Anda di halaman 1dari 2

1.

Prevensi Primer

Merupakan usaha pencegahan timbulnya gangguan atau sakit dalam kesehatan mental.
(Ftnote di buku Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan) hal 15) Prevensi ini dilakukan
sebagai perlindungan terhadap kesehatan mental individu agar gangguan dan sakit mental itu
tidak terjadi. Prevensi primer dapat dilakukan saat sebelum terjadinya masalah kesehatan dan
mencakup aspek promosi tentang kesehatan dan perlindungan. Contoh prevensi primer
seperti pencegahan stres, dengan cara memberikan promosi kesehatan dan perlindungan,
seperti memanajemen waktu, meningkatkan keterampilan diri, melakukan aktivitas lain
misalnya melakukan hal-hal yang disukai semacam hobi, menyediakan waktu untuk diri
sendiri, dsb. Contoh lain pencegahan primer yaitu merokok, dapat dilakukan pencegahan
dengan promosi kesehatan seperti memberikan informasi mengenai bahayanya merokok,
perbanyak olahraga secara teratur, memakan makanan yang sehat, dsb.

Banyak konselor kesehatan mental yang aktif terlibat dalam jenis program pencegahan
primer melalui sekolah, perguruan tinggi, gereja, komunitas, pusat kesehatan, dan lembaga
publik maupun pribadi. Hall dan Torres merekomendasikan dua model pencegahan primer
yang dapat di terapkan pada remaja dengan skala komunitas, yaitu model Prevensi konfigural
dari Bloom dan formula inside si Albee.

a. Model Bloom berfokus pada tiga jenis dimensi, yaitu:

1. Konselor harus bekerja untuk meningkatkan kekuatan individu dan mengurangi


keterbatasan individu.

2. Diperlukan untuk meningkatkan dukungan sosial misalnya berasal dari dokumen orang tua
atau dukungan dari teman sebaya dan mengurangi tekanan sosial.

3. Variabel lingkungan yang harus diatasi, seperti kemiskinan, bencana alam, dan program
komunitas bagi remaja.

b. Model Albee memiliki skala global dan menekankan bahwa konselor harus mengurangi
efek negatif dari biologi dan stres, dan pada saat meningkatkan efek positif misalnya pada
remaja akan dilakukan seperti menghadapi masalah, harga diri, dan sistem dukungan. (Ftnote
dibuku zahra)

2. Prevensi Sekunder
Merupakan usaha pencegahan dalam kesehatan mental untuk menemukan kasus dini (early
case detection) dan penyembuhan secara tepat (prompt treatment) terhadap gangguan dan
sakit mental. (Ftnote di buku Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan) hal 15) Prevensi
sekunder berfokus untuk mengendalikan masalah kesehatan mental yang sudah ada di
permukaan, namun belum parah. (Ftnote dibuku Zahra) Pencegahan ini melakukan skrining
untuk mengidentifikasi penyakit berdasarkan tes dan pemeriksaan pada tahap paling awal,
pencegahan ini dapat mengurangi durasi gangguan dan mencegah agar tidak menjadi lebih
parah. Prevensi sekunder berfokus pada identifikasi dini dan pencegahan masalah kesehatan
yang terjadi bahkan setelah munculnya masalah kesehatan tersebut. Contoh pencegahan
sekunder seperti individu yang mengalami stres tetapi belum parah, pencegahan yang dapat
dilakukan yaitu dengan memberikan cara menghadapi stresor, beristirahat, liburan atau
healing, mengurangi pikiran negatif dan berpikir positif, merelakskan pikiran dan tubuh
dengan berolahraga atau meditasi. Contoh lain pencegahan sekunder adalah mendeteksi dini
dan menindaklanjuti pada individu yang mengalami gejala kecil gangguan jiwa akibat
pengalaman traumatis.

3. Prevensi Tersier

Merupakan usaha rehabilitasi awal yang dapat dilakukan pada orang yang mengalami
gangguan kesehatan mental. (Ftnote di buku Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan)
hal 15) Prevensi tersier mengendalikan masalah mental yang serius agar tidak mengancam
kehidupan. (Ftnote di buku zahra) Pencegahan tersier dapat berguna untuk mengendalikan
penyakit setelah didiagnosis, dan akan memperlambat atau menghentikan perkembangan
penyakit melalui tindakan seperti kemoterapi, rehabilitasi, dan skrining untuk komplikasi.
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi berbagai dampak negatif yang mungkin
terjadi dari suatu penyakit. Contoh pencegahan tersier seperti stres hingga mengalami gejala
depresi ringan, pencegahan dilakukan dengan menangani dampak stres yang telah terjadi, dan
memerlukan bantuan dari profesional. Contoh lain pencegahan tersier seperti individu yang
telah didiagnosis odgj dan gejalanya sudah pada tahap atas, dan ini akan di lakukan
pencegahan seperti merehabilitasi individu dan kekambuhan individu yang mengalami odgj,
dan di beri pencegahan seperti rajin meminum obat secara optimal yang telah disarankan oleh
dokter. (Ftnote di buku KEPERAWATAN JIWA MENGENAL KESEHATAN
MENTAL hal 54)

Anda mungkin juga menyukai