Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POLA TRASNPORTASI DALAM

DISTRIBUSI BATU BARA DI PROVISI JAMBI

DOSEN PEMBIMBING :

NURMAN JAMAL, S.T.,M.M.,M.S.I.

DISUSUN OLEH :

Muhammad Ardiansyah F1G221002

Muhamad Teguh Sanjaya F1G221004

Imeliya Kurnita Sari F1G221006

Dewi Agustin F1G221016

M.Ilham F1G221020

Mamta Faradiela Shandy Darham F1G221064

Adelia Fariska Hapsari F1G221072

Ade Nehemia Simanjuntak F1G221074

Aidil Adithea Rahman F1G221076


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan kasih sayang-Nya, tugas ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Selanjutnya salawat serta salam penuilis persembahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW pemimpin umat/pembawa ajaran Risalah Tauhid ke muka bumi,
Amin
Adapun judul yang diangkat di dalam penulisan tugas ini yaitu: Pola
Transportasi dalam Distribusi Batu Bara di Provinsi Jambi.
Besar harapan dari hasil tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua bagi
yang membutuhkan sebagai penambahan wawasan. Dalam penyelesaian tugas ini,
penulis banyak mendapat masukan/ bantuan dari pihak-pihak terkait berupa
literatur, data lapangan, informasi dan lain-lain.
Segala bantuan, bimbingan, petunjuk dan sran dari semua pihak semoga
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis menyadari tak
ada gading yang tak retak, begitu pepatahi mengatakan. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami pelukan, demi penyempurnaan tugas ini.

ii
LEMBARAN KETERANGAN SELESAI TUGAS

Dengan ini mengesahkan tugas hidrologi kelompok II yang berjudul


tekanan hidrostatis pada zat cair dan bidang lengkung.

No NAMA NIM
1 Muhammad Ardiansyah F1G221002
2 Muhamad Teguh Sanjaya F1G221004
3 Imeliya Kurnita Sari F1G221006
4 Dewi Agustin F1G221014
5 M.Ilham F1G221020
6 Mamta Faradiela Shandy Darham F1G221064
7 Adelia Fariska Hapsari F1G221072
8 Ade Nehemia Simanjuntak F1G221074
9 Aidil Adithea Rahman F1G221076

Disahlan oleh,

NURMAN JAMAL, S.T.,M.M.,M.S.I.

iii
DAFTA ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN SELESAI TUGAS ...................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ................................................................................... 1
1.2. Manfaat .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
1.5. Batas Pembahasan ............................................................................. 3
BAB II TEORI PENDUKUNG
2.1. Definisi-Definisi ................................................................................ 4
2.2. Perencanaan Transportasi Empat Tahap............................................ 4
2.3. Tujuan Perencanaan Transportasi ...................................................... 5
2.4. Manajemen Transportasi ................................................................... 6
2.5. Peranan Transportasi ......................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Peranan Transportasi Dalam Distribusi ............................................. 10
3.2. Jalur Distribusi ................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 12
4.2 Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Provinsi Jambi memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat potensial,
baik yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Apabila disoroti pada
sumber daya geologinya, Provinsi Jambi memiliki potensi baik dari minyak dan gas
alam, panas bumi (geothermal), dan batu bara. Batu bara merupakan penyumbang
devisa yang cukup besar bagi pendapatan negara dimana Provinsi Jambi adalah
salah satu lumbung produksinya. Menurut Kementerian ESDM, melalui Peta
Potensi Energi di Indonesia (2004), Provinsi Jambi memiliki potensi batu bara yang
belum dieksplorasi sebanyak 788.65 juta ton yang tersebar di beberapa kabupaten,
antara lain: Bungo, Tebo, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, Batanghari, dan Muaro
Jambi. Batu bara merupakan bahan tambang utama di Provinsi Jambi, di samping
minyak bumi dan gas.
Dibalik kontribusi finansial untuk Daerah, ternyata batu bara juga
menimbulkan permasalahan yang kompleks di Provinsi Jambi, yaitu dari sisi
pengangkutannya dari mulut tambang ke stockpile. Truk pengangkut batu bara yang
berjumlah ratusan bergerak dari wilayah tambah di beberapa kabupaten yang berada
di area Barat Jambi menuju pelabuhan di Timur Jambi mengakibatkan iringan
kendaraan batu bara. Iringan kendaraan terjadi karena beda karakteristik kendaraan
dan perilaku yang melintas di ruas jalan. jalan raya Ma Tembesi-Ma bulian yang
merupakan jalan arteri di Provinsi Jambi. Volume kendaraan batu bara yang tinggi
menyebabkan terjadinya iringan kendaraan batu bara.
Iringan (Platoon) adalah kondisi lalu lintas bila kendaraan bergerak dalam
antrian dengan kecepatan yang sama karena tertahan oleh kendaraan yang didepan,
kondisi seperti ini sering terlihat diruas jalan Kab. Sarolagun - Merangin,
berdasarkan survei pendahuluan kendaraan truk batu bara kebanyakan beriringan
pada jam 18.00 WIB – 00.00 WIB dengan 2 sampai 5 truk batu bara per iringan,
dari informasi supir truk batu bara yang diwawancarai saat survei pendahuluan
alasan kenapa terjadinya iring-iringan tersebut yaitu ketika terjadi kerusakan pada
salah satu mobil truk batu bara akan dibantu oleh rekan supir truk batu bara lainnya.

1
Namun disisi lain dengan kondisi adanya iring-iringan kendaraan batu bara yang
terjadi diruas jalan Kab.Sarolagun-Merangin mengakibatkan terganggunya jarak
pandang mendahului serta keterlambatan kendaraan lain untuk mencapai tujuan
dikarenakan kendaraan truk batu bara memiliki kecepatan yang sangat lambat
karena adanya muatan batu bara.
Jarak pandang merupakan salah satu komponen dasar pada perencanaan
geometrik jalan jalan raya harus mempunyai jarak pandang mendahului yang
memadai apabila terdapat pertimbangan efisiensi panjang jalan disamping unsur
keselamatan. Jarak pandang mendahului dibutuhkan agar kendaraan dapat
melakukan gerakan menyiap atau mendahului kendaraan lain dengan aman. Studi
ini menganalisis waktu tempuh mendahului dengan mengadopsi dari sampel
beberapa iringan kendaraan batu bara. Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
maka penting dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Waktu Tempuh
Mendahului Iring-iringan kendaraan truk batu bara (studi kasus: Jl. Kab. Sarolagun-
Merangin)”.

1.2. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang tertulis di atas, maka manfaat dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk dapat mengetahui pengaruh transportasi terhadap produksi batu bara di
daerah Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin.
2. Dengan adanya sarana angkutan yang sesuai, sehingga dapat mengatasi
permasalahan berkaitan dengan produksi batu bara.
3. Manfaat bagi fakultas Saint dan Teknologi khususnya pada Prodi Teknik Sipil
di bidang transportasi.
4. Manfaat bagi Pemerintah adalah sebagai masukan dalam managemen lalu
lintas dalam perencanaan jalan raya dan managamen lalu lintas.

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Mengetahui pengaruh transportasi terhadap produksi batu bara di daerah
Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin.

2
2. Mengetahui sarana angkutan yang sesuai, sehingga dapat mengatasi
permasalahan berkaitan dengan produksi batu bara.

1.4. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusuan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh transportasi terhadap produksi batu bara di daerah
Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin?
2. Bagaimana sarana angkutan yang sesuai, sehingga dapat mengatasi
permasalahan berkaitan dengan produksi batu bara?

1.5. Batas Pembahasan


Penelitian ini membatasi pada permasalahan sebagi berikut agar tidak
menyimpang dari tujuan yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan di jalan arteri primer dengan jarak 1 km dan
untuk menentukan kecepatan kendaraan batu bara hanya jarak 200 m. (ruas
jalan raya kab. Sarolagun - merangin, Provinsi Jambi) dengan lokasi tepatnya
di depan masjid Rahmatullah RT. 04 Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian,
Kabupaten Batang Hari.
2. Waktu pengambilan data akan dilakukan selama tiga hari di jam Operasi
kendaraan batu bara sesuai surat edaran gubernur jambi yaitu pada pukul 18.00
WIB – 06.00 WIB.

3
BAB II

TEORI PENDUKUNG

2.1. Definisi-Definisi
Transportasi adalah perpindahan orang atau barang darì suatu tempat ke
tempat lainya dengan atau tanpa mengunakan modal transpor. Transportasi atau
pengangkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau
mesin.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial di mana individu-
individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan penawaran dan pertukaran produk yang bernilai.
(Kotler, 1998 ),
Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Seseorang atau sebuah
distributor adalah perantara yang menyalurkan produk darì pabrikan
(Manufacturer) ke pengencer (Retailer). Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada
beberapa orang atau ke beberapa tempat. Arti lain dari distribusi adalah pembagian
barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat) oleh pemerintah
kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya.

2.2. Perencanaan Transportasi Empat Tahap

2.2.1 Bangkitkan Perjalanan /Pergerakan (Trip Generation)


Bangkitlah perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah Perjalanan
/ Pergerakan / Lalu Lintas yangdibangkitkan oleh suatu Zona (kawasan) persatuian
waktu.
Bangkitan perjalanan merupakan tahapan pemodelan trasportasi yang
bertugas untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah perjalanan yang berasal
(meningalkan) dari suatu zona dan jumlah perjalanan yang datang (menuju) ke
suatu zona pada masa mendatang (tahun perencana) persatuan waktu.

2.2.2 Sebaran Perjalanan (Trip Distribution)


Sebaran perjalanan merupakan jumlah (banyaknya) perjalanan yang

4
bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya
jumlah perjalanan yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya
berasal dari sejumlah zona asal.

2.2.3 Pilihlah Moda Trasportasi (Moda Choice /Moda Split)


Merupakan tahapan proses perencanaan angkutan yang bertugas untuk
menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah orang dan barang
yang akan mengunakan atau memilih berbagai moda trasportasi yang tersedia untuk
melayani suatu titik asal-tujuan. tertentu.

2.2.4 Pilihan Rute / Pembebanan Jaringan Lalu Lintas (Route choice/Traffic


Asigment)
Bertujuan untuk memodelkan perilaku pelaku perjalanan dalam memilih
rute yang menurutnya rute terbaik, dalam hal ini sejumlah tertentu arus perjalanan
di bebankan ke ruas-uas jalan tertentu dalam jaringan jalan yang menghubungkan
sepasang zona tujuan.

2.3. Tujuan Perencanaan Transportasi


Dari waktu ke waktu, objek yang diangkut selalu bertambah, hal ini
disebabkan terjadinya:
1. pertambahan penduduk
2. pertambahan urbanisasi
3. pertambahan produk barang-barang ekonomi
4. pertambahan pendapatan/kesejahteraan
5. perkembangan wilayah
6. pertumbuhan pusat-pusat kegiatan
7. pertambahan keinginan untuk melakukan perjalanan
Adanya pertambahan beban tersebut dengan sendirinya akan menuntut
pertambahan alat pendukungnya (sarana transportasi). Jika hal ini tidak diantisipasi
sejak dini, di massa mendatang dapat terjadi masalah yang tidak kita inginkan yaitu
terjadinya ketidak keseimbangan antara kebutuhan transportasi yang dicerminkan
oleh pertambahan-pertambahan tersebut diatas dengan ketersediaan alat pendukung
proses pindah (ketersediaan sistem transportasi). Persoalan ini jelas akan
menimbulkan akibat berantai yang rumit dan kompleks diantaranya:

5
1. kemacetan, tundasan, kecelakaan, dan kesemrawutan lalu-lintas
2. sulitnya suatu kawasan berkembang
3. tingginya biaya ekonomi yang terjadi
Akhirnya, suatu kawasa seperti kota, wilayah, pusat industri, pusat bisnis
dan pemukiman akan menjadi kawasan mati yan tidak bisa didiami. Untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana yang tersebut
diatas, dilakukanlah tindakan-tindakan berupa perencanaan dan pengembangan alat
pendukung poses pindah (sistem transportasi) demi mencapai kondisi yang ideal
(seimbang).
Tujuan dari perencanaan transportasi dapat diformulasikan seperti berikut:
1. mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa
yang akan datang (tindaka preventif)
2. mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada
3. melayani kebutuhan transportasi seoptimum dan seseimbang mungkin
4. mempersiapkan tindakan/kebijakan untuk tanggap pada keadaan di masa depan
5. mengoptimalkan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada, yang juga
mencangkup penggunaan dana yang terbatas seoptimal mungkin, demi
mencapai tujuan atau rencana yang maksimal

2.4. Manajemen Tranportasi


Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang atau manusia dari tempat
asal ke tempat tujuan. Dalam hal ini terlihat 3
hal yaitu muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat
angkutannya dan jalanan yang dapat dilalui. Transportasi merupakan salah satu
sarana penunjang untuk pengembangan baik ekonomi, sosial, budaya maupun
pemerintahan. Peran transportasi itu pun sungguh sangat penting untuk saling
menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran
dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen.
Nilai yang diberikan oleh transportasi adalah berupa nilai tempat (placity
utility) dan nilai waktu (time utilty). Kedua nilai ini diperoleh jika barang yang
diangkut ke tempat dimana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada
waktunya
Peranan transportasi tidak hanya untuk·melancarkan arus barang dan

6
mobilitas manusia. Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian
sumber-sumber ekonomi secara optimal. Transportasi berfungsi sebagai sektor
penunjang pembangunan(The Promotion Sector) dan pemberi jasa (The Servicing
Sector) bagi perkembangan ekonomi.

2.5. Peranan Transportasi


Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat,
pembangunan ekonomì, sosial, budaya dan politik suatu negara. pengangkutan
merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi Negara yang bisa
mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi.

2.2.1 Transportasi dan Kehidupan Masyarakat


Transportasi bermanfaat bagi masyarakat dalam arti hasil-hasil produksi dan
bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada perusahaan industri. Hasil-hasil
barang jadi yang diproduksi oleh produsen kepada masyarakat atau perusahaan
yang bergerak di bidang pemasaran. Untuk mengangkut bahan baku dan barang-
barang jadi dibutuhkan jasa-jasa transportasi (darat, laut, udara).
Selain itu transportasi melaksanakan penyebaran penduduk dan pemerataan
pembangunan. Penyebaran penduduk ke seluruh pelosok tanah air di Indonesia
menggunakan berbagai jenis moda tranportasi.
Dalam Repelita tahap II yang merupakan pembangunan tinggal landas (take
off), peranan transportasi teramat penting, terutama untuk wilayah Indonesia bagian
timur. Moda transportasi yang banyak digunakan nanti ialah pengangkutan melalui
laut dengan mempergunakan kapal-kapal barang (chargo ship) disamping
memanfaatkan kapal-kapal penumpang (pessanget ship).

2.2.2 Produksi Batu Bara


Provinsi Jambi memiliki potensi batu bara yang berlimpah. Berdasarkan
harga batu bara acuan bulan Desember 2022, sebesar USD 281,48 per ton, nilai
produksi batu bara Jambi hingga akhir 2022 terealisasi senilai Rp 70 Triliun.
Jumlah produksi batu bara Jambi sejak Januari hingga November 2022
tercapai 17,3 juta ton. Angka ini sebenarnya masih jauh di bawah kuota yang
diberikan Kementerian ESDM yaitu 42 juta ton untuk tahun 2022 yang jika
dirupiahkan nilai produksinya mencapai Rp 163 Triliun.

7
Harry Endria, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jambi mengatakan, tidak
tercapainya quota produksi batu bara Jambi bukan karena cadangan batu baranya
yang minim. Secara prinsip, Provinsi Jambi sebenarnya memiliki cadangan yang
sangat berlimpah, sekitar 1,9 miliar ton dan masih bisa untuk 100 tahun lagi.
Kendala produksi salah satunya yaitu terkait transportasi. Perusahaan batu
bara di Jambi masih belum memiliki jalan khusus, masih menggunakan jalan
nasional yang terakhir menimbulkan banyak polemik, mulai dari kemacetan hingga
kerusakan jalan.
Hasil survei Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) tahun 2020-2022 pada ruas
Jalan Nasional yang dilalui oleh angkutan batu bara di Jambi, menunjukan bahwa
telah terjadi kenaikan jumlah kendaraan sebesar 197,85%. Lonjakan angkutan batu
bara ini telah pula membuat anggaran yang dibutuhkan membengkak hingga Rp
533 Miliar. Hal ini terungkap saat kunjungan Kerja Spesifik Komisi V ke
Kabupaten Batanghari. Dari total panjang jalan nasional yang ada di Provinsi Jambi
yaitu sepanjang 1.318,9 Kilometer, 603,4 Km dilalui oleh angkutan batu bara.
Over Dimension adalah kondisi dimana dimensi pengangkut kendaraan
tidak sesuai dengan standar produksi dan ketentuan peraturan, sedangkan Over
Load adalah suatu kondisi dimana kendaraan mengangkut muatan yang melebihi
batas beban yang ditetapkan. ODOL nyaris terjadi setiap hari pada hampir 50 persen
jalan nasional di Provinsi Jambi. Angkutan batu bara ini parkir sepanjang jalan
nasional di wilayah Sarolangun-Tembesi-Muara Bulian-Kota Jambi-Talang Duku.
Adapun ruas jalan nasional yang dilalui angkutan batu bara Jambi tersebar
di lima kabupaten dan kota dalam Provinsi Jambi. Mulai dari ruas jalan Sp.
Tembesi-Sp. Niam- Tebo- Muara Bungo sepanjang 167,8 km. Kemudian ruas
Sarolangun-Bangko-Muara Bungo- Bts. Prov. Sumatera Barat sepanjang 212,4 km
Dan ruas Sarolangun-Sp. Tembesi- Muara Bulian-Kota Jambi-Pelabuhan Talang
Duku sepanjang 223,3 km.

2.2.3 Spesifikasi Wilayah Secara Geografis


Tiap-tiap daerah mempunyai kekhususan dalam arti spesifikasi yang
berbeda untuk masing-masing daerah dan wilayah.
Contohnya adalah hasil batu bara daerah Jambi terutama daerah Sarolangun
dan Merangin yang berbeda untuk tiap daerah. Hasil-hasil suatu daerah yang

8
dikarenakan spesifikasi wilayah secara geografis, maka dapat dijual atau dipasarkan
bila tersedia alat pengangkutan yang sesuai dan memadai untuk masing-masing
daerah.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Peranan Transportasi Dalam Distribusi


Provinsi Jambi memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat potensial,
baik yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Apabila disoroti pada
sumber daya geologinya, Provinsi Jambi memiliki potensi baik dari minyak dan gas
alam, panas bumi (geothermal), dan batu bara. Batu bara merupakan penyumbang
devisa yang cukup besar bagi pendapatan negara dimana Provinsi Jambi adalah
salah satu lumbung produksinya. Menurut Kementerian ESDM, melalui Peta
Potensi Energi di Indonesia (2004), Provinsi Jambi memiliki potensi batu bara yang
belum dieksplorasi sebanyak 788.65 juta ton yang tersebar di beberapa kabupaten,
antara lain: Bungo, Tebo, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, Batanghari, dan Muaro
Jambi. Batu bara merupakan bahan tambang utama di Provinsi Jambi, di samping
minyak bumi dan gas.
Dibalik kontribusi finansial untuk Daerah, ternyata batu bara juga
menimbulkan permasalahan yang kompleks di Provinsi Jambi, yaitu dari sisi
pengangkutannya dari mulut tambang ke stockpile. Truk pengangkut batu bara yang
berjumlah ratusan bergerak dari wilayah tambah di beberapa kabupaten yang berada
di area Barat Jambi menuju pelabuhan di Timur Jambi mengakibatkan iringan
kendaraan batu bara. Iringan kendaraan terjadi karena beda karakteristik kendaraan
dan perilaku yang melintas di ruas jalan. jalan raya Ma Tembesi-Ma bulian yang
merupakan jalan arteri di Provinsi Jambi. Volume kendaraan batu bara yang tinggi
menyebabkan terjadinya iringan kendaraan batu bara.

3.2. Jalur Distribusi


Mengurai kemacetan angkutan batubara di Jambi sudah ada tiga perusahaan
yang bakal bangun jalan khusus. Pertama ada PT Sinar Agung Sukses akan
membangun jalan khusus mulai dari rute Kecamatan Pauh-Mandiangin-
Mandiangin Timur-Bajubang-Mestong-Jambi Luar Kota.
Selanjutnya, jalan khusus tersebut disambung oleh PT Putra Bulian
Propertindo membangun rute Kilangan Kecamatan Bajubang-Mestong-Sungai

10
Gelam-Kumpeh Ulu-Taman Rajo.
Kemudian, dilanjutkan PT Inti Tirta menyanggupi membangun jalan khusus
dengan rute Kecamatan Mandiangin-Bathin XXIV-Muaro Tembesi-Muaro Bulian
untuk jalur sungai pelabuhan sudah dibuat di daerah Tenam, Kabupaten Batanghari.
Kemudian, ada juga investor lainnya yakni PT Adhiwira Intisarana, PT Indobagus
Investama.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil batu bara tidak hanya didistribusikan di daerah kota jambi tetapi masi
berbagai derah luar termasuk Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin.
2. Moda transportasi yang digunakan adalah berupa kendaraan rida empat yaitu
mobil pick up dan mobil truk.
3. Jalur distribusi batu bara banyak menimbulkan kemacetan sehingga
dibutuhkannya jalur khusus untuk distribusi batu bara di Provinsi Jambi.
4.2. Saran
1. Perlu adanya penambahan jalur khusus untuk membawa hasil batu bara ke
daerah lainnya.
2. Dalam penambahan moda transportasi harus memilih moda yang sesuai.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Edward K. Morlok, Pengantar Teknik dan Perancanaan Transportasi, Erlanga,


Jakarta,1981
2. Fidel Miro, Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta, 2005

3. Khisty, CJ dan Lall K.B, Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 1, Edisi


Ketiga,Erlangga,Jakarta,2006.

Anda mungkin juga menyukai