BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemenenterian kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan Tahun 2010-2014 yaitu
”Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” dengan melalui 4 visi yaitu : 1. Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2.
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan dan 4.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, kementerian kesehatan menetapkan strategi, yang salah
satunya adalah pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan melalui kerjasama nasional dan global; memantapkan peran masyarakat termasuk swasta
sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat dan mensinergikan system kesehatan modern dan asli Indonesia; menerapkan
promosi kesehatan yang efektif dengan memanfaatkan agent of change setempat; memobilisasi sector
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga dunia untuk
ikut serta merealisasikan tercapainya millennium development goals (MDGs). Dalam MDGS tersebut
kesehatan dapat dikatakan sebagai unsur dominan, karena dari delapan agenda MDGs, lima diantaranya
berkaitan langsung dengan kesehatan dan tiga yang lainnya berkaitan secara tidak langsung. Lima agenda
yang berkaitan langsung tersebut adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka
kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
dan yang terakhir melestarikan lingkungan hidup. Berkaitan dengan hal tersebut UU Kesehatan No.36
tahun 2009 mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Setiap orang berhak
atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya
yang ada di dalam bidang kesehatan dan disamping itu setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-
Ada 4 hal yang berkaitan erat atau yang dapat mempengaruhi status kesehatan 1. Prilaku, 2.
Lingkungan, 3. Keturunan dan 4. Pelayanan kesehatan. Seiring dengan hal tersebut diatas maka promosi
kesehatan hadir untuk berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan sumber daya setempat dan didukung oleh
kebijakan public yang berwawasan kesehatan atau dengan kata lain promosi kesehatan merupakan
tindakan untuk mempengaruhi prilaku kesehatan. Menolong dirinya sendiri artinya masyarakat mampu
berprilaku mencegah timbulnya masalah kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatannya serta
mampu pula mengatasi masalah kesehatan yang terlanjur terjadi. Kejadian masalah kesehatan banyak
Sejalan dengan itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bone akan melaksanakan pembinaan masyarakat
untuk menuju visi kementerian kesehatan dengan melalui pembinaan Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat. Salah satu UKBM yang menjadi prioritas adalah gerakan pramuka. Anggota pramuka saka bakti
husada yang nantinya dapat melakukan perubahan ketika terjung ke masyarakat yang pada akhirnya dapat
menggerakkan masyarakat untuk melakukan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun bentuk
kegiatan akan dilakukan adalah rekruitmen atau penggalangan anggota pramuka SBH, pelatihan dan
berbagai perlombaan hidup sehat. Disamping dari pada itu untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat
juga dilakukan pameran SBH, perkemahan atau kegiatan sejenis yang dapat menggerakkan masyarakat
Namun untuk melakukan hal tersebut diatas masih ditemukan berbagai kendala diantaranya belum
adanya sekertariat di Kabupaten ataupun di kecamatan, sarana atau alat transport yang terbatas, sarana
atau peralatan peraga belum ada, biaya pembinaan yang tidak ada.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Gerakan Saka Bakti Husada di
2. TUJUAN KHUSUS
b. Melakukan sosialisasi Saka Bakti Husada di SMP dan SMA di Kab. Bone
d. Melakukan perlombaan Prilaku Hidup Bersih Sehat Saka Bakti Husada di Kab. Bone
HASIL KEGIATAN
A. Pameran SBH
Pameran Saka Bakti Husada dilaksanakan di Bumi Perkemahan Desa Lanca Kecamatan Tellu
Siattinge Kabupaten Bone pada bulan Agustus 2010 yang lalu. SBH membuat satu stand kemudian
memasang berbagai foto kegiatan yang pernah di lakukan sebelumnya. Pameran tersebut berlangsung
selama lima hari dengan biaya dari anggota SBH itu sendiri dan Dinas Kesehatan hanya memfasilitasi
dengan memimjamkkan kendaraan roda empat dan menyewakan stand besi. Pada pameran tersebut
ada lebih dari seratus pengunjung dan mereka pada saat melihat pemutaran film hasil kegiatan SBH
merasa kagum. Pengunjung tersebut bukan hanya dari kalangan siswa akan tetapi juga tamu dari
masyarakat umum.
Melalaui pameran tersebut diharapkan gerakan SBH dapat dikenal oleh masyarakat luas serta
dapat memberikan informasi awal kepada siswa tentang kegiatan pramuka SBH. Pada saat kegiatan itu
anggota SBH membicarakan agenda selanjutnya untuk merangkul atau melakukan rekruitmen kepada
B. Orientasi Ruangan
Orientasi ruangan di lakukan di dua jenis tempat. Dua jenis tempat tersebut antara lain kantor
Dinas kesehatan kabupaten Bone dan SMA I Ulaweng dan SMA I Amali. Orientasi ruangan di Dinas
Kesehatan dapat dilakukan setiap akhir pekan pada hari sabtu dan minggu namun orientasi rungan di
Orientasi ruangan ini melibatkan pengurus SBH dari tingkat Kabupaten bekerjasama dengan
pengurus ranting SBH yang ada pada tingkat kecamatan serta UPTD kesehatan di kecamatan tersebut.
Arahan serta pembukaan biasanya dilakukan oleh perwakilan pengurus dari tingkat Cabang atau
Kabupaten serta materi krida dibawakan oleh petugas UPTD Kesehatan serta materi kepramukaan
diberikan oleh para pamong SBH. Dalam hal pembiayaan yang dipakai pada saat orientasi ruangan di
Tujuan dari orientasi ruangan ini adalah untuk memberikan ilmu tentang kesakaan dan
kekridaan SBH kepada anggota lama maupun yang baru saja bergabung dengan gerakan SBH.
Menambah wawasan berpikir tentang prilaku hidup sehat secara pribadi maupun keluarga serta
masyarakat.
C. Orientasi Lapangan
Salah satu strategi untuk meningkatkan keakraban antara sesama anggota SBH adalah dengan
melakukan orientasi lapangan. Tujuan orientasi lapangan itu adalah untuk melakukan praktek terhadap
ilmu yang pernah didapatkan pada saat orientasi ruangan. Jadi pada akhirnya diharapkan anggota SBH
Yang berhak ikut pada orientasi lapangan adalah anggota SBH yang sudah terdaftar dan telah
mendapatkan izin dari sekolahnya serta orang tuanya. Pada kegiatan tersebut juga diharapkan kepada
anggota SBH untuk dapat melakukan sosialisasi cara hidup sehat kepada masyarakat disekitarnya.
Orientasi lapangan ini biasanya di lakukan selama 2 sampai 3 hari di suatu lokasi perkemahan.
Kegiatan ini termasuk salah satu dalam agenda kegiatan orientasi lapangan. Hal ini ditinjau
langsung oleh pihak Dinas Kesehatan beserta Pengurus puskesmas. Survey ini diharapkan mampu
membuat masyarakat mengerti dampak dari rumah yang memiliki banyak jentik. Selain itu, dengan
bantuan anggota SBH masyarakat bisa mendapatkan abate secara gratis. kegiatan ini dilaksanakan
Kegiatan dilaksanakan hanya beberapa jam dengan pembinaan materi dasar tentang
D. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebelum melakukan rekruitmen anggota baru pada suatu
instansi pendidikan yaitu SMA 1 Ulaweng dan SMA 1 Amali. Sosialisasi ini diharapkan mampu
menggalang anggota baru untuk bergabung menjadi anggota SBH. Belum ada materi khusus yang
diberikan tentang kecakapan namun hanya materi umum tentang keuntungan dan kelebihan SBH.
Sosialiasasi ini hanya berlangsung setengah hari. Anggota yang mengadakan sosialisasi tersebut
adalah utusan pengurus sangga SBH tingkat Kabupaten yang telah dianggap cakap untuk pekerjaan
tersebut. Anggota yang ikut pada kegiatan ini terbatas karena kegiatan sekolah juga sangat menjadi
pertimbangan. Anggota yang dianggap cakap adalah anggota yang telah bergabung menimal satu tahun
E. Reruitmen
Rekruitmen adalah proses pendaftaran anggota baru SBH, anggota baru adalah anggota yang
belum pernah terlibat dalam proses atau kegiatan SBH. Anggota yang pernah menjadi anggota di
tempat lain (SBH dari Kabupaten lain) tidak termasuk anggota baru sehingga kecakapan yang dimilikinya
adalah tetap menjadi haknya namun tetap juga harus didaftar ulang (namun bukan anggota baru tapi
pindahan).
Kegiatan rekruitmen ini berlangsung secara terus-menerus atau dapat melakukan pendaftaraan
anggota sepanjang tahun berjalan. Kegiatan rekruitmen dilakukan oleh anggota lama atau yang masuk
dalam struktur kepengurusan SBH dan selanjutnya akan dibuatkan identitas keanggotaan.
F. Kegiatan Bakti
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memasyarakatkan cara merawat gigi dan menggunakan
berbagai produk yang sehat untuk kesehatan gigi dan mulut. Dalam pelaksanaannya digerakkan
langsung oleh Dewan Saka Bakti Husada untuk terjun kemasyarakat karena merupakan salah satu
agenda Dewan Saka. Kegiatan bakti ini dilaksanakan di Desa Lampoko tepatnya di SD 5/81 Lampoko.
Kegiatan ini ditujukan untuk mengajarkan cara merawat gigi dan mulut sejak usia dini sehingga
nantinya sudah mampu berpola hidup sehat. Hal ini mendapatkan tanggapan yang cukup baik oleh
warga setempat karena selain mendapat pembinaan dari anggota SBH mereka juga mendapat
Dalam rangka memperingati hari HIV/AIDS tanggal 1 desember 2010. Dewan saka membagikan
pin dan pamflet tentang upaya pencegahan HIV/AIDS kepada setiap pengguna jalan raya saat
Kegiatan ini bertujuan untuk memperingatkan kepada masyarakat akan bahaya HIV/AIDS dan cara
Kesehatan merupakan kegiatan rutin anggota SBH kerjasama dengan pegawai Dinas Kesehatan
Kabupaten Bone. Buka puasa, disamping mengadakan buka puasa untuk anggota SBH juga
membagikan makanan dan minuman kepada pengguna jalan atau masyarakat umum.
Dana kegiatan ini bersumber dari swadaya anggota SBH dan sumbangan sukarela oleh pegawai
Dinas Kesehatan serta UPTD kesehatan Kabupaten Bone. Dana yang terkumpul sekitar Rp. 1.800.000,
dana tersebut dapat membiayai peserta buka sebanyak 300 orang. Dengan buka puasa nasi dengan ikan
Pendidikan kepramukaan SBH dilakukan secara rutin pada akhir pekan aula Dinas Kabupaten
Bone. Pada kegiatan ini akan diberikan materi tentang kesehatan termasuk materi kecakapan khusus.