Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM


PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS
MUHAMMADIYAH MARGOTOTO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh :
AMBARWATI
NPM. 1601010008

Jurusan: Pendidikan Agama Islam


Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1442 H/2020 M
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
DI MTS MUHAMMADIYAH MARGOTOTO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
AMBARWATI
NPM. 16O1O1OOO8

Pembimbing I : Dr. Zuhairi, M.Pd


Pembimbing II : Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)


Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) METRO


1442 H/2020 M

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

iii
KNOTA DI

iv
PENGESAHAN

v
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
DI MTS MUHAMMADIYAH MARGOTOTO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh:
AMBARWATI
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah suatu perantara
yang digunakan untuk menyampaikan informasi dengan tujuan agar merangsang
siswa untuk belajar. Adanya media pembelajaran diharapkan memudahkan siswa
menerima dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru dengan demikian
siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Bagaimana penggunaan
media pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar mata pelajaran aqidah
akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo tahun pelajaran 2019/2020. 2) Faktor
pendukung dan penghambat penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan
motivasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo
tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara diajukan kepada
guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah
Margototo.
Hasil penelitian menunjukkan yaitu:1) Media pembelajaran yang digunakan
guru aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo yaitu media gambar cetak
dan papan tulis. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting,
dengan menggunakan media pembelajaran khususnya media gambar perhatian
siswa menjadi lebih fokus, memberikan kesamaan pengalaman dalam belajar,
mengatasi keterbatasan pengamatan, siswa lebih mudah memahami materi yang
rumit. Menjadi daya tarik dengan penggunaan gambar yang memiliki efek warna-
warni dan berbeda-beda dapat menimbulkan keingintahuan yang bisa merangsang
siswa untuk berfikir, kesemuanya menunjukkan bahwa media gambar
mempunyai aspek meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan begitu dapat meningkatkan kualitas
belajar siswa. 2) Faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan media
pembelajaran yaitu: a. Faktor pendukung: profesionalisme guru, siswa, pimpinan
madrasah, orang tua siswa. b. Faktor penghambat: tingkat berfikir siswa, sarana
dan prasarana, guru.

vi
ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : AMBARWATI

Npm : 1601010008

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil karya saya kecuali

bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Metro, Oktober 2020


Yang Menyatakan

AMBARWATI
NPM. 1601010008

vii
MOTTO

ۤ
‫ال اَ ْۢ اوبِـ اُىوِ اي بِا َ اس َم ۤا ِء‬ َ ‫َو َعلَّ َن ٰا َد َم ااْلَ اس َم ۤا َء ُكلَّهَا ثُ َّن َع َر‬
َ َ‫ضهُ ان َعلَى اال َم ٰل ِى َك ِة فَق‬
ٰ ‫ٰهٰٓ ُؤ َ ْۤل ِء اِ ان ُك اىتُ ان‬
‫ص ِدقِي َاه‬
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-
orang yang benar!”1

1
Q.S Al-Baqarah: (2): 31, t.t.

viii
PERSEMBAHAN

Puji syukur yang tak terhingga atas rahmat yang telah dianugrahkan Allah

SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi

tugas dan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd).

Penulis persembahkan karya ini kepada:

1. Teruntuk Ayahandaku tercinta (Sugiyo) dan Ibundaku tersayang (Sukini)

yang telah mengasuh, mendidik, dan membesarkanku dengan penuh rasa

sabar, serta senantiasa mendo‟akan demi keberhasilan penulis dalam

menyelesaikan studi.

2. Kakakku tersayang (Endi Yanto, Yuli Yanti, Ari Yanto) yang senantiasa

memberikan dukungan demi tercapainya cita-citaku. Adikku tercinta

(Puspitasari) yang selalu memberiku semangat untuk lebih baik. Guru-

guruku yang selalu mendo‟akanku dan saudara-saudariku yang senantiasa

menantikan keberhasilanku.

3. Almamaterku tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan
inyah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Metro guna memperoleh gelar S.Pd.
Dalam upaya menyelesaikan skripsi ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag selaku rektor IAIN
Metro. Dr. Hj. Akla, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Metro. Muhammad Ali, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Dr. Zuhairi, M.Pd dan Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dan mengarahkan dan
memberikan motivasi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Samsul Bahri, S.Pd.I,
selaku Kepala Sekolah MTs. Muhammadiyah Margototo Metro Kibang Lampung
Timur yang telah memberikan izin sebagai tempat penelitian. Kepada Bapak
Sularno S.Pd.I MSI selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak MTs.
Muhammadiyah Margototo Metro Kibang Lampung Timur. Tidak kalah
pentingnya, rasa saying dan terimakasih Penulis haturkan kepada Ayahanda dan
Ibunda yang senantiasa mendo‟ankan dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan pendidikan.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Penulis mengharapkan masukan dan bantuan dari seluruh pihak demi
perbaikan skripsi ini.
Metro, Desember 2020
Penulis

AMBARWATI
NPM. 1601010008

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................. i


HALAMAN JUDUL ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS.......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ........................... vii
HALAMAN MOTTO ................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.......................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Penelitian Relevan (prior research) ................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI


A. Media Pembelajaran ........................................................................ 9
1. Pengertian Media Pembelajaran ................................................ 9
2. Fungsi Media Pembelajaran ...................................................... 11
3. Jenis-jenis Media ....................................................................... 13
4. Prinsip-prinsip Pemilihan Media ............................................... 15
B. Motivasi Belajar .............................................................................. 16
1. Pengertian Motivasi Belajar ...................................................... 16
2. Fungsi dan Indikator Motivasi Belajar ...................................... 19
3. Macam-macam Motivasi ........................................................... 21
4. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah .......................................... 22

xi
C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Peningkatan Motivasi
Belajar .............................................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Peneliian .................................................................. 26
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 26
2. Sifat Penelitian.......................................................................... 27
B. Sumber Data .................................................................................... 27
1. Sumber Data Primer ................................................................. 28
2. Sumber Data Sekunder ............................................................. 28
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
1. Metode Observasi ..................................................................... 29
2. Metode Wawancara .................................................................. 29
3. Metode Dokumentasi ............................................................... 30
D. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ............................................... 31
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 32
1. Reduksi Data ............................................................................ 33
2. Penyajian Data .......................................................................... 33
3. Penarikan Kesimpulan .............................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Lokasi Penelitian MTs. Muhammadiyah Margototo
Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur .................. 35
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Muhammadiyah Margototo 35
2. Visi dan Misi MTs. Muhammadiyah Margototo ...................... 36
3. Letak Geografis MTs. Muhammadiyah Margototo .................. 36
4. Struktur Organisasi MTs. Muhammadiyah Margototo ............ 37
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Muhammadiyah
Margototo ................................................................................. 38
6. Keadaan Guru dan Pegawai MTs. Muhammadiyah Margototo 38
7. Keadaan Siswa MTs. Muhammadiyah Margototo ................... 39

xii
B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Muhammadiyah
Margototo Tahun Pelajaran 2019/2020 ........................................... 40
C. Pembahasan ..................................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Table 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ....................................................... 30

Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Muhammadiyah Margototo .. 38

Tabel 4.2 Keadaan Guru dan Pegawai MTs. Muhammadiyah Margototo ...... 38

Tabel 4.3 Keadaan Siswa MTs. Muhammadiyah Margototo .......................... 39

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Struktur Organisai MTs. Muhammadiyah Margototo ..................................... 37

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................. 66

2. Surat Izin Pra Survey .................................................................................. 67

3. Surat Balasan Pra Survey ............................................................................ 68

4. Surat Izin Research ..................................................................................... 69

5. Surat Tugas ................................................................................................. 70

6. Surat Balasan Research ............................................................................... 71

7. Surat Keterangan Bebas Pustaka Jurusan ................................................... 72

8. Surat Keterangan Bebas Pustaka ................................................................. 73

9. Outline ......................................................................................................... 74

10. Alat Pengumpulan Data (APD) ................................................................... 77

11. Transkrip Hasil Wawancara ........................................................................ 82

12. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi .......................................................... 93

13. Dokumentasi Hasil Wawancara ................................................................. 104

14. Riwayat Hidup ........................................................................................... 107

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

karena pendidikan bisa mempengaruhi kualitas hidup. Apalagi saat ini

perkembangan teknologi terjadi dengan begitu cepat, sehingga memaksa kita

semua harus bisa mengikuti perkembangan zaman jika tidak ingin menjadi orang

yang tertinggal.

Pendidikan yang di dapatkan di bangku sekolah, tidak semuanya dapat di

terima dengan baik oleh siswa. Karena tidak semua siswa mempunyai pendapat,

pemikiran, dan daya tangkap yang sama terhadap materi pelajaran yang di

sampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru yang merupakan komunikator dalam

proses pembelajaran di dalam kelas harus bisa menguasai kelas. Seorang guru

harus bisa menciptakan suatu kondisi atau proses yang mampu mengarahkan

siswanya untuk melakukan aktivitas belajar. Karena dalam hal ini seorang guru

mempunyai peran yang sangat penting mengingat tugas seorang guru sebagai

motivator.

Jadi guru harus bisa menumbuhkan motivasi kepada siswa, Menurut Mc.

Donald dikutip Sardiman, A.M, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.1 Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang

1
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), 73.
2

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.2 Dalam hal ini bahwa motivasi

belajar adalah segala sesuatu pendorong atau penggerak seseorang siswa untuk

melakukan aktifitas belajar.

Untuk belajar dengan baik maka di perlukan motivasi yang baik pula. Siswa

yang mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan mendapatkan

hasil yang baik dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dapat di

katakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa untuk

dapat belajar, yang dapat menjamin kelangsungan dari proses belajar mengajar

dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang akan dicapai

dalam proses belajar dapat terwujud. Penggunaan media dalam proses belajar

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa.

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran.3 Media pembelajaran sebagai perantara dalam proses interaksi

komunikasi edukasi antara pendidik dan peserta didik yang dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, minat dan perhatian peserta didik sehingga proses

komunikasi tersebut dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.4 Oleh

karena itu penggunaan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih

2
Sardiman A.M, Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), 73.
3
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 243.
4
Sri Andri Astuti, “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Program Prezi Pada
Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadis Di MADRASAH ALIYAH” Vol 4, No 1 (Juni 2019): 98.
3

aktif dalam belajar. Ketepatan memilih media pendidikan yang akan digunakan

dalam proses belajar mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi

belajar siswa.

Seorang guru nantinya akan benar-benar dituntut profesional dalam

melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Di dalam mengajar, seorang

guru dituntut untuk memberikan pendidikan yang terbaik sehingga dapat

mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Efektifitas tercapainya tujuan

pendidikan dan pengajaran yang akan dicapai. Dalam proses mengajar sering

terjadi tidak efektif dan efesien disebabkan oleh adanya kurang motivasi, kurang

gairah dan sebagainya. Keberadaan media dalam pembelajaran, memudahkan

pemahaman, mempunyai retensi (daya ingat) yang lama, serta dapat diaplikasikan

dalam waktu dan kesempatan yang lain dibutuhkan.

