Anda di halaman 1dari 3

● Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan

dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat
memahami dengan baik, memberikan izin, dan menyumbangkan dana supaya kegiatan
tersebut bisa terlaksana.
● Mempersiapkan Proposal:
1. Mengidentifikasi informasi penting
2. Melengkapi informasi dalam proposal secara lisan
3. Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan
4. Merancang sebuah proposal dengan memperhatikan tujuan, informasi, esensi.
● Proposal digunakan sebagai pengajuan, permohonan, atau penawaran
● Struktur Proposal:
1. Latar Belakang
- Bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi
pentingnya dilaksanakan suatu penelitian.
2. Masalah dan Tujuan
- Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan.
a. Masalah
b. Tujuan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
- Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan dua
manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari kegiatan yang akan
dilakukannya.
a. Objek
b. Jenis-Jenis kegiatan
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
- Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan.
a. Kerangka teoretis
b. Hipotesis
5. Metode
- Bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk
teknik-teknik pengumpulan data.
6. Pelaksana Kegiatan
- Bagian ini, dikemukakan informasi tentang personalia yang dapat diandalkan untuk
mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu.
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang Tersedia
- Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas-fasilitas tertentu.
a. Sarana
b. Peralatan
8. Keuntungan dan Kerugian
- Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan-keuntungan yang
akan diperoleh dari pekerjaan itu. Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul
menyampaikan juga kerugian yang akan dihadapi kelak.
a. Keuntungan-Keuntungan
b. Kemungkinan kerugian
9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
- Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan.
a. Waktu
b. Tempat
10. Anggaran Biaya
- Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul.
Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini
sehingga dapat meyakinkan penerima usul.
11. Datar Pustaka
12. Lampiran-Lampiran
● Proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan bakti sosial,
perlombaan, dan kegiatan-kegiatan sejenis lainnya.
● Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (bersifat fleksibel):
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian
7. Kerangka Penulisan Laporan
● Kebahasaan yang Menandai Proposal:
1. Pernyataan argumentatif
2. Pernyataan persuasif
3. Kata-kata teknis
4. Kata kerja tindakan
5. Kata pendeinisian
6. Kata perincian
7. Kata keakanan
● Argumen-argumen tersebut akan lebih menyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu
alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu.
● Fitur-fitur Kebahasaan Lainnya yang Menjadi Penanda Proposal:
1. Menggunakan banyak istilah ilmiah.
2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan. Kata-kata yang dimaksud, misalnya,
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan, mengamati,
melakukan.
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendeinisan, yang ditandai oleh
penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni.
4. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua,
ketiga.
5. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan,
direncakan.
6. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif).
● Penyusunan proposal bisa dilakukan melalui observasi lapangan atau membaca dari literatur.
● Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah fakta dan data yang
menjadi pusat penyusunan proposal, yaitu melalui:
1. Observasi langsung
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Melalui penyebaran angket
● Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan temuan-temuanmu itu
ke dalam sebuah proposal:
1. Lengkap, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai dari latar belakang
sampai bagian daftar pustaka.
2. Jelas, perhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan untuk proposal
sehingga proposal yang kamu buat itu mudah dipahami oleh pembacanya.
3. Menarik, perhatikan teknik penyajiannya sehingga penerima usul tertarik untuk
membacanya.
● Bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Bentuk Populer
- Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai
dalam media massa, seperti koran atau majalah.
2. Bentuk Semiformal
- Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul
b. kata pengantar
c. datar isi
d. pendahuluan
e. pembahasan
f. simpulan
g. datar pustaka
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan
biasa dan makalah.
3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Datar isi
f. Bab Pendahuluan
g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Simpulan dan rekomendasi
k. Datar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
● Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep
asalnya.
● Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan.

Anda mungkin juga menyukai