TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
ABSTRAK
datang, rumah sakit harus dapat menciptakan jasa dan produk baru yang
penampilan fisik yang memadai, keandalan, daya tanggap jaminan perasaan aman
serta dapat dipercaya, empati dan keterjangkauan rumah sakit baik dari segi biaya
maupun lokasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien. Tujuan
terpadu RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien rawat inap di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam Malik Medan
pasien rawat inap. Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi spearman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam
pada kategori baik 155 (57.8%), kepuasan pasien rawat inap mayoritas berada
pada kategori puas 142 (53.0%), sedangkan hasil analisis data dengan uji korelasi
kepuasan pasien dengan nilai 0.831 (r=0.831). Semakin baik kualitas pelayanan
ABSTRACT
able to create new products and services are high-tech, innovative and creative.
Required hospital providing quality nursing care that covers some of the things
of both cost and location, so as to meet the expectations and patient satisfaction.
The purpose of this study is to describe the quality of nursing care and patient
satisfaction and want to know the effect of the quality of nursing care on patient
research used in this study is descriptive correlative. The population in this study
Medan totaling 2,950 patients. The sampling method in this study using purposive
test. Results of research that has been conducted in the department of integrated
inpatient H. Adam Malik can be concluded that the quality of nursing services in
the category good majority 155 (57.8%), patient satisfaction satisfied the majority
is in the category 142 (53.0%), while the results of the data analysis with
≤ α (= 0.0 5 )
Spearman correlation test is known that the value of p (= 0.000)
means that Ho is rejected, which suggests that there is a relationship between the
quality of nursing care with patient satisfaction with the value of 0.831 (r =
0.831). The better the quality of service nursing the higher the patient satisfaction.
karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.
Adapun judul tesis ini yaitu Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik
Medan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Maka
pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati dan rasa tulus ikhlas, peneliti ingin
Sp.KK. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik
Universitas Sumatera Utara, Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program
Utara, Dr. Juanita, SE,M.Kes selaku pembimbing satu dan Mula Tarigan, S.Kp.,
peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini, Prof. Dr. Ir. Bustami
telah banyak memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian
tesis ini, keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril
maupun materil kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini dan seluruh
kelemahan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tesis ini dan harapan penulis semoga tesis ini
dapat memberikan manfaat, kontribusi dan pemahaman yang lebih luas terkait
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Allah memberikan
Peneliti
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan
Dosen Akper Depkes RI/Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Medan 1988
s/d Sekarang.
Dosen tamu di berbagai akper pemda dan swasta mulai dari Kab.Langkat hingga
Kab. Nias Selatan.
Dosen Luar Biasa di PSIK-FK USU 1998 s/d 2003
Direktur Akper Wirahusada 1996 s/d 2000.
Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2006 s/d 2010.
Halaman
ABSTRAK …………………………………………………………………. i
ABSTRACT …………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR .…………………..…………………………………. v
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
datang, rumah sakit harus dapat menciptakan jasa dan produk baru yang
penampilan fisik yang memadai, keandalan, daya tanggap jaminan perasaan aman
serta dapat dipercaya, empati dan keterjangkauan rumah sakit baik dari segi biaya
maupun lokasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien. Tujuan
terpadu RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien rawat inap di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam Malik Medan
pasien rawat inap. Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi spearman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap terpadu RSUP H. Adam
pada kategori baik 155 (57.8%), kepuasan pasien rawat inap mayoritas berada
pada kategori puas 142 (53.0%), sedangkan hasil analisis data dengan uji korelasi
kepuasan pasien dengan nilai 0.831 (r=0.831). Semakin baik kualitas pelayanan
ABSTRACT
able to create new products and services are high-tech, innovative and creative.
Required hospital providing quality nursing care that covers some of the things
of both cost and location, so as to meet the expectations and patient satisfaction.
The purpose of this study is to describe the quality of nursing care and patient
satisfaction and want to know the effect of the quality of nursing care on patient
research used in this study is descriptive correlative. The population in this study
Medan totaling 2,950 patients. The sampling method in this study using purposive
test. Results of research that has been conducted in the department of integrated
inpatient H. Adam Malik can be concluded that the quality of nursing services in
the category good majority 155 (57.8%), patient satisfaction satisfied the majority
is in the category 142 (53.0%), while the results of the data analysis with
≤ α (= 0.0 5 )
Spearman correlation test is known that the value of p (= 0.000)
means that Ho is rejected, which suggests that there is a relationship between the
quality of nursing care with patient satisfaction with the value of 0.831 (r =
0.831). The better the quality of service nursing the higher the patient satisfaction.
PENDAHULUAN
kualitas pelayanan mendorong pelanggan untuk tetap setia kepada produk dan
yang dikembangkan oleh Parasuraman pada tahun 1985, yang dikenal dengan
bukti fisik pelayanan, seperti fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan karyawan,
(Tjiptono,2011).
lingkungan bisnis, telah mengubah pola pikir masyarakat dalam memilih dan
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa kesehatan dihadapkan
tantangan persaingan di masa yang akan datang, rumah sakit harus dapat
menciptakan jasa dan produk baru yang berteknologi tinggi, inovatif dan kreatif,
sehingga dapat memenuhi harapan dan kepuasan pasien serta tetap eksis dan
persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat dan tajam tersebut maka setiap
setelah menerima jasa. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam
rumah sakit akan menciptakan kepuasan bagi para pasien (Azwar, 1996). Rumah
sakit sebagai salah satu sub system pelayanan kesehatan memberikan dua jenis
kesehatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat
Ruang rawat inap (opname) adalah ruang tempat pasien dirawat oleh
suatu ruangan di rumah sakit. Jumlah pasien rawat inap di Indonesia pada tahun
2008 telah mencapai 2.775.813 orang, dengan jumlah yang demikian besar dapat
menjadi input bagi rumah sakit untuk meningkatkan finansial dan kualitas layanan
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata pasien serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan yang telah ditetapkan. Dua unsur penting dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pasien sebagai pengguna jasa dan
secara bertahap perlu terus ditingkatkan, agar menjadi lebih efektif dan efisien,
2005).
bertanggung jawab, jujur, dan pembela sebagai landasan esensial (Burhans &
aplikasi pengetahuan ilmu medis yang tepat bagi perawatan pasien dan
keuntungan yang diharapkan darinya, yang menimbulkan rasa puas atau tidak
mendapat perhatian sejak tahun 1978. Rumah Sakit Gatot Subroto merupakan
rumah sakit yang pertama menerapkan upaya penilaian mutu, yang didasarkan
atas derajat kepuasan pasien. Setelah itu beberapa rumah sakit juga menerapkan
pengembangan kegiatan mutu pelayanan dengan cara yang berbeda, seperti rumah
sakit Husada Jakarta membuat penilaian mutu atas dasar kepuasan pasien sejak
1984, rumah sakit Adi Husada Surabaya membuat penilaian mutu atas dasar
penilaian perilaku dan pelaksanaan kerja perawat, serta Rumah Sakit dr. Sutomo
(Jacobalis, 1998).
2005). Pada evaluasi kualitas pelayanan rawat inap terdapat 52,94% pasien tidak
puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Marsuli, 2005).
praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak
menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai salah satu bentuk perusahaan yang
sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian. Salah satu instalasi yang dimiliki
RSUP H. Adam Malik Medan adalah instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A dan
bedah, memiliki fasilitas tempat tidur 717 dan tenaga perawat 362 orang (PNS).
diketahui dari target dan realisasi pasien berdasarkan tinggi rendahnya indikator
yang dicapai, selama kurun waktu lima tahun 2007 – 2011. Indikator mutu
pelayanan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan tersebut adalah
sebagai berikut: untuk tahun 2007 dari target pasien di rawat sebanyak 15.308
pasien terealisasi 17.899 pasien, tahun 2008 dari target 19.689 pasien terealisasi
20.699 pasien, tahun 2009 dari target 21.014 pasien terealisasi 21.616 pasien,
tahun 2010 dari target 24.173 pasien terealiasi 26.082 pasien dan tahun 2011 dari
target 27.702 pasien terealisasi 37.762 pasien, maka dapat disimpulkan bahwa
kunjungan pasien di ruang rawat inap terpadu setiap tahunnya meningkat dengan
RSUP H. Adam Malik Medan telah mencapai 67,9 – 82,5%. Selanjutnya keadaan
SDM kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 yang paling
(50,3%) dari 1.197 tenaga kesehatan, sementara tenaga perawat di ruang rawat
inap terpadu jumlahnya 362 orang (63,62%) dari 569 tenaga kesehatan (Profil
hanya dicapai oleh RSUP H. Adam Malik Medan, tetapi ada juga beberapa rumah
sakit di Medan mencapai peningkatan jumlah pasien yang hampir sama, begitu
juga kuantitas dan kualitas SDM yang tidak jauh berbeda dengan RSUP H. Adam
Malik Medan, seperti RSUD dr. Pirngadi Medan, RSU Columbia Asia, dan RSU
Martha Friska yang menjadi alternatif bagi pasien bila tidak mendapat pelayanan
kualitas pelayanan keperawatan , RSUP H. Adam Malik Medan harus bisa lebih
baik dari rumah sakit lain untuk memenangkan persaingan atau kompetitif.
Kualitas pelayanan menjadi penting, bagi sebuah rumah sakit hal ini untuk
memenuhi setiap harapan pasien agar pasien merasa puas dengan semua
RSUP H. Adam Malik Medan yang telah menjadi rujukan rumah sakit
rawat inap dari rumah sakit daerah, baik dari Aceh, Riau, dan Sumatera Barat. Hal
ini menjadi suatu prestasi yang membanggakan bagi rumah sakit pemerintah yang
berada jauh dari ibu kota negara. Namun demikian pelayanan rumah sakit dinilai
belum dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan pasien, hal ini didasarkan pada
hasil monitoring dan evaluasi tahap I oleh tim Komite Akreditasi Rumah Sakit
Desember 2011, RSUP H. Adam Malik Medan mendapat nilai 45. Selanjutnya
pada tanggal 16 Mei 2012 dilakukan monitoring dan evaluasi tahap II dengan
nilai 60,8 dan monitoring dan evaluasi tahap III tanggal 26 Agustus 2012
dilakukan oleh tim yang sama dengan nilai 61,08. Berdasarkan hasil nilai tersebut
memenuhi standar mutu pelayanan, karena masih banyak kendala dan masalah
pasien, rendahnya tingkat kepuasan pasien, tindakan medis atau perawat tidak
tepat dan penulisan rekam medis yang belum terintergrasi dengan baik antara
ruang rawat inap, karena baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan dapat
itu, penelitian ini diberi judul pengaruh kualitas pelayanan keperawatan terhadap
kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan.
1.2. Permasalahan
kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan.
1.4 Hipotesis
terpadu (Rindu) sesuai dengan keinginan dan harapan pasien, sehingga pasien
merasa puas.
pasien lebih optimal lagi sesuai dengan standar yang ada, baik standar operasional
rumah sakit maupun standar profesi perawat, hal ini dilakukan untuk memberikan
pasien.
internasional, yaitu mengacu pada pendapat Deming, Crosby, Juran dan Davis,
kepuasan.
hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga
apapun akan menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui
manusia dan proses yang berkualitas, jika manusianya tidak berkualitas maka
suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk memenuhi
Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas yang dapat memberikan jaminan
kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut dihasilkan oleh proses yang
berkualitas.
yang diharapkan dengan persepsi kinerja nyata dari layanan (Parasuraman, 1988).
sifat-sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
merupakan suatu keadaan sesuatu yang dihasilkan dan jasa atau layanan, baik
terhadap barang atau manusia melalui proses yang berkualitas dan dilakukan oleh
manusia yang berkualitas. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau produk
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
pada konsumen itu sendiri, perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan
sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan
menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.
pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang membentuk sikap dan
manusia, baik sakit maupun sehat agar mampu mengatasi kebutuhan kesehatan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
Kusnanto, 2004).
individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk
keluarga dan masyarakat dalam bentuk pelayanan bio, psiko, sosial dan spiritual
dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan baik sakit maupun sehat agar
menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam merawat dirinya
sendiri.
Kualitas perawatan adalah aplikasi pengetahuan medis yang tepat bagi perawatan
(Gillies, 1989).
yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, untuk mengukur seberapa
yang cepat, diagnosis dan terapi yang tepat, keramah tamahan yang cukup,
pelayanan administrasi yang cepat dan biaya yang terjangkau. Dengan demikian
(Sedarmayanti, 2000).
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang
bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Berkualitas
disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar
meliputi:
1. Keselamatan pasien
2. Perawatan diri
penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
3. Kepuasan pasien
4. Kecemasan
5. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri
terkontrol.
6. Pengetahuan
discharge planning.
kualitas barang.
Leonard (1988) dari 10 dimensi service quality yang dihasilkan dari penelitian
sebelumnya, ditemukan intisari dari kualitas layanan yang dilebur menjadi lima
oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik (gedung, ruangan, dan
tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi
setiap akan memberikan layanan, ruang rawat inap memiliki catatan yang
layanan yang baik dan cepat. Adapun atribut atribut pertanyaan menurut
pertanyaan pasien.
persepsi dan harapan pelanggan. Selisih antara persepsi dan harapan inilah yang
Gap)
pelanggan, buruk atau tidaknya aliran informasi ke atas dari staf atau dari
Gap) Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten
permintaan berlebihan.
Gap)
Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja
spesifikasi spesifikasi kualitas terlalu rumit atau terlalu kaku, para staf
budaya korporat yang ada, manajemen operasi jasa yang buruk, teknologi
5. Gap antara jasa yang dipersepsikan dan yang diharapkan (Service Gap)
Gap ini berarti bahwa jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan
jasa yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan masalah seperti kualitas
yang buruk, komunikasi dari mulut ke mulut yang negative dan kehilangan
2. Perbaikan kinerja
3. Proses perbaikan
pelayanan terdiri dari tiga cara yang disebut dengan trilogy Juran, yaitu:
a. Menentukan pelanggan.
pelanggan.
a. Mengembangkan infrastruktur.
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila
kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai
harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari
berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive
terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
diberikan.
1990).
antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah
antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan
terpenuhi.
a. Pengertian Pasien
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter
baik secara langsung maupun tidak langsung di rumah sakit. (UU Nomor
44 Tahun 2009).
b. Hak-Hak Pasien
di rumah sakit.
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
data-data medisnya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
terhadap dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
c. Kewajiban-Kewajiban Pasien
kesehatanya
Tahun 2004)
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor,
antara lain:
terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan
Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum
terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang
4. Harga
yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi
5. Biaya
biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa
operasi dari pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada
7. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh
kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang
jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk
desain visual.
seminar survai kepuasan pasien di rumah sakit, Junadi (2004) mengemukakan ada
yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin. Tentu saja
pengalaman pasien di masa lalu, pendidikan, situasi psikis saat itu, dan
2. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah
minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana bagi
6. Fasilitas ruang rawat inap untuk pasien yang harus dirawat. Fasilitas
dikehendakinya.
7. Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu
demonstrasi tindakan.
Tingkat kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda, hal ini
terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial,
(Sugiarto, 1999).
pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit yang dapat menciptakan
diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh perawat
pemberi layanan harus selalu berupaya untuk mengacu kepada tujuan utama
Nilai Produk
Bagi Pelanggan
suatu perusahaan dalam merumuskan tujuan dan manfaat produk atau pelayanan
Dengan demikian, kepuasan terjadi karena adanya suatu pemenuhan terhadap apa
yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pelanggan, seperti gambar 2.2 di bawah ini:
Pelanggan keliru
mengkomunkasikan
jasa yang diinginkan
Harapan tidak
terpenuhi
Miskomunikasi Miskomunikasi
rekomendasi mulut penyediaan jasa oleh
ke mulut pesaing
harapannya, sehingga hal ini berakibat penyedia layanan tidak mampu memenuhi
penanganan.
staf, kesabaran staf dan rasa aman selama berurusan dengan staf.
konsumen.
bagi setiap penyedia jasa. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan
indeks kepuasan pelanggan nasional untuk berbagai macam produk dan jasa
2006).
masing-masing atribut.
Hill (2006) adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,25 = Sangat Tidak Puas, 0,26 – 0,50
= Tidak Puas, 0,51 – 0,75 = Puas dan 0,76 – 1,00 = Sangat Puas.
pelanggan, yaitu:
disediakan.
berbagai atribut dari penawaran dan juga diminta untuk menilai kinerja
persepsi pasien terhadap kinerja dari atribut-atribut kualitas pelayanan yang telah
Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori tentang
pengertian mutu yang disampaikan beberapa ahli seperti Deming, Crosby, Juran,
kualitas pelayanan keperawatan oleh Heather dalam Budi Astuti (2002) dan
Zeithaml dan Berry (1988), ada lima dimensi dan aspek dari service quality yang
peduli (empathy) serta beberapa aspek kualitas pelayanan yang terintegrasi dalam
Depkes RI (2002), Joewono (2003) dan Sugiarto (1999) serta teori tentang sistem
teori tentang kepuasan meliputi pengertian kepuasan oleh Oliver (2007), Kotler
(1988), Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988) dan Rangkuti (2006), serta
Astuti (2002) dengan 5 faktor, Tjiptono (2011) dengan 8 faktor, Junadi (2004)
dengan 4 aspek, Griffith (1987) dengan 7 aspek dan Risser (1975) dengan 3 aspek
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan teknik korelasi
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pasien. Perbedaannya pada
pasien peserta askes dan umum di instalasi rawat jalan RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu, dilakukan secara cross sectional survey yang juga dilengkapi dengan
wawancara, hasilnya pasien umum dan askes merasa tidak puas dengan mutu
pelayanan rawat jalan baik secara umum maupun setiap dimensi mutunya.
Kabupaten Magelang dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil penelitian dari Thamnopoulos, Tzetziz dan Laios (2011) diperoleh data
bahwa dari lima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien yang diukur
4,51 dan standar deviasi 1,55. Temuan ini menunjukkan bahwa mereka kurang
"reliability" (M = 4.67).
data bahwa total skor untuk harapan perawat terhadap kualitas keperawatan
adalah = 87,32 dan standar deviasi (SD) = 8.54. Dimensi tertinggi yang
adalah relibaility, dan terendah adalah responsiveness, kemudian total skor untuk
8,31. Dimensi kinerja tertinggi dari kualitas pelayanan keperawatan, seperti yang
dirasakan oleh pasien, adalah reliability, sedangkan dimensi dengan skor terendah
adalah responsiveness.
Hasil penelitian dari Rad, Som dan Zainuddin (2010) diperoleh data rata-
rata (Mean) dari kelima dimensi kualitas pelayanan adalah tangibles (3,59),
Hasil penelitian Akbar dan Parvez (2009) diperoleh data skor rata-rata
(Mean) adalah 4.41 (SD = 0,53), yang menunjukkan bahwa pasien menemukan
rumah sakit yang dipercaya. Nilai rata-rata kepuasan pasien adalah 4,35 (SD =
loyalitas pelanggan adalah 4,53 (SD = 0,39) hal ini menunjukkan bahwa pasien
data kepuasan dengan pelayanan klinik itu tinggi, total pasien 51 orang, 23 (45
persen) menanggapi pertanyaan ini semua menilai pelayanan klinik dengan nilai 5
atau lebih (score 1 – 7 dengan menggunakan skala Likert) dan 28 (55 persen)
konsisten di semua dimensi, meskipun untuk tangibles adalah lebih rendah. Untuk
pandang rumah sakit saja tetapi harus dipandang dari sudut pandang pasien.
ikatan hubungan yang lebih kuat dengan rumah sakit dan pada akhirnya kepuasan
pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan pada pasien maka perlu
Penelitian ini menggunakan jenis asosiasi karena penelitian ini terdiri dari dua
variabel yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Dengan jenis penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang
(Sugiyono, 2006).
Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no.17 Tuntungan Medan.
tersebut adalah rumah sakit pemerintah dan sebagai rumah sakit rujukan terbesar
di Sumatera Utara, selain itu pertimbangan lain adalah biaya terjangkau bagi
menggunakan rumah sakit tersebut. Begitu juga dengan lokasi penelitian cukup
dekat dengan tempat kerja peneliti sehingga dapat mudah terjangkau oleh
peneliti.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data dan analisa data yang akan
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani rawat
inap terpadu (Rindu) RSUP.H. Adam Malik Medan pada saat dilakukan
penelitian. Jumlah pasien rawat inap dari bulan Januari – Nopember 2012
3.3.2 Sampel
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien yang
menjalani rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan dan dalam
pibadi.
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel dengan cara Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
inap dengan minimal perawatan 3 hari. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
pasien berumur lebih dari 17 tahun, bersedia diwawancarai dan mampu menjawab
dijadikan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan tabel perhitungan jumlah
Sugiyono ( 2006) dengan tingkat kesalahan 10%, didapat jumlah sampel 268
orang.
Kuesioner kedua dan ketiga berasal dari journal berbahasa Inggris, yang
Beaton, Bombardier, Guillemin dan Ferraz (2000) yaitu: (a) Initial translation,
pada tahap pertama ini peneliti menerjemahkan kuisioner dari journal berhasa
Inggris ke dalam bahasa Indonesia melalui 2 orang yang terdiri dari satu orang
guru bahasa Inggris SMK Pencawan Medan dan satu orang dosen Jurusan
Keperawatan Poltekkes Medan yang pandai dan menguasai bahasa Inggris baik
Untuk tahap selanjutnya adalah tahap back translation, expert committee, test of
mendapatkan 2 orang asing dengan bahasa ibunya bahasa Inggris yang fasih dan
instrument untuk proses verifikasi, peneliti juga terkendala dengan proses dan
dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variable terikat dan variable bebas
Uji validitas yaitu dengan mengukur korelasi antar item variabel yang
Coeficient (r), dengan ketentuan nilai koefisien korelasi > 0,3 yang berarti valid
(Supranto,2011). Pada uji validitas ini peneliti tidak melakukannya, hal ini
Inggris yang sudah dipublikasikan, dan belum adanya pakar keperawatan yang
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan
koefisien Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach > 0,6, maka alat ukur
dilakukan kepada 30 orang pasien rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan
dengan hasil seluruh item pertanyaan tentang kualitas pelayanan nilai alpha
cronbach > 0,940. Dengan demikian seluruh item pertanyaan untuk mengukur
variabel penelitian dinyatakan valid dan reliabel sehingga layak digunkan untuk
penelitian.
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari faktor
inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah: kepuasan pasien,
pendidikan.
diamati (Azwar, 1996). Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi kualitas
pelayanan yang tepat, akurat, berkaitan dengan kesiapan petugas setiap saat
untuk membantu dan memberikan pelayanan dan respon yang cepat kepada
yang jelas.
Kepuasan pasien dalam penelitian ini adalah perasaan senang atau kecewa
digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner penelitian terdiri dari
pekerjaan.
pada nomor 10, 11, 12, tiga pernyataan untuk assurance yaitu pada nomor
13, 14, 15, dan empat pernyataan untuk empathy yaitu pada nomor 16, 17,
18 dan 19.
sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan sangat baik,. Nilai
sebesar 76. Selanjutnya banyak kelas dibagi menjadi lima katagori kelas
untuk kualitas pelayanan, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 15,
menjadi sangat tidak baik = 19 – 33, tidak baik = 34 – 48, Cukup baik =
(2006).
nomor, 12, 14, 15, 18, 22, 23, 25, Trusting relationship yang terdapat
dalam instrument penelitian ini pada nomor, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 17,
puas, tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas. Nilai terendah yang
kepuasan pasien, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 21. Nilai
68 – 88, puas = 89 – 109, dan sangat puas = 110 – 130, untuk menilai
(2006).
Bobot Skala
Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban
Nilai Ukur
Kualitas Pelayanan
Keperawatan yang
meliputi:
Kepuasan
statistika. Teknik statistik yang akan digunakan adalah statistik deskriptif dan
statistik inferensial.
Data dari kedua variable tersebut diawali dengan melakukan uji normalitas. Uji
dan kepuasan pasien dengan uji Kolmogorov - Smirnov ditemukan data tidak
kepuasan pasien apabila nilai probabilitas lebih kecil dari α ( p < 0,05). Teknik
HASIL PENELITIAN
rumah sakit pemerintah kelas A yang dikelola oleh pemerintah pusat, sekaligus
sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian. Salah satu instalasi yang dimiliki
RSUP H. Adam Malik Medan adalah instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A dan
dan kebidanan, memiliki fasilitas tempat tidur 717 dan tenaga perawat 362 orang.
Untuk mengetahui kinerja dan mutu pelayanan di instalasi/unit rawat inap dapat
diketahui dari target dan realisasi pasien berdasarkan tinggi rendahnya indikator
yang dicapai, selama kurun waktu lima tahun 2007 – 2011. Indikator mutu
pelayanan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan sebagai berikut:
untuk tahun 2007 dari target pasien di rawat sebanyak 15.308 pasien terealisasi
17.899 pasien, tahun 2008 dari target 19.689 pasien terealisasi 20.699 pasien,
tahun 2009 dari target 21.014 pasien terealisasi 21.616 pasien, tahun 2010 dari
target 24.173 pasien terealiasi 26.082 pasien dan tahun 2011 dari target 27.702
pasien terealisasi 37.762 pasien, maka dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien
Adam Malik Medan telah mencapai 67,9 – 82,5% seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 4.1:
Target Realisasi
BOR ALOS BTO TOI NDR GDR
Tahun pasien pasien % TT
(%) (hari) (kali) (hari) (%) (%)
dirawat dirawat
Malik Medan pada tahun 2011 yang paling banyak jumlahnya adalah tenaga
keperawatan yang mencapai 602 perawat (50,3%) dari 1.197 tenaga kesehatan,
untuk tenaga perawat di ruang rawat inap terpadu jumlahnya 362 orang (57,37%)
dari 631 tenaga kesehatan (Profil RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011)
Tabel 4.2 Keadaan SDM Kesehatan di ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu)
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012
distribusi frekuensi. Bentuknya tergantung dari jenis data, untuk data kategori
kelompok, sedangkan untuk data numerik digunakan nilai mean, median dan
standar deviasi. Disamping itu dapat juga digunakan untuk melihat normalitas
data.
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan berjumlah 268 pasien di Ruang Rawat
Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan. Berdasarkan kelompok umur
sebagian besar responden berumur 41-60 tahun sebanyak 136 orang (50,7%),
sementara untuk kelompok umur >60 tahun sebanyak 24 orang (9,0%). Jenis
kelamin pasien adalah laki-laki sebanyak 162 orang (60,4%) dan perempuan
SLTA sebanyak 117 orang (43,7%) dan minoritas tidak sekolah (1,9%).
(6,3%).
baik kualitas pelayanan keperawatannya, secara lebih jelas dapat dilihat pada
No Pernyataan SB B CB TB STB
n % n % n % n % n %
A. Tangibles
1 Ruang rawat inap 39 14,6 135 50,4 88 32,8 6 2,2 - -
memiliki peralatan yang
canggih
2 Fasilitas dan alat medis 34 12,7 128 47,8 96 35,8 9 3,4 1 0,4
di ruangan lengkap
3 Prosedur pelayanan di 35 13,1 133 49,6 93 34,7 7 2,6 - -
ruangan jelas dan
mudah dipahami
4 Perawat ruangan 51 19,0 161 60,1 56 20,9 - - - -
berpenampilan rapih
B. Reliability
5 Perawat bersikap 33 12,3 160 59,7 69 25,7 4 1,5 2 0,7
simpatik dan
meyakinkan dalam
menghadapi masalah
pasien
6 Ruangan menyediakan 34 12,7 115 42,9 110 41,0 8 3,0 1 0,4
pelayanan yang lengkap
7 Perawat memberitahu 37 13,8 167 62,3 60 22,4 3 1,1 1 0,4
pasien setiap
memberikan layanan
8 Ruang rawat inap 33 12,3 135 50,4 98 36,6 2 0,7 - -
memiliki catatan yang
akurat
9 Perawat bersedia 34 12,7 137 51,1 90 33,6 6 2,2 1 0,4
menyelesaikan masalah
pasien
C. Responsiveness
10. Perawat memberikan 35 13,1 128 47,8 95 35,4 6 2,2 4 1,5
pelayanan yang cepat
11 Perawat selalu bersedia 45 16,8 146 54,5 73 27,2 3 1,1 1 0,4
untuk membantu pasien
12. Perawat dapat 28 10,4 144 53,7 94 35,1 1 0,4 1 0,4
meluangkan waktu
untuk menjawab
pertanyaan pasien
Pada indikator tangible terdapat 60,1% pasien yang menjawab baik pada
pasien yang menjawab baik pada pernyataan perawat selalu bersedia untuk
membantu pasien. Indikator assurance sebesar 62,7% pasien yang menjawab baik
pada pernyataan perawat bersikap sopan pada pasien dan indikator empathy
empathy 0,73. Nilai rata-rata untuk kualitas pelayanan keperawatan adalah 0,75,
yang termasuk dalam kategori kualitas baik dengan interval nilai 0,51 – 0,75.
keperawatan terhadap kepuasan pasien dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai rata-rata tangible pasien di Ruang
Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik adalah 15,18 dan nilai SD
responsiveness adalah 11,28 dan nilai SD 1,908. Nilai rata-rata assurance adalah
11,55 dan SD 1,705. Nilai rata-rata emphaty adalah 14,62 dan nilai SD 2,774.
Pelayanan Keperawatan F %
Sangat Baik 47 17,7
Baik 155 57.8
Cukup Baik 62 23.1
Tidak Baik 3 1.1
Sangat Tidak Baik 1 0.4
Tot al 268 100
keperawatan berada pada kategori baik sebanyak 155 orang (57,8%), dan
4.2.4 Kepuasan
Malik Medan tersebar dalam 26 pertanyaan. Dari seluruh pernyataan yang berisi
kepuasan diperoleh sebagian besar merasa puas, secara lebih jelas dapat dilihat
SP P CP TP STP
No Pernyataan
n % n % n % n % n %
1 Perawat menjelaskan 39 14,6 115 42,9 86 32,1 23 8,6 5 1,9
tentang hasil
pemeriksaan pasien
secara rinci
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa variabel kepuasan pasien di Ruang Rawat
Inap Terpadu (Rindu) RSUP H.Adam Malik Medan yang paling banyak
menjawab sangat puas adalah perawat mudah dijumpai ketika pasien ada masalah
nomor 7) sebanyak 150 orang (56,0%). Pasien yang menjawab cukup puas adalah
perawat memberi petunjuk dengan akurat (pernyataan nomor 19) sebanyak 110
orang (41,0%), kemudian pasien yang banyak menjawab tidak puas yaitu perawat
sedangkan yang menjawab sangat tidak puas adalah perawat dapat menjelaskan
tentang hasil pemeriksaan pasien secara rinci (pernyataan nomor 1), perawat
Dari gambar 4.9 di atas menunjukkan bahwa nilai yang tertinggi dari
kepuasan pasien adalah variable trusting relationship 0,74 dan nilainya yang
Nilai rata-rata untuk kepuasan pasien adalah 0,73 yang termasuk dalam kategori
berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden, yaitu jumlah skor ideal
pada kategori puas sebanyak 142 orang (53,0%), dan minoritas kategori sangat
Variabel r p Keterangan
Tangible 0,732** 0,000 Berpengaruh
Reliability 0,736** 0,000 Berpengaruh
Responsiveness 0,747** 0,000 Berpengaruh
Assurance 0,682** 0,000 Berpengaruh
Emphaty 0,768** 0,000 Berpengaruh
Hasil penelitian seperti pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa terdapat 155
orang (57,8%) pasien yang menyatakan kualitas pelayanan keperawatan baik dan
Kepuasan Pasien
Kualitas
Sangat Cukup Tidak Sangat Jumlah
Pelayanan Puas
Puas Puas Puas Tidak Puas
Keperawatan
n % n % n % n % n % n %
Sangat Baik 23 8,6 23 8,6 1 0, 4 0 0 0 0 47 17,5
Baik 8 3 116 43,3 31 11,5 0 0 0 0 155 57,8
Cukup Baik 0 0 3 1,0 55 20,5 4 1,5 0 0 62 23,1
Tidak Baik 0 0 0 0 0 0 2 0,7 1 0,4 3 1,0
Sangat Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,4 1 0,4
Baik
Total 31 11,6 142 52,9 87 32,4 6 2,2 2 0,8 268 100
Hasil uji Spearman p=0,000 dan r=0,831
nilai p=0,000 ≤ α=0,05 dan r= 0,831 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Hal
ini sekaligus menjelaskan bahwa ada korelasi yang signifikan dan positif antara
PEMBAHASAN
keperawatan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP
dan B RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh hasil nilai rata-rata 0,75, menurut
Hill (2006) termasuk dalam kategori baik dengan interval nilai 0,51 – 0,75 yang
terlihat pada gambar 4.5. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan pada setiap
responsiveness 0,75, assurance 0,77, empathy 0,73 yang didukung oleh hasil
jawaban pasien yang terdapat pada tabel 4.4. yaitu indikator tangible yang
baik pada pernyataan perawat selalu bersedia membantu pasien 54,5%, indikator
assurance menjawab baik pada pernyataan perawat bersikap sopan 62,7% dan
keluhan pasien 53,0%, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wisniewski dan
1 – 7.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Akbar dan Parvez (2009) tentang Impact of service quality, trust, and
bahwa pelanggan menemukan penyedia layanan yang berada pada kategori baik
dengan rentang skor 4,28 – 4,45. Juga diperkuat dengan hasil penelitian oleh Rad,
Som, dan Zainuddin (2010) tentang Service quality and patients’ satisfaction in
medical clinic di Pahang, didapat data skor rata-rata (mean) 3, 53 dan SD=0,65
dimensi pertama tangible, atau bukti fisik yang dapat diartikan sebagai
penampilan fisik, peralatan personil dan komunikasi. Hail ini terdapat pada
sebagian besar pasien menyatakan peralatan yang dimiliki ruang rawat inap baik
(50,4%), fasilitas dan alat medis di ruang lengkap pasien menyatakan baik
(47,8%), prosedur pelayanan di ruangan jelas dan mudah dipahami baik (49,6%),
begitu juga penampilan perawat ruang rawat berpenampilan rapih baik (60,1%),
selanjutnya pada dimensi kedua reliability, atau keandalan yang dapat diartikan
secara akurat tepat waktu, dan dapat dipercaya. Hal ini dapat ditunjukkan sebagian
(62,3%), ruang rawat inap memiliki catatan yang akurat (50,4%), perawat
responsiveness, atau tanggap yang dapat diartikan sebagai kemauan rumah sakit
untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan tepat, hal
ini terdapat sebagian besar pasien menyatakan perawat meberikan pelayanan yang
cepat dengan baik (47,8%), perawat selalu bersedia untuk membantu pasien
dengan baik (54,5%) dan perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan pasien dengan baik (53,7%), pada dimensi keempat assurance, atau
diyakini, hal ini terdapat pada perawat dapat meyakinkan pasien dengan baik
(56,7%), perawat bersikap sopan pada pasien dengan baik (62,7%) dan perawat
kelima yaitu empathy yaitu member perhatian yang tulus, dapat diartikan
sebagai usaha rumah sakit untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pasien
secara personil, hal ini dapat ditunjukkan pada sebagian besar pasien menyatakan
ruang rawat inap menyediakan waktu yang cukup untuk semua pasien dengan
baik (42,9%), perawat memberi perhatian khusus pada setiap pasien (45,9%),
signifikan seperti pada dimensi tangible 1 orang pada pernyataan tentang fasilitas
dan alat medis di ruangan (0,4%), pada dimensi reliability ada 5 orang yang terdiri
dari 2 orang (0,7%) pada pernyataan perawat bersikap simpatik dan meyakinkan
dimensi responsiveness ada 6 orang yang terdiri dari 4 orang (1,5%) pada
pernyataan perawat selalu bersedia untuk membantu pasien, dan 1 orang (0,4)
Untuk dimensi assurance ada 4 orang terdiri dari 2 orang (0,7%) pada pernyataan
perawat dapat meyakinkan pasien, 1 orang (0,4) pada pernyataan perawat bersikap
sopan pada pasien dan 1 orang (0,4%) pada pernyataan perawat mampu menjawab
pertanyaan pasien. Sedangkan dimensi empathy ada 11 orang yang terdiri dari 2
orang (0,7%) pada pernyataan ruang rawat inap menyediakan waktu yang cukup
untuk semua pasien, 3 orang (1,3%) pada pernyataan perawat memberi perhatian
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa secara umum dapat digambarkan
pasien rawat inap dan peneliti berasumsi bahwa semua perawat di ruang rawat
dengan kode etik dan standar profesi dan pelayanan yang telah ditetapkan,
Heather dalam Budiastuti (2002) dan Gillies (1989) bahwa kualitas pelayanan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang membentuk sikap dan
manusia, baik sakit maupun sehat agar mampu mengatasi kebutuhan kesehatannya
Kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan diperoleh hasil nilai rata-rata 0,73, menurut Hill (2006) termasuk dalam
kategori baik dengan interval nilai 0,61 – 0,80 Hal ini dapat dilihat dari
yang didukung oleh hasil jawaban pasien yang terdapat pada tabel 4.8. yaitu
pasien 50,7%, perawat melakukan tindakan dengan cepat pada pasien 45,1%,
relationship yang menjawab baik pada pernyataan bahwa perawat selalu berada di
sekitar pasien 54,9%, pasien merasa bebas bertanya pada perawat 51,1%, perawat
bersikap ramah pada pasien 54,9%, perawat memahami perasaan pasien 43,3%,
perawat mudah dijumpai ketika pasien ada masalah 46,6%, perawat menyediakan
44,0%, perawat memahami masalah pasien 45,9%, perawat cukup sabar dalam
menghadapi pasien 48,1%, pasien senang berbicara dengan perawat 52,6%, pasien
merasa lebih baik jika berbicara dengan perawat 50,0%, dan indikator educational
memberi petunjuk dengan akurat 44,8%, perawat selalu member penjelasan yang
pulang 50,0%.
sebagian besar perawat di RSUP H. Adam Malik Medan telah mampu mencapai
tujuan sesuai dengan perannya. Hanya saja memang masih terdapat juga perawat
sehingga beberapa pasien menyatakan sangat tidak puas atas pelayanan yang
diberikan perawat tetapi jumlahnya sedikit. Sekitar 1,9% pasien sangat tidak puas
0,7% perawat memberikan nasihat dengan baik, 0,7% perawat menguasai tentang
hal yang dijelaskannya, masih terdapat 0,4% perawat yang tidak tepat dalam
melakukan tindakan, 0,7% perawat tidak tenang dalam melakukan tindakan, 1,1%
perawat lambat dalam melakukan tindakan kepada pasien dan 0,4% perawat
ada yang belum maksimal tapi nilainya tidak signifikan sekitar 0,7 – 1,1%.
Dengan demikian pasien merasa senang dengan penjelasan perawat 52,6% dan
tugasnya dengan baik nilainya antara 0,4 – 1,9% pasien merasa tidak sangat puas.
Berdasarkan hasil pada tabel 4.10, maka diperoleh data distribusi frekwensi
kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu pada responden sebanyak 31 orang
(11,6%) dengan kategori sangat puas, 142 (53,0%) dengan kategori puas, 87 orang
(32,5) dengan kategori cukup puas, 6 orang (2,2%) dengan kategori tidak puas dan
inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori puas.
keperawatan sesuai dengan harapannya ketika mereka dirawat di rumah sakit. Jika
pasien merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang mereka peroleh ketika
dirawat di rumah sakit, maka akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap
harga dan member komentar yang baik tentang rumah sakit (Oliver, 2007) serta
yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan
dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Risser (1975) yang
Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan sangat
kecewa, tapi bila kinerja sesuai harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas
Kepuasan pasien adalah perasaan senang dan puas pasien karena terpenuhinya
2001). Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan keperawatan dikatakan
bermutu sedangka jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan
beberapa aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada pasien (Griffit, 1987),
antara lain:
d. Waktu,
pada data yang diperoleh peneliti maka dapat diketahui bahwa nilai p (=0,000)≤ α
kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap sebesar 0,831
tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam
Malik Medan. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepuasan
Semakin baik kualitas pelayanan keperwatan pada pasien, maka akan semakin
baik pula tingkat kepuasan pasien, dan sebaliknya jika kualitas pelayanan
keperawatan pada pasien kurang baik maka tingkat kepuasan pasien pun akan
berkurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian beberapa peneliti terdahulu,
yaitu hasil penelitian dan pengujian dengan Structural Equation Modelling (SEM)
memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien (Wiyono & Wahyudin, 2005). Hasil
pasien rawat jalan di RSUP Sanglah Denpasar. Supriyanti (2004), dengan judul
oleh pasien. Susi Andriani dan Sunarto (2009), diperoleh hasil penelitiannya
dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Badan Pelayanan Kesehatan RSUD
Kabupaten Magelang dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Chontawan (2011) diperoleh data bahwa total skor untuk harapan perawat
terhadap kualitas keperawatan adalah = 87,32 dan standar deviasi (SD) = 8.54.
88.11 dan SD = 9.14. Dimensi tertinggi yang diharapkan pasien dari kualitas
Hasil penelitian Akbar dan Parvez (2009) diperoleh data sebagai berikut :
bahwa pasien menemukan rumah sakit yang dipercaya. Nilai rata-rata kepuasan
pasien adalah M= 4,35 (SD = 0,43) menunjukkan bahwa pasien rumah sakit
sangat puas. Skor rata-rata dari loyalitas pelanggan adalah M= 4,53 (SD = 0,39)
hal ini menunjukkan bahwa pasien sangat setia pada rumah sakit tersebut. Secara
banyak pihak terutama pengelola rumah sakit yang dipandang sebagai sebuah
organisasi yang sangat kompleks karena banyaknya sifat dan jenis pelayanan
kesehatan yang harus ditangani dan tenaga kerja dari berbagai jenis profesi.
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai
keperawatan di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.
keberatan untuk mengisi kuesioner dengan alasan takut pelayanan yang diberikan
akan berubah, sehingga responden mengisi kuesioner dengan terpaksa dan tidak
jujur, alasan lain sudah bosan karena pasien sering dijadikan sebagai responden
oleh para praktisi kesehatan lain sehingga dalam pengisian kuesioner pasien
bersikap malas, asal mencontreng dan hasil isiannya homogen. Selain responden,
keterbatasan lain ada pada kuesioner terutama hasil terjemahan pada dimensi
penjelasan dari peneliti dan dilakukan tanya jawab dengan responden pada
kalimat yang belum dipahami dari pernyataan yang ada di kuisioner, hal ini
5.1. Kesimpulan
maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Adam Malik Medan termasuk kategori baik, dengan rata-rata kualitas pelayanan
(0,73).
terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik termasuk kategori puas, dengan rata-rata
kepuasan pasien rawat inap adalah 0,73. Hasil penelitian menunjukkan variabel
relationship (0,73).
3. Hasil uji hipotesis uji korelasi Spearman menunjukkan adanya pengaruh yang
kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik
Medan dengan p = 0,000 < p = 0,005 dan besar nilai koefisien korelasi antara
5.2 Saran
keperawatan dan kepuasan pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H.
Adam Malik Medan diharapkan tidak membuat puas dari pihak manajemen rumah
sakit karena masih banyak aspek pelayanan yang perlu ditingkatkan agar
pelayanan ruang rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan semakin diminati
kepuasan pasien seperti fasilitas umum dan khusus yang meliputi gedung,
area parkir, apotik, ruang rawat dan ruang tunggu yang nyaman, alat-alat
pasien terpenuhi.
keperawatan lebih baik dari RSUP H. Adam Malik Medan, seperti RSUP
bahkan bisa ke rumah sakit yang ada di Luar Negeri seperti di RS Singapura
profesi perawat maupun dengan profesi kesehatan lain yang bertugas di ruang
rawat inap.
formal dan non formal baik di kota Medan maupun di luar kota Medan seperti
pertanyaan, faktor responden cenderung tidak jujur dan menjawab apa adanya
karena berbagai alasan, maka untuk penelitian lebih lanjut mengenai kualitas
disamping itu diharapkan juga agar area yang diteliti dan dinilai oleh pasien agar
Akbar, M.M, & Pervez, N. (2009). Impact of Service Quality, Tryst and Customer
Satisfaction on Consumer Loyalty. ABC Journal. 29(1), 24 – 38.
Beaton, D.E., Bombardier, C., Guillemin, F., & Ferraz, M.B. (2000). Guidelines
for the Process of Cross-Cultural Adaption of Self-Report Measures. SPINE
Volume 25, Number 24, pp 3186-3191. Lippincott Williams & Wilkins,Inc.
Biering, P., Becker, H., Calvin, A., Grobe, S.J. (2006) . Casting light on the
concept of patient satisfaction by studying the construct validity and the
sensitivity of a questionnaire. International Journal of Health Care Quality
Assurance. Vol. 19 No. 3, 2006 pp. 246-258.
Gillies. D.A. (1989). Nursing Management. 2nd ed. W.B Saunders. New York.
Juran, M.J. (2001). Quality Management. Boston : McGraw – Hill Publishing Co.
Marsuli, MAG., Utarini, A. (2005). Mutu Pelayanan Pasien Peserta Askes dan
Umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol.08 No.1. Jakarta.
Rad, N. F, Som, M.A.P. and Zainuddin, Y. (2010). Service Quality and Patients’
Satisfaction in Medical Tourism.World Applied Sciences Journal, 10, 24 – 30
RSUP H. Adam Malik. (2011). Profil RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011.
Thamnopoulos, Y., Tzetzis, G., and Laios, S. (2011). The Impact of Service
Quality and Satisfaction on Customers’ Future Intentions, in the Sport
Spector’Context. ABC Journal, 29 (1), 2 - 12
Zeithmal, V. A., Berry, Leonard., L., and Parasuraman, A. (1996). The Behavioral
Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, 60, 31 – 46.
Instrumen Penelitian
Peneliti
(Informed Consents)
Peneliti:
Responden
( ………………………………)
Isilah pertanyaan berikut dengan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai
dengan pendapat saudara dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Identitas Responden
1. Initial : …………………………………………
2. Umur : ……. tahun
3. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
4. Alamat : …………………………………………
…………………………………………………………………………...
5. Pendidikan terakhir : □ Tidak sekolah □ SD
□ SLTP □ SLTA
□ Diploma □ Sarjana
A Tangibles
B Reliability
C Responsiveness
10 Perawat memberikan pelayanan yang cepat
11 Perawat selalu bersedia untuk membantu pasien
12 Perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan pasien
D Assurance
13 Perawat dapat meyakinkan pasien
14 Perawat bersikap sopan pada pasien
15 Perawat mampu menjawab pertanyaan pasien
E Empathy
16 Ruangan rawat inap menyediakan waktu yang
cukup untuk semua pasien
17 Perawat memberi perhatian khusus pada setiap
pasien
18 Perawat memperhatikan keluhan pasien
19 Perawat memahami kebutuhan setiap pasien
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan
2006 – 2012.
Sekarang.
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan
1. Tahun 1997 – 2000 : Perawat Pelaksana IGD RSUP H.Adam Malik Medan
2. Tahun 2003 – 2005 : Kepala Ruangan Rindu B RSUP H.Adam Malik Medan
Medan
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan
Izin Penelitian