Media pembelajaran akan memudahkan siswa menerima dan mengingat

materi yang telah disampaikan guru. Manfaat lain, akan memudahkan guru dalam

menyampaikan materi, karena dapat ditunjukkan secara langsung kepada siswa,

suatu bukti konkrit berupa suara dan gambar gerak karena media pembelajaran

berhubungan langsung dengan indera penglihatan dan pendengaran. Hamalik

mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keingintahuan dan minat baru bagi siswa, serta membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mengajar dan bahkan membawa

pengaruh psikologis terhadap siswa.5 Jika guru menampilkan media pembelajaran

yang menarik maka siswa merasa tertantang untuk mengetahui materi yang

disampaikan oleh guru sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.

5
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), 18.
4

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan peneliti pada tanggal 25

September 2019 di MTs. Muhammadiyah Margototo kelas VIII, melalui

wawancara kepada Bapak Sularno, S.Pd.i, MSI selaku guru mata pelajaran Aqidah

Akhlak, beliau mengatakan bahwa; “Dalam penyampain materi pelajaran aqidah

akhlak sudah menggunakan media pembelajaran, berupa gambar, buku, papan

tulis, sesekali saya juga membuat gambar kaligrafi untuk latihan menulis arab

siswa. Namun kurangnya ketersediaan media pembelajaran, seperti LCD

Proyektor yang hanya berjumlah terbatas, maka harus bergantian ketika

menggunakannya dengan guru lain, ketersedian sarana dan prasana yang kurang

memadai menyebabkan penggunaan media yang bervariasi kurang diterapkan

dalam pembelajaran aqidah akhlak.”6

Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana dan kurangnya kreatifitas guru

dalam menggunakan media pembelajaran, hal ini memicu siswa kurang

bersemangat dalam memperhatikan guru menyampaikan materi pelajaran, seperti

yang dikatakan salah satu siswa MTs. Muhammadiyah Margototo yaitu, “saya

senang dan memperhatikan ketika guru menyampaikan materi pelajaran

menggunakan media, karena lebih menarik dan rasa keingintahuan saya dan

pemahaman saya meningkat terhadap materi pelajaran aqidah akhlak, namun jika

guru tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi pelajaran saya

kurang termotivasi untuk memperhatikan pelajaran, karena menjenuhkan dan

membuat saya mengantuk saat mendengarkan penyampaian materi yang hanya

dilakukan dengan metode ceramah.”7

6
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTs.
Muhammadiyah Margototo pada hari rabu 25 September 2019, t.t.
7
Wawancara dengan Siswa MTs. Muhammadiyah Margototo Kelas VIII, t.t.
5

Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya

membantu guru dalam mengajar tetapi lebih daripada itu sebagai usaha yang

ditunjukkan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran Aqidah

Akhlak. Media pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena

pemilihan media yang bervarasi menuntut seorang guru untuk bisa lebih terampil

dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode

pembelajaran yang akan di gunakan dalam mengajar, agar proses belajar dapat

berlangsung dengan menyenangkan dan siswa merasa termotivasi untuk

mengikuti pelajaran.

Namun pada pelaksanaannya penggunaan media pembelajaran masih terdapat

beberapa kendala, hal ini terlihat terdapat guru yang belum menggunakan media

dalam pembelajaran, selain itu jumlah media pembelajaran di MTs.

Muhammadiyah Margototo yang masih terbatas sehingga tidak semua kelas dapat

menggunakan media dalam menyampaikan materi pelajaran, guru masih terpaku

pada buku dan ceramah dalam melakukan pembelajaran di kelas. Sehingga pada

proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang kurang bersemangat untuk

menyimak dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, dan siswa

kurang termotivasi dan bergairah untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

tentang “Penggunaan Media Pembelajaran dalam Peningkatan Motivasi Belajar

mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Muhammadiyah tahun pelajaran

2019/2020”.
6

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pertanyaan penelitian dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan motivasi

belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Muhammadiyah

Margototo?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan media

pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran dalam

peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.

Muhammadiyah Margototo tahun pelajaran 2019/2020.

b. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat

penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar mata

pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo tahun

pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelola sarana dan prasarana

MTs. Muhammadiyah Margototo agar dapat menyediakan media


7

pembelajaran yang memadai bagi guru dan siswa, sehingga memudahkan

tercapainya tujuan, khususnya pada mata pelajaran Aqidah akhlak.

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru MTs. Muhammadiyah

Margototo agar lebih memperhatikan, menyediakan, menunjukkan,

membimbing dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan metode pembelajaran, agar siswa termotivasi dalam mengikuti

proses pembelajaran.

c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa agar dapat meningkatkan

motivasi dalam proses pembelajaran.

D. Penelitian Relevan

Bagian ini memuat uraian secara sistematis mengenai hasil Penelitian

terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti

mengemukakan dan menunjukan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas

belum pernah diteliti atau berbeda dengan Penelitian sebelumnya.8Peneliti dahulu

yang terkait dengan penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audio

Visual Oleh Guru Mata Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Di MAN II Malang.”9 Penggunaan media pembelajaran audio

visual sangat penting dalam membangkitkan minat serta meningkatkan

motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini terdapat persamaan serta

perbedaan. Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu mengkaji tentang

8
Zuhairi, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), 39.
9
Cici Islam Adya Puspita, Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Oleh Guru
Mata Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MAN II Malang (Malang,
2013).
8

media pembelajaran, Perbedaannya penelitian sebelumnya menekankan pada

penggunaan media pembelajaran audio visual.

2. Hasil penelitian yang berjudul, “Penggunaan Media Pembelajaran Audio

Visual Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTs. Surya

Buana Malang.”10 Dalam penelitian ini sama-sama mengkaji tentang

penggunaan media dalam proses pembelajaran dan mengkaji tentang motivasi

belajar, hanya saja perbedaan dari penelitian sebelumnya terletak pada

penggunaan media pembelajaran audio visual.

3. Hasil penelitian yang berjudul, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTs.

Sunan Giri Purbolinggo.”11 Dalam penggunaan media audio visual berperan

sebagaimana mestinya yaitu dapat membangkitkan minat, semangat serta

memudahkan guru dalam menyampaikan pesan atau materi pelajaran. Pada

penelitian ini terdapat persamaan yaitu dalam penggunaan media

pembelajaran, hanya saja media yang digunakan penulis media visual

sedangkan penelitian yang terdahulu menggunakan media audio visual.

sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya mengkaji tentang hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Fiqih. Sedangkan fokus penelitian ini penggunaan

media dalam peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak.

10
Rosita Umroh, Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTs. Surya Buana Malang, t.t.
11
Titin Dwi Jayanti, Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTs. Sunan Giri Purbolinggo, t.t.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 1 Gerlach &

Ely mengatakan bahwa media apabila diahami secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

“Media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis

dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan”.2 “Pendapat lain

menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan

untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

yangdisengaja, bertujuan dan terkendali”.3

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di

antaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of Educationand

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 3.
2
Steffi Adam, dan Muhammad Taufik Syastra. “Pemanfaatan Media Pembelajaran
BerbasisTeknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam” Volume 3 No 2 (2015):
79.
3
Sri Andri Astuti, “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Program Prezi Pada
Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadis Di MADRASAH ALIYAH,” 97.
10

CommunicationTechnology, 19970) memberi batasan tentang media sebagai

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang

sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat

yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah

mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan

yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi

pelajarannya. Selain itu mediator mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem

pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada

peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat

yang menyampaikan atau mengantar pesan-pesan pembelajaran.

Menurut Joni Purwono, dkk, yang dikutip oleh Talizaro Tafonao

“menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki peranan penting dalam

menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat membuat

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan”.4

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. “Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran”.5

Beberapa pendapat ahli di atas maka dapat ditarik benang merah bahwa

media adalah salah satu alternatif yang di gunakan oleh seorang guru dalam

4
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa” Vol.2 No. 2 (Juli 2018): 105.
5
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, 243.
11

memudahkan penyampaian materi di depan kelas. Penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, Sehingga siswa tedorong untuk belajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu

digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar

jumlahnya, yaitu :

a. Memotivasi minat atau tindakan

b. Menyajikan informasi

c. Memberi intruksi

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan

dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan

minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapain

tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.

Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media.

Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk


mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media.
Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa.
Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa.
Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin
disampaikan guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat menangkap
keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin
disampaikan oleh guru.6

Dalam bukunya Sutirman, M.Pd. Arif S. Sadiman, dkk, menjelaskan

kegunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

6
Nunu Mahnun, “Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran)” Vol. 37, No. 1 (Juni 2012): 29.
12

a. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat


memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
c. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,
slide, realita, film, radio, atau model.
2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,
atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman vidio,
film, foto, slide di samping secara verbal.
4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,
atau stimulus komputer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
distimulus dengan media seperti: computer, film, dan vidio.
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film,vidio,
slide, atau stimulus computer.
d. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-
kunjungan kemuseum atau kebun binatang.7
Beberapa pendapat di atas, mengenai fungsi media yang sangat banyak maka

dapat di tarik benang merah bahwa, fungsi media sangatlah berperan penting

dalam proses pembelajaran. Pemilihan media yang tepat dalam proses belajar

akan mampu menambah gairah dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 29–30.
13

3. Jenis-Jenis Media

a. Dilihat dari Jenisnya, Media dibagi ke Dalam:


1) Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja. seperti radio, cassete rekorder. Media ini sangat cocok
digunakan oleh orang yang tuli atau mempunyai kelainan pada
pendengaran.
2) Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Seperti vidio, televisi, dan film. Media ini terbagi lagi
kedalam:
a) Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,
dan cetak suara.
b) Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan vidio cassette.
3) Media Visual adalah media yang hanya bisa dilihat dengan indera
penglihatan. Seperti: gambar atau foto, diagram, grafik, peta konsep,
poster, peta atau globe.
b. Dilihat dari Daya Liputannya, Media Dibagi Dalam:
1) Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh: radio dan telivisi.
2) Media dengan Daya Liput yang terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
3) Media untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media
ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
c. Dilhat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam:
1) Media Sederhana
2) Media Kompleks8

Menurut Hamdani9 media dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering di
gunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi materi
pelajaran. Media visual terdiri atas media yang tidak dapatkan
diproyeksikan (non projected visual) dan media yang dapat di
proyeksikan (project visual).

8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 124.
9
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, 248.
14

b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat di dengar) yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari
bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk
media audio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada
umumnya untuk menyampaiakn materi pelajaran tentang
mendengarkan.
c. Media audio visual
Sesuai dengan namanya media ini merupakan kombinasi audio dan
visual atau biasa di sebut media pandang-dengar. Audio visual akan
menjadikan penjayajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan
optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga
menggantikan peran guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh
media, dan guru bisa beralih menjadi fasiltatator belajar, yaitu
memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media
audio visual, diantaranya program video atau televisi, video atau
televisi intruksional, dan program slide suara (sound slide).

Secara garis besar, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi

4(empat) kelompok besar10, yaitu:

a. Media audio, merupakan media yang hanya dapat didengar saja. Media
audio mengandung pesan yang dapat merangsang pikiran dan perasaan
pendengar yang dituangkan dalam lambang-lambang auditif sehingga
terjadi proses belajar.
b. Media visual, merupakan media yang mengandung pesan yang
dituangkan dalam lambang-lambang visual seperti tulisan, huruf-huruf,
gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti yang dapat
merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses
belajar.
c. Media audio-visual, adalah kombinasi dari media audio dan media visual.
Media audio visual membantu pendidik menyampaikan materi kepada
peserta didik agar pembelajaran lebih jelas dan konkrit. Dengan
menggunakan media audio-visual maka penyajian materi kepada peserta
didik akan semakin lengkap dan optimal karena melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran.
d. Media komputer, adalah kombinasi dari media audio dan media visual.
Media audio visual membantu pendidik menyampaikan materi kepada
peserta didik agar pembelajaran lebih jelas dan konkrit. Dengan
menggunakan media audio-visual maka penyajian materi kepada peserta
didik akan semakin lengkap dan optimal karena melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran.

10
Sri Andri Astuti, “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Program Prezi Pada
Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadis Di MADRASAH ALIYAH,” 98–99.
15

Jenis media yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang

dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan

multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi

dan interaksi antara pengajar dan pembelajar11, seperti media: Portal LSM, google

classroom, Zoom, Google hangout, Whatsapp grub,Telegram.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa dalam

pembelajaran konvensional, alat atau media pembelajaran dapat berupa orang,

makhluk hidup, benda-benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan pengajar

sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran. Selain dari itu,

memanfaatkan media yang bersumber dari sarana telekomunikasi juga dapat

digunakan sebagai alat pembelajaran tambahan yang dapat membantu

penyelenggaraan pembelajaran agar dapat berjalan efektif dan efesien. Sehingga

akan membuat siswa termotivasi dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

4. Prinsip – Prinsip Pemilihan Media

Mengingat jenis media pembelajaran bervariatif, maka ketika suatu media

akan dipilih, ketika suatu media akan di gunakan, ketika itulah ada

beberapaprinsip yang perlu guru perhatikan dan pertimbangkan. Raharjo

mengatakan pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa prinsip12,

Yaitu;

a. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media; apakah untuk keperluan


hiburan, informasi umum, pembelajaran dan sebagainya,
b. Familiaritas media, yang melibatkan pengetahuan akan sifat dan ciri-ciri
media yang akan dipilih, dan

11
Nurita Putranti, “Cara Membuat Media Pembelajaran Online Menggunakan Edmodo”
Vol. 2, No. 2 (Desember 2013): 140.
12
Nunu Mahnun, “Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran),” 29.
16

c. Sejumlah media dapat diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan


yang kiranya lebih sesuai dengan tujuan pengajaran.

Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media

pembelajaran mencakup13:

a. Tujuan Penggunaan Media;


b. Sasaran penggunaan media;
c. Karakteristik Media;
d. Waktu;
e. Biaya; dan
f. Ketersedian media.

Dari pemaparan diatas dapat ditarik benang merah bahwa, keberadaan media

pembelajaran saat ini yang sangat beragam maka dituntut bagi seorang guru dalam

memilih media pembelajaran yang akan digunakan sebelum memulai kegiatan

belajar mengajar hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dalam pemilihan

media agar sesaui dengan materi pelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak teori yang mengemukakan tentang motivasi. Berikut dalam kamus

Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang

timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dihendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan

perbuatannya.

13
Muh Husyain Rifai, “Pemilihan Media Dalam Pembelajaran Geografi” Vol 2 (2);
hlm.125–136 (Juni 2017): 134.
17

Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya

penggerak yang telah menjadi “aktif”. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,

apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah memiliki

makna seperti Motivasi dalam berbagai literatur, seperti needs, drivers, wonts,

intersets, desires. “Motivasi merupakan prilaku yang akan menentukan kebutuhan

(needs) atau wujud prilaku mencpai tujuan”.14

Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bias dikatakan sebagai

rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan

hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu

tujuan. “Motivasi adalah energy aktif yang menyebabkan terjadinya suatu

perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan

juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu

karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan”.15

Menurut Sri Suryati yang dikutip oleh Muh. Yusuf Mappeasse, “Motivasi

adalah dorongan, keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan

dengan memberikan yang terbaik pada dirinya demi tercapainya tujuan yang

diinginkan”16

Menurut Mc. Donald dikutip Sardiman, A.M, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului

14
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), 2.
15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 308.
16
Muh. Yusuf Mappeasse, “Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Progammable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK NEGERI 5 Makassar”
Volume 1, Nomor 2 (Oktober 2009): 3.
18

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan

Mc. Donald ini mengandung 3 elemen penting17:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri


setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi didalam sistem “neuropsikologica” yang ada pada
organisme manusia karena menyangkut perubahan energi mnanusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia).
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/felling, afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon suatu aksi, yakni tujuan.
d. Motivasi memang muncul terangsang/terdorong adanya unsur lain dalam
hal ini adalah tujuan.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik benang merah. Motivasi

adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan

dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Motivasi sangat

dibutuhkan bagi setiap individu dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai

suatu tujuan dan keinginan. Dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan

semakin cepat tercapainya suatu tujuan.

Setelah mengetahui pengertian motivasi maka untuk lebih jelasnya akan

dibahas mengenai pengertian belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan

tingkah laku dalam diri manusia. Bila telah selesai belajar tetapi tidak terjadi

perubahan pada diri individu yang belajar maka tidak dikatakan bahwa pada diri

siswa tersebut terjadi proses belajar. belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai

pengalaman individu itu sendiri.18

17
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 74.
18
Keke T. Aritonang, “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”
No.10/Tahun ke-7 (Juni 2008): 13.
19

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”19

Menurut pandangan modern, yang dimaksud dengan “belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan

melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya

perubahan tingkah laku, misalkan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti

menjadi mengerti”.20

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik benang merah bahwa motivasi

belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri atau dari luar seseorang

yang dapat mengarahkan siswa melakukan aktivitas belajar sehingga terjadi

sesuatu perubahan tingkah laku yang awalnya belum mengerti menjadi lebih

mengerti, yang mulanya tidak bias menjadi bisa.

2. Fungsi dan Indikator Motivasi Belajar

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi21 :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor


yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. seorang
siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk
bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 2.
20
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, 27.
21
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 85.
20

Newstrom, dikutip Wibowo, mengemukakan bahwa sebagai indikator

motivasi adalah22 :

a. Engogement, merupakan janji pekerja untuk menunjukkan tingkat


antusiasme, inisiatif, dan usaha meneruskan.
b. Commitment, komitmenmerupakan suatu tingkatan di mana pekerja
mengikat dengan organisasi dan menunjukkan tindakan organizational
citizenship.
c. Satisfaction, kepuasan merupakan refleksi pemenuhan psikologis dan
memenuhi harapan di tempat kerja.
d. Turnover, turnover merupakan keahlian pekerja yang dihargai.

Menurut Hamzah B. Uno23, bahwa motivasi adalah dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang

mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, yaitu:


1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
b. Sedangkan faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik yaitu:
1) Adanya penghargaan dalam belajar
2) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Dari uraian di atas maka dapat ditarik benang merah bahwa fungsi motivasi

sangatlah penting adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan

hasil yang baik. dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan

prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan

tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

22
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, 5.
23
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 23.
21

3. Macam-macam Motivasi

Berbincangan tentang macam-macam atau jenis motivsi dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif

itu sangat bervariasi. Menurut Sadirman24 yaitu:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukkannya.


1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud motif-motif bawaan adalah motiv yang dibawa sejak
lahir. Jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya
: dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk
beristrirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang
disyaratkan secara biologis.
2) Motif-motif yang dipelajari.
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai
contoh: dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang
disyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan
sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu
terbentuk.
b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi
dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termsuk
motivasi jasmaniah yakni: refleks, insting, otomatis, nafsu. Sedangkan
yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
c. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
1) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak ada
yang menyuruhnya ia sudah melakukannya.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melaukan kegiatan
belajar. Pujian, hadiah, peraturan sekolah, suri tauladan, orangtua,
guru, dan seterusnya, merupakan contoh-contoh kongkret motivasi
ekstrensik.

24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 86–91.
22

4. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar di sekolah.25

a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Saingan/kompetisi
d. Ego-involment.
e. Memberi ulangan
f. Mengetahui hasil
g. Pujian
h. Hukuman
i. Hasrat untuk belajar
j. Tujuan yang diakui

Menurut Hamalik26 ada beberapa cara membangkitkan motivasi belajar siswa,

yaitu:

a. Memberi angka. Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil


pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru.
b. Pujian Memberi pujian kepada murid atas hal-hal yang telah di lakukan
dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendodrong belajar. Pujian
menimbulkan rasa puas dan senang.
c. Kerja Kelompok. Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerjasama
dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang persaan
untuk memperthankan nama baik kelompok menjadi pendodrong yang
kuat dalam perbuatan belajar.
d. Persaingan Baik kerja kelompok maupun persaingan motif-motif sosial
kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan
pengaruh yang tidak baik, seperti: rusaknya hubungan persahabatan,
perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok.
e. Tujuan dan level of aspiration. Dari keluarga akan mendorong kegiatan
belajar.
f. Sarkasme ialah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil
belajar yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme mendorong
kegiatan belajar demi nama baiknya, tetapi di pihak lain dapat
menimbulkan sebaliknya, kerana siswa meras dihina, sehingga
memungkinkan timbulnya konflik antara murid dan guru.
g. Penilaian. Penilaian secara kontinu akan mendodrong murid –murid
belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk
memperoleh hasil belajar yang baik.

25
Sardiman, 92.
26
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 166.
23

h. Karyawisata dan ekskursi. Cara ini dapat membangkitakn motivasi belajar


oleh karena dalam kegaiatn ini akan mendapat pengalaman langsung dan
bermakna baginya.
i. Film pendidikan. Setiap siswa merasa senang menontonfilm. Gambaran
dan isi cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar
j. Belajar melalui radio. Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada
mendengarkan ceramah radio. Radio adalah alat yang penting untuk
mendorong motivasi belajar murid.

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan guru untuk dapat memotivasi siswa

dalam belajar. Motivasi belajar sangatlah penting artinya dalam proses belajar

siswa, karena fungsinya mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan

belajar. Dengan menggunakan media yang menarik dan cara-cara yang

dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka siswa merasa tertantang untuk

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Peningkatan Motivasi Belajar

Media pembelajaran merupakan sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat

digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi

efektifitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

penggunaan media pembelajaran lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi

antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran dikelas.27 Selanjutnya

Ibrahim dalam bukunya Azhar Arsyad menjelaskan betapa pentingnya media

pembelajaran karena: Media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa

senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka

27
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif (Kaukaba Dipantara, 2013),
4.
24

membantu menetapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghadapkan

pelajaran.28

Media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan meteri

atau informasi dalam proses pembelajaran. Media yang menarik akan mendorong

siswa untuk mengikuti pelajaran dengan lebih semangat, tapi sebaliknya jika

media yang di gunakan oleh guru cenderung monoton maka siswa akan merasa

bosan dalam proses belajar, dan tidak memperhatikan materi yang di sampaikan

oleh guru. Media bisa mempengaruhi motivasi belajar siswa, motivasi sangatlah

penting dalam proses belajar.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa psikologis terhadap pelajar.

Media yang berperan sebagai alat bantu dalam proses belajar, dapat

memberikan pengalaman baru bagi siswa , meningkatkan motivasi belajar siswa,

meningkatkan daya serap/daya tangkap siswa terhadap materi yang disampaikan

oleh guru. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat jika didukung oleh

penggunaan media pembelajaran yang yang tepat, benar dan sesuai dengan materi

yang di sampaikan oleh guru. Oleh karena itu, dalam rangka perbaikan kualitas

pendidikan, maka seorang guru harus bisa menjadi motivator yang baik.

Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwasannya penggunaan

media pembelajaran merupakan suatu hal mutlak yang digunakan seorang guru

dalam proses kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran yang digunakan

28
Nurotun Mumtahanah, “Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran PAI” Volume
4, Nomor 1 (Maret 2014): 95.
25

harus sesuai dengan bahan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penggunaan

media pembelajaran akan membangkitkan motivasi siswa sehingga siswa tidak

merasa bosan dan perhatian siswa fokus pada materi pelajaran. Dengan

penggunaan media pembelajaran, materi akan mudah dipahami, siswa lebih aktif

dalam proses kegiatan belajar.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk jenis penelitian kualitatif

lapangan (field research). Penelitian ini dikarenakan penulis harus terjun ke

lapangan, terlibat dengan masyarakat setempat. Terlibat dengan partisipan atau

masyarakat berarti turut serta merasakan apa yang mereka rasakan dan juga

sekaligus mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi

setempat.

Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau

lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki

gejala objektif yang terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk

penyusunan laporan ilmiah.1

Alasan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan

metode ini sangat tepat untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan

penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar, karena

metode kualitatif digunakan untuk mengkaji manusia dalam kasus-kasus tertentu.

Dilakukan melalui mendengar pendangan partisipan terkait dengan persepsi

terhadap fenomena yang akan diteliti secara holistik yaitu cara mendeskripsikan

dalam bentuk kata untuk menggali data dan informasi yang diperlukan.

1
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), 96.
27

2. Sifat penelitian

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, “Penelitian deskriptif merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek

sesuai dengan apa adanya”.2 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

digunakan dalam setting tertentu yang ada dalam kehidupan riil (ilmiah) dengan

maksud untuk mencari tahu secara mendalam dan memahami suatu fenomena.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa penelitian yang

penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif lapangan. Dalam penelitian

deskriptif kualitatif lapangan yang dilakukan oleh penulis ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.3

B. Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti

mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam sebuah

penelitian. Data merupakan kumpulan bahan keterangan dari hasil pencatatan

peneliti baik berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi. “Sumber data dalam penelitian adalah subjek

darimana data diperoleh”.4 Adapun sumber data dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu Sumber data primer dan sumber data

sekunder.

2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), 157.
3
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2017), 43.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), 172.
28

1. Sumber Data Primer

Adapun sumber data primer adalah data yang diambil dari sumber data

primer atau sumber data pertama dilapangan.5 Sumber data primer yang

digunakan peneliti adalah guru Aqidah Akhlak serta siswa sebagai informan

utama untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran apa saja yang

digunakan dalam peningkatan motivasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah

Akhlak dalam proses pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Margototo.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber kedua sesudah sumber data primer,

sumber data sekunder diharapkan dapat membantu mengungkap data yang

diharapkan.6 Data sekunder adalah sumber data kedua yaitu sumber data yang

diperoleh dari sumber lain yang berkaitan secara langsung, seperti pengamatan

atau observasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

peneliti, karena tujuan dari peneliti yaitu untuk mendapatkan data. Pengumpulan

data adalah suatu proses mendapat data empiris melalui responden menggunakan

metode tertentu.

Dalam rangka untuk memperoleh data di lokasi penelitian maka peneliti

menggunakan bermacam-macam metode pengumpulan data untuk mencapai

tujuan penelitian tersebut. Adapun metode yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

5
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial&Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2013), 128.
6
Burhan Bungin, 129.
29

1. Metode Observasi

Observasi ialah pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan

terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Observasi sebagai

suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati, serta merekam prilaku secara

sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

Observasi yang digunakan oleh penulis adalah observasi non partisipan,

dikarenakan dalam kegiatan sehari-hari peneliti tidak berinteraksi langsung

dengan subyek penelitian. Berdasarkan pendapat diatas, maka hal-hal yang akan

peneliti amati dengan menggunakan metode observasi adalah sebagai berikut:

Tempat atau lokasi subyek penelitian, guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, serta

siswa MTs. Muhammadiyah Margototo.

2. Metode Wawancara

“Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan jalan

komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data

(pewawancara) dengan sumber data (responden)”.7

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara

sistematik/terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

pewawancara menpersiapkan pedoman (guide) tentang apa yang hendak

ditanyakan kepada responden.8 Metode ini digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui secara pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh.

7
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit, 2003), 72.
8
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial&Ekonomi, 134.
30

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara kepada guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak dan siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah Margototo.

Adapun kisi-kisi instrumen wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No Variabel Indikator Item Jumlah


item

1. Media 1. Penggunaan media pembelajaran 1,2, 3 3


pembelajaran memperjelas penyajian pesan

2. Penggunaan media pembelajaran 4, 5 2


mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu

3. Penggunaan media pembelajaran 6, 7, 8, 4


mengatasi sikap pasif, sehingga 9
siswa menjadi lebih semangat dan
mandiri dalam belajar

4. Penggunaan media pembelajaran 10 1


memberikan kesamaan
pengalaman terhadap materi
belajar

2. Motivasi 1. Adanya penghargaan dalam belajar 11 1


belajar
2. Adanya kegiatan yang menarik 12 1
dalam belajar

3. Adanya lingkungan belajar yang 13, 14 2


kondusif

Jumlah 14

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penujang yang akan dipergunakan

dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi

adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti, arsip-arsip,


31

termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hokum-hukum, dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.9

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk pembuatan dan

penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, suara) terhadap segala data-data di

sekolah.

D. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

“Uji keabsahan data atau kepercayaan terhadap data hasil terhadap hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan pada perpanjangan, pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif dan memberchek”.10

Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian yang penulis lakukan

adalah dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.Triangulasi

yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi

teknik.

1. Triangulasi Sumber

“Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber”. 11 Penulis

menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan apa yang dikatakan

9
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 181.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016), 270.
11
Sugiyono, 274.
32

Guru, dan siswa mengenai penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan

motivasi belajar di MTs. Muhammadiyah Margototo tahun pelajaran 2019/2020.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Penulis

menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan data mengecek apakah

hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data di atas sama atau

berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data.

Seperti halnya hasil wawancara dibandingkan atau dicek dengan observasi dan

dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara

di pagi hari pada saat narasumber masih segar, maka akan memberikan data yang

valid sehingga lebih kredibel.12 Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan,

apabila peneliti menghasilkan data yang berbeda, maka akan dilakukan pengujian

kembali secara berulang-ulang sampai menemukan data yang pasti.

E. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

12
Sugiyono, 274.
33

diri sendiri maupun orang lain. Adapun analisis data kualitatif adalah bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis. Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi

data (penarikan kesimpulan).

1. Reduksi data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

telah direduksiakan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Dikarenakan data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat banyak, maka

pada tahap ini peneliti memilah-milah data, merangkum dan memfokuskan pada

data-data yang penting yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran

mata pelajaran aqidah akhlak dalam peningkatan motivasi belajar siswa MTs.

Muhammadiyah Margototo. Dengan demikian setelah data direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap penggunaan media pembelajaran

dalam peningkatam motivasi belajar di MTs. Muhammadiyah Margototo.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data

yang telah dikumpulkan. Maka dalam penelitian ini penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, maka akan

mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dalam situasi sekolah.13 Data

yang semakin menumpuk itu kurang dapat memberikan gambaran yang

13
Sugiyono, 249.
34

menyeluruh. Oleh sebab itu, diperlukan display data. Setelah data tentang

Penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar direduksi

maka langkah selanjutnya penulis menyajikan data tersebut dalam bentuk teks

yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data tersebut maka mempermudah

peneliti untuk memahami masalah yang terjadi di lapangan.

Penyajian data didasarkan pada hasil wawancara kepada guru, dan siswa

kelas VIII MTs. Muhammadiyah Margototo data tentang penggunaan media

pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar yang diterapkan, alokasi waktu,

sarana dan prasarana.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang utuh dari

objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek penelitian. Kesimpulan

awal yang dikemukakkan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya.

Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.14

14
Sugiyono, 252.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian MTs. Muhammadiyah Margototo Kecamatan

Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Muhammadiyah Margototo

MTs. Muhammadiyah Margototo awal didirikan pada tahun 1988 diatas

sebidang tanah yang luasnya 1400 m2 dan memimiliki luas bangunan 313 m2,

yang didirikan oleh Yayasan Muhammadiyah Cabang Metro Kibang,

pendiriannya diperkasai oleh para tokoh masyarakat di kecamatan Metro Kibang,

dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan izin dan piagam

pendirian dari kantor kementerian Agama Lampung Timur No:

Kw.08.2/HK/.00.8/304/2016 pada tanggal 29 September 2016 ini setelah

perpanjangan atau pembaruan izin pengelolaan dengan Nomor Pokok Sekolah

Nasional (NPSN) 60730286. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 3574/G4/KL/2009 Tahun 2009 tentang penerbitan

NPSN.

Selama masa berdirinya MTs. Muhammadiyah Margototo mengalami

beberapa pergantian Kepala Sekolah yaitu:

a. Drs. Sadarham Jaya Tibar, MM (1988-1992)

b. Drs. Sukino, MM (1992-1994)

c. Tupinuji Agus, S.Ag (1994-2002)

d. Abdi Wiyono, S.Ag (2002-2012)


36

e. Sularno, S.Pd (2012-2020)

f. Samsul Bahri, S.Pd (2020 sampai sekarang)

2. Visi dan Misi MTs. Muhammadiyah Margototo

a. Visi: Unggul dalam prestasi dan seni budaya berdasarkan keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah SWT.

b. Misi :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efesien

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah

3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi diri,

sehingga dapat berkembang lebih optimal

4) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran Agama Islam

5) Menciptakan budaya lingkungan yang disiplin, ramah, bersih, dan

islami

6) Menumbuh kembangkan semangat kerja melalui penataan struktur

organisasi yang efekif dengan pembagian wewenang sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

7) Penerapan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

sekolah dan dewan sekolah

3. Letak Geografis MTs. Muhammadiyah Margototo

MTs. Muhammadiyah Margototo memiliki lokasi yang berada di daerah

pedesaan, di Jalan. Jendral Sudirman No. 1 Desa Margototo, Kecamatan Metro

Kibang, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.


37

4. Struktur Organisasi MTs. Muhammadiyah Margototo

KOMITE SEKOLAH KEPALA MADRASAH

MISNI SAMSUL BAHRI, S.Pd.I

TATA USAHA

FAIZ ROHANIATI, A.Md

WAKA HUMAS WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN

SULARNO, S.Pd.I,MSI

GURU BK WALI KELAS PEMBINA


EKSTRAKULIKULER

VII : RIMASARI, S.Pd

VIII : RATNA
GURU MAPEL
PUSPITASARI, S.Pd

IX : BAMBANG
RUDIANTO, S.Pd

SISWA

Sumber : Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Margototo


38

5. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Muhammadiyah Margototo

Tabel 4.1
Sarana dan prasarana MTs. Muhammadiyah Margototo
No Jenis Ruang Jumlah Ruang Keadaan

1. Tempat ibadah 1 Gedung Baik

2. Ruang kelas 3 Lokal Baik

3. Ruang kepala sekolah 1 Lokal Baik

4. Ruang guru 1 Lokal Baik

5. Ruang tata usaha 1 Lokal Baik

6. Ruang UKS 1 Lokal Baik

7. Ruang Lab. Komputer 1 Lokal Baik

8. Ruang perpustakaan 1 Lokal Baik

9. Toilet guru 1 Kamar mandi Baik

10. Toilet siswa 2 Kamar mandi Rusak ringan

Sumber: Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Margototo

6. Keadaan Guru dan Pegawai MTs. Muhammadiyah Margototo

Tabel 4.2
Keadaan Guru dan Pegawai MTs. Muhammadiyah Margototo
No Nama Lengkap Kepega tempat NUPT TMT Bidang
waian tanggal K Studi
lahir
1. Sularno, S.Pd.I MSI PNS/D Margototo 684475 2010 Akidah
PK , 12-05- 765811 Akhlak
1979 0052
2. Bambang Rudianto, PNS/D Srimulyo, 194175 2005 Bahasa
S.Pd PK 09-05- 466582 Indonesi
1976 0000 a
3. Samsul Bahri, S.Pd.I GTY Margajaya 423575 1996 SKI
, 03-09- 165320
1973 0013
39

4. Wiyono,S.Pd.I GTY Margototo 674274 19951 Matemati


, 10-04- 275065 ka
1972 220002
2
5. Mispan, S,Pd.I GTY Margototo 304074 1999 Penjas
, 08-07- 765220
1969 0003
6. Emi Astuti, S.Pd.I GTY Sumbersar 404674 1999 Seni
i, 14-07- 765030 Budaya
1969 0033
7. Wiji Utami, S.Pd.I GTY Margototo 044475 2000 Qur‟an
, 02-11- 465730 Hadis
1976 0013
8. Rimasari, S.Pd GTY Margototo 434975 2000 IPA
, 17-01- 966030
1981 0043
9. Faiz Rohaniati, GTY Margototo 074076 2005 TU
A.Md , 08-04- 566630
1987 0022
10. Haris Yulianto GTY Margajaya - 2017 IPS
, 13-01-
1994
11. Ratna Puspitasari, GTY Margototo - 2018 Bahasa
S.Pd , 16-11- Inggris
1996
12. Syafe‟I Adihusen GTY Margototo - 2019 Bahasa
, Arab
Sumber: Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Margototo

7. Keadaan Siswa MTs. Muhammadiyah Margototo

Tabel 4.3
Keadaan siswa MTs. Muhammadiyah Margototo
Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Pelajaran
2016/2017 33 22 17 72
2017/2018 35 33 22 90
2018/2019 35 33 20 86
2019/2020 20 18 35 73
Sumber : Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Margototo
40

B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Peningkatan Motivasi Belajar Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data

menggunakan sampel penelitian yaitu dari Pak Sularno S.Pd.I MSI, selaku guru

mata pelajaran Aqidah Akhlak serta enam orang siswa, mengenai penggunaan

media pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Aqidah

Akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo, maka penulis memaparkan gambaran

umum adalah sebagai berikut:

1. Media Pembelajaran Memperjelas Penyajian Pesan

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan

pesan atau informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran, serta dapat

memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang rumit, sehingga dapat

meningkatkan proses serta dapat mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar.

Ketika mengamati proses pembelajaran peneliti menemui bahwa guru mata

pelajaran aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo sudah menggunakan

beberapa media pembelajaran, seperti media visual berupa gambar cetak, papan

tulis dan buku cetak.1

Seperti yang dijelaskan guru aqidah akhlak MTs. Muhammadiyah Margototo

adalah sebagai berikut:

”Iya saya menggunakan media dalam pembelajaran aqidah akhlak.


Media yang saya gunakan dalam menyampaikan materi yaitu media
gambar cetak, buku cetak, dan papan tulis.”(W.G.S.F1.01/18/08/2020)

1
Hasil Observasi pada Hari Selasa 18 Agustus 2020 Pukul 09:00 WIB, t.t.
41

Berdasarkan pernyataan guru aqidah akhlak dalam proses belajar mengajar

menggunakan media visual, berupa papan tulis dan gambar yang sudah dicetak.

Adapun penggunaan media gambar digunakan untuk menjelaskan materi

Ananiyah, putus asa, gadhab, dan tamak serta Adab terhadap orang tua dan guru.

Namun media gambar tidak digunakan pada semua materi pelajaran hanya

beberapa materi yang sesuai dan cocok saja.

Dalam penggunaan media gambar Penyampaian materi pelajaran yang

dilakukan oleh guru yaitu dengan menunjukkan gambar kepada siswa. Guru

menyiapkan gambar terkait materi lalu siswa diarahkan untuk mengamati gambar

tersebut, setelah mengamati gambar siswa diarahkan oleh guru untuk menyiapkan

pertanyaan untuk diajukan kepada kelompok lain lalu dijawab secara diskusi

dengan anggota kelompok.

Seperti yang disampaikan guru aqidah akhlak, yaitu:

“Pada saat proses pembelajaran aqidah akhlak tidak seluruh materi


menggunakan media gambar. Jika menggunakan media gambar saya
gunakan dalam menjelaskan materi akhlak terpuji dan akhlak tercela
seperti, ananiyah, putus asa, gadhab dan tamak, serta satu materi lagi
yaitu adab terhadap orang tua dan guru. Disini saya gunakan media
gambar agar siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Dan dalam
penggunaannya saya bagi siswa kedalam kelompok diskusi dan
perkelompok mendapatkan berupa ilustrasi gambar yang mencontohkan
sikap ananiyah, putus asa, gadhab, tamak dan adab kepada orang tua
dan guru. Lalu saya arahkan siswa untuk mengamati gambar dan
membuat pertanyaan mengenai gambar tersebut.”
(W.G.S.F1.02/18/08/2020)
Dengan menggunakan media gambar siswa lebih mudah memahami materi

yang disampaikan oleh guru, sebab dalam penyampaian materi, guru dapat

menunjukkan gambar terkait materi yang tengah disampaikan. Sehingga siswa


42

memiliki gambaran atau ilustrasi mengenai sikap yang mencerminkan ananiyah,

ghadab, tamak, dan putus asa.

Seperti yang disampaikan guru aqidah akhlak yaitu:

“Iya media gambar memperjelas materi yang saya sampaikan, dengan


menggunakan media gambar dan diiringi dengan menceritakan kejadian
mengenai gambar tersebut, materi yang disampaikan menjadi lebih
jelas, dan siswa akan semakin paham terhadap materi. Contohnya pada
materi ananiyah, saya menampilkan gambar yang mencerminkan sifat
ananiyah sembari bercerita yang mendeskripsikan gambaran sifat
ananiyah dan mengapa kita harus menjauhkan diri dari sifat tercela
ananiyah itu sendiri.” (W.G.S.F1.03/18/08/2020)
Dalam proses belajar mengajar menggunakan media gambar tersebut, siswa

terlihat lebih aktif seperti bertanya terkait hal-hal yang kurang dimengerti,

mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh antar kelompok diskusi, serta

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Dengan menggunakan media gambar

dalam pembelajaran aqidah akhlak materi yang disampaikan oleh guru semakin

jelas dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa lebih mudah mengerti

maksud dari isi materi aqidah akhlak tersebut.

Sedangkan menurut pendapat siswa MTs. Muhammadiyah Margototo yaitu:

”Iya bapak guru menggunakan media dalam pembelajaran aqidah


akhlak, seperti media papan tulis, buku, dan gambar yang sudah di
print.” (W.S.SK.F1.01/22/08/2020)
Hal yang serupa juga dikatakan siswa yaitu:

”Iya pak sularno menggunakan media dalam pembelajaran aqidah


akhlak, biasanya media buku, papan tulis, dan gambar berwarna.”
(W.S.SA.F1.01/18/08/2020)
Pendapat lain juga disampaikan oleh siswa MTs. Muhammadiyah Margototo,

ia mengatakan bahwa:

“Iya pak Sularno menggunakan media gambar, waktu materi tentang


ananiyah, putus asa, gadhab, dan tamak. Sebelum memulai materi guru
memberikan gambar lalu siswa disuruh mengamati gambar tersebut
43

menjelaskan tentang apa, dan siswa disuruh untuk bertanya terkait


gambar tersebut”. (W.S.R.F1.02/18/08/2020)
Pendapat yang sama juga disampaikan siswa, ia mengatakan bahwa:

“Iya mbak materi semakin jelas ketika guru menyampaikan materi


menggunakan media gambar, karena kalau hanya menjelaskan materi
dengan cara ceramah saja tidak menggunakan media gambar saya
merasa sulit memahami materi yang guru sampaikan.”
(W.S.SK.F1.03/22/08/2020)
Hal yang sama juga di katakan siswa MTs. Muhammadiyah Margototo yaitu:

“Iya materi yang di sampaikan bapak guru semakin jelas saat guru
menejalaskan materi menggunakan media gambar, karena dari melihat
gambar saya mengetahui oiya jadi gambarannya seperti ini, gitu mbak.
Didukung lagi saat mengamati gambar bapak guru bercerita mengenai
gambar tersebut, jadi lebih jelas dan mudah dipahami.”
(W.S.SM.F1.03/22/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, dan observasi yang peniliti

lakukan maka dapat dijelaskan bahwasanya dalam pembelajaran aqidah akhlak

penggunaan media gambar yang digunakan oleh guru dapat membantu

penyampaian materi pelajaran, saat guru menggunakan media gambar pesan atau

materi yang disampaikan semakin jelas maknanya, materi yang sulit dimengerti

oleh siswa dapat dikonkritkan dengan memberikan gambaran atau contoh, dengan

begitu siswa lebih mudah memahami maksud atau isi pesan yang terkandung

dalam materi, sehingga memungkinkanya siswa dapat menguasai materi serta

dapat mengingat lebih lama materi pelajaran.

2. Media Pembelajaran Mengatasi Keterbatasan Indera Ruang dan Waktu

Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

kondisi dan lingkungan belajar siswa yang diciptakan oleh guru. Media

pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran,

memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi. Penggunaan media


44

gambar ditampilkan langsung diruang kelas untuk mengilustrasikan suatu kejadian

atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga siswa

mudah memahami apa maksud serta isi yang terkandung dalam media gambar

yang digunakan guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak. Dengan adanya

media gambar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif serta efesien

sehingga dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak, beliau mengatakan

bahwa:

“Iya penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menghemat


waktu, karena ketika bapak memberikan gambar kepada siswa dan
diiringi dengan menjelaskan mengenai gambar yang bapak tampilkan
siswa lebih cepat menangkap materi pelajaran. Sehingga lebih
menghemat waktu, dan waktu yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk
latihan menjawab soal.” (W.G.S.F1.04/18/08/2020)
Sedangkan menurut tanggapan siswa MTs. Muhammadiyah Margototo, ia

mengatakan bahwa:

“Pada saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan media


gambar lebih cepat mbak, karena ketika menggunakan media gambar
saya mudah memahami materi yang guru sampaikan, dan setelah selesai
menjelaskan materi guru memberikan soal-soal untuk latihan.”
(W.S.N.F1.04/18/08/2020)
Pendapat yang serupa juga dikatakan siswa yang lain, bahwa:

“Ketika bapak guru menggunakan media gambar biasanya waktu


penjelasannya lebih singkat mbak, karena saya lebih cepat memahami
atau menangkap materi dan mudah meingatnya, ketimbang guru hanya
menjelaskan dengan ceramah, saya malah cepat mengantuk.”
(W.S.SK.F1.04/22/08/2020)
Dari hasil wawancara yang peniliti lakukan maka dapat dijelaskan,

bahwasanya media gambar tidak hanya membantu guru dalam memperjelas

penyampaian materi pelajaran tetapi penggunaan media gambar juga dapat

menghemat waktu dalam penyampaian materi pelajaran, hasil observasi juga


45

menunjukkan bahwa waktu yang singkat dalam pembelajaran aqidah akhlak dapat

dimanfaatkan secara semaksimal mungkin oleh guru, penjelasan materi yang

dapat dikemas secara singkat, dan jelas dapat diterima dengan baik oleh siswa,

siswa juga mengatakan bahwa ketika guru menggunakan media gambar siswa

lebih cepat menangkap materi pelajaran dibandingkan dengan tidak menggunakan

media gambar dan materi yang disampaikan oleh guru mudah diingat oleh siswa.

Tidak hanya menghemat waktu dalam penyampaian materi pelajaran,

penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam mengatasi

keterbatasan penglihatan, objek berupa ilustrasi mengenai aqidah akhlak

seseorang di konkritkan dengan menggunakan ilustrasi gambar sehingga siswa

dapat mengetahui serta dapat melihat dengan jelas gambar yang telah disediakan

oleh guru aqidah akhlak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak, beliau mengatakan

bahwa:

“Sebisa mungkin harus terlihat oleh semua siswa dan memastikan


gambar tersebut tidak buram. Karena kan ada siswa yang
penglihatannya terbatas atau duduk di bagian belakang jadi untuk
mengatasi hal tersebut biasanya saya mencetak media gambar jika
ukurannya besar saya tempelkan di papan tulis, tetapi jika saya
mencetaknya ukuran kertas A4 saya cetak beberapa saja dan saya bagi
siswa menjadi beberapa kelompok kecil lalu saya bagikan gambar
tersebut kepada siswa.” (W.G.S.F1.05/18/08/2020)
Media gambar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran

juga dapat terlihat oleh semua siswa sehingga siswa dapat melihat secara jelas

baik siswa yang duduk didepan maupun duduk di belakang, dengan begitu siswa

tidak merasa kesulitan dalam memahami gambar serta isi pesan atau maksud dari

gambar tersebut.
46

Menurut pendapat siswa MTs. Margototo ia mengatakan, bahwa:

“Iya saya melihat dengan jelas media gambar yang bapak guru berikan.
Ya kadang-kadang gambarnya di tempel di depan kelas, kadang juga
dibagikan ke siswa.” (W.S.N.F1.05/18/08/2020)
Pendapat yang sama disampaikan siswa, ia mengatakan bahwa:

“Iya saya dapat melihat media gambar yang bapak guru tampilkan.
Kadang media gambar di bagikan dengan siswa, kadang juga di tempel
di papan tulis mbak.” (W.S.N.F1.05/18/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan observasi yang dilakukan

peneliti maka dapat dijelaskan bahwa siswa lebih cepat menangkap materi

pelajaran dibandingkan dengan tidak menggunakan media, jika hanya

menggunakan buku dan ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran siswa

merasa bosan dan cepat mengantuk.

Media gambar yang di gunakan oleh guru dapat dilihat oleh semua siswa, dan

siswa dapat melihat secara langsung gambaran yang mencerminkan dari prilaku

tercela atau terpuji sehingga tidak dalam bentuk kata-kata atau penjelasan saja

melainkan siswa dapat mengamati gambar.

3. Media Pembelajaran Mengatasi Sikap Pasif Siswa dalam Belajar

Penggunaan media pembelajaran mampu mengarahkan perhatian siswa

seingga siswa dapat termotivasi dalam belajar, dengan menggunakan media

gambar siswa merasa tertarik untuk menyimak penyampaian pesan yang

dilakukan guru, sehingga siswa dapat berfikir dan menganalisis materi pelajaran

dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan dan siswa dapat

memahami materi pelajaran dengan mudah.

Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran aqidah akhlak, beliau

mengatakan bahwa:
47

”Iya siswa memperhatikan ketika saya menggunakan media gambar


dalam menyampaikan materi pelajaran, siswa juga lebih tertarik
memperhatikan pelajaran dan tidak merasa bosan saat mengikuti
pelajaran”. (W.G.S.F1.06/18/08/2020)
Sedangkan menurut pendapat siswa MTs. Muhammadiyah Margototo ia

mengatakan bahwa:

”Kalau guru menggunakan media gambar saya memperhatikan, tetapi


jika guru menjelaskan materi menggunakan media buku saya kurang
memperhatikan”. (W.S.R.F1.06/18/08/2020)
Menurut pendapat siswa MTs. Muhammadiyah Margototo ia mengatakan:

“Iya kalau bapak guru menggunakan media gambar saya


memperhatikan mbak, tapi jika guru menjelaskan materi dengan
ceramah dan mengerjakan soal, saya tidak begitu memperhatikan”.
(W.S.SA.F1.06/18/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak dan observasi yang

dilakukan peneliti maka dapat di jelaskan bahwa, dalam pembelajaran aqidah

akhlak penggunaan media gambar dapat membuat siswa memperhatikan

penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Media gambar dapat mengarahkan

perhatian siswa untuk mengamati, serta menyimak materi pelajaran, dan guru

akan semakin mudah menjelaskan materi karena dengan siswa memperhatikan

ada respon positif yang berikan oleh siswa seperti mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dari guru maupun dari siswa yang lain.

Kehadiran media gambar yang berwarna membuat kesan yang baru bagi

siswa hal ini terlihat siswa nampak bersemangat dan memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi terhadap media gambar yang digunakan guru dalam menyampaikan

materi aqidah akhlak.

Berdasarkan yang disampaikan guru aqidah akhlak, beliau mengatakan

bahwa:
48

”Iya siswa merasa senang, antusias dan bersemangat dalam belajar


ketika saya menyampaikan materi menggunakan media gambar, karena
siswa dapat melihat secara langsung gambaran atau contoh yang
mencerminkan materi seperti adab terhadap orang tua dan guru dan
menghindari prilaku tercela seperti ananiyah, putus asa, gadhab, dan
tamak, serta contoh yang mencerminkan dari prilaku tercela tersebut.
Gambar yang diberikan juga berwarna jadi siswa lebih tertarik.”
(W.G.S.F1.07/18/08/2020)
Menurut pendapat salah satu siswa mengatakan bahwa:

”Iya saya merasa senang dan semangat dalam menyimak penjelasan


dari guru saat guru menggunakan media gambar dalam pembelajaran
aqidah akhlak.” (W.S.SA.F1.07/18/08/2020)
Pendapat yang sama diutarakan siswa yaitu:

”Saya senang jika bapak guru menggunakan media gambar dalam


menjelaskan materi karena gambar yang ditampilkan oleh guru bagus,
jadi saya tertarik untuk melihatnya.” (W.S.N.F1.07/18/08/2020)
Dengan menggunakan media gambar siswa lebih bersemangat dalam belajar

serta dapat melatih siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan mengerjakan

soal atau pertanyaan secara sendiri-sendiri tidak melihat hasil atau jawaban dari

temannya, dengan begitu siswa dapat mengasah pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.

Guru aqidah akhlak mengarahkan siswa untuk dapat menyiapkan pertanyaan

terkait dengan media gambar yang telah disiapkan, siswa terlihat menyiapkan

pertanyaan dengan mandiri.

Seperti yang disampaikan guru aqidah akhlak, beliau mengatakan bahwa:

”Iya siswa saya suruh untuk mengamati gambar dan setelah mengamati
saya suruh siswa untuk menyiapkan pertanyaan terkait gambar yang
saya berikan untuk sebagai bahan diskusi, dan bagi siswa yang aktif
menjawab saya beri nilai plus.” (W.G.S.F1.08/18/08/2020)
Menurut pendapat siswa ia mengatakan:
49

”Iya saya mengajukan pertanyaan setelah mengamati gambar terkait


yang belum saya mengerti, kalau menjawab pertanyaan, kadang-kadang
kalau saya bisa menjawab pertanyaan.” (W.S.SM.F1.08/22/08/2020)
Hal yang sama diutarakan oleh siswa:

”Yaa kalau saya merasa bingung dengan penjelasan materi yang


disampaikan bapak guru saya bertanya, kalau materinya susah dipahami
saya sering bertanya.” (W.S.SA.F1.08/18/08/2020)
Guru aqidah akhlak menuntun siswa untuk dapat mengerjakan soal dengan

mandiri, agar siswa terlatih dan mampu mengerjakan soal-soal secara sendiri

dengan pemberian soal yang mengarah pada praktik dalam kehidupan sehari-hari

yang berdasarkan atas pengalaman pribadi.

Seperti yang disampaikan guru mata pelajaran aqidah akhlak, beliau

mengatakan bahwa:

”Iya siswa mengerjakan sendiri, karena soal-soal yang saya berikan


banyak yang ke praktiknya dalam kehidupan sehari-hari serta
memberikan contoh sehingga dalam menjawabnya dari penalaran dan
pengalaman siswa itu sendiri.” (W.G.S.F1.09/18/08/2020)
Sedangkan menurut siswa, ia mengatakan bahwa:

”Iya mengerjakan sendiri, tapi kalau ada soal yang sulit di pahami saya
bertanya dengan pak guru.” (W.S.R.F1.09/18/08/2020)
Menurut siswa, ia mengatakan:

”Iya saya berusaha mengerjakan sendiri tugas yang diberikan pak


guru.” (W.S.SK.F1.09/22/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan observasi yang dilakukan

peneliti maka dapat dijelaskan bahwa, keberadaan media gambar membuat kesan

yang baik bagi siswa. Siswa merasa senang serta perhatian siswa tertuju pada

gambar yang guru tampilkan, semangat siswa dalam belajar juga terlihat saat

siswa menyimak materi pelajaran dengan serius, melakukan secara sungguh-

sungguh ketika guru memberikan arahan dalam belajar seperti, mengajukan


50

pertanyaan, mengamati gambar, mendiskusikan hasil diskusi kelompok didepan

kelas, siswa juga tidak takut bertanya jika menemukan materi atau soal yang

belum jelas dan belum dimengerti. Sehingga proses belajar mengajar tidak hanya

didominasi oleh guru akan tetapi siswa ikut berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

5. Media Pembelajaran Memberikan Kesamaan Pengalaman dalam

Belajar

Pengalaman yang diperoleh setiap siswa dalam mencerna materi pelajaran

berbeda-beda, begitupula persepsi terhadap materi yang hanya disampaikan guru

dalam bentuk tulisan maupun lisan saja, dalam membentuk persamaan persepsi

terhadap materi pelajaran dapat dilakukan dengan memberikan bentuk nyata yaitu

dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media gambar dapat

memberikan bukti nyata atau gambaran mengenai materi pelajaran yang akan

disampaikan, sehingga siswa tidak hanya mendengar materi-materi melainkan

dapat melihat bagaimana gambaran atau contoh dari materi aqidah akhlak

tersebut, dengan begitu siswa memiliki persepsi dan pengalaman yang sama

dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak. Menurut pendapat

beliau mengatakan bahwa:

“Iya memberikan pengalaman yang sama bagi siswa, karena aqidah


akhlak identik dengan praktek atau mempraktekkan akhlak terpuji agar
dapat dicontoh dan diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari,
maka dengan menggunakan media gambar siswa dapat melihat sekilas
gambaran tentang bagaimana cara bersikap dengan orang yang lebih tua
melalui mengamati gambar yang terkait dengan materi tersebut, jadi
setelah siswa melihat gambar siswa memiliki pemahaman atau persepsi
yang sama mengenai gambar.” (W.G.S.F1.10/18/08/2020)
51

Menurut pendapat siswa MTs. Muhammadiyah Margototo, ia mengatakan

bahwa:

“Iya setelah saya melihat gambar memiliki kesamaan dengan teman-


teman gambar tersebut menunjukkan gambaran sebagai contoh dari
sikap terpuji dan tercela.” (W.S.N.F1.10/18/08/2020)
Menurut penuturan siswa ia mengatakan bahwa:

“Iya memberikan pengalaman, karena dengan mengamati gambar


mengenai sikap tercela atau terpuji saya memiliki gambaran tentang
contoh dari akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela.”
(W.S.SK.F1.10/22/08/2020)
Dari hasil wawancara dan observasi, maka dapat dijelaskan yaitu: dengan

penggunaan media gambar siswa dapat melihat dengan jelas gambaran materi dari

akhlak terpuji atau tercela, dengan mengamati gambar terkait materi, siswa dapat

mengetahui gambaran tentang materi atau contoh dari akhlak tercela atau terpuji,

sehingga siswa memiliki pengalaman yang sama atau persamaan dalam

memahami gambar yang diberikan oleh guru, dan mudah diingat oleh siswa.

6. Adanya Penghargaan dalam Belajar

Sebagai bentuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar pemberian

penghargaan, atau pujian kepada siswa dapat mendorong siswa untuk semangat

dan bersungguh-sungguh dalam belajar, siswa merasa terdorong untuk terus

berlatih, membaca buku, serta senantiasa mengamalkan ilmu yang didapat dari

bangku sekolah kedalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak, menurut beliau

yaitu:

”Iya kalau siswa mendapat nilai bagus dan hasil kerja sendiri dalam
mengerjakan soal bapak memberi hadiah seperti memberikan alat tulis
seperti pulpen, agar siswa termotivasi serta bersemangat dalam belajar
dan yang terpenting siswa jujur dalam mengerjakan tugas”.
(W.G.S.F1.11/18/08/2020)
52

Menurut pendapat siswa ia mengatakan:

”Iya bapak guru memberikan hadiah pulpen kalo ada siswa yang
mendapat nilai yang bagus.” (W.S.SA.F2.12/18/08/2020)
Hal yang sama juga dikatakan oleh siswa yaitu:

”Iya saya pernah dikasih hadiah pulpen mbak, saya senang dan saya
lebih semangat lagi dalam belajar.” (W.S.N.F2.12/18/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan bahwa

pemberian hadiah kepada siswa merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan

guru untuk memotivasi siswa dalam belajar, selain itu nilai kejujuran yang

ditanamkan pada diri siswa dengan berusaha mengerjakan tugas atau soal secara

mandiri. Pemberian hadiah sebagai pengapresiasian yang dilakukan guru untuk

menghargai usaha siswa dalam mengerjakan tugas, tekun belajar dan selalu

berlatih.

7. Adanya Kegiatan yang Menarik dalam Belajar

Dalam pembelajaran tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan

serius dan berkonsentrasi, ada beberapa siswa yang merasa jenuh dan bosan disaat

guru menyampaikan materi, dengan demikian kreatifatas guru dalam

menggunakan metode serta media yang tepat dan sesuai dengan materi serta

tujuan pembelajaran diharapkan, agar proses belajar mengajar menjadi lebih

menarik dan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak terlalu kaku.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak, beliau berpendapat

yaitu:

”Untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar saya


memberikan permainan berupa tanya jawab dalam pembelajaran,
setelah materi sudah selesai dijelaskan, dengan cara menunjukkan
gambar ke siswa dan mengajukan pertanyaan, siswa berlomba-lomba
untuk menjawab pertanyaan.” (W.G.S.F1.12/18/08/2020)
53

Menurut pendapat siswa, ia mengatakan:

”Iya bapak guru memberikan permainan seperti tanya jawab, dan kita
bersaing untuk bisa menjawab pertanyaan.”
(W.S.SK.F2.13/22/08/2020)
Menurut pendapat siswa ia mengatakan bahwa:

”Iya mbak pak sular memberikan game tanya jawab dengan menebak
gambar lalu menjelaskan gambar tersebut kepada siswa dalam
pembelajaran supaya tidak bosan.” (W.S.NS.F2.13/18/08/2020)
Berdasarkan wawancara diatas bahwasanya dan proses pembelajaran yang

menarik guru memberikan permainan tanya jawab dengan menggunakan media

gambar kepada siswa, agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan monoton. Dari

pemberian permainan berupa tanya jawab dengan menggunakan gambar disela-

sela waktu proses belajar mengajar dapat mengusir kejenuhan yang dirasakan

siswa, membangkitkan semangat siswa dan dapat mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan oleh guru.

8. Adanya Lingkungan Belajar yang Kondusif

Untuk menciptakan kenyaman dan suasana yang baik dalam belajar

lingkungan yang bersih dan rapih merupakan salah satu bentuk memotivasi siswa

dalam belajar, dengan adanya ruang kelas yang bersih siswa merasa betah dan

nyaman saat belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak, beliu mengatakan

bahwa:

”Saya selalu mewanti-wanti kepada siswa untuk selalu menjaga


kebersihan kususnya ruang kelas, jika ada siswa yang membuang
sampah di dalam kelas atau di laci meja saya memberikan hukuman
ringan agar siswa tidak membuang sampah sembarangan, selain itu saya
selalu mengawasi ketika siswa piket baik di dalam kelas maupun piket
lingkungan sekolah”. (W.G.S.F2.13/18/08/2020)
Menurut siswa mengatakan bahwa:
54

”Iya saya membuang sampah di kotak sampah, dan melaksanakan piket


kelas sesuai dengan jadwal piket.” (W.S.SM.F2.14/22/08/2020)
Pendapat yang sama juga diutarakan Sasa Maharani:

”Saya membuang sampah pada tempatnya tidak membuang sampah


diruang kelas, dan menyapu ruang kelas sesuai dengan jadwal piket.”
(W.S.SK.F2.14/22/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti yaitu:

pada pembelajaran aqidah akhlak guru selalu mewanti-wanti siswa untuk menjaga

kebersihan lingkungan kelas agar dapat menciptakan lingkungan kelas yang

kondusif sehingga kenyamanan dalam proses belajar mengajar dirasakan oleh

siswa, serta merapihkan meja dan kursi sebelum dan sesudah proses belajar

mengajar.

9. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Penggunaan Media

Pembelajaran

Setiap penggunaan media dalam proses pembelajaran pasti memiliki beberapa

faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Berikut ini akan

dipaparkan faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan media

pembelajaran dalam peningkatan motivasi belajar di MTs. Muhammadiyah

Margototo.

a. Faktor pendukung

Berdasarkan wawancara kepada guru aqidah akhalak mengenai faktor

pendukung penggunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

“Faktor pendukung penggunaan media pembelajaran yang pertama


yaitu, guru. Guru sebagai penunjang keberhasilan penerapan media
gambar untuk mempermudah menjelaskan materi kepada siswa. Yang
kedua siswa. Antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi dari para siswa
merupakan faktor penunjang penerapan media gambar, ini terlihat
manakala mereka mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, mereka semangat, gembira, dan senang saat mengikuti
55

pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dan yang ketiga


yaitu, kepala sekolah yang menjadi faktor pendukung dari penggunaan
media pembelajaran.Yang keempat yaitu orang tua siswa partisipasi
orang tua siswa menjadi daya pendukung yang sangat dibutuhkan oleh
kepala sekolah.” (W.G.S.F2.14/19/08/2020)
Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran

aqidah akhlak, maka dapat dijelaskan bahwasanya, faktor pendukung

penerapan media dalam pembelajaran yaitu:

1) Guru

Profesionalisme guru merupakan salah satu hal yang menunjang

keberhasilan penggunaan media gambar dalam proses belajar

mengajar, profesionalisme guru ini terwujud dalam persiapan,

pemilihan materi, metode, media, pengelolaan pembelajaran dan

evaluasi.

2) Siswa

Antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi dari para siswa

merupakan faktor pendukung daripada penggunaan media gambar,

hal ini terlihat ketika proses belajar berlangsung mereka nampak

semangat, kompak, senang, dan gembira saat mengikuti

pembelajaran.

3) Pimpinan Madrasah

Empati serta daya juang yang tinggi pimpinan sekolah terhadap

pelaksanaan program untuk memajukan sekolah merupakan salah

satu faktor pendukung atas penggunaan media dalam pembelajaran.


56

4) Orang tua

Partisipasi orang tua siswa menjadi daya pendukung yang sangat

dibutuhkan oleh kepala sekolah.

b. Faktor penghambat

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata

pelajaran aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah Margototo adalah

sebagai berikut:

”Dalam menggunakan media dalam pembelajaran tentu saja ada faktor


penghambat yang pertama yaitu, dari kondisi siswa itu sendiri. Karena
tingkat kemampuan berfikir atau kecerdasan siswa yang berbeda-beda
sehingga mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi juga
berbeda, ada siswa yang langsung paham terhadap materi ada juga
siswa yang harus dijelaskan kembali atau di beri pertanyaan-pertanyaan
baru bisa paham. Faktor penghambat yang kedua yaitu, keterbatasan
sarana dan prasarana yang menjadi faktor penghambat, jumlah LCD
proyektor yang hanya ada satu jadi merasa kesulitan pada saat
menggunakannya karena harus bergantian dengan guru mata pelajaran
yang lain. Jadi saya menggunakan media gambar cetak yang bisa saya
peroleh dari internet selain mudah di dapat juga dapat mengarahkan
perhatian siswa.” (W.G.S.F2.14/19/08/2020)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti maka dapat

jelaskan bahwasanya, faktor penghambat dalam penggunaan media

pembelajaran pada pelajaran aqidah akhlak yaitu:

1) Siswa

Kondisi siswa didalam kelas, karena kecerdasan setiap siswa yang

berbeda-beda untuk menyimpulkan materi yang diajarkan melalui

media gambar mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi

mengelami perbedaan hal ini memicu tenaga dan pikiran yang ekstra

untuk menanganinya secara manusiawi dan adil.


57

2) Sarana dan prasarana

Ketersedian sarana dan prasarana yang terbatas, jumlah LCD

yang masih ada satu buah sehingga dalam menjelaskan materi

pelajaran tidak dapat menggunakan media yang bervariasi.

3) Guru

Guru juga kurang matang mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang sebenarnya membutuhkan ketelatenan.

C. Pembahasan

Media adalah segala bentuk dan perantara yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi.2 Media pembelajaran sebagai alat dukung

yang berfungsi membantu guru dalam memperlancar menyampaikan materi

pelajaran kepada peserta didik. Menyadari betapa pentingnya media pembelajaran

didalam proses belajar mengajar, maka di MTs. Muhammadiyah Margototo telah

menggunakan media tersebut dalam pembelajaran aqidah akhlak. Media

pembelajaran yang paling sering guru gunakan yaitu papan tulis, buku dan media

gambar. Media pembelajaran tersebut menuntut guru agar mereka mampu

membuat materi pelajaran yang menarik bagi siswa sehingga dapat

membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

Motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

prilaku manusia termasuk prilaku belajar.3 Motivasi belajar merupakan faktor

psikis yang memberikan dorongan, menumbuhkan gairah, merasa senang, dan

2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 3.
3
Muh. Yusuf Mappeasse, “Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Progammable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK NEGERI 5
Makassar,” 3.
58

semangat dalam melakukan kegiatan belajar.4 Motivasi belajar yang tinggi pada

siswa akan mendorong siswa untuk giat belajar serta tidak pantang menyerah saat

menemui kesulitan atau hambatan dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru aqidah akhlak

penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting, serta dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dengan menggunakan media

pembelajaran khususnya penggunaan media gambar dalam pembelajaran aqidah

akhlak dapat menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar,

perhatian siswa menjadi lebih fokus, memberikan kesamaan pengalaman dalam

belajar, mengatasi keterbatasan pengamatan, siswa lebih mudah memahami materi

pelajaran yang rumit atau kompleks, menumbuhkan semangat dan antuasiasme

siswa dalam belajar, mempermudah pengajaran.

Penggunaan media gambar yang berwarna dan berbeda-beda membuat siswa

tertarik untuk memperhatikan materi pelajaran, serta dapat menimbulkan

keingintahuan yang bisa merangsang siswa untuk berfikir. Penggunaan media

gambar mampu mendorong siswa untuk belajar dan gemar mencari sendiri materi-

materi pelajaran. Hal tersebut akan bisa menanamkan sikap mandiri kepada siswa

dan senantiasa berinisiatif mencari materi pelajaran dari berbagai sumber, yang

kesemuanya itu menunjukkan bahwa media mempunyai aspek meningkatkan

motivasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

Kendati demikian penggunaan media dalam proses pembelajaran tidak luput

dari beberapa faktor , baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Adapun

4
Susi Andriani, “Pengaruh Motivasi Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV di SDN Mayangan 6 Kota Purbolinggo” Vol 10 No 1
(2016): 103.
59

faktor pendukung penggunaan media dalam pembelajaran yaitu, profesionalisme

guru yang turut menunjang keberhasilan penggunaan media dalam proses belajar

mengajar, antusias dan rasa ingintahu siswa terhadap materi pelajaran, Empati dan

daya juang yang tinggi dari pada pimpinan madrasah terhadap pelaksanaan

program untuk memajukan Madrasah, serta partisipan dan kerjasama orang tua

siswa.

Adapun faktor penghambat penggunaan media dalam pembelajaran yaitu,

Tingkat berfikir siswa dalam menangkap materi pelajaran hal ini karena latar

belakang siswa yang berbeda, sehingga kecerdesan setiap siswa juga berbeda,

Keterbatasan sarana dan prasana, Ketelatenan guru dalam menyiapkan media

pembelajaran.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang penggunaan media pembelajaran dalam

peningkatan motivasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak di MTs.

Muhammadiyah Margototo adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang digunakan guru aqidah akhlak di MTs.

Muhammadiyah Margototo yaitu media gambar cetak dan papan tulis.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting, dengan

menggunakan media pembelajaran khususnya media gambar perhatian siswa

menjadi lebih fokus, memberikan kesamaan pengalaman dalam belajar,

mengatasi keterbatasan pengamatan, siswa lebih mudah memahami materi

yang rumit. Menjadi daya tarik dengan penggunaan gambar yang memiliki efek

warna-warni dan berbeda-beda dapat menimbulkan keingintahuan yang bisa

merangsang siswa untuk berfikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa

media gambar mempunyai aspek meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,

menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan begitu dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa.

2. Faktor pendukung penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan

motivasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah

Margototo

a. Profesionalisme guru merupakan salah satu hal yang menunjang

keberhasilan penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar,


61

profesionalisme guru ini terwujud dalam persiapan, pemilihan materi,

metode, media, pengelolaan pembelajaran dan evaluasi.

b. Antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi dari para siswa merupakan

faktor pendukung daripada penggunaan media gambar, hal ini terlihat ketika

proses belajar berlangsung mereka nampak semangat, kompak, senang, dan

gembira saat mengikuti pembelajaran.

c. Empati serta daya juang yang tinggi pimpinan madrasah terhadap

pelaksanaan program untuk memajukan madrasah merupakan salah satu

faktor pendukung atas penggunaan media dalam pembelajaran.

d. Partisipasi orang tua siswa dan kerjasama mereka sangat dibutuhkan oleh

pihak sekolah sehingga informasi mengenai sekolah maupun prilaku siswa

dapat disampaikan kepada setiap orang tua siswa.

3. Faktor penghambat penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan

motivasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak di MTs. Muhammadiyah

Margototo

a. Siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda, baik dari kecerdasan,

tingkat ekonomi hal ini memicu tenaga dan pikiran yang ekstra untuk

menanganinya secara manusiawi dan adil.

b. Keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga penggunaan

media yang beragam menjadi terkendala.

c. Terkadang guru juga kurang matang dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang sebenarnya tidak sedikit membutuhkan ketelatenan.


62

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan tentang penggunaan media pembelajaran

dalam peningkatan motivasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak di MTs.

Muhammadiyah Margototo, maka peneliti dalam hal ini memberikan saran

sebagai berikut:

1. Kepada kepala madrasah hendaknya menghimbau kepada para guru untuk

dapat menggunakan media dalam pembelajaran supaya memudahkan siswa

untuk memahami materi dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.

2. Kepada guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak sebaiknya guru

dituntut aktif dan tanggap terhadap siswa, dengan menggunakan media

pembelajaran yang bervariasi, kreatif dan cermat terhadap media yang tersedia

untuk dapat dimanfaatkan guna membantu siswa dalam belajar.

3. Kepada siswa hendaknya mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh

dan penuh semangat agar mendapat ilmu yang bermanfaat baik didunia

maupun diakherat.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Steffi, dan Muhammad Taufik. “Pemanfaatan Media Pembelajaran


Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam.”
Volume 3 No. 2/ 2015.

Andriani, Susi. “Pengaruh Motivasi Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran


Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV di SDN Mayangan 6 Kota
Purbolinggo.” Volume 10 No. 1 /2016.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2013.

Aritonang, Keke T. “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa.” No.10/Tahun ke-7 Juni 2008.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013.

Astuti, Sri Andri. “Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Program Prezi


Pada Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadis Di MADRASAH ALIYAH.” Vol. 4
No. 1/ Juni 2019.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial&Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2013.

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.


Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.

--------------------. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Hasanah, Nurul. Peran Bimbingan Konseling Islam Dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta)
Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta, 2010.

Juwitasari, Yuli. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap prestasi


Belajar PAI Siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMK
Muhammadiyah 1 Metro. IAIN Metro Lampung, 2017.
Kompri. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Mahnun, Nunu. “Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah


Pemilihan Media dan Implementasinya Dalam Pembelajaran).” Volume 37
No. 1/ Juni 2012.

Mappeasse, Muh Yusuf. “Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Progammable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan
Listrik SMK Negeri 5 Makassar.” Volume 1 Nomor 2/ Oktober 2009.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Mumtahanah, Nurotun. “Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran PAI.”


Volume 4 Nomor 1/ Maret 2014.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2017.

Putranti, Nurita. “Cara Membuat Media Pembelajaran Online Menggunakan


Edmodo.” Volume 2 No. 2/ Desember 2013.

Rianto, Adi. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit, 2003.

Rifai, Muh Husyain. “Pemilihan Media Dalam Pembelajaran Geografi.” Volume 2


No.2/ Juni 2017.

Sanaky, Hujair AH. Media Pembelajaran Interaktif Inovatif. Kaukaba Dipantara,


2013.

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2012.

Sari, Dian Hardika. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar Akidah Akhlak Kelas VIII MTs. N 1 Lampung Timur. IAIN Metro
Lampung, 2018.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta, 2016.

Sukardi. Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi


Aksara, 2003.
Tafonao, Talizaro. “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Mahasiswa.” Volume 2 No.2/ Juli 2018.

Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Zuhairi. Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109

Anda mungkin juga menyukai