PEDOMAN RINGKAS
Oleh:
Prof. Didik S.
BAGIAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2022
2
PROBLEM DETERMINATION
– tentukan dg skoring
PROBLEM PRIORITY
CAUSATIONS
(kausa)
ALTERNATIVE SOLUTION
Solution
PROBLEM SOLVING PROCESS
determination
PRIORITY SOLUTION
(solusi terpilih)
OBJECTIVE DETERMINATION
PROGRAM
PROGRAM PLANNING/
PLAN OF ACTIVITY (POA)
B. Analisis
1. Buat analisis – yaitu menyusun konsep sebab – akibat dari FAKTOR RISIKO
dan MASALAH PRIORITAS.
2. Buatlah diagram fish bone berdasar MASALAH (AKIBAT) atau MASALAH
YANG MENDAPAT PRIORITAS pertama (SEBAGAI KEPALA IKAN).
3. Kausa dan alternative kausa:
Sebab terjadinya masalah menurut scenario disebut kausa. Untuk melengkapi
fish bone BISA disusun alternative kausa menurut referensi.
4. TULIS/JELASKAN BAGAIMANA HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
TERSEBUT.
5. Gambarlah Bagan fish bone.
BAB I – PENDAHULUAN
A. Latar Belakng
B. Tujuan
1. Tujuan program
Menyelenggarakan vaksinasi TT kepada Ibu-ibu yang akan melahirkan dengan
risiko terkena Tetanus neonatorum di Desa Arum, Kecamatan Bagus, Kab.
Cantik.
2. Tujuan khusus
a. Vaksinasi TT kepada 60 Ibu Pasangan Usia Subur yang merencanakan
kehamilan;
b. Vaksinasi TT kepada 21 Ibu Hamil yang belum mendapatkan vaksinasi.
c. Imunisasi TT kepada 14 orang Calon Pasangan Usia Subur.
A. Persiapan
B. Infestigasi sasaran
C. Membentuk Tim Kerja
D. Menyiapkan pembiayaan peralatan dan perbekalan dalam bentuk Rencana Usulan
Kegiatan (RUK)
E. Pelaksanaan
1. Sosialisasi program
2. Pelaksanaan vaksinasi
3. Evaluasi program
F. Penyusunan laporan program.
BAB IV – PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA.
5
fish bone.
Masukkan data faktor risiko (kausa dan alternatif kausa) ke dalam diagram berikut
(fish bone diagram).
MASUKAN
PROSES
a.2.1 a.1.1
metoda a tenaga
b dana a a.1.2.1
manajemen 1 2 a.3.1 a 3.2
fasilitas
b a
2
c.1.23 MASALAH
c
peran serta 1 kebijakan
c
masyarakat c.1.1
2
organisasi c
Catatan:
3 Semua penyebab masalah ditulis dalam fish bone
LINGKUNGAN (jangan ditulis sebagai keterangan gambar)
Keterangan:
Tanda panah yang menuju factor risiko a, b dan c adalah factor-2 yang memengaruhi factor
risiko yang bersangkutan.
Hubungan antara faktor risiko dengan akibat yang ditimbulkan sebagai prevalensi
atau insidensi penyakit dapat diilustrasikan dalam suatu diagram yang biasa disebut
diagram fish bone. Kerangka tulang ikan ini menggambarkan masalah Kesehatan yang
diilustrasikan sebagai kepala ikan. Sedang tiga buah duri ikan menggambarkan 3
(tiga) faktor risiko utama yang menjadi penyebab timbulnya masalah Kesehatan yaitu :
faktor INPUT (sumber daya manusia/SDM, fasilitas/sarana dan prasarana
dana/anggaran), faktor PROSES manajemen/POAC, metode) dan FAKTOR
LINGKUNGAN (fisik, geografi, social/PHBS/budaya/kebijakan).
6
Gambar I a: Proses , Langkah-2, Bentuk dan Isi Laporan FGD BAGIAN SATU.
PROSES/DISKUSI FGD:
MENINDAK-LANJUTI TUJUAN KHUSUS LAPORAN BAGIAN DUA:
MENJADI KEGIATAN UTAMA
PEMECAHAN MASALAH ISI LAPORAN:
Gambar I b: Proses, Langkah, Bentuk dan Isi Laporan FGD BAGIAN DUA.
7
1. Pengertian Masalah
• Masalah adalah suatu keadaan terdapatnya kesenjangan (gap) antara :
• Kenyataan dengan harapan
• Kenyataan dengan standar/pedoman
• Capaian dengan target
• Das sein (keadaan yang nyata) dengan das sollen (kondisi yang
diharapkan.
• Masalah adalah suatu keadaan terdapatnya kesenjangan (gap) antara :
2. Masalah adalah suatu keadaan/ persoalan yang harus dipecahkan
(KBBI).
3. Untuk memecahkan masalah, masalah harus dirumuskan dengan tepat.
Merumuskan masalah dengan tepat berarti 50% masalah sudah
terpecahkan.
4. Memecahkan masalah harus mengetahui akar masalahnya.
5. Mengetahui akar masalah berarti mengetahui penyebab terjadinya
masalah.
6. Setelah mengetahui akar masalah akan tersusun konsep SEBAB –
AKIBAT (KONSEP HUBUNGAN VARIABEL)
7. Mengatasi penyebab/akar masalah adalah memecahkan masalah.
8. Memecahkan masalah secara ilmiah menggunakan scientific method
yaitu PENELITIAN.
Bila dirumuskan:
P=GXCXR (M = K x P x T)
P : Problem (M : Masalah)
G : Gap (K : Kesenjangan)
C : Concern (P : Perhatian)
R : Responsibility (T : Tanggung jawab)
Bila salah satu komponen tidak ada berarti nilainya NOL: (0)
Sehingga P atau M = 0 (Tidak ada masalah).
a. DELPHI TECHNIQUE
Masalah2 didiskusikan oleh kelompok orang yang mempunyai
KEAHLIAN YANG SAMA (missal: dokter yang ahli di bidang epidemi-
ologi).
Melalui diskusi tsb akan menghasilkan urutan-prioritas masalah yang
disepakati bersama tentang penyakit-2 yang harus diatasi.
Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
Setiap peserta yang sama keahliannya dinimtakan untuk mengemu-
kakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak
dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
DELPHI TECHNIQUE pada prinsipnya adalah menggabungkan opini
beberapa orang yang memiliki KEAHLIAN YANG SAMA,
dikombinasikan secara tepat untuk membentuk penilaian gabungan
terbaik (tanpa tatap muka).
CARANYA:
1) Pimpinan (pemrakarsa) mengidentifikasi masalah2 yang hendak
diselesaikan. Misalnya penyakit-2 apa saja yang memiliki
kecenderungan akan meningkat pada tahun depan (2023) sehingga
diketahui peringkat prioritasnya.
2) Menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui dan
mengasai permasalahan.
3) Membuat kuesioner dan dikirimkan kepada para ahli/ pakar yang
sudah ditunjuk a.l. berisi:
- Penyakit-2 apa saja yang memiliki kecenderungan meningkat
prevalensinya tahun 2024.
- Kerugian-2 apa saja apa saja yang akan ditimbulkan penyakit-2
tersebut.
- Bagaimana solusi terhadap masing-2 penyakit tsb?
10
b. DELBECQ TECHNIQUE.
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok
orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan lebih
dulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa
memengaruhi peserta.
Lalu partisipan diminta untuk mengemukakan beberapa masalah.
Masalah yang banyak dikemukakan adalah adalah masalah prioritas.
CARANYA:
- Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah 6 –
8 orang
- Mula2 ditulis pada white board masalah2 yang akan ditentukan
peringkat prioritasnya.
11
- Masing2 orang menulis urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan
ditentukan peringkat masalahnya.
- Penulisan dilakukan tertutup.
- Kemudian kertas dari masing2 orang dikumpulkan dan hasilnya ditulis
di belakang setiap masalah.
- Nilai peringkat untuk setiap masalah DIJUMLAHKAN’
- JUMLAH PALING KECIL adalah peringkat/prioritas tertinggi.
KELEMAHANNYA:
- Kesulitan dalam menentukan kriteria siapa yang seharusnya ikut dalam
menentukan peringkat prioritas tsb.
- Penentuan peringkat bisa sangat subyektif.
- Lebih bertujuan untuk mencapai konsensus dari interest yang berbeda
dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.
- Kelemahan bisa dieliminasi dengan: partisipan yang diambil dari ahli
dibidangnya, misalnya dalam bidang kesehatan ada ahli yang sudah
berpengalaman di bidang ekonomi kesehatan, epidemiolog, praktisi
yang berpengalaman dalam pelaksanaan program masalah kesehatan
yang dibahas – yang pada umumnya mereka berpengala-man dalam
menerjemahkan dalam penerapan kriteria yang umum digunakan
dalam metode kuantitatif.
Contoh: 1
12
CARANYA:
1) Setiap variable diberi skor antara 1 – 10
2) Penilai terdiri dari beberapa orang (tim) dan DIPIMPIN OLEH
SEORANG AHLI untuk menyatukan persepsi supaya tidak
menimbulkan BIAS dalam penilaian.
3) Masing-masing anggota memberi penilaian.
4) Hasil penilaian tim dirata-rata
5) Bila ada anggota yang memberi nilai ekstrem – nilai ekstrem dibuang
(tidak masuk dalam perhitungan rata-rata).
6) Setelah dihitung reratanya masing-masing kasus lalu kita hitung nilai
skor totalnya totalnya dengan mengalikan : M x S x V x C.
7) SETELAH nilai skor total diketahui maka bisa dibuat ranking
prioritas. Nilai skor total tertinggi adalah ranking 1 atau prioritas
pertama, untuk ranking ke 2 atau prioritas ke 2 dst.
5 Gangguan kulit 3 3 5 2 90
Menentukan ranking:
Total skor tertinggi adl ranking 1, nilai total score terendah adalah
ranking terakhir.
Basar nilai skor total menunjukkan besar masalahnya.
Penjelasan:
(1) Langkah pertama : Kelompok memilih satu masalah (misalnya
penyakit A)
(2) Langkah kedua : Masing-masing anggota kelompok menilai
menurut parameter PAHO.
(3) Langkah ketiga : skor dari hasil penilaian masing-masing anggota
kelompok dijumlahkan kemudian diisikan pada baris JUMLAH
kolom masalah A, kemudian jumlah skor dirata-rata (dibagi 8) dan
diisikan pada baris RERATA kolom masalah A.
(4) Langkah keempat: lakukan langkah pertama sampai dengan ketiga
untuk masalah B, C, D dan E.
(5) Langkah kelima: buatlah urutan masalah menurut besarnya rata-
rata skor (mulai skor tertinggi sampai terendah), maka akan
diperoleh urutan prioritas masalah.
(6) Langkah ke enam : tentukan penyakit dengan rerata skor tertinggi
sebagai masalah prioritas,
14
Contoh 2:
(Lihat Buku Pedoman FGD)
LANGKAH-LANGKAHNYA:
a. Langkah pertama : Kelompok memilih satu masalah (misalnya
penyakit A)
b. Langkah kedua : Masing-masing anggota kelompok menilai
menurut parameter berikut dengan skor antara 1 – 5
c. Langkah ketiga : skor dari hasil penilaian masing-masing anggota
kelompok dijumlahkan kemudian diisikan pada baris JUMLAH kolom
masalah A, kemudian jumlah skor dirata-rata (dibagi 8) dan diisikan
pada baris RERATA kolom masalah A.
d. Langkah keempat: lakukan langkah pertama sampai dengan ketiga
untuk masalah B, C, D dan E.
15
PENJELASAN:
Penurunan Prevalensi
Keganasan
Laju dampak
Keuntungan masyarakat
Dukungan masyarakat
Skor : 1 2 3 4 5
17
JUMLAH
RERATA (sesuai jumlah
parameter)
Misalnya skor P tertinggi jatuh pada kegiatan VAKSINASI, maka urutan kegiatan
prioritas pertama adalah VAKSINASI.
f. Evaluasi sosialisasi
Melalui media social (WA) Tim mengadakan chek and rechek apakah pesan
sosialisasi sudah sampai pada sasaran. Bila belum diigatkan Kembali.
4. Pelaksanaan vaksinasi.
a. Presensi peserta (sasaran)
1) Pasangan usia subur
2) Ibu hamil
3) Calon ibu hamil
b. Waktu, tempat dan penanggung jawab di lokasi
Pos 1 ( Balai RW 1)
1) Penanggung jawab pos 1.
2) Waktu pelayanan : Pukul 09.00 – 14.00.
3) Jumlah sasaran: Siapkan daftar hadir).
4) Perbekalan: (sebutkan apa saja)
Tabel II.3: (Contoh) Rencana Kegiatan Prioritas (Plan of Activity/POA) Vaksinasi Tetanus
Toxoid di Desa Arum, Kecamatan Bagus, Kabupaten Cantik tahun 2022.
2 Menyiapkan Dokter, 100% 1 dokter Memilih tenaga Puskesma Petugas yang Jan. Alat tulis,
tenaga dan Bidan, 2 bidan yang siap s Bagus ditunjuk Ka perlengkapan
perlengkapan perawat, 2 perawat menjalankan tugas Puskesmas. vaksinasi, dan
kader kes. 15 kader vaksinasi. dana.
3 Sosialisasi 60 Ibu-2 60 Ibu-2 60 ibu PUS Menyiapkan Kantor Dokter, Maret Ruang
program PUS*) PUS*) tempat; dan waktu. desa bidan, pertemuan
vaksinasi TT. 21 Ibu-2 Menyiapkan Arum. perawat, lengkap dgn
hamil**) 21 Ibu-2 materi; kader kes. Audio visual
21 ibu aid (AVA),
hamil**) hamil.
14 Calon Snack.
PUS***) 14 Calon
PUS***)
14 calon
PUS
4 Sosialisasi 60 Ibu-2 60 Ibu-2 60 Ibu-2 Pesan sosialisasi Via Tim Satu Alat
ulang (1 – 2 PUS*) PUS*) PUS*) disampaikan Medsos di Pelaksana minggu komunikasi HP.
minggu melalui Media masing-2 bekerja sama sebelu
sebelum 21 Ibu-2 21 Ibu-2 21 Ibu-2 Sosial WA atau lokasi. dan m hari
pelaksanaan). hamil**) hamil**) hamil**) media yang lain berkoordinas H.
i dengan
Berfungsi Perangkat
14 Calon 14 Calon 14 Calon Desa, RW
PUS***) PUS***) PUS***) mengingatkan
kembal program. dan Rt.
5 Pelaksanaan 60 Ibu-2 80% 60 ibu PUS Mendaftar peserta Kantor Dokter, idan, Juli. Vaksin TT;
vaksinasi TT PUS*) dan Vaksinasi. desa perawat. Thermos
Arum; penyimpan
21 Ibu-2 Mendaftar peserta Dokter, vaksin;
100% 21 ibu Spuit, Alkohol,
hamil**) hamil. dan Vaksinasi. Bidan,
perawat. kapas.
6 Evaluasi Menyusun dokumen Satu Menyusun Kantor Tim Juli. Alat tulis.
Program instrumen rencana dokumen instrument desa (Bidan/pera Alat
Sasaran dan evaluasi evalua-si evaluasi vaksinasi Arum; wat/kader dokumentasi.
penyelenggara SIAP. TT. Kesehatan).
an.
BAB I – PENDAHULUAN
C. Latar Belakng
D. Tujuan
3. Tujuan program
Menyelenggarakan vaksinasi TT kepada Ibu-ibu yang akan melahirkan dengan
risiko terkena Tetanus neonatorum di Desa Arum, Kecamatan Bagus, Kab.
Cantik.
4. Tujuan khusus
d. Vaksinasi TT kepada 60 Ibu Pasangan Usia Subur yang merencanakan
kehamilan;
e. Vaksinasi TT kepada 21 Ibu Hamil yang belum mendapatkan vaksinasi.
f. Imunisasi TT kepada 14 orang Calon Pasangan Usia Subur.
G. Persiapan
H. Infestigasi sasaran
I. Membentuk Tim Kerja
J. Menyiapkan pembiayaan peralatan dan perbekalan dalam bentuk Rencana Usulan
Kegiatan (RUK)
K. Pelaksanaan
4. Sosialisasi program
5. Pelaksanaan vaksinasi
6. Evaluasi program
L. Penyusunan laporan program.
BAB IV – PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA.