Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alvian Rama Fahrizal

NPM : 150510200034
Kelas : Toksikologi Lingkungan dan Produk Pertanian – B
Teknik Pengendalian dan Pengelolaan Pencemaran pada Produk Pertanian (pangan)
Suatu hasil yang diperoleh dari lahan pertanian dalam waktu tertentu biasanya diukur
dengan satuan berat ton atau kg menandakan besar potensi komoditi pertanian disebut sebagai
produk pertanian. Produk pertanian dibagi menjadi 2 macam yaitu pangan dan non pangan.
Pangan sendiri diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku angan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Sedangkan non pangan adalah tanaman pertanian yang dimanfaatkan selain untuk bahan
pangan manusia dan pakan ternak.
Pengolahan hasil pertanian merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan nilai
tambah, memperpanjang masa simpan dan edar, serta memperluas jangkauan pemasaran. Saat
ini pengolahan pangan banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dengan skala kecil dan
menengah baik di perkotaan maupun di perdesaan. Agroindustri perdesaan yang terlibat dalam
industri makanan dan minuman skala kecil dan rumah tangga berperan dalam penyerapan
tenaga kerja dan penciptaan nilai ou tput dan nilai tambah. Pangan adalah kebutuhan kebutuhan
pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar
agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : "Food include
all substances, whether in a natural state or in a manufactured or prepared form, which are part
of human diet." Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat -obatan dan
substansi substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. Pangan selalu melibatkan
manusia dalam setiap . tahapan produksinya. Setiap pangan yang baik bila kita memilihnya
memperhatikan aspek keamanan, kemurnian dan hygienisnya. Keamanan pangan merupakan
syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua manusia.
Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri
pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan
yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Upaya dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi pangan yang sehat dan
higienis bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia dan benda lainnya dapat dilakukan dengan
cara sanitasi. Sanitasi adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu yaitu mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat konsumsi. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk
menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, dan
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.
Ruang Pengolahan yang bersih dan dipelihara dengan baik akan menjadi tempat yang
higienis sekaligus menyenangkan sebagai tempat kerja. Ruang pengolahan seperti itu juga
dapat menimbulkan citra (image) yang baik bagi produsen pengolah pangan. Sanitasi ruang
pengolahan dapat diupayakan dengan pembersihan secara rutin, diikuti aplikasi sanitaiser
apabila diperlukan. Makanan yang tercecar di lantai harus segera dibersihkan. Lantai harus
disapu dan dipel setiap hari dengan cairan sanitaiser. Dinding dan langit-langit dibersihkan
sekurang-kurangnya 1 bu Ian sekali. Sistem pembersihan yang dapat diaplikasikan adalah
pembersihan dengan busa (Jenie, 1996) Metode ini merupakan metode pembersihan secara
mekanik yang paling banyak dipilih, karena aplikasi busa yang mudah dan cepat, sangat cocok
diterapkan pada pembersihan ruangan maupun peralatan pengolahan yang berukuran besar,
bagian dalam dan luar dari peralatan transportasi, langit-langit, dinding dan saluran pipa,
belt/konveyordan wadah-wadah penyimpanan. Terdapat dua hal yang menentukan dalam
menciptakan ruang pengolahan yang saniteryaitu lokasi, konstruksi ruang pengolahan dan tata
letaknya (lay out). Lokasinya tidak berada di pemukiman padat, berada pada daerah yang aman
dari banjir atau genangan. Konstruksi dapur sebaiknya menghindari terbentuknya sudut-sudut
dan celah mati yang sulit dibersihkan. Bagian ruangan seperti itu kemungkinan besar akan
menjadi tempat akumulasi kotoran atau tempat bersarangnya serangga dan hewan pengerat.
Ruang pengolahan makanan juga harus memiliki pemisah fisik antara ruang bersih dan ruangan
kotor

Anda mungkin juga menyukai