Anda di halaman 1dari 6

PERAN KEPEMIMPINAN

DALAM MENINGKATKAN INTEGRITAS SUMBER DAYA MANUSIA


PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

Pendahuluan
Menurut Gibson (1997) Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis-jenis pengaruh
bukan paksaan untuk memotivasi orang mencapai tujuan. Hal yang sama juga disampaikan oleh
Subarini (2011) menyatakan bahwa kepemimpinan juga melibatkan pengaruh. Menurutnya
kepemimpinan adalah suatu proses yang melibatkan pengaruh, terjadi dalam konteks individu atau
kelompok, dan melibatkan pencapaian tujuan. Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan selalu melibatkan pengikut, sehingga memotivasi pengikut melalui pemenuhan
kebutuhannya menjadi hal penting ketika ingin menjadi pemimpin yang baik.
Secara etimologis, integritas berasal dari bahasa Latin integer yang artinya seluruh. Menurut
KBBI integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016). Dari dua pengertian dasar tersebut maka sesuatu yang berintegritas merupakan
sesuatu yang utuh dalam keseluruhannya, sesuatu yang tidak terbagi, dimana nuansa keutuhan atau
kebulatan nya tidak dapat dihilangkan. Integritas selalu dikaitkan dengan pekerjaan. Integritas
seseorang terlihat ketika adanya gangguan dari luar yang memancing pekerja untuk melanggar atau
membocorkan rahasia organisasi. Integritas menjadi karakter yang melekat pada subjek pekerja atau
pegawai. Integritas menjadi sesuatu yang terkait langsung dengan individu, bukan dengan kelompok
atau organisasi. Jika integritas seseorang bagus, maka kepercayaan atasan kepadanya juga semakin
meningkat. Integritas bukan sekadar istilah yang merujuk pada perilaku etis, tetapi lebih jauh dalam
lagi, integritas mengandaikan tingkat pemahaman moral yang universal yang secara rasional dapat
dipertanggungjawabkan (Herdiansyah, 2013).
Berkaitan dengan integritas ASN (Aparatur Sipil Negara) pemerintah termasuk ASN yang
bekerja di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mewajibkan setiap pegawai negeri wajib
setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara, dan pemerintah, serta wajib
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang
tercantum dalam UndangUndang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian, serta
perubahannya pada Undang-Undang No. 43 tahun 1999, yang kini telah digantikan dengan Undang-
Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya atau disingkat dengan UINSA Surabaya adalah
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di bawah Kementerian Agama yang secara fungsional
dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Universitas mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan tinggi yang meliputi program pendidikan akademik, vokasi dan/atau
profesi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
keagamaan Islam, dan ilmu umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Susunan Organisasi, Visi, Misi, Tugas dan Fungsi
Susunan Organisasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya terdiri dari organ pengelola,
organ pertimbangan, dan organ pengawasan.
A. Organ Pengelola Universitas, terdiri atas :
a. Rektor, dibantu oleh :
1) Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan;
2) Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan;
3) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
b. Fakultas terdiri atas :
1) Dekan, dibantu oleh :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan;
2. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan;
3. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

2) Jurusan, terdiri atas :


1. Ketua Jurusan
2. Sekretaris Jurusan
3. Ketua Program Studi
4. Sekretaris Program Studi
5. Dosen
3) Laboratorium, terdiri atas :
1. Kepala Laboratorium
4) Bagian Tata Usaha terdiri atas :
1. Kepala Bagian Tata Usaha
2. Kelompok Jabatan Fungsional
c. Pasca Sarjana, terdiri atas :
1. Direktur;
2. Wakil Direktur;
3. Ketua Program Studi;
4. Sekretaris Program Studi;
5. Kepala Subbagian Tata Usaha.
d. Biro, terdiri atas :
1. Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, membawahi :
1.1. Kepala Bagian Umum, membawahi :
1.1.1. Kepala Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga;
1.1.2. Kepala Subbagian Perlengkapan dan Pengadaan Barang/Jasa.
1.2. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama, membawahi :
2.1. Kepala Bagian Akademik;
2.2. Kelompok Jabatan Fungsional.
e. Lembaga, terdiri atas :
1. Lembaga Penjaminan Mutu, terdiri atas :
1) Ketua;
2) Sekretaris;
3) Pusat, terdiri atas :
3.1. Kepala Pusat Pengembangan Standart Mutu;
3.2. Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu;
3.3. Kepala Pusat Pendampingan dan Pengembangan Mutu Mahasiswa.
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, terdiri atas :
1) Ketua;
2) Sekretaris;
3) Pusat, terdiri atas :
3.1. Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan;
3.2. Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat;
3.3. Kepala Pusat Studi Gender dan Anak.
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
f. Unit Pelaksana Teknis, terdiri atas :
1. Kepala Perpustakaan, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kelembagaan;
2. Kepala Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, bertanggung jawab kepada
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan;
3. Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang
Akademik dan Kelembagaan;
4. Kepala Pusat Pengembangan Bisnis, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan;
5. Kepala Pusat Layanan Internasional, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama;
6. Kepala Pusat Ma’had Al-jami’ah, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama;
7. Kepala Pusat Percetakan, bertanggung jawab kepada Wakil Rektor Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan.

B. Organ Pertimbangan
Organ pertimbangan, terdiri dari :
1. Dewan Penyantun, merupakan badan non struktural yang terdiri dari tokoh masyarakat yang
mempunyai fungsi memberikan saran dan pertimbangan di bidang non akademik kepada
Rektor;
2. Senat Universitas, merupakan unsur penyusun kebijakan yang menjalankan fungsi penetapan
dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik
C. Organ pengawasan
Organ pengawasan yaitu Satuan Pemeriksa Intern yang dipimpin oleh Kepala Satuan Pemeriksa
Intern dan dibantu oleh Sekretaris Satuan Pemeriksa Intern, bertanggung jawab kepada Rektor.

Visi :
Visi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya adalah menjadi Universitas Islam yang unggul
dan kompetitif bertaraf internasional.

Misi :
Adapun misi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya adalah :
a. Menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu keislaman multidispliner, serta sains dan teknologi yang
unggul dan berdaya saing internasional;
b. Mengembangkan riset ilmu-ilmu keislaman multidisipliner, serta sains dan teknologi yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat; dan
c. Mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat yang religius berbasis riset.

Tugas :
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
pendidikan tinggi yang meliputi program pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, keagamaan Islam, dan
ilmu umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Fungsi :
Dalam melaksanakan tugasnya Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menjalankan fungsi,
yaitu :
a. perumusan dan penetapan visi, misi, kebijakan, dan perencanaan program;
b. penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, keagamaan Islam
dan ilmu umum;
c. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika; dan
d. pelaksanaan administrasi dan pelaporan

Salah satu faktor pendukung keberhasilan sebuah organisasi adalah manajemen SDM, beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam sebuah organisasi yaitu sumber daya manusianya, pada dasarnya
sebuah organisasi memiliki sumber daya manusia yang berbeda-beda, baik dari segi kualitas maupun
dari segi kuantitas yang akan mempengaruhi perkembangan organisasi dan organisasi juga memiliki
sumber daya manusia dengan perilaku yang berbeda-beda dan sulit untuk disatukan. Perilaku dari SDM
sangat penting untuk dibina kearah yang lebih baik agar terciptanya pegawai yang berintegritas.
Permasalahan atau isu-isu terkait dengan integritas Pegawai dalam sebuah organisasi dipengaruhi
oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal
Permasalahan yang dihadapi di UIN Sunan Ampel Surabaya dalam faktor internal yaitu kepribadian
atau karakteristik masing-masing pegawai yang sulit di ubah. Hal ini dapat dilihat seperti adanya
oknum pegawai yang bermalas-malasan dalam menjalankan tugas, tidak jujur, keluar pada jam kerja
dan kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Yang mana kepribadian dari pegawai ini
sudah tertanam dalam dirinya yang dipengaruhi lingkungan, budaya dan lainnya. Hal ini yang
menjadi kendala bagi pimpinan dalam pembinaan integritas karena sulitnya mengubah sikap dan
perilaku dari pegawai itu sendiri.
2. Faktor Eksternal
Kendala eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar Universitas yang bisa membatasi kinerja dari
sebuah organisasi, seperti lingkungan pegawai diluar kantor, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat dan pergaulan dari pegawai bisa mempengaruhi integritas pegawai dalam bertugas.
Terkait dengan faktor eksernal tersebut maka pimpinan juga tidak bisa mengawasi maupun ikut
campur terhadap pegawai jika terjadi di luar kantor. Hal ini sangat sulit untuk dilakukan pembinaan
sebab hal itu diluar wewenang dari pimpinan untuk membina integritas pegawai. Namun ini hal ini
tergantung kepada masing-masing dari pegawai dalam menjalankan professionalitasnya sebagai
Aparatur Sipil Negara.
Untuk mewujudkan jiwa integritas pada pegawai dalam berinovasi, diperlukan suatu cara jitu
yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan instansi pemerintah dalam hal ini Universitas. Pemimpin
dapat mengatur kegiatan yang biasa dilakukan sebelumnya menjadi wajib dilakukan agar merubah
mindset atau pola pikir pegawai itu sendiri.

Pembahasan
Peran Pemimpin dalam Pembinaan Integritas Pegawai UIN Sunan Ampel Surabaya
1. Menetapkan standar integritas
Pemimpin harus menetapkan standar integritas yang jelas dan menjelaskan apa yang di harapkan
dari pegawai dalam hal integritas.
2. Memberikan contoh kepemimpinan
Pemimpinn harus menjadi teladan dalam mempraktekkan integritas dan memplihatkan bagaimana
hal itu diterapkan dalam pekerjaan mereka.
3. Menegakkan Sanksi
Pimpinan harus menegakkan sanksi terhadap pegawai yang melanggar integritas dan memastikan
bahwa tindakan mereka tidak sesuai aturan yang berlaku.
4. Memberikan Reward
Pimpinan memberikan reward, pujian atau penghargaan kepada pegawai yang mempraktekan
integritas dan menunjukan komitmen mereka terhadap nilai-nilai integritas.
5. Memberikan pelatihan / workshop
Pimpinan Menyediakan fasilitas dan sarana pelatihan untuk pegawai dalam memahami dan
mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka.
6. Menciptakan budaya integritas
Pemimpin harus menciptakan budaya integritas agar dihormati dan diakui sebagai salah satu nilai
yang terpenting dalam sebuah organisasi.
Pada dasarnya pembinaan pegawai merupakan hal mutlak dan harus ada dalam sebuah instansi atau
organisasi demi terwujudnya pegawai berkarakter dan bersumber daya unggul. Dengan melakukan
tugas-tugas ini pemimpin dapat membantu membangun budaya integritas dan memastikan bahwa
pegawai memahami dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka.

Upaya pembinaan yang perlu dilakukan


1. Mengingatkan rekan kerja atau bawahan untuk bertindak sesuai nilai norma dan etika organisasi
dalam segala situasi dan kondisi;
2. Menjelaskan kepada rekan kerja atau bawahan agar inisiatif dan berinovasi untuk meninggalkan
zona aman serta menghilangkan pola pikir linier dan monoton, seperti melakukan sesuatu yang
sudah biasa saja, tidak ada perkembangan atau pembaharuan sama sekali;
3. Menjelaskan kepada bawahan atau rekan kerja mengenai prosedur standar pelayanannya berlaku
sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan efisien;
4. Mengembangkan kemampuan (skill);
5. Proaktif mencari peluang perbaikan pelayanan dalam upaya untuk meningkatkan pemberian
pelayanan public.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran pemimpin sangat
penting dalam meningkatkan integritas pegawai di UIN Sunan Ampel Surabaya. Pemimpin harus
menetapkan standar integritas yang jelas dan memberikan contoh yang baik melalui tindakan mereka
sendiri. Pemimpin juga harus menegakkan sanksi yang adil terhadap pegawai yang melanggar standar
integritas. Selain itu, pemimpin harus memberikan pujian dan penghargaan kepada pegawai yang
mempraktekkan integritas dan memberikan pelatihan dan Pendidikan untuk meningkatkan pemahanan
dan mempraktekan integritas dalam pekerjaan mereka.
Sehingga diharapkan melalui upaya-upaya ini, pemimpinan dapat membantu membangun
budaya integritas dan memastikan bahwa pegawai memahami dan mempraktekan integritas dalam
pekerjaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai