Anda di halaman 1dari 2

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Perlindungan bagi korban revenge porn penting karena berkaitan dengan
belum tersedianya aturan hukum yang dapat memberikan perlindungan
secara khusus terhadap korban Kekerasan Seksual Berbasis Gender Online
(KBGO), khususnya dalam kasus revenge porn. Bersamaan dengan itu,
kondisi korban yang takut untuk melaporkan penderitaan yang dialaminya
kepada pihak berwajib yang disebabkan oleh adanya beberapa ketentuan
dalam perundang-undangan yang dinilai dapat turut menjerat atas perbuatan
korban dalam kasus revenge porn. Korban revenge porn dan KBGO
semacamnya memerlukan bentuk perhatian dan perlindungan khusus yang
tidak dapat disamakan dengan bentuk perlindungan bagi korban kejahatan
lainnya. Kasus ini dapat mengakibatkan dampak gangguan mental yang
tidak sederhana bagi korban yang mengalaminya, sehingga kondisi saat ini
sangat memerlukan adanya aturan khusus yang dapat memberikan payung
hukum bagi korban revenge porn dan jenis KBGO lainnya.
2. Perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana pornografi balas
dendam (revenge porn) dalam hukum positif di Indonesia hingga saat ini
masih belum seutuhnya dalam memberikan perlindungan yang secara
khusus diperuntukan bagi korban revenge porn. Bentuk perhatian dan
perlindungan yang diberikan kepada korban cenderung hanya sebatas
mengedepankan pemberian sanksi kepada pelaku sesuai ketentuan pidana
yang telah diatur dalam Undang-Undang Pornografi dan Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik, serta pada Undang-Undang
Perlindungan Saksi dan Korban memuat aturan bagi korban secara umum,
termasuk korban kejahatan kekerasan seksual yang meminta bantuan dari
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
commit to user

60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Saran
Adapun berdasarkan hasil analisa dan simpulan yang telah dikemukakan,
maka penulis bermaksud untuk mengajukan saran yang antara lain sebagai
berikut:

1. Hukum yang telah ada dan dinilai tidak mencukupi kebutuhan atas
perlindungan terhadap korban KBGO dan revenge porn, menjadi wujud
nyata bahwa Negara Indonesia memerlukan aturan hukum baru yang dapat
mengupas tuntas permasalahan yang telah sampai pada tahap global.
Permasalahan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum sekaligus norma
kesusilaan dengan adanya teknologi yang memfasilitasi kejahatan
kekerasan seksual jenis ini, termasuk kasus pornografi balas dendam yang
hingga saat ini semakin marak terjadi di masyarakat. Perlunya pembaharuan
hukum pidana kaitannya dengan kekerasan seksual dan perlindungan data
pribadi yang diharapkan dapat menanggulangi kasus-kasus yang telah ada
sekaligus memberikan perlindungan dan pemulihan terhadap korban yang
hak-haknya telah dirugikan.
2. Penegakan hukum pidana agar mencapai keadilan tidak terlepas dari
peranan para penegak hukum yang memerankan rangkaian instrumen
hukum positif. Sejalan dengan itu, maka perlu kehati-hatian para penegak
hukum untuk menghindari kekeliruan dalam menjatuhkan hukuman atau
keliru dalam menyematkan status “pelaku” dalam suatu tindak pidana.
Perlunya perhatian khusus dari para penegak hukum dalam menangani
korban tindak pidana dan mengupayakan hak-hak korban untuk lebih
diutamakan. Bentuk perhatian khusus terhadap korban perlu dilakukan
karena dalam suatu tindak pidana, korban seringkali dianggap telah
mendapat keadilan sebatas telah dijatuhinya sanksi yang diberikan kepada
pelaku.

commit to user

61

Anda mungkin juga menyukai