PERJANJIAN HIBAH BMN - UINSA KE MA ARRIYADLAH PANDEAN-rev
PERJANJIAN HIBAH BMN - UINSA KE MA ARRIYADLAH PANDEAN-rev
ANTARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA,
PROVINSI JAWA TIMUR
DAN
MADRASAH ALIYAH ARRIYADLAH PANDEAN
NOMOR : B-616/Un.07/01/R/KS.01.6/02/2022
NOMOR : 164/A.1/MA.A/II/2022
TENTANG
HIBAH BARANG MILIK NEGARA BERUPA SELAIN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN YANG TIDAK MEMPUNYAI DOKUMEN KEPEMILIKAN
PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA,
PROVINSI JAWA TIMUR
KEPADA
MADRASAH ALIYAH ARRIYADLAH PANDEAN
Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Dua bulan Februari tahun Dua
Ribu Dua Puluh Dua, bertempat di Surabaya, yang bertanda tangan di
bawah ini:
I. Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., MA, Ph.D., Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jl. Ahmad Yani No. 117 Surabaya,
selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
II. Ahmad Qusyairi, S.Pd.I., Kepala Madrasah Aliyah Arriyadlah
Pandean, Jl. Pakuniran Pandean Paiton Probolinggo, selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Pasal 1
Pasal 2
(1) Objek Perjanjian Hibah berupa Barang Milik Negara selain tanah
dan/atau bangunan yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan
pada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan nilai
perolehan sebesar Rp 44.655.025,- (empat puluh empat juta enam
ratus lima puluh lima ribu dua puluh lima rupiah) sebanyak 97 unit
barang sebagaimana tercantum dalam lampiran naskah perjanjian
ini.
(2) Objek Perjanjian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Barang Milik Negara yang sudah tidak digunakan
dan/atau dimanfaatkan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya Provinsi Jawa Timur.
Pasal 4
(1) PIHAK KESATU berhak:
a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Perjanjian Hibah; dan
b. mendapatkan keterangan, tanggapan atau penjelasan dari PIHAK
KEDUA terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan
pelaksanaan pemantauan;
(2) PIHAK KEDUA berhak:
a. menerima objek Perjanjian Hibah; dan
b. meminta kepada PIHAK KESATU untuk memindahkan barang-
barang milik PIHAK KESATU yang berada di atas objek Perjanjian
Hibah.
Pasal 5
Pasal 6
(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara PARA PIHAK dalam Perjanjian
Hibah ini akan diselesaikan secara musyawarah.
(2) Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka perselisihan akan
diselesaikan secara mediasi.
(3) Segala biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan ditanggung
oleh PARA PIHAK.
(4) Dalam hal PARA PIHAK keberatan atas keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) PARA PIHAK sepakat menunjuk pengadilan
negeri tempat kedudukan PIHAK KESATU sebagai tempat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut.
Pasal 7
(1) PARA PIHAK mempunyai wewenang penuh untuk menandatangani
dan melaksanakan Perjanjian Hibah Barang Milik Negara ini.
(2) PARA PIHAK telah melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan
dalam pengikatan Perjanjian Hibah Barang Milik Negara ini.
(3) Perjanjian Hibah Barang Milik Negara ini setelah ditandatangani
menjadi sah dan mengikat PARA PIHAK untuk melaksanakan
Perjanjian Hibah Barang Milik Negara ini.
Pasal 8
(1) Setiap orang yang terlibat dalam pembuatan dan pelaksanaan
Perjanjian Hibah ini tidak dapat dituntut atau digugat atas segala
risiko sebagai akibat pelaksanaan Perjanjian Hibah.
(2) Dalam hal dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Perjanjian
Hibah, hal tersebut dapat diperbaiki atau diperbarui dengan
persetujuan PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dalam hal perbaikan Perjanjian Hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) belum disepakati dan ditandatangani, hak dan kewajiban
PARA PIHAK tetap diakui dan dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan tujuan dan kesepakatan PARA PIHAK.
Pasal 9
(1) Perjanjian Hibah ini akan ditindaklanjuti dengan Berita Acara Serah
Terima Hibah Barang Milik Negara.
(2) Perjanjian Hibah ini dibuat rangkap 2 (dua) asli, masing-masing
bermeterai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama.
(3) Perjanjian Hibah ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh
PARA PIHAK.