pernyataan perawat ruangan berpenampilan rapih. Indikator reliability terdapat

62,3% responden yang menjawab baik pada pernyataan perawat memberitahu

pasien setiap memberikan layanan. Indikator responsiveness terdapat 54,5%

pasien yang menjawab baik pada pernyataan perawat selalu bersedia untuk

membantu pasien. Indikator assurance sebesar 62,7% pasien yang menjawab baik

pada pernyataan perawat bersikap sopan pada pasien dan indikator empathy

sebesar 53,0% pasien yang menjawab baik pada pernyataan perawat

memperhatikan keluhan pasien.

Berdasarkan hasil analisis statistik gambaran kualitas pelayanan

keperawatan dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.5 Gambaran Kualitas Pelayanan Keperawatan pada Pasien di
Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan

Dari gambar di atas menunjukkan variabel yang tertinggi nilai kualitas

pelayanan keperawatannya adalah assurance 0,77 dan terendah nilainya adalah

empathy 0,73. Nilai rata-rata untuk kualitas pelayanan keperawatan adalah 0,75,

yang termasuk dalam kategori kualitas baik dengan interval nilai 0,51 – 0,75.

Berdasarkan hasil analisis statistik gambaran kualitas pelayanan

keperawatan terhadap kepuasan pasien dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.6 Distribusi frkuensi berdasarkan item Kualitas Pelayanan


Keperawatan pada Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu)
RSUP H.Adam Malik Medan

Variabel Mean SD Min Max 95% CI n


Tangible 15,18 2,323 9 20 14,90-15,45 268
Reliability 18,82 2,772 10 25 18,48-19,15 268
Responsiveness 11,28 1,908 3 15 11,05-11,51 268
Assurance 11,55 1,705 3 15 11,35-11,76 268
Emphaty 14,62 2,774 4 20 14,29-14,96 268

Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai rata-rata tangible pasien di Ruang

Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik adalah 15,18 dan nilai SD

Universitas Sumatera Utara


2,323. Nilai rata-rata reliability adalah 18,82 dan nilai SD 2,772. Nilai rata-rata

responsiveness adalah 11,28 dan nilai SD 1,908. Nilai rata-rata assurance adalah

11,55 dan SD 1,705. Nilai rata-rata emphaty adalah 14,62 dan nilai SD 2,774.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang


Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Pelayanan Keperawatan F %
Sangat Baik 47 17,7
Baik 155 57.8
Cukup Baik 62 23.1
Tidak Baik 3 1.1
Sangat Tidak Baik 1 0.4
Tot al 268 100

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa mayoritas kualitas pelayanan

keperawatan berada pada kategori baik sebanyak 155 orang (57,8%), dan

minoritas kategori sangat tidak baik 1 (0,4%).

4.2.4 Kepuasan

Kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam

Malik Medan tersebar dalam 26 pertanyaan. Dari seluruh pernyataan yang berisi

kepuasan diperoleh sebagian besar merasa puas, secara lebih jelas dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Item Pertanyaan Kepuasan


pada Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP
H.Adam Malik Medan

SP P CP TP STP
No Pernyataan
n % n % n % n % n %
1 Perawat menjelaskan 39 14,6 115 42,9 86 32,1 23 8,6 5 1,9
tentang hasil
pemeriksaan pasien
secara rinci

Universitas Sumatera Utara


2 Perawat memberi 28 10,4 121 45,1 105 39,2 13 4,9 1 0,4
penjelasan tentang
penyakit pasien
3 Perawat selalu berada 32 11,9 147 54,9 82 30,6 4 1,5 3 1,1
disekitar pasien
4 Pasien merasa bebas 36 13,4 137 51,1 75 28,0 18 6,7 2 0,7
bertanya pada perawat
5 Perawat bersikap 45 16,8 147 54,9 70 26,1 4 1,5 2 0,7
ramah pada pasien
6 Perawat memahami 28 10,4 116 43,3 105 39,2 18 6,7 1 0,4
perasaan pasien
7 Perawat menjelaskan 25 9,3 150 56,0 83 31,0 9 3,4 1 0,4
sesuatu dengan bahasa
yang sederhana
8 Perawat sering 22 8,2 128 47,8 105 39,2 11 4,1 2 0,7
menanyakan keadaan
pasien
9 Perawat mudah 46 17,2 125 46,6 86 32,1 8 3,05 3 1,1
dijumpai ketika pasien
ada masalah
10 Perawat menyediakan 31 11,6 126 47,0 87 32,5 21 7,85 7 1,15
waktu berbicara
dengan pasien
11 Perawat sering 36 13,4 118 44,0 91 34,0 21 7,8 2 0,7
memperhatikan pasien
12 Perawat mengarahkan 34 12,7 122 45,5 82 30,6 25 9,3 5 1,9
pasien dalam
melaksanakan
pengobatan dan
prosedur administrasi
13 Perawat memahami 22 8,2 123 45,9 101 37,7 19 7,1 3 1,1
masalah pasien
14 Perawat dapat 29 10,8 143 53,4 89 33,2 5 1,9 2 0,7
memberikan nasihat
dengan baik
15 Perawat menguasai 23 8,6 128 47,8 103 38,4 12 4,5 2 0,7
tentang hal yang
dijelaskannya
16 Pasien dapat 25 9,3 136 50,7 94 35,1 11 4,1 2 0,7
memahami penjelasan
perawat
17 Perawat cukup sabar 34 12,7 129 48,1 87 32,5 16 6,0 2 0,7
dalam menghadapi
pasien
18 Perawat dapat 28 10,4 123 45,9 103 38,4 13 4,9 1 0,4
melakukan tindakan
dengan tepat
19 Perawat memberi 27 10,1 120 44,8 110 42,0 9 3,4 2 0,7
petunjuk dengan akurat
20 Pasien senang 36 13,4 141 52,6 82 30,6 6 2,2 3 1,1
berbicara dengan
perawat

Universitas Sumatera Utara


21 Pasien merasa lebih 36 13,4 134 50,0 93 34,7 3 1,1 2 0,7
baik jika berbicara
dengan perawat
22 Perawat bersikap 28 10,4 136 50,7 95 35,4 7 2,6 2 0,7
tenang menghadapi
masalah pasien
23 Perawat melakukan 30 11,2 121 45,1 97 36,2 17 6,3 3 1,1
tindakan dengan cepat
pada pasien
24 Perawat selalu 36 13,4 115 42,9 88 32,8 27 10,1 2 0,7
memberi penjelasan
yang cukup lengkap
tentang instruksi
pengobatan/
25 Perawat terampil 30 11,2 121 45,1 106 39,6 10 3,7 1 0,4
dalam melakukan
tindakan
26 Pasien menerima 36 13,4 134 50,0 88 32,8 8 3,0 2 0,7
informasi yang
memadai tentang
tindakan, sehingga
pasien tahu apa yang
dilakukan ketika
pulang

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa variabel kepuasan pasien di Ruang Rawat

Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan yang paling banyak

menjawab sangat puas adalah perawat mudah dijumpai ketika pasien ada masalah

(pernyataan nomor 9) sebanyak 46 orang (17,2%), pasien yang menjawab puas

adalah perawat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana (pernyataan

nomor 7) sebanyak 150 orang (56,0%). Pasien yang menjawab cukup puas adalah

perawat memberi petunjuk dengan akurat (pernyataan nomor 19) sebanyak 110

orang (41,0%), kemudian pasien yang banyak menjawab tidak puas yaitu perawat

selalu memberi penjelasan yang cukup lengkap tentang instruksi

pengobatan/perawatan (pernyataan nomor 24) sebanyak 27 orang (10,1%),

sedangkan yang menjawab sangat tidak puas adalah perawat dapat menjelaskan

tentang hasil pemeriksaan pasien secara rinci (pernyataan nomor 1), perawat

Universitas Sumatera Utara


mengarahkan pasien dalam melaksanakan pengobatan dan prosedur administrasi

(pernyataan nomor 12) sebanyak 5 orang (1,9%).

Berdasarkan hasil analisis statistic gambaran kepuasan dapat dilihat pada

gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9. Gambaran kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu


(Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Dari gambar 4.9 di atas menunjukkan bahwa nilai yang tertinggi dari

kepuasan pasien adalah variable trusting relationship 0,74 dan nilainya yang

terendah adalah variable technical professional dan educational relationship 0,73.

Nilai rata-rata untuk kepuasan pasien adalah 0,73 yang termasuk dalam kategori

puas. dengan interval nilai 0,51 – 0,75.

Hasil tersebut berdasarkan analisis dengan menghitung rata-rata jawaban

berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden, yaitu jumlah skor ideal

(kriteria) untuk seluruh item.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Tingkat Kepuasan Pasien F %


Sangat Puas 31 11.6
Puas 142 53.0
Cukup Puas 87 32.5
Tidak Puas 6 2.2
Sangat Tidak Puas 2 0.7
Total 268 100

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa mayoritas kepuasan pasien berada

pada kategori puas sebanyak 142 orang (53,0%), dan minoritas kategori sangat

tidak puas 2 (0,7%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

Kualitas Pelayanan Keperawatan (Tangible, Reliability, Responsiveness,

Assurance, Emphaty) terhadap varibel terikat kepuasan pasien di ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

Tabel 4.11 Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan (Tangible, Reliability,


Responsiveness, Assurance, Emphaty) terhadap Kepuasan Pasien di Ruang
Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan

Variabel r p Keterangan
Tangible 0,732** 0,000 Berpengaruh
Reliability 0,736** 0,000 Berpengaruh
Responsiveness 0,747** 0,000 Berpengaruh
Assurance 0,682** 0,000 Berpengaruh
Emphaty 0,768** 0,000 Berpengaruh

Berdasarkan Tabel 4.11 menyatakan bahwa secara langsung tangible,

reliability, responsiveness, assurance, emphaty berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pasien.

Universitas Sumatera Utara


4.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan

Hasil penelitian seperti pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa terdapat 155

orang (57,8%) pasien yang menyatakan kualitas pelayanan keperawatan baik dan

142 orang (52,9%) pasien menjawab puas terhadap pelayanan keperawatan di

ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

Tabel 4.12 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap


Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP
H. Adam Malik Medan

Kepuasan Pasien
Kualitas
Sangat Cukup Tidak Sangat Jumlah
Pelayanan Puas
Puas Puas Puas Tidak Puas
Keperawatan
n % n % n % n % n % n %
Sangat Baik 23 8,6 23 8,6 1 0, 4 0 0 0 0 47 17,5
Baik 8 3 116 43,3 31 11,5 0 0 0 0 155 57,8
Cukup Baik 0 0 3 1,0 55 20,5 4 1,5 0 0 62 23,1
Tidak Baik 0 0 0 0 0 0 2 0,7 1 0,4 3 1,0
Sangat Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,4 1 0,4
Baik
Total 31 11,6 142 52,9 87 32,4 6 2,2 2 0,8 268 100
Hasil uji Spearman p=0,000 dan r=0,831

Berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi Spearman diketahui bahwa

nilai p=0,000 ≤ α=0,05 dan r= 0,831 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal

ini sekaligus menjelaskan bahwa ada korelasi yang signifikan dan positif antara

kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang kualitas pelayanan

keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP

H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil interpretasi secara statistik, maka

kajian lebih mendalam dapat disajikan dalam pembahasan berikut:

5.1 Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A

dan B RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh hasil nilai rata-rata 0,75, menurut

Hill (2006) termasuk dalam kategori baik dengan interval nilai 0,51 – 0,75 yang

terlihat pada gambar 4.5. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan pada setiap

dimensi kualitas pelayanan, yaitu dimensi tangible 0,76, reliability 0,75,

responsiveness 0,75, assurance 0,77, empathy 0,73 yang didukung oleh hasil

jawaban pasien yang terdapat pada tabel 4.4. yaitu indikator tangible yang

menjawab baik pada pernyataan perawat ruangan berpenampilan rapi 60,1%,

indikator reliability yang menjawab baik pada pernyataan perawat memberitahu

pasien setiap memberi layanan 62,3%, indikator responsiveness yang menjawab

baik pada pernyataan perawat selalu bersedia membantu pasien 54,5%, indikator

assurance menjawab baik pada pernyataan perawat bersikap sopan 62,7% dan

indikator empathy yang menjawab baik pada pernyataan perawat memperhatikan

keluhan pasien 53,0%, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wisniewski dan

Wisniewski (2005) tentang Measuring service quality in a hospital coloscopy

clinic di Glasgow, didapatkan data bahwa rata-rata kualitas pelayanan (M

Universitas Sumatera Utara


=6,386 dan SD=0,5834) berada pada kategori baik dengan ketentuan rentang skor

1 – 7.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Akbar dan Parvez (2009) tentang Impact of service quality, trust, and

customer satisfaction on customers loyalty di Dhaka, diperoleh data sebagai

berikut skor rata-rata kepercayaan adalah M=4.41 (SD=0,53), yang menunjukkan

bahwa pelanggan menemukan penyedia layanan yang berada pada kategori baik

dengan rentang skor 4,28 – 4,45. Juga diperkuat dengan hasil penelitian oleh Rad,

Som, dan Zainuddin (2010) tentang Service quality and patients’ satisfaction in

medical clinic di Pahang, didapat data skor rata-rata (mean) 3, 53 dan SD=0,65

berada pada kategori baik dengan rentang skor 1 – 5.

Berdasarkan aspek-aspek atau dimensi dari kualitas pelayanan menurut

Parasuraman (1988) yang dikenal sebagai SERQUAL meliputi 5 dimensi, yaitu:

dimensi pertama tangible, atau bukti fisik yang dapat diartikan sebagai

penampilan fisik, peralatan personil dan komunikasi. Hail ini terdapat pada

sebagian besar pasien menyatakan peralatan yang dimiliki ruang rawat inap baik

(50,4%), fasilitas dan alat medis di ruang lengkap pasien menyatakan baik

(47,8%), prosedur pelayanan di ruangan jelas dan mudah dipahami baik (49,6%),

begitu juga penampilan perawat ruang rawat berpenampilan rapih baik (60,1%),

selanjutnya pada dimensi kedua reliability, atau keandalan yang dapat diartikan

sebagai kemampuan rumah sakit untuk memberikan layanan yang dijanjikan

secara akurat tepat waktu, dan dapat dipercaya. Hal ini dapat ditunjukkan sebagian

besar pasien menyatakan perawat bersikap simpatik dan meyakinkan dalam

Universitas Sumatera Utara


menghadapi masalah pasien baik (59,7%), ruangan menyediakan pelayanan yang

lengkap (42,9%), perawat memberitahu pasien setiap memberikan pelayanan

(62,3%), ruang rawat inap memiliki catatan yang akurat (50,4%), perawat

bersedia menyelesaikan masalah pasien (51,1%). Untuk dimensi ketiga

responsiveness, atau tanggap yang dapat diartikan sebagai kemauan rumah sakit

untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan tepat, hal

ini terdapat sebagian besar pasien menyatakan perawat meberikan pelayanan yang

cepat dengan baik (47,8%), perawat selalu bersedia untuk membantu pasien

dengan baik (54,5%) dan perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab

pertanyaan pasien dengan baik (53,7%), pada dimensi keempat assurance, atau

jaminan dan kepastian yang dapat diartikan sebagai pengetahuan dan

keramahtamhan petugas dan kemampuan petugas untuk dapat dipercaya dan

diyakini, hal ini terdapat pada perawat dapat meyakinkan pasien dengan baik

(56,7%), perawat bersikap sopan pada pasien dengan baik (62,7%) dan perawat

mampu menjawab pertanyaan pasien dengan baik (53,0%) selanjutnya dimensi

kelima yaitu empathy yaitu member perhatian yang tulus, dapat diartikan

sebagai usaha rumah sakit untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pasien

secara personil, hal ini dapat ditunjukkan pada sebagian besar pasien menyatakan

ruang rawat inap menyediakan waktu yang cukup untuk semua pasien dengan

baik (42,9%), perawat memberi perhatian khusus pada setiap pasien (45,9%),

perawat memperhatikan keluhan pasien dengan baik (53,0%), perawat memahami

kebutuhan setiap pasien dengan baik (53,0%), walaupun beberapa

responden/pasien masih ada penilaian mereka pada setiap dimensi/variabel

Universitas Sumatera Utara


menilai/memberikan jawaban dengan sangat tidak baik, namun nilainya kurang

signifikan seperti pada dimensi tangible 1 orang pada pernyataan tentang fasilitas

dan alat medis di ruangan (0,4%), pada dimensi reliability ada 5 orang yang terdiri

dari 2 orang (0,7%) pada pernyataan perawat bersikap simpatik dan meyakinkan

dalam menghadapi masalah pasien, 1 orang (0,4%) pada pernyataan ruangan

menyediakan pelayanan yang lengkap, 1 orang (0,4%) pada pernyataan perawat

memberitahu pasien setiap memberikan layanan dan 1 orang (0,4%) pada

pernyataan perawat bersedia menyelesaikan masalah pasien. Selanjutnya pada

dimensi responsiveness ada 6 orang yang terdiri dari 4 orang (1,5%) pada

pernyataan perawat memberikan pelayanan yang cepat, 1 orang (0,4%) pada

pernyataan perawat selalu bersedia untuk membantu pasien, dan 1 orang (0,4)

pada pernyataan perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan.

Untuk dimensi assurance ada 4 orang terdiri dari 2 orang (0,7%) pada pernyataan

perawat dapat meyakinkan pasien, 1 orang (0,4) pada pernyataan perawat bersikap

sopan pada pasien dan 1 orang (0,4%) pada pernyataan perawat mampu menjawab

pertanyaan pasien. Sedangkan dimensi empathy ada 11 orang yang terdiri dari 2

orang (0,7%) pada pernyataan ruang rawat inap menyediakan waktu yang cukup

untuk semua pasien, 3 orang (1,3%) pada pernyataan perawat memberi perhatian

khusus pada setiap pasien, 3 orang (1,3%) pada pernyataan perawat

memperhatikan keluhan pasien, 3 orang (1,3%) pada pernyataan perawat

memahami kebutuhan setiap pasien.

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa secara umum dapat digambarkan

bahwa kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu)

Universitas Sumatera Utara


RSUP. H. Adam Malik Medan berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan

bahwa perawat sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pasien khususnya pelayanan keperawatan kepada

pasien rawat inap dan peneliti berasumsi bahwa semua perawat di ruang rawat

inap mampu dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai

dengan kode etik dan standar profesi dan pelayanan yang telah ditetapkan,

sehingga akan tercapai pelayanan keperawatan yang baik dan berkualitas.

Hal ini sejalan dengan pengertian kualitas pelayanan keperawatan menurut

Heather dalam Budiastuti (2002) dan Gillies (1989) bahwa kualitas pelayanan

keperawatan adalah kualitas yang berkaitan dengan pemberian perawatan yang

harus tersedia, dapat diterima, menyeluruh, berkelanjutan dan didokumentasikan.

Keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang membentuk sikap dan

kemampuan intelektual serta keterampilan teknik dari individu untuk menolong

manusia, baik sakit maupun sehat agar mampu mengatasi kebutuhan kesehatannya

(Abdella, 1960 dalam Kusnanto, 2004)

5.2 Kepuasan Pasien Rawat Inap

Kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik

Medan diperoleh hasil nilai rata-rata 0,73, menurut Hill (2006) termasuk dalam

kategori baik dengan interval nilai 0,61 – 0,80 Hal ini dapat dilihat dari

perhitungan pada setiap dimensi kepuasan pasien, yaitu dimensi technical

professional 0,73, trusting relationship 0,74, dan educational relationship 0,73,

yang didukung oleh hasil jawaban pasien yang terdapat pada tabel 4.8. yaitu

Universitas Sumatera Utara


indikator technical professional yang menjawab puas pada pernyataan perawat

mengarahkan pasien dalam melaksanakan pengobatan dan prossedur administrasi

45,5%, perawat dapat memberikan nasihat dengan baik 53,4%, perawat

menguasai tentang hal yang dijelaskannya 47,8%, perawat dapat melakukan

tindakan dengan tepat 45,9%, perawat bersikap tenang menghadapi masalah

pasien 50,7%, perawat melakukan tindakan dengan cepat pada pasien 45,1%,

perawat terampil dalam melakukan tindakan 45,1% , pada indikator trusting

relationship yang menjawab baik pada pernyataan bahwa perawat selalu berada di

sekitar pasien 54,9%, pasien merasa bebas bertanya pada perawat 51,1%, perawat

bersikap ramah pada pasien 54,9%, perawat memahami perasaan pasien 43,3%,

perawat mudah dijumpai ketika pasien ada masalah 46,6%, perawat menyediakan

waktu berbicara dengan pasien 47,0%, perawat sering memperhatikan pasien

44,0%, perawat memahami masalah pasien 45,9%, perawat cukup sabar dalam

menghadapi pasien 48,1%, pasien senang berbicara dengan perawat 52,6%, pasien

merasa lebih baik jika berbicara dengan perawat 50,0%, dan indikator educational

relationship yang menjawab baik pada pernyataan bahwa perawat dapat

menjelaskan tentang hasil pemeriksaan pasien secara rinci 42,9%, perawat

member penjelasan tentang penyakit pasien 45,1%, perawat menjelaskan sesuatu

dengan bahasa yang sederhana 56,0%, perawat sering menanyakan keadaan

pasien 47,8%, pasien dapat memahami penjelasan perawat 50,7%, perawat

memberi petunjuk dengan akurat 44,8%, perawat selalu member penjelasan yang

cukup lengkap tentang instruksi pengobatan 42,9%, pasien menerima informasi

Universitas Sumatera Utara


yang memadai tentang tindakan, sehingga pasien tahu apa yang dilakukan ketika

pulang 50,0%.

Jika dilihat berdasarkan dimensi praktik profesional (technical-professional),

sebagian besar perawat di RSUP H. Adam Malik Medan telah mampu mencapai

tujuan sesuai dengan perannya. Hanya saja memang masih terdapat juga perawat

yang belum memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas pada pasien,

sehingga beberapa pasien menyatakan sangat tidak puas atas pelayanan yang

diberikan perawat tetapi jumlahnya sedikit. Sekitar 1,9% pasien sangat tidak puas

terhadap pernyataan perawat mengarahkan pasien dalam melaksanakan terapi,

0,7% perawat memberikan nasihat dengan baik, 0,7% perawat menguasai tentang

hal yang dijelaskannya, masih terdapat 0,4% perawat yang tidak tepat dalam

melakukan tindakan, 0,7% perawat tidak tenang dalam melakukan tindakan, 1,1%

perawat lambat dalam melakukan tindakan kepada pasien dan 0,4% perawat

kurang terampil dalam melakukan tindakan.

Selanjutnya berdasarkan dimensi hubungan saling percaya (trusting

relationship), perawat telah melakukan tugasnya dengan baik, walaupun masih

ada yang belum maksimal tapi nilainya tidak signifikan sekitar 0,7 – 1,1%.

Dengan demikian pasien merasa senang dengan penjelasan perawat 52,6% dan

merasa lebih baik jika berbicara dengan perawat 50,0%.

Sementara jika dilihat berdasarkan dimensi educational relationship,

pertukaran informasi antara pasien dan perawat, termasuk di dalamnya seperti

aktifitas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, penjelasan, dan demonstrasi

Universitas Sumatera Utara


tindakan sudah baik. Hanya saja masih ditemukan perawat yang belum melakukan

tugasnya dengan baik nilainya antara 0,4 – 1,9% pasien merasa tidak sangat puas.

Berdasarkan hasil pada tabel 4.10, maka diperoleh data distribusi frekwensi

kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu pada responden sebanyak 31 orang

(11,6%) dengan kategori sangat puas, 142 (53,0%) dengan kategori puas, 87 orang

(32,5) dengan kategori cukup puas, 6 orang (2,2%) dengan kategori tidak puas dan

2 orang (0,7) dengan kategori sangat tidak puas.

Secara umum dapat digambarkan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori puas.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien sudah mendapatkan pelayanan

keperawatan sesuai dengan harapannya ketika mereka dirawat di rumah sakit. Jika

pasien merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang mereka peroleh ketika

dirawat di rumah sakit, maka akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap

harga dan member komentar yang baik tentang rumah sakit (Oliver, 2007) serta

mereka akan datang kembali ketika membutuhkan pelayanan keperawatan, baik

untuk mereka sendiri ataupun untuk keluarganya.

Pasien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen

sekaligus sasaran produk rumah sakit. Dalam mengambil keputusan, konsumen

yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan

pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil

dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Risser (1975) yang

menyatakan bahwa kepuasan pasien adalah persepsi, sikap pasien terhadap

Universitas Sumatera Utara


pelayanan keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas

pelayanan keperawatan. Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap

terpenuhinya kebutuhan dan harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan sangat

kecewa, tapi bila kinerja sesuai harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas

(Oliver, 2007). Kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu

jenis pelayanan yang didapatkannya (Parasuraman, Zeithaml & Berry, 1990).

Kepuasan pasien adalah perasaan senang dan puas pasien karena terpenuhinya

harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan (Indarjati,

2001). Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kenyataan layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2006) menjelaskan.

Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan keperawatan dikatakan

bermutu sedangka jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan

keperawatan dikatakan tidak bermutu.(Parasuraman, et.al, 1990). Begitu juga

beberapa aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada pasien (Griffit, 1987),

antara lain:

a. Sikap pendekatan perawat pada pasien,

b. Kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh pasien,

c. Prosedur pelayanan administrasi pasien,

d. Waktu,

e. Fasilitas umum dan fasilitas ruang rawat inap

Universitas Sumatera Utara


5.3 Korelasi Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di

Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi spearman

pada data yang diperoleh peneliti maka dapat diketahui bahwa nilai p (=0,000)≤ α

(=0,05) berarti Ho ditolak sekaligus menjelaskan bahwa ada korelasi antara

kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap sebesar 0,831

(r=0,831). Pada hasil penelitian ini terbukti menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan keperawatan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam

Malik Medan. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepuasan

pasien dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan.

Semakin baik kualitas pelayanan keperwatan pada pasien, maka akan semakin

baik pula tingkat kepuasan pasien, dan sebaliknya jika kualitas pelayanan

keperawatan pada pasien kurang baik maka tingkat kepuasan pasien pun akan

berkurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian beberapa peneliti terdahulu,

yaitu hasil penelitian dan pengujian dengan Structural Equation Modelling (SEM)

bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pasien (Setyawati, 2009). Semua variabel kualitas pelayanan secara signifikan

memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien (Wiyono & Wahyudin, 2005). Hasil

penelitian selanjutnya tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pasien dan word of mouth (WOM) di RSUP Sanglah Denpasar menunjukkan

bahwa Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pasien rawat jalan di RSUP Sanglah Denpasar. Supriyanti (2004), dengan judul

Universitas Sumatera Utara


“Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap 1 RS

Dr.Sardjito Yogyakarta.” yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi mutu

pelayanan keperawatan, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan

oleh pasien. Susi Andriani dan Sunarto (2009), diperoleh hasil penelitiannya

bahwa kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan

dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Badan Pelayanan Kesehatan RSUD

Kabupaten Magelang dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

kualitas pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian Nashrath, Akkadechanunt, dan

Chontawan (2011) diperoleh data bahwa total skor untuk harapan perawat

terhadap kualitas keperawatan adalah = 87,32 dan standar deviasi (SD) = 8.54.

Dimensi tertinggi yang diharapkan perawat dari kualitas layanan keperawatan

adalah reliability, dan terendah adalah dimensi responsiveness. Sedangkan total

skor untuk harapan pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan adalah =

88.11 dan SD = 9.14. Dimensi tertinggi yang diharapkan pasien dari kualitas

pelayanan keperawatan adalah relibaility, dan terendah adalah responsiveness.

Hasil penelitian Akbar dan Parvez (2009) diperoleh data sebagai berikut :

Skor rata-rata kepercayaan adalah M= 4.41 (SD = 0,53), yang menunjukkan

bahwa pasien menemukan rumah sakit yang dipercaya. Nilai rata-rata kepuasan

pasien adalah M= 4,35 (SD = 0,43) menunjukkan bahwa pasien rumah sakit

sangat puas. Skor rata-rata dari loyalitas pelanggan adalah M= 4,53 (SD = 0,39)

hal ini menunjukkan bahwa pasien sangat setia pada rumah sakit tersebut. Secara

keseluruhan dari hasil-hasil penelitian yang sejenis tersebut dapat memberikan

Universitas Sumatera Utara


gambaran mengenai pentingnya kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat

inap rumah sakit, dalam upaya memberikan kepuasan pada pasien.

4.4. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian

Adanya temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai perhatian bagi

banyak pihak terutama pengelola rumah sakit yang dipandang sebagai sebuah

organisasi yang sangat kompleks karena banyaknya sifat dan jenis pelayanan

kesehatan yang harus ditangani dan tenaga kerja dari berbagai jenis profesi.

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai

acuan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja kualitas pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ada beberapa responden yang

keberatan untuk mengisi kuesioner dengan alasan takut pelayanan yang diberikan

akan berubah, sehingga responden mengisi kuesioner dengan terpaksa dan tidak

jujur, alasan lain sudah bosan karena pasien sering dijadikan sebagai responden

oleh para praktisi kesehatan lain sehingga dalam pengisian kuesioner pasien

bersikap malas, asal mencontreng dan hasil isiannya homogen. Selain responden,

keterbatasan lain ada pada kuesioner terutama hasil terjemahan pada dimensi

tangible dimana beberapa kalimatnya kurang dipahami responden sehingga perlu

penjelasan dari peneliti dan dilakukan tanya jawab dengan responden pada

kalimat yang belum dipahami dari pernyataan yang ada di kuisioner, hal ini

dilakukan hanya pada responden yang benar-benar tidak memahami dikarenakan

jumlah responden banyak dan waktu yang terbatas.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah disajikan didepan,

maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.

Adam Malik Medan termasuk kategori baik, dengan rata-rata kualitas pelayanan

keperawatannya adalah 0,75. Hasil penelitian menunjukkan dimensi tangible

(0,76), reliability (0,75), responsiveness (0,75), assurance (0,77), dan empathy

(0,73).

2. Tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di ruang rawat inap

terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik termasuk kategori puas, dengan rata-rata

kepuasan pasien rawat inap adalah 0,73. Hasil penelitian menunjukkan variabel

technical professional (0,73), trusting relationship (0,74) dan educational

relationship (0,73).

3. Hasil uji hipotesis uji korelasi Spearman menunjukkan adanya pengaruh yang

kuat dan signifikan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat

kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik

Medan dengan p = 0,000 < p = 0,005 dan besar nilai koefisien korelasi antara

kualitas pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien sebesar 0,831.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap

terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan, maka disarankan:

Universitas Sumatera Utara


5.2.1 Bagi Rumah Sakit

Besarnya persentasi responden yang menilai kualitas pelayanan

keperawatan dan kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.

Adam Malik Medan diharapkan tidak membuat puas dari pihak manajemen rumah

sakit karena masih banyak aspek pelayanan yang perlu ditingkatkan agar

pelayanan ruang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan semakin diminati

pasien. Dengan demikian RSUP H. Adam Malik Medan harus dapat:

1. Mempertahankan atribut-atribut kualitas pelayanan keperawatan dan

kepuasan pasien seperti fasilitas umum dan khusus yang meliputi gedung,

area parkir, apotik, ruang rawat dan ruang tunggu yang nyaman, alat-alat

medis dan keperawatan lengkap, modern dan terbaru, sehingga kebutuhan

pasien terpenuhi.

2. Meningkatkan kinerja pelayanan keperawatan dan keterampilan perawat

yang meliputi pengetahuan, sikap, penampilan maupun teknis dalam

memberikan pelayanan kepada pasien.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan dan

berkelanjutan dengan membuat jadwal kegiatan harian, mingguan, bulanan

maupun semesteran dan tahunan.

4. Melakukan studi banding ke beberapa rumah sakit yang kualitas pelayanan

keperawatan lebih baik dari RSUP H. Adam Malik Medan, seperti RSUP

Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Sanglah Denpasar Bali,

bahkan bisa ke rumah sakit yang ada di Luar Negeri seperti di RS Singapura

atau di RS Australia yang kualitasnya jauh lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


5.2.2 Bagi Perawat

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap

terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan disarankan kepada perawat:

1. Meningkatkan keterampilan teknis kerja dengan mengikuti kursus

pelatihan, seminar, workshop tentang aspek-aspek kualitas keperawatan

antara lain, sikap pendekatan ke pasien, standar keterampilan profesi dan

kode etik, prosedur pelayanan, serta pendokumentasian.

2. Meningkatkan iklim kerja dengan mengadakan kerja sama antara sesama

profesi perawat maupun dengan profesi kesehatan lain yang bertugas di ruang

rawat inap.

3. Meningkatkan jenjang pendidikan dan jenjang karir melalui pendidikan

formal dan non formal baik di kota Medan maupun di luar kota Medan seperti

di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.

5.2.3. Bagi Peneliti Lain

Desain deskriptif kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

mempunyai kelemahan antara lain hanya berupa kuesioner pernyataan atau

pertanyaan, faktor responden cenderung tidak jujur dan menjawab apa adanya

karena berbagai alasan, maka untuk penelitian lebih lanjut mengenai kualitas

pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien disarankan menggunakan desain

deskriptif kualitatif dengan metode wawancara, sehingga hasilnya lebih akurat

disamping itu diharapkan juga agar area yang diteliti dan dinilai oleh pasien agar

lebih luas cakupannya, seperti kinerja dokter, prosedur pemeriksaan, pelayanan

administrasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, C.Y. (2002). Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta : UI Press.

Akbar, M.M, & Pervez, N. (2009). Impact of Service Quality, Tryst and Customer
Satisfaction on Consumer Loyalty. ABC Journal. 29(1), 24 – 38.

Ali, Z. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

Andriani,S. dan Sunarto. (2009), Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan


Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Badan Pelayanan Kesehatan RSUD
Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, 2 (1), 71 – 79

Azwar,A.(1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. PT Binarupa


Aksara.

_______ (2000). Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta : IDI.

Beaton, D.E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M.B. (2000). Guidelines
for the Process of Cross-Cultural Adaption of Self-Report Measures. SPINE
Volume 25, Number 24, pp 3186-3191. Lippincott Williams & Wilkins,Inc.

Biering, P., Becker, H., Calvin, A., Grobe, S.J. (2006) . Casting light on the
concept of patient satisfaction by studying the construct validity and the
sensitivity of a questionnaire. International Journal of Health Care Quality
Assurance. Vol. 19 No. 3, 2006 pp. 246-258.

Budiastuti .(2002). Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan RS Bhakti Yuda Depok.


Tesis. FKM UI Depok.

Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.


Jakarta. Penerbit Airlangga.

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Depkes RI

__________(2008). Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik di


Sarana Kesehatan. Jakarta : Dirjend Bina Yanmedik Depkes RI.

Gaspersz, V. (1977). Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama

Gillies. D.A. (1989). Nursing Management. 2nd ed. W.B Saunders. New York.

Griffith, J. R. (2007). The Well Managed Community Hospital. Michigan : Health


Administration Press.

Universitas Sumatera Utara


Hill, N. (2006). Customer satisfaction Measurement: Helping your Organization
To Do Best What Matter Most. Journal of Retailing

Indarjati.(2001). Hubungan Komunikasi Perawat dan Tingkat Kepuasan Pasien


yang dilakukan Pembedahan di RSUD Kota Tanggerang. Tesis.
F.Psikologi UI Depok.

Jacobalis. (2000). Beberapa Teknik dalam Menjaga Mutu . Magister Manajemen


Rumah Sakit, UGM, Yogyakarta.
Junaedi, F. (2008). Pelayanan Rumah Sakit di Kota Bogor Berdasarkan Fasilitas
Rumah Sakit, Aksesibilitas dan Biaya Rumah Sakit. Tesis. F-MIPA UI
Depok.

Juran, M.J. (2001). Quality Management. Boston : McGraw – Hill Publishing Co.

Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran (Edisi Melenium). Terjemahan,


Benyamin Molan. Jakarta : PT Prenhalindo.

__________ (1997). Marketing for Health Care Organization. Englewood Cliff :


Prentice- Hall Int.

Krowinski, W.J. (1996). Measuring and Managing Patient Satisfaction. Ed.2.


Chicago : American Hospital Association.

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : EGC.

Marsuli, MAG., Utarini, A. (2005). Mutu Pelayanan Pasien Peserta Askes dan
Umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol.08 No.1. Jakarta.

Muninjaya, GAA. (2004). Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nashrath, M,, Akkadechannunt, T., Chontawan, R. (2011). Perceived Nursing


Service Quality in a Tertiary Care Hospital, Maldives. Nursing and Health
Sciences. 13. 495 – 501.

Oliver, Sandra. (2007). Strategic Public Relation. Jakarta : Penerbit Erlanga

Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., Berry, and Leonard, L. (1988). SERVQUAL: A


Multiple Item Scale For Measuring Consumer Perceptions Of service Quality.
Journal of Retailing, 64 (1), 14-40

Parasuraman, Valarie, A.Z and Berry. (1990). Delivering Quality Service.


McMilan. Journal of Retailing.
Pohan, I. (2007). Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara


Purwanto, S. (2007) Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit.
http//www.klinis.wordpress.com.

Rad, N. F, Som, M.A.P. and Zainuddin, Y. (2010). Service Quality and Patients’
Satisfaction in Medical Tourism.World Applied Sciences Journal, 10, 24 – 30

Rangkuti, F. (2002). Measuring Customer Satisfaction : Teknik Mengukur dan


Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Risser, N.L. (1975). Development of an Instrument to Measure Patient


Satisfaction with Nurses and Nursing Care in Primary Care Settings. Nursing
Research, 24(1), 45-52

RSUP H. Adam Malik. (2011). Profil RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011.

__________________ (2012). Profil RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012

Setyawati, I. (2009). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kepuasan Pasien


Terhadap Words Of Mouth (Studi pada Pasien Rawat Jalan RS. Bhakti Wira
Tamtama Semarang). Tesis, Program Studi Magister Manajemen Universitas
Diponogoro, Semarang.

Sugiarto, E. (1999). Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan


Pangsa Pasar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Thamnopoulos, Y., Tzetzis, G., and Laios, S. (2011). The Impact of Service
Quality and Satisfaction on Customers’ Future Intentions, in the Sport
Spector’Context. ABC Journal, 29 (1), 2 - 12

Tjiptono, F. (2011). Quality Service. Yogyakarta : Penerbit Andi.

__________(2005). Quality Service dan Customer Satisfaction. Yogyakarta :


Penerbit Andi.

Trarintya, M.A.P. (2011). Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien dan


Word of Mouth (Studi Kasus Pasien Rawat Jalan) di Wing Amerta RSUP
Sanglah Denpasar. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
Denpasar
Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Universitas Sumatera Utara


Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 : UU tentang Rumah Sakit

Wisniewski, M., and Wisniewski, H. (2005). Measuring Service Quality in a


Hospital Coloscopy Clinic. International Journal of Health Care Quality
Assurance. Vol. 18. No.3.pp. 217 – 228.

Wiyono. A dan Wahyuddin, M. (2010). Studi Tentang Kualitas Pelayanan Dan


Kepuasan Konsumen Di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Tesis,
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yamit, Z. (2002). Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Jakarta : Ekonisia

Zeithmal, V. A., Berry, Leonard., L., and Parasuraman, A. (1996). The Behavioral
Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, 60, 31 – 46.

___________ (2002). Service Marketing : Integrating Customer Focus Across the


Firm. United Stated of America : International Editing. Mc.Graw- Hill.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1

Instrumen Penelitian

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Tentang
Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP
H. Adam Malik Medan

Bersama ini saya sampaikan kepada bapak/ibu/saudara, bahwa saya :

Nama : Syarif Zen Yahya


NIM : 117046013

Adalah mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas


Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang
rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.
Agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya sebagai peneliti
mengharapkan partisipasi bapak/ibu/saudara sebagai responden untuk mengisi
kuisioner yang akan peneliti berikan. Hasil pengisian kuisioner oleh responden,
peneliti akan menjamin kerahasiaanya dan tidak ada orang lain yang membacanya
selain peneliti sendiri. Semua data dan informasi yang didapat dari
bapak/ibu/saudara akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dalam
mengembangkan ilmu keperawatan khususnya riset keperawatan dan sebagai
bukti penelitian yang benar atau sah dalam penelitian.
Keikutsertaan sebagai reponden dalam penelitian ini bersifat suka rela, jika
tidak berkenan menjadi responden, bapak/ibu/saudara berhak untuk tidak ikut
berperan serta tanpa sangsi apapun. Apabila bapak/ibu/saudara setuju
berpartisipasi maka saya mohon kesediaannya menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden.
Demikian atas partisipasi dan kerja samanya, diucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2013

Peneliti

Syarif Zen Yahya


NIM 117046013

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consents)

Peneliti:

Syarif Zen Yahya


NIM 117046013

Berdasarkan permohonan dan penjelasan dari peneliti yang sudah


disampaikan kepada saya, bahwa akan dilakukan penelitian tentang Pengaruh
Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan, maka saya bersedia membantu,
dan berpartisipasi serta berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar
digunakan sebagaimana mestinya oleh peneliti.

Medan, Juni 2013

Responden

( ………………………………)

Universitas Sumatera Utara


KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP TERPADU (RINDU)
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Kuisioner Data Demografi

Isilah pertanyaan berikut dengan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai
dengan pendapat saudara dengan alternatif jawaban yang tersedia.

No. Responden : ………….

Identitas Responden
1. Initial : …………………………………………
2. Umur : ……. tahun
3. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
4. Alamat : …………………………………………
…………………………………………………………………………...
5. Pendidikan terakhir : □ Tidak sekolah □ SD
□ SLTP □ SLTA
□ Diploma □ Sarjana

6. Pekerjaan : □ Tidak bekerja □ IRT


□ Wiraswasta □ Karyawan
□ Petani □ Nelayan
□ PNS/TNI/POLRI

Universitas Sumatera Utara


Kuisioner Kualitas Pelayanan Keperawatan
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang menyangkut kualitas pelayanan setelah
anda menerima/ mengalami pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) dengan memberi tanda silang (X) di kolom yang sesuai pada :
SB = Sangat Baik (5)
B = Baik (4)
CB = Cukup Baik (3)
T B = Tidak Baik (2)
STB = Sangat Tidak Baik (1)

No. Pernyataan SB B CB TB STB

A Tangibles

1. Ruang rawat inap memiliki peralatan yang canggih


2. Fasilitas dan alat medis di ruangan lengkap
3. Prosedur pelayanan di ruangan jelas dan mudah
dipahami
4. Perawat ruangan berpenampilan rapih

B Reliability

5 Perawat bersikap simpatik dan meyakinkan dalam


menghadapi masalah pasien
6 Ruangan menyediakan pelayanan yang lengkap
7 Perawat memberitahu pasien setiap memberikan
layanan
8 Ruang rawat inap memiliki catatan yang akurat.
9 Perawat bersedia menyelesaikan masalah pasien

C Responsiveness
10 Perawat memberikan pelayanan yang cepat
11 Perawat selalu bersedia untuk membantu pasien
12 Perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan pasien

D Assurance
13 Perawat dapat meyakinkan pasien
14 Perawat bersikap sopan pada pasien
15 Perawat mampu menjawab pertanyaan pasien

E Empathy
16 Ruangan rawat inap menyediakan waktu yang
cukup untuk semua pasien
17 Perawat memberi perhatian khusus pada setiap
pasien
18 Perawat memperhatikan keluhan pasien
19 Perawat memahami kebutuhan setiap pasien

Sumber : Wisnewski, M., dan Wisnewski,H. (2005 )

Universitas Sumatera Utara


Kuisioner Kepuasan Pasien
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang menyangkut kepuasan anda setelah anda
menerima/ mengalami pelayanan keperawatan di ruang rawat inap terpadu
(Rindu) dengan memberi tanda silang (X) di kolom yang sesuai pada:
SP = Sangat Puas (5)
P = Puas (4)
CP = Cukup Puas (3)
TP = Tidak Puas (2)
STP = Sangat Tidak Puas (1)

No. Pernyataan SP P CP TP STP

1. Perawat dapat menjelaskan tentang hasil


pemeriksaan pasien secara rinci.
2. Perawat memberi penjelasan tentang penyakit
pasien
3. Perawat selalu berada disekitar pasien
4. Pasien merasa bebas bertanya pada perawat
5. Perawat bersikap ramah pada pasien
6. Perawat memahami perasaan pasien
7. Perawat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang
sederhana.
8. Perawat sering menanyakan keadaan pasien
9. Perawat mudah dijumpai ketika pasien ada masalah
10. Perawat menyediakan waktu berbicara dengan
pasien
11. Perawat sering memperhatikan pasien
12. Perawat mengarahkan pasien dalam melaksanakan
pengobatan dan prosedur administrasi
13. Perawat memahami masalah pasien
14. Perawat dapat memberikan nasihat dengan baik
15. Perawat menguasai tentang hal yang dijelaskannya
16. Pasien dapat memahami penjelasan perawat
17. Perawat cukup sabar dalam menghadapi pasien
18. Perawat dapat melakukan tindakan dengan tepat
19. Perawat memberi petunjuk dengan akurat
20. Pasien senang berbicara dengan perawat
21. Pasien merasa lebih baik jika berbicara dengan
perawat
22. Perawat bersikap tenang menghadapi masalah
pasien
23. Perawat melakukan tindakan dengan cepat pada
pasien
24. Perawat selalu memberi penjelasan yang cukup
lengkap tentang instruksi pengobatan/perawatan.
25. Perawat terampil dalam melakukan tindakan
26. Pasien menerima informasi yang memadai tentang
tindakan, sehingga pasien tahu apa yang dilakukan
ketika pulang.
Sumber : Biering, P.,Becker,H., Calvin,A., Grobe,S.,J. (2011).

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2

Biodata Expert Uji Validitas Kuisioner

Universitas Sumatera Utara


BIODATA PAKAR UJI VALIDITAS KUESIONER

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP TERPADU (RINDU)

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

1. Nama : Liberta Lumbantoruan, S.Kp., M.Kep.

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 16 Agustus 1969

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. Pelita IV Gg. Tanggabatu II No.11 Medan -


20236

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Nama Institusi Tahun


Pendidikan Lulus
SARJANA Fakultas Keperawatan UI Jakarta 1996

MAGISTER Magister Manajemen Keperawatan 2005


Fakultas Ilmu Keperawatan UI Jakarta

Riwayat Pekerjaan

1. Kepala seksi Pelayanan Keperawatan RSUP H.Adam Malik Medan Tahun

2006 – 2012.

2. Ketua Komite Keperawatan RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2012 –

Sekarang.

3. Dosen Tidak Tetap/dosen Luar Biasa di F.Kep USU, STIKes. Elisabeth,

Universitas Sari Mutiara Medan.

Universitas Sumatera Utara


2. Nama : Marince Panjaitan, S.Kep.,Ns., M.Kes.

Tempat dan Tanggal Lahir : Simargala, 29 April 1972

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Villa.Setia Budi Flamboyan Blok J – 8 Medan


20134

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Nama Institusi Tahun


Pendidikan Lulus
DIPLOMA III D-III Keperawatan Yayasan Binalita 1994
Sudama Medan
SARJANA Fakultas Keperawatan USU Medan 2003

MAGISTER Magister Manajemen Rumah Sakit UGM 2005


Yogyakarta

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1997 – 2000 : Perawat Pelaksana IGD RSUP H.Adam Malik Medan

2. Tahun 2003 – 2005 : Kepala Ruangan Rindu B RSUP H.Adam Malik Medan

3. Tahun 1999 – 2000 : CI Rindu B RSUP H.Adam Malik Medan

4. Tahun 2012–2013 : Ketua Sub Mutu Profesi Komite Keperawatan RSUP

H.Adam Malik Medan

5. Tahun 2013 – Sekarang : Sekretaris Komite Mutu RSUP. H. Adam Malik

Medan

Universitas Sumatera Utara


3. Nama : Marlisa S.Kep., Ns., M.Kep.

Tempat dan Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 9 Januari 1971

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. Pelajar Timur Gg. Nasional No. 17 Medan


20228

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Nama Institusi Tahun


Pendidikan Lulus
DIPLOMA III AKPER Depkes RI Medan 1992

SARJANA Fakultas Keperawatan USU Medan 2001

MAGISTER Magister Keperawatan UNPAD Bandung 2011

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1993 – 1999 : Staf Pengajar SPK Depkes RI Medan


2. Tahun 1999 – 2001 : Staf Pengajar AKBID Depkes RI Medan
3. Tahun 2001 – Sekarang : Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Medan
4. Tahun 2012 – Sekarang : Dosen Luar Biasa F.Keperawatan USU Medan
5. Tahun 2011 – Sekarang : Dosen Luar Biasa STIKes.Sumatera Utara Medan
6. Tahun 2011 – Sekarang : Dosen Luar Biasa di F. Keperawatan Univ. Dharma
Agung Medan

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3

Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai