Anda di halaman 1dari 9

TEKS ULASAN

“MATAHARI”

NAMA KELOMPOK:
- Adinda Renata A
- Ainun Nisa Ahmad
- Ashya Nadhifah
- Dzakirah Nurtalita
- Marsya Naza K
- Rahmania Putri S

MTs Al-Hidayah Sukatani


II) Identitas buku

Judul : Matahari

Pengarang : Tere Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tahun terbit : 2016

Kota terbit : Jakarta

Tebal halaman : 400 halaman

Cetakan : Pertama

III) Struktur Cerita Novel

Orientasi:

Raib memiliki kemampuan menghilang/berpindah tempat (teleportasi), kemampuan


memukul berdentum dan kemampuan mengobati. Seli juga demikian memiliki kemampuan.
Kemampuannya adalah memindahkan benda-benda (kinetik) dan tangannya dapat berubah
menjadi amat panas sekali. Sementara Ali, memiliki otak yang jenius, dapat membuat
berbagai peralatan baru bertekhnologi tinggi. Dan bila sedang marah, Ali dapat berubah
menjadi gorilla. Ali membuat kendaraan berbentuk kapsul. Kemampuan kendaraan ini dapat
menembus lapisan tanah bagian bawah hingga ribuan kilometer.

Tafsiran isi:

Suasana duka yang menyelimuti Raib, Seli, dan Ali atas tewasnya Ily saat pertarungan di
klan Matahari. Para ksatria dari klan Bulan pun turut merasakan yang sama, hingga membuat
Miss Selena tak dapat pulang ke klan Bumi.

Evaluasi:

Kelebihannya :

•Dengan cukup melihat desain cover, pembaca bisa memiliki ekspektasi tentang hal apa yang
muncul di dalamnya.
•Hikmah baik yang disuguhkan secara tersirat atau tersurat jelas menjadi hal paling bernilai
yang bisa didapatkan pembaca setelah membaca novel ini.

•Hal tersirat lain yang bisa kita dapatkan, novel ini seolah memproyeksikan kehidupan hari-
hari kita, baik di kehidupan keluarga, pemerintahanan, atau masyarakat.

Kekurangannya :

•Salah tulis tokoh yang agak fatal pada lembar kedua episode 2. “Setidaknya, meskipun Av
tidak bisa menghidupkan Ily, dia bisa menyentuh bahu Vey” Dalam cerita ini ada tokoh
bernama Ily dan juga Ilo. Ily pahlawan yang telah mati. Sementara Ilo adalah ayah Ily.
Kesalahan penulisan ini kalau tak cermat dibaca akan melahirkan tafsiran Ilo telah meninggal
juga.

•Sudut pandang orang pertama yang digunakan mewakili tokoh Raib. Tapi, elaborasi
penceritaannya dikejutkan dengan lebih memunculkan Ali.

•Judul besar novel ini Matahari, mewakili Klan Matahari, tapi latar penceritaanya lebih
dominan menceritakan Klan Bintang. Dua hal mengesankan kontradiksi antara judul dan
latar.

Rangkuman:

Namanya Ali, 15 tahun, kelas sepuluh. Jika saja orang tuanya mengizinkan, seharusnya dia
sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doctor di universitas ternama. Ali tidak
menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan
baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya,
hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang dan Seli bisa
mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang
raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali.
Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia
akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama. Tahun ajaran baru telah tiba. Kelas
sebelas. Banyak yang terjadi setelah kami pulang dari Klan Matahari. Seperti biasa, Miss
Selena melarang kami menggunakan kekuatan di Klan Bumi. Kehidupan kami berjalan
normal.

Namun, ada hal aneh yang terjadi. Entah sejak kapan Ali menjadi hebat bermain basket. Ia
memang sangat sangat ambisius dan kerap kali membuat alat-alat aneh di rumahnya.
Ali telah lama ingin pergi ke Klan Bintang. Tempat yang berada di titik terjauh.
Mempelajari hal-hal baru adalah hobinya. Namun, dia tahu bahwa aku tidak akan membuka
portal antarklan manapun dengan buku PR matematikaku tanpa persetujuan Av dan Miss
Selena. Ia pun membuat alat berupa kapsul perak yang amat canggih dan menelusuri
keberadaan Klan Bintang. Ia menelusuri tempat-tempat di permukaan bumi untuk
menemukan “pintu masuk” ke Klan Bintang. Beberapa hari ia membolos sekolah untuk
melakukan eksperimennya itu. Apa yang ia lakukan ternyata tidak sia-sia. Ia menemukan
“pintu masuk” ke Klan Bintang. Letaknya berada di tengah hutan yang sama sekali tak
terjamah oleh manusia. “Pintu masuk” itu berupa lorong bawah tanah yang sangat panjang
dan lebar. Ia mengetahui hal ini dengan bantuan alat pemindai buatannya. Alat ini amat
canggih. Ali menyebutnya ILY. Ia memberikan nama itu untuk mengenang jasa teman
petualang kami di Klan Matahari yang berasal dari Klan Bulan, Ily. Ily merupakan petarung
terbaik Klan Bulan yang telah meninggal beberapa bulan lalu karena terkena sambaran petir
biru mematikan milik Fala-tara-tana IV.

Ali memperkenalkan ILY kepadaku dan Seli saat kami sedang berada di rumahnya. Setelah
memperkenalkan ILY dan menunjukkan kecanggihannya, Ali mengajakku pergi ke Klan
Bintang. Itu mungkin seru, tetapi amat berbahaya. Tak ada yang tahu di mana Klan Bintang
berada. Kami juga tidak tahu bahaya apa yang menunggu kami di sana. Dengan
mempertimbangkan kemampuan ILY, Seli memutuskan untuk ikut. Aku sebenarnya ragu,
tetapi tak mempunyai pilihan lain. Jika Seli dan Ali pergi, maka aku juga akan pergi. Kami
bertiga tak bisa terpisahkan. Orang tua Seli telah mengizinkan Seli pergi. Begitu juga dengan
orang tua Ali. Mereka tidak akan khawatir jika Ali tidak pulang beberapa hari dan hanya akan
menganggap Ali menginap di rumah temannya. Itu karena orang tua Ali terlalu sibuk dengan
pekerjaan mereka. Sekarang giliranku untuk meminta izin kepada Mama dan Papa. Aku tidak
bisa meminta izin dengan berpura-pura ikut liburan bersama keluarga Seli seperti saat akan
pergi ke Klan Matahari dulu. Aku harus mengatakan yang sejujurnya, walaupun itu akan
terdengar aneh oleh Mama dan Papa. Mama dan Papa mengizinkanku pergi.

Tepat setelah ulangan akhir semester, kami akan memulai perjalanan ke Klan Bintang. Aku,
Seli, dan Ali berkumpul di halaman belakang rumh Seli. Segera setelah aku tiba, kami
menaiki ILY, kapsul perak milik Ali. Kapsul itu segera terbang menuju tempat yang kami
tuju. Lorong kuno "pintu masuk" Klan Bintang. Lorong itu berdiameter sekitar enam meter
dengan panjang ribuan kilometer. Lorong tersebut berada di tengah hutan yang tak terjamah
oleh manusia. Sekitar 1200 km dari kota kami. Setelah menempuh perjalanan panjang, kami
akhirnya sampai. Aku dan Seli segera turun dari kapsul untuk menyingkirkan batu yang
menutupi lorong tua itu. Tanpa diduga, kami diserang oleh seekor ular raksasa. Dengan
sekuat tenaga aku dan Seli mengalahkan ular raksasa itu. Akhirnya kami bisa menyingkirkan
batu-batu penghalang dan memulai petualangan.

Lorong kuno ini gelap. Cahaya lampu ILY menerangi dinding dindingnya. Perjalanan kami
panjan. Lorong ini vertikal ini entah ada di mana ujungnya. Setelah berjam-jam menuruni
lorong kuno ini, kami tiba di suatu ruangan besar berbentuk kubus dengan sisi yang tak
kurang dari seribu meter. Ruangan itu berupa kota yang ditinggalkan penghuninya. Ruangan
ini memiliki empat lorong pada sisinya. Kami tiba di persimpangan. Saat hendak memilih
lorong yang tepat, tiba-tiba ada dua ekor ular raksasa menyerang. Kami tak punya plihan lain
selain bertarung. Ular-ular itu menyeramkan. Dengan susah payah kami mengalahkan ular-
ular itu. Namun jumlah mereka bertambah, banyak sekali. Kami segera masuk ke dalam
kapsul perak, berlindung. Kami juga harus segera memutuskan untuk melewati lorong yang
mana. Ali memilih lorong yang terdapat aliran sungainya. Lorong itu tidak vertikal,
melainkan landai dengan kemiringan sekitar dua puluh derajat.

Tak lama kemudian, kami sampai di padang kristal. Ruangan itu panjangnya tak kurang dari
sepuluh kilometer, lebarnya delapan kilometer, dan tinggi empat kilometer. Kristal-kristal ini
sangat indah. Namun, tiba-tiba ada kumpulan kelelawar menyerang kami. Kelelawar itu
banyak sekali. Mereka menang jumlah. Sesaat sebelum taring kelelawar mencabikku, ada
empat orang manusia membantu kami. Empat sosok itu membawa kami ke suatu tempat
yang amat indah, Klan Bintang. Sesampainya di sana, kami disambut oleh seorang
perempuan tua yang mengenakan pakaian berwarna gelap. Perempuan itu ramah itu bernama
Faarazaraaf. Faar menceritakan banyak hal, termasuk tentang si Tanpa Mahkota. Faar juga
menawarkan kami untuk tinggal di rumahnya. Saat kami sedang bersantai di rumah Faar,
tiba-tiba datang Pasukan Bintang. Kami akan dibawa ke Kota Zaramaraz karena dituduh oleh
Dewan Kota sebagai penyusup. Faar menolak, namun kami harus ikut atau lembah tempat
tinggal Faar akan dihancurkan oleh Pasukan Bintang. Klan Bintang dipimpin oleh Dewan
Kota. Mereka tidak memiliki kekuatan dan hanya mengandalkan teknologi. Jika ada
penduduk yang memiliki kekuatan, mereka akan merasa terancam dan memenjarakan para
pemilik kekuatan. Dewan Kota kerap kali membuat dekrit yang isinya hanya menguntungkan
mereka dan menyengsarakan rakyat biasa. Apalagi Sekretaris Dewan Kota, dia amat ambisius
dan menyebalkan.
Pertarungan antara kami dan Pasukan Bintang tak terelakkan lagi. Kami melawan dengan
seluruh kekuatan yang kami miliki. Namun, Pasukan Bintang terlalu kuat. Kami ditangkap
dan dipenjara. Aku dan Ali ditahan di penjara dengan keamanan tertinggi. Kami ditahan di
sel kubus kaca yang mengambang di atas magma. Tidak ada celah untuk meloloskan diri.
Sedangkan Seli, dia ditahan di ruang isolasi dan tangannya dibekukan. Aku ingin
menyelamatkannya, namun aku sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk keluar dari penjara
menyebalkan ini. Dengan kekuatanku, akhirnya aku bisa meloloskan diri sekaligus
membebaskan Ali dan Seli. Kami langsung menuju kapal induk milik Sekretaris Dewan
Kota, mengepungnya. Bukannya menyerah, orang menyebalkan ini malah tertawa dan
mengatakan bahwa enam bulan lagi klan permukaan akan hancur. Kota Zaramaraz telah
mempersiapkannya. Ini gawat. Aku harus memberitahu Av dan Miss Selena.

Dengan buku PR matematikaku, aku, Seli, dan Ali membuka portal menuju Perpustakaan
Sentral Klan Bulan, ruangan Av. Kami melangkah masuk ke dalam cincin portal.
Petualangan Klan Bintang telah berakhir. Hanya soal waktu kami kembali. Perang dunia
paralel di depan mata.

 
IV) Unsur intrinsik

1. Tema
Pada novel tersebut tema yang digunakan yaitu persahabatan. Hal tersebut tersirat
dalam kalimat “Tidak ada yang baik-baik saja setelah menyaksikan kematian teman
sendiri, Selena.” yang terdapat pada “Episode Dua”.
2. Alur
Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran yang terdiri dari alur maju
dan alur mundur. Penggunaan alur maju dapat terlihat pada “Episode 1”, “Episode 3”,
hingga “Episode 30”. Hal tersebut dapat terlihat dari kalimat pembuka pada ‘Episode
1” yaitu “Pukul satu siang. Hujan turun deras di luar. Suara petir terdengar susul-
menyusul, angin kencang berkesiur.”. Sedangkan penggunaan alur mundur terdapat
sepenuhnya pada “Episode 2”, hal tersebut tersirat pada seluruh bab yang diawali
dengan kalimat, “Kami kembali ke kota ini empat bulan lalu. Setelah pertempuran
hidup-mati di klan Matahari. Hana mengorbankan jutaan lebah miliknya agar bisa
mengalahkan ketua Konsil Fala-tara-tana IV, dan pengorbanan paling besar dilakukan
Ily.”. Alur mundur tersebut merupakan cuplikan dari perjalanan mereka menjelajah
klan Matahari yang terdapat pada buku kedua yang berjudul Bulan.

3. Penokohan
Sebagai tokoh utama, Raib memiliki watak rela berkorban. Ditunjukkan dengan
tindakannya dalam menghadapi masalah. Selain berwatak rela berkorban demi
temannya, Raib juga memiliki sifat ingin tahu yang tinggi. Watak tokoh Raib juga
pantang menyerah dalam berlatih fisik serta untuk mencoba membaca sesuatu dari
buku matematikanya yang merupakan transkripsi dari buku kehidupan dari Klan
Bulan.

Selainjutnya, tokoh Seli yang merupakan sahabat Raib memiliki watak periang dan
selalau berpikiran positif.

Selajutnya watak dari tokoh Ali yaitu genius, terbukti dengan semua penelitiannya
tentang apapun yang menurutnya menarik. Seperti tentang meledakkan laboratorium
fisika, meneliti seluk beluk munculnya kekuatan pada Raib dan Seli serta
persiapannya sebelum perjalanan menuju Klan Bintang. Walaupun tampak acuh tak
acuh dengan lingkungannya padahal faktanya dia sangat peka terhadap perubahan dan
perkembangan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, selalu ingin mengetahui banyak
hal.

Selanjutnya, watak dari orangtua Raib. Walaupun orangtua Raib yang telah mengasuh
Raib selama lima belas tahun bukan merupakan orangua kandungnya namun, kasih
sayang dari keduanya tidak dapat dielakkan. Orangtua Raib selalu memberikan yang
terbaik untuk Raib dan sudah menganggap Raib merupkan anak kandung mereka.

Tokoh selanjutnya adalah Faar, dengan perawakan fisik yang usianya sudah seratus
tahun lebih dan selalu membawa tongkat panjang yang ujungnya betahtakan sebutir
batu bercahaya tergenggam erat di tangannya. Faar memiliki watak bijaksana serta
ramah. Selan itu Faar juga meiliki watak pemberani dan rela berkorban.
Selanjutnya, watak dari Marsekal Laar. Marsekal memiliki watak berani mengambil
resiko.

Selian itu juga terdapat tokoh antagonis pada novel tersebut, yaitu sekretari Dewan
Kota yang sangat picik, serta menghalalkan segala cara untuk menguasai klan
Bintang.
Dan tokoh terakhir yaitu Meer memiliki watak yang rendah hati walaupun ia
merupakan sang penemu karena yang paling pintar, namun dia tidak menggembar-
gemborkan hal tersebut, terbukti dengan Meer lebih memilih tinggal di sisi lain dari
hingar-bingar kota Zaramaraz. Walaupun di kenal sebagai sang penemu karena dia
adalah perancang terkemuaka yang pernah ada di Klan Bintang, yang menemukan
teknologi-teknologi canggih Klan Bintang, namun Meer tidak pelit dan senang
berbagi dengan Ali, Seli dan Raib.
4. Latar
Latar sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu latar tempat, waktu serta suasana.
a. Latar tempat
Latar yang digunakan yaitu, di aula sekolah, di lapangan basket, ke kota, di
ruang keluarga Ilo, selanjutnya di jalan menuju klan Bintang, dan di tengah
lapangan.
b. Latar waktu
Latar waktu yang digunakan yaitu Lima belas menit kemudian, Serta pagi
hingga sore.
c. Latar suasana
Suasana yang tertuang dlm novel tersebut adalah suasana senang, bahagia,
dan menyedihkan.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama pelaku utama ditandai dengan penggunaan kata “aku” .
Hal tersebut senada dalam kutipan “Aku menatap keramaian. Semua kursi di pinggir
lapangan penuh sesak, lebih banyak yang berdiri.”.
6. Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel Matahari yaitu dalam sebuah kelompok regu atau
persahabatan memang sangat diperlukan adanya kekompakan.
V) Kelebihan & Kekurangan

1. Kelebihan
+Pemilihan dan penggunaan bahasa yang ringan sehingga mudah untuk dipahami
oleh pembacanya.
+Penulis membuat alur cerita dengan sangat imajinatif sehingga dapat membuat
pembaca benar-benar ikut dalam dunia imajinatif tersebut.
+Alur dalam cerita juga sangat menarik hingga melahirkan rasa penasaran.
+Mempunyai nilai edukasi yang tinggi karena di dalam cerita banyak mengulas
keilmuan bidang Fisika yang sulit dipahami oleh banyak orang.
+Tokoh di dalam novel juga digambarkan secara detail dan jelas sehingga pembaca
dapat memahami setiap karakter tokoh dengan mudah.
2. Kekurangan
-Terdapat bagian alur cerita dalam novel yang diulas sangat panjang yaitu cerita
tentang Bulan yang membuat kisah cerita menjadi monoton, bahkan pembaca juga
akan sulit memahami alur ceritanya.
-Terdapat kesalahan penulisan dalam novel sehingga dapat mengganggu perhatian
pembaca
-Kemudian klimaks dalam novel terdapat di bagian akhir cerita sehingga di awal
cerita, pembaca kurang menemukan hal-hal yang mengejutkan hingga penasaran
dengan alur ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